• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makna Frasa Roh Membawa Yesus Untuk Dico

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makna Frasa Roh Membawa Yesus Untuk Dico"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat Dalam Menyelesaikan

Stratum Satu (S1) Program Studi Teologi Kristen Pada Sekolah Tinggi Theologia Jaffray Makassar

Oleh

RENDY AGUSTIN REYNOLD NPM: 11012052

SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA JAFFRAY MAKASSAR

(2)

Rendy Agustin Reynold. “Makna Frasa Roh Membawa Yesus Untuk Dicobai Iblis Dalam Matius 4:1-11 Dan Implikasinya Bagi Kehidupan Orang Percaya.” (Dibimbing oleh Pdt. Robi Panggarra, M.Th).

ABSTRAK

Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah: Pertama, frasa Roh membawa Yesus untuk dicobai menunjukkan bahwa Roh yang membawa Yesus adalah Roh Kudus. Hal ini tidak menunjukkan bahwa Roh berada di atas Yesus sehingga memiliki otoritas kepada-Nya, tetapi Roh dalam posisi yang setara dengan Yesus. Peristiwa ini berada dalam rencana Allah bagi Yesus selama hidup-Nya di dalam dunia. Setelah Yesus dibaptis Dia akan segera memulai pelayanan-Nya di dalam dunia, tetapi sebelumnya Dia mengalami pencobaan terlebih dahulu. Pencobaan yang dialami Yesus berasal dari iblis dan bukan dari Roh Kudus. Kedua, Roh juga bisa membawa orang percaya untuk dicobai. Roh tidak mencobai, tetapi iblislah yang mencobai orang percaya. Roh membawa orang percaya untuk dicobai iblis atas seizin Allah dan tetap berada dalam kedaulatan dan pemeliharaan Allah bagi orang percaya. Allah punya rencana ketika Dia mengizinkan orang percaya dicobai oleh iblis. Orang percaya dapat bertahan dalam pencobaan itu dengan menggunakan firman Tuhan seperti teladan yang Yesus telah berikan ketika Dia sendiri dicobai oleh iblis.

(3)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Pengajaran mengenai Roh Kudus adalah hal yang sangat penting dalam

kehidupan orang Kristen. Melalui penelitian mengenai Roh Kudus, maka Allah

Tritunggal menjadi nyata bagi orang percaya.1 Sekalipun pengajaran tentang hal

tersebut sangat penting, namun pada kenyataannya pokok ini sulit untuk

dipahami.2 Tetapi hal ini tidaklah seharusnya menjadi penghalang bagi orang

percaya untuk mempelajarinya sehingga memiliki pemahaman yang mendalam

dan jelas. Tritunggal adalah sebuah keutuhan sehingga orang percaya tidaklah

seharusnya memiliki pemahaman yang baik terhadap satu bagian sementara tidak

menganggap penting bagian yang lainnya.

Kata “roh” dalam bahasa Ibrani adalah ruah dan dalam bahasa Yunani

adalah pneuma berarti “napas” atau “angin” yang menunjukkan kuasa pemberi

kehidupan yang tak terlihat dan jika digabungkan dengan “kudus”, maka kuasa itu

dikatakan sebagai yang ilahi.3 Roh Kudus adalah suatu Pribadi. Charles Ryrie

mengatakan, “Penyangkalan Roh Kudus sebagai suatu Pribadi, yang telah terjadi

dalam sepanjang sejarah gereja, seringkali menggantikan konsep bahwa Dia

hanyalah merupakan suatu penjelmaan dari kuasa yang sangat mirip dengan

1 Millard J. Erickson, Teologi Kristen Jilid 1 (Malang: Gandum Mas, 2004), 14. 2 Ibid., 15.

(4)

pernyataan bahwa setan adalah suatu penjelmaan dari kejahatan.”4 Orang percaya

meyakini bahwa Roh Kudus adalah suatu Pribadi. Dia adalah “pribadi yang nyata

dan bukannya suatu pengaruh yang samar-samar ataupun suatu tingkatan

perbuatan ilahi, dan Pribadi yang mulia ini adalah Allah sendiri.”5

Pengajaran mengenai Roh Kudus dan pekerjaan-Nya terlihat dengan jelas,

baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Dia terlibat langsung dalam

proses penciptaan alam semesta, bumi, hewan, dan sampai manusia.6 Selain itu,

“Roh Kudus adalah Pelaku dalam pewahyuan dan penulisan firman Allah kepada manusia pada masa Perjanjian Lama.”7 Dalam Perjanjian Baru semakin terlihat

dengan jelas mengenai pekerjaan Roh Kudus dalam pelayanan Yesus, baik secara

khusus maupun dalam kehidupan manusia secara umum.

