Rangkaian Arus Searah dan Nilai Statistik Resistansi
Christian Fredy Naa
*), Faisal Wahab, Oetomo, Levin Halim, Ali Sadiyoko, Bagus Arthaya
Laboratorium Elektronika, Program Studi Teknik MekatronikaFakultas Teknologi Industri, Universitas Katolik Parahyangan Jalan Ciumbeluit 94, Bandung 40141
*)christian.fredy@unpar.ac.id
________________________________________________________________________________________________
Abstrak
Teorema Thevenin, Norton, superposisi dan resiprositas dipelajari dengan menggunakan rangkaian yang terdiri dari sumber tegangan, sumber arus dan resistor. Multimeter digunakan untuk mengukur hambatan, arus dan tegangan pada setiap rangkaian yang diujikan. Hasil pengukuran dibandingkan dengan perhitungan teorema secara teori. Semua teorema dapat dibuktikan dengan nilai galat kurang dari
2
. Nilai toleransi juga menyebabkan pengukuran pada hambatan ekivalen berbeda dengan nilai ideal (dibawah5
). Perbedaan nilai ini disebabkan nilai toleransi pada resistor yang diujikan. Pengukuran pada 50 buah resistor1
K Ω
menunjukan sebaran yang terpusat pada nilai yang ideal. Hal ini menjadikan probabilitas untuk mendapatkan resistor yang mendekati nilai ideal sangat tinggi.Kata kunci: Thevenin, Norton, resiprositas, superposisi, statistik
________________________________________________________________________________________________
Pendahuluan
Untuk menangani suatu rangkaian yang kompleks, teoremateorema pada rangkaian listrik dikembangkan untuk menyederhanakan analisis rangkaian [1]. Teorema teorema tersebut diantaranya teorema Thevenin, teorema Norton, teorema superposisi dan teorema resiprositas. Teorema Thevenin menyatakan bahwa suatu rangkaian linier dengan dua terminal keluaran dapat digantikan dengan sebuah rangkaian ekivalen yang terdiri dari suatu sumber tegangan (
V
Th ) yang dihubungkan seri dengan hambatan pengganti (R
Th ), dimanaV
Th merupakan tegangan rangkaian terbuka danR
Th adalah hambatan masukan atau hambatan ekivalen ketika sumber tegangan dinonaktifkan [1].Teorema Norton menyatakan bahwa suatu rangkaian linier dengan dua terminal keluaran dapat digantikan dengan sebuah rangkaian ekivalen yang terdiri dari sumber arus (
I
N ) yang dihubungkan paralel dengan sebuah hambatan pengganti (R
N ), dimanaI
N adalah arus yang mengalir pada terminal keluaran danR
N adalah hambatan masukan atau hambatan ekivalen ketika sumber tegangan dinonaktifkan [1]. Prinsip superposisi menyatakan bahwa tegangan atau arus yang melewati suatu elemen pada rangkaian linier merupakan penjumlahan aljabar dari tegangan dan arus dari elemen tersebut yang berasal dari masingmasing sumber tegangan [1]. Dengan kata lain, kontribusi dari masingmasing sumber tegangan dapat dihitung secara terpisah lalu kemudian dijumlah untuk menghitung tegangan dan arus pada suatu elemen.Teorema resiprositas menyatakan bahwa bila suatu sumber tegangan
V
yang dipasang pada suatu cabang menghasilkan suatu arusI
pada cabang lain, maka jika sumber tegangan tersebut dipindahkan dari cabang pertama ke cabang yang kedua, akan menghasilkan arus yang sama pada cabang pertama.Teoremateorema tersebut hanya terbatas pada rangkaian DC yang bersifat linier. Pada laporan ini akan dibahas hasil dari eksperimen untuk mempelajari teoremateorema tersebut. Selain itu, akan dibahas juga rangkaian seri dan paralel resistor serta nilai statistik resistor.
Metodologi
Rangkaian pada Gambar 1 digunakan untuk mempelajari teorema Thevenin dan Norton. Untuk mendapatkan
V
Th , tegangan pada ujung C dan D diukur dengan menggunakan voltmeter digital. Sementara untuk memperolehR
Th ujung A dan B dihubungkan singkat kemudian diukur hambatan dari ujung C dan D.Gambar 1: Rangkaian untuk percobaan teorema Thevenin dan Norton.
