ILMU PENDIDIKAN ISLAM
ILMU PENDIDIKAN ISLAM
(Pendekatan Normatif, Historis dan
(Pendekatan Normatif, Historis dan
Empiris)
Empiris)
Oleh
PENGETAHUAN DALAM ISLAM
PENGETAHUAN DALAM ISLAM
A.
A.
Pengertian dan Jenis Pengetahuan
Pengertian dan Jenis Pengetahuan
Pengetahuan secara sederhana adalah
Pengetahuan secara sederhana adalah
apa saja yang kita ketahui.
apa saja yang kita ketahui.
Sains (science) yaitu pengetahuan yang
Sains (science) yaitu pengetahuan yang
diperoleh manusia dengan jalan riset
diperoleh manusia dengan jalan riset
(penelitian) terhadap obyek-obyek empiris.
(penelitian) terhadap obyek-obyek empiris.
Benar dan tidaknya ditentukan logis dan
Benar dan tidaknya ditentukan logis dan
tidaknya dan ada tidaknya bukti empiris.
Lanjutan…
Lanjutan…
teori adalah hubungan antara 2 (dua) variable
teori adalah hubungan antara 2 (dua) variable
yang mana sifat hubungannya adalah bersifat
yang mana sifat hubungannya adalah bersifat
logis dan empiris.
logis dan empiris.
Ahmad Tafsir dengan mengutip Kerlinger, bahwa
Ahmad Tafsir dengan mengutip Kerlinger, bahwa
teori itu mengandung tiga (3) unsur pokok yaitu:
teori itu mengandung tiga (3) unsur pokok yaitu:
1). Teori terdiri dari satu set preposisi yang terdiri
1). Teori terdiri dari satu set preposisi yang terdiri
dari konsep-konsep yang saling berhubungan.
dari konsep-konsep yang saling berhubungan.
2).Teori menunjukkan hubungan antar dua
2).Teori menunjukkan hubungan antar dua
variable atau antar konsep.
variable atau antar konsep.
3). Teori harus menjelaskan variabelnya dan
3). Teori harus menjelaskan variabelnya dan
bagaimana hubungannya.
B. EPISTEMOLOGI
Epistemologi berasal dari kata “ Episteme ” yang
berarti pengetahuan dan “logos ” yang
mempunyai makna teori, uraian dan alasan.
Dengan demikian epistemologi berarti sebuah
teori tentang pengetahuan atau dengan kata
lain epistemologi adalah cabang dari filsafat
pengetahuan yang membahas pengetahuan dan
bagaimana memperolehnya.
Pembicaraan epistemologi meliputi:
Filsafat, sebagai cabang ilmu dalam
mencari
hakekat
dan
kebenaran
pengetahuan.
Metode,
memiliki
tujuan
untuk
mengantarkan
manusia
mencapai
pengetahuan
Sistem, bertujuan memperoleh realitas
Bagaimana
menusia
memperoleh
ilmu
pengetahuan, ada 2 golongan:
Pertama
, bahwa sumber pengetahuan manusia
adalah:
Rasionalisme sumber pengetahuan dari rasio,
pikiran dan jiwa.
Empirisme yaitu pengetahuan manusia berasal
dari pengalaman dan melalui panca indera
Kritisme (transendentalisme) pengetahuan
manusia itu berasal dari dunia luar dan dari jiwa
atau pikiran manusia itu sendiri.
Kedua, Golongan ini mengatakan bahwa
pengetahuan manusia itu berasal dari:
Realisme (gambaran yang baik dan tepat
tentang kebenaran). Dalam pengetahuan
yang baik tergambar kebenaran yang
sesungguhnya.
Idealisme, pengatahuan adalah hanyalah
kejadian yang ada dalam jiwa manusia,
sedangkan kenyataannya adalah terletak
diluar dirinya.
Miska M. Amin; bahwa pengetahuan itu di dapat
dengan jalan wahyu, ilham, akal dan indera.
Imam Syafi‟ie menambahkan bahwa epistemology
pengetahuan dalam al-Qur‟an meliputi:
Observasi (pengamatan), lihat dalam Surat
al- A‟raf : 185
Eksplorasi (pemaparan), lihat dalam QS: Yunus:
6; QS Yasin: 37-40
Eksperimen(percobaan) QS An-Naba‟: 7; QS
Qaaf: 7; QS al-Mursalat: 25-27
Penalaran dan Intuisi) QS al-Alaq: 1-3; QS
Muzamil
Qomar
menawarkan
beberapa
pendekatan epistemology pendidikan Islam yaitu
pendekatan
rasionalistik , pendekatan
kritik ,
pendekatan komparatif , pendekatan dialogis dan
pendekatan intuitif.
Para ilmuwan muslim sepakat bahwa sumber ilmu
pengetahuan dalam Islam adalah :
Al-Qur‟an
Sunnah/Hadits Nabi
Dalam mengembangkan Ilmu Pendidikan
Islam diperlukan beberapa hal:
Landasan atau basis filsafatnya hrs
berlandaskan
Islam,
sedangkan
pengetahuan
/filsafat
Barat
harus
dikonsultasikan dengan Islam.
Paradigma
penyusunan
metodologi
pengembangan Ilmu pendidikan Islam
Model-model penelitian ilmu pendidikan
Islam
Pendidikan Islam agar bisa diakui sebagai sebuah
disiplin (ilmu) harus memenuhi beberapa
persyaratan ilmiah antara lain:
Memilliki pembahasan (obyek kajian yang jelas) dengan
corak khas kependidikan Islam untuk membedakan dengan disiplin lainnya.
Mempunyai pandangan teori, asumsi atau hipotesis
kependidikan yang bersumber dari ajaran Islam.
Memiliki metode yang sesuai dengan ciri khas
kependidikan Islam
Memiliki struktur keilmuan definitif yang satu
sama lainnya saling berkaitan membentuk suatu
keilmuan dalam Islam (sistematis)
ISLAM SEBAGAI PARADIGMA ILMU
PENDIDIKAN
Islam dijadikan sebagai paradigma ilmu pendidikan paling tidak
berpijak pada tiga alasan.
Pertama,ilmu pendidikan sbgai ilmu humaniora tergolong ilmu
normative,karena ia terkait oleh norma2 tttu.
Kedua, dalam menganalisis masalah pendidikan,para ahli selama
ini cenderung mengambil teori-teori dan falsafah pendidikan Barat, yg lebih bercorak sekuler yang memisahkan berbagai demensi kehidupan ,sedangkan masyarakat Indonesia lebih bersifat religious
K etiga,dengan menjadikan Islam sebagai paradigma ,maka
keberadaan ilmu pendidikan memiliki ruh yang dapat menggerakkan kehidupan spiritualdan kehidupan yang hakiki.Tanpa ruh ini berarti pendidikan telah kehilangan ideologinya.
Makna Islam sebagai paradigma Ilmu
pendidikan
adlh
suatu
konstruksi
pengetahuan
yg
memungkinkan
kita
memahami
realitas
ilmu
pendidikan
sebagaimana
Islam
memahaminya.Konstruksi
Islam
itu
dibangun oleh nilai2 Islam dengan tujuan
agar kita memiliki hikmah(wisdom)yang
atas dasar itu dibentuk praktik pendidikan
yang sejalan dengan nilai-nilai normative
Islam
Abdurrahman Saleh Abdullah (Education Theory A Quranic Outlook); bahwa perumusan system pendidikan Islam dapat dilakukan melalui dua corak.
Pertama,corak yang menghendaki adanya keterbukaan terhadap pandangan hidup dan kehidupan non muslim. Corak ini berusaha meminjam konsep-konsep non Islam dan menggabungkannya kedalam pemikiran pendidikan Islam.
Kedua, corak yang berusaha mengangkat pesan besar Ilahi,kedalam kerangka pemikiran pendidikan.Konten pendidikan ini berasal dari Al Qur‟an dan Hadist.Oleh karena keberadaan Qur‟an dan Hadist masih bersifat global,maka konten pendidikan masih bersifat azas-azas dan prinsip-prinsip pendidikan.
Corak pertama bersifat fragmatis, artinya, corak yang
lebih mengutamakan aspek-aspek praktis dan kegunaannya.Formulasi system pendidikan Islam dapat diadopsi dari system pendidikan kontemporer barat yang telah mapan.Transformasi ini tentunya mendapatkan legalitas dari AlQuran dan Sunnah.
