• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan Limbah Ikan Tongkol Dihidrol (3)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pemanfaatan Limbah Ikan Tongkol Dihidrol (3)"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

DENGAN ENZIM BROMELIN DAN POLLARD FERMENTASI SEBAGAI BAHAN BAKU KONSENTRAT DITINJAU DARI KONSUMSI PAKAN DAN KONSUMSI AIR MINUM PUYUH

SKRIPSI

Oleh

DWI EKA JULIA D1E010154

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PETERNAKAN

PROGRAM STUDI PETERNAKAN PURWOKERTO

2014

(2)

PEMANFAATAN LIMBAH IKAN TONGKOL YANG DIHIDROLISIS DENGAN ENZIM BROMELIN DAN POLLARD FERMENTASI SEBAGAI

BAHAN BAKU KONSENTRAT DITINJAU DARI KONSUMSI PAKAN DAN KONSUMSI AIR MINUM PUYUH

SKRIPSI

Oleh

DWI EKA JULIA D1E010154

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan

Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PETERNAKAN

PROGRAM STUDI PETERNAKAN PURWOKERTO

2014

(3)

PEMANFAATAN LIMBAH IKAN TONGKOL YANG DIHIDROLISIS DENGAN ENZIM BROMELIN DAN POLLARD FERMENTASI SEBAGAI

BAHAN BAKU KONSENTRAT DITINJAU DARI KONSUMSI PAKAN DAN KONSUMSI AIR MINUM PUYUH

Oleh : DWI EKA JULIA

D1E010154

Diterima dan disetujui

Pada tanggal : ……….

Pembimbing I

Ir. Sigit Mugiyono, M.S. NIP. 19560826 198303 1 001

Pembimbing II

Dr. Ir. Ning Iriyanti, M.P. NIP. 19640311 198903 2 002

Mengetahui, Dekan

Prof. Dr. Ir. Akhmad Sodiq, M.Sc.Agr. NIP. 19690128 199403 1 004

(4)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Dwi Eka Julia

NIM : D1E010154

Judul Skripsi : Pemanfaatan Limbah Ikan Tongkol yang Dihidrolisis dengan Enzim Bromelin dan Pollard Fermentasi sebagai Bahan Baku Konsentrat Ditinjau dari Konsumsi Pakan dan Konsumsi Air Minum Puyuh.

Saya menyatakan bahwa skripsi tersebut bebas plagiat. Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam skripsi tersebut maka saya bersedia menerima konsekuensinya sesuai Peraturan Perundang-undangan (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 17 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi).

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan.

Purwokerto, 2014

Dwi Eka Julia D1E010154

(5)

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pemanfaatan Limbah Ikan Tongkol yang Dihidrolisis dengan Enzim Bromelin dan Pollard Fermentasi sebagai Bahan Baku Konsentrat Ditinjau dari Konsumsi Pakan dan Konsumsi Air Minum Puyuh”.

Skripsi ini merupakan salah satu tugas akhir yang wajib ditempuh di Fakultas Peternakan, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto dan didasari atas kegiatan penelitian yang telah dilakukan di Eksperimental Farm Fakultas Purwokerto, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. Proses penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Akhmad Sodiq, MSc.agr selaku Dekan Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman.

2. Bapak Ir. Sigit Mugiyono, M.S selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Dr. Ir. Ning Iriyanti, MP selaku Dosen Pembimbing II atas bimbingan dan segala kemudahan yang diberikan kepada penulis selama penelitian dan penulisan skripsi.

3. Bapak Ir. Endro Yuwono, MS selaku Pembantu Dekan I Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman.

4. Ibu drh. Hj. Sri Hastuti, M.Si. selaku Pembimbing Akademik yang selalu memberikan bimbingannya untuk kemajuan penulis.

(6)

5. Ketua Pengelola Sub Stasiun Percobaan (EXFARM) dan Kepala Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman beserta staff yang telah memberikan ijin dan bantuannya selama penelitian.

6. Bapak Artam beserta keluarga yang telah memberikan bantuan selama penelitian.

7. Bapak Tukran dan Ibu Misaroh yang telah membimbing dan mendidik dengan penuh kasih sayang, serta keluarga besar tercinta atas doa dan motivasi yang telah diberikan.

8. Sahabat-sahabat terbaik (Laeli, Nudiya, Dini, Fitria dan Novita) serta sahabat penghuni Wisma Siti Hajar (Sinta, Deby, Mutt, Dini, Mey dan Lutfi) yang telah menjadi keluarga kecil terbaik selama masa perkuliahan.

9. Teman penlitian (Novita, Mba Fitri dan Mba Nuari) atas kerjasama dan pengertiannya selama penelitian.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak demi perkembangan dunia peternakan.

Purwokerto, Mei 2014

Penulis,

(7)

Halaman

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN... ix

RINGKASAN ... x

SUMMARY... xi

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 2

1.3. Hipotesis ... 4

1.4. Tujuan Penelitian ... 4

1.5. Manfaat Penelitian... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA... 6

2.1. Limbah Ikan Tongkol Hidrolisis dan Enzim Bromelin... 6

2.2. Pollard Fermentasi ... 8

2.3. Konsumsi Pakan ... 9

2.4. Konsumsi Air Minum ... 10

III. METODE PENELITIAN DAN ANALISIS... 12

3.1. Metode Penelitian... 12

3.2. Metode Analisis... 14

3.3. Tata Urutan Kerja... 16

3.4. Waktu dan Tempat... 18

(8)

Halaman

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 19

4.1. Konsumsi Pakan ... 19

4.2. Konsumsi Air Minum ... 22

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 26

5.1. Kesimpulan... 26

5.2. Saran... 26

DAFTAR PUSTAKA ... 27

LAMPIRAN ... 32

(9)

Tabel Halaman

1. Komposisi dan Kandungan Nutrien Pakan Penelitian... 12

2. Tabulasi Data ... 15

3. Analisis Variansi ... 15

4. Rataan Konsumsi Pakan Puyuh ... 19

5. Rataan Konsumsi Air Minum Puyuh ... 23

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Tabulasi Data Uji Homogenitas Bobot Awal Puyuh... 31

2. Analisis Variansi Uji Homogenitas Bobot Awal Puyuh... 31

3. Tabulasi Data Konsumsi Pakan Puyuh...31

4. Analisis Variansi Konsumsi Pakan Puyuh...32

5. Tabulasi Data Konsumsi Air Minum Puyuh...32

6. Analisis Variansi Konsumsi Air Minum Puyuh... 32

7. Harga Bahan Penyusun Konsentrat Alternatif... 33

8. Tabulasi Data Konsumsi Protein Puyuh... 33

9. Analisis Variansi Konsumsi Protein Puyuh...33

10. Tabulasi Data Konsumsi Energi Puyuh...33

11. Analisis Variansi Konsumsi Energi Puyuh...33

12. Tabulasi Data Konsumsi Serat Kasar Puyuh... 34

13. Analisis Variansi Konsumsi Serat Kasar Puyuh...34

14. Tabulasi Data Produksi Telur Puyuh... 34

15. Analisis Variansi Produksi Telur Puyuh... 34

(11)

DWI EKA JULIA. “Pemanfaatan Limbah Ikan Tongkol yang Dihidrolisis dengan Enzim Bromelin dan Pollard Fermentasi sebagai Bahan Baku Konsentrat Ditinjau dari Konsumsi Pakan dan Konsumsi Air Minum Puyuh”. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10 Maret sampai 05 Mei 2014 di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak dan Eksperimental Farm Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan limbah ikan tongkol yang dihidrolisis dengan enzim bromelin dan pollard fermentasi terhadap konsumsi pakan dan konsumsi air minum puyuh.

