MARKAS BESAR TENTARA NASIONAL INDONESIA PUSAT KESEHATAN
___________________________________________
BUKU PANDUAN
PENYULUHAN NARKOBA
JAKARTA, MEI 2010
Istilah Narkoba berasal dari terjemahan kata Drug. Drug is any substance, solid, liquid, or gas that change the function or structure of the body in some way.
Secara awam orang menerjemahkan drug sebagai Narkoba
(Illicit drug), yaitu suatu bahan atau zat kimia yang jika dimasukan ke dalam tubuh dapat mengubah pikiran, perasaan, suasana hati, atau perilaku seseorang.
Penggolongan Narkoba/Narkoba menurut efeknya:
a. Depresant
Depresant memiliki efek menekan/
menurunkan fungsi sistem saraf pusat (Central Nervous System/CNS), tetapi tidak harus membuat seseorang merasa depresi. Akibat dari penggunaan golongan zat ini antara lain dapat menurunkan denyut nadi dan fungsi pernafasan, menimbulkan
rasa rileks dan ngantuk. Depresant dapat
mengakibatkan menurunnya tingkat koordinasi, konsentrasi dan keseimbangan. Beberapa jenis depressant juga dapat menyebabkan euphoria (perasaan bahagia yang berlebihan).
Depresant biasanya digunakan untuk
mengurangi kecemasan, stress dan perasaan yang tertahan (inhibition). Penggunaan dalam dosis tinggi dapat menyebabkan hilangnya kesadaran oleh karena nafas dan detak jantung melemah. Efek yang biasanya tampak pada pengguna depressant adalah suara/bicara seperti tertelan, gerakan sempoyongan dan tidak terkoordinasi. Efek lainnya adalah mual, muntah, koma dan mati.
Termasuk dalam golongan depressant antara lain alcohol, ganja, opiates (heroin, morfin, codein),
methadone, obat penenang/obat tidur, dan bahan pelarut (solvent).
b. Stimulant
Stimulant adalah kebalikan dari depressant yang bekerja dengan meningkatkan fungsi sistem saraf pusat dan mempercepat produksi impuls saraf.
Penggunaan stimulant akan mengakibatkan
meningkatnya detak jantung, tekanan darah, suhu
tubuh, meningkatkan kewaspadaan, gairah/
semangat dan energi, dan mungkin meningkatnya rasa percaya diri. Penggunaan stimulant juga dapat mengakibatkan menurunkan nafsu makan, pupil mata membesar, talkative, agitasi dan susah tidur. Sebagian stimulant dapat mengakibatkan rasa haus dan mengurangi kelelahan.
Penggunaan dalam dosis besar dapat
menimbulkan rasa cemas, panic, sakit kepala, pandangan kabur, kram perut, agresi dan paranoia. Yang termasuk dalam kelompok stimulant antara lain: nikotin, kafein, amphetamine, kokain, dan tablet pelangsing (duramine, sanorex dan lain-lain).
c. Hallusinogens
Cara kerja hallusinogens adalah dengan mengaburkan persepsi pengguna terhadap realita yang ada baik penglihatan, pendengaran, maupun orientasi terhadap waktu/tempat. Efek hallusinogens biasanya susah untuk diprediksi. Efek psikologis sangat bergantung pada mood dan konteks pada
saat menggunakannya. Hallusinogens dapat
mempengaruhi perasaan emosi, euphoria, dan rasa bahagia. Efek negatif yang sering timbul adalah
perasaan panik, paranoia, dan kehilangan hubungan dengan realita.
Efek hallusinogens pada fisik ditandai dengan pembesaran bola mata, hilangnya nafsu makan, meningkatkan aktivitas, bicara atau tertawa-tawa, rahang berdetak, berkeringat, dan kadang-kadang terjadi kram perut dan mual-mual.
Termasuk dalam kelompok ini antara lain LSD (Lysergic Acid Diethylamide), magic mashroom (psilosibin), mescaline (peyote cactus), PCP (Phencyclidine), ecstasy, ketamine, dan marijuana (ganja).