Sistem pendidikan Islam model ini bersumber dari
pemikiran filsafat aliran progresifisme ,esensialisme,perenialisme,pragmatisme dan rekontruksianisme Apabila pemikiran masing-masing aliran tersebut sejalan dengan nash,maka pemikirannya dijadikan wacana pendidikan Islam. Disamping efektif dan effisien,model ini telah teruji validitasnya dari masa kemasa.
Corak kedua bersifat idealistis. Artinya ,
formulasi system pendidikan Islam digali dari
ajaran
ideal
Islam
sendiri.
Corak
ini
menggunakan
pola
fikir
deduktif,
dgn
membangun premis mayor (sebagai postulasi)
yang dikaji dari nash. Bangunan premis mayor
ini dijadikan sebagai
”kebenaran universal”
untuk diterapkan pada premis minornya,yaitu
pendidikan.
Dari
proses
ini
akhirnya
mendapatkan teori mengenai system pendidikan
“Islam”
Model idealistis ini membutuhkan kerja ekxtra,karena harus berawal dari ruang yang kosong, dg mekanisme model :
1).Menyelesaikan persoalan kependidikan berdasarkan nash secara langsung, dg menggunakan metode tematik(mawdlu‟i).
2).Menyelesaikan persoalan kependidikan berdasarkan interpretasi para filsuf muslim, seperti Ibnu Sina, Ibnu Rusy, dsb, dg ciri utama interpretasi kelompok ini adalah mengutamakan pendidikan intelektual(al-„aql)
3).Menyelesaikan persoalan kependidikan berdasarkan interpretasi para sufi muslim seperti; al Ghazali,Ibnu Arabi,Rabiah al-Adawiah,al-Jilli dsb.Ciri utama
mengutamakan pendidikan intuisi(al qalb /al-dawq)
4).Menyelesaikan persoalan pendidikan berdasarkan interpretasi para pemikir muslim kontemporer seperti Iqbal, Muhammad Abduh,Rasyid Ridla, al-Afghani dsb., dg ciri utama adlh hasil interpretasi didukung oleh data ilmiah.
Kelebihan corak idealistis adlh;
(1).Dapat memproyeksikan bentuknya seislami mungkin. Simbol-simbol & substansi pendidikan diturunkan dari terminology Islam;
(2).Didasarkan atas kerangka dasar yang diyakini mutlak kebenarannya dan mengandung nilai-nilai universal.
Kelemahannya adalah,umat Islam belum mempunyai
metodologi yang sebaik di Barat, sehingga dikhawatirkan mengalami kegagalan /paling tidak keterlambatan sementara kemajuan sistim Barat semakin kokoh dan melaju
Untuk menghindari fanatisme & kelemahan
suatu model, maka pendekatan terbaik dalam
merumuskan system pendidikan Islam adalah
dengan
pendekatan
Eklektik
,maksudnya,
mengambil satu model yang dianggap terbaik
untuk memecahkan dan mengkaji persoalan dan
mengambil model yang lain
untuk mengkaji
persoalan yang lain pula jika diyakini terbaik.
Pendidikan Islam semula berbentuk sebagai:
Pertama, azas-azas kependidikan yang terakumulasi
dalam Al-Qur‟an dan As-Sunnah.
Kedua, Konsep-konsep kependidikan, yg merupakan
hasil pemikiran, perenungan dan interpretasi para ahli yang diinterpretasikan dari al_Quran dan Al-sunnah baik tentang konsep(1).Ontologi pendidikan, yg membahas tentang hakekat Tuhan,manusia & alam yang menjadi kajian utama dalam pendidikan Islam; (2).Epistimologi pendidikan, yg membahas ttg epistimologi & metodologi dalam pendidikan Islam.(3).Aksiologi pendidikan,yang membahas tentang system nilai yang dikembangkandalam pendidikan Islam.Ketiganya telah terumuskan secara rapi dari para filsuf muslim.(sep al-Kindi,Ibnu Sina, dsb.
Ketiga,Teori-teori kependidikan.Teori-teori kependidikan
yang dimaksudkan adalah,merupakan hasil kerja ilmiah dalam melihat pendidikan.Para ahli tidak lagi melihat pendidikan Islam dari sudut yang ideal,dan normative yang bersumber dari azaz dan konsep pendidikan Islam,tetapi lebih melihat dari sisi yang nyatanya.Sumber dari tata kerja yang ilmiah ini digali dari fenomena pendidikan yang berkembang pada orang/masyarakat Islam.
PENGERTIAN, RUANG LINGKUP
DAN URGENSI IPI
A.
Pengertian dan Konsep Pendidikan Islam
Dalam bahasa Arab ada beberapa istilah yang
mangandung arti pendidikan dan pengajaran
yaitu tarbiyah, ta’dib, ta’lim, tabyin, dan tadris
dan irsyad . Akan tetapi tarbiyah istilah lebih
populer dibandingkan dengan istilah lainnya, &
lebih dekat & dipergunakan dalam istilah
pendidikan pengajaran.
menurut Naquib al-Attas istilah tarbiyah tidaklah tepat
yang menunjuk pada arti pendidikan karena didasarkan pada beberapa alasan:
Dalam leksikon bahasa Arab tidaklah ditemukan
istilah tarbiyah yang menggambarkan pendidikan Islam. Istilah tarbiyah dipakai untuk umum yaitu manusia, binatang dan hal-hal lain yang tumbuh.
Penggunaan istilah tarbiyah dalam al-Qur‟an tidak
mencerminkan intelektual, pengetahuan dan hal lain yang mencrminkan pendidikan Islam, akan tetapi lebih cenderung kepada makna kasiih sayang, perlindungan dan berteduh
.
Jikalau istilah tarbiyah berkaitan dengan
pengetahuan, maka konotasinya bukan pada proses penanaman.
Definisi Pendidikan Islam menurut para ahli
1.Naquib al-Attas
Pendidikan Islam yaitu usaha yang dilakukan pendidik terhadap anak didik untuk mengenalkan dan pengakuan tempat-tempat yang benar dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan sehingga membimbing ke arah pengakuan Tuhan yang tepat dalam tatanan wujud dan kepribadian.
2. Abdurrahman an-Nahlawi
Pendidikan Islam ialah pengaturan pribadi dan masyarakat yang karenanya dapatlah memeluk Islam secara logis dan sesuai secara keseluruhan baik dalam kehidupan individu maupun kolektif.
3.
Hasil seminar Pendidikan Islam tanggal 7-10 Mei 1960 di Cipayung Bogor, merumuskan Pendidikan Islam ialah bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh dan mengawasi berlakunya semua ajaran Islam.Dari ketiga definisi tersebut dapatlah dirumuskan definisi Ilmu pendidikan Islam adalah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan mempuyai metode-metode tertentu yang bersifat ilmiah, tentang bimbingan atau tuntunan kepada anak didik dalam perkembangannya agar tumbuh secara wajar kepribadian muslim, sebagai anggota masyarakat yang hidup selaras seimbang dalam memenuhi kebutuhan hidup dunia dan akhirat
Obyek Pendidikan Islam/Ruang lingkup IPI
Nur Uhbiyati ruang lingkup Ilmu Pendidikan Islam yaitu
perbuatan mendidik, anak didik, dasar dan tujuan PI, pendidik, materi PI, Metode PI, Evaluasi PI, Alat pendidikan Islam, lingkungan sekitar PI
HM Arifin ruang lingkup IPI yaitu: lapangan hidup
keagamaan, lapangan hidup keluarga, lapangan hidup kemasyarakatan, lapangan hidup politik, lapangan hidup seni budaya dan lapangan hidup ilmu pengetahuan.
Kegunaan /fungsi Ilmu Pendidikan Islam
Melakukan
pembuktian
terhadap
teori
kependidian Islam yang merangkum cita-cita
ideal Islam agar mendekati kenyataan.
Memberikan
bahan
informasi
tentang
pelaksanaan pendidikan Islam.
Sebagai
koreksi
terhadap
pelaksanaan
pendidikan
Islam
sehingga
dapat
lebih
mendekatkan kebenaran dan penyempurnaan.
Urgensi Ilmu Pendidikan Islam
Sebagai pertimbangan dlm pelaksanaan pendidikan
Islam..