Materi yang digunakan adalah 100 ekor puyuh (C. japonica) betina umur empat minggu dengan rataan bobot badan awal 112,24±23,27 g/ekor yang dipelihara selama dua bulan. Perlakuan yang di uji adalah limbah ikan tongkol hidrolisis dan pollard fermentasi 0% (R0), limbah ikan tongkol hidrolisis dan

pollard fermentasi 10% (R1), limbah ikan tongkol hidrolisis dan pollard fermentasi

20% (R2), limbah ikan tongkol hidrolisis dan pollard fermentasi 30% (R3) yang

diberikan dua kali sehari yaitu pagi dan sore sebanyak 20 g/ekor/hari serta air minum sebanyak 80 ml/ekor/hari. Penelitian menggunakan metode eksperimental, yang dirancang menggunakan RAL. Peubah yang diamati adalah konsumsi pakan (g) dan konsumsi air minum (ml) selama enam minggu. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis variansi.

Hasil analisis variansi menunjukkan bahwa perlakuan berupa limbah ikan tongkol dan pollard fermentasi berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi pakan dan konsumsi air minum puyuh, dengan rataan konsumsi pakan masing-masing perlakuan adalah 19,17 g (R0); 19,32 g (R1); 19,59 g (R2); 19,00 g

(R3) dan untuk rataan konsumsi air minum untuk masing-masing perlakuan adalah 55 ml (R0); 43 ml (R1); 44 ml (R2); 51 ml (R3). Kesimpulan penelitian ini

adalah pemanfaatan limbah ikan tongkol dihidrolisis enzim bromelin dan pollard fermentasi sampai kadar 30% dapat menggatikan konsentrat pabrik tanpa mengurangi konsumsi pakan dan konsumsi air minum puyuh.

(12)

SUMMARY

DWI EKA JULIA. “Utilization of Tuna Waste Hydrolyzed by Bromelain Enzyme and Fermented Pollard as Raw Material Concentrate on Feed and Water Consumption of Quail”. This research was conducted from March 10th to May 5th

2014 at The Experimental Farm and Animal Feeding and Nutrition Laboratory Faculty of Animal Science Jenderal Soedirman University, Purwokerto. The aim of this research was to know the effect of tuna waste hydrolyzed by bromelain enzyme and pollard fermented on feed and water consumption of quail.

Material used in this experiment were 100 female quails of four weeks old with a mean initial weight of 112,24±23,27 which received feed treatments for two months. Treatments used were tuna waste hydrolyzed by bromelain enzyme and fermented pollard 0% (R0), tuna waste hydrolyzed by bromelain enzyme and fermented pollard 10% (R1), tuna waste hydrolyzed by bromelain enzyme and fermented pollard 20% (R2), tuna waste hydrolyzed by bromelain enzyme and fermented pollard 30% (R3) which treated twice a day. The method used was experimental method used Completely Randomized Design (CRD). Variables measured were feed (g) and water (ml) consumption for six weeks. Data were analyzed by analysis of variance.

The analysis of variance showed that there was non significant effect (P>0,05) of the treatments to feed and water consumption of quail. The average of feed consumption were 19,17 g (R0); 19,32 g (R1); 19,59 g (R2); 19,00 g (R3) and

the average of water consumption were 55 ml (R0); 43 ml (R1); 44 ml (R2); 51 ml

(R3). These result indicates that utilization of tuna waste hydrolyzed by bromelain enzyme and fermented pollard at 30% can replace factory concentrate and did not increase feed and water consumption.

(13)

I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Faktor terpenting di dalam usaha peternakan adalah pakan sebesar 70-80% dari total produksi terutama konsentrat (Nasution, 2007). Produksi peternakan dunia meningkat seiring dengan peningkatan di dalam permintaan hasil-hasil ternak terutama unggas. Data Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur puyuh per kapita per minggu dari tiga tahun terakhir menunjukkan peningkatan berturut-turut yaitu pada tahun 2009 sebesar 0,040 kg, 2010 sebesar 0,043 kg, dan 2011 sebesar 0,052 kg. Permintaan yang sangat tinggi tersebut maka hal ini akan berkaitan dengan kebutuhan pakan terutama konsentrat untuk meningkatkan produk peternakan.

(14)

2

ternaknya khusunya ternak lokal. Oleh karena itu, perlu dicari bahan pakan lain pengganti konsentrat antara lain yang berasal dari limbah. Untuk membuat konsentrat alternatif berbasis bahan pakan lokal serta yang merupakan limbah memiliki urgensi yang tinggi dari sisi ipteks sehingga dapat menghasilkan teknologi tepat guna (applicable technology) dalam memproduksi konsentrat alternatif dengan teknologi sederhana serta memanfaatkan bahan- bahan lokal dari limbah.

Limbah adalah seluruh bahan yang terbuang dari proses produksi barang-barang kimia, pertambangan, penyulingan dan bahan-bahan pembuatan makanan yang tampak perubahannya pada permukaan air. Ketersediaan limbah yang melimpah serta tidak dimanfaatkan dan tidak diolah kembali akan merusak lingkungan. Salah satu limbah yang dapat digunakan adalah limbah ikan tongkol.

(15)

dalam pemanfaatan limbah ikan tongkol adalah kandungan protein kolagen yang terkandung dalam kepala ikan tongkol yang berikatan dengan senyawa nutrien yang terkandung didalamnya sehingga menyebabkam daya cerna rendah.

Limbah ikan tongkol sebagai bahan baku konsentrat harus dicampur dengan bahan pakan sumber energi dengan tujuan agar kandungan protein dan energi konsentrat alternatif setara dengan kandungan protein dan energi konsentrat pabrikan. Penambahan bahan pakan sumber energi antara lain dari Pollard. Pollard adalah produk sampingan dari penggilngan biji gandum yang juga dapat digunakan sebagai pakan ternak, karena berdasarkan NRC (1994) pollard mengandung nilai gizi yang penting yaitu protein 15,5%; lemak 7,0% dan serat kasar 11,0%.

I.2. Perumusan Masalah

(16)

4

Kandungan protein limbah ikan tongkol setelah dihidrolisis dengan enzim bromelin adalah sebesar 54,34% dan kandungan pollard setelah difermentasi yaitu protein 22,09%; lemak 5,47%; serat kasar 8,10% (Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak UNSOED, 2013). Menurut Phimphilai et al., (2006), protein dalam bahan pakan sangat mempengaruhi bobot tubuh ternak yang diikuti dengan konsumsi pakan dan konsumsi minum. Selain mengandung protein tinggi limbah ikan tongkol yang dihidrolisis dengan enzim bromelin dan pollard fermentasi sebagai bahan baku konsentrat juga memiliki cita rasa dan aroma yang menarik. Menurut Pond et al., (2005) palatabilitas didefinisikan sebagai daya tarik suatu bahan pakan untuk menimbulkan selera makan, secara umum ditentukan oleh rasa, bau dan warna dan berpengaruh terhadap konsumsi pakan dan konsumsi air minum unggas. Sehingga perlu dilakukan penelitian seberapa jauh limbah ikan tongkol yang dihidrolisis enzim bromelin dan pollard fermentasi mampu menggantikan konsentrat?

