• Tidak ada hasil yang ditemukan

Article Text 86 1 10 20180226

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Article Text 86 1 10 20180226"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH FAKTOR MAKRO EKONOMI TERHADAP PROVITABILITAS PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

PERIODE 2013-2015

Oleh:

Septian Yudha Kusuma

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor makro ekonomi menggunakan variabel inflasi, suku bunga dan produk domestik bruto terhadap provitabilitas menggunakan ROA perbankan syariah di Indonesia periode 2013-2015.

Teknik sample yang digunakan adalah purposive sample dengan jumlah sample sebanyak 11 bank syariah dan 116 data yang diolah dalam penelitian. Teknik analisis data yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan regresi berganda yang mana sebelumnya telah dilakukan uji asumsi klasik. Hasil Uji F secara bersama-sama inflasi, suku bunga dan produk domestik bruto berpengaruh terhadap ROA perbankan syariah.

Hasil Uji T menunjukkan tidak ada satupun variabel independen yang berpengaruh terhadap ROA perbankan syariah. Sedangkan, nilai koefisien determinasi (R2) didapatkan hasil 0,116 atau 11,6%.

Kata kunci: inflasi, suku bunga, produk domestik bruto, provitabilitas, ROA, perbankan syariah.

PENDAHULUAN

Dalam UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan juga menjelaskan definisi Perbankan sebagai perantara antara pihak yang kekurangan dana dan pihak yang kelebihan dana. Sistem perbankan sebagai lembaga perantara keuangan, memiliki pengaruh yang signifikan terhadap distribusi kekayaan dalam masyarakat, masalah kemiskinan serta eliminasi keadilan sosial (Kamla & Rammal, 2013). Salah satu argumen utama dalam penciptaan perbankan syariah adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat miskin (Kamla & Rammal, 2013), karena masyarakat miskin biasanya dianggap oleh bank-bank konvensional sebagai peminjam yang sangat berisiko karena sulit dalam menilai kelayakan kredit, selain itu juga ketidakmampuan untuk memberikan jaminan kepada bank sehingga muncul potensi risiko (Dusuki, 2008).

Reputasi perbankan syariah semakin menguat pasca krisis keuangan global yang terjadi baru-baru ini. Meningkatnya pengakuan terhadap produk keuangan Islam di beberapa lembaga keuangan serta asuransi di Eropa dan Amerika setelah krisis keuangan telah membuktikan proyeksi ini. Keuangan Islam telah mencapai pertumbuhan yang substansial dalam dua dekade terakhir, yakni sekitar 14% dalam 15 tahun terakhir (Farook, Hassan, & Lanis, 2011). Krisis moneter yang terjadi pada 1998 telah membuat beberapa bank konvensional dilikuidasi karena sistem bunganya. Namun, perbankan syariah justru tetap berdiri tegak dan mampu bertahan, terbukti salah satu keberhasilan perbankan syariah dapat dilihat dari keberhasilan Bank Muamalat dapat melewati krisis tanpa bantuan pemerintah, justru mampu mencatatkan laba Rp. 300 M lebih (Swandayani & Kusumaningtias, 2012).

Salah satu indikator penilaian kinerja keuangan bank adalah tingkat profitabilitas (Sahara, 2013). Dalam pengukuran tingkat profitabilitas dapat

menggunakan Return of Asset (ROA) (Hong, 2015; Sahara, 2013; Swandayani &

Kusumaningtias, 2012). Berdasarkan Surat Edaran BI No.3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001, ROA merupakan ukuran kinerja keuangan bank dalam memperoleh laba sebelum pajak yang berasal dari total aset bank. ROA merupakan metode pengukuran yang paling obyektif yang didasarkan pada data akuntansi yang tersedia pada laporan keuangan serta besarnya ROA dapat mencerminkan hasil dari

serangkaian kebijakan perusahaan terutama perbankan (Swandayani &

(2)

Dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya, bank tidak terlepas dari pengaruh kondisi perekonomian (Swandayani & Kusumaningtias, 2012). Dalam bukunya, Sukirno (2006) menuliskan bahwa faktor makro ekonomi terdiri dari produk domestik bruto dan produk nasional bruto, gross domestik produk, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, tingkat pengangguran, nilai tukar valas, jumlah uang beredar dan suku bunga. Penelitian ini menggunakan faktor makro ekonomi yaitu inflasi, suku bunga dan produk domestik bruto sesuai penelitian terdahulu sebagai faktor yang dapat mempengaruhi profitabilitas (Hong, 2015; Sahara, 2013; Stiawan, 2009; Swandayani & Kusumaningtias, 2012).

Dalam praktiknya, bank cukup berpengaruh terhadap inflasi. Menurut Swandayani & Kusumaningtias (2012), jika suatu negara mengalami inflasi yang tinggi dapat menyebabkan naiknya tingkat konsumsi, sehingga dapat mempengaruhi

pola saving dan pembiayaan pada masyarakat. Penelitian Hong (2015) pada Bank

Islam di Malaysia pada 2007-2011 menunjukkan hasil yang signifikan ke arah negatif terhadap profitabilitas bank. Namun berbeda dengan hasil penelitian Sahara (2013) pada Bank Syariah di Indonesia tahun 2008-2010 menunjukkan bahwa inflasi mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap ROA perbankan syariah. Hasil penelitian didukung oleh penelitian Demirgüç-Kunt & Huizinga (1999) yang menunjukkan hasil bahwa inflasi berpengaruh tidak signifikan ke arah positif terhadap profitabilitas bank dengan syarat bank mampu menaikkan tingkat bunganya lebih cepat daripada biaya yang timbul akibat inflasi.

Variabel lain yang mempengaruhi tingkat profitabilitas adalah suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Karim (2002) dalam Swandayani & Kusumaningtias (2012) menjelaskan bahwa penentuan tingkat bagi hasil baik dalam pendanaan maupun pembiayaan, bank syariah masih berpatokan pada tingkat suku bunga

umum sebagai equivalent rate atau benchmark dalam penentuan margin dalam bagi

hasil. Meningkatnya suku bunga pada bank konvensional akan menyebabkan nasabah akan memindahkan dananya ke bank konvensional. Naiknya suku bunga bank konvensional berakibat terhadap sumber dana pihak ketiga bank syariah. Penurunan dana pihak ketiga pada bank syariah yang disebabkan oleh pemindahan dana tersebut tentunya berpengaruh terhadap kegiatan operasional bank syariah berkaitan dengan pembiayaan dan penyaluran dana. Jika hal tersebut terjadi, maka pendapatan dan profit bank akan menurun. Sejalan dengan teori, penelitian Swandayani & Kusumaningtias (2012) serta Sahara (2013) menemukan bahwa suku bunga berpengaruh terhadap ROA. Namun hasil penelitian Dwijayanthy & Naomi (2009) memiliki hasil yang berbeda, yaitu suku bunga tidak berpengaruh terhadap profitabilitas bank.

(3)

Dengan adanya fenomena pada perbankan syariah Indonesia didukung oleh

research gap, maka fokus penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh inflasi, suku

bunga dan produk domestik bruto secara simultan dan pasrial berpengaruh terhadap

profitabilitas perbankan syariah di Indonesia periode 2012-2014”. Sedangkan tujuan

yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh inflasi, suku bunga dan produk domestik bruto secara simultan dan pasrial terhadap profitabilitas perbankan syariah di Indonesia periode 2013-2015.

LANDASAN TEORI Profitabilitas

Profitabilitas atau kinerja keuangan bank merupakan suatu ukuran yang menggambarkan tingkat kondisi keuangan bank (Sahara, 2013). Dalam menilai profitabilitas bank secara kuantitatif, acuan yang dapat digunakan adalah sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004, terdapat delapan indikator yang dapat digunakan untuk menilai tingkat profitabilitas, yaitu Return on asset, Return on equity, Net interest margin, Biaya operasional dibandingkan dengan pendapatan operasional, Perkembangan laba operasional, Komposisi portofolio aktiva produktif dan diversifikasi pendapatan, Penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan, dan Prospek laba operasional.

Penelitian ini menggunakan salah satu indikator profitabilitas, yaitu ROA sesuai penelitian terdahulu (Hassan & Bashir, 2003; Hong, 2015; Sahara, 2013; Sodiq, 2016; Stiawan, 2009; Swandayani & Kusumaningtias, 2012). ROA merupakan salah satu rasio profitabilitas yang dapat digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan total aset yang dimilikinya (Sodiq, 2016).

Indikator kesehatan bank syariah tertuang dalam Surat Edaran No.9/24/DPBS tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Perbankan Syariah. Bank Indonesia menetapkan ROA minimal sebesar 1.26% atau lebih besar dari 1.25% untuk menentukan suatu bank yang sehat, atau dapat dikatakan jika lebih besar ROA, semakin besar pula tingkat pengembaliannya. Perhitungan ROA sesuai dengan Surat Edaran BI No.3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001, ROA diperoleh dari laba sebelum pajak dibandingkan dengan total aset bank.

Inflasi

Muharam (2009) mendefinisikan inflasi menurut para ahli yaitu adanya kenaikan harga yang terjadi terhadap harga-harga barang secara umum serta berlangsung cukup lama. Kenaikan harga yang terjadi hanya dari satu atau dua macam barang saja tidaklah dapat dikatakan sebagai inflasi, kecuali jika kenaikan tersebut membawa dampak terhadap kenaikan harga sebagian besar barang-barang lainnya (Swandayani & Kusumaningtias, 2012).

Sodiq (2016) mengemukakan bahwa jika kenaikan harga terjadi, maka

masyarakat cenderung menggunakan uang dalam bentuk cash yang digunakan

untuk membeli barang-barang dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, bahkan jika terjadi kenaikan harga yang cukup tinggi dapat mendorong masyarakat

melakukan pencairan dananya secara besar-besaran dari bank (rush), masyarakat

(4)

Selaras dengan teori, penelitian Hong (2015) pada Bank Islam di Malaysia pada 2007-2011 menunjukkan hasil yang signifikan ke arah negatif terhadap profitabilitas bank. Namun berbeda dengan hasil penelitian Sahara (2013) pada Bank Syariah di Indonesia tahun 2008-2010 menunjukkan bahwa inflasi mempunyai pengaruh yang signifikan positif terhadap ROA perbankan syariah. Hasil penelitian lain dilakukan oleh penelitian Demirgüç-Kunt & Huizinga (1999) yang menunjukkan hasil bahwa inflasi berpengaruh tidak signifikan ke arah positif terhadap profitabilitas bank dengan syarat bank mampu menaikkan tingkat bunganya lebih cepat daripada biaya yang timbul akibat inflasi.

H1: Inflasi berpengaruh terhadap ROA

Suku Bunga

Perkembangan tingkat suku bunga yang tidak wajar akan secara langsung mengganggu perkembangan perbankan (Dwijayanthy & Naomi, 2009). Penentuan tingkat bagi hasil baik dalam pendanaan maupun pembiayaan, bank syariah masih

mengacu pada tingkat suku bunga umum sebagai equivalent rate atau benchmark

dalam penentuan margin bagi hasil (Karim, 2002 dalam Swandayani &

Kusumaningtias, 2012). Peningkatan suku bunga pada bank konvensional akan menyebabkan nasabah memindahkan dananya ke bank konvensional. Naiknya suku bunga bank konvensional berdampak terhadap sumber dana pihak ketiga bank syariah yang menurun disebabkan oleh pemindahan dana tersebut yang tentunya berpengaruh terhadap kegiatan operasional bank syariah berkaitan dengan pembiayaan dan penyaluran dana. Jika hal tersebut terjadi, maka pendapatan dan profit bank akan menurun.

Sejalan dengan hal tersebut, penelitian Swandayani & Kusumaningtias (2012) serta Sahara (2013) menemukan bahwa suku bunga berpengaruh terhadap ROA. Namun hasil penelitian Dwijayanthy & Naomi (2009) memiliki hasil yang berbeda, yaitu suku bunga tidak berpengaruh terhadap profitabilitas bank.

H2: Suku bunga berpengaruh terhadap ROA

Produk Domestik Bruto

Produk Domestik Bruto atau PDB merupakan nilai barang dan jasa yang diproduksi dalam negara dengan menggunakan faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh penduduk/perusahaan negara (Sukirno, 2003). Kenaikan nilai PDB pada suatu negara menunjukkan peningkatan kesejahteraan masyarakatnya, dan tentunya juga berdampak pada peningkatan permintaan secara agregat, dan sudah semestinya juga diimbangi dengan pertumbuhan ekonomi di sektor riil, peningkatan kesejahteraan masyarakat tentu akan diikuti juga dengan peningkatan tabungan masyrakat pada bank, dan akan berpengaruh secara positif terhadap pendapatan bank, yang akan meningkatkan ROA pada bank (Sodiq, 2016).

(5)

penelitian Stiawan (2009) yang menunjukkan bahwa PDB tidak berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas bank syariah selama periode 2005 - 2008.

H3: Produk Domestik Bruto berpengaruh terhadap ROA

METODE PENELITIAN Sampel dan Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah perbankan syariah yang terdaftar di Bank

Indonesia pada tahun 2013-2015. Sampel penelitian diambil secara purposive

sampling yaitu metode dimana pemilihan sampel pada karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya dengan kriteria sebagai berikut :

1. Bank syariah merupakan Bank Umum Syariah (BUS).

2. Bank Syariah tersebut membuat laporan keuangan triwulan pada periode

2013–2015 dan telah dipublikasikan di Bank Indonesia.

3. Data untuk penelitian tersedia antara tahun 2013-2015.

4. Bank syariah yang menghasilkan ROA yang positif

Dari kriteria diatas terdapat 11 bank syariah yang digunakan dalam penelitian dengan total sampel sebanyak 116.

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu variabel dependen dan variabel independen. Variabel independen selanjutnya dinyatakan dengan simbol X dan variabel dependen dinyatakan dengan simbol Y. Berikut dijelaskan definisi operasional beserta pengukuran masing-masing variabel penelitian:

1. Variabel Independen (X)

Varibel independen dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel, yaitu: a. Inflasi (X1)

Muharam (2009) mendefinisikan inflasi menurut para ahli yaitu adanya kenaikan harga yang terjadi terhadap harga-harga barang secara umum serta berlangsung cukup lama. Penghitungan inflasi dilakukan dengan menghitung nilai indeks harga konsumen yaitu dengan menggunakan rumus (Sodiq, 2016):

b. Suku Bunga (X2)

Suku bunga yang digunakan dalam penelitian ini adalah suku bunga Sertifikat Bank Indonesia dalam jangka waktu 30 hari atau 1 bulan.

c. Produk Domestik Bruto (X3)

Produk Domestik Bruto atau PDB merupakan nilai barang dan jasa yang diproduksi dalam negara dengan menggunakan faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh penduduk/perusahaan negara (Sukirno, 2003). PDB diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS).

2. Variabel Dependen

Varibel dependen dalam penelitian ini adalah variabel profitabilitas menggunakan ROA dengan rumus sebagai berikut (Swandayani & Kusumaningtias, 2012):

(6)

Metode Analisis

Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis, yakni pengaruh variabel independen yang terdiri dari inflasi, suku bunga dan produk domestik bruto terhadap variabel dependen yaitu provitabilitas. Teknik analisis data yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan regresi berganda sebagai berikut: a) Perhitungan variabel dependen dan variabel independen, b) Uji Normalitas, c) Uji Asumsi Klasik, d) Analisis regresi berganda, e) Uji hipotesis simultan (F) dan parsial (t), dan f)

Koefisien determinasi (R2). Persamaan regresi berganda pada penelitian ini

disajikan sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 +b3X3 + e Di mana:

Y = Profitabilitas a = Konstanta

b = Koefisien regresi X1 = Inflasi

X2 = Suku Bunga

X3 = Produk Domestik Bruto

e = Error

Sumber data sekunder digunakan dalam penelitian ini, yaitu berupa laporan keuangan, terutama laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi komprehensif bank syariah yang diperoleh dari website masing-masing bank. Selain itu, data penelitian juga diperoleh dari situs resmi Bank Indonesia (www.bi.go.id) dan Badan Pusat Statistik (www.bps.go.id).

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian disajikan dalam tabel berikut: Tabel 1 Hasil Penelitian

Variabel Y Variabel X Nilai Sig. F Nilai Sig. t Koefisien

Determinasi

ROA Inflasi 0,01 0,437 0,116

Suku Bunga 0,431

PDB 0,115

Sumber: Data yang diolah (2016)

Berdasarkan tabel 1 diatas dapat diambil keputusan dari hasil penelitian berikut ini:

a. Ada pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara inflasi, suku bunga dan produk domestik bruto terhadap profitabilitas perbankan syariah tahun 2013-2015.

b. Secara pasrial (individual), tidak ada satupun variabel independen: inflasi, suku bunga maupun produk domestik bruto yang berpengaruh terhadap profitabilitas perbankan syariah tahun 2013-2015.

c. Nilai koefisien determinasi (R2) didapatkan hasil 0,116 atau 11,6%. Dengan kata

(7)

PEMBAHASAN

Pengaruh Inflasi Terhadap Profitabilitas

Pada pengujian penelitian ini menunjukkan hasil bahwa inflasi tidak berpengaruh terhadap profitabilitas perbankan syariah selama periode tahun 2013-2015. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Swandayani & Kusumaningtias (2012) yang menjelaskan bahwa inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank syariah pada tahun 2005-2009 yang disebabkan karena pada saat inflasi tinggi maka masyarakat lebih percaya terhadap perbankan syariah dibandingkan dengan perbankan konvensional.

Rosanna (2007) dalam Swandayani & Kusumaningtias (2012) mengungkapkan bahwa inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perbankan syariah. Ketika inflasi tinggi, masyarakat cenderung lebih percaya terhadap perbankan syariah dibandingkan dengan perbankan konvensional. Kepercayaan masyarakat tersebut juga dimungkinkan karena adanya pengalaman historis ketika terjadi krisis ekonomi pada tahun 1997, dimana tingkat inflasi di Indonesia saat itu sangat tinggi dan pada akhirnya mengakibatkan banyak bank konvensional yang mengalami kebangkrutan yang berakibat pada penerapan tingkat bunga yang terlalu tinggi untuk mengimbangi laju inflasi serta untuk menarik nasabah agar tetap memperoleh

dananya, sehingga berakibat pada terjadinya negative spread dan pada akhirnya

bank yang bersangkutan tidak dapat mengembalikan dana masyarakat beserta bunganya yang telah disimpan.

Krisis moneter yang terjadi pada 1998 telah membuat beberapa bank konvensional dilikuidasi karena sistem bunganya. Namun, perbankan syariah justru tetap berdiri tegak dan mampu bertahan, terbukti salah satu keberhasilan perbankan syariah dapat dilihat dari keberhasilan Bank Muamalat dapat melewati krisis tanpa bantuan pemerintah, justru mampu mencatatkan laba Rp. 300 M lebih (Swandayani & Kusumaningtias, 2012).

Secara kajian teori, maka hasil penelitian pada perbankan Syariah di Indonesia cenderung lebih sesuai dengan Teori Ekonomi Islam murni bahwa pada ekonomi islam lebih mengutamakan perputaran uang pada sektor riil sehingga terjadi

kesesuaian antara money supply dan money demand. Selain itu, dalam Islam tidak

mengenal uang sebagai bentuk untuk berinvestasi, melainkan hanya sebagai alat tukar, sehinga uang harus diputar untuk usaha riil yang akan mendatangkan manfaat (Stiawan, 2009).

Pengaruh Suku Bunga Terhadap Profitabilitas

Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini mendapatkan hasil bahwa suku bunga tidak berpengaruh terhadap provitabilitas. Hasil ini sejalan dengan penelitian Muharam (2009), dengan asumsi ketika tingkat suku bunga naik, maka perbankan syariah melakukan beberapa kebijakan internal dengan menaikkan nisbah bagi hasil yang ditawarkan. Selain itu, dalam pelaksanaan usahanya, perbankan syariah tidak mengacu pada tingkat suku bunga, sehingga berapapun tingkat suku bunga tidak akan mempengaruhi peningkatan laba usaha bank.

Selaras dengan hal tersebut, penelitian Wibowo & Syaichu (2013) menjelaskan tidak berpengaruhnya suku bunga terhadap profitabilitas bank syariah disebabkan karena pertama, nasabah bank syariah nampaknya merupakan nasabah yang cenderung loyal terhadap bank syariah. Sementara, nasabah utama pada produk deposito bank syariah merupakan nasabah yang lebih mengedepankan prinsip-prinsip syariah dengan sedikit kecil menerapkan prinsip-prinsip untuk mendapatkan bunga

(8)

disimpan dan dananya dapat diambil dalam periode waktu tertentu, sehingga nasabah yang memasukkan deposito harus menunggu beberapa periode untuk dapat mengambil depositonya sehingga efek suku bunga jangka pendek tampaknya

tidak banyak mengubah deposito mudharabah.

Pengaruh Produk Domestik Bruto Terhadap Profitabilitas

Pengujian pada penelitian ini mendapatkan hasil bahwa produk domestik bruto tidak berpengaruh terhadap provitabilitas. Hasil ini sejalan dengan penelitian Stiawan (2009). Hasil ini dapat dipahami mengingat jumlah nasabah perbankan syariah hanya sebesar 18,75% bila dibandingkan dengan nasabah perbankan syariah (Kania, 2015). Dengan melihat kecilnya prosentase tersebut, dapat disimpulkan bahwa tingkat kepercayaan masyarakat Indonesia masih jauh lebih tinggi pada perbankan konvensional dibandingkan dengan perbankan syariah.

Adanya kenaikan PDB yang dapat meningkatkan pendapatan serta saving

masyarakat, tidak serta merta dapat meningkatkan profit perbankan syariah, jika masyarakat lebih mempercayakan dananya pada perbankan konvensional.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa ada pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara inflasi, suku bunga dan produk domestik bruto terhadap profitabilitas perbankan syariah tahun 2013-2015. Secara pasrial (individual), tidak ada satupun variabel independen: inflasi, suku bunga maupun produk domestik bruto yang berpengaruh terhadap profitabilitas perbankan syariah tahun 2013-2015. Sedangkan, nilai koefisien

determinasi (R2) didapatkan hasil 0,116 atau 11,6%. Dengan kata lain, besarnya

pengaruh antara inflasi, suku bunga dan produk domestik bruto terhadap profitabilitas perbankan syariah tahun 2013-2015 adalah sebesar 11,6%, sisanya sebesar 88,4% dipengaruhi variabel lain diluar penelitian ini.

Penelitian ini memiliki keterbatasan. Pertama dari hasil analisis, nilai koefisen determinasi menunjukkan angka 11,6% yang artinya sebesar 88,4% dipengaruhi variabel lain diluar penelitian ini. Kedua, pendeknya periode pengamatan sehingga hasil penelitian belum mewakili profitabilitas perbankan syariah secara keseluruhan. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel-variabel yang dapat mempengaruhi profitabilitas perbankan syariah serta memperpanjang periode pengamatan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Demirgüç-Kunt, A., & Huizinga, H. (1999). Determinants of commercial bank interest

margins and profitability: some international evidence. World Bank Econ, 13,

379–408.

Dusuki, A. W. (2008). What Does Islam Say about Corporate Social Responsibility ? Review of Islamic Economics, 12(1), 5–28.

Dwijayanthy, F., & Naomi, P. (2009). Analisis Pengaruh Inflasi , BI Rate , dan Nilai

Tukar Mata Uang terhadap Profitabilitas Bank Periode 2003 - 2007. Jurnal

Karisma, 3(2), 87–98.

Farook, S., Hassan, M. K., & Lanis, R. (2011). Determinants of corporate social

responsibility disclosure: the case of Islamic banks. Journal of Islamic

Accounting and Business Research, 2(2), 114–141.

(9)

Hassan, M. K., & Bashir, A. H. (2003). Determinants of Islamic Banking Profitability.

In 10th ERF Annual Conference, Morocco, 7(June), 2–31.

http://doi.org/102003034

Hong, S. C. (2015). The Impact Of Nominal GDP And Inflation On The Financial

Performance Of Islamic Banks In Malaysia. Journal of Islamic Economics,

Banking and Finance, 11(1), 157–180.

Kamla, R., & Rammal, H. G. (2013). SOCIAL REPORTING BY ISLAMIC BANKS:

DOES SOCIAL JUSTICE MATTER? Accounting, Auditing & Accountability

Journal, 26(6), 911–945.

Kania, D. (2015). Nasabah Bank Syariah 18,75% dari Total Konvensional. Retrieved from www.beritasatu.com

Muharam, A. (2009). ANALISIS PENGARUH KONDISI MAKRO EKONOMI

TERHADAP PERUBAHAN LABA OPERASIONAL BANK UMUM SYARIAH

PERIODE 2005-2007. UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA.

Sahara, A. Y. (2013). ANALISIS PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA BI, DAN PRODUK DOMESTIK BRUTO TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) BANK

SYARIAH DI INDONESIA. Jurnal Ilmu Manajemen, 1(1), 149–157.

Sodiq, A. (2016). ANALISIS PENGARUH INFLASI, PRODUK DOMESTIC BRUTO DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP RETURN ON ASSET BANK

SYARIAH. Equilibrium: Jurnal Ekonomi Syariah, 2(2), 39–56.

http://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Stiawan, A. (2009). ANALISIS PENGARUH FAKTOR MAKROEKONOMI, PANGSA

PASAR DAN KARAKTERISTIK BANK TERHADAP PROFITABILITAS BANK SYARIAH (STUDI PADA BANK SYARIAH PERIODE 2005-2008). Universitas Diponegoro.

Sukirno, S. (2003). Teori Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Sukirno, S. (2006). Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah, dan Dasar Kebijakan

(Kedua). Jakarta: Penerbit Kencana Prenada Media Group.

Swandayani, D. M., & Kusumaningtias, R. (2012). Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Nilai Tukar Valas Dan Jumlah Uang Beredar Terhadap Profitabilitas Pada

Perbankan Syariah Di Indonesia Periode 2005-2009. Akrual, 3(2), 147–166.

Utami, M. T. (2008). ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH. JOURNAL OF ISLAMIC BUSINESS

AND ECONOMICS, 2(2), 27–50.

Wibowo, E. S., & Syaichu, M. (2013). ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA, INFLASI, CAR, BOPO, NPF TERHADAP PROFITABILITAS BANK SYARIAH.

Referensi

Dokumen terkait

Analisa yang digunakan yaitu analisa kekuatan gel untuk mengetahui kekuatan gel pada karaginan, dengan perbandingan rentang waktu dan juga perbandingan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara pengelolaan konflik (X 1 ) dengan komitmen organisasi (Y) guru SD Negeri di Gugus 3 Kecamatan Tampan

Berdasarkan persebaran penduduk yang ada dimasing-masing Kecamatan dapat dilihat bahwa Kecamatan Kecamatan Tulakan merupakan kecamatan yang paling banyak

Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami beberapa metode inferensi serta defuzzifikasi fuzzy Mampu membangun sistem cerdas menggunakan Bahasa pemrograman/tools yang sesuai

negeri ini Penelitian ini menjelaskan bahwa penyebab Uzbekistan untuk bekerjasama kembali dengan Rusia pasca memburuknya hubungan bilateral Uzbekistan-AS dikarenakan:

Proses  pemisahan dengan metode destilasi dilakukan dengan cara memanaskan hasil ekstraksi di dalam labu alas bulat dengan suhu mencapai titik didih N-heksana dan

Untuk informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan Kontes Robot ABU Indonesia (KRAI), Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI), Kontes Robot Sepak Bola Indonesia

SKPG dilaksanakan sebagai langkah antisipasi dan penanggulangan kerawanan pangan di Kabupaten Bantul.SKPG harusnya mampu menjadi pedoman agar pemerataan dan peningkatan ketahanan