• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manusia Arsitektur dan Relasi Keduanya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Manusia Arsitektur dan Relasi Keduanya"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Manusia, Arsitektur

dan Relasi Keduanya

Oleh:

Andika Saputra S. T. , M. Sc

Pensyarah di Prodi Arsit ekt ur

Universit as Muhammadiyah Surakart a (UMS)

Email:

andikasapoet ra87@yahoo. com

Websit e:

www. andikasaput ra. net

(2)

Manusia, Arsitektur dan Relasi Keduanya

Oleh: Andika Saput ra S. T. , M. Sc

Manusia mendahului arsit ekt ur, sebab arsit ekt ur sebagai bagian dari kebudayaan manusia mensyarat kan kehadiran manusia mendahului hasil kreasinya. Dari pernyat aan t ersebut dapat dipahami dua hal. Pert ama, arsit ekt ur sebagai bagian dari kebudayaan manusia diart ikan arsit ekt ur merupakan hasil kerj a-kreat if -budaya manusia yang membedakannya dengan alam sebagai ent it as cipt aan Allah sebagai Dzat Yang Maha Pencipt a. Dari sini pembedaan keduanya dit egaskan di mana arsit ekt ur adal ah ruang binaan, yakni ruang yang dihadirkan, dibina dan dipergunakan oleh manusia, sedangkan al am adalah ruang alami, yakni ruang yang penghadirannya t anpa meli bat kan manusia dan mendahului kehadiran manusia di alam dunia. Kedua, arsit ekt ur sebagai bagian dari kebudayaan merupakan ciri khas manusia yang membedakannya dengan binat ang. Sarang yang dibuat oleh binat ang t idaklah dapat dikat egorikan sebagai arsit ekt ur dan t idak dapat dikat akan sebagai bagian dari kebudayaan karena penghadirannya hanya didasari inst ing t anpa kesadaran diri. Sebab it u sarang binat ang selalu hadir dengan perwuj udan yang sama t anpa variasi dan t anpa mengalami perkembangan, t idak sebagaimana kehadiran arsit ekt ur oleh manusia dengan perwuj udannya yang sangat beragam.

Kebudayaan merupakan perwuj udan pemenuhan kebut uhan manusia unt uk dapat mempert ahankan diri dan menj alani kehidupannya di alam dunia. Dengan cara pandang ini arsit ekt ur sebagai bagian dari kebudayaan manusia merupakan upaya pemenuhan kebut uhan manusia. Unt uk mengenali dan memenuhi kebut uhannya, manusia berpij ak pada pengenalannya t erhadap diri dan hakikat kediriannya. Arsit ekt ur sebagai kebut uhan manusia berart i penghadirannya dit uj ukan unt uk mewadahi diri manusia sebagaimana ia mengenali dirinya. Manusia yang mengenali dirinya adal ah t ubuh yang bersif at mat eri f isikal , sehingga t ubuh pula yang menj adi hakikat kediriannya, akan membut uhkan arsit ekt ur unt uk mewadahi t idak lebih dari t ubuhnya. Sement ara manusia yang mengenali dirinya adal ah t ubuh sekaligus j iwa yang bersif at met af isik akan membut uhkan arsit ekt ur yang berbeda karena dirinya menunt ut pemenuhan kebut uhan t erhadap arsit ekt ur yang mampu mewadahi j iwanya sel ain t ubuhnya.