I.3. Hipotesis

Pemanfaatan limbah ikan tongkol dihidrolisis enzim bromelin dan pollard fermentasi sampai level 30% dapat menggantikan konsentrat pabrik tanpa mengurangi konsumsi pakan dan konsumsi air minum puyuh.

I.4. Tujuan Penelitian

(17)

I.4.2. Menentukkan level optimum pemanfaatan limbah ikan tongkol dihidrolisis enzim bromelin dan pollard fermentasi sebagai bahan baku konsentrat terhadap konsumsi pakan dan konsumsi air minum pada puyuh.

1.5. Manfaat Penelitian

1.5.1. Mendapatkan formula pakan dengan bahan baku limbah ikan tongkol dihidrolisis enzim bromelin dan pollard fermentasi sebagai bahan baku konsentrat dengan harga terjangkau.

(18)

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Limbah Ikan Tongkol dan Enzim Bromelin

Limbah adalah seluruh bahan yang terbuang dari proses produksi barang-barang kimia, pertambangan, penyulingan dan bahan-bahan pembuatan makanan yang tampak perubahannya pada permukaan air (Gustina, 2012). Limbah dari pengolahan ikan tongkol pada umumnya terdiri atas kepala, tulang dan jaringan penempel kaya protein (Pratama, dkk., 2011) sedikit yang dimanfaatkan dan dibuang begitu saja tanpa ada pengolahan lebih lanjut. Apabila hal ini dibiarkan akan terjadi masalah pencemaran limbah terhadap lingkungan.

Ikan tongkol banyak mengandung zat gizi diantaranya protein 55,72%; lemak 4,11%; air 4,95% dan abu 28,60% (Sahwan, 2004), namun menurut Prayitno (2007) bagian kepala ikan tongkol memiliki daya cerna rendah karena dibentuk dari protein kolagen yang bergabung dengan kalsium dan phospor, sehingga perlu penanganan khusus terlebih dahulu yaitu hidrolisa dengan enzim bromelin. Suhermiyati dan Setyawati (2008) melaporkan bahwa enzim bromelin dapat melarutkan kolagen yang terdapat di dalam protein kolagen pada limbah ikan tongkol dengan cara menghidrolisis protein tersebut.

(19)

0,080; 0,075; 0,06; 0,01; dan 0,06 persen. Hidrolisis yang terjadi dengan enzim proteolitik adalah putusnya ikatan peptide dari ikatan substrat, dimana enzim proteolitik bertugas sebagai katalisator di dalam sel dan bersifat khas (Hastuti, 2001).

Nanas (Ananas comasum) merupakan salah satu jenis buah yang sangat dikenal dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Produksi buah nanas secara nasional mencapai sekitar 702 ribu ton per tahun. Tingkat rendemen sekitar 15%, atau dihasilkan produk limbah berupa campuran kulit dan serat perasan daging buah sebesar 85%. Secara potensi terdapat sekitar 596 ribu ton per tahun limbah segar nanas yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pakan ternak. Bila dikonversikan kedalam bahan kering dengan kadar air 24%, maka terdapat potensi sebesar 143 ribu ton per tahun limbah nanas kering (Prima, 2012). Mengekstrak enzim bromelin yang terdapat di dalam limbah nanas terutama dari bagian kulitnya merupakan salah satu alternatif pemanfaatan limbah nanas sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi buah nanas dan juga dapat mengurangi masalah. Ferdiansyah (2005), menyatakan bahwa kandungan enzim bromelin didalam kulit nanas sebesar 0,05-0,075%.

(20)

8

II.2. Pollard Fermentasi

Pollard adalah produk sampingan dari penggilingan biji gandum yang dapat digunakan sebagai pakan ternak, kaya akan protein, lemak, zat-zat mineral dan vitamin-vitamin (Nadhifah, dkk., 2012). Proses fermentasi akan menyederhanakan partikel bahan pakan, sehingga akan meningkatkan nilai gizinya. Bahan hasil fermentasi lebih palatabel bila diberikan kepada ternak, karena selama proses fermentasi dihasilkan asam glutamat yang meningkatkan palatabilitas (Mahfudz, 2006).

Upaya meningkatkan nilai guna dari kulit biji-bijian tersebut dapat dilakukan dengan memanfaatkan kemampuan dari khamir Saccharomyces cereviseae, yaitu mikroba atau khamir utama yang terkandung dalam ragi tape (Aryanta, l980). Saccharomyces cereviseae dapat meningkatkan kecernaan pakan berserat tinggi (Fuller, 1997) selain itu menurut Stanley et al., (1993) juga dapat berperan sebagai probiotik pada unggas, dan dapat mencegah kejadian keracunan yang disebabkan oleh aflatoksin atau aflatoxicosis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suplementasi 0,02-0,06 % Saccharomyces cerevisieae (ragi) dalam pakan ternyata dapat meningkatkan pertumbuhan, tinggi villus, efisiensi penggunaan pakan, dan menurunkan jumlah sel goblet (Bradley et al., l994).

(21)

1998) dan juga karena terjadinya biokonversi senyawa-senyawa organik dan anorganik menjadi protein yang terakumulasi dalam bentuk koloni selama proses fermentasi (Munazat, 1994). Peningkatan jumlah sel-sel mikrobial secara signifikan juga akan meningkatkan kandungan protein. Peningkatan kandungan protein kasar substrat juga disebabkan oleh penurunan kandungan zat makanan lain terutama karbohidrat. Karbohidrat tersebut dimanfaatkan oleh mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembang biak, mikroorganisme tersebut merupakan protein sel tunggal yang mengandung protein sebesar 31-51%. Proses fermentasi dalam penelitian ini kemudian ditambahkan dengan limbah cair tahu dan urea karena dalam proses fermentasi substrat yang digunakan harus mengandung unsur karbon (C) dan nitrogen (N) yang dibutuhkan mikroorganisme untuk pertumbuhan. Pollard yang telah difermentasi mengandung protein 22,09%; lemak 5,47% dan serat kasar 8,10% (Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak UNSOED, 2013).

II.3. Konsumsi Pakan Puyuh

(22)

10

bahwa konsumsi merupakan banyaknya zat-zat makanan dan energi yang masuk ke dalam tubuh ternak. Konsumsi sangat berpengaruh pada produksi yang dicapai karena bila nafsu makan rendah akan menyebabkan laju pertumbuhan dari ternak tersebut menjadi terhambat dan akhirnya produksi akan menjadi menurun. Wahju (2004) menyatakan bahwa konsumsi pakan akan meningkat bila diberi pakan yang berenergi rendah dan menurun bila diberi pakan yang berenergi tinggi.