Penyalahgunaan Narkoba adalah penggunaan
obat atau zat berbahaya di luar tujuan medis dan penelitian, tanpa pengawasan dokter, digunakan berkala dan terus menerus, dan tanpa mengikuti aturan dan dosis yang benar.
Menurut Roizen, bahaya penyalahgunaan Narkoba dapat dikelompokan menjadi 4 golongan (model 4L) yaitu
Liver, Lover, life-style, dan Legal.
a. Liver
Liver dimaksudkan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan kondisi kesehatan seseorang baik fisik maupun psikologis. Penyalahgunaan Narkoba dapat membahayakan penggunanya baik secara langsung maupun tidak langsung.
1) Bahaya langsung
Bahaya secara langsung adalah
bahaya yang diakibatkan oleh efek zat yang digunakan baik dalam jangka pendek maupun
dalam jangka panjang. Dalam jangka pendek bahaya yang bisa terjadi antara lain adalah gejala over dosis sampai terjadinya kematian dan tindakan yang sembrono akibat pengaruh obat (intoxicated behavior) yang dapat membawa seseorang kedalam bahaya seperti kecelakaan atau mencelakai orang lain.
Penggunaan Narkoba dalam jangka panjang dapat mengakibatkan penggunanya
menjadi cemas, letih dan lelah yang
berkepanjangan, kehilangan motivasi, hilang ingatan, paranoia, dan dapat merusak organ-organ vital tubuh seperti otak,hati,paru dan ginjal. Penyalahgunaan Narkoba dalam jangka
panjang juga dapat menimbulkan
ketergantungan secara fisik dan psikologis. Ketergantungan fisik adalah adaptasi neurologis tubuh untuk menghadirkan obat/zat (narkotika/psikotropika) yang ditandai dengan terjadinya toleransi dan gejala awal putus
obat/zat (withdrawal) jika pemakaian
dihentikan. Toleransi adalah peningkatan dosis untuk mendapatkan pengaruh yang sama sebagai akibat dari penggunaan yang lama dan terus menerus. Sedangkan gejala putus obat (withdrawal) adalah reaksi fisik
maupun psikologis yang hebat yang
disebabkan oleh karena penghentian obat secara tiba-tiba.
Ketergantungan psikologis adalah
hasrat/dorongan yang sangat kuat untuk
menggunakan narkoba (Craving) dengan
tujuan agar memperoleh kenikmatan, atau dengan kata lain menggunakan narkoba jauh lebih penting daripada aktivitas lainnya.
2) Bahaya tidak langsung.
Bahaya tidak langsung adalah bahaya yang ditimbulkan akibat penggunaan alat (paraphernalia) yang tidak steril atau
penggunaan alat secara bersama-sama
seperti jarum suntik, spuit, sendok, tourniquet, dan lain-lain. Bahaya tidak langsung ini misalnya terjadinya abses pada pembuluh darah, infeksi, tetanus, dan infeksi blood-borne viruses (BBV), seperti HIV, Hepatitis B, dan Hepatitis C.
b. Lover
Lover berarti rusaknya hubungan dengan orang-orang yang dicintai seperti anak, istri, saudara dan teman dekat (family dis-function). Para pecandu biasanya karena selalu dala pengaruh Narkoba atau selalu menomorsatukan Narkoba sehingga membuat dirinya lupa akan kewajiban dan tidak lagi memperdulikan orang lain sehingga pada akhirnya membuat dirinya ditinggalkan/dijauhi oleh orang-orang yang semula mencintai dan dicintainya.
c. Life Style.
Live style berarti rusaknya gaya hidup yang telah dibangun sebelumnya. Cita-cita yang diimpikan menjadi berantakan, putus sekolah, kehilangan pekerjaan, rumah tangga berantakan, bermasalah di bidang keuangan (banyak hutang, harta ludes) dan hidup jadi tidak karuan.
d. Legal
mereka akan melakukan tindakan yang bersifat
kriminal juga. Mula-mula mereka akan
membelanjakan barang-barang pribadi yang dia miliki, kemudian merambat ke barang-barang milik keluarga, setelah itu akan berlanjut ke tindak kejahatan yang lebih besar seperti menjual diri, menjadi pengedar, mencuri atau merampok barang milik orang lain.