(3)

yakni yang bersumberkan dari Wahyu All ah sebagai Dzat yang mencipt akannya dan Dzat yang paling mengenali dirinya. Sehingga t idak dapat dihindari pembahasan mengenai arsit ekt ur harus diawal i dengan pembahasan mengenai manusia sebagaimana kehadiran manusia mendahului kehadiran arsit ekt ur. Menelisik pandangan-al am Islam mengenai manusia, sebagaimana disampaikan Prof . Syed Naquib Al -At t as, manusia memil iki hakikat ganda at au dwi hakikat , yakni j iwa dan j asad. Menj elaskan pernyat aan gurunya t ersebut , Prof . Wan Daud menyat akan bahwa manusia adal ah makhluk yang t erdiri dari j asad dan ruh yang art inya adalah manusia merupakan makhluk j asadiah dan ruhaniah sekal igus. Manusia bukanl ah makhluk ruh murni dan bukan pula makhluk j asad murni, melainkan makhluk yang t erdiri dari kedua unsur t ersebut . Kembali pada pandangan Prof . Al-At t as, manusia yang t erdiri dari j iwa dan j asad menj adikannya memiliki dua sif at karena set iap unsur memiliki sif at nya yang khas di mana j asadnya bersif at hayawani dan j iwanya bersif at akal i. Jasad dengan sif at hayawani merupakan sumber sif at -sif at t ercela pada diri manusia sement ara j iwa dengan sif at akal i merupakan hakikat manusia yang diruj uk apabil a manusia berkat a ‘ aku’ .

Jiwa yang menubuh, inilah yang disebut manusia dalam pandangan-al am Isl am karena ant ara t ubuh dan j iwa merupakan kesat uan yang t idak t erpisahkan sepanj ang Allah memberi wakt u kepada manusia unt uk menj al ani kehidupannya di alam dunia. Sebagai hakikat , j iwa memiliki kedudukan yang lebih t inggi daripada t ubuh. Namun demikian t idak menj adikan t ubuh dipandang buruk, t idak berguna dan t idak diindahkan di dal am Islam karena bagaimanapun t ubuh adalah nikmat dari Allah kepada manusia agar dirinya dapat hadir di ant ara ent it as-ent it as f isik lainnya di alam dunia. Selain dimensi f ungsional t ersebut , t ubuh j uga memiliki dimensi t eologis bagi manusia yang merupakan amanah dari Allah unt uk dij aga dan dipergunakannya dengan baik karena apapun yang diperbuat manusia dengan melibat kan t ubuhnya akan dimint a pert anggungj awabannya pada Hari Pembalasan di mana t ubuh dihadirkan sebagai saksi at as seluruh perbuat an yang dilakukan manusia di alam dunia.

(4)

segala keinginan t anpa bat as yang bersif at kebinat angan. Dalam kondisi ini manusia t ak ubahnya binat ang yang hanya mempert urut kan hawa naf su. Berdasar pandangan Prof . Al -At t as t ersebut Prof . Wan Daud menyat akan, nasib manusia di dunia dan di akhirat t ergant ung pada kuasa mana yang menguasai dirinya. Jika j iwa akal i menguasai diri manusia maka nasibnya akan baik di dunia dan di akhirat , t et api j ika t ubuh hayawani yang menguasai diri manusia maka nasibnya akan sebaliknya.

Manusia Muslim yang mengenali diri dan hakikat kediriannya berdasar pandangan-al am Islam membut uhkan arsit ekt ur unt uk mewadahi t idak saj a t ubuhnya, t et api lebih pent ing lagi adalah j iwanya yang merupakan hakikat kediriannya sebagai manusia. Tepat di sinilah permasal ahan umat Isl am pada hari ini yang t idak l agi mengenali dirinya sesuai dengan pandangan-alam Islam yang menyebabkan arsit ekt ur yang dihadirkannya t idak sesuai dengan st rukt ur dan f it rah dirinya yang benar. Permasalahan pelik ini disebabkan oleh dua hal, yakni sebab-dal aman dan sebab-l uaran. Sebab-dalaman permasal ahan ini ial ah ket erput usan umat Islam dari khazanah keilmuan dan t radisi Islam. Persoal an mengenai manusia, unsur dan hakikat kediriannya t elah selesai dibicarakan dan dirumuskan ulama t erdahulu yang dit uangkan dal am bidang ilmu Filsaf at Islam dan Tasawuf . Perendahan dan penyingkiran keduanya melalui pengharaman unt uk mempelaj ari, menyebarluaskan dan memprakt ikkannya menyebabkan umat Islam t idak dapat mengakses bidang ilmu t ersebut dan secara perlahan berj arak menj auh hingga mengalami ket erput usan pewarisan.