Konsumsi pakan adalah salah satu faktor yang sangat mempengaruhi produktivitas seekor ternak, yaitu untuk mengetahui jumlah pakan yang dikonsumsi seekor ternak setiap ekor per hari. Kebutuhan unggas yang paling utama yaitu energi dan protein, sedikit vitamin dan mineral. Menurut Bestari, dkk (2005) menyatakan bahwa pakan yang dikonsumsi adalah untuk memenuhi kebutuhan zat-zat makanan yang diperlukan untuk hidup pokok dan pertumbuhan serta harus disesuaikan dengan umur dan kebutuhan ternak. Perhitungan konsumsi pakan puyuh menurut Winedar, dkk,. (2004) yaitu banyaknya pakan yang diberikan dikurangi sisa pakan atau angka yang menunjukkan rata-rata jumlah pakan yang dikonsumsi seekor ternak sesuai dengan periode pemeliharaan (g/ekor). Zain (2011) berpendapat bahwa konsumsi pakan puyuh dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu genetik, jenis kelamin, lingkungan, dan palatabilitas pakan. Wijayanti (2011) menambahkan faktor lain, yaitu tingkat produksi, sistem kandang, periode pertumbuhan, dan penyakit.

II.4. Konsumsi Air Minum Puyuh

(23)

membantu pembuangan sisa bahan makanan yang tidak diperlukan tubuh (Tillman, dkk., 1998). Air minum yang diberikan pada ternak harus cukup serta baik kualitasnya. Tubuh ternak mengandung 60-70% air, oleh karena itu hasil penelitian Saefulhadjar, dkk,. (2008) menunjukkan bahwa kebutuhan air rata-rata lebih tinggi dibandingakan dengan konsumsi pakan, yaitu 1,76 kali lebih banyak.

Konsumsi air minum puyuh erat hubungannya dengan bobot badan dan konsumsi pakan. Ensminger, et al. (1990) menyatakan bahwa banyak sedikitnya konsumsi air minum puyuh bergantung pada macam pakan, temperatur dan kelembaban udara Wahju (2004) menyatakan bahwa pada umumnya puyuh minum air dua kali lebih banyak dari bobot makanan yang dikonsumsinya. Menurut Scott, et al. (1992), air mempunyai fungsi sebagai berikut; 1. Zat dasar dari darah, cairan interseluler dan intraseluler yang bekerja aktif dalam transformasi zat-zat makanan, 2. Penting dalam mengatur suhu tubuh karena air mempunyai sifat menguap dan specific heat, 3. Membantu mempertahankan keseimbangan tubuh dengan ikut dalam reaksi dan perubahan fisiologis yang mengontrol pH, tekanan osmosis, konsentrasi elektrolit.

(24)

12

III. METODE PENELITIAN DAN ANALISIS

3.1. Metode Penelitian 3.1.1. Materi Penelitian

Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 100 ekor puyuh (C. japonica) betina umur empat minggu yang dipelihara selama dua bulan. Bahan pakan terdiri atas jagung, dedak, limbah ikan tongkol, pollard, limbah cair tahu, Saccharomyces cerevisieae (ragi) dan mineral. Peralatan penelitian berupa kandang sebanyak 20 petak dengan ukuran 30x30x25cm berkapasitas lima ekor puyuh per unit percobaan, oven, penggilingan dan timbangan pakan 2 kg dengan kepekaan 0,1 g. Komposisi dan kandungan nutrien pakan yang digunakan dalam penelitian disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Komposisi dan Kandungan Nutrien Pakan Penelitian

Bahan pakan %

R0 R1 R2 R3

Konsentrat Pabrik 30 20 10 0

Limbah Ikan Tongkol dan Pollard

Fermentasi* 0 10 20 30 Keterangan: Hasil perhitungan berdasarkan NRC (1994)

(25)

3.1.2. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak dan Eksperimental Farm Fakultas Peternakan, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah.

3.1.3. Metode Penelitian

Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental in vivo.

3.1.4. Macam Peubah

Peubah yang diukur dalam penelitian ini adalah konsumsi pakan dan konsumsi air minum puyuh.

3.1.5. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan, lima ulangan dan setiap ulangan terdiri atas lima ekor puyuh. Perlakuan yang diteliti adalah :

R0 = Limbah Ikan Tongkol Hidrolisis dan Pollard Fermentasi 0%

R1 = Limbah Ikan Tongkol Hidrolisis dan Pollard Fermentasi 10%

R2 = Limbah Ikan Tongkol Hidrolisis dan Pollard Fermentasi 20%

R3 = Limbah Ikan Tongkol Hidrolisis dan Pollard Fermentasi 30%

Model matematik Rancangan Acak Lengkap (RAL) menurut Steel dan Torrie (1993) adalah sebagai berikut :

(26)

14

Keterangan :

Yij : peubah respon konsumsi pakan dan konsumsi air minum puyuh yang

diukur mendapat perlakuan limbah ikan tongkol dihidrolisis enzim bromelin dan pollard fermentasi ke-i pada ulangan ke-j

µ : nilai tengah konsumsi pakan dan konsumsi air minum puyuh

τi : pengaruh pemanfaatan limbah ikan tongkol yang dihidrolisis enzim bromelin dan pollard fermentasi

εij : galat/kesalahan percobaan

i : 1, 2, 3, 4 (jumlah perlakuan)

j : 1, 2, 3, 4, 5 (banyak ulangan per perlakuan)

3.2. Metode Analisis

3.2.1. Definisi Operasional Peubah Penelitian 3.2.1.1. Konsumsi Pakan

Konsumsi pakan merupakan hasil pengurangan antara jumlah pakan yang diberikan dengan jumlah pakan sisa dan tercecer.

3.2.1.2. Konsumsi Air Minum

Konsumsi air minum merupakan hasil pengurangan antara jumlah air minum yang diberikan dengan sisa air minum.

3.2.2. Rumus

3.2.2.1 Konsumsi Pakan

Konsumsi pakan (g) = Pakan yang diberikan – (Pakan sisa + Pakan tercecer).

3.2.2.2 Konsumsi Air Minum

(27)

3.2.3. Model Analisis

Data konsumsi pakan dan konsumsi air minum puyuh yang diperoleh ditabulasikan dalam Tabel 2, selanjutnya dianalisis menggunakan analisis variansi pada Tabel 3.

3.2.4. Pengujian dan Kriteria Penerimaan Hipotesis

(28)

16

pollard fermentasi sampai kadar 30% dapat menggantikan konsentrat pabrik tanpa mengurangi konsumsi pakan dan konsumsi air minum puyuh.

3.3. Tata Urutan Kerja 3.3.1. Persiapan Kandang

Persiapan kandang meliputi pembuatan kandang sebanyak 20 petak. Sebelum digunakan, kandang dan peralatannya didesinfektan dan disemprot dengan antiseptik dengan tujuan untuk mencegah kontaminasi mikroba dan kuman penyakit lainnya. Alas kandang diberi sekam padi agar feses tetap kering dan tidak berbau.

3.3.2. Pembuatan Konsentrat

3.3.2.1. Persiapan pembuatan enzim bromelin :

Enzim bromelin diperoleh dari limbah kulit nanas yang didapatkan dari pasar kemudian digiling dan diperas.

3.3.2.2. Preparasi limbah ikan tongkol :

Limbah ikan tongkol berupa kepala ikan tongkol dari Desa Adisara, Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas, direndam dengan 20% enzim bromelin + 80% aquades selama enam jam. Setelah itu direbus atau dipanaskan selama 15 menit kemudian disaring dan dioven selama 8-12 jam dengan suhu 60-80°C, setelah kering kemudian digiling halus.