Banyak alasan mengapa seseorang terlibat dalam penyalahgunaan Narkoba, antara lain:
a. Mudah untuk mendapatkannya dan murah
d. Ingin mengikuti tren atau gaya (fashionable)
e. Ingin diterima oleh lingkungannya.
f. Pelarian dari kebosananatau kegetiran hidup (to eliminate the problem)
g. Ingin meningkatkan rasa percaya diri.
h. Pengaruh teman / tidak bias menolak (peer pressure).
i. Sikap anti kemapanan (Rebellion).
Penyalahgunaan Narkoba tidak selalu dipicu oleh kondisi individu seseorang, tetapi juga karena pengaruh kondisi yang ada di sekelilingnya. Berikut ini adalah beberapa faktor risiko yang mendorong penyalahgunaan Narkoba:.
a. Pada Diri Individu.
1) Faktor-faktor dasar dalam diri individu, seperti sifat suka menyendiri, suka melawan, suka memberontak, suka mencari/mencoba hal-hal baru.
2) Melihat teman sepergaulan
menggunaman Narkoba.
3) Teman manarik ke dalam perilaku yang
bermasalah (tidak bisa menolak dengan tegas).
4) Sikap yang permisif terhadap perilaku yang bermasalah.
b. Pada Lingkungan Keluarga.
1) Keluarga mempunyai riwayat sebagai
pengguna.
2) Adanya konflik dalam keluarga sampai dengan terjadinya perceraian.
3) Manajemen keluarga yang buruk.
4) Sikap orang tua yang kasar, keras dan tidak konsisten.
5) Sikap orang tua yang permisif terhadap perilaku anak yang mengarah pada perilaku yang bermasalah.
c. Pada Lingkungan Masyarakat.
1) Ketersediaan Narkoba.
2) Kemiskinan.
3) Transisi demografi dan mobilitas
penduduk.
4) Hubungan kemasyarakatan yang
renggang.
5) Pengaruh teman sebaya (peer
pressure).
6) Sikap permisif masyarakat terhadap
Penyalahguna Narkoba tidak serta merta menjadi ketergantungan terhadap zat/obat, tetapi yang sekali-sekali juga bukan berarti tidak menimbulkan ketagihan dan ketergantungan sama sekali. Secara gradual tingkatan pengguna dapat digambarkan sebagai berikut:
Risiko kecil Risiko besar (Potential user)
Coba-coba (Experimental user)
Kadang-kadang (Social user) Ketagihan (Problem user)
Ketergantungan
RISIKO KECIL
•Sehat fisik &mental
•Adaptasi sosial baik
•Jujur & bertanggung jawab
•Dapat mengisi waktu senggang
•Cita-cita rasional
RISIKO BESAR:
•Mudah kecewa * Pemuasan segera
•Pembosan-depresif * Menantang risiko
•Gangguan psikoseksual * Kecerdasan kurang
•Berteman dengan pengguna* Suka sensasi
•Kurang motivasi * Rendah diri
•Kurang mampu mengatasi stres
Meskipun tidak semua pengguna menjadi
ketergantungan, akan tetapi beberapa fakta berikut ini perlu mendapat perhatian:
a. Semua Narkoba membawa risiko dan bahaya
(tidak ada batasan aman bagi pengguna).
b. Tak seorangpun tahu apa kandungan zat yang
dia pakai sebenarnya.
c. Tidak ada jaminan tentang kemurnian dan kekuatan bahan serta tidak ada yang tahu zat apa yang dicampurkan di dalamnya.
d. Tidak ada yang yakin akan efek yang terjadi saat ia menggunakan obat/zat itu sebelumnya.
e. Menggunakan macam-macam zat/obat secara
bersamaan (polydrug use/mixing drug/cocktail)
adalah sangat berbahaya.
f. Pengguna hard-drug umumnya dimulai dari
soft-drug seperti rokok, alkohol dan ganja.
