RANGKUMAN
1. Latar Belakang
Bahasa merupakan hal yang vital bagi manusia, karena fungsi bahasa adalah untuk menyampaikan ide, gagasan, pendapat dan perasaan kepada oranglain. Seseorang dalam berkata tidak pernah terlepas dari konteks. Artinya tiap kata memiliki makna lain sesuai keadaan. Dalam penyampaian suatu kata atau kalimat biasanya bersifat secara taklangsung dan bersifat simbolik. Tujuannya supaya menghindari ketersinggungan seseorang dengan adanya ujaran tertentu.
Bangsa Jepang terkenal dengan sopan santun serta kecenderungan berbasa-basi. Bahasa Jepang pun mengikuti pula pola tingkah orang Jepang yang cenderung menggunakan ungkapan yang tak langsung dan bermakna mendalam. Idiom atau dalam bahasa Jepang disebut kanyouku sering menjadi alternatif yang sering dipakai sebagai alat menyampaikan maksud secara taklangsung dalam bahasa Jepang.
mengenai hubungan makna leksikal dan idiomatikal, serta membahas makna kontekstual dalam kanyouku. Peneliti tidak hanya membahas kanyouku yang mengandung unsur ki (気) saja, tetapi juga akan membahas kanyouku yang mengandung unsur kokoro (心). Hal ini dikarenakan unsur kokoro (心) pun sering muncul dalam manga, novel, ataupun anime.
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk meneliti makna dari kanyouku tersebut dengan judul “Analisis Makna Kanyouku yang Menggunakan Kata “Ki” dan “Kokoro” Dalam Manga Nihon Mukashi Banashi 101”
2. Landasan Teori
a. Semantik ‘Imiron’ (意味論)
b. Jenis-jenis makna
Menurut Chaer (2009: 59) jenis atau tipe makna dapat dibedakan berdasarkan beberapa kriteria dan sudut pandang. Berikut ini jenis-jenis makna berdasarkan beberapa kriteria dan sudut pandang, yaitu:
a) Berdasarkan jenis semantiknya, yaitu:
1) Makna Leksikal, yaitu makna yang sesuai dengan referennya atau makna asli
2) Makna Gramatikal, yaitu makna yang hadir sebagai akibat adanya proses gramatikal.
b) Berdasarkan ada tidaknya referen pada sebuah kata atau leksem, yaitu:
1) Makna Referensial, yaitu sesuatu di luar bahasa yang diacu oleh suatu kata
2) Makna Nonreferensial makna yang terkadung dalam kata-kata yang tidak mempunyai referen
c) Berdasarkan ada tidaknya nilai rasa pada sebuah kata atau leksem, yaitu:
2) Makna Konotatif, yaitu makna lain yang ditambahkan pada makna denotative yang berhubungan dengan nilai rasa orang atau kelompok orang yang meggunakan bahasa itu.
d) Berdasarkan ketepatan maknanya yaitu :
1) Makna Umum, yaitu makna sebuah kata yang masih bersifat umum dan mempunyai pengertian dan pemakaian yang lebih luas.
2) Makna Istilah (Makna Khusus), yaitu makna sebuah kata yang sudah bersifat khusus dam mempunyai pengertian dan pemakaian yang terbatas.
e) Berdasarkan kriteria lain atau sudut pandang lain, yaitu :
1) Makna Konseptual, yaitu makna yang sesuai dengan konsepnya atau referennya.
2) Makna Asosiatif, yaitu makna yang dimiliki sebuah kata berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan keadaan diluar bahasa.
4) Makna kontekstual, yaitu makna yang muncul sebagai akibat hubungan antara ujaran dan konteks.
c. Idiom dalam Bahasa Jepang
Idiom adalah kelompok kata (frase) atau ungkapan yang digunakan bersama-sama dengan arti dan susunan yang tetap (Riyanto, 2015 : 2). Idiom dalam bahasa Jepang disebut Kanyouku, berikut ini adalah beberapa pendapat para ahli mengenai kanyouku :
Menurut Menurut Yoshimasa (2011:289) :
[二つ以上の言葉が一緒になって、もとの言葉とは違う、ある決
まった意味を表す言葉]
“Futatsu ijou no kotoba ga issho ni natte, moto no kotoba towa chigau, aru kimatta imi wo arawasu kotoba”
“ Dua kata atau lebih yang bergabung, dan menjadi makna baru yang berbeda dengan kata pembentuknya, sudah ditetapkan maknanya.”
Menurut Norimasa (2001:1406)
[二つ以上の単語が決まった結びつきをしていて、それぞれの単語
の意味をただつなぎ合わせても理解できない別の意味を表わす言
い方を慣用句とよんでいます]
“ Futatsu ijou no tango ga kimatta musubitsuki wo shiteite, sorezore no tango no imi wo tada tsunagiawasetemo rikai dekinai betsu no imi wo arawasu iikata wo kanyouku to yondeimasu”
Menurut Matsumura (1998:1344)
[二語以上の単語が結合して、それ全体である特定の意味を表すも
の]
“Futago ijou no tango ketsugou shite, sore zentai de aru tokutei no imi wo arawasu mono”
“ Kanyouku adalah gabungan dua kata atau lebih yang keseluruhan
makna katanya menyatakan arti khusus.”