Pendidikan Islam adalah bernafaskan Islam, oleh karena
itu mengembangannya tidak boleh trial and error (coba-coba) , akan tetapi harus dilandasi teori kependidikan yang dapat dipertanggungjawabkan
Teori pendidikan Islam yang dirumuskan merupakan
kompas dalam proses pelaksaaan pendidikan Islam.
Kependidikan Islam meliputi dunia dan akhirat oleh
karena itu proses kependidikan harus berjalan sesuai dengan ilmu kependidikan
Teori-teori ilmu pendidikan Islam masih belum matang,
oleh karena itu perlu penyusunan yang lebih sistematis dengan didukung penelitian yang lebih luas
KONSEP FITRAH DALAM ISLAM
A. Definisi Manusia
Ahli filsafat menyatakan bahwa manusia adalah
binatang yang berkata-kata atau berbahasa, atau insan adalah binatang berfikir.
Ahli bahasa mendefinisikan manusia adalah binatang
yang mampu menggunakan kode, lambang atau petunjuk bahasa, sehingga mampu membentuk istilah-istilah terhadap benda-benda sekitar dan memberi nama sesuatu yang dikenalnya.
Ahli agama mendefinisikan manusia sebagai makhluk
yang beragama (teocentris) atau makhluk yang mempunyai kecenderungan untuk mempercayai yang ghaib (teocentris).
Ahli ilmu etika mendefinisikan manusia
sebagai
binatang
(makhluk
yang
berakhlak atau yang mampu menguasai
hawa nafsu, mengawasi keliarannya dan
membimbingnya ke arah kebaikan.
Ahli ekonomi dan sosiologi mendefinisikan
manusia sebagai makhluk yang bersosial,
makhluk yang mempunyai keenderungan
membina
hubungan
sosial
dan
B
.
Proses Penciptaan Manusia
Dalam Islam asal usul manusia ada dua (2) yaitu terdiri
dari penciptaan awal (ashal al-Baid ) yaitu penciptaan manusia pertama dari tanah. Kedua adalah ashal al-Qarib yaitu penciptaan manusia dari air mani. Dari penciptaan awal inilah mnsia generasi berikutnya diciptakan oleh Allah Swt dgn tingkat kejadian:
Setetes air mani yang ditumpahkan, nuthfah yang
tersimpan, air mani yang hina.
Alaqah (segumpal darah)
Mudghah (segumpal daging)
Tulang belulang yang dibungkus dengan daging
Setelah terjadinya pada janin penglihatan, pendengaran,
dan hati maka ditiuplah ruh
Tugas pokok manusia di dunia: sebagai abdullah dan
khalifatulllah .
manusia lahir di dunia mempunyai kemampuan dasar (potensi fitrah) (QS. Ar Rum: 30; kejadian)
Hadis: Tiap-tiap anak dilahirkan di atas fitrah, maka bapak ibunyalah yang mendidiknya menjadi orang yang beragama Yahudi, Nasrani atau Majusi.
interpretasikan ayat dan hadits tsb, fitrah berimplikasi kependidikan yang berkonotasi kepada nativisme anak dilahirkan membawa bakat, juga berimplikasi konotasi kependidikan empirisme artinya lingkungan empengaruhi thdap perkembanagan anak juga berimplikasi kependidikan yang berkonotasi konvergensi yaitu pembawaan & lingkungan ikut memberi pengaruh terhadap perkembangan anak didik.
Armai Arif bahwa fitrah secara bahasa berarti
suci, murni, agama, tauhid, ikhlas, gharizah
(insting), potensi dasar mengabdi kepada Alalh
Swt & ketetapan bagi manusia.
Secara istilah fitrah; potensi yang ada pada
manusia dimana potensi tersebut bisa tumbuh
dan berkembang dengan baik.
Yasien Muhammad, kata fitrah berasal dari kata
fatara masdrarnya fatran, ( memegang dengan
erat, memecah, membelah, mengkoyak-koyak
atau meretakkan).
secara etimologi; menyebabkan sesuatu itu ada
utk pertama kali & struktur/ ciri umum alamiah yg
mana dgnnya seseorang anak tercipta dalam
HM. Arifin mengidentifikasi beberapa potensi yang ada pada fitrah manusia yaitu:
Kemampuan dasar beragama
Mawahib (bakat) dan qibalat (kecenderungan) menuju
iman kepada Allah.
Naluri dan kewahyuan
Kemampuan dasar beragama secara umum
Menurut Mastuhu potensi terhadap anak didik yaitu:
Anak didik diperlakukan sbg "anak “ (ortu
bertanggungjawab thdp pendidikan anak sampai dewasa.
Anak didik diperlakukan sebagai "teman" (anak didik diberi
sedikit keleluasaan dlm menemukan kepribadiannya.)
Anak didik diperlakukan sebagai pengganti orang tua
Dari pembahasan di atas secara umum
dapat di ambil suatu pemahaman bahwa:
Konsep fitrah mampu mengakomodasi
unsur-unsur teori nativisme, empirisme
dan konvergensi.
Konsep
fitrah
mampu
menjembatani
antara pendidikan jasmani dan rohani,
lahir dan batin.
TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM
Alasan pentingnya merumuskan tujuan:
Tujuan memberikan arah dalam setiap
langkah atau dalam penyusunan program
kependidikan.
Tujuan sebagai tolok ukur/ standar dalam
menentukan keberhasilan.
bahasa Arab tujuan, sasaran atau maksud diistilahkan
dengan ghayat, ahdaf/ maqasid , dalam literatur bahasa Inggris tujuan diistilahkan dgn goal, purpose, abjective atau aims.
Istilah aims, goal (tujuan); tindakan membuat suatu jalan
ke arah sebuah titik. Arti lain yang senada yaitu sebagai perbuatan yang diarahkan kepada suatu sasaran khusus. Bila dibandingkan antara istilah tujuan dengan objective, tujuan lebih bersifat umum sedangkan objective lebih bersifat operasional dan spesifik.
Tujuan jangka menengah sama dengan istilah porpose
atau maqasid , sedangkan untuk jangka pendek sepadan artinya dengan sasaran (ahdaf ). Maqasid arti asalnya adalah suatu cara yang menunjukkan ke jalan yang lurus, sebagai bandingan tentang arti istilah di atas
tujuan umum dalam pendidikan diistilahkan
dengan visi dan misi. Visi adalah pandangan ke
depan yang berdasarkan keyakinan yang
mampu memobilisasi sumber daya
.
Dalam
perumusan visi harus memperhatikan:
Kondisi obyektif lembaga pendidikan.
Masyarakat sekitar.
Orisinil (tidak asal meniru).
Jelas dan singkat
Sedangkan misi adalah cara-cara/strategi yang
akan dilakukan oleh lembaga pendidikan dalam
rangka mencapai visi. Dalam merumuskan misi
hendaknya memperhatikan:
Mudah diingat
Harus mudah dikomunikasikan.
Sifat dasar yang ditawarkan harus jelas.
Harus ada komitmen dalam peningkatan mutu.
Berupa statemen jangka panjang.
Berfokus pada pelanggan.
Harus fleksibel
Perumusan Tujuan Pendidikan Islam
Prinsip Universal (menyeluruh)
Prinsip keseimbangan dan kesederhanaan.
Prinsip kejelasan
Prinsip tidak ada pertentangan
Prinsip realisme (dapat dilaksanakan)
Prinsip perubahan
Prinsip menjaga perbedaan individu
Ada 2 (dua) pandangan tentang teori tujuan pendidikan.
Teori pertama berorientasi kemasyarakatan yaitu pandangan yang mengaggap masyarakat sebagai sarana utama dalam menciptakan rakyat yang baik. Teori kedua mengatakan bahwa berorientasi kepada individu yang lebih memfokuskan pada kebutuhan, daya tampung dan minat belajar.
Ibnu Khaldun merumuskan tujuan Pendidikan Islam
yang tertera dalam kitab Muqaddimahnya yaitu:
Mempersiapkan dari segi keagamaan yaitu
mengajarkan syiar-syiar Islam agama menurut al-Qur'an dan as-Sunnah, sebab dengan jalan semacam ini potensi iman diperkuat, sebagaimana potensi-potensi lain sudah mendarah daging, maka ia menjadi fitrah.
Menyiapkan peserta didik agar berakhlak mulia
sesuai dengan tuntunan Rasul.
Menyiapkan peserta didik dari segi sosial dan
kemasyarakatan.
