• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KINERJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KINERJA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KINERJA

PERAWAT DI RUMAH SAKIT SARI MUTIARA MEDAN

Jek Amidos Pardede & Dian Rahmat Dani Zebua

School Of Nursing Faculty Of Pharmacy And Health Sciences University Of Sari Mutiara Indonesia. Jl.kapt muslim kec. Helvetia, Medan, Indonesia.

E-mail : jekpardedemi@rocketmail.com

Abstract

Nurses have an important position in producing quality health care in hospitals, nursing personality types affect the performance of a nurse. the general purpose of this research is to see the relationship of personality types with the performance of nurses at RSU Sari Mutiara. The specific objective of this research is to identify the relationship of personality types with the performance of nurses in public hospitals pearl essence. Design of this research using descriptive correlation. The population was 140 nurses by taking a sample using purposive sampling totaling 35 people. This study using Pearson correlation test, hasi research shows that there is a relationship anatara personality type with the performance of nurses at RSU Sari Mutiara Medan Year 2016, with the value p.value <α = 0.005 where p.value value = 0.000. This shows that there is a relationship between the introverted personality types with the performance of nurses in the inpatient unit RSU Sari Mutiara Medan. The conclusion that there is a significant relationship between personality type and nurse's performance. It is recommended that nurses understand and keperibadiannya and understand the precautions taken to improve the performance of existing inside the nurse.

Key words : Personality Type, Nurse Performance

References : 1996-2015

PENDAHULUAN

Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan ‘masyarakat Indonesia. Rumah sakit adalah bagian penting dari suatu sistem kesehatan, karena rumah sakit menyediakan pelayanan kuratif kompleks, pelayanan gawat darurat, yang berfungsi sebagai pusat rujukan dan

dan merupakan pusat alih pengetahuan dan keahlian atau teknologi (Aditama, 2011).

(2)

bermutu, serta berperan dalam menentukan tingkat kepuasan klien di rumah sakit.

Pada standar tentang evaluasi dan pengendalian mutu dijelaskan bahwa pelayanan keperawatan menjamin adanya asuhan keperawatan yang bermutu tinggi dengan terus-menerus melibatkan diri dalam program pengendalian mutu di rumah sakit. Asuhan keperawatan yang bermutu dapat tercapai jika pelaksanaan asuhan keperawatan memperlihatkan haknya untuk memberikan asuhan yang manusiawi, aman, serta sesuai dengan standar dan etika profesi keperawatan yang berkesinambungan dan terdiri dari kegiatan pengkajian, perencanaan, implementasi rencana, dan evaluasi tindakan keperawatan yang telah diberikan (Danim, 2009).

METODE

Jenis penelitian yang digunakan adalah Analitik korelasi dengan pendekatan desain cross-sectional, bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Hubungan Tipe Kepribadian Dengan Kinerja Perawat Di Rsu Sari Mutiara Medan 2016.

Penelitian ini telah dilakukan di RSU. Sari Mutiara bulan Juli/Agustus 2016. Populasi Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian, yang akan memiliki karakteristik tertentu. Populasi penelitian ini adalah seluruh perawat yang bekerja di RSU Sari Mutiara Medan yang berjumlah 140 orang.

Sampel penelitian Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Accidental Sampling dilakukan pengambilan responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian (Notoadmodjo, 2010). Dengan kriteria yaitu : Bekerja sebagai perawat, Tidak dalam kondisi sakit, Tidak dalam keadaan cuti, Mampu berkomunikasi, Bersedia mejadi responden.

Menurut Arikunto (2010) menyatakan bahwa apabila jumlah populasi kecil atau kurang dari 1000, besar sampel dapat diambil dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

n =

25

x N

n =

25

100

x

140

n = 35

Keterangan :

N = Besar Populasi n = Besar Sampel

d = Tingkat Kepercayaan yang di inginkan. Sehingga sampel dalam penelitian ini adalah 35 responden.