Sebab-luaran yang berkait an erat dengan sebab-dal aman di at as ial ah pembarat an yang dialami umat Islam. Pembarat an dapat t erj adi karena di sat u sisi umat Islam mengalami ket erput usan pewarisan keilmuan dan t radisi yang menyebabkannya mengalami kekosongan sement ara di sisi lain Peradaban Barat Modern yang t engah mendominasi dunia dengan daya pengaruh kemaj uan ilmu penget ahuan dan t eknologinya mampu mengisi kekosongan yang dialami umat Islam. Sebagaimana komunit as manusia yang t idak memiliki khazanah dan t radisinya sendiri akan t erpuruk, merasa rendah diri dan mengalami inf eriorit as ket ika berhadapan dengan khazanah dan t radisi milik komunit as manusia lainnya yang dianggap baik dan maj u, begit ul ah kondisi yang dial ami umat Islam ket ika berhadapan dengan pencapaian Peradaban Barat Modern, sehingga pembarat an dapat t erj adi.

(5)

Posit ivisme, manusia t idak lebih dari t ubuh f isik yang diperlengkapi dengan serangkaian organ, sist em saraf , hormon dan DNA di mana yang t erakhir menduduki hakikat kedirian manusia. Pembedaan ant ara manusia dengan binat ang didasarkan pada pembedaan perangkat f isik yang dimiliki keduanya, t anpa melibat kan pembedaan unsur-unsur dalaman karena Posit ivisme menolak unsur met af isik dan sif at spirit ual diri manusia, yakni unsur j iwa dan ruh karena t idak dapat dibukt ikan keberadaannya secara mat eri dan t idak mampu dibukt ikan wuj udnya secara kuant it at if .

Arsit ekt ur Barat Modern yang berasaskan pandangan-alam Posit ivisme mengenai manusia dit uj ukan hanya unt uk mewadahi t ubuh manusia, sehingga dalam penghadiran arsit ekt urnya digunakan acuan st andar kenyamanan t ubuh dan kepuasan panca indera manusia yang t erukur secara kuant it at if . Keduanya dicapai dengan penent uan dimensi ruang berdasarkan gerak t ubuh, kekuat an st rukt ur unt uk melindungi t ubuh, kehalusan bahan unt uk memberikan kenyamanan indera peraba, pencahayaan sert a penghawaan unt uk memberikan kenyamanan t ermal t ubuh dan est et ika bent uk unt uk memberikan kenikmat an indera pengelihat an. It ulah serangkaian prinsip Arsit ekt ur Barat Modern yang berkut at pada pendekat an f ungsional, ekonomis dan prakt is unt uk mencapai t uj uannya memenuhi kebut uhan t ubuh manusia sebagai pengguna dan penikmat arsit ekt ur.

Arsit ekt ur Barat Modern yang merupakan pencapaian Peradaban Barat Modern yang t engah mendominasi dunia, di t engah inf eriorit as yang menj angkit i umat Islam, seket ika menj adi acuan kemaj uan dan st andar pembangunan arsit ekt ur di Dunia Islam hingga lingkup komunit as umat Islam yang lebih kecil. Arsit ekt ur yang serba t ubuh, di t engah kekosongan khazanah keilmuan dan t radisi yang dialami umat Islam, mempengaruhi kesadaran manusia Muslim mengenai diri dan hakikat kediriannya yang adalah daging dan t ulang yang diperlengkapi dengan seperangkat organ f isik. Kepekaan t erhadap unsur met af isik dirinya dan sif at spirit ual it as kemanusiaannya perlahan memudar karena arsit ekt ur yang dihadirkannya dan ruang-ruang yang dimilikinya t idak bert uj uan unt uk memenuhi kebut uhan j iwanya.

Penghadiran arsit ekt ur yang serba t ubuh ialah pandangan yang l ahir dari diri yang dikuasai oleh t ubuh hayawani, sehingga dirinya t idak mampu mengenali unsur hakikat kemanusiaannya yang met af isik. Kuasa t ubuh hayawani menunt ut pemenuhan kebut uhan yang berput ar pada persoalan j asadiah sement ara j iwa akal i yang t ert awan kuasa t ubuh

(6)

angkuh, riya dan kewaj aran sikap hidup mewah. Sekali l agi, permasalahan ini disebabkan karena arsit ekt ur dihadirkan t idak unt uk mewadahi j iwa manusia, j ust ru memenj arakannya sebagai budak t awanan.

Gambar: Perkembangan pesat arsit ekt ur di Dubai sebagai sal ah sat u Dunia Isl am yang berkibl at kepada Arsit ekt ur Barat Modern.

Kelupaan t erhadap diri dan hakikat kediriannya sebagai manusia akibat ket erput usan dari khazanah keilmuan dan t radisi sert a pembarat an yang dialami akibat pengaruh kuat Peradaban Barat Modern menj adi sebab kesal ahan manusia Musl im mengenali kebut uhan dirinya, t ermasuk salah dalam mengenali kebut uhan arsit ekt urnya. Penghadiran arsit ekt ur yang sal ah karena t idak mewadahi j iwa yang merupakan hakikat manusia menurut pandangan-alam Islam adalah merupakan kegilaan, sebagaimana dikat akan Imam Al-Ghazali sepert i dikut ip oleh Prof . Wan Daud yang menyat akan bahwa kegilaan (j unuun) adalah memperj uangkan sesuat u berdasarkan t uj uan yang salah. Arsit ekt ur yang gila kiranya t epat dinisbat kan kepada arsit ekt ur yang kehadirannya berdampak buruk t erhadap j iwa manusia karena didasarkan konsep manusia yang sal ah, sehingga t uj uan penghadirannya pun sal ah.

(7)

oleh Prof . Syed Al-At t as diart ikan dengan pengenalan dan pengakuan t erhadap realit as bahwasanya ilmu dan segala sesuat u yang ada t erdiri dari hirarki yang sesuai dengan kat egori-kat egori dan t ingkat an-t ingkat annya. Prof . Wan Daud mel anj ut kan, pengert ian adab dal am pandangan Prof . Al-At t as menunj ukkan bahwa segala sesuat u t elah berada pada t empat nya masing-masing dal am hirarki wuj ud, t et api disebabkan kebodohan dan kesombongannya, manusia mengubah t empat -t empat t ersebut sehingga t erj adil ah ket idakadilan.

Manusia Muslim yang mengenali diri dan hakikat kediriannya sebat as t ubuh merupakan kej ahilan yang menyebabkan ket idakadilan t erhadap dirinya sendiri. Begit upula dengan penghadiran arsit ekt ur sebat as mewadahi t ubuh manusia j uga merupakan kej ahilan yang menyebabkan ket idakadilan t erhadap diri manusia. Unt uk menyelesaikan permasal ahan ini mut lak dibut uhkan adab agar manusia Musl im kembali mengenali diri dan hakikat kediriannya sebagai manusia sesuai deraj at dan t empat nya yang benar. Pengenalan diri yang benar akan menghant arkan manusia Muslim pada pengenalan arsit ekt ur yang benar. Prinsip perbaikan t ersebut berkesesuaian dengan prinsip relasi manusia dan arsit ekt ur di awal t ul isan ini bahwa kehadiran manusia mendahului arsit ekt ur, berart i unt uk melakukan perbaikan arsit ekt ur harus diawal i dengan melakukan perbaikan diri manusia sebagai ent it as yang menghadirkan dan menghidupi arsit ekt ur.