Menyiapkan seseorang dari segi vokasional
alam, pekerjaan yang layak dan mapan untuk
kesejahteraan hidup.
menyiapkan dan mendidik seseorang dari segi
pemikiran yang menyebabkan orang lebih maju
mempunyai keahlian dan ketrampilan
Menurut Muhammad Athiyah al-Abrasyi, tujuan
Pendidikan Islam adalah:
Pembentukan akhlak karimah (mulia).
Menggapai kehidupan dunia dan akhirat.
Menggapai sumber daya yang profesional untuk
pengelolaan bumi dan seisinya.
Menumbuhkan budaya akademik ilmiah dengan
dilandasi akhlak mulia.
Menyiapkan
manusia
yg
mempunyai
kemampuan yg baik sesuai dgn bidangnya
masing-masing dan tetap memperhatikan ruang
spiritualitasnya masing-masing
Menurut Abdurrahman an-Nahlawi tujuan
Menurut Abdurrahman an-Nahlawi tujuan pendidikapendidikan n IslamIslam
yaitu:
yaitu:
Mempelajari dan memperkuat akal dan pikiran untukMempelajari dan memperkuat akal dan pikiran untuk
meneliti, menerangkan dan memprediksi kejadian yang
meneliti, menerangkan dan memprediksi kejadian yang
ada dilangit dan di bumi.
ada dilangit dan di bumi.
Menumbuhkan potensi dan bakat anak-anak. KarenaMenumbuhkan potensi dan bakat anak-anak. Karena
Islam adalah agama fitrah,
Islam adalah agama fitrah, maka tugasnya adalahmaka tugasnya adalah
mengingatka
mengingatkan n kepada potensi fitrahnya.kepada potensi fitrahnya.
Memperkuat dan menumbuhkan potensi generasi mudaMemperkuat dan menumbuhkan potensi generasi muda
serta mendidik mereka dengan sebaik-baiknya baik
serta mendidik mereka dengan sebaik-baiknya baik laki-
laki-laki maupun perempuan.
laki maupun perempuan.
berusaha menyeimbangkan potensi berusaha menyeimbangkan potensi bakat-bakatbakat-bakat
manusia
Ibrahim
Ibrahim Basyuni Basyuni Umaeroh; ada Umaeroh; ada 6 6 tujuan pendidikan tujuan pendidikan Islam:Islam:
Membantu peserta didik dlm mendapatkan pengetahuanMembantu peserta didik dlm mendapatkan pengetahuan
sesuai dgn kewajiban, seorang pelajar atau mahasiswa
sesuai dgn kewajiban, seorang pelajar atau mahasiswa
tanpa adanya pendidikan akan sulit menemukan hakikat
tanpa adanya pendidikan akan sulit menemukan hakikat
kewajiban yang di embannya.
kewajiban yang di embannya.
Membantu peserta didik dlm menemukan keahliannyaMembantu peserta didik dlm menemukan keahliannya
yg sesuai dgn watak & karakternya.
yg sesuai dgn watak & karakternya.
Membantu peserta didik dalam berfikir ilmiah &Membantu peserta didik dalam berfikir ilmiah &
menumbuhkan budaya berfikir kritis.
menumbuhkan budaya berfikir kritis.
Membantu peserta didik dalam menemukan keahliannyaMembantu peserta didik dalam menemukan keahliannya
yang sesuai dengan watak & karakternya.
yang sesuai dengan watak & karakternya.
Membantu murid dalam membangun cita-cita yang luhurMembantu murid dalam membangun cita-cita yang luhur
sesuai dgn kepribadiannya.
sesuai dgn kepribadiannya.
Membantu peserta didik dlm menemukan metode yangMembantu peserta didik dlm menemukan metode yang
tepat dalam mengembangkan potensinya
Menurut Naquib al-Attas tujuan
Menurut Naquib al-Attas tujuan pendidikapendidikan n adalah:adalah:
Pertama
Pertama , Mendidik naluri, motivasi, & keinginan generasi, Mendidik naluri, motivasi, & keinginan generasi
muda & menguatkan aqidah, nilai-nilai dan
muda & menguatkan aqidah, nilai-nilai dan
membiasakan mereka mempertahankan serta
membiasakan mereka mempertahankan serta
meningkatkan motivasi, mengatur emosi dan
meningkatkan motivasi, mengatur emosi dan
membimbingnya dengan baik dan mengajarkan adab
membimbingnya dengan baik dan mengajarkan adab
atau tata karma.
atau tata karma. K e d u a K e d u a , Menanamkan iman yang kuat,, Menanamkan iman yang kuat,
perasaan keagamaan, semangat keagamaan, dan
perasaan keagamaan, semangat keagamaan, dan
akhalaq pada diri mereka dan memupuk rasa cinta diri,
akhalaq pada diri mereka dan memupuk rasa cinta diri,
bertaqwa dan takut kepada Allah Swt.
bertaqwa dan takut kepada Allah Swt. K e t i g a K e t i g a ,,
Membersihkan hati mereka dari dengki, hasad dan iri
Membersihkan hati mereka dari dengki, hasad dan iri
hati, kekerasan kedzaliman, egoisme, tipuan, khianat,
hati, kekerasan kedzaliman, egoisme, tipuan, khianat,
ragu, perpecahan dan
HM Arifin merumuskan tujuan pendidikan Islam
dlm Taksonomi Tujuan Pendidikan Islam;
Pertama, Ahdaf Jasmaniyah yaitu tujuan yang
menitik beratkan pada kekuatan jasmani yang
sangat berguna bagi manusia sebagai khalifah
di bumi.
Kedua, Ahdaf ar-Ruhaniyah yaitu tujuan yang
berkenaan dengan keagamaan spiritual.
Ketiga, Ahdaf al- Aqliyah yaitu suatu tujuan yang
berhubungan dengan peningkatan kecerdasan
manusia
KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM
Definisi Kurikulum
Istilah kurikulum baru dikenal pada tahun 1856
(olah raga; Suatu jarak yang harus ditempuh
oleh pelari atau kereta dalam perlombaan, dari
awal sampai akhir)
Kurikulum bisa berarti "Chariot" kereta pacu
pada zaman dulu yakni suatu alat yang
membawa seseorang dari start sampai finish
dikenal di Indonesia sekitar tahun 1950-an yang
dikenalkan oleh sarjana-sarjana alumni Amerika
serikat
William B. Ragan
“Kurikulum adalah seluruh program dan kehidupan dalam sekolah, yakni segala pengalaman anak di bawah tanggungjawab sekolah. Kurikulum tidak hanya bahan pelajaran, akan tetapi seluruh kehidupan dalam kelas. Jadi hubungan sosial guru dan murid, metode mengajar, cara mengevaluasi termasuk dalam kategori kurikulum”. J. Gallen Saylor dan William Alexsander.
Kurikulum adalah segala usaha sekolah untuk mempengaruhi anak belajar dalam ruangan kelas, di halaman sekolah atau di luar sekolah. Kurikulum meliputi juga apa yang disebut ekstra kurikuler”.
Hilda Taba
Kurikulum diartikan “ a plan for learning ” yaitu
sesuatu yang direncanakan untuk pelajaran anak
S. Brubacher mengartikan kurikulum adalah
dasar-dasar atau pegangan bagi guru untuk mencapai
tujuan umum dan khusus dalam pendidikan.
Dlm arti sempit (tradisional), kurikulum adl mata
pelajaran.
Dlm arti luas (modern), kurikulum adl seluruh
aktivitas yg ada disekolah yang berpengaruh thdp
perkembangan peserta didik baik kegiatan di dlm/
di
luar
kelas,
kegiatan
di
dalam
sekolah/madrasah / diluar madrasah.
Kurikulum mengandung:
Tujuan
Isi
Metode
Organisasi
Evaluasi.
Menurut Abdurrahman an- Nahlawi ciri
khusus kurikulum pendidikan Islam adalah:
Sistem & perkembangan tsb hendaknya selaras dg fitrah
manusia yg terkandung dalam Islam.
Kurikulum tersebut diarahkan dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan Islam.
Kurikulum tersebut hendaknya memperhatikan
periodesisasi perkembangan peserta didik beserta tugas-tugas perkembangannya.
Kurikulum tersebut hendaknya memperhatikan
kebutuhan masyarakat dengan tetap memegang teguh ruh Islam.