1. Heroin
Heroin termasuk golongan opiate (narcotic
analgesic). Golongan opiate lainnya antara lain opium, morphine, codein, pethidine, dan methadone. Heroin dan opiate lainnya termasuk dalam kelompok depresent drug
yang efek kerjanya menurunkan aktivitas sistem saraf pusat termasuk transfer pesan ke/dari otak dan tubuh, meliputi respons fisik, mental dan emosional.
Nama opium diambil dari Opium poppy, yaitu tanaman yang banyak tumbuh di beberapa tempat di dunia
Tingkat Penyalahguna Narkoba
Beberapa Fakta Penting tentang Narkoba
terutama di Asia dan Timur Tengah. Selama beberapa abad opium telah digunakan sebagai obat, dan sampai saat ini yang masih banyak digunakan untuk tujuan medis antara lain adalah morphine, codein dan pethidine. Heroin sendiri dibuat dari morphine atau codein melalui suatu proses kimia, tetapi memiliki efek menghilangkan rasa sakit yang jauh lebih besar daripada dari bahan dasarnya.
Heroin adalah obat terlarang yang sangan keras dengan zat adiktif yang tinggi, umunya dikemas dalam bentuk butiran atau tepung berwarna putih atau cairan dengan rasa pahit dan tidak berbau. Putauw adalah salah satu jenis heroin dengan kadar lebih rendah. Cara penggunaan heroin biasanya melalui suntikan, dipanaskan dan diisap uapnya (Chassing the dragon) atau dengan diendus ((snorted).
Nama samaran (Sreet name): putauw, putih, PT, white, bedak, etep, smack, skag, dope, H, junk, slow, gear, harry, horse, dan hammer.
Efek langsung:
a. Pernapasan, tekanan darah, dan denyut nadi melemah, pupil mata mengecil, pandangan mata kabur, dan mulut kering.
b. Menghilangkan/menurunkan rasa sakit/nyeri.
c. Mengurangi rasa lapar dan dorongan seksual.
d. Menimbulkan rasa senang dan bahagia yang berlebihan.
e. Bila dosis tinggi, pengguna merasa hangat, berat dan ngantuk, kadang-kadang juga terjadi mual dan muntah.
f. Gejala over dosis biasanya ditandai dengan sesak napas pendek dan tersengal-sengal, kulit lembab, tertawa tidak wajar, koma dan bias mengakibatkan kematian.
Efek jangka panjang:
a. Kontipasi (sembelit), menstruasi tak teratur, hilangnya dorongan seksual.
b. Kerusakan vena, tetanus, abses (khususnya pada pecandudengan memakai jarum suntik), serta kerusakan hati, paru-paru, jantung dan otak, terutama pada penggunaan heroin yang tidak murni. c. Infeksi hepatitis B dan C, serta HIV bagi pengguna jarum suntik bergantian (IDUs).
Gejala putus obat:
Kesakitan dan kejang-kejang, menggigil, mual, muntah, diare, kram perut, bola mata mengecil,
mengantuk, mata berair, hidung berlendir,
berkeringat, kekurangan cairan tubuh, gelisah dan panik.
2. Kokain
Cara penggunaan dengan diisap (free-basing), ditelan bersama minuman, disuntikan, diendus melalui hidung.
Street name: C, Coke, flake, nose candy, snow, dust, white lady, toot, crack, rock, free-base.
Efek langsung:
a. Meningkatkan keterjagaan, gembira, dan
mengurangi rasa lapar, tenaga bertambah, sukar tidur, pupil mata membesar, serta denyut nadi dan tekanan darah meningkat.
b. Cemas, panik dan konsentrasi menurun.
c. Perilaku menjadi tidak terkendali.
d. Gairah seks meningkat.
Pemakaian dengan dosis tinggi menimbulkan efek agitasi, paranoia, halusinasi, pusing, mual, muntah, tremor,
kehilangan koordinasi, kehilangan gairah seksual,
kehilangan ambisi, serangan jantung, pernafasan cepat dan tidak teratur. Gejala over dosis ditandai dengan gelisah, suhu badan meningkat, berkhayal, tertawa tidak wajar, gagal ginjal, perdarahan otak, serangan jantung, stroke, koma dan bias mengakibatkan kematian.