3.3.2.3. Pollard fermentasi :

Pembuatan pollard fermentasi diawalai dengan membuat inokulum, yaitu erlenmeyer di sterilisasi dengan autoclave selama 20 menit dengan suhu 121o C,

(29)

kapas dan aluminium foil (inkubasi 1x24jam). Pollard fermentasi, yaitu pollard dan pipet seukuran 10 ml disterilisasi dengan autoclave selama 20 menit dengan suhu 121o C. Setelah sterilisasi ditambah limbah cair tahu (pollard : limbah cair

tahu = 1:1) + 1% urea + 5% inokulum. Kemudian di inkubasi selama lima hari dengan suhu 37o C. Setelah itu dikeringkan di oven selama dua hari pada suhu 60 o

C kemudian dihaluskan.

3.3.3. Pemeliharaan

Perlakuan terdiri atas empat macam perlakuan, tiap perlakuan diulang sebanyak lima kali dan tiap ulangan terdiri atas lima ekor puyuh. Puyuh dipelihara selama delapan minggu (56 hari) dengan pemberian pakan dua kali sehari (pagi dan sore) sebanyak 20 g/ekor/hari dan diberi air minum sebanyak 80 ml/ekor/hari. Sebelum diterapkan perlakuan, terlebih dahulu dilakukan adaptasi kandang, lingkungan, dan preliminary selama dua minggu (14 hari), sehingga tahap perlakuan dilaksanakan selama enam minggu (42 hari).

3.3.4. Tahap Pengambilan Data

(30)

18

3.4. Waktu dan Tempat

(31)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Konsumsi Pakan Puyuh

Konsumsi pakan puyuh adalah jumlah pakan yang dikonsumsi oleh puyuh. Konsumsi pakan dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu umur, palatabilitas pakan, energi pakan, aktivitas, kesehatan ternak, serta kualitas dan kuantitas dari pakan yang diberikan kepada puyuh. Apabila terdapat kekurangan dari salah satu zat nutrisi yang dibutuhkan oleh puyuh (protein, vitamin, mineral dan air), maka akan mengakibatkan gangguan pada kesehatan, produktivitas dan reproduksi pada puyuh. Hasil penelitian selama enam minggu diperoleh rataan konsumsi pakan puyuh keseluruhan adalah 19,27±1,24 g/ekor/hari dengan kisaran antara 18,67 sampai dengan 19,62 g/ekor/hari. Rataan konsumsi pakan puyuh selama penelitian disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Rataan Konsumsi Pakan Puyuh

(32)

20

Ket : R0 = Limbah ikan tongkol hidrolisis dan pollard fermentasi 0%; R1 = Limbah ikan tongkol

hidrolisis dan pollard fermentasi 10%; R2 = Limbah ikan tongkol hidrolisis dan pollard fermentasi

20%; R3 = Limbah ikan tongkol hidrolisis dan pollard fermentasi 30%; ns = berbeda tidak nyata

(P>0,05)

Rata-rata konsumsi pakan yang diperoleh selama penelitian masing-masing perlakuan R0, R1, R2, R3 berturut-turut yaitu 19,12; 19,36; 19,47; 19,2 g/ekor/hari.

Rataan konsumsi pakan tersebut sesuai dengan hasil penelitian Wirya (2009) yaitu puyuh umur lebih dari enam minggu jumlah pakan yang dikonsumsi sekitar 17-20 g/ekor/hari, sedangkan menurut Tiwari dan Panda (1978) bahwa pemberian pakan puyuh dibedakan berdasarkan umur yaitu puyuh berumur 4-7 minggu diberi pakan sebanyak 17,5 g/ekor/hari sedangkan puyuh berumur 7-14 minggu meningkat menjadi 22,1 g/ekor/hari dan tidak berubah setelah puyuh berumur 14 minggu (konstan).

(33)

menunjukkan bahwa pemanfaatan limbah ikan tongkol dihidrolisis enzim bromelin dan pollard fermentasi dalam pakan berpengaruh tidak nyata (P>0,05), sehingga tidak berpengaruh terhadap konsumsi pakan. Menurut Mahfudz, dkk., (2010) bahwa besar kecilnya konsumsi pakan erat kaitannya dengan konsumsi energi. Puyuh akan mengkonsumsi pakan sampai kebutuhan energinya terpenuhi. Hal tersebut didukung dengan pernyataan Suprijatna, dkk., (2005) disitasi oleh Suprapto, dkk., (2012) bahwa pada hakekatnya ternak unggas mengkonsumsi pakan guna memenuhi kebutuhan energi. Apabila kebutuhan energi terpenuhi, unggas akan menghentikan konsumsi pakannya. Sebaliknya, konsumsi pakan meningkat bila kebutuhan energi belum terpenuhi. Ditambahkan hasil penelitian Suprijatna, dkk., (2009) bahwa konsumsi energi yang tidak berbeda maka diperoleh konsumsi pakan yang tidak berbeda pula. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan konsumsi energi berkisar antara 60,76-62,14 kkal/ekor/hari. Menurut Widjastuti dan Kartasudjana (2006) konsumsi energi sebesar 50,55 kkal/ekor/hari telah cukup untuk memenuhi hidup pokok, pertumbuhan dan produksi telur.

(34)

22

didukung oleh hasil penelitian Hasnudi dan Tri Wahyuni (2005) bahwa salah satu faktor konsumsi pakan yang tidak berbeda (P>0,05) disebabkan bobot badan awal ternak yang digunakan pada penelitian homogen atau seragam. Selain itu, berdasarkan hasil perhitungan analisis variansi (Lampiran 15.) bahwa produksi telur puyuh berpengaruh tidak nyata (P>0,05). Hal tersebut menunjukan bahwa produksi telur yang dihasilkan oleh puyuh antar perlakuan juga relatif sama yang kaitannya erat dengan konsumsi pakan. Rataan produksi telur puyuh yaitu 20,86±10,84 dengan kisaran rataan produksi harian sebesar 6,19-38,57%. Dalam penelitian Widjastuti dan Kartasudjana, (2006) menerangakan bahwa konsumsi pakan pada unggas yang sedang produksi dapat mempengaruhi produksi telur, hasil produksi telur yang relatif sama antar perlakuan disebabkan karena pakan yang dikonsumsi juga relatif sama.

Menurut Setiawan (2006), puyuh dalam mengkonsumsi pakan juga dipengaruhi oleh tingkat palatabilitas yang berada di dalam pakan tersebut. Hasil rataan konsumsi pakan puyuh yang relatif sama pada penelitian ini menunjukkan bahwa warna, rasa dan aroma yang khas antar perlakuan R0, R1, R2 dan R3

(35)

indera penciuman (alfactory system) pada unggas kurang berkembang dengan baik. Penerimaan unggas terhadap pakan dipengaruhi oleh rasa, tekstur, dan bau.