HASIL

1. Analisa Univariat

a. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden

Tabel 1. Distribusi frekuensi karakteristik responden (Usia, jenis kelamin, pendidikan dan lama kerja) Di Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan.(n = 35 orang)

Karakteristik Responden

n %

Usia

20–30 Tahun 18 51.4 >30 Tahun 17 48.6

Jenis Kelamin

Laki-laki Perempua n

4

31 11.488.6

Pendidikan

S1

D3 Kep 323 91.48.6

Lama Kerja

1,5-3 Tahun >3 Tahun

22 13

62.9 37.1

(3)

b. Tipe Kepribadian Perawat di RSU Sari Mutiara Medan

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Tipe Kepribadian Perawat Di RSU Sari Mutiara Medan.

(n = 35)

Tipe kepribadian n %

Introvert 34 97.1

Ekstrovet 1 2.9

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa tipe kerpibadian perawat di RSU Sari Mutiara Medan mayoritas introvet yaitu (97,1%).

c. Kinerja Perawat Di Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan

Tabel 3.Distribusi frekuensi dan persentase frekuensi kinerja perawat di RSU Sari Mutiara Medan.(n = 35)

Kinerja Perawat n %

Baik 1 2.9

Cukup 34 97.1

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa kinerja perawat di RSU Sari Mutiara Medan mayoritas dalam kategori cukup yaitu (97,1%).

2. Analisa Bivariat

Tabel 4 Hasil Uji Pearson Antara Tipe Kepribadian Perawat Dengan Kinerja Perawat Di RSU. Sari Mutiara Medan. (n=35)

kepribadi an

Kinerj a Kepriba

dian PearsonCorrelation 1 1.000(**) Sig. (2-tailed) .000

N 35 35

Kinerja Pearson

Correlation 1.000(**) 1 Sig. (2-tailed) .000

N 35 35

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa hubungan tipe kepribadian

dengan kinerja perawat dengan nilai signifikan 0,000 < 0,005 yang berarti terdapat korelasi yang signifikan antara keperibadian dengan kinerja perawat. dan dari tabel diatas dilihat hasil uji person antara kepribadian dengan kinerja perawat yang dihubungkan antara masing-masing variable memiliki tanda bintang yang berarti terdapat korelasi yang signifikan.

PEMBAHASAN

1. Interprestasi dan Diskusi Hasil

a. Kepemimpinan Efektif Kepala Ruangan

Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 35 orang responden terlihat bahwa lebih banyak responden mengatakan keperibadian mereka introvet yaitu sebanyak 45 orang (97,1%), dengan demikian peneliti menilai bahwa respoden menilai bahwa tipe kerpibadian perawat yang bekerja di RS Sari Mutiara Medan adalah introvet, perawat memiliki tiper kepribadian yang sukar bergaul dan mudah berhubungan dengan orang lain dan tidak menarik diri dari masyarakat. Hsl ini suseai dengan penelitian yang dilakukan simamora menagtakan bahwa Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah kemampuan (ability) dan motivasi (Keith Davis dalam Mangkunegara (2010); Simamora, 2010).

(4)

memenuhi kebutuhan dalam mengaktualisasikan diri dan menampilkan produktifitas dan kualitas kerja yang tinggi dan adanya kesempatan untuk mengembangkan dan mewujudkan kreatifitas (Supriyadi, 2007).

Berdasarkan lama kerja responden menunjukkan, bahwa lebih banyak responden berada pada masa kerja 1,5-3 tahun yaitu sebanyak 22 orang (62,9%) dan masa kerja >3 tahun sebanyak 13 orang (37,1%). Lama masa kerja akan mempengaruhi tingkat keterampilan dan kematangan seseorang dalam bekerja.

Hasil penelitian ini mengatakan bahwa sikap merupakan faktor penentu prilaku, karena sikap behubungan dengan persepsi, kepribadian, dan motivasi. Sikap (attitude) adalah kesiap-siagaan mental yang dipelajari dan diorganisasi melalui pengalaman dan mempunyai pengaruh tertentu atas cara tanggap seseorang terhdap orang lain, obyek, dan situasi yang berhubungan dengannya.