Efek penggunaan jangka panjang:
Gelisah, mual, semangat yang berlebihan (hyper-excitability), insomnia, berat badan menurun, kelelahan, halusinasi, dan depresi.
Gejala putus obat ditandai dengan:
a. Lesu, letih, lelah, depresi, tak dapat
mengendalikan diri, craving berat (crash phase).
b. Depresi, kurang energi, cemas, cepat marah, dan craving meningkat (withdrawal phase)
c. Kurang motivasi, tak mampu merasakan
kesenangan, mual, muntah, shock, agitasi dan nyeri otot (extinction phase)
3. Cannabis/ Ganja.
Cannabis atau ganja berasal dari tanaman Cannabis sativa. Bahan kimia aktif dalam ganja adalah THC (delta-9 tetrahydro cannabinol) yang dapat mempengaruhi perasaan, penglihatan, dan pendengaran. Ganja termasuk dalam golongan depressant.
Ganja memiliki 3 bentuk:
a. Marijuana (ganja) yaitu daun atau bungan kering dari tanaman ganja untuk dirokok atau diisap menggunakan bong.
b. Hasish (Hash) berbentuk blok-blok kecil dari resin ganja kering dan beerwarna coklat muda sampai kehitam-hitaman. Konsentrasi hasish jauh lebih besar dari marijuana demikian juga efek yang ditimbulkannya. Biasanya pemakaiannya dengan ditambahkan pada tembakau dan dirokok atau dibakar dan dimakan seperti kue.
c. Hasish oil, merupakan ekstrak dari hasish
berupa cairan berminyak dan kental. Cara
Street name: Marijuana, gele, cimeng, ganja, hash, kangkung, oyen ikat, bang, labang, rumput, grass, pot, stick, baudha, dope, herb.
Efek langsung:
a. Rasa malu berkurang, bahagia berlebihan, relaks, tertawa spontan, akrab, ngantuk.
b. Nafsu makan meningkat.
c. Mengaburkan persepsi terhadap warna,
suara, waktu dan tempat.
d. Koordinasi dan keseimbangan menurun.
e. Mempengaruhi memori dan kemampuan
untuk berfikir logis.
f. Meningkatkan detak jantung dan menurunkan
tekanan darah.
Penggunaan dengan dosis tinggi mengakibatkan pengguna menjadi bingung, gelisah, halusinasi, cemas, panic dan hilang akal, reaksi menurun serta paranoia. Gejala over dosis biasanya ditandai dengan panic, mengamuk, agak demam, pupil mata membesar, paranoia, koma dan bias mengakibatkan kematian.
Efek penggunaan jangka panjang:
a. Gangguan pada saluran pernafasan seperti bronchitis kronis, dan kanker paru.
b. Kurang motivasi.
c. Fungsi otak menurun (konsentrasimenurun
dan memori berkurang).
d. Produksi hormone menurun, menstruasi tidak teratur.
e. Psikosis (halusinasi, delusi, schizophrenia)
Gejala putus obat ditandai dengan gangguan tidur (sukar tidur), mudah marah, gelisah, hilang nafsu makan,
berat badan menurun, cemas, berkeringat, gangguan perut, menggigil, suhu tubuh naik dan tremor.
4. Amphetamine
Amphetamine tergolong dalam kelompok psyco-stimulant (speed) yang memiliki efek merangsang daya kerja system saraf pusat. Sebagian besar amphetamine diproduksi di laboratorium gelap (back yard/ clandestain factory) dan dijual secara illegal. Amphetamine biasanya dikemas dalam bentuk pil, kapsul, serbuk, Kristal atau cairan.
Cara penggunaan biasanya secara oral (dicampur dengan kinuman), diisap atau disuntukan. Turunan amphetamine yang banyak digunakan di pasaran adalah
methamphetamine (shabu-shabu) dan
methyleneDioxyMethAmphetemine/MDMA (ecstasy) yang memiliki efek rangsangan yang lebih kuat terhadap system saraf pusat.