Hasil rataan konsumsi pakan yang relatif sama ini terkait dengan nilai ekonomi, karena biaya pakan dalam usaha peternakan mencapai nilai presentase tertinggi dalam biaya produksi yaitu 70-80%. Konsumsi pakan dengan harga konsentrat yang lebih murah memungkinkan dimanfaatkan secara optimal, karena kenaikkan harga konsentrat tidak selalu diiringi dengan harga produk ternak (daging dan telur) yang dihasilkan. Posisi limbah ikan tongkol dihidrolisis dengan enzim bromelin dan pollard fermentasi sebagai bahan baku konsentrat dalam pakan dapat menggantikan peranan konsentrat pabrik dalam pakan ternak lokal, yang ditunjukan dengan semakin tinggi penggunaannya maka akan semakin sedikit biaya pakan yang dikeluarkan (Lampiran 7.). Saat ini harga konsentrat pabrik yaitu 7.200/kg, kemungkinan akan semakin mahal karena ketersediaannya yang diimpor dari negara luar.

4.2. Konsumsi Air Minum Puyuh

(36)

24

Tabel 5. Rataan Konsumsi Air Minum Puyuh No.

Ket : ns = berbeda tidak nyata (P>0,05)

Rata-rata konsumsi air minum puyuh yang diperoleh selama penelitian masing-masing perlakuan R0, R1, R2, dan R3 berturut-turut yaitu 50; 42; 40; dan 49

ml/ekor/hari. Rataan konsumsi air minum puyuh tersebut sesuai dengan pernyataan Wahju (2004) bahwa pada umumnya unggas minum air dua kali lebih banyak dari bobot pakan yang dikonsumsinya. Unggas tanpa air minum akan lebih menderita dan bahkan lebih cepat mati dibandingkan dengan unggas tanpa pakan, hal ini disebabkan karena 60-70% dalam tubuh unggas mengandung air. Pada penelitian ini tampak bahwa kebutuhan air minum puyuh rata-rata lebih tinggi dibandingakan dengan konsumsi pakan, yaitu 2,25 kali lebih banyak.

(37)

yang diberikan menghasilkan konsumsi air minum puyuh yang tidak berbeda dan aman untuk digunakan. Tidak adanya perbedaan pada konsumsi air minum puyuh antar perlakuan karena dipengaruhi oleh konsumsi pakan yang tidak berbeda dan lingkungan.

Hasil perhitungan analisis variansi menunjukkan bahwa pemanfaatan limbah ikan tongkol dan pollard fermentasi berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi protein (Lampiran 9.) dan konsumsi serat kasar (Lampiran 13.), sehingga tidak berpengaruh terhadap konsumsi air minum puyuh. Rata-rata konsumsi protein dan konsumsi serat kasar selama penelitian pada masing-masing perlakuan R0, R1, R2, dan R3 berturut-turut yaitu 4,02 g/ekor/hari dan 1,32

(38)

26

berlebih maka konsumsi pakan akan berkurang dan akan berdampak pada pertambahan bobot badan unggas.

(39)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Pemanfaatan limbah ikan tongkol yang dihidrolisis dengan enzim bromelin dan pollard fermentasi sebagai bahan baku konsentrat sampai kadar 30% dalam pakan dapat menggantikan konsentrat pabrik tanpa mengurangi konsumsi pakan dan konsumsi air minum puyuh yang dipelihara sampai umur 12 minggu.

5.2. Saran

(40)

28

DAFTAR PUSTAKA

Abun. 2006. Protein dan Asam Amino pada Unggas. Skripsi. Fakultas Peternakan Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak Universitas Padjajaran. Bandung. Afria, A. 2012. Effect of Addition of Choline Chloride in Feed on Quail (Coturnix

coturnix japonica) Production Performance. Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Malang.

Amrullah, I. K. 2003. Nutrisi Ayam Broiler. Cetakan ke-1. Lembaga Satu Gunung Budi. Bogor.

Aryanta, W.R. 1980. Microbiological and Biochemical Studies of Ragi and Brem (rice wine) of Indonesia. Thesis. University of the Philippines. Los Banos. Bestari J, Aminuddin, Parakkasi dan Syahril Akil. 2005. Seminar Nasional

Teknologi Peternakan dan Veteriner. Fakultas Pascasarjana IPB. Bogor. Bradley, G. L., T. F. Savage and K. I. Timm. 1994. The effects of Supplementing

Diets with Saccharomyces sereviseae var. Boulardii on Male Poult Performance and Ileal Morphology. Poult. Sci. 73 : 1766 – 1770.

Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap. 2012. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2012. Statistika Peternakan dan Kesehatan Hewan. Kementerian Pertanian.

Ensminger ME, Oldfield JE, Heinemann WW. 1990. Feeds and Nutrition. Second Edition. The Ensminger Publishing Company. USA.

Ferdiansyah, V. 2005. Pemanfaatan Kitosan Dari Cangkang Udang Sebagai Matriks Penyangga. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Kelautan IPB. Bogor. Fuller, R. 1997. Probiotics 2 Aplication and Practical Aspects. 1st. Ed. Chapman

and Hall. London.

Gaman, P. M, dan K. B. Sherrington. 1992. Ilmu Pangan. Gadjah MadaUniversity Press. Yogyakarta.

Gustina. 2012. Pemanfaatan Ampas Tahu sebagai Pakan Unggas. Skripsi. Fakultas Pertanian, Jurusan Peternakan Universitas Bengkulu. Bengkulu.

(41)

Hastuti, D. 2001. Pengaruh Ekstrak Bromelin sebagai agensia Bating terhadap Kekuatan Tarik dan Suhu Kerut pada Penyamakan Full Nabati Kulit Kelinci Lokal. Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto.

Imaduddin, Ahmad. 2013. Pengaruh Penambahan Probiotik dalam Air Minum terhadap Penampilan Produksi dan Kadar NH3 Ekskreta Ayam Petelur. Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Surabaya.

Khumaini. 2012. Fish silage: Its prospect and future in Indonesia. Indon. Agric. Res. Dev. J. 3 (1) : 9-12.

Kiha, A. F., W. Murningsih dan Tristiarti. 2012. Pengaruh Pemeraman Ransum dengan Sari Daun Pepaya terhadap Kecernaan Lemak dan Energi Metabolis Ayam Broiler. Animal Agricultural Journal, 1 (1) : 265-276. Mahfudz, L.D. 2006. Pengaruh Penggunaan Ampas Tahu Fermentasi Terhadap

Efisiensi Penggunaan Protein Itik Tegal Jantan. J.Indon.Trop.Anim.Agric., 31 (2).

Mahfudz, L.D., T.A. Sarjana dan W. 2010. Efisiensi Penggunaan Protein Ransum yang Mengandung Limbah Destilasi Minuman Beralkohol (LDMB) oleh Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica) Jantan. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner : 887-894.

Munazat, O. I. 1994. Penentuan Daya Cerna In Vitro Bungkil Kelapa Hasil Teknologi Bioproses Aspergillus niger NRRL 337 dan Eupenicillium javanicum. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Juanda. Bogor.

Nadhifah, A., Sri Kumalaningsih., Nimas Mayang Sabrina. S. 2012. Pembuatan Pakan Konsentrat Berbasis Limbah Filtrasi Pengolahan Maltodekstrin (Kajian Prosentase Penambahan Ampas Tahu Dan Pollard). Jurnal Industrial, 1 (3): 172-179.

Nasution, Z. 2007. Pengaruh Suplementasi Mineral (Ca, Na, P, Cl) dalam Ransum Performance dan IOFC Burung Puyuh (Cortunix cortunix japonica) Umur 0-42 Hari. Skripsi. Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Medan.