Struktur dan organisasi kurikulumnya tidak
bertentangan
dengan
prinsip-prinsip
yang
terkandung dalam Islam.
Kurikulum pendidikan Islam hendaknya bersifat
realistis
yang
bisa
diaplikasikan
dalam
pendidikan.
Hendaknya metode pengajarannya bersifat
fleksibel dengan tetap memperhatikan nilai-nilai
ajaran Islam.
Kurikulum tersebut bersifat efektif, dalam artian
mampu memberi pengaruh secara edukatif
menuju kepada perubahan dan perkembangan
yang positif
Penyusunan kurikulum pendidikan Islam
harus didasarkan pada prinsip-prinsip:
Adanya pertautan yang sempurna dengan agama termasuk ajaran
dan nilainya.
Prinsip universal (menyeluruh) pada tujuan dan kandungan
kurikulumnya.
keseimbangan yang relatif antara tujuan & kandungan kurikulum. Memperhatikan bakat, minat, kemampuan & kebutuhan peserta
didik serta memperhatikan lingkungan sosialnya.
Memperhatikan perbedaan individu yang meliputi bakat, minat,
kemampuan serta memperhatikan perbedaan kelainan antar individu.
Mempertikan prinsip perkembangan dan perubahan Islam yang
menjadi sumber, falsafah, prinsip dan dasar kurikulum.
Keterkaitan antara mata pelajaran, pengalaman, dengan muatan
Klasifikasi Ilmu Pengetahuan
Menurut al-Farabi, ilmu yang bersumber dari al-Qur'an
dapat diklafisikasikan menjadi:
Ilmu Bahasa Ilmu logika
Sains (ilmu hitung, geometri, optik, astronomi, ilmu
ukur) dan sebagainya.
Ilmu fisika (ilmu alam) dan metafisika (ilmu tentang
alam dibalik alam nyata)
Menurut Ibnu Khaldun, ilmu dikategorikan
menjadi 3 (tiga macam) yaitu:
Ilmu lisan (ilmu bahasa) yang meliputi lughah,
nahwu, sharaf, balaghah, sastra, syair,
Ilmu naqli yaitu ilmu yang diambil dari kitab
suci dan hadits Nabi seperti ilmu tafsir, ilmu
hadits, ilmu ushu fiqh, istimbat al-hukmi.
Ilmu aqli yaitu ilmu yang dapat mengarahkan
manusia pada kemampuan berfikir logis,
sistematis, kritis dan metodologis seperti ilmu
mantiq (logika), ilmu alam, ilmu kalam, ilmu
tehnik, ilmu hitung, ilmu etika
Selanjutnya Ibnu Khaldun mengklasifikasikan ilmu
sbg kurikulum pendidikan Islam menjadi:
Ilmu seni dengan semua jenisnya.
Ilmu filsafat seperti ilmu alam dan ketuhanan.
Ilmu alat yang membantu ilmu agama seperti
lughah, nahwu dan sebagainya.
Ilmu alat yang membantu ilmu filsafat seperti
al-Ghazali ("Hujatul Islam" ) mengkalisifikasikan
ilmu berdasarkan beban yg dilaksanakan oleh
manusia yaitu:
Fardu ain; ilmu yang wajib dipelajari oleh semua
umat Islam, terutama ilmu-ilmu yang berkenaan
dengan kewajiban menjalankan ibadah seperti
shalat, zakat, dan ilmu-ilmu lainnya.
Fardlu kifayah;
ilmu yg berhubungan dgn
kehidupan dunia. Umat Islam tdk wajib mengkaji
ilmu-ilmu
tsbut
jika
sudah
ada
yang
mewakilinya. Seperti ilmu kedokteran, ilmu
hitung, ilmu tehnik, ilmu pertanian dll.
Muhammad Athiyah al-Abrasyi, kurikulum harus
didasarkan pada tingkat pendidikan yaitu Pendidikan Dasar dan Pendidikan Tinggi.
Kurikulum pada tingkat pendidikan dasar harus
memasukkan materi al-Qur'an, tauhid, membaca, menulis, bahasa Arab, sejarah para pahlawan, akhlaq dan hat.
muatan kurikulum pendidikan tinggi mencakup hadits,
tafsir, bahasa arab, syair, ilmu sejarah, nahwu, sharaf, fiqh, pemikiran Islam filsafat dan psikologi
Kurikulum Pendidikan Islam pada Masa Nabi
dan Sahabat
materi pendidikan yang disampaikan oleh Nabi
selama periode Madinah yaitu:
Membaca al-Qur'an
Keimanan (rukun Iman)
Ibadah (rukun Islam)
Akhlaq
Dasar-dasar ekonomi
Dasar-dasar politik
Olah raga dan kesehatan
Membaca dan menulis
masa khalifah ar-Rasyidin, Kurikulum yang diajarkan
meliputi:
Membaca dan menulis Membaca al-Qur'an
Keimanan, ibadah dan akhlaq.
Masa Umar Bin Khattab diinstruksikan agar anak-anak
diajarkan tentang berenang, menunggang kuda, memanah, menghafal syair dan peribahasa. Sedangkan untuk pendidikan tinggi diajarkan al-Qur'an dan tafsirnya, hadits dan kodifikasinya serta fiqh
Pada sekolah menengah kurikulum mencakup al-Qur'an,
bahasa Arab & sastra, fiqh, tafsir, hadits, nahwu, sharaf, ilmu pasti, mantiq, ilmu falak, tarikh, ilmu alam. Sedangkan pada sekolah menengah kejuruan kurikulumnya terdiri dari bahasa, surat-menyurat, pidato, diskusi, berdebat dan tulisan indah.
Ahmad Tafsir membuat suatu kesimpulan sebagai
berikut:
Kurikulum pada zaman Nabi dan
Khalifaurrasyidin, Bani Umaiyyah dan Bani
Abasiyah sudah mencakup aspek jasmani,
akal dan rohani (hati).
Kurikulum pada masa bani Umaiyyah tidak
ada perbedaan yang mencolok.
Pada masa Abbasiyah aspek akal mendapat
perhatian yang lebih dibanding aspek
jasmani, sedangkan aspek hati/rohani
PENDIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM
Pengertian dan Kedudukan Pendidik
pendidik (Bhs Arab) yaitu ustadz, mudarris, mu'alim,
mua'dib, murabbi dan mudabbir , guru
Undang-Undang No 15/ 2005 guru adlh pendidik
professional dgan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai & mengevaluasi peserta didik pd jalur pendidikan formal anak usia dini, pendidikan dasar, & pendidikan menengah.
keutamaan mendidik adalah:
Perbuatan mendidik adalah suatu perintah yang harus
dijalankan dan bagi yang tidak menjalankan akan diberi sanksi.
Perbuatan mendidik adalah perbuatan terpuji dan
mendapat pahala dari Allah Swt.
Mendidik/ mengajar adalah salah satu amal kebajikann
(amal jariyah) yang mana pahalanya selalu mangalir.
Perbuatan mendidik/mengajar merupakan amal
kebajikan yang mendatangkan maghirah dari Allah Swt.
Perbuatan mendidik sangat mulia karena mengelola
Islam sangat menghargai dan menghormati
serta menaruh apresesi yang tinggi terhadap
para pendidik.
Asamah Hasan Fahmi yang dikutip oleh Ahmad Tafsir
menyebutkan bahwa
:
Tinta ulama' lebih berharga dari pada darah syuhada'. Orang berpengetahuan melebihi orang yang ahli
ibadah, yang sedang berpuasa dan menhabiskan waktu malamnya untuk mengerjakan shalat bahkan melebihi kebaikan orang yang berperang di jalan Allah.
Apabila meninggal seorang alim, maka terjadilah
kekosongan dalam Islam yang tidak dapat diisi kecuali seorang alim lainnya
Kode Etik Pendidik
Taqwa kepada Allah Swt.
Berilmu (terutama yang menyangkut ilmu yang
menjadi spesialisasinya).
Sehat Jasmani dan rohani.
Berkelakuan baik
Untuk bisa menjadi seorang pendidik/ "guru"
harus:
Ijazah sesuai dengan kualifikasi dan formasi
yang dibutuhkan.
Memiliki kompetensi baik kompetensi
Ag. Soejono yang dikutip Ahmad Tafsir memerinci tugas-tugas pendidik yaitu:
Wajib menemukan pembawaan yang ada pada anak
dengan berbagai cara seperti wawancara, observasi, melalui pergaulan, angket.