Persepsi merupakan suatu proses kognitif psikologis dalam diri individu yang mencerminkan sikap, kepercayaan, nilai dan pengharpan yang digunakan individu untuk memahami obyek yang di persepsi. Namun ada beberapa responden mengatakan sering merasa ketakutan dan gelisah selama bekerja dan seringkali rasa gelisah dan ketakutan muncul sewaktu pada perawat berada pada dinas shiff malam, hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Suryabrata (2015), mengatakan bahwa orang introvert cenderung lebih mudah mengalami gejala-gejala ketakutan dan depresi.

Menurut Asumsi peneliti bahwa kepribadian perawat di RSU Sari

Mutiara medan adalah introvert, perawat dengan kepribadian introvert biasanya memiliki hubungan yang baik dengan orang lain, komunkasi yang terbuka, akan tetapi memiliki hal negatif yaitu kepribadian introvert cenderung lebih mudah mengalami ketakutan, hal ini bisa membuat kinerja/pencapian kerja yang kurang dari harapan.

b. Kinerja Perawat Dalam Melakukan Asuhan Keperawatan

Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 35 orang responden terlihat bahwa kinerja perawat kategori cukup yaitu sebanyak 34 orang (97,1%), baik 1 orang (2,9%). Dengan demikian berarti perawat sudah mampu melakukan asuhan keperawatan dengan baik sesuai dengan prosedur keperawatan karena perawat selalu mengumpulkan dan mengelompokkan data bio-psiko-sosio dan spritual tentang pasien, perawat selalu melakukan analisis dan merumuskan masalah dengan mengacu pada diagnosis keperawatan, serta membuat rencana tindakan dan mencatat tindakan keperawatan yang dilaksanakan.

Hal ini didukung oleh pendapat Mangkunegara (2009) Kinerja atau prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

(5)

baik. Pelaksanaan asuhan keperawatan oleh perawat merupakan bentuk kinerja perawat yang bekerja di ruang rawat inap. Menurut Gibson (1996 dalam Rofii, 2012) bahwa umur dapat mempengaruhi kinerja dimana pengembangan karir terjadi pada usia 30 tahun, selain itu keterampilan seseorang terutama dalam hal kecepatan, kecekatan, kekuatan dan koordinasi

dihubungkan dengan

bertambahnya waktu. Umur 30 tahun merupakan tingkat perkembangan manusia yang dikategorikan usia dewasa muda (20-39 tahun), semakin bertambah usia berarti semakin arif dan bijaksana untuk melakukan suatu pekerjaan (Papalia, Olds & Feldman, 2009).

Dilihat dari hasil distribusi frekuensi responden pada tingkat jenis kelamin sebagian besar adalah perempuan (88,6%). Jenis kelamin yang kebanyakan menjadi perawat adalah perempuan. Menurut sejarahnya, keperawatan muncul dari peran perspektif perempuan dalam suatu keluarga, maka dianggap wajar bila perawat perempuan lebih banyak dari laki-laki (Rolinson, 2001). Adanya perbedaan jenis kelamin akan memberikan hasil kerja yang berbeda pula. Hal ini sesuai dengan rumah sakit lain pada umumnya, dimana sebagian besar perawat didominasi oleh kaum perempuan. Menurut (Stephen.P Robbins, 2001) dilain pihak terdapat pertimbangan lain bahwa perempuan dalam melaksanakan pekerjaannya lebih disiplin dalam mematuhi peraturan dibanding laki-laki, sehingga akan tercapai pelayanan keperawatan secara optimal.

Pendidikan responden dalam penelitian ini mayoritas berpendidikan D-III keperawatan sebesar (8,6%) dan S1 sebesar

(91,4%), pendidikan merupakan salah satu karakteristik demografi yang dapat mempengaruhi seseorang, baik terhadap lingkungan maupun objek tertentu, selain itu pendidikan merupakan faktor tidak langsung yang berpengaruh pada kinerja (Ilyas, 2002). Semakin tinggi pendidikan akan semakin kritis, logis dan sistematis dalam berpikir sehingga meningkatkan kualitas kerjanya dengan kata lain semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin baik juga prestasi kerjanya.