Dari beberapa pendapat parah ahlis tersebut, dapat disimpulkan
bahwa kanyouku adalah gabungan dari dua kata atau lebih yang
menimbulkan makna lain.
Menurut Sutedi (2009: 99) dalam menganalisis suatu frase terutama idiom minimal ada tiga langkah yang ditempuh, yaitu:
1) Pengkajian makna leksikal.
2) Pengkajian makna idiomatikal.
3) Deskripsi hubungan makna leksikal dengan makna idiomatikal.
Untuk mendeskripsikan hubungan makna leksikal dengan makna idiomatikal antara lain dapat digunakan tiga macam gaya bahasa atau majas, yaitu metafora, metonimi, dan sinekdoke.
d. Klasifikasi Kan’youku
1) Kan’youku yang menyatakan indera dan perasaan atau emosi
2) Kan’youku yang menyatakan tubuh, sifat dan tingkah laku
3) Kan’youku yang menyatakan kelakuan, gerak, dan tindakan
4) Kan’youku yang menyatakan kondisi, tingkatan dan nilai atau harga
5) Kan’youku yang menyatakan masyarakat, kebudayaan dan kehidupan
Klasifikasi kan’youku berdasarkan kelas kata yang mengikutinya menurut teori dalam penelitian Rahmah dalam jurnal Izumi (2014, vol 3, no 2), yaitu :
1) Doushi kan’youku
2) Keiyoushi kan’youku
3) Meishi kan’youku
e. Makna Ki (Perasaan / Feel)
Menurut Yoshimasa (2011:291) ki memiliki makna : 1) Udara
2) Perasaan
3) Sesuatu yang berhubungan dengan alam
5) Kehendak
6) Nafas
7) Aroma / rasa
f. Makna Kokoro (Hati)
Menurut Yoshimasa (2011:444) kokoro memiliki makna :
1) Hal yang berhubungan dengan perasaan dan pemikiran
2) Pikiran
3) Perasaan
4) Simpati / perhatian
5) Ketulusan
3. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, sumber data yang digunakan adalah “Manga Nihon Mukashi Banashi 101 karya oleh Sayumi Kawauchi. Selanjutnya objek data dalam penelitian ini adalah kan’youku yang menggunakan kata ki dan kokoro. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan teknik pustaka, kemudian dilanjutkan dengan teknik analisis data yang menggunakan teknik analisis deskriptif. Langkah Penelitiannya adalah sebagai berikut :
b) Mencari kalimat yang terdapat kanyouku “ki” dan “kokoro”
c) Mencari makna idiom dan makna leksikal kan’youku yang menggunakan kata ki dan kokoro.
d) Menganalisis hubungan makna leksikal dan idiomatikal kanyouku ‘ki’ dan ‘kokoro’
e) Menganalisis makna kontekstual yang terdapat pada kanyouku ‘ki’ dan ‘kokoro’
f) Menyimpulkan hasil analisis
4. Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan analisis, dalam “Manga Nihon Mukashi Banashi 101” karya Sayumi Kawauchi terdapat 18 kanyouku yang menggunakan kata ki dan 7 kanyouku yang menggunakan kata kokoro, yaitu :
a) Kanyouku yang menggunakan kata ‘Ki’ :
気にかける、気に入る、気がする、気が付く、気を取られている、
気を付ける、気が気でない、気が進まない、気にかかる、気にする、
気になる、気が強い、気が長い、気がいい、気が弱い、気を悪くす
る、気を配る、気が済まない。
心を打つ、心を込める、心を入れ替える、心を合わせる、心を動か
す、心を奪われる、心を引ける。
Klasifikasi kanyouku berdasarkan kelas kata yang mengikutinya, terdapat 13 doushi kanyouku yang menggunakan kata ki dan 7 doushi kanyouku yang menggunakan kata kokoro, 4 keiyoushi kanyouku yang menggunakan kata ki, dan 1 meishi kanyouku yang mengggunakan kata ki.
Untuk mendeskripsikan hubungan makna leksikal dengan makna idiomatikal antara lain dapat digunakan tiga macam gaya bahasa atau majas, yaitu metafora, metonimi, dan sinekdoke. Dalam analisis ini makna kan’youku ki dan kokoro terdapat 10 makna yang dihubungkan dengan majas metafora, 14 makna yang dihubungkan dengan majas metonimi, dan 1 makna yang dihubungkan dengan majas sinekdoke
Setiap kanyouku memiliki makna kontekstual yang berbeda. Makna kontekstual timbul akibat adanya hubungan ujaran dan konteks. Dalam analisis terdapat makna kontekstual berdasarkan situasi, tujuan, suasana hati, dan kebahasaan.
5. Simpulan
menggunakan kata ki, Dalam kan’youku yang menggunakan kata ki dan kokoro ini terdapat 10 makna yang dihubungkan denga majas metafora, 14 majas metonimi, dan 1 majas sinekdoke. Serta
makna kontekstual kanyouku ki dan kokoro yang muncul
dalam sumber data adalah makna kontekstual berdasarkan