Dalam Injil Yohanes 14:16-17 tertulis: “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai

kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia,

sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal

Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.” Yesus menjanjikan

akan hadirnya Roh Kudus yang disebut juga sebagai Penolong dan Roh

Kebenaran. Roh tersebut akan menyertai manusia dan diam di dalam manusia.

Melalui bagian ini, maka dapat terlihat peran Roh Kudus dalam kehidupan

(5)

manusia. Dia akan menjadi Penolong bagi manusia dan menyertai manusia dalam

kehidupannya. Stephen Tong mengatakan, “Pekerjaan Roh Kudus yang terbesar

adalah menurunkan firman dari surga ke bumi dan membawa orang berdosa dari

bumi ke sorga.”8 Roh Kudus menolong manusia dalam memahami kebenaran

firman Tuhan dan membuat manusia menyadari dirinya sebagai orang berdosa

yang membutuhkan keselamatan dari Tuhan.

Selain itu, Roh Kudus juga memberikan karunia-karunia kepada manusia.

Surat I Korintus 12 memberikan penjelasan mengenai rupa-rupa karunia Roh

Kudus yang dikaruniakan kepada manusia. Karunia rohani bukanlah tempat dalam

pelayanan, jabatan, pelayanan kelompok usia tertentu, teknik keahlian khusus, dan

tidak sama dengan bakat/talenta alamiah.9 Karunia Roh Kudus ini adalah

anugerah berupa suatu kemampuan yang diberikan Allah untuk mengerjakan

pelayanan yang dipercayakan-Nya kepada manusia. Roh Kudus yang dijanjikan

itu juga akan mengerjakan pelayanan-pelayanan lainnya yaitu mengajar (Yohanes

16:12-15), membimbing/memimpin (Roma 8:14), meyakinkan (Roma 8:16), dan

berdoa untuk manusia (Roma 8:26).10

Roh Kudus juga berperan secara nyata dalam pelayanan Yesus Kristus

selama ada di dunia. Dalam peristiwa kelahiran Yesus dan pembaptisan-Nya

terlihat secara jelas pekerjaan Roh Kudus di dalamnya. Selanjutnya setelah Yesus

dibaptis, Dia mengalami pencobaan dari iblis. Peristiwa ini mengawali seluruh

(6)

rangkaian pelayanan Yesus selama berada di dunia. Matius 4:1-11 menceritakan

tentang peristiwa ini. Yesus dicobai dalam segala keadaan sama seperti kita, yaitu

berkenaan dengan tubuh-Nya, jiwa-Nya, dan Roh-Nya.11 Masalah yang muncul

dalam perikop ini adalah pada ayat 1 dituliskan bahwa Roh membawa Yesus ke

padang gurun untuk dicobai iblis. Mengapa Roh membawa Yesus untuk dicobai?

Hal ini sepertinya terlihat berbeda dengan pekerjaan Roh Kudus dalam kehidupan

orang percaya yang dijelaskan sebelumnya yang bertujuan untuk kebaikan orang

percaya. Selain itu, dalam hal pencobaan yang dialami Yesus, William Barclay

memberikan pendapat:

Di dalam bahasa Indonesia, kata kerja mencoba mempunyai arti yang kurang menyenangkan. Kata itu selalu berarti menggoda atau mencobai orang untuk melakukan hal-hal yang salah, seperti umpamanya merayu orang untuk melakukan dosa atau membujuk seseorang untuk menempuh jalan yang aslah. Tetapi arti kata bahasa Yunani peirazein mengandung unsur yang berbeda. Kata bahasa Yunani peirazein berarti menguji, dan menguji mempunyai makna yang jauh lebih berbobot ketimbang mencoba atau mencobai seperti yang terdapat di dalam bahasa Indonesia.12

Sedangkan Matthew Henry mengatakan, “Pencobaan ini menunjukkan

kerendahan hati dan penghinaan atas diri-Nya. Pencobaan itu adalah panah api,

duri dalam daging, pemukulan, penampian, pergumulan, pertempuran, yang

semuanya menunjukkan kesukaran dan penderitaan.”13 Matthew Henry

memberikan penekanan bahwa peristiwa yang dialami oleh Yesus di padang

11 Adina Chapman, Pengantar Perjanjian Baru (Bandung: Kalam Hidup, 2004), 19. 12 William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari: Injil Matius Ps. 1-10 (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010), 102.