Dalam penelitian ini lama kerja responden sebagian besar 1,5-3 tahun (62,9%) dan responden yang bekerja >3 tahun sebesar (37,1%), semakin lama masa kerja seseorang maka akan semakin banyak pengalaman yang dimilikinya.

c. Hubungan Tipe Kepribadian Dengan Kinerja Perawat Dalam Di Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan

Dari hasil uji statistik menggunakan uji pearson menunjukkan bahwa ada hubungan anatara tipe kepribadian dengan kinerja perawat di RSU Sari Mutiara Medan Tahun 2016 dengan nilai p.value < α = 0,005 dimana nilai p.value = 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara tipe kepribadian introvert dengan kinerja perawat di ruang rawat inap RSU. Sari Mutiara Medan.

(6)

penentu prilaku, karena sikap behubungan dengan persepsi, kepribadian, dan motivasi. Sikap (attitude) adalah kesiap-siagaan mental yang dipelajari dan diorganisasi melalui pengalaman dan mempunyai pengaruh tertentu atas cara tanggap seseorang terhdap orang lain, obyek, dan situasi yang berhubungan dengannya

Kinerja perawat pelaksana yang baik menjadi indikator dari baiknya pekerjaan yang dihasilkan oleh perawat. Hasil kerja yang baik tersebut dapat diamati dari kompetensi dan produktivitas yang ditunjukan dari pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan sesuai tugas pekerjaannya. Kinerja yang baik juga tercapai apabila pekerjaan dilakukan sesuai dengan prosedur yang ada dan pekerjaan dilakukan dengan kualitas hasil yang baik. Sesuai dengan Dessler (2009) menyebutkan kinerja karyawan dapat diukur dangan membandingkan hasil kerja dengan standar yang telah dibuat.

Kinerja perawat pelaksana di RSU. Sari Mutiara Medan yang sudah dalam kategori cukup perlu dipertahankan dan lebih ditingkatkan. Kinerja dapat dipertahankan dan ditingkatkan dengan memenuhi harapan perawat atas pola hubungan kerja yang baik, fasilitas kerja, iklim kerja, kebijakan kepemimpinan, pola kepemimpinan kerja dan kondisi kerja yang baik sehingga dapat mendukung tercapainya kinerja yang maksimal.

Beberapa penelitian membuktikan adanya hubungan ini seperti yang dilakukan oleh Oluseyi, S.(2009), menemukan bahwa kinerja karyawan sangat dipengaruhi oleh kepribadian yang baik, kemudian motivasi kerja dan yang terakhir adalah manajemen waktu. Kemudian Baidowi, A(2010)

mendapatkan kesimpulan bahwa budaya organisasi, kepemimpinan, insentif dan disiplin kerja secara simultan memengaruhi kinerja pegawai. Endro, dan Sujiono, M (2012) mendapatkan kesimpulan bahwa ada hubungan positif bermakna kepemimpinan terhadap kinerja tetapi ada hubungan tidak bermakna antara kepemimpinan terhadap kinerja melalui motivasi.

Dari hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti dapat menyimpulkan semakin baik tipe kepribadian perawat maka kinerja perawat juga akan semakin baik. Selain kepemimpinan yang efektif kinerja perawat juga dapat dipengaruhi oleh faktor lain seperti motivasi, beban kerja dan iklim kerja.

SIMPULAN

Terdapat hubungan antara Tipe Kepribadian Dengan Kinerja Perawat di RSU Sari Mutiara Medan dengan nilai p = 0,000 ( nilai p<0,05).

DAFTAR PUSTAKA

Aditama C.Y. 2011. Manajemen Administrasi Rumah Sakit, Jakarta : UI Press.

Allport,G.W. 2012. Pattern and grown inpersonality. Psikologi keperawatan. Jakarta: gunarsa. Arwani, dkk 2006. Manajemen bangsal

keperawatan. (Cetakan Pertama). Jakarta: EGC.

