• Tidak ada hasil yang ditemukan

IPI Powerpoint

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IPI Powerpoint"

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

ILMU PENDIDIKAN ISLAM

ILMU PENDIDIKAN ISLAM

(Pendekatan Normatif, Historis dan

(Pendekatan Normatif, Historis dan

Empiris)

Empiris)

Oleh

(2)
(3)

PENGETAHUAN DALAM ISLAM

PENGETAHUAN DALAM ISLAM

A.

A.

Pengertian dan Jenis Pengetahuan

Pengertian dan Jenis Pengetahuan

Pengetahuan secara sederhana adalah

Pengetahuan secara sederhana adalah

apa saja yang kita ketahui.

apa saja yang kita ketahui.

Sains (science) yaitu pengetahuan yang

Sains (science) yaitu pengetahuan yang

diperoleh manusia dengan jalan riset

diperoleh manusia dengan jalan riset

(penelitian) terhadap obyek-obyek empiris.

(penelitian) terhadap obyek-obyek empiris.

Benar dan tidaknya ditentukan logis dan

Benar dan tidaknya ditentukan logis dan

tidaknya dan ada tidaknya bukti empiris.

(4)

Lanjutan…

Lanjutan…

teori adalah hubungan antara 2 (dua) variable

teori adalah hubungan antara 2 (dua) variable

yang mana sifat hubungannya adalah bersifat

yang mana sifat hubungannya adalah bersifat

logis dan empiris.

logis dan empiris.

 Ahmad Tafsir dengan mengutip Kerlinger, bahwa

 Ahmad Tafsir dengan mengutip Kerlinger, bahwa

teori itu mengandung tiga (3) unsur pokok yaitu:

teori itu mengandung tiga (3) unsur pokok yaitu:

1). Teori terdiri dari satu set preposisi yang terdiri

1). Teori terdiri dari satu set preposisi yang terdiri

dari konsep-konsep yang saling berhubungan.

dari konsep-konsep yang saling berhubungan.

2).Teori menunjukkan hubungan antar dua

2).Teori menunjukkan hubungan antar dua

variable atau antar konsep.

variable atau antar konsep.

3). Teori harus menjelaskan variabelnya dan

3). Teori harus menjelaskan variabelnya dan

bagaimana hubungannya.

(5)

B. EPISTEMOLOGI

Epistemologi berasal dari kata “ Episteme ” yang

berarti pengetahuan dan “logos ” yang

mempunyai makna teori, uraian dan alasan.

Dengan demikian epistemologi berarti sebuah

teori tentang pengetahuan atau dengan kata

lain epistemologi adalah cabang dari filsafat

pengetahuan yang membahas pengetahuan dan

bagaimana memperolehnya.

(6)

Pembicaraan epistemologi meliputi:

Filsafat, sebagai cabang ilmu dalam

mencari

hakekat

dan

kebenaran

pengetahuan.

Metode,

memiliki

tujuan

untuk

mengantarkan

manusia

mencapai

pengetahuan

Sistem, bertujuan memperoleh realitas

(7)

Bagaimana

menusia

memperoleh

ilmu

pengetahuan, ada 2 golongan:

Pertama 

, bahwa sumber pengetahuan manusia

adalah:

Rasionalisme sumber pengetahuan dari rasio,

pikiran dan jiwa.

Empirisme yaitu pengetahuan manusia berasal

dari pengalaman dan melalui panca indera

Kritisme (transendentalisme) pengetahuan

manusia itu berasal dari dunia luar dan dari jiwa

atau pikiran manusia itu sendiri.

(8)

Kedua, Golongan ini mengatakan bahwa

pengetahuan manusia itu berasal dari:

Realisme (gambaran yang baik dan tepat

tentang kebenaran). Dalam pengetahuan

yang baik tergambar kebenaran yang

sesungguhnya.

Idealisme, pengatahuan adalah hanyalah

kejadian yang ada dalam jiwa manusia,

sedangkan kenyataannya adalah terletak

diluar dirinya.

(9)

Miska M. Amin; bahwa pengetahuan itu di dapat

dengan jalan wahyu, ilham, akal dan indera.

Imam Syafi‟ie menambahkan bahwa epistemology

pengetahuan dalam al-Qur‟an meliputi:

Observasi (pengamatan), lihat dalam Surat

al- A‟raf : 185

Eksplorasi (pemaparan), lihat dalam QS: Yunus:

6; QS Yasin: 37-40

Eksperimen(percobaan) QS An-Naba‟: 7; QS

Qaaf: 7; QS al-Mursalat: 25-27

Penalaran dan Intuisi) QS al-Alaq: 1-3; QS

(10)

Muzamil

Qomar

menawarkan

beberapa

pendekatan epistemology pendidikan Islam yaitu

pendekatan

rasionalistik , pendekatan

kritik ,

pendekatan komparatif , pendekatan dialogis dan

pendekatan intuitif.

Para ilmuwan muslim sepakat bahwa sumber ilmu

pengetahuan dalam Islam adalah :

 Al-Qur‟an

Sunnah/Hadits Nabi

(11)

Dalam mengembangkan Ilmu Pendidikan

Islam diperlukan beberapa hal:

Landasan atau basis filsafatnya hrs

berlandaskan

Islam,

sedangkan

pengetahuan

/filsafat

Barat

harus

dikonsultasikan dengan Islam.

Paradigma

penyusunan

metodologi

pengembangan Ilmu pendidikan Islam

Model-model penelitian ilmu pendidikan

Islam

(12)

Pendidikan Islam agar bisa diakui sebagai sebuah

disiplin (ilmu) harus memenuhi beberapa

persyaratan ilmiah antara lain:

 Memilliki pembahasan (obyek kajian yang jelas) dengan

corak khas kependidikan Islam untuk membedakan dengan disiplin lainnya.

 Mempunyai pandangan teori, asumsi atau hipotesis

kependidikan yang bersumber dari ajaran Islam.

 Memiliki metode yang sesuai dengan ciri khas

kependidikan Islam

Memiliki struktur keilmuan definitif yang satu

sama lainnya saling berkaitan membentuk suatu

keilmuan dalam Islam (sistematis)

(13)

ISLAM SEBAGAI PARADIGMA ILMU

PENDIDIKAN

 Islam dijadikan sebagai paradigma ilmu pendidikan paling tidak

berpijak pada tiga alasan.

 Pertama,ilmu pendidikan sbgai ilmu humaniora tergolong ilmu

normative,karena ia terkait oleh norma2 tttu.

 Kedua, dalam menganalisis masalah pendidikan,para ahli selama

ini cenderung mengambil teori-teori dan falsafah pendidikan Barat, yg lebih bercorak sekuler yang memisahkan berbagai demensi kehidupan ,sedangkan masyarakat Indonesia lebih bersifat religious

 K etiga,dengan  menjadikan Islam sebagai paradigma ,maka

keberadaan ilmu pendidikan memiliki ruh yang dapat menggerakkan kehidupan spiritualdan kehidupan yang hakiki.Tanpa ruh ini berarti pendidikan telah kehilangan ideologinya.

(14)

Makna Islam sebagai paradigma Ilmu

pendidikan

adlh

suatu

konstruksi

pengetahuan

yg

memungkinkan

kita

memahami

realitas

ilmu

pendidikan

sebagaimana

Islam

memahaminya.Konstruksi

Islam

itu

dibangun oleh nilai2 Islam dengan tujuan

agar kita memiliki hikmah(wisdom)yang

atas dasar itu dibentuk praktik pendidikan

yang sejalan dengan nilai-nilai normative

Islam

(15)

 Abdurrahman Saleh Abdullah (Education Theory A Quranic Outlook);  bahwa perumusan system pendidikan Islam dapat dilakukan melalui dua corak.

Pertama,corak yang menghendaki adanya keterbukaan terhadap pandangan hidup dan kehidupan non muslim. Corak ini berusaha meminjam konsep-konsep non Islam dan menggabungkannya kedalam pemikiran pendidikan Islam.

Kedua, corak yang berusaha mengangkat pesan besar Ilahi,kedalam kerangka pemikiran pendidikan.Konten pendidikan ini berasal dari Al Qur‟an  dan Hadist.Oleh karena keberadaan Qur‟an  dan Hadist masih bersifat global,maka konten pendidikan masih bersifat azas-azas dan prinsip-prinsip pendidikan.

(16)

 Corak pertama bersifat fragmatis, artinya, corak yang

lebih mengutamakan aspek-aspek praktis dan kegunaannya.Formulasi system pendidikan Islam dapat diadopsi dari system pendidikan kontemporer barat yang telah mapan.Transformasi ini tentunya mendapatkan legalitas dari AlQuran dan Sunnah.