Street name:
Amphetamin (Speed, up, fast, whiz, uppers),
Methamphetamine (shabu-shabu, Kristal, ubas, SS, mecin, Ice),
Efek langsung:
a. Meningkatkan/memacu fungsi organ tubuh
seperti detak jantung, pernafasan, dan tekanan darah, mulut menjadi kering, keluar keringat banyak, dan pupil mata membesar.
b. Menambah energy dan meningkatkan
kewaspadaan sehingga membuat pengguna menjadi lebih energik dan penuh rasa percaya diri, berbicara berlebihan, gembira berlebihan, susah tidur dan gelisah.
c. Nafsu makan berkurang.
d. Beberapa pengguna menjadi cemas, mudah
marah, agresif dan merasa superior.
e. Pada pengguna ecstasy, biasanya disertai dengan gejala rahang berdetak, gigi gemerutuk, merasa dekat dengan yang lainnya, dan timbul halusinasi.
Gejala over dosis ditandai dengan gejala tertawa yang tidak wajar, muka merah, demam, gangguan perdarahan, mual, muntah, tremor, kejang, koma dan bias mengakibatkan kematian.
Efek jangka panjang:
a. Insomnia (susah tidur kronis), cemas, tegang, tekanan darah naik, detak jantung menjadi lebih cepat dan tidak teratur.
b. Malnutrisi.
c. Psikosis (oaranoia, delusi, halusinasi dan perilaku yang aneh)
d. Rentan terhadap penyakit infeksi.
e. Menjadi kejam dengan tanpa alas an.
f. Terjadi kerusakan pada sel-sel otak.
Gejala putus obat:
a. Merasa lapar.
b. Kelelahan yang sangat berat.
c. Cemas, panic, mudah tersinggung, dan cepat marah.
d. Depresi.
e. Tidur lama tapi tidak bias pulas, karena sering diganggu mimpi-mimpi buruk.
5. Alcohol (minuman keras)
Efek langsung:
a. Merasa bahagia, relax, kurang konsentrasi, reflex menurun, hilang rasa malu, lebih percaya diri, kemampuan koordinasi menurun, pembicaraan seperti tertelan, suasana hati berubah-ubah (sedih, senang, marah).
b. Pandangan mata kabur, menjadi bingung,
kendali otot memburuk.
Gejala over dosis biasanya ditandai dengan sakit kepala, tegang, muntah-muntah, gemetar, pingsan, koma dan bias mengakibatkan kematian.
Efek jangka panjang:
a. Rasa kebas, mati rasa pada tangan dan kaki. b. Tekanan darah meningkat, denyut nadi tidak teratur dan pembesaran jantung.
c. Hepatitis, serosis hepatitis dan kanker hati. d. Kerusakan otak, kehilangan memori, bingung dan halusinasi.
e. Kulit memerah, memar dan berkeringat.
Gejala putus obat:
a. Hilang nafsu makan.
b. Mual, muntah dan gelisah.
c. Cemas dan susah tidur.
d. Mudah marah.
e. Bingung.
g. Berkeringat, kejang-kejang.
h. Detak jantung dan tekanan darah meningkat.
6. Benzodiazepine (minor tranquillizer, sleeping pil,
sedative hypnotic).
Benzodiazepine (benzos) adalah obat psikotropika yang dapat mempengaruhi pikiran dan perasaan. Benzos biasanya diresepkan dokter untuk mengurangi stress dan kecemasan, serta untuk membantu orang yang susah tidur. Ada juga yang digunakan untuk pengobatan withdrawal,
karena ketergantungan zat atau anestesi sebelum operasi. Ada juga orang yang menggunakan benzos sekedar untuk mencari kesenangan semata.
Benzos biasanya dikemas dalam bentuk tablet atau kapsul. Penyalahguna sering mencampurnya dengan zat
lain, misalnya alkohol atau heroin dengan cara
menyuntikkan. Beberapa jenis benzos yang sering dijumpai di pasaran antara lain: Mogadon (nitrazepam), rophinol (flunitrazepam), dan valium (diazepam).
Efek langsung:
a. Mengurangi rasa kecemasan, sehingga
pengguna menjadi tenang, relaks dan tidak tegang.
b. Mengendurkan otot-otot.
c. Mengantuk, lelah dan letih.
d. Merasa terisolasi dari lingkungan sekitarnya.