(7)

gurun adalah pencobaan yang bertujuan untuk membuat-Nya jatuh ke dalam dosa

dan memberontak kepada Bapa yang telah mengutus-Nya ke dalam dunia ini.

Jika demikian, apa yang dimaksud dari ayat ini? Apakah hal ini juga bisa

terjadi dalam kehidupan orang percaya? Jika terjadi, bagaimana respon yang

seharusnya diberikan oleh orang percaya ketika menghadapi kondisi ini?

Dengan latar belakang permasalahan tersebut, maka penulis menyusun

skripsi ini dengan judul MAKNA FRASA ROH MEMBAWA YESUS UNTUK

DICOBAI IBLIS DALAM MATIUS 4:1-11 DAN IMPLIKASINYA BAGI KEHIDUPAN ORANG PERCAYA.

Pokok Masalah

Pokok masalah yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah: pertama, apa

makna frasa Roh membawa Yesus untuk dicobai iblis dalam Matius 4:1-11.

Kedua, apa implikasi dari makna tersebut dalam kehidupan orang percaya.

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dari tulisan ini adalah: pertama, untuk

menjelaskan apa makna frasa Roh membawa Yesus untuk dicobai dalam Matius

4:1-11. Kedua, untuk menjelaskan apa yang menjadi implikasi dari makna

(8)

Metode Penelitian

Metode yang digunakan penulis dalam menyusun skripsi ini adalah

metode eksegesis melalui beberapa tahapan dan juga melalui studi literatur atau

kepustakaan dan referensi lainnya.

Batasan Penelitian

Batasan penelitian dalam tulisan skripsi ini adalah kitab Injil Matius

4:1-11.

Manfaat Penelitian

Melalui tulisan ini penulis berharap agar orang percaya dapat memperoleh

pemahaman mengenai makna dari frasa Roh membawa Yesus untuk dicobai

dalam Matius 4:1-11 dan apa implikasinya dalam kehidupan sehari-hari.

Sistematika Penelitian Struktur penulisan dalam skripsi ini adalah:

Bab pertama adalah pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah,

pokok masalah, tujuan penulisan, metode penelitian, batasan penelitian, manfaat

penelitian dan sistematika penelitian.

Bab kedua adalah latar belakang Injil Matius yang berisikan hubungan

Injil Matius dengan Perjanjian Lama, penulis Injil Matius, tanggal penulisan kitab,

(9)

Bab ketiga adalah eksegesis makna frasa Roh membawa Yesus untuk

dicobai iblis yang berisikan genre, struktur Matius 4:1-11, dan pembahasan teks

Matius 4:1-11.

Bab keempat adalah implikasi bagi kehidupan orang percaya yang

berisikan implikasi teologis dan implikasi praktis.

(10)

KEPUSTAKAAN Alkitab

Alkitab. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia (LAI), 1974.

Barker, Kenneth L. Ed. NIV Study Bible. Grand Rapids, Michigan: Zondervan,

2002.

Stamps, Donald C. Ed. Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan. Malang: Gandum Mas, 2010.

Software

BMG Morphology, Word Analysis. Bible Works Version 6.

Kamus

Browning, W. R. F. Kamus Alkitab. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011.

Sutanto, Hasan. Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia dan Konkordansi Perjanjian baru (PBIK) Jilid I. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2003.

. Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia dan Konkordansi Perjanjian baru (PBIK) Jilid II. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2003.

Buku-Buku

Balchin, John. et al. Intisari Alkitab. Jakarta: PPA, 2001.

Barclay, William. Pemahaman Alkitab Setiap Hari: Injil Matius Ps. 1-10. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010.

Barker, Kenneth L. dan John R. Kohlenberger III. Ed. The Expositor’s Bible

(11)

Boersema, Jan A., Henk Venema, dan Yoel M. Indrasmoro. Ed. Berteologi Abad XXI. Jakarta: Literatur Perkantas, 2015.

Boice, James Montgomery. Dasar-dasar Iman Kristen. Surabaya: Momentum,

2011.

Brake, Andrew. Spiritual Formation. Bandung: Kalam Hidup, 2014.

Chapman, Adina. Pengantar Perjanjian Baru. Bandung: Kalam Hidup, 2004.

De Heer, J. J. Injil Matius Pasal 1-22. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015.

Drane, John. Memahami Perjanjian Baru. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011.

Erickson, Millard J. Teologi Kristen. Malang: Gandum Mas, 2004.

Fee, Gordon D. New Testament Exegesis. Malang: Literatur SAAT, 2011.

Gering, Howard M. Analisa Alkitab. Jakarta: Immanuel, 1992.

Graham, Billy. Roh Kudus. Bandung: Lembaga Literatur Baptis, 1998.

Groenen, C. Pengantar ke dalam Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kanisius, 1997.

Guthrie, Donald. Pengantar Perjanjian Baru vol. 1. Surabaya: Momentum, 2012.

Henry, Matthew. Tafsiran Injil Matius 1-14. Surabaya: Momentum, 2007.

Leks, Stefan. Tafsir Injil Matius. Yogyakarta: Kanisius, 2003.

Maiaweng, Peniel. Catatan Kuliah Hermeneutik Perjanjian Lama. Makassar,

2013.

Morris, Leon. Teologi Perjanjian Baru. Malang: Gandum Mas, 2014.

Newman, Barclay M. dan Philip C. Stine. Pedoman Penafsiran Alkitab: Injil Matius, edisi kedua. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2008.

Newman Jr., Barcklay M. Kamus Yunani Indonesia untuk Perjanjian Baru.

(12)

Osborne, Grant R. Spiral Hermeneutika. Surabaya: Momentum, 2012.

Pandensolang, Welly. Gramatika dan Sintaksis Bahasa Yunani Perjanjian Baru.

Jakarta: YAI Press, 2010.

Pfeiffer, Charles F. dan Everett F. Harrison. Ed. Tafsiran Alkitab Wycliffe Vol. 3 Perjanjian Baru. Malang: Gandum Mas, 2008.

Ryrie, Charles C. Teologi Dasar 2. Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2012.

Santoso, David Iman. Theologi Matius. Malang: Literatur SAAT, 2009.

Simpson, A. B. Mengikuti Pimpinan Roh. Bandung: Kalam Hidup, 1975.

Solihin, Benny. 7 Langkah Menyusun Khotbah yang Mengubah Kehidupan.

Malang: Literatur SAAT, 2010.

Sosipater, Karel. Etika Perjanjian Baru. Jakarta: Suara Harapan Bangsa, 2010.

Stuart, Douglas. Eksegesis Perjanjian Lama. Malang: Gandum Mas, 2009.

Suharyo, I. Pengantar Injil Sinoptik. Yogyakarta: Kanisius, 1995.

Tenney, Merrill C. Survei Perjanjian Baru. Malang: Gandum Mas, 1992.

Tong, Stephen. Dinamika Hidup dalam Roh Kudus. Surabaya: Momentum, 2007.

Wahono, Wismoady. Di Sini Kutemukan. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1986.

Wenham, J. W. Bahasa Yunani Koine. Malang: SAAT, 1987.

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan dukungan suami dengan praktek ASI eksklusif menunjukkan bahwa ibu menyusui di Kampung Sereh Papua yang mendapatkan dukungan baik dari suami lebih besar

PESAN PENTING: Peningkatan kualitas pendidikan menjadi PR besar yang diamanatkan Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko dalam Konferensi PGRI Kota Malang kemarin

Oleh karena itu, murid prasekolah dapat dikatakan masih sangat bergantung (dependent) terhadap guru dalam melakukan segala aktifitasnya di kelas. Pengalaman

Employee Character Building & Development Program ini dirancang untuk membentuk individu menjadi pribadi yang sehat, kuat dan tangguh.. Sesudah itu pribadi ini baru bisa

Pada hari ini saya dan teman-teman daerah Depok melakukan diskusi tentang rencana diesok hari untuk membeli barang-barang seperti hand sanitizer, buah-buahan dan lain lain yang

gariepinus dengan betina spesies-spesies ikan lele lokal Asia tersebut mengindikasikan bahwa ikan lele dumbo bukanlah ikan lele hibrida hasil hibridisasi antara

Dalam kerja praktek yang telah dilakukan, penulis mengamati proses  pendeteksian level    baja cair dengan menggunakan EMLI dan pengaruh level   baja cair terhadap

PF : Umat Tuhan, mari kita mengarahkan hati untuk di pimpin Roh Kudus, yang membawa kita kepada jalan kehidupan yang benar. : Kami membuka hati untuk dipimpin oleh Roh