 Sistem pendidikan Islam model ini bersumber dari

pemikiran filsafat aliran progresifisme ,esensialisme,perenialisme,pragmatisme dan rekontruksianisme Apabila pemikiran masing-masing aliran tersebut sejalan dengan nash,maka pemikirannya dijadikan wacana pendidikan Islam. Disamping efektif dan effisien,model ini telah teruji validitasnya dari masa kemasa.

(17)

Corak kedua bersifat idealistis. Artinya ,

formulasi system pendidikan Islam digali dari

ajaran

ideal

Islam

sendiri.

Corak

ini

menggunakan

pola

fikir

deduktif,

dgn

membangun premis mayor (sebagai postulasi)

yang dikaji dari nash. Bangunan premis mayor

ini dijadikan sebagai

”kebenaran universal”

untuk diterapkan pada premis minornya,yaitu

pendidikan.

Dari

proses

ini

akhirnya

mendapatkan teori mengenai system pendidikan

“Islam”

(18)

Model idealistis ini membutuhkan kerja ekxtra,karena harus berawal dari ruang yang kosong, dg mekanisme model :

1).Menyelesaikan persoalan kependidikan berdasarkan nash secara langsung, dg menggunakan metode tematik(mawdlu‟i).

2).Menyelesaikan persoalan kependidikan berdasarkan interpretasi para filsuf muslim, seperti Ibnu Sina, Ibnu Rusy, dsb, dg ciri utama interpretasi kelompok ini adalah mengutamakan pendidikan intelektual(al-„aql)

3).Menyelesaikan persoalan kependidikan berdasarkan interpretasi para sufi muslim seperti; al Ghazali,Ibnu  Arabi,Rabiah al-Adawiah,al-Jilli dsb.Ciri utama

mengutamakan pendidikan intuisi(al qalb /al-dawq)

4).Menyelesaikan persoalan pendidikan berdasarkan interpretasi para pemikir muslim kontemporer seperti Iqbal, Muhammad Abduh,Rasyid Ridla, al-Afghani dsb., dg ciri utama adlh hasil interpretasi didukung oleh data ilmiah.

(19)

 Kelebihan corak idealistis adlh;

(1).Dapat memproyeksikan bentuknya seislami mungkin. Simbol-simbol & substansi pendidikan diturunkan dari terminology Islam;

(2).Didasarkan atas kerangka dasar yang diyakini mutlak kebenarannya dan mengandung nilai-nilai universal.

 Kelemahannya adalah,umat Islam belum mempunyai

metodologi yang sebaik di Barat, sehingga dikhawatirkan mengalami kegagalan /paling tidak keterlambatan sementara kemajuan sistim Barat semakin kokoh dan melaju

(20)

Untuk menghindari fanatisme & kelemahan

suatu model, maka pendekatan terbaik dalam

merumuskan system pendidikan Islam adalah

dengan

pendekatan

Eklektik

,maksudnya,

mengambil satu model yang dianggap terbaik

untuk memecahkan dan mengkaji persoalan dan

mengambil model yang lain

untuk mengkaji

persoalan yang lain pula jika diyakini terbaik.

(21)

Pendidikan Islam semula berbentuk sebagai:

 Pertama, azas-azas kependidikan yang terakumulasi

dalam Al-Qur‟an dan As-Sunnah.

 Kedua, Konsep-konsep kependidikan, yg merupakan

hasil pemikiran, perenungan dan interpretasi para ahli yang diinterpretasikan dari al_Quran dan Al-sunnah baik tentang konsep(1).Ontologi pendidikan, yg membahas tentang hakekat Tuhan,manusia & alam yang menjadi kajian utama dalam pendidikan Islam; (2).Epistimologi pendidikan, yg membahas ttg epistimologi & metodologi dalam pendidikan Islam.(3).Aksiologi pendidikan,yang membahas tentang system nilai yang dikembangkandalam pendidikan Islam.Ketiganya telah terumuskan secara rapi dari para filsuf muslim.(sep al-Kindi,Ibnu Sina, dsb.

(22)

 Ketiga,Teori-teori kependidikan.Teori-teori kependidikan

yang dimaksudkan adalah,merupakan hasil kerja ilmiah dalam melihat pendidikan.Para ahli tidak lagi melihat pendidikan Islam dari sudut yang ideal,dan normative yang bersumber dari azaz dan konsep pendidikan Islam,tetapi lebih melihat dari sisi yang nyatanya.Sumber dari tata kerja yang ilmiah ini digali dari fenomena pendidikan yang berkembang pada orang/masyarakat Islam.

(23)

PENGERTIAN, RUANG LINGKUP

DAN URGENSI IPI

A.

Pengertian dan Konsep Pendidikan Islam

Dalam bahasa Arab ada beberapa istilah yang

mangandung arti pendidikan dan pengajaran

yaitu tarbiyah, ta’dib, ta’lim, tabyin, dan tadris

dan irsyad . Akan tetapi tarbiyah istilah lebih

populer dibandingkan dengan istilah lainnya, &

lebih dekat & dipergunakan dalam istilah

pendidikan pengajaran.

(24)

 menurut Naquib al-Attas istilah tarbiyah tidaklah tepat

yang menunjuk pada arti pendidikan karena didasarkan pada beberapa alasan:

 Dalam leksikon bahasa Arab tidaklah ditemukan

istilah tarbiyah yang menggambarkan pendidikan Islam. Istilah tarbiyah dipakai untuk umum yaitu manusia, binatang dan hal-hal lain yang tumbuh.

 Penggunaan istilah tarbiyah dalam al-Qur‟an  tidak

mencerminkan intelektual, pengetahuan dan hal lain yang mencrminkan pendidikan Islam, akan tetapi lebih cenderung kepada makna kasiih sayang, perlindungan dan berteduh

.

 Jikalau istilah tarbiyah berkaitan dengan

pengetahuan, maka konotasinya bukan pada proses penanaman.

(25)

Definisi Pendidikan Islam menurut para ahli

1.Naquib al-Attas

Pendidikan Islam yaitu usaha yang dilakukan pendidik terhadap anak didik untuk mengenalkan dan pengakuan tempat-tempat yang benar dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan sehingga membimbing ke arah pengakuan Tuhan yang tepat dalam tatanan wujud dan kepribadian.

2. Abdurrahman an-Nahlawi

Pendidikan Islam ialah pengaturan pribadi dan masyarakat yang karenanya dapatlah memeluk Islam secara logis dan sesuai secara keseluruhan baik dalam kehidupan individu maupun kolektif.

(26)

3.

Hasil seminar Pendidikan Islam tanggal 7-10 Mei 1960 di Cipayung Bogor, merumuskan Pendidikan Islam ialah bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh dan mengawasi berlakunya semua ajaran Islam.

Dari ketiga definisi tersebut dapatlah dirumuskan definisi Ilmu pendidikan Islam adalah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan mempuyai metode-metode tertentu yang bersifat ilmiah, tentang bimbingan atau tuntunan kepada anak didik dalam perkembangannya agar tumbuh secara wajar kepribadian muslim, sebagai anggota masyarakat yang hidup selaras seimbang dalam memenuhi kebutuhan hidup dunia dan akhirat

(27)

Obyek Pendidikan Islam/Ruang lingkup IPI

 Nur Uhbiyati ruang lingkup Ilmu Pendidikan Islam yaitu

perbuatan mendidik, anak didik, dasar dan tujuan PI, pendidik, materi PI, Metode PI, Evaluasi PI, Alat pendidikan Islam, lingkungan sekitar PI

 HM Arifin ruang lingkup IPI yaitu: lapangan hidup

keagamaan, lapangan hidup keluarga, lapangan hidup kemasyarakatan, lapangan hidup politik, lapangan hidup seni budaya dan lapangan hidup ilmu pengetahuan.

(28)

Kegunaan /fungsi Ilmu Pendidikan Islam

Melakukan

pembuktian

terhadap

teori

kependidian Islam yang merangkum cita-cita

ideal Islam agar mendekati kenyataan.

Memberikan

bahan

informasi

tentang

pelaksanaan pendidikan Islam.

Sebagai

koreksi

terhadap

pelaksanaan

pendidikan

Islam

sehingga

dapat

lebih

mendekatkan kebenaran dan penyempurnaan.

(29)

Urgensi Ilmu Pendidikan Islam

 Sebagai pertimbangan dlm pelaksanaan pendidikan

Islam..

 Pendidikan Islam adalah bernafaskan Islam, oleh karena

itu mengembangannya tidak boleh trial and error   (coba-coba) , akan tetapi harus dilandasi teori kependidikan yang dapat dipertanggungjawabkan

 Teori pendidikan Islam yang dirumuskan merupakan

kompas dalam proses pelaksaaan pendidikan Islam.

 Kependidikan Islam meliputi dunia dan akhirat oleh

karena itu proses kependidikan harus berjalan sesuai dengan ilmu kependidikan

 Teori-teori ilmu pendidikan Islam masih belum matang,

oleh karena itu perlu penyusunan yang lebih sistematis dengan didukung penelitian yang lebih luas

(30)

KONSEP FITRAH DALAM ISLAM

A. Definisi Manusia

 Ahli filsafat menyatakan bahwa manusia adalah

binatang yang berkata-kata atau berbahasa, atau insan adalah binatang berfikir.

 Ahli bahasa mendefinisikan manusia adalah binatang

yang mampu menggunakan kode, lambang atau petunjuk bahasa, sehingga mampu membentuk istilah-istilah terhadap benda-benda sekitar dan memberi nama sesuatu yang dikenalnya.

 Ahli agama mendefinisikan manusia sebagai makhluk

yang beragama (teocentris) atau makhluk yang mempunyai kecenderungan untuk mempercayai yang ghaib (teocentris).

(31)

 Ahli ilmu etika mendefinisikan manusia

sebagai

binatang

(makhluk

yang

berakhlak atau yang mampu menguasai

hawa nafsu, mengawasi keliarannya dan

membimbingnya ke arah kebaikan.

 Ahli ekonomi dan sosiologi mendefinisikan

manusia sebagai makhluk yang bersosial,

makhluk yang mempunyai keenderungan

membina

hubungan

sosial

dan

(32)

B

.

Proses Penciptaan Manusia

 Dalam Islam asal usul manusia ada dua (2) yaitu terdiri

dari penciptaan awal (ashal al-Baid ) yaitu penciptaan manusia pertama dari tanah. Kedua adalah ashal al-Qarib yaitu penciptaan manusia dari air mani. Dari penciptaan awal inilah mnsia generasi berikutnya diciptakan oleh Allah Swt dgn tingkat kejadian:

 Setetes air mani yang ditumpahkan, nuthfah yang

tersimpan, air mani yang hina.

  Alaqah (segumpal darah)

 Mudghah (segumpal daging)

 Tulang belulang yang dibungkus dengan daging

 Setelah terjadinya pada janin penglihatan, pendengaran,

dan hati maka ditiuplah ruh

(33)

 Tugas pokok manusia di dunia: sebagai abdullah dan

khalifatulllah .

manusia lahir di dunia mempunyai kemampuan dasar (potensi fitrah) (QS. Ar Rum: 30; kejadian)

Hadis: Tiap-tiap anak dilahirkan di atas fitrah, maka bapak ibunyalah yang mendidiknya menjadi orang yang beragama Yahudi, Nasrani atau Majusi.

interpretasikan ayat dan hadits tsb, fitrah berimplikasi kependidikan yang berkonotasi kepada nativisme anak dilahirkan membawa bakat, juga berimplikasi konotasi kependidikan empirisme artinya lingkungan empengaruhi thdap perkembanagan anak juga berimplikasi kependidikan yang berkonotasi konvergensi  yaitu pembawaan & lingkungan ikut memberi pengaruh terhadap perkembangan anak didik.

(34)

 Armai Arif bahwa fitrah secara bahasa berarti

suci, murni, agama, tauhid, ikhlas, gharizah

(insting),  potensi dasar mengabdi kepada Alalh

Swt & ketetapan bagi manusia.

Secara istilah fitrah; potensi yang ada pada

manusia dimana potensi tersebut bisa tumbuh

dan berkembang dengan baik.

Yasien Muhammad, kata fitrah  berasal dari kata

fatara  masdrarnya fatran, ( memegang dengan

erat, memecah, membelah, mengkoyak-koyak

atau meretakkan).

secara etimologi; menyebabkan sesuatu itu ada

utk pertama kali & struktur/ ciri umum alamiah yg

mana dgnnya seseorang anak tercipta dalam

(35)

HM. Arifin mengidentifikasi beberapa potensi yang ada pada fitrah manusia yaitu:

 Kemampuan dasar beragama

 Mawahib  (bakat) dan qibalat (kecenderungan) menuju

iman kepada Allah.

 Naluri dan kewahyuan

 Kemampuan dasar beragama secara umum

Menurut Mastuhu potensi terhadap anak didik yaitu:

  Anak didik diperlakukan sbg "anak “  (ortu

bertanggungjawab thdp pendidikan anak sampai dewasa.

  Anak didik diperlakukan sebagai "teman" (anak didik diberi

sedikit keleluasaan dlm menemukan kepribadiannya.)

  Anak didik diperlakukan sebagai pengganti orang tua

(36)

Dari pembahasan di atas secara umum

dapat di ambil suatu pemahaman bahwa:

Konsep fitrah mampu mengakomodasi

unsur-unsur teori nativisme, empirisme

dan konvergensi.

Konsep

fitrah

mampu

menjembatani

antara pendidikan jasmani dan rohani,

lahir dan batin.

(37)

TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM

 Alasan pentingnya merumuskan tujuan:

Tujuan memberikan arah dalam setiap

langkah atau dalam penyusunan program

kependidikan.

Tujuan sebagai tolok ukur/ standar dalam

menentukan keberhasilan.

(38)

 bahasa Arab tujuan, sasaran atau maksud diistilahkan

dengan ghayat, ahdaf/  maqasid , dalam literatur bahasa Inggris tujuan diistilahkan dgn goal, purpose, abjective atau aims.

 Istilah aims, goal (tujuan); tindakan membuat suatu jalan

ke arah sebuah titik. Arti lain yang senada yaitu sebagai perbuatan yang diarahkan kepada suatu sasaran khusus. Bila dibandingkan antara istilah tujuan dengan objective, tujuan lebih bersifat umum sedangkan objective lebih bersifat operasional dan spesifik.

 Tujuan jangka menengah sama dengan istilah  porpose

atau maqasid , sedangkan untuk jangka pendek sepadan artinya dengan sasaran (ahdaf ). Maqasid   arti asalnya adalah suatu cara yang menunjukkan ke jalan yang lurus, sebagai bandingan tentang arti istilah di atas

(39)

tujuan umum dalam pendidikan diistilahkan

dengan visi dan misi. Visi adalah pandangan ke

depan yang berdasarkan keyakinan yang

mampu memobilisasi sumber daya

.

Dalam

perumusan visi harus memperhatikan:

Kondisi obyektif lembaga pendidikan.

Masyarakat sekitar.

Orisinil (tidak asal meniru).

Jelas dan singkat

(40)

Sedangkan misi adalah cara-cara/strategi yang

akan dilakukan oleh lembaga pendidikan dalam

rangka mencapai visi. Dalam merumuskan misi

hendaknya memperhatikan:

Mudah diingat

Harus mudah dikomunikasikan.

Sifat dasar yang ditawarkan harus jelas.

Harus ada komitmen dalam peningkatan mutu.

Berupa statemen jangka panjang.

Berfokus pada pelanggan.

Harus fleksibel

(41)

Perumusan Tujuan Pendidikan Islam

Prinsip Universal (menyeluruh)

Prinsip keseimbangan dan kesederhanaan.

Prinsip kejelasan

Prinsip tidak ada pertentangan

Prinsip realisme (dapat dilaksanakan)

Prinsip perubahan

Prinsip menjaga perbedaan individu

(42)

  Ada 2 (dua) pandangan tentang teori tujuan pendidikan.

Teori pertama  berorientasi kemasyarakatan  yaitu pandangan yang mengaggap masyarakat sebagai sarana utama dalam menciptakan rakyat yang baik. Teori kedua  mengatakan bahwa berorientasi kepada individu yang lebih memfokuskan pada kebutuhan, daya tampung dan minat belajar.

 Ibnu Khaldun merumuskan tujuan Pendidikan Islam

yang tertera dalam kitab Muqaddimahnya yaitu:

 Mempersiapkan dari segi keagamaan yaitu

mengajarkan syiar-syiar Islam agama menurut al-Qur'an dan as-Sunnah, sebab dengan jalan semacam ini potensi iman diperkuat, sebagaimana potensi-potensi lain sudah mendarah daging, maka ia menjadi fitrah.

(43)

Menyiapkan peserta didik agar berakhlak mulia

sesuai dengan tuntunan Rasul.

Menyiapkan peserta didik dari segi sosial dan

kemasyarakatan.

Menyiapkan seseorang dari segi vokasional

alam, pekerjaan yang layak dan mapan untuk

kesejahteraan hidup.

menyiapkan dan mendidik seseorang dari segi

pemikiran yang menyebabkan orang lebih maju

mempunyai keahlian dan ketrampilan

(44)

Menurut Muhammad Athiyah al-Abrasyi, tujuan

Pendidikan Islam adalah:

Pembentukan akhlak karimah (mulia).

Menggapai kehidupan dunia dan akhirat.

Menggapai sumber daya yang profesional untuk

pengelolaan bumi dan seisinya.

Menumbuhkan budaya akademik ilmiah dengan

dilandasi akhlak mulia.

Menyiapkan

manusia

yg

mempunyai

kemampuan yg baik sesuai dgn bidangnya

masing-masing dan tetap memperhatikan ruang

spiritualitasnya masing-masing

(45)

Menurut Abdurrahman an-Nahlawi tujuan

Menurut Abdurrahman an-Nahlawi tujuan pendidikapendidikan n IslamIslam

yaitu:

yaitu:

 Mempelajari dan memperkuat akal dan pikiran untukMempelajari dan memperkuat akal dan pikiran untuk

meneliti, menerangkan dan memprediksi kejadian yang

meneliti, menerangkan dan memprediksi kejadian yang

ada dilangit dan di bumi.

ada dilangit dan di bumi.

 Menumbuhkan potensi dan bakat anak-anak. KarenaMenumbuhkan potensi dan bakat anak-anak. Karena

Islam adalah agama fitrah,

Islam adalah agama fitrah, maka tugasnya adalahmaka tugasnya adalah

mengingatka

mengingatkan n kepada potensi fitrahnya.kepada potensi fitrahnya.

 Memperkuat dan menumbuhkan potensi generasi mudaMemperkuat dan menumbuhkan potensi generasi muda

serta mendidik mereka dengan sebaik-baiknya baik

serta mendidik mereka dengan sebaik-baiknya baik laki-

laki-laki maupun perempuan.

laki maupun perempuan.

 berusaha menyeimbangkan potensi berusaha menyeimbangkan potensi bakat-bakatbakat-bakat

manusia

(46)

Ibrahim

Ibrahim Basyuni Basyuni Umaeroh; ada Umaeroh; ada 6 6 tujuan pendidikan tujuan pendidikan Islam:Islam:

 Membantu peserta didik dlm mendapatkan pengetahuanMembantu peserta didik dlm mendapatkan pengetahuan

sesuai dgn kewajiban, seorang pelajar atau mahasiswa

sesuai dgn kewajiban, seorang pelajar atau mahasiswa

tanpa adanya pendidikan akan sulit menemukan hakikat

tanpa adanya pendidikan akan sulit menemukan hakikat

kewajiban yang di embannya.

kewajiban yang di embannya.

 Membantu peserta didik dlm menemukan keahliannyaMembantu peserta didik dlm menemukan keahliannya

yg sesuai dgn watak & karakternya.

yg sesuai dgn watak & karakternya.

 Membantu peserta didik dalam berfikir ilmiah &Membantu peserta didik dalam berfikir ilmiah &

menumbuhkan budaya berfikir kritis.

menumbuhkan budaya berfikir kritis.

 Membantu peserta didik dalam menemukan keahliannyaMembantu peserta didik dalam menemukan keahliannya

yang sesuai dengan watak & karakternya.

yang sesuai dengan watak & karakternya.

 Membantu murid dalam membangun cita-cita yang luhurMembantu murid dalam membangun cita-cita yang luhur

sesuai dgn kepribadiannya.

sesuai dgn kepribadiannya.

 Membantu peserta didik dlm menemukan metode yangMembantu peserta didik dlm menemukan metode yang

tepat dalam mengembangkan potensinya

(47)

Menurut Naquib al-Attas tujuan

Menurut Naquib al-Attas tujuan pendidikapendidikan n adalah:adalah:

Pertama 

Pertama , Mendidik naluri, motivasi, & keinginan generasi, Mendidik naluri, motivasi, & keinginan generasi

muda & menguatkan aqidah, nilai-nilai dan

muda & menguatkan aqidah, nilai-nilai dan

membiasakan mereka mempertahankan serta

membiasakan mereka mempertahankan serta

meningkatkan motivasi, mengatur emosi dan

meningkatkan motivasi, mengatur emosi dan

membimbingnya dengan baik dan mengajarkan adab

membimbingnya dengan baik dan mengajarkan adab

atau tata karma.

atau tata karma. K e d u a  K e d u a  , Menanamkan iman yang kuat,, Menanamkan iman yang kuat,

perasaan keagamaan, semangat keagamaan, dan

perasaan keagamaan, semangat keagamaan, dan

akhalaq pada diri mereka dan memupuk rasa cinta diri,

akhalaq pada diri mereka dan memupuk rasa cinta diri,

bertaqwa dan takut kepada Allah Swt.

bertaqwa dan takut kepada Allah Swt. K e t i g a  K e t i g a  ,,

Membersihkan hati mereka dari dengki, hasad dan iri

Membersihkan hati mereka dari dengki, hasad dan iri

hati, kekerasan kedzaliman, egoisme, tipuan, khianat,

hati, kekerasan kedzaliman, egoisme, tipuan, khianat,

ragu, perpecahan dan

(48)

HM Arifin merumuskan tujuan pendidikan Islam

dlm Taksonomi Tujuan Pendidikan Islam;

Pertama,  Ahdaf Jasmaniyah  yaitu tujuan yang

menitik beratkan pada kekuatan jasmani yang

sangat berguna bagi manusia sebagai khalifah

di bumi.

Kedua,  Ahdaf ar-Ruhaniyah  yaitu tujuan yang

berkenaan dengan keagamaan spiritual.

Ketiga, Ahdaf al- Aqliyah yaitu suatu tujuan yang

berhubungan dengan peningkatan kecerdasan

manusia

(49)

KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM

Definisi Kurikulum

Istilah kurikulum baru dikenal pada tahun 1856

(olah raga; Suatu jarak yang harus ditempuh

oleh pelari atau kereta dalam perlombaan, dari

awal sampai akhir)

Kurikulum bisa berarti "Chariot" kereta pacu

pada zaman dulu yakni suatu alat yang

membawa seseorang dari start sampai finish

dikenal di Indonesia sekitar tahun 1950-an yang

dikenalkan oleh sarjana-sarjana alumni Amerika

serikat

(50)

William B. Ragan

“Kurikulum  adalah seluruh program dan kehidupan dalam sekolah, yakni segala pengalaman anak di bawah tanggungjawab sekolah. Kurikulum tidak hanya bahan pelajaran, akan tetapi seluruh kehidupan dalam kelas. Jadi hubungan sosial guru dan murid, metode mengajar, cara mengevaluasi termasuk dalam kategori kurikulum”. J. Gallen Saylor dan William Alexsander.

Kurikulum adalah segala usaha sekolah untuk mempengaruhi anak belajar dalam ruangan kelas, di halaman sekolah atau di luar sekolah. Kurikulum meliputi  juga apa yang disebut ekstra kurikuler”.

(51)

Hilda Taba

Kurikulum diartikan “ a plan for learning ”  yaitu

sesuatu yang direncanakan untuk pelajaran anak

S. Brubacher mengartikan kurikulum adalah

dasar-dasar atau pegangan bagi guru untuk mencapai

tujuan umum dan khusus dalam pendidikan.

Dlm arti sempit (tradisional), kurikulum adl mata

pelajaran.

Dlm arti luas (modern), kurikulum adl seluruh

aktivitas yg ada disekolah yang berpengaruh thdp

perkembangan peserta didik baik kegiatan di dlm/

di

luar

kelas,

kegiatan

di

dalam

sekolah/madrasah / diluar madrasah.

(52)

Kurikulum mengandung:

Tujuan

Isi

Metode

Organisasi

Evaluasi.

(53)

Menurut Abdurrahman an- Nahlawi ciri

khusus kurikulum pendidikan Islam adalah:

 Sistem & perkembangan tsb hendaknya selaras dg fitrah

manusia yg terkandung dalam Islam.

 Kurikulum tersebut diarahkan dalam rangka mencapai

tujuan pendidikan Islam.

 Kurikulum tersebut hendaknya memperhatikan

periodesisasi perkembangan peserta didik beserta tugas-tugas perkembangannya.

 Kurikulum tersebut hendaknya memperhatikan

kebutuhan masyarakat dengan tetap memegang teguh ruh Islam.

(54)

Struktur dan organisasi kurikulumnya tidak

bertentangan

dengan

prinsip-prinsip

yang

terkandung dalam Islam.

Kurikulum pendidikan Islam hendaknya bersifat

realistis

yang

bisa

diaplikasikan

dalam

pendidikan.

Hendaknya metode pengajarannya bersifat

fleksibel dengan tetap memperhatikan nilai-nilai

ajaran Islam.

Kurikulum tersebut bersifat efektif, dalam artian

mampu memberi pengaruh secara edukatif

menuju kepada perubahan dan perkembangan

yang positif

(55)

Penyusunan kurikulum pendidikan Islam

harus didasarkan pada prinsip-prinsip:

  Adanya pertautan yang sempurna dengan agama termasuk ajaran

dan nilainya.

 Prinsip universal (menyeluruh) pada tujuan dan kandungan

kurikulumnya.

 keseimbangan yang relatif antara tujuan & kandungan kurikulum.  Memperhatikan bakat, minat, kemampuan & kebutuhan peserta

didik serta memperhatikan lingkungan sosialnya.

 Memperhatikan perbedaan individu yang meliputi bakat, minat,

kemampuan serta memperhatikan perbedaan kelainan antar individu.

 Mempertikan prinsip perkembangan dan perubahan Islam yang

menjadi sumber, falsafah, prinsip dan dasar kurikulum.

 Keterkaitan antara mata pelajaran, pengalaman, dengan muatan

(56)

Klasifikasi Ilmu Pengetahuan

 Menurut al-Farabi, ilmu yang bersumber dari al-Qur'an

dapat diklafisikasikan menjadi:

 Ilmu Bahasa  Ilmu logika

 Sains (ilmu hitung, geometri, optik, astronomi, ilmu

ukur) dan sebagainya.

 Ilmu fisika (ilmu alam) dan metafisika (ilmu tentang

alam dibalik alam nyata)

(57)

Menurut Ibnu Khaldun, ilmu dikategorikan

menjadi 3 (tiga macam) yaitu:

Ilmu lisan (ilmu bahasa) yang meliputi lughah,

nahwu, sharaf, balaghah, sastra, syair,

Ilmu naqli yaitu ilmu yang diambil dari kitab

suci dan hadits Nabi seperti ilmu tafsir, ilmu

hadits, ilmu ushu fiqh, istimbat al-hukmi.

Ilmu aqli yaitu ilmu yang dapat mengarahkan

manusia pada kemampuan berfikir logis,

sistematis, kritis dan metodologis seperti ilmu

mantiq (logika), ilmu alam, ilmu kalam, ilmu

tehnik, ilmu hitung, ilmu etika

(58)

Selanjutnya Ibnu Khaldun mengklasifikasikan ilmu

sbg kurikulum pendidikan Islam menjadi:

Ilmu seni dengan semua jenisnya.

Ilmu filsafat seperti ilmu alam dan ketuhanan.

Ilmu alat yang membantu ilmu agama seperti

lughah, nahwu dan sebagainya.

Ilmu alat yang membantu ilmu filsafat seperti

(59)

al-Ghazali ("Hujatul Islam"  ) mengkalisifikasikan

ilmu berdasarkan beban yg dilaksanakan oleh

manusia yaitu:

Fardu ain; ilmu yang wajib dipelajari oleh semua

umat Islam, terutama ilmu-ilmu yang berkenaan

dengan kewajiban menjalankan ibadah seperti

shalat, zakat, dan ilmu-ilmu lainnya.

Fardlu kifayah;

ilmu yg berhubungan dgn

kehidupan dunia. Umat Islam tdk wajib mengkaji

ilmu-ilmu

tsbut

jika

sudah

ada

yang

mewakilinya. Seperti ilmu kedokteran, ilmu

hitung, ilmu tehnik, ilmu pertanian dll.

(60)

 Muhammad Athiyah al-Abrasyi, kurikulum harus

didasarkan pada tingkat pendidikan yaitu Pendidikan Dasar dan Pendidikan Tinggi.

 Kurikulum pada tingkat pendidikan dasar harus

memasukkan materi al-Qur'an, tauhid, membaca, menulis, bahasa Arab, sejarah para pahlawan, akhlaq dan hat.

 muatan kurikulum pendidikan tinggi mencakup hadits,

tafsir, bahasa arab, syair, ilmu sejarah, nahwu, sharaf, fiqh, pemikiran Islam filsafat dan psikologi

(61)

Kurikulum Pendidikan Islam pada Masa Nabi

dan Sahabat

materi pendidikan yang disampaikan oleh Nabi

selama periode Madinah yaitu:

Membaca al-Qur'an

Keimanan (rukun Iman)

Ibadah (rukun Islam)

 Akhlaq

Dasar-dasar ekonomi

Dasar-dasar politik

Olah raga dan kesehatan

Membaca dan menulis

(62)

 masa khalifah ar-Rasyidin, Kurikulum yang diajarkan

meliputi:

 Membaca dan menulis  Membaca al-Qur'an

 Keimanan, ibadah dan akhlaq.

 Masa Umar Bin Khattab diinstruksikan agar anak-anak

diajarkan tentang berenang, menunggang kuda, memanah, menghafal syair dan peribahasa. Sedangkan untuk pendidikan tinggi diajarkan al-Qur'an dan tafsirnya, hadits dan kodifikasinya serta fiqh

 Pada sekolah menengah kurikulum mencakup al-Qur'an,

bahasa Arab & sastra, fiqh, tafsir, hadits, nahwu, sharaf, ilmu pasti, mantiq, ilmu falak, tarikh, ilmu alam. Sedangkan pada sekolah menengah kejuruan kurikulumnya terdiri dari bahasa, surat-menyurat, pidato, diskusi, berdebat dan tulisan indah.

(63)

 Ahmad Tafsir membuat suatu kesimpulan sebagai

berikut:

Kurikulum pada zaman Nabi dan

Khalifaurrasyidin, Bani Umaiyyah dan Bani

 Abasiyah sudah mencakup aspek jasmani,

akal dan rohani (hati).

Kurikulum pada masa bani Umaiyyah tidak

ada perbedaan yang mencolok.

Pada masa Abbasiyah aspek akal mendapat

perhatian yang lebih dibanding aspek

 jasmani, sedangkan aspek hati/rohani

(64)

PENDIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM

Pengertian dan Kedudukan Pendidik

 pendidik (Bhs Arab) yaitu ustadz, mudarris, mu'alim,

mua'dib, murabbi dan mudabbir , guru

 Undang-Undang No 15/ 2005 guru adlh pendidik

professional dgan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai & mengevaluasi peserta didik pd jalur pendidikan formal anak usia dini, pendidikan dasar, & pendidikan menengah.

(65)

keutamaan mendidik adalah:

 Perbuatan mendidik adalah suatu perintah yang harus

dijalankan dan bagi yang tidak menjalankan akan diberi sanksi.

 Perbuatan mendidik adalah perbuatan terpuji dan

mendapat pahala dari Allah Swt.

 Mendidik/ mengajar adalah salah satu amal kebajikann

(amal jariyah) yang mana pahalanya selalu mangalir.

 Perbuatan mendidik/mengajar merupakan amal

kebajikan yang mendatangkan maghirah dari Allah Swt.

 Perbuatan mendidik sangat mulia karena mengelola

(66)

Islam sangat menghargai dan menghormati

serta menaruh apresesi yang tinggi terhadap

para pendidik.

  Asamah Hasan Fahmi yang dikutip oleh Ahmad Tafsir

menyebutkan bahwa

:

 Tinta ulama' lebih berharga dari pada darah syuhada'.  Orang berpengetahuan melebihi orang yang ahli

ibadah, yang sedang berpuasa dan menhabiskan waktu malamnya untuk mengerjakan shalat bahkan melebihi kebaikan orang yang berperang di jalan  Allah.

 Apabila meninggal seorang alim, maka terjadilah

kekosongan dalam Islam yang tidak dapat diisi kecuali seorang alim lainnya

(67)

Kode Etik Pendidik

Taqwa kepada Allah Swt.

Berilmu (terutama yang menyangkut ilmu yang

menjadi spesialisasinya).

Sehat Jasmani dan rohani.

Berkelakuan baik

Untuk bisa menjadi seorang pendidik/ "guru"

harus:

Ijazah sesuai dengan kualifikasi dan formasi

yang dibutuhkan.

Memiliki kompetensi baik kompetensi

(68)

 Ag. Soejono yang dikutip Ahmad Tafsir memerinci tugas-tugas pendidik yaitu:

 Wajib menemukan pembawaan yang ada pada anak

dengan berbagai cara seperti wawancara, observasi, melalui pergaulan, angket.

 Berusaha menolong anak didik dlm mengembangkan

pembawaan yg baik & menekan perkembangan yang negative agar tidak berkembang.

 Memperlihatkan anak didik kepada orang dewasa

dengan cara memperkenalkan berbagai ketrampilan, keahlian biar anak memilih dengan tepat.

 Mengadakan evaluasi setiap waktu untuk mengetahui

apakah perkembangan anak didik berjalan dengan baik.

 Memberi bimbingan dan penyuluhsn tatkala anak didik

(69)

 Al-Kanani, kode etik pendidik (persyaratan) yang di kutip oleh Ramayulis bahwa pendidik itu dalam hubungannya diri sendiri harus memenuhi persyaratan:

 Hendaknya guru insyaf/sadar akan pengawasan Allah

Swt.

 Hendaklah guru memelihara kemuliaan ilmu.  Hendaklah guru bersifat zuhud.

 Tidak berorientasi duniawi.

 Hendaklah guru menjauhi pekerjaan/mata

pencaharian yang hina.

(70)

Lanjutan…

Guru hendaknya rajin menjalankan hal-hal

yang di sunnahkan oleh agama.

Guru hendaknya memelihara akhlak yang

mulia.

Mengisi

waktu-waktu

luangnya

dengan

kegiatan yang bermanfaat.

Hendaklah selalu belajar menambah ilmunya.

Guru hendaknya rajin meneliti, menyusun dan

(71)

Kode etik atau persyaratan yang berhubungan

dengan paedagogis-didaktis yang harus dimiliki

pendidik adalah:

Sebelum keluar mengajar hendaknya bersuci

terlebih dahulu.

Ketika keluar dari rumah hendaknya berdoa dan

selalu membaca dzikir dalam perjalanan.

Hendaknya mengambil posisi yang dapat dilihat

oleh semua peserta dalam majelis.

Sebelum

memulai

pelajaran

hendaknya

(72)

Lanjutan…

 Guru hendaknya mengajar sesuai dengan herarkhi

kemulian ilmu. Seperti al- Tafsir Qur'an, hadits dst.

 Hendaknya guru menjaga ketertiban majelis.

 Guru hendaknya menegur peserta didik yang tidak

menjaga sopan santun majelis.

 Guru hendaknya bersikap bijak dalam melakukan

pembahasan.

 Terhadap murid baru hendaknya bersikap wajar  Menutup KBM dengan bacaan Wa Allahu 'Alamu.

(73)

Kode etik guru ketika berada ditengah-tengah muridnya:

 Mengajar hendaknya dgan niat mengharap ridha

 Allah, menyebarkan ilmu, menghidupkan syariat, & demi kemaslahatan umat.

 Guru hendaknya tidak menolak murid yang tidak

mempunyai niat tulus.

 Guru hendaknya mencintyai muridnya.

 Guru hendaknya selalu memotivasi muridnya.

 Menyampaikan pelajaran dgn bahasa yg mudah.  Selalu melakukan evaluasi.

 Bersikap adil terhadap seluruh muridnya.  Berusaha membantu kemaslahatan murid.

(74)

KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK

 Peserta didik (Bhs Arab) yaitu murid, tilmidz , dan

thalib/thulab

 Dalam UU No. 20/ 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional dijelaskan bahwa peserta didik adlh anggota masyarakat yg berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yg tersedia pada jalur,  jenjang dan jenis pendidikan tertentu

 Pertumbuhan peserta didik dapat ditinjau dari segi:

 biologis (Embrio, kanak-kanak, masa kuat jasmani,

masa tua, meninggal). Dalam al-Qur'an tentang pertumbuhan manusia terdapat dalam surat al-Mukminun ayat 67.

(75)

psikologis.

1

)  Masa kanak-kanak (7 tahun); 40 hari sudah bisa

tersenyum, 6 blan mempunyai kemauan, 7 bulan telah tumbuh gigi, tahun kedua mulai dapat berjalan, tahun ke tiga telah terbentuk kemauan dan keinginan, tahun keempat telah mempunyai ingatan, tahun ke tujuh dapat menetapkan sesuatu menurut aturan-aturan sendiri, akalnya dalam tarap perkembangan. 2).Masa berbicara (8-14 tahun, periode cita-cita,

perkembangan tabiat akal.

3). Masa aqil baligh (15-21 tahun)

4). Masa Syaibah (adolesen) 22 tahun 26 tahun

(76)

6) Masa umur kuhulah (43-49) 7) Masa umur menurun (50-55)

8) Masa kakek nenek pertama (56 – 63) 9) Masa kakek nenek kedua (64-75)

10)Masa harom (pikun) dari (75-91) 11)Akhir masa meninggal

 Pertumbuhan didaktis

 Sejak lahir sampai umur 6 tahun dijaga jasmani dari

hal-hal yang kotor, diberi nama yang baik dan aqiqah dan dibiasakan dengan hal-hal yang baik.

 Periode pendidikan kedua. Tentang adab kesusilaan

(mulai umur 6 tahun).

 Periode ketiga (pendidika seks) dipisah tempat

(77)

Lanjutan…

Peride keempat diharuskan menjalankan

shalat (13 tahun)

Periode ke lima umur 16 tahun di tandai

dengan gejolak seks/nafsu birahi, orang

tua hendaknya mengijinkan perkawinan.

Periode keeenam (umum dewasa 16-21

(78)

Teori2 yang terkait dg keberhasilan mendidik yaitu:

  Aliran pesimis (natvisme), sangat pesimis terhadap

keberhasilan dalam mendidik anak, karena menurut teori ini pertumbuhan & perkembangan anak didik ditentukan oleh bakat dan minat yang di bawah sejak lahir

  Aliran optimis (empirime), berpendapat sangat optimis

terhdp keberhasilan mendidik anak karena teori ini mengatakan bahwa pertumbuhan & perkembangan anak didik sangat ditentukan oleh lingkungan di mana anak didik tersebut berada

  Al

i

ran gabungan keduanya (Konvergensi) , disamping

bakat dan minat yang dibawa sejak lahir juga lingkungan sangat mempengaruhi dalam perkembangan anak didik.

(79)

 Al-Gazali memerinci adab peserta didik dalam mengikuti pelajaran:

 Hendaknya peserta didik mempunyai cita-cita yang

murni dan suci.

 Hendaklah konsentrasi dalam studi dan tidak

menyibukka dengan urusan lain yang bersifat duniawi.

 Tidak menyombongkan diri.

 Tenang dalam menghadapi guru.

 Jangan berpindah ke pelajaran/bab yang lain sebelum

paham betul.

 Dahulukan ilmu pengetahuan yang lebih penting

.

 Hendaklah diniatkan mendekatkan diri kepada Allah.

 Peserta didik sebaiknya mengetahui faedah

(80)

Syaikh Az-Zarnuji (Ta'lim al-Muta'alim) menjelaskan beberapa sifat yang harus dimiliki oleh peserta didik:

 Tawadlu'.  Iffah.

 Tabah (sabar).

 Cinta ilmu dan hormat pada guru.  Sayang pada kitab.

 Sayang pada sesama penuntut ilmu.  Bersungguh-sungguh dalam belajar.  Teguh pendirian.

 Wara'.

 Punya cita-cita yang tinggi.  Tawakkal

(81)

KH. Hasyim As'ary merumuskan etika peserta didik hubungannya dengan diri sendiri, ketika belajar dan etika terhadap gurunya.

1. Etika hubungannya dengan diri sendiri meliputi:

 Mesucikan jiwanya dari segala dari segala kotoran jiwa.  Mempunyai niat yang baik (hanya karena Allah,

menghidupkan syari'ah, menerangi hati dan taqarrub kepada Allah)

 Mengefektifkan waktu dalam studi.

 Sabar atas kesusahan dan kepayahan dalam menuntut

ilmu.

(82)

Lanjutan…

Berusaha sedikit makan dan minum.

Bersifat wira'i.

Berusaha menghindari makanan yang

menyebabkan kurangnya kecerdasan.

Sedikit tidur.

Berusaha menghindari hal-hal yang diluar

(83)

2. Etika peserta didik terhadap gurunya:

a.Sebelum memutuskan berguru hendaknya berfikir terlebih dahulu dan istikharah (memohon petunjuk kepada Allah agar mendapatkan guru yang tepat. b. Menunjukkan kesungguhan dalam belajar

c. Berusaha tidak berbeda pendapat dengan gurunya,  jikalau pendapat itu benar.

d. Memandang guru dengan pandangan mengagungkan (menghormati)

e.Memahami hak-hak guru dan tidak melupakan kelebihannya serta mendoakan sepanjang hayat.

(84)

Lanjutan…

g. Tidak masuk ke rumah guru/ atau selain

acara ta'lim kecuali setelah mendapt ijin.

h. Duduk di hadapan guru dengan tata krama

yang baik.

i. Berbicara dengan sopan di hadapan guru.

 j. Jika guru menerangkan pelajaran sedangkan

murid sudah hafal/bisa maka seyogyanya

tetap memperhatikan dengan saksama.

k. Tidak mendahului penjelasan guru kecuali

telah mendapat ijin

(85)

Etika peserta didik sehubungan dengan pelajaran di hadapan guru:

 Memulai studi dengan hal-hal yang fardu ain.

 Menekankan fardlu ain dengan berdasakan pada

kitab Allah.

 Menghindari perbedaan pendapat dengan paran

ulama' dalamm hal-hal yang sifatnya ikhtilaf.

 Sangat memperhatikan terhadap penjelasan terlebih

masalah hadits.

 Jika menjelaskan mahfudhat di serta dengan

penjelasan yang terperinci.

 Membiasakan halaqah dengan syaikh/guru.  Jika hadir dalam majelis ucapkanlah salam.

(86)

Lanjutan…

Hendakalah menahann diri dari pertanyaan

yang sulit diluar jangkauan akalnya.

 Tidak menawarkan diri maju kecuali telah

mendapat ijin guru.

Duduknya antara murid dan guru hendaknya

ada jarak yang agak leluasa untuk

mendengarkan ketarangan dari guru.

Konsisten mempelajari apa yang ada dalam

kitab.

(87)

PENDEKATAN DAN METODOLOGI

PENDIDIKAN ISLAM

A. Pendekatan

Pendekatan menurut kamus bahasa Indonesia:

 Proses perbuatan, cara mendekati;

 Usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk

mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti; metode, metode untuk mencapai pengertian tentang masalah penelitian.

Pendekatan (Bhs Inggris) disebut "approach”, (Bhs Arab), "madkhal “

Berdasarkan penjelasan Mulyanto Sumardi approach bersifat axiomatic yang merupakan asumsi suatu pendirian filsafat

(88)

 Hubungannya dengan pendidikan Islam adalah

serangkaian asumsi mengenai hakikat pendidikan Islam dan pengajaran agama Islam.

Pendekata dalam pendidikan Islam :

 Pendekatan filosofis.

berdasarkan al-Qur'an dan Hadist. pendekatan filosofis tersebut memandang manusia sebagai makhluk rasional (homo rational ). Dalam kegiatan belajar mengajar pendekatan filosofis dapat diterapkan oleh guru ketika membahas penciptaan alam, proses penciptaan manusia. Hal ini bisa di bahas dengan memaksimalkan akal pikiran manusia.Al-Qur'an sangat memberi perhatian besar terhadap penggunaan akal secara maksimal (QS. al-Baqarah ayat 269)

(89)

 Pendekatan Induksi-Deduksi.

Induksi adalah suatu pendekatan yang penganalisaannya secara ilmiah bertolak dari kaidah/hal-hal yang bersifat khusus untuk menentukan hukum bersifat universal. (al-Ghasiyah ayat 17-20)

 Pendekatan Sosio-Kultural

bahwa manusia itu makhluk yang bersosial dan bermasyarakat & berkebudayaan (homo "socius", homo "sapiens“ , mempunyai kecenderungan untuk hidup bersosial. Pendekatan ini membantu kepada siswa untuk mengembangkan kepribadian sosialnya dan peduli pada masalah-masalah sosial lainnya. (al-Maidah ayat 2 )

(90)

 Pendekatan Fungsional

Pendekatan fungsional yang dimaksud adalah penyajian materi yang disampaikan kepada peserta didik dengan menekannkan kemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari, materi yang dipilih harus betul-betul mencerminkan kebutuhan peserta dan kebutuhannya dalam masa yang akan datang, termasuk pemilihan metode harus sesuai dengan karakter peserta didik.

Menurut Ramayulius pendekatan dalam pendidikan Islam:

 Pendekatan pengalaman.  Pendekatan Emosional.  Pendekatan Pembiasaan.  Pendekatan rasional.  Pendekatan Fungsional.  Pendekatan keteladanan

(91)

Metodologi Pendidikan Islam

Metodologi pendidikan Islam bertugas memberikan jalan atau cara yang sebaik mungkin bagi pelaksanaan operasional ilmu pendidikan Islam, banyak bersumber dr Qur‟an & Hadis. Di antara ayat suci al-Qur‟an dan Hadits yang berimplikasi metodologis antara lain:

 Metode alternatif memberikan pilihan menurut akal

pikiran, sebagai pembeda dengan makhluk yang lainnya.

 Dalam memberikan perintah (imperatif)  dan larangan

memperhatikan kemampuan masing-masing.

 Sistem pendekatan metodologis al-Qur‟an  bersifat multi

approach  seperti pendekatan religius, pendekatan filosofis (homo rationale, homo sosius dan homo sapiens (makhluk sosial dan berbudaya) serta pendekatan scientifik (kognitf, afektif dan psikomotorik)

(92)

 Aspek pertumbuhan dan perkembangan manusia itu juga tercermin dalam gaya bahasa al-Qur‟an yaitu:

 Mendorong manusia supaya memaksimalkan akalnya.

Seperti dalam QS. Fushilat ayat: 53, QS. Al-Ghasiyah: 17-21.

 Mendorong manusia untuk mengamalkan ilmunya dan

mengaktualisasikan keimanan dan ketaqwaannya dalam kehidupan sehari-hari, seperti shalat, puasa, haji, jihad dsb. Sebagaimana dalam surat: al-Ankabut: 45; Taha: 132, al-Baqarah: 183.

 Mendorong berjihad (bersungguh-sunggih dalam meraih

cita-cita). Dalam hal ini Islam memotivasi umatnya dengan cara:

(93)

 Motivasi keagamaan (religius)

 Motivasi sosiogenetis (berdasrkan nilai-nilai

kemasyarakatan)

 Motivasi beogenetis (berdasarkan kebutuhan

 jasmani)

 Islam adalah agama yang haq, meskipun demikian

dalam menghadirkan, Islam memberikan sesuai dengan situasi dan kondisi seperti tidak ada paksaan dalam

memeluk agama.

 Islam hadir dalam prinsip mudah dan tidak sulit dan

dengan kabar gembira (QS. Al-Baqarah: 185; 25. al-Haj: 78)

 Metode dalam al-Qur‟an menggunakan gaya bahasa

intruksional seperti dalam memberikan ciri-ciri orang-orang menafiq.

(94)

 Metode al-Qur‟an dengan melalui kisah (QS. Yusuf. 111)  Gaya bahasa al-Qur‟an dengan memberikan bimbingan

dan penyuluhan. (QS. Yunus 57; QS An-Nisa : 58, Qs. Luqman: 13‟ QS Aly Imron 159).

 Dengan gaya bahasa memberi contoh (QS. Al-Ahzab:

21, al-Ahdzab: 76)

 Metode diskusi (QS an-Nahl: 125; al-Ankabut: 46.  Tanya jawab

 Pemberian perumpamaan (QS. Ar-Ra‟du: 17)

 Tarhib wa Targhib (Qs. Al-Zalzalah: 7-8, Fushilat: 46)  Metode tobat dan ampunan (Qs. An-Nisa: 110,

(95)

Penyajian dengan di sertai motivasi belajar

Berdasarkan kemampuannya, al-Nahl: 125.

Pendidik harus siap

Tujuan pendidikan harus dipegang

Dalam melaksanakan pendidikan Islam harus

diperhatikan pendidik adalah

Kesadaran pendidik tentang kesadaran agama.

Mampu menghubungkan pandangan metafisik

Mampu menghubungkan semua disiplin

(96)

METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ISLAM Pengertian Metode

Dlm Bhs Arab, metode disebut dengan "thariqah" yang berarti langkah-langkah strategis yang disiapkan unutk melakukan suatu pekerjaan.

Beberapa pakar pendidikan Islam mendefinisikan metode:

 Hasan Langgulung mendefiniskan metode yaitu cara

atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan pendidikan.

  Abdurrahman Ghunaimah mendifinisikan metode adalah

cara-cara yang praktis dalam mencapai tujuan pengajaran.

 Muhammad Athiyah al-Abrasyi mendefiniskan jalan yang

kita ikuti untuk memberikan pengertian kepada murid-murid tentang segala macam metode dalam berbagai

(97)

Metode harus didasarkan pada:

Sifat-sifat dan kepentingan yang

berkenaan

dengan tujuan utama pendidikan Islam yaitu

pembinaan manusia mukmin yang mengaku

sebagai hamba Allah.

Berkenaan dengan metode yang betul-betul

berlaku yang disebutkan dalam al-Qur'an atau

yang disarikan dari al-Qur'an

.

Membicarakan tentang pergerakan motivasi dan

disiplin atau dengan bahasa lainnya ganjaran

(shawab) dan hukuman (iqab)

(98)

Prinsip-prinsip dlm memilih metode:

 Mempermudah

 Sesuai dengan kemampuan.  Lemah lembut

 Berkesinambungan.  Fleksibel dan dinamis

Langkah2 dlm memilih metode pembelajaran:

 Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada saat

 jam itu.

 Kemampuan seorang guru.

 Keadaan alat-alat yang tersedia.  Jumlah murid yang ada

(99)

Jenis-Jenis Metode

Jenis2 metode menurut Abdurrahman an-Nahlawi yang dikutip oleh Ahmad Tafsir yaitu:

 Metode hiwar (percakapan) Qur'ani.  Metode kisah Qur'ani dan Nabawi.

 Metode amtsal (perumpamaan) Qur'ani.  Metode keteladanan.

 Metode pembiasaan.

 Metode ibrah dan mauidzah.  Metode targhib dan tarhib

(100)

 Menurut Armai Arif kurang lebih ada sekitar 20 macamMenurut Armai Arif kurang lebih ada sekitar 20 macam

metode pengajaran, yakni metode pembiasaan,

metode pengajaran, yakni metode pembiasaan,

keteladanan, pemberian ganjaran, pemberian hukuman,

keteladanan, pemberian ganjaran, pemberian hukuman,

ceramah, Tanya jawab, diskusi, sorogan, bandongan,

ceramah, Tanya jawab, diskusi, sorogan, bandongan,

mudzakarah, kisah, pemberian tugas, karya wisata,

mudzakarah, kisah, pemberian tugas, karya wisata,

eksperimen, drill/latihan, sosiodrama, simulasi, kerja

eksperimen, drill/latihan, sosiodrama, simulasi, kerja

lapangan, demonstrasi dan kerja

lapangan, demonstrasi dan kerja kelompokkelompok..

 Metode2 yg telah Metode2 yg telah berkembang sekarang:berkembang sekarang:

a. Quantum

a. Quantum teaching.teaching.

Ide dasar Quantum teaching ini adalah menciptakan

Ide dasar Quantum teaching ini adalah menciptakan

sebuah system pembelajaran yang disesuaikan dengan

sebuah system pembelajaran yang disesuaikan dengan

Quantum learning. Quantum learning ini dikembangkan

Quantum learning. Quantum learning ini dikembangkan

dari system pembelajaran dari kamp-kamp selama

dari system pembelajaran dari kamp-kamp selama

beberapa tahun

(101)

 Active Learning.

 Active Learning.

 Activ

 Activ learning learning (pembelajan (pembelajan aktif) aktif) merupakanmerupakan

pengembangan dari Quantum learning. Dari 101 (seratus

pengembangan dari Quantum learning. Dari 101 (seratus

satu) strategi activ learning secara garis besar terbagi

satu) strategi activ learning secara garis besar terbagi

menjadi 3 (tiga) bagian

menjadi 3 (tiga) bagian besar yaitu:besar yaitu:

 Bagian pertama, berisi tentang strategi pembelajaranBagian pertama, berisi tentang strategi pembelajaran

aktif yang merupakan pemecah kebekuan dan aktivitas

aktif yang merupakan pemecah kebekuan dan aktivitas

pembuka untuk berbagai macam dalam kelas. Yang

pembuka untuk berbagai macam dalam kelas. Yang

termasuk strategi pertama ini adalah:

termasuk strategi pertama ini adalah:

 Team building (Pembentukan tim). Strategi ini merupakan cara-Team building (Pembentukan tim). Strategi ini merupakan

cara-cara teknis membiasakan tim bekerjasama dan saling cara teknis membiasakan tim bekerjasama dan saling ketergantungan. Ada 11 (sebelas) macam teknik yang ketergantungan. Ada 11 (sebelas) macam teknik yang ditawarkann yaitu

ditawarkann yaitu Trading place, Who is In the class, GroupTrading place, Who is In the class, Group resume, Prediction, TV Commersial, The Company You Keep. resume, Prediction, TV Commersial, The Company You Keep. Really Getting Acquainted, Team getaway, reconnection, The Really Getting Acquainted, Team getaway, reconnection, The great Wind Blows, Setting class ground rules.

(102)

 On the Spot assessment (penilaian di tempat)On the Spot assessment (penilaian di tempat)

Teknik ini bertujuan mempelajari tentang perilaku

Teknik ini bertujuan mempelajari tentang perilaku

perilaku siswa, pengetahuan dan pengalaman.

perilaku siswa, pengetahuan dan pengalaman.

 Immediate learning involment (keterlibatan belajarImmediate learning involment (keterlibatan belajar

seketika) atau menciptakan minat sejak awal.

seketika) atau menciptakan minat sejak awal.

Bagian kedua

Bagian kedua, berisi teknik-teknik pembelajaran pada saat, berisi teknik-teknik pembelajaran pada saat

guru berada di tengah-tengah siswa. Di antara teknik ini

guru berada di tengah-tengah siswa. Di antara teknik ini

adalah:

adalah: Full Full class, class, Class Class discussion, discussion, QuestionQuestion

 prompting,

 prompting, Collaboration Collaboration learning, learning, peer peer teaching,teaching,

independent learning, Affectif learning.

independent learning, Affectif learning.

Bagian ketiga,

Bagian ketiga,  bagian ini berisi teknik-teknik bagaimana  bagian ini berisi teknik-teknik bagaimana

tidak lupa dalam belajar dan berisi cara-cara

tidak lupa dalam belajar dan berisi cara-cara

menyimpukan pelajaran. Di antara cara-cara yang

menyimpukan pelajaran. Di antara cara-cara yang

ditawarkan adalah review, self assessment, future

ditawarkan adalah review, self assessment, future

pleaning, expression of final sentimens.

(103)

 CTL (Contextual Teaching and Learning)

Lahirnya CTL ini di dasarkan pada materi pembelajaran selama ini jauh dari kehidupan dan pengalaman yang di alami oleh peserta didik, dg berusaha mendekatkan materi yang di sajikan dgn pengalaman dalam kehidupan sehari-hari peserta didik/ dgn bahasa yg lebih familier yaitu pembelajaran yang makna, bermakma dan kebermaknaan . Prinsip-prinsip CTL di dasarkan pada:

 Belajar menghasilkan perubahan anak didik yang relative

permanent.

  Anak didik memiliki potensi, gandrung, dan kemampuan yang

merupakan benih kodrati untuk kembangkan tanpa henti.

 Perubahan dan pencapaian kualitas ideal tidak tumbuh alami

linier sejalan dengan proses kehidupan.

 Saling keterkaitan antar konsep yaitu teaching, learning,

(104)

Dalam teknisnya pembelajaran CTL hendaknya

menempuh langkah-langkah yang rasional yaitu:

Pengajaran berbasis problem.

Menggunakan konteks problem.

Mempertimbangkan kebinekaan beragam.

Memberdayakan siswa untuk belajar mandiri.

Belajar melalui kolaborasi.

Menggunakan penilaian autentik.

Mengejar standar tinggi

(105)

INSTITUSI PENDIDIKAN ISLAM

Pengertian Institusi

Lembaga secara bahasa mempunyai arti asal usul, acuan, sesuatu yang memberi bentuk lain, badan atau organisasi yang bertujuan mengadakan suatu penelitian keilmuan atau melakukan suatu usaha. istilah Inggris di sebut dengan institute  dalam arti pengertian fisik yaitu

sarana atau organisasi unutk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan dalam arti non fisik yaitu suatu norma untuk memenuhi kebutuhan.

difinisi lembaga menurut para ahli antara lain: 1. Hasan Langgulung

suatu sistem peraturan yang bersifat mujarrad , suatu konsepsi yang terdiri dari kode-kode, norma-norma, ideology-ideologi dan sebagainya baik yang tertulis maupun tidak tertulis termasuk perlengkapan material dan organisasi simbolik: kelompok manusia yang terdiri dari individu-individu yang dibentuk dengan sengaja atau tidak, untuk mencapai tujuan tertentu dan tempat-tempat kelompok melaksanakan peraturan tersebut seperti masjid, sekolah, kuttab dan sebagainya

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan di atas maka dapat disimpulkan bahwa kedua subjek pasangan suami istri lanjut usia dalam penelitian ini sudah

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan terhadap hipotesis dalam penelitian, hasilnya menunjukkan bahwa variabel independen berpengaruh positif dan signifikan

Hasil pada penelitian ini menunjukan bahwa dengan memanfaatkan media youtube mampu meningkatkan vocabulary (kosakata) dan pemahaman siswa dalam pelajaran bahasa

Untuk penentuan pemegang rekening yang berhak untuk memperoleh dividen, saham bonus atau hak-hak lain sehubungan dengan pemilikan saham Perseroan dalam Penitipan

Kewenangan Desa adalah kewenangan yang dimiliki Desa meliputi kewenangan berdasarkan hak asal-usul, kewenangan lokal berskala Desa, kewenangan yang ditugaskan oleh

Sampel yang memenuhi kriteria inklusi adalah pasien dengan keluhan nyeri buang air kecil, keluar cairan putih kekuningan, nyeri pinggang bagian bawah, dan atau

Waka kurum dalam sistem penjadwalan mengajar ini bertugas sebagai pengelola sistem untuk memasukkan, mengubah, menghapus data dan pencarian data yang meliputi

1.) Keramahan Dan Kesopanan Pegawai Kesopanan dan keramahan merupakan faktor penting dalam penyelenggaraan pelayanan publik, karena dapat membuat masyarakat merasa