Penggunaan dengan dosis tinggi memiliki pengaruh yang sama dengan keracunan alkohol, misalnya pengguna menjadi bingung, pembicaraan seperti tertelan, koordinasi dan keseimbangan menurun, sulit berpikir secara jernih dan bahkan bisa hilang ingatan. Kadang-kadang pandangan mata menjadi kabur dan berbayang, pusing, suasana hati berubah-ubah (mood swing), dan bias juga terjadi tindakan yang agresif. Koma dan kematian bias juga terjadi bila
pengguna over dosis. Umunya over dosis bila pengguna memadukan benzos dengan obat/zat lainnya.
Efek jangka panjang:
Penggunaan benzos lebih dari dua minggu tidak
direkomendasikan. Benzos bias juga membantu
mengurangi kecemasan dalam jangka pendek, tetapi tidak dapat memecahkan masalah yang sebenarnya, karena
benzos mengobati gejalanya bukan penyebabnya.
Penggunaan benzos dalam jangka panjang dapat mengakibatkan:
a. Mengantuk.
b. Kurang motivasi.
c. Kesulitan untuk berfikir jernih.
d. Hilang ingatan.
e. Mengubah kepribadian.
f. Terjadi perubahan respons emosional.
g. Cemas, mudah marah, agresif.
h. Susah tidur karena diganggu mimpi-mimpi
buruk.
i. Mual, sakit kepala.
j. Kulit memerah.
k. Gangguan menstruasi.
l. Nafsu makan meningkat, berat badan
meningkat.
Gejala putus obat:
a. Tidak bisa tidur nyenyak.
b. Badan lemah, mual dan nafsu makan
menurun.
c. Nyeri, kaku dan kejang otot.
d. Muka kebas dan tremor.
e. Timbul gejala seperti sakit flu.
f. Cemas, tegang dan panic.
g. Perasaan kacau, bingung dan depresi.
7. Bahan pelarut (Inhalatnt/Solvent)
Inhalant adalah bahan-bahan mudah menguap, dan jika uap tersebut dihirup, dapat menyebabkan penggunanya menjadi mabuk atau high/fly. Inhalant tergolong sebagai zat depressant, sehingga mempunyai efek yang menyerupai efek alkohol atau ganja. Beberapa produk yang sering disalahgunakan antara lain: lem, gas korek api (butane), cairan pembersih, correction fluid (type-ex), thinner cat, dan bensin.
Efek langsung:
a. Hilang rasa malu, tertawa-tawa, gembira yang tidak wajar dan mabuk.
b. Tidak tenag, gelisah dan ngantuk. c. Mengalami gejala-gejala seperti flu. d. Disorientasi dan diskoordinasi.
e. Diare.
f. Perdarahan dan luka di sekitar mulut dan hidung.
g. Perilaku yang sembrono/ceroboh.
h. Bisa mengakibatkan kematian mendadak
(sudden sniffing death) bila OD akibat gagal jantung, karena denyut jantung mendadak menjadi cepat dan tidak beraturan. Kematian juga bias terjadi karena lemas bila pengguna menghirup dari dalam kantong
plastic dan tercekik. Kematian juga bias terjadi karena kecerobohan pengguna dengan melakukan sesuatu yang berbahaya saat berada di bawah pengaruh zat (intoxicated behavior), seperti
kecelakaan lalu lintas, masuk sungai dan
sebagainya.
Efek jangka panjang:
a. Badan tampak pucat, tremor, berat badan menurun dan merasa capek.
b. Terjadi iritasi dinding perut, kerusakan otak, system syaraf, ginjal dan hati.
c. Hilangnya daya ingat, tak mampu berfikir jernih dan logis.
d. Mudah marah, bermusuhan dan merasa
tersiksa.
Dua hal pokok untuk membendung kemungkinan terjadinya penyalahgunaan Narkoba adalah melalui upaya peningkatan jalinan komunikasi (connectedness) dan peningkatan kemampuan daya tangkal (resilience).
Peningkatan jalinan komunikasi berarti
menumbuhkan rasa memiliki dan menikmati hubungan yang kuat dan berart baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, antar teman sebaya, maupun dalam masyarakