• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Latar belakang masalah (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "A. Latar belakang masalah (1)"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

A. Latar belakang masalah

Ontologi merupakan salah satu kajian filsafat. Studi tersebut membahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret. Ontologi membahas realitas atau suatu entitas dengan apa adanya. Pembahasan mengenai ontologi berarti membahas kebenaran suatu fakta. Untuk mendapatkan kebenaran itu, ontologi memerlukan proses bagaimana realitas tersebut dapat diakui kebenarannya. Untuk itu proses tersebut memerlukan dasar pola berfikir, dan pola berfikir didasarkan pada bagaimana ilmu pengetahuan digunakan sebagai dasar pembahasan realitas.

Ilmu merupakan kegiatan untuk mencari suatu pengetahuan dengan jalan melakukan pengamatan atau pun penelitian, kemudian peneliti atau pengamat tersebut berusaha membuat penjelasan mengenai hasil pengamatan atau penelitiannya tersebut. Dengan demikian, ilmu merupakan suatu kegiatan yang sifatnya operasional. Jadi terdapat runtut yang jelas dari mana suatu ilmu pengetahuan berasal. Karena sifat yang operasional tersebut, ilmu pengetahuan tidak dapat menempatkan diri dengan mengambil bagian dalam pengkajiannya.

B. Rumusan Masalah

a. Apakah pengertian onotologi b. Apakah pengertian ilmu pendidikan

(2)

a. Untuk mengetahui pengertian ontologi b. Untuk mengetahui ilmu pendidikan

(3)

BAB II Pembahasan A. ONTOLOGI

1. Pengertian ontologi

Ontologi dalam bahasa Inggris “ontology”, Tokoh

pertama yang membuat istilah ontologi adalah Christian

Wolff (1679-i17914).i Istilah itu berakar dari bahasa Yunani,

yang terdiri dari dua kata, yaitu ontos berarti “yang berada

atau keberadaan”, dan logos berarti ilmu pengetahuan

atau ajaran atau juga pemikran (Lorens Bagus:2000.i Maka

ontologi dapat diartikan sebagai ilmu atau teori tentang

wujud hakikat yang ada pada ilmui Menyoal tentang wujud

hakiki objek ilmu dan keilmuan (setiap bidang ilmu dalam

jurusan dan program studi. itu apa ?

Dan juga dapat diartikan bahwa ontologi adalah

pemikiran mengenai yang ada dan keberadaannyai

Sedangkan menurut Jujun S iSuriasumantri dalam

Pengantar Ilmu dalam Perspektif mengatakan, ontologi

membahas apa yang ingin kita ketahui, seberapa jauh kita

ingin tahu, atau dengan perkataan lain, suatu pengkajian

mengenai teori tentang “ada”, Menurut Pandangan The

Liang Gie Ontologi adalah bagian dari flsafat dasar yang mengungkap makna dari sebuah eksistensi yang

(4)

0bjek ilmu atau keilmuan itu empirik, dunia yang

dapat dijangkau dengan panca indrai Jadi objek ilmu

adalah pengalaman indrawii Dengan kata lain ontology

adalah ilmu yang mempelajari hakikat sesuatu yang

berwujud (yang ada. dengan berdasarkan pada penalaran

logisi Bidang pembicaraan teori tentang ontologi (hakikat.

ini luas sekali, segala yang ada dan yang mungkin ada,

yang boleh juga mencakup pengetahuan dan nilaii Nama

lain untuk teori tentang hakikat ialah teori tentang keadaan

(Langeveld.i

Apa itu hakikat ? hakikat ialah realitas; realitas

adalah keirealian; real artinya kenyataan yang

sebenarnyai Jadi, hakikat adalah kenyataan yang

sebenarnya, keadaan sebenarnya sesuatu, bukan keadaan

sementara atau menipu, bukan keadaan yang berubahi1[1]

Dari teori hakikat (ontologi. ini kemudian munculah

beberapa aliran dalam flsafat, antara lain: Filsafat

Materialisme, Filsafat Idealisme, Filsafat Monoisme, Filsafat

Dualisme, Filsafat Skeptisisme, dan Filsafat Agnostisisme

Argumen ontologis ini pertama kali dilontarkan oleh

Plato (4)28i34)8 SM. dengan teori ideanyai Idea yang

dimaksud oleh Plato adalah defnisi atau konsep universal

dari setiap sesuatui Plato mencontohkan pada seekor kuda,

(5)

bahwa kuda mempunyai idea atau konsep universal yang

berlaku untuk tiapitiap kuda yang ada di alam nyata ini,

baik itu kuda yang berwarna hitam, putih ataupun belang,

baik yang hidup ataupun yang sudah matii Idea itu adalah

paham, gambaran atau konsep universal yang berlaku

untuk seluruh kuda yabg berada di Benua manapun di

Dunia inii 2[3]

Demikan pula manusia juga punya ideai Idea

manusia menurut Plato adalah “badan hidup” yang kita

kenal dan dapat berfkir, dengan kata lain, idea manusia

adalah “binatang yang berfkir”i Konsep binatang ini

bersifat universal, berlaku untuk semua manusia baik itu

besar atau kecil, tua atau muda, lelakiiperempuan,

manusia Eropa, India, Asia, China, dan sebagainyai Tiapi

tiap sesuatu di alam ini mempunyai ideai Idea inilah yang

merupakan hakikat sesuatu dan menjadi dasar wujud

sesuatu itui Ideaiidea itu berada di balik yang nyata dan

idea itulah yang abadii

Bendaibenda yang kita lihat atau yang dapat ditangkap

oleh pancaiindra senantiasa berubahi Karena itu, ia

“bukanlah hakikat”, tetapi hanya “bayangan”, “kopi” atau

“gambaran” dari ideaiideainyai Dengan kata lain, bendai

(6)

benda yang dapat ditangkap dengan pancaiindra ini

hanyalah khayal dan ilusi belakai

Ontologi menyelidiki sifat dasar dari apa yang nyata

secara fundamental dan cara yang berbeda dimana entitas

(wujud. dari kategoriikategori yang logis yang berlainan

(objekiobjek fsik, hal universal, abstraksi. dapat dikatakan

ada dalam rangka tradisionali ontologi dianggap sebagai

teori mengenai prinsipiprinsip umum dari hal ada,

sedangkan dalam hal pemakaianya akhiriakhir ini ontologi

dipandang sebagai teori mengenai apa yang adai

Para ahli memberikan pendapatnya tentang realita

itu sendiri, diantaranya Brameli Ia mengatakan bahwa

ontologi ialah interpretasi tentang suatu realita dapat

bervariasi, misalnya apakah bentuk dari suatu meja, pasti

setiap orang berbedaibeda pendapat mengenai bentuknya,

tetapi jika ditanyakan bahanya pastilah meja itu substansi

dengan kualitas materi, inilah yang dimaksud dari setiap

orang bahwa suatu meja itu suatu realita yang kongkriti

Plato mengatakan jika berada di dua dunia yang kita lihat

dan kita hayati dengan kelima panca indra kita nampaknya

cukup nyata atau reali

Dengan demikian, metafsika umum atau ontologi

adalah cabang flsafat yang membicarakan prinsip paling

(7)

Sedang metafsika khusus masih dibagi lagi menjadi

kosmologi, psikologi, dan teologii

Kosmologi adalah cabang flsafat yang secara khusus

membicarakan tentang alam semestai Psikologi adalah

cabang flsafat yang secara khusus membicarakn tentang

jiwa manusiai Teologi adalah cabang flsafat yang secara

khusus membicarakan Tuhani

2. Objek Ontologi A. Objek Materi

Secara antologis, artinya metafsis umum, objek

materi yang dipelajari dalam plural ilmu pengetahuan,

bersifat monistik pada tingkat yang paling abstraki

Seluruh objek materi pluralitas ilmu pengetahuan,

seperti manusia, binatang, tumbuhitumbuhan dan zat

kebendaan berada pada tingkat abstrak tertinggi, yaitu

dalam kesatuan dan kesamaannya sebagai makhluki

Kenyataan itu mendasari dan menentukan kesatuan

pluralitas ilmu pengetahuani Dengan kata lain, prulalitas

ilmu pengetahuan berhakikat satu, yaitu dalam

kesatuan objek materinyai

Kesatuan ilmu pengetahuan tersebut menjadi

semakin jelas jika ditinjau dari sumber asal seluruh

(8)

objek materi pluralitas ilmu pengetahuan, secara

sistematis berhubungan dengan proses kausalistiki

Keberadaan manusia didahului dengan keberadaan

binatang; keberadaan binatang didahului keberadaan

tumbuhitumbuhan; dan keberadaan tumbuhitumbuhan

didahului oleh zat kebendaani Secara sistematis,

masingimasing berada dalam sistem saling bergantung

( interdependence ), dan zat kebendaan terkecil ( atom .

secara eksistensial berfungsi sebagai sumber

ketergantungan makhlukimakhluk lain sesudahnyai

Tetapi secara substansial, keberadaan atom sebagai zat

kebendaan terkecil itu bukanlah dalam tingkat

kesempurnaan (berdiri sendiri., melainkan berada pada

tingkat aksidental, artinya berada dengan cara

ditentukani

Keberadaan zat kebendaan demikian ditentukan

oleh penyebab terdahulu, sekaligus sebagai penyebab

pertama dan terakhir, yang disebut ‘causa prima’. Oleh

karena itu, pada tingkat substansi tertinggi, seluruh

pluralitas ilmu pengetahuan, sebagai akibat prulalitas

objeknya, berada dalam satu kesatuan di dalam diri

(9)

B. Obek Forma

Objek ontologi adalah yang ada, yaitu ada individu, ada umum, ada terbatas, ada tidak terbatas, ada universal, ada mutlak, termasuk metafisika dan ada sesudah kematian maupun segala sumber yang ada yaitu tuhan yang maha esa. Objek forma ontologi adalah hakikat seluruh realitas. Bagi pendekatan realitas tampil dalam kuantitas atau jumlah, akan menjadi kualitatif, realitas akan tampil menjadi aliran-aliran materialisme, idealisme, naturalisme.

Menurut Lorens Bagus, metode dalam ontologi dibagi menjadi tiga tingkatan abstraksi yaitu : abstraksi fisik, abstraksi bentuk, dan abstraksi metafisik. Abstraksi fisik mendeskripsikan keseluruhan sifat khas suatu objek, sedangkan abstraksi bentuk mendeskripsikan sifat umum yang menjadi ciri semua sesuatu yang sejenis. Abstraksi metafisik mendeskripsikan tentang prinsip umum yang menjadi dasar dari semua realita. Untuk ontologi ini metode yang sering digunakan adalah abstraksi metafisik karena dalam ontologi menerangkan teori-teori tentang realitas.3

(10)

akibat realitas yang dinyatakan dalam kesimpulan hanya saja cara pembuktiannya disusun dengan tata silogistik, dimana term tengah dihubungkan dengan subjek sehingga term tengah menjadi akibat dari realitas kesimpulan.

Objek forma ini sering dipahami sebagai sudut

atau titik pandang, yang selanjutnya menenentukan

ruang lingkupi Berdasarkan ruang lingkup studi inilah

selanjutnya ilmu pengetahuan berkembang menjadi

prular, berbedaibeda dan cenderung saling terpisah

antara satu dengan yang laini

Dibandingkan dengan pengetahuan pada

umumnya atau flsafati Ilmu pengetahuan pada

umumnya atau flsafat, ilmu pengetahuan

mempersoalkan kebenaran secara khusus, konkret dan

objektif, yang selanjutnya desebut kebenaran objektif,

yang selanjutnya disebut kebenaran objektifi Kebenaran

demikian tingkat kepastiannya lebih kuat, karena

didukung oleh faktaifakta konkret dan empirik objektifi

Dalam hubunganya dengan perilaku, kebernaran

objektif memberikan landasan stabil dan es tabil

sehingga suatu perilaku dapat diukur nilai

kebenarannya, dan bisa dipakai sebagai pedoman bagi

semua pihaki Sedangkan objektiftas suatu objek materi,

(11)

tetapi pada bagianibagian kecil dari objek itui

Mengingat di dalam diri objek materi terdapat bagiani

bagian yang prular, dan mengingat keterbatasan

subjek, maka dalam kegiatan ilmiah, subjek prular

memilahimilah objek studi ke dalam bagianibagian, dan

kemudian memilih salah satu bagian sebagai lapangan

studii Lapangan studi inilah yang dimaksud dengan

objek formai

Jadi Menurut bahasa, ontologi ialah berasal dari bahasa Yunani yaitu, On/Ontos = ada, dan logos = ilmu. Jadi, ontologi adalah ilmu tentang yang ada. Menurut istilah, Ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, yang merupakan ultimate reality baik yang berbentuk jasmani/konkret maupun rohani/abstrak. Metafisika umum atau ontologi adalah cabang filsafat yang membicarakan prinsip paling dasar atau paling dalam dari segala sesuatu yang ada.

Objek ontologi terbagi menjadi dua, pertama, objek materi, Kesatuan ilmu pengetahuan tersebut menjadi semakin jelas jika ditinjau dari sumber asal seluruh perbedaan objek materi itu. Semua makhluk, sebagai objek materi pluralitas ilmu pengetahuan, secara sistematis berhubungan dengan proses kausalistik.

(12)

pengetahuan berkembang menjadi prular, berbeda-beda dan cenderung saling terpisah antara satu dengan yang lain.

3. Ilmu Pendidikan

Perkembangan pemikiran manusia dalam memberikan batasan tentang makna dan pengertian pendidikan, setiap saat selalu menunjukkan adanya perubahan. Perubahan itu didasarkan atas berbagai temuan dan perubahan di lapangan yang berkaitan dengan semakin bertambahnya komponen sistem pendidikan yang ada. Berkembangnya pola pikir para ahli pendidikan, pengelola pendidikan dan pengamat pendidikan yang membuahkan teori-teori baru. Kemajuan alat teknologi turut andil dalam mewarnai perubahan makna dan pengertian pendidikan tersebut. Pada saat yang sama, proses pembelajaran dan pendidikan selalu eksis dan terus berlangsung. Karena itu, bisa jadi pandangan seseorang tentang makna atau pengertian pendidikan yang dianut oleh suatu negara tertentu, pada saat yang berbeda dan di tempat yang berbeda makna dan pengertian pendidikan itu justru tidak relevan. Namun demikian, selama belum ada teori dan temuan baru tentang makna dan pengertian pendidikan, maka teori dan temuan yang telah ada masih relevan untuk dimanfaatkan sebagai acauan4

Ilmu Pendidikan adalah dua kata yang dipadukan, yakni Ilmu dan Pendidikan yang masing-masing memiliki arti dan makna tersendiri. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka disebutkan,

(13)

bahwa Ilmu adalah Pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu5

Senada dengan Nur Ubiyati6 yang mengemukakan, bahwa Ilmu ialah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan mempunyai metode-metode tertentu yang bersifat ilmiah. Ada lagi yang mengemukakan, bahwa Ilmu adalah suatu uraian yang tersusun dengan lengkap tentang salah satu dari keberadaan. Uraian tersebut adalah tentang segi-segi dari keberadaan tertentu. Segi-segi ini saling berkait, mempunyai hubungan sebab akibat, tersusun logis dan diperoleh melalui cara atau metode tertentu.

Endang Saifuddin Anshari7, mengatakan bahwa Ilmu berasal dari kata bahasa Arab “‘Alima” yang memiliki pengertian “Tahu”. Dan dalam bahasa Inggris dan Perancis disebut dengan “Science”, dalam bahasa Jerman “Wissenscaft” dan dalam bahasa Belanda “Wetenschap”. Yang kesemuanya sama memiliki arti “tahu”. “Science” berasal “scio, scire (bahasa Latin) yang berarti “tahu”. Jadi, baik “ilmu” maupun “science” secara etimologis berarti “pengetahuan”. Namun, secara terminologis “ilmu” dan “science” itu semacan pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri, tanda-tanda dan syarat-syarat yang khas. Jadi, ilmu adalah semacam pengetahuan yang mempunyai ciri, tanda dan syarat tertentu, yaitu

5 Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga , Jakarta, Balai Pustaka, 2003. hal. 423.

6 Dra. Hj. Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam (IPI), Untuk IAIN, STAIN, PTAIS. Bandung, CV. Pustaka Setia, 2005. Hal. 12.

(14)

sistematik, rasional, empiris, umum dan kumulatif, lukisan dan keterangan yang lengkap dan konsisten mengenai hal-hal yang distudinya dalam ruang dan waktu sejauh jangkauan pemikiran dan penginderaan manusia.

Ralph Ross dan Ernest Van Den Haag8 mengemukakan bahwa “Science is empirical, rational, general end cumulative; and it is all four at once” (Ilmu ialah yang empiris, rasional, umum dan terkumpul/tersusun; dan kesemuanya saling berkaitan).

Mohammad Hatta9menjelaskan, bahwa tiap-tiap ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam satu golongan masalah yang sama tabiatnya, maupun menurut kedudukannya tampak dari luar, maupun menurutnya bangunnya dari dalam.

Prof. Drs. Harsoyo menjelaskan, bahwa ilmu itu merupakan akumulasi pengetahuan yang disistemasikan, juga merupakan pendekatan atau suatu metode pendekatan terhadap seluruh dunia empiris, yaitu dunia yang terikat oleh faktor ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya dapat diamati oleh panca indera manusia. Dan merupakan suatu cara menganalisa yang mengizinkan kepada ahli-ahlinya untuk menyatakan sesuatu proposisi dalam bentuk “jika …., Maka … “.

Berdasarkan uraian di atas, maka bisa diambil suatu kesimpulan bahwa ilmu adalah usaha pemahaman manusia yang disusun dalam satu sistema mengenai kenyataan, struktur, pembagian, bagian-bagian dan

8 Mohammad Hatta, Pengantar ke Jalan Ilmu dan Pengetahuan, Jakarta, Hal 12 9 Prof. Drs. Harsojo, Apakah Ilmu Itu dan Ilmu Gabungan Tentang Tingkah Laku

(15)

hukum-hukum tentang hal-ihwal yang diselidiki (alam, manusia dan agama) sejauh yang dapat dijangkau daya pemikiran yang dibantu penginderaan manusia itu, yang kebenarannya diuji secara empiris, riset dan eksperimental

Sedangkan arti Pendidikan, adalah merupakan proses upaya meningkatkan nilai peradaban individu atau masyarakat dari suatu keadaan tertentu menjadi suatu keadaan yang lebih baik. Serta dalam Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab I Pasal 1 dikemukakan, bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terrencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

(16)

usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, dan perbuatan mendidik10

Menurut Redja Mudyahardjo[10], bahwa Ilmu Pendidikan merupakan sebuah sistem pengetahuan tentang pendidikan yang diperoleh melalui riset. Oleh karena pengetahuan yang dihasilkan riset tersebut disajikan dalam bentuk konsep-konsep pendidikan, maka Ilmu Pendidikan dapat pula dibataskan sebagai sebuah sistem konsep pendidikan yang dihasilkan melalui riset. Dengan mengutip May Brodbeck dalam Ligic and scientific Method in research, yang dimuat dalam Handbook of Research on teaching, yang menjelaskan bahwa setiap ilmu berisi sejumlah besar istilah yang disebut konsep, yang tidak lain merupakan apa yang kita pikirkan berdasarkan pengalaman. Sehingga unsur yang menjadi isi setiap ilmu termasuk Ilmu Pendidikan adalah konsep. Keseluruhan konsep yang menjadi isi sebuah ilmu ditata secara sistematis menjadi suatu kesatuan. Sekelompok konsep yang berkenaan dengan sekelompok hal, yang merupakan satu kesatuan disebut skema konseptual. Dan setiap ilmu termasuk Ilmu Pendidikan, terbentuk dari beberapa skema konseptual yang merupakan bagian-bagian atau komponen-komponen isi ilmu. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa organisasi isi Ilmu Pendidikan, sebagai sebuah sistem konsep, terbentuk dari unsur-unsur yang berupa konsep-konsep tentang variabel-variabel pendidikan, dan bagian-bagian yang berupa skema-skema konseptual tentang komponen-komponen pendidikan.

(17)

Menurut Ngalim Purwanto11, bahwa ada dua istilah yang hampir sama bentuknya, yaitu Paedagogie dan Paedagogiek. Paedagogie artinya pendidikan sedangkan Paedagogiek adalah ilmu pendidikan. Paedagogiek atau ilmu pendidikan ialah ilmu pengetahuan yang menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan mendidik. Paedagogiek berasal dari bahasa Yunani, yakni Paedagogia yang berarti ‘pergaulan dengan anak-anak’. Sedangkan Paedagogos ialah ‘orang yang menjadi pelayan atau bujang pada zaman Yunani Kuno yang pekerjaannya mengantar dan menjemput anak-anak ke dan dari sekolah’. Selain itu juga, di rumah anak-anak tersebut paedagogos selalu mengawasi dan menjaga mereka. Jadi, pendidikan pada zaman Yunani Kuno diserahkan pada paedagogos. Paedagogos berasal dari kata paedos (anak) dan agoge (saya membimbing, memimpin). Perkataan paedagogos yang mulanya berarti ‘rendah’ (pelayan, bujang), sekarang dipakai untuk pekerjaan mulia. Paedagoog (pendidik atau ahli didik) ialah seseorang yang tugasnya membimbing anak dalam pertumbuhanya agar dapat berdiri sendiri.

Hal ini senada dengan Taqiyudin M.[12] Yang menjelaskan, bahwa di lingkungan Yunani Kuno, terdapat dua kata yang memiliki fungsi yang berbeda, yakni Paedagogie dan Andragogi. Kata Paedagogie pada awalnya berarti “Pergaulan bersama anak-anak”. Arti ini bermula dari cerita yang berkembang bahwa konon, di lingkungan masyarakat Yunani Kuno terdapat seseorang atau sekelompok orang yang pekerjaan utamanya 11 M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis.. Bandung, PT Remaja

(18)

adalah mengantar dan menjemput anak-anak sekolah. Karena setiap hari mereka bertemu dan bergaul dengan anak majikannya itu, sehingga mereka makin tahu dan memahami sifat, sikap dan karakter anak yang diantar jemputnya itu. Bahkan pergaulan mereka tidak hanya pada saat-saat antar jemput saja, melainkan ketika mereka di rumah majikannya pun ditugasi untuk membimbing dan mengawasi anak-anak majikannya. Hasil dari pengetahuan dan pemahaman terhadap sikap, sifat dan karakter anak majikannya itu, lama kelamaan mereka jadi dekat dan cenderung menjadi orang tua kedua (second parent) baik di sekolah maupun di rumah. Sehingga mereka lebih tahu tentang kemampuan, kemauan dan bakat ‘anaknya’ itu. Bekal inilah kemudian menjadikan tugas mereka semakin banyak, yaitu antar jemput, mengawasi, membimbing dan membelajari apa yang belum diketahui oleh anak majikannya. Sehingga sebutan bagi mereka yang dekat dengan anak-anak dan mengetahui banyak tentang dunia anak dalam bahasa Yunani kuno disebut agogos.

Lebih lanjut Taqiyudin M.12menjelaskan, bahwa kata Paedagogos terdiri dari dua kata, yakni ‘paedos’ yang berarti ‘anak’ dan ‘agoge’ yang berarti ‘saya membimbing’. Karena itulah sehingga sistem pendidikan bagi anak-anak pada jaman Yunani Kuno ditangani oleh para paedagog. Perkembangan berikutnya, pekerjaan para paedagog ini tidak hanya bermanfaat bagi anak-anak, tetapi bermanfaat juga bagi orang dewasa yang telah lanjut usia (adult). Dalam bahasa Yunani Kuno, orang lanjut usia (lansia) disebut andra. Dan bagi lansia yang mendapat bimbingan dari 12 Taqiyudin M., M.Pd. Sejarah Pendidikan, Melacak GeneologiPendidikan Islam di

(19)

paedagog disebut andragogos yang berarti “pembimbingan yang diberikan kepad orang dewasa”. Baik kata paedagogos maupun andragogos, keduanya semakna dengan kata education dalam bahasa Inggris yang berarti memberi peningkatan (to give rise to) dan mengembangkan (to develop). Kata education dalam arti sempit adalah ‘suatu bentuk proses perbuatan untuk memperoleh pengetahuan’.

Berdasarkan uraian di atas, maka bisa diambil suatu pemahaman, bahwa Pendidikan itu adalah suatu proses bantuan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya, dan sebagai usaha manusia untuk menyiapkan dirinya untuk kehidupan yang bermakna. Atau juga bisa diartikan suatu usaha yang dilakukan orang dewasa dalam situasi pergaulan dengan anak-anak melalui proses perubahan yang dialami anak-anak dalam bentuk pembelajaran atau pelatihan dan perubahan itu meliputi pemikiran (kognitif), perasaan (afektif) dan keterampilan (psikomotorik).

Referensi

Dokumen terkait

Metode penelitian merupakan tahapan dalam penelitian yang harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang sedang dibahas, sehingga

Berbagai masalah dalam kegiatan pembelajaran PKn di kelas, tentu akan berpengaruh pada hasil belajar siswa, dengan strategi ysng digunakan guru kurang tepat hal

Laporan Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Edisi Maret 2015– hal 3 Amandemen yang disetujui pada bulan Maret 2015 berjumlah lima amandemen yang terdiri dari dua

Dari pelaksanaan uji coba terbatas diperoleh hasil bahwa nilai afektif untuk kelompok eksperimen rata-rata adalah = 78.67 > rerata nilai afektif kelompok

(1990) mengemukakan bahwa aktivitas antioksidan dari ekstrak propolis ditandai dengan tingginya kandungan flavonoid dalam propolis Propolis dari Kalimantan Barat adalah salah

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan terhadap hipotesis dalam penelitian, hasilnya menunjukkan bahwa variabel independen berpengaruh positif dan signifikan

Crowell&Kuhn (2013) telah membuktikan bahwa setelah dilakukan intervensi melalui pembiasaan dialog argumentative dalam pembelajaran, didapatkan bahwa keterampilan

[r]