Berusaha menolong anak didik dlm mengembangkan
pembawaan yg baik & menekan perkembangan yang negative agar tidak berkembang.
Memperlihatkan anak didik kepada orang dewasa
dengan cara memperkenalkan berbagai ketrampilan, keahlian biar anak memilih dengan tepat.
Mengadakan evaluasi setiap waktu untuk mengetahui
apakah perkembangan anak didik berjalan dengan baik.
Memberi bimbingan dan penyuluhsn tatkala anak didik
Al-Kanani, kode etik pendidik (persyaratan) yang di kutip oleh Ramayulis bahwa pendidik itu dalam hubungannya diri sendiri harus memenuhi persyaratan:
Hendaknya guru insyaf/sadar akan pengawasan Allah
Swt.
Hendaklah guru memelihara kemuliaan ilmu. Hendaklah guru bersifat zuhud.
Tidak berorientasi duniawi.
Hendaklah guru menjauhi pekerjaan/mata
pencaharian yang hina.
Lanjutan…
Guru hendaknya rajin menjalankan hal-hal
yang di sunnahkan oleh agama.
Guru hendaknya memelihara akhlak yang
mulia.
Mengisi
waktu-waktu
luangnya
dengan
kegiatan yang bermanfaat.
Hendaklah selalu belajar menambah ilmunya.
Guru hendaknya rajin meneliti, menyusun dan
Kode etik atau persyaratan yang berhubungan
dengan paedagogis-didaktis yang harus dimiliki
pendidik adalah:
Sebelum keluar mengajar hendaknya bersuci
terlebih dahulu.
Ketika keluar dari rumah hendaknya berdoa dan
selalu membaca dzikir dalam perjalanan.
Hendaknya mengambil posisi yang dapat dilihat
oleh semua peserta dalam majelis.
Sebelum
memulai
pelajaran
hendaknya
Lanjutan…
Guru hendaknya mengajar sesuai dengan herarkhi
kemulian ilmu. Seperti al- Tafsir Qur'an, hadits dst.
Hendaknya guru menjaga ketertiban majelis.
Guru hendaknya menegur peserta didik yang tidak
menjaga sopan santun majelis.
Guru hendaknya bersikap bijak dalam melakukan
pembahasan.
Terhadap murid baru hendaknya bersikap wajar Menutup KBM dengan bacaan Wa Allahu 'Alamu.
Kode etik guru ketika berada ditengah-tengah muridnya:
Mengajar hendaknya dgan niat mengharap ridha
Allah, menyebarkan ilmu, menghidupkan syariat, & demi kemaslahatan umat.
Guru hendaknya tidak menolak murid yang tidak
mempunyai niat tulus.
Guru hendaknya mencintyai muridnya.
Guru hendaknya selalu memotivasi muridnya.
Menyampaikan pelajaran dgn bahasa yg mudah. Selalu melakukan evaluasi.
Bersikap adil terhadap seluruh muridnya. Berusaha membantu kemaslahatan murid.
KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK
Peserta didik (Bhs Arab) yaitu murid, tilmidz , dan
thalib/thulab
Dalam UU No. 20/ 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dijelaskan bahwa peserta didik adlh anggota masyarakat yg berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yg tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu
Pertumbuhan peserta didik dapat ditinjau dari segi:
biologis (Embrio, kanak-kanak, masa kuat jasmani,
masa tua, meninggal). Dalam al-Qur'an tentang pertumbuhan manusia terdapat dalam surat al-Mukminun ayat 67.
psikologis.
1
) Masa kanak-kanak (7 tahun); 40 hari sudah bisatersenyum, 6 blan mempunyai kemauan, 7 bulan telah tumbuh gigi, tahun kedua mulai dapat berjalan, tahun ke tiga telah terbentuk kemauan dan keinginan, tahun keempat telah mempunyai ingatan, tahun ke tujuh dapat menetapkan sesuatu menurut aturan-aturan sendiri, akalnya dalam tarap perkembangan. 2).Masa berbicara (8-14 tahun, periode cita-cita,
perkembangan tabiat akal.
3). Masa aqil baligh (15-21 tahun)
4). Masa Syaibah (adolesen) 22 tahun 26 tahun
6) Masa umur kuhulah (43-49) 7) Masa umur menurun (50-55)
8) Masa kakek nenek pertama (56 – 63) 9) Masa kakek nenek kedua (64-75)
10)Masa harom (pikun) dari (75-91) 11)Akhir masa meninggal
Pertumbuhan didaktis
Sejak lahir sampai umur 6 tahun dijaga jasmani dari
hal-hal yang kotor, diberi nama yang baik dan aqiqah dan dibiasakan dengan hal-hal yang baik.
Periode pendidikan kedua. Tentang adab kesusilaan
(mulai umur 6 tahun).
Periode ketiga (pendidika seks) dipisah tempat
Lanjutan…
Peride keempat diharuskan menjalankan
shalat (13 tahun)
Periode ke lima umur 16 tahun di tandai
dengan gejolak seks/nafsu birahi, orang
tua hendaknya mengijinkan perkawinan.
Periode keeenam (umum dewasa 16-21
Teori2 yang terkait dg keberhasilan mendidik yaitu:
Aliran pesimis (natvisme), sangat pesimis terhadap
keberhasilan dalam mendidik anak, karena menurut teori ini pertumbuhan & perkembangan anak didik ditentukan oleh bakat dan minat yang di bawah sejak lahir
Aliran optimis (empirime), berpendapat sangat optimis
terhdp keberhasilan mendidik anak karena teori ini mengatakan bahwa pertumbuhan & perkembangan anak didik sangat ditentukan oleh lingkungan di mana anak didik tersebut berada
Al
i
ran gabungan keduanya (Konvergensi) , disampingbakat dan minat yang dibawa sejak lahir juga lingkungan sangat mempengaruhi dalam perkembangan anak didik.
Al-Gazali memerinci adab peserta didik dalam mengikuti pelajaran:
Hendaknya peserta didik mempunyai cita-cita yang
murni dan suci.
Hendaklah konsentrasi dalam studi dan tidak
menyibukka dengan urusan lain yang bersifat duniawi.
Tidak menyombongkan diri.
Tenang dalam menghadapi guru.
Jangan berpindah ke pelajaran/bab yang lain sebelum
paham betul.
Dahulukan ilmu pengetahuan yang lebih penting
.
Hendaklah diniatkan mendekatkan diri kepada Allah.
Peserta didik sebaiknya mengetahui faedah
Syaikh Az-Zarnuji (Ta'lim al-Muta'alim) menjelaskan beberapa sifat yang harus dimiliki oleh peserta didik:
Tawadlu'. Iffah.
Tabah (sabar).
Cinta ilmu dan hormat pada guru. Sayang pada kitab.
Sayang pada sesama penuntut ilmu. Bersungguh-sungguh dalam belajar. Teguh pendirian.
Wara'.
Punya cita-cita yang tinggi. Tawakkal
KH. Hasyim As'ary merumuskan etika peserta didik hubungannya dengan diri sendiri, ketika belajar dan etika terhadap gurunya.
1. Etika hubungannya dengan diri sendiri meliputi:
Mesucikan jiwanya dari segala dari segala kotoran jiwa. Mempunyai niat yang baik (hanya karena Allah,
menghidupkan syari'ah, menerangi hati dan taqarrub kepada Allah)
Mengefektifkan waktu dalam studi.
Sabar atas kesusahan dan kepayahan dalam menuntut
ilmu.
Lanjutan…
Berusaha sedikit makan dan minum.
Bersifat wira'i.
Berusaha menghindari makanan yang
menyebabkan kurangnya kecerdasan.
Sedikit tidur.
Berusaha menghindari hal-hal yang diluar
2. Etika peserta didik terhadap gurunya:
a.Sebelum memutuskan berguru hendaknya berfikir terlebih dahulu dan istikharah (memohon petunjuk kepada Allah agar mendapatkan guru yang tepat. b. Menunjukkan kesungguhan dalam belajar
c. Berusaha tidak berbeda pendapat dengan gurunya, jikalau pendapat itu benar.
d. Memandang guru dengan pandangan mengagungkan (menghormati)
e.Memahami hak-hak guru dan tidak melupakan kelebihannya serta mendoakan sepanjang hayat.