NRC. 1994. Nutrient Requirement of Poultry. The 9th Ed.National Academic Press.

Washington D.C., USA.

(42)

30

Pilliang, W. G. dan S. Djojosoebagio. 2006. Fisiologi Nutrisi Volume I. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Pond. WG., D.C Church., KR Pond., P.A Schoknecht. 2005. Basic Animal Nutrition and Feeding. 5th edition. Wiley. United States of America.

Pratama, Rusky .I., M. Yusuf Awaluddin dan Safri Ishmayana. 2011. Analisis Komposisi Asam Lemak yang Terkandung dalam Ikan Tongkol, Layur dan Tenggiri Dari Pameungpeuk, Garut. Jurnal Akuatika, 2 (2).

Prayitno. 2007. Ekstrak Kolagen Cakar Ayam dengan Berbagai Jenis Larutan Asam dan Lama Penyimpanan. Animal Production, 9 (1) : 99-104.

Prima, I.M.M., 2012. Potensi Limbah Kulit Nanas (Ananas comucus) sebagai Bahan Pakan Ternak Ruminansia. Skripsi. Fakultas Pertanian, Jurusan Peternakan Universitas Bengkulu. Bengkulu.

Saefulhadjar. D., I. Hernaman dan K.A. Kamil. 2008. Pengaruh Dedak Padi dalam Ransum Ayam Lokal yang Diberi Air Minum Mengandung Cemaran Kadmium Terhadap Performans. Jurnal Ilmu Ternak, 8 (1): 13-18.

Sahwan, F. 2004. Pakan Ikan dan Udang. Penebar Swadaya. Jakarta.

Saleh E, T. Marzuki, dwi Prayitno. 2005. Pengaruh Pemberian Tepung Buah Tanjung (Mimusops elengi L.) dalam Ransum Terhadap Performans Burung Puyug (Coturnix coturnix japonica). Jurnal Ilmiah Pertanian KULTURA, 40 (1) : 1-4.

Scott, M.L., M. Nesheim, and R.J. Young. 1992. Nutrition of the Chicken. Fifth Ed. Scott, M. L. and Associates. Ithaca. New York.

Setiawan, D. 2006. Performa Produksi Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica) pada Perbandingan Jantan dan Betina yang Berbeda. Skripsi. Fakultas Peternakan, Jurusan Teknologi Produksi Ternak Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Sinurat, A.P., T. Purwadaria, A. Habibie, T. Pasaribu, H. Hamid, J. Rosida, T. Haryati dan I. Sutikno. 1998. Nilai Gizi Bungkil Kelapa Fermentasi dalam Ransum Itik Petelur dengan Kadar Fosfor yang Berbeda. J. Ilmu Ternak Veteriner, 3 (1) : 15-21.

Soeharsono. 1977. Respon Broiler Terhadap Berbagai Kondisi Lingkungan. Disertasi. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Bandung.

(43)

Steel, R. G. D dan J. H. Torrie. 1994. Prinsip dan Prosedur Statistik, alih bahasa B. Sumantri. PT Gramedia. Jakarta.

Suhermityati, S dan Setyawati, S. J. A. 2008. Potensi Limbah Nanas untuk Peningkatan Kualitas Limbah Ikan Tongkol Sebagai Bahan Pakan Unggas. Fakultas Peternakan UNSOED. Animal Production, 10 (3) : 174-178. Suprapto, W., S. Kismiyati dan E. Suprijatna. 2012. Pengaruh Penggunaan Tepung

Kerabang Telur Ayam Ras dalam Ransum Burung Puyuh terhadap Tulang Tibia dan Tarsus (The Use of Eggshell Meal in The Quails on Tibia and Tarsus Bones). Animal Agricultural Journal, 1 (1) : 75 – 90.

Suprijatna, E., D. Sunarti, L.J. Mahfudz dan U. Ni’mah. 2009. Efisiensi Penggunaan Protein Untuk Produksi Telur Pada Puyuh Akibat Pemberian Ransum Protein Rendah Yang Disuplementasi Lisin Sintetis. Seminar Nasional Kebangkitan Peternakan. Semarang.

Tillman, A.D., H. Hartadi, S. Reksohadiprojo dan S. Ledosukojo. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Cetakan ke-6. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Tiwari, K.S dan Panda. 1978. Produksi dan Karakteristik Kualitas Telur Puyuh. Poult. Sci, 13 (1) : 27-32.

Wahju, J. 2004. Ilmu Nutrisi Unggas. Cetakan ke-5. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Widjastuti, T. dan R. Kartasudjana. 2006. Pengaruh Pembatasan Ransum dan Implikasinya terhadap Performa Puyuh Petelur pada Fase Produksi Pertama. J.Indon.Trop.Anim.Agic., 31 (3).

Wijayanti, R.P. 2011. Pengaruh Suhu Kandang yang Berbeda Terhadap Performans Ayam Pedaging Periode Starter. Skripsi. Fakultas Peternakan. Universitas Brawijaya. Malang.

Winedar, H., 2004. Daya Cerna Protein Pakan, Kandungan Protein Daging, dan Pertambahan Berat Badan Ayam Broiler setelah Pemberian Pakan yang Difermentasi dengan Effective Microorganisms-4 (EM-4). Skripsi. FMIPA Universitas Sebelas Maret (UNS). Surakarta.

Wirya, AIV. 2009. Pemberian Proniotik Starbio pada Ransum Burung Puyuh (Coturnix-coturnix japonica) Periode Pertumbuhan. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Sumatra Utara. Medan.

(44)

32

LAMPIRAN

Lampiran 1. Tabulasi Data Uji Homogenitas Bobot Badan Awal Puyuh (g)

Perlakuan Ulangan Total Rataa

n Sd

U1 U2 U3 U4 U5

R0 121,6 121,2 118,8 116,2 100,2 578 115,60 8,88

R1 125 109,8 124,6 122 117,4 598,8 119,76 6,34

R2 113 109,4 17,8 115,2 123,2 478,6 95,72 43,85

R3 122,4 126 122,4 109 109,6 589,4 117,88 7,97

Total 2244,8 112,24 23,27

Lampiran 2. Analisis Variansi Uji Homogenitas Bobot Badan Awal Puyuh Sumber

Variansi DerajatBebas KuadratJumlah KuadratTengah FHitung

FTabel

0,05 0,01

Perlakuan 3 7,5537 2,5179 1,13 3,24 5,29 Galat 16 35,3643 2,2103 σ = 1,4867

Total 19 42,9180 KK = 14,13 %

Lampiran 3. Tabulasi Data Konsumsi Pakan Puyuh (g/ekor/hr)

Perlakuan Ulangan Total Rataan Sd

U1 U2 U3 U4 U5

R0 18,76 19,27 18,67 19,37 19,56 95,62 19,12 0,39

R1 19,30 19,35 19,16 19,41 19,59 96,81 19,36 0,16

R2 19,57 19,60 19,48 19,62 19,08 97,35 19,47 0,22

R3 19,10 18,89 19,32 19,20 19,52 96,03 19,21 0,24

(45)

Lampiran 4. Analisis Variansi Konsumsi Pakan Puyuh Sumber

Variansi DerajatBebas KuadratJumlah KuadratTengah FHitung FTabel

0,05 0,01

Perlakuan 3 0,362 0,121 1,69 3,24 5,29

Galat 16 1,142 0,071 σ = 0,266

Total 19 1,505 KK = 1,38% Lampiran 5. Tabulasi Data Konsumsi Air Minum Puyuh (ml/ekor/hr)