Manusia yang mengenali dirinya dengan benar akan mencapai pengenalan t erhadap Allah sebagai Tuhan Yang Maha Pencipa dan membawanya pada pengenalan t erhadap Allah sebagai sat u-sat unya sesembahan yang benar unt uk diibadahi. Kesadaran t erhadap diri dan kesadaran t erhadap Al l ah menj adi dasar bagi manusia unt uk mengenali t uj uan hidupnya di alam dunia, mengenali kebut uhannya sel ama hidup di alam dunia dan cara-cara yang pat ut dilakukan unt uk memenuhi kebut uhannya. Sal ah sat u kebut uhan hidup manusia adalah arsit ekt ur yang oleh manusia beradab akan dipenuhi mel alui kerj a-kreat if -budaya yang penuh adab sebagai ikht iar memenuhi kebut uhannya secara beradab melalui penghadiran arsit ekt ur yang beradab, yakni arsit ekt ur yang dit uj ukan unt uk mewadahi diri manusia seut uhnya. Hanya arsit ekt ur demikianlah yang dapat dikat akan sebagai bagian dari Kebudayaan Islam yang ciri khasnya adalah kehalusan adab yang bersendikan pada pengesaan Tuhan.

(8)

pendekat an Psiko-Kult ural yang hendak saya t uj u dengan berpij ak pada konsep manusia menurut pandangan-alam Islam.

Allahu a’ lam bishshawab.

Bert empat di Kart asura pada Jumadil Akhir 1438 Hij rah Nabi

Daft ar Bacaan:

Al-At t as. Syed Muhammad Naquib, 1995, Prolegomena to the Met aphysics of Islam: Kuala Lumpur: Int ernat ional Inst it ut e of Islamic Thought and Civilizat ion.

Al-At t as. Syed Muhammad Naquib, 2002, Ma’ na Kebahagiaan dan Pengalamannya Dalam

Islam, Kuala Lumpur: Int ernat ional Inst it ut e of Islamic Thought and Civilizat ion.

Al-At t as. Syed Muhammad Naquib, 2011, Islam dan Sekularisme, Bandung: Inst it ut Pemikidan Islam dan Pembangunan Insan.

Wan Daud. Wan Mohd Nor, 2003, Filsafat dan Prakt ik Pendidikan Islam Syed M. Naquib

Referensi

Dokumen terkait

Jurnal Manajemen Hutan Tropika VIII (1). Kajian pengembangan agroforestry untuk pengelolaan Daerah Aliran Sungai Toranda, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Provinsi

disampaikan Ayat (2) Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai disampaikan paling lama akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak Berdasarkan

Menghasilkan karya ilmiah berupa hasil pemikiran yang dipublikasikan dalam bentuk buku dengan judul "Ragam Penilaian Otentik dan Evaluasi Pembelajaran"

Pada hari ini Senin Tanggal Dua puluh tiga Bulan Juli Tahun Dua ribu dua belas, Panitia Pengadaan Suku Cadang dan Penunjang Laboratorium Balai POM di Batam

Sehubungan dengan pelaksanaan Pengadaan Barang / Jasa dilingkungan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pesawaran Tahun Anggaran 2016 Pada Kegiatan Pembangunan Sarana Dan Prasarana

PORTAL SERTIFIKASI PENDIDIK UNTUK DOSEN TAHUN 2013 Kopertis Wilayah 03.. Kopertis Wilayah III (ptu_03) Login sebagai PT Pengusul UBAH

Disc golf is one of the fastest growing outdoor activities in America, with beautiful courses like the one found at the top of Winter Park

Adapun bahan Klarifikasi Teknis, adalah dengan membawa seluruh dokumen asli yang menj adi persyaratan teknis/ dokumen teknis yang ditanda tangani oleh pihak lain