Bagolz 2010. Konsep Dasar Keperawatan. Buku Kedokteran EGC. Jakarta. David Krech dan Richard S. Cruthfield,

2009:10. Dalam www.geogle.com

(7)

Depkes RI, 2011. Profil Kesehatan Indonesia

2008.http://www.depkes.go.id. Florence Littauer, 2013. Personality plus.

Jakarta: binarupa aksara.

Gunarsa , 2012, buku psikologi keperawatan; Jakarta : libri. H. Hadari Nawawi, 2011. Manajemen

Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis Yang Kompetitif, Cetakan ke-7, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Hadi mulyono. 2012. Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kinerja Perawat di Rumah Sakit Tingkat III Ambon.2012. Jurnal AKK, Vol 2 No 1, Januari 2013, hal 18- 26. Harsuko,. 2011. Manajemen Personalia dan

Sumber Daya Manusia. Edisi 2. Yogyakarta : BPF.

Harsuko. 2011. “Mendongkrak Motivasi dan

Kinerja: Pendekatan

Pemberdayaan SDM”. UB Press: Malang.

Ichazo & Naranjo, 2009. devinisi merumuskan tipe kepribadian dalam jenis psikotes. Jakarta : Erlangga.

Maramis, W.F. 2011. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga University Press.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.836/MENKES/SK/VI/2010 tentang pedoman pengembangan manajemenkinerja perawat dan bidan.

Mubarak, Chayatin. 2010. Ilmu Keperawatan Komunitas; Konsep dan Aplikasi .Jakarta : Salemba Medika

Nikmatur R & saipul W, 2012. Standar asuhan keperawatan. Jakarta : Erlangga.

Nisya Rifiani, 2013. “Prinsip-Prinsip Dasar Keperawatan”. Jakarta: Dunia cerdas.

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Paul B & Hartono, 2008. Sosiologi Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Pohan Rusdin, 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan, Yogyakarta: Ar-Rijal Institute.

Riani, 2013. Budaya Organisasi.Graha Ilmu. Yogyakarta.

Robbins, Stephen P. 2007. Organizational Behavior. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta : Indeks.

Saroso. 2011. Sistem manajemen kinerja. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka. Selvia, 2013. Pengaruh dan Pengungkapan

Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan, Artikel Penelitian-Universitas Negeri Padang.

Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan.Yogyakarta : Graha Ilmu.

Sinambela, dkk, 2012. Kinerja Pegawai Teori Pengukuran dan Implikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Gambar

Tabel  2.  Distribusi  Frekuensi  Tipe

Referensi

Dokumen terkait

Bila terjadi kasus dimana jumlah rizt vector yang dimasukkan oleh user untuk satu load case tidak dapat dihitung, maka mode yang kurang dihitung berdasarkan

teknis pungutan ini adalah untuk mengambil yang lebih praktis sesuai dengan kemajuan zaman.76 Perbedaan persentase zakat berkaitan dengan kedua jenis harta benda tersebut di atas

47 Tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dapat menjadi dasar kebijaksanaan dalam upaya menjaga pemanfaatan dan pengelolaan danau dan waduk yang tetap

Selanjutnya, berdasarkan hasil analisis inferensia diperoleh hasil bahwa faktor-faktor terkait karakteristik ibu yang signifikan mengakibatkan anaknya bekerja antara

Hipoksia stagnan (anoksia stagnan) Adalah keadaan hipoksia yang disebabkan karena darah (hemoglobin) tidak mampu membawa oksigen ke jaringan oleh karena kegagalan

Kode sosial yang termasuk di dalamnya adalah kamera (camera), pencahayaan (lighting), perevisian (editing), musik (music), dan suara (sound). Kode-kode representasional

Pertanyaan-pertanyaan itu menjadi polemik dengan kemunculan kurikulum berbasis KKNI ini. Sebagai sebuah produk yang diujicobakan, perlu diadakan berbagai penelitian