Perlakuan Ulangan Total Rataa

Lampiran 6. Analisis Variansi Konsumsi Air Minum Puyuh Sumber

Perlakuan 3 2,0869 0,6956 1,15 3,24 5,29

Galat 16 9,6755 0,6047 σ = 0,778

Total 19 11,76 KK = 11,10 %

(46)
(47)

0

Lampiran 8. Tabulasi Data Konsumsi Protein Puyuh (g/ekor/hr)

Perlakuan Ulangan Total Rataan Sd

U1 U2 U3 U4 U5

Lampiran 9. Analisis Variansi Konsumsi Protein Puyuh

Sumber

Perlakuan 3 0,145335 0,048445 2,25 3,24 5,29 Galat 16 0,345238 0,021577 σ = 0,1468

Total 19 11,76 KK = 3,54 %

(48)

36

R0 61,21 59,29 61,53 62,13 61,21 303,78 60,76 1,25

R1 61,59 61,01 61,79 62,3 61,59 308,26 61,65 0,50

R2 62,55 62,18 62,61 60,90 62,55 310,74 62,14 0,71

R3 60,42 61,79 61,42 62,45 60,42 307,19 61,43 0,76

Total 1229,96 61,49 0,32

Lampiran 11. Analisis Variansi Konsumsi Energi Puyuh

Sumber

Variansi DerajatBebas KuadratJumlah KuadratTengah FHitung

FTabel

0,05 0,01

Perlakuan 3 5,00181 1,66727 2,302 3,24 5,29 Galat 16 11,5847 0,72404 σ = 0,8509

Total 19 116,587 KK = 1,38 %

Lampiran 12. Tabulasi Data Konsumsi Serat Kasar Puyuh (g/ekor/hr)

Perlakuan Ulangan Total Rataan Sd

U1 U2 U3 U4 U5

R0 1,290 1,326 1,284 1,333 1,346 6,578 1,316 0,027

R1 1,324 1,327 1,315 1,331 1,344 6,641 1,328 0,011

R2 1,339 1,340 1,332 1,342 1,305 6,659 1,332 0,015

R3 1,302 1,288 1,317 1,310 1,332 6,549 1,310 0,016

Total 26,428 1,321 0,007

Lampiran 13. Analisis Variansi Konsumsi Serat Kasar Puyuh

Sumber

Perlakuan 3 0,001604 0,000535 1,59 3,24 5,29 Galat 16 0,006979 0,000336 σ = 0,1468

(49)

Lampiran 14. Tabulasi Data Produksi Telur (Hen Day

R0 38,57 26,19 22,86 15,71 11,90 115,24 23,05 10,35

R1 19,52 9,5240,95 23,33 14,76 108,10 21,62 11,98

R2 34,29 8,10 37,62 23,81 20,95 124,76 24,95 11,72

R3 20,48 7,14 26,19 9,05 6,19 69,05 13,81 8,98

Lampiran 15. Analisis Variansi Produksi Telur (Hen Day Production)

Perlakuan 4,92 3 1,64 1,17 3,24 5,29

Galat 22,42 16 1,40 σ = 1,2

Total 27,34 19 KK=26,83%

RIWAYAT HIDUP PENULIS

DWI EKA JULIA dilahirkan di Jakarta, 01 Juli 1992 dari pasangan Bapak Tukran dan Ibu Misaroh yang beralamat di Jl. Teluk Angsan Permai blok 2D No.171 RT 06 RW 12, Bekasi Timur, Bekasi Jaya, Provinsi Jawa Barat.

Jenjang pendidikan formal yang telah ditempuh adalah sebagai berikut : 1. TK Islam Nurul Hidayah. Masuk pada tahun 1997 lulus tahun 1998

(50)

38

Penulis melanjutkan pendidikan tinggi strata satu (S-1) pada tahun 2010 yang diterima melalui jalur SNMPTN di Fakultas Peternakan, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Jawa Tengah. Penulis terdaftar sebagai asisten praktikum di beberapa mata kuliah, antara lain yaitu Ilmu Ternak Unggas S1 tahun 2013-2014, Dasar Ternak Unggas D3 tahun 2013, Nutrisi Ruminansia S1 tahun 2013-2014, Nutrisi Non Ruminansia S1 tahun 2013-2014, Nutrisi Ternak D3 2014 dan Teknologi Laboratorium S1 2014.

Penulis juga telah menghasilkan beberapa karya tulis ilmiah selama melaksanakan studinya, diantaranya :

1. Judul “Usaha Pembuatan Telur Asin Herbal Berbasis Telur Ayam Ras

sebagai Makanan Khas Purwokerto” dalam Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM-K) Kewirausahaan, tahun 2011.

2. Judul “Usaha Pembuatan Nugget Kelinci” dalam Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM-K) Kewirausahaan, tahun 2012.

3. Judul “Kegiatan Usaha Pemeliharaan Ayam Bibit Induk Pedaging Periode Produksi di PT Central Abian Pertiwi Unit Tamansari Provinsi Jawa Barat”. 4. Judul “Pemanfaatan Limbah Ikan Tongkol yang Dihidrolisis dengan Enzim

Bromelin dan Pollard Fermentasi sebagai Bahan Baku Konsentrat Ditinjau dari Konsumsi Pakan dan Konsumsi Air Minum”.

(51)

Gambar

Tabel 1. Komposisi dan Kandungan Nutrien Pakan Penelitian
Tabel 2. Tabulasi Data
Tabel 4. Rataan Konsumsi Pakan Puyuh
Tabel 5. Rataan Konsumsi Air Minum Puyuh

Referensi

Dokumen terkait

Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa komposisi bahan pembuat briket arang dari tongkol jagung dan limbah ampas teh berpengaruh terhadap jumlah kadar

Walaupun ketiga jenis mikroba tersebut dapat menurunkan kandungan serat kasar tongkol jagung, namun nilai kandungan serat kasar tongkol jagung hasil fermentasi masih

Menyiapkan bahan baku limbah cair ikan, drum (sebagai tempat fermentasi), EM4, tetes tebu, air kelapa, dan bonggol pisang yang sudah dicacah.. Pertama siapkan limbah cair

Berdasarkan hasil uji statistik One way Anova terhadap pemanfaatan crude bromelin dari ekstrak nanas (Ananas comosus L.) untuk pembuatan kecap tongkol (Euthynnus affinis) dapat

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji proses Pretreatment pengolahan limbah tongkol jagung agar menghasilkan etanol yang optimal, mengkaji proses hidrolisis tongkol jagung

pembuatan pupuk cair dari limbah ikan menggunakan enzim papain dengan. konsentrasi enzim 10% dan meat tenderizer 0,5% dengan waktu hidrolisis 2,

Keadaan tersebut terbukti bahwa asam laktat dapat memperpanjang keawetan ikan nila khususnya pada kelompok perlakuan fermentasi limbah kubis 300 gram yang dapat

HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini, telah dihasilkan sampel carbon nanodots yang disintesis dari bahan dasar limbah tulang ikan tongkol.. Terdapat tiga variasi sampel yaitu