Lanjutan…
g. Tidak masuk ke rumah guru/ atau selain
acara ta'lim kecuali setelah mendapt ijin.
h. Duduk di hadapan guru dengan tata krama
yang baik.
i. Berbicara dengan sopan di hadapan guru.
j. Jika guru menerangkan pelajaran sedangkan
murid sudah hafal/bisa maka seyogyanya
tetap memperhatikan dengan saksama.
k. Tidak mendahului penjelasan guru kecuali
telah mendapat ijin
Etika peserta didik sehubungan dengan pelajaran di hadapan guru:
Memulai studi dengan hal-hal yang fardu ain.
Menekankan fardlu ain dengan berdasakan pada
kitab Allah.
Menghindari perbedaan pendapat dengan paran
ulama' dalamm hal-hal yang sifatnya ikhtilaf.
Sangat memperhatikan terhadap penjelasan terlebih
masalah hadits.
Jika menjelaskan mahfudhat di serta dengan
penjelasan yang terperinci.
Membiasakan halaqah dengan syaikh/guru. Jika hadir dalam majelis ucapkanlah salam.
Lanjutan…
Hendakalah menahann diri dari pertanyaan
yang sulit diluar jangkauan akalnya.
Tidak menawarkan diri maju kecuali telah
mendapat ijin guru.
Duduknya antara murid dan guru hendaknya
ada jarak yang agak leluasa untuk
mendengarkan ketarangan dari guru.
Konsisten mempelajari apa yang ada dalam
kitab.
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
PENDIDIKAN ISLAM
A. Pendekatan
Pendekatan menurut kamus bahasa Indonesia:
Proses perbuatan, cara mendekati;
Usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk
mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti; metode, metode untuk mencapai pengertian tentang masalah penelitian.
Pendekatan (Bhs Inggris) disebut "approach”, (Bhs Arab), "madkhal “
Berdasarkan penjelasan Mulyanto Sumardi approach bersifat axiomatic yang merupakan asumsi suatu pendirian filsafat
Hubungannya dengan pendidikan Islam adalah
serangkaian asumsi mengenai hakikat pendidikan Islam dan pengajaran agama Islam.
Pendekata dalam pendidikan Islam :
Pendekatan filosofis.
berdasarkan al-Qur'an dan Hadist. pendekatan filosofis tersebut memandang manusia sebagai makhluk rasional (homo rational ). Dalam kegiatan belajar mengajar pendekatan filosofis dapat diterapkan oleh guru ketika membahas penciptaan alam, proses penciptaan manusia. Hal ini bisa di bahas dengan memaksimalkan akal pikiran manusia.Al-Qur'an sangat memberi perhatian besar terhadap penggunaan akal secara maksimal (QS. al-Baqarah ayat 269)
Pendekatan Induksi-Deduksi.
Induksi adalah suatu pendekatan yang penganalisaannya secara ilmiah bertolak dari kaidah/hal-hal yang bersifat khusus untuk menentukan hukum bersifat universal. (al-Ghasiyah ayat 17-20)
Pendekatan Sosio-Kultural
bahwa manusia itu makhluk yang bersosial dan bermasyarakat & berkebudayaan (homo "socius", homo "sapiens“ , mempunyai kecenderungan untuk hidup bersosial. Pendekatan ini membantu kepada siswa untuk mengembangkan kepribadian sosialnya dan peduli pada masalah-masalah sosial lainnya. (al-Maidah ayat 2 )
Pendekatan Fungsional
Pendekatan fungsional yang dimaksud adalah penyajian materi yang disampaikan kepada peserta didik dengan menekannkan kemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari, materi yang dipilih harus betul-betul mencerminkan kebutuhan peserta dan kebutuhannya dalam masa yang akan datang, termasuk pemilihan metode harus sesuai dengan karakter peserta didik.
Menurut Ramayulius pendekatan dalam pendidikan Islam:
Pendekatan pengalaman. Pendekatan Emosional. Pendekatan Pembiasaan. Pendekatan rasional. Pendekatan Fungsional. Pendekatan keteladanan
Metodologi Pendidikan Islam
Metodologi pendidikan Islam bertugas memberikan jalan atau cara yang sebaik mungkin bagi pelaksanaan operasional ilmu pendidikan Islam, banyak bersumber dr Qur‟an & Hadis. Di antara ayat suci al-Qur‟an dan Hadits yang berimplikasi metodologis antara lain:
Metode alternatif memberikan pilihan menurut akal
pikiran, sebagai pembeda dengan makhluk yang lainnya.
Dalam memberikan perintah (imperatif) dan larangan
memperhatikan kemampuan masing-masing.
Sistem pendekatan metodologis al-Qur‟an bersifat multi
approach seperti pendekatan religius, pendekatan filosofis (homo rationale, homo sosius dan homo sapiens (makhluk sosial dan berbudaya) serta pendekatan scientifik (kognitf, afektif dan psikomotorik)
Aspek pertumbuhan dan perkembangan manusia itu juga tercermin dalam gaya bahasa al-Qur‟an yaitu:
Mendorong manusia supaya memaksimalkan akalnya.
Seperti dalam QS. Fushilat ayat: 53, QS. Al-Ghasiyah: 17-21.
Mendorong manusia untuk mengamalkan ilmunya dan
mengaktualisasikan keimanan dan ketaqwaannya dalam kehidupan sehari-hari, seperti shalat, puasa, haji, jihad dsb. Sebagaimana dalam surat: al-Ankabut: 45; Taha: 132, al-Baqarah: 183.
Mendorong berjihad (bersungguh-sunggih dalam meraih
cita-cita). Dalam hal ini Islam memotivasi umatnya dengan cara:
Motivasi keagamaan (religius)
Motivasi sosiogenetis (berdasrkan nilai-nilai
kemasyarakatan)
Motivasi beogenetis (berdasarkan kebutuhan
jasmani)
Islam adalah agama yang haq, meskipun demikian
dalam menghadirkan, Islam memberikan sesuai dengan situasi dan kondisi seperti tidak ada paksaan dalam
memeluk agama.
Islam hadir dalam prinsip mudah dan tidak sulit dan
dengan kabar gembira (QS. Al-Baqarah: 185; 25. al-Haj: 78)
Metode dalam al-Qur‟an menggunakan gaya bahasa
intruksional seperti dalam memberikan ciri-ciri orang-orang menafiq.
Metode al-Qur‟an dengan melalui kisah (QS. Yusuf. 111) Gaya bahasa al-Qur‟an dengan memberikan bimbingan
dan penyuluhan. (QS. Yunus 57; QS An-Nisa : 58, Qs. Luqman: 13‟ QS Aly Imron 159).
Dengan gaya bahasa memberi contoh (QS. Al-Ahzab:
21, al-Ahdzab: 76)
Metode diskusi (QS an-Nahl: 125; al-Ankabut: 46. Tanya jawab
Pemberian perumpamaan (QS. Ar-Ra‟du: 17)
Tarhib wa Targhib (Qs. Al-Zalzalah: 7-8, Fushilat: 46) Metode tobat dan ampunan (Qs. An-Nisa: 110,
Penyajian dengan di sertai motivasi belajar
Berdasarkan kemampuannya, al-Nahl: 125.
Pendidik harus siap
Tujuan pendidikan harus dipegang
Dalam melaksanakan pendidikan Islam harus
diperhatikan pendidik adalah
Kesadaran pendidik tentang kesadaran agama.
Mampu menghubungkan pandangan metafisik
Mampu menghubungkan semua disiplin
METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ISLAM Pengertian Metode
Dlm Bhs Arab, metode disebut dengan "thariqah" yang berarti langkah-langkah strategis yang disiapkan unutk melakukan suatu pekerjaan.
Beberapa pakar pendidikan Islam mendefinisikan metode:
Hasan Langgulung mendefiniskan metode yaitu cara
atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan pendidikan.
Abdurrahman Ghunaimah mendifinisikan metode adalah
cara-cara yang praktis dalam mencapai tujuan pengajaran.
Muhammad Athiyah al-Abrasyi mendefiniskan jalan yang
kita ikuti untuk memberikan pengertian kepada murid-murid tentang segala macam metode dalam berbagai
Metode harus didasarkan pada:
Sifat-sifat dan kepentingan yang
berkenaan
dengan tujuan utama pendidikan Islam yaitu
pembinaan manusia mukmin yang mengaku
sebagai hamba Allah.
Berkenaan dengan metode yang betul-betul
berlaku yang disebutkan dalam al-Qur'an atau
yang disarikan dari al-Qur'an
.
Membicarakan tentang pergerakan motivasi dan
disiplin atau dengan bahasa lainnya ganjaran
(shawab) dan hukuman (iqab)
Prinsip-prinsip dlm memilih metode:
Mempermudah
Sesuai dengan kemampuan. Lemah lembut
Berkesinambungan. Fleksibel dan dinamis
Langkah2 dlm memilih metode pembelajaran:
Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada saat
jam itu.
Kemampuan seorang guru.
Keadaan alat-alat yang tersedia. Jumlah murid yang ada
Jenis-Jenis Metode
Jenis2 metode menurut Abdurrahman an-Nahlawi yang dikutip oleh Ahmad Tafsir yaitu:
Metode hiwar (percakapan) Qur'ani. Metode kisah Qur'ani dan Nabawi.
Metode amtsal (perumpamaan) Qur'ani. Metode keteladanan.
Metode pembiasaan.
Metode ibrah dan mauidzah. Metode targhib dan tarhib
Menurut Armai Arif kurang lebih ada sekitar 20 macamMenurut Armai Arif kurang lebih ada sekitar 20 macam
metode pengajaran, yakni metode pembiasaan,
metode pengajaran, yakni metode pembiasaan,
keteladanan, pemberian ganjaran, pemberian hukuman,
keteladanan, pemberian ganjaran, pemberian hukuman,
ceramah, Tanya jawab, diskusi, sorogan, bandongan,
ceramah, Tanya jawab, diskusi, sorogan, bandongan,
mudzakarah, kisah, pemberian tugas, karya wisata,
mudzakarah, kisah, pemberian tugas, karya wisata,
eksperimen, drill/latihan, sosiodrama, simulasi, kerja
eksperimen, drill/latihan, sosiodrama, simulasi, kerja
lapangan, demonstrasi dan kerja
lapangan, demonstrasi dan kerja kelompokkelompok..
Metode2 yg telah Metode2 yg telah berkembang sekarang:berkembang sekarang:
a. Quantum
a. Quantum teaching.teaching.
Ide dasar Quantum teaching ini adalah menciptakan
Ide dasar Quantum teaching ini adalah menciptakan
sebuah system pembelajaran yang disesuaikan dengan
sebuah system pembelajaran yang disesuaikan dengan
Quantum learning. Quantum learning ini dikembangkan
Quantum learning. Quantum learning ini dikembangkan
dari system pembelajaran dari kamp-kamp selama
dari system pembelajaran dari kamp-kamp selama
beberapa tahun
Active Learning.
Active Learning.
Activ
Activ learning learning (pembelajan (pembelajan aktif) aktif) merupakanmerupakan
pengembangan dari Quantum learning. Dari 101 (seratus
pengembangan dari Quantum learning. Dari 101 (seratus
satu) strategi activ learning secara garis besar terbagi
satu) strategi activ learning secara garis besar terbagi
menjadi 3 (tiga) bagian
menjadi 3 (tiga) bagian besar yaitu:besar yaitu:
Bagian pertama, berisi tentang strategi pembelajaranBagian pertama, berisi tentang strategi pembelajaran
aktif yang merupakan pemecah kebekuan dan aktivitas
aktif yang merupakan pemecah kebekuan dan aktivitas
pembuka untuk berbagai macam dalam kelas. Yang
pembuka untuk berbagai macam dalam kelas. Yang
termasuk strategi pertama ini adalah:
termasuk strategi pertama ini adalah:
Team building (Pembentukan tim). Strategi ini merupakan cara-Team building (Pembentukan tim). Strategi ini merupakan
cara-cara teknis membiasakan tim bekerjasama dan saling cara teknis membiasakan tim bekerjasama dan saling ketergantungan. Ada 11 (sebelas) macam teknik yang ketergantungan. Ada 11 (sebelas) macam teknik yang ditawarkann yaitu
ditawarkann yaitu Trading place, Who is In the class, GroupTrading place, Who is In the class, Group resume, Prediction, TV Commersial, The Company You Keep. resume, Prediction, TV Commersial, The Company You Keep. Really Getting Acquainted, Team getaway, reconnection, The Really Getting Acquainted, Team getaway, reconnection, The great Wind Blows, Setting class ground rules.
On the Spot assessment (penilaian di tempat)On the Spot assessment (penilaian di tempat)
Teknik ini bertujuan mempelajari tentang perilaku
Teknik ini bertujuan mempelajari tentang perilaku
perilaku siswa, pengetahuan dan pengalaman.
perilaku siswa, pengetahuan dan pengalaman.
Immediate learning involment (keterlibatan belajarImmediate learning involment (keterlibatan belajar
seketika) atau menciptakan minat sejak awal.
seketika) atau menciptakan minat sejak awal.
Bagian kedua
Bagian kedua, berisi teknik-teknik pembelajaran pada saat, berisi teknik-teknik pembelajaran pada saat
guru berada di tengah-tengah siswa. Di antara teknik ini
guru berada di tengah-tengah siswa. Di antara teknik ini
adalah:
adalah: Full Full class, class, Class Class discussion, discussion, QuestionQuestion
prompting,
prompting, Collaboration Collaboration learning, learning, peer peer teaching,teaching,
independent learning, Affectif learning.
independent learning, Affectif learning.
Bagian ketiga,
Bagian ketiga, bagian ini berisi teknik-teknik bagaimana bagian ini berisi teknik-teknik bagaimana
tidak lupa dalam belajar dan berisi cara-cara
tidak lupa dalam belajar dan berisi cara-cara
menyimpukan pelajaran. Di antara cara-cara yang
menyimpukan pelajaran. Di antara cara-cara yang
ditawarkan adalah review, self assessment, future
ditawarkan adalah review, self assessment, future
pleaning, expression of final sentimens.
CTL (Contextual Teaching and Learning)
Lahirnya CTL ini di dasarkan pada materi pembelajaran selama ini jauh dari kehidupan dan pengalaman yang di alami oleh peserta didik, dg berusaha mendekatkan materi yang di sajikan dgn pengalaman dalam kehidupan sehari-hari peserta didik/ dgn bahasa yg lebih familier yaitu pembelajaran yang makna, bermakma dan kebermaknaan . Prinsip-prinsip CTL di dasarkan pada:
Belajar menghasilkan perubahan anak didik yang relative
permanent.
Anak didik memiliki potensi, gandrung, dan kemampuan yang
merupakan benih kodrati untuk kembangkan tanpa henti.
Perubahan dan pencapaian kualitas ideal tidak tumbuh alami
linier sejalan dengan proses kehidupan.
Saling keterkaitan antar konsep yaitu teaching, learning,
Dalam teknisnya pembelajaran CTL hendaknya
menempuh langkah-langkah yang rasional yaitu:
Pengajaran berbasis problem.
Menggunakan konteks problem.
Mempertimbangkan kebinekaan beragam.
Memberdayakan siswa untuk belajar mandiri.
Belajar melalui kolaborasi.
Menggunakan penilaian autentik.
Mengejar standar tinggi
INSTITUSI PENDIDIKAN ISLAM
Pengertian Institusi
Lembaga secara bahasa mempunyai arti asal usul, acuan, sesuatu yang memberi bentuk lain, badan atau organisasi yang bertujuan mengadakan suatu penelitian keilmuan atau melakukan suatu usaha. istilah Inggris di sebut dengan institute dalam arti pengertian fisik yaitu
sarana atau organisasi unutk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan dalam arti non fisik yaitu suatu norma untuk memenuhi kebutuhan.
difinisi lembaga menurut para ahli antara lain: 1. Hasan Langgulung
suatu sistem peraturan yang bersifat mujarrad , suatu konsepsi yang terdiri dari kode-kode, norma-norma, ideology-ideologi dan sebagainya baik yang tertulis maupun tidak tertulis termasuk perlengkapan material dan organisasi simbolik: kelompok manusia yang terdiri dari individu-individu yang dibentuk dengan sengaja atau tidak, untuk mencapai tujuan tertentu dan tempat-tempat kelompok melaksanakan peraturan tersebut seperti masjid, sekolah, kuttab dan sebagainya