• Tidak ada hasil yang ditemukan

C. Korupsi dalam Pandangan Islam (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "C. Korupsi dalam Pandangan Islam (1)"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

C. Korupsi dalam Pandangan Islam

Cita-cita gerakan reformasi akan adanya suatu pemerintah yang bersih (Clean Government) dari korupsi untuk mewujudkan pemerintah yang efisien terbukan dan bertanggung jawab pada rakyat (Good Governance) di dorong oleh semakin menguatnya tuntutan demokrasi dan

penghormatan atas hak asasi manusia serta partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan public. Korupsi hanya menguntungkan segelintir orang kaya. Karena korupsi terjadi

ketidakadilan pengelolaan sumber daya alam dan pemerataan hasil-hasil pembangunan ekonomi diskriminasi hokum, serta kehancuran moral yang ternilai harganya.

Di dalam suatu rezim yang memiliki otoritas yang kuat pengawasan melalui institusi Negara, seperti yang sekarang tengah di tempuh, terbukti sudah tidak efektif lagi. Disinilah rakyat yang mengambil inisiatif untuk mengembangkan pengawasan missal , yang melibatkan peran serta masyarakat di semua lapisan social dan profesi.

Saat ini sudah terbangun bahwa korupsi hamper mustahil dapat di basmi, Kalau korupsi malah kebudayaan ,apa betul semua orang memiliki kesempatan untuk korupsi? Dari sudut pandang yang kita lihat saat ini, kita dapat berasumsi bahwa korupsi itu sesungguhnya soal kekuasaan dan kesempatan, atau budaya kekuasaan.

Hanya orang yang memiliki kekuasan yang mempunyai kesempatan untuk melakukan korupsi. Oleh karena itu korupsi merupakan bentuk penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power), yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dan menimbulkan kerugian umum.

Korupsi tumbuh selama masa order baru berkuasa, Kekuasaan yang dimiliki Soeharto begitu absolute, lepas dari kendali social. Cheks and balance dalam system politik menjadi macet. Sebab lembaga legislatif dan yudikatif disurbonisasi oleh kekuasaan, dan kekuatan control dari kalangan civil society karena mengalami tekanan yang kuat dari

pemerintah pada saat itu.

(2)

militer dalam kehidupan social politik dan lemahnya kaum borjuis nasional dan partai politik.

Struktur pemerintahan yang sentralistis member banyak peluang bagi kemungkinan terjadinya pungutan dan suap menyuap disetiap

tingkatan birokrasi. Praktik korupsi dalam bentuk penyunatan

anggaran atau pungutan-pungutan terhadap masyarakat oleh pegawai negeri sipil atau tentara selama ini dibiarkan berlangsung.

Dalam konteks korupsi demikian, maka gerakan transparansi untuk mewujudkan prinsip-prinsip good governance, yakni adanya

transparansi pertanggung jawaban kepada rakyat dan partisipasi, harus menjadi bagian demokratisasi system politik dan ekonomi, yang paling mendasar perlu adanya tekanan secara besar-besaran dari rakyat untuk reformasi hokum ketatanegaraan dan konstitusi untuk memperkecil monopoli dan kekuasaan politik. Informasi lebih

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi yang berjudul DISPARITAS PEMIDANAAN KASUS KORUPSI DALAM PANDANGAN HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF INDONESIA (Studi Pemidanaan Terhadap Kasus Korupsi di Pengadilan Negeri

Dalam kasus tindak pidana korupsi, suatu instansi pemerintah atau pejabat pemerintah dikatakan telah melakukan penyelewengan dana yang mengakibatkan kerugian

Namun, lebih jauh lagi Islam ditampilkan sebagai kekuatan dinamis untuk transformasi sosial dalam dunia nyata kemanusiaan melalui gerakan

Untuk mensinergikan kegiatan pencegahan korupsi, reformasi birokrasi, dan peningkatan kualitas pelayanan publik, maka Pemerintah telah menetapkan kebijakan pembangunan

Air bersih sebagai sumber pokok kehidupan misalnya, masih menjadi salah satu sumber permasalahan yang harus diselesaikan oleh semua pihak, seperti pemerintah daerah, kota dan

28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 75), tanggal 19 Mei

Jurnal Ahmad Muchlis, Penegakan Hukum Terhadap Tindak Pidana Korupsi Dengan Kerugian Negara Yang Kecil Dalam Mewujudkan Keadilan, Jurnal Fiat Justisia, Lampung, Volume 10 Issue 2..