Untuk memperoleh
I
N , arus yang mengalir pada keluaran C dan D diukur dengan menggunakanR
N dapat digunakan nilai dariR
TH [2]. Rangkaian pada Gambar 1 kemudian diberi sebuah hambatan beban pada keluaran C dan D, hambatan beban tersebut yaitu1.5
Ω
,10
Ω
dan2.2
KΩ
. Kemudian diukur arus yang mengalir pada hambatan beban tersebut.Rangkaian pada Gambar 1 kemudian dibuat rangkaian setara masingmasing sesuai dengan teorema Thevenin dan Norton. Kemudian dengan hambatan beban yang sama, arus yang mengalir pada hambatan tersebut diukur dengan menggunakan amperemeter digital.
Rangkaian pada Gambar 2 digunakan untuk mempelajari teorema superposisi. Masingmasing arus yang mengalir pada
R
4 akibat teganganV
1 danV
2 yang dipasang terpisah diukur dengan menggunakanamperemeter digital. Kemudian arus yang sama diukur ketika kedua sumber tegangan diaktifkan.
Gambar 2: Rangkaian untuk percobaan teorema superposisi
Teorema resiprositas dipelajari dengan menggunakan rangkaian pada Gambar 3. Arus yang mengalir pada cabang C dan D diukur ketika pada cabang A dan B dipasang sumber tegangan sebesar
12
V
. Nilai arus tersebut kemudian dibandingkan dengan arus yang mengalir pada cabang A dan B ketika pada cabang C dan D dipasang sumber tegangan yang sama.Gambar 3: Rangkaian untuk percobaan teorema resiprositas
Rangkaian pada Gambar 4 digunakan untuk mempelajari transfer daya maksimum. Hambatan variabel
R
2
divariasikan dari nilai hambatan kecil hingga hambatan maksimum sebesar
1
K Ω
. Arus yang mengalir pada cabang A dan B diukur dengan menggunakanamperemeter digital serta tegangan pada cabang C dan D diukur dengan menggunakan voltmeter digital.
Gambar 4: Rangkaian untuk percobaan transfer arus maksimum
Untuk mempelajari rangkaian resistor seri dan paralel, nilai hambatan
70
K Ω
diperoleh dengan merangkai nilainilai resistor yang tersedia. Untuk mempelajari kelakuan nilai statistik resistor, 50 buah resistor1
K Ω
diukur dengan ohmmeter digital kemudian dicatat dan dicacah nilai yang terukur. Dari resistor resistor tersebut kemudian diambil 3 resistor secara acak untuk dihitung probabilitasnya.Hasil dan Analisis
Untuk teorema Thevenin, nilai
V
Th danR
Th terukur dibandingkan dengan perhitungan secara teori. Hasil perbandingan tersebut dirangkum pada Tabel 1.V
Th terukur (V)V
Th teori (V) Galat (%)6.63 6.67 0.599
R
Th terukur (KΩ
)R
Th teori (KΩ
)Galat (%)
1.309 1.333 1.8
Tabel 1: Perbandingan antara
V
Th danR
Th secara pengukuran dan teoriTerlihat pada Tabel 1, terdapat perbedaan dengan galat sangat rendah antara pengukuran dan teori. Perbedaan ini disebabkan karena perbedaan nilai resistansi yang tertera/ideal yang digunakan untuk perhitungan secara teori dan nilai resistansi aktual yang digunakan saat pengukuran.
Rangkaian setara Thevenin dibuat dengan menggunakan nilai
V
Th danR
Th yang diperoleh pada pengukuran sebelumnya. Hasil pengukuran arus pada masingmasing resistor beban (R
B ) dengan menggunakan rangkaian pada Gambar 1 (I
G ) dan dengan menggunakan rangkaian setara (I
S ) serta perhitungan secara teori (I
teori ) dirangkum pada Tabel 2.R
B (Ω
¿
I
G(mA)
I
S(mA)
I
teori(mA)
10 5.03 5.04 5.056
2200 1.92 1.92 1.9
Tabel 2: Perbandingan antara nilai arus yang terukur pada resistor beban dengan menggunakan rangkaian pada Gambar 1, rangkaian setara dan perhitungan secara teori
Terlihat pada Tabel 2, nilai ketiga arus tersebut memiliki nilai yang hampir sama. Dengan hasil perbandingan antara (
I
G ) dan (I
S ) dapat dibuktikan kebenaran teorema Thevenin, dalam hal ini rangkaian pada Gambar 1 ekivalen dengan rangkaian setara Theveninnya. Untuk teorema Norton, arus yang mengalir pada cabang C dan D pada rangkaian Gambar 1 diukur dengan menggunakan amperemeter digital. Arus ini merupakanarus Norton
pengukuran ini adalah sebesar
5.0 7
mA
. Hasil ini berbeda dengan nilai yang dihitung secara teori yakni6.6
mA
. Perbedaan ini disebabkan oleh nilai toleransi resistor yang menyebabkan perbedaan nilai resistor yang tertera/ideal dan nilai resistor aktual/sebenarnya.Rangkaian setara Norton dibuat dengan menggunakan sumber arus
I
N(
5.08
mA
)
danR
N yang dirangkai secara paralel. Serupa dengan percobaan Thevenin, arus pada resistor beban diukurI
beban dengan menggunakan amperemeter digital. Rangkuman hasilI
beban yang diperoleh dengan pengukuran danI
N yang diperoleh dari perhitungan secara teori2200 1.91 1.89 0.98
Tabel 3: Perbandingan antara nilai arus yang terukur pada resistor beban dengan menggunakan rangkaian setara Norton dan perhitungan secara nilai yang relatif sama. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa rangkaian pada Gambar 1 setara dengan rangkaian Thevenin dan rangkaian Nortonnya. Namun, rangkaian setara Thevenin lebih mudah untuk dibuat karena pada rangkaian setara Norton diperlukan suatu sumber arus yang pembuatannya lebih kompleks dibandingkan sumber tegangan.
Teorema superposisi dipelajari dengan menggunakan rangkaian pada Gambar 2. Hasil dari pengukuran arus yang mengalir pada
R
4 (I
4 ) dengan kombinasi sumber tegangan yang berbeda dirangkum pada Tabel 4. tegangan yang diukur secara terpisah mendekati pengukuran arus dengan kedua sumber tegangan yang diaktifkan secara bersamaan. Dengan demikian teorema superposisi dapat dibuktikan.Teorema resiprositas dipelajari dengan menggunakan rangkaian pada Gambar 3. Hasil dari pengukuran arus pada cabang AB dan cabang CD dengan variasi
Tabel 5: Hasil pengukuran teorema resiprositas
0 200 400 600 800 1000 1200 0
1 2 3 4 5 6
Hambatan Beban (Ohm)
D
a
y
a
(
m
W
)
Gambar 5: Grafik hasil pengukuran transfer daya maksimum
Pada kurva, transfer daya maksimum tidak bisa ditentukan dikarenakan daya keluaran masih meningkat seiring dengan hambatan beban yang bertambah. Nilai hambatan beban harus diperbesar sehingga pada suatu nilai resistor maksimal nilai daya akan mencapai maksimum dan apabila hambatan beban terus diperbesar daya akan berkurang [2].
Untuk mempelajari hambatan ekivalen pada rangkaian seri dan paralel resistor, nilai hambatan
1 0
Ω
dirangkaikan secara seri dengan dua hambatan120
Ω
yang dirangkai secara paralel. Dari pengukuran diperoleh hambatan sebesar73.3
Ω
yang memiliki galat4.71
terhadap perhitungan hambatan ekivalen secara teori. Perbedaan ini terjadi karena nilai tolerasi setiap resistor sebesar5
. Dengan demikian galat ini memenuhi batas toleransi nilai resistor.Histogram dari nilai 50 buah resistor
1
K Ω
ditujukan pada Gambar 6. Terlihat bahwa nilai resistor berpusat pada jangkauan993
−
1002
Ω
. Nilai ini memenuhi batas toleransi resistor yakni sebesar5
. Dari pengambilan 3 buah resistor, probabilitas pengambilan resistor dengan nilai99 9
−
1001
Ω
adalah sebesar75
. Dari nilai histogram dan probabilitas ini dapat disimpulkan bahwa dari 50 resistor yang tersedia, mayoritas nilai dari resistor tersebut mendekati nilai1
K Ω
.0 5 10 15 20 25 30 35
Nilai Resistansi (Ohm)
C
a
ca
h
a
n
Gambar 6: Histogram dari pengukuran 50 buah resistor
1
KΩ
Kesimpulan
Dari pengukuran serta analisa setiap percobaan, dapat disimpulkan bahwa teorema Thevenin, Norton, superposisi dan resiprositas dapat dibuktikan secara eksperimen. Hal ini ditujukan dengan nilai galat yang relatif kecil, galat yang terjadi dapat dijelaskan dengan nilai toleransi dari resistor. Rangkaian seri dan paralel resistor dapat memenuhi hambatan ekivalen yang ditentukan, galat yang relatif kecil juga dapat dijelaskan karena nilai toleransi dari resistor. Histogram dari pengukuran resistor berpusat pada nilai ideal, hal ini mendukung tingkat probabilitas yang tinggi pada pengambilan resistor secara acak.
Daftar Pustaka
1. Charles K. Alexander, Matthew N.O. Sadiku.
Fundamentals of Electric Circuits. 5th Edition. New York: Mc Graw Hill, 2013.
2. Sutrisno. Elektronika Teori dan Penerapannya. Bandung, Penerbit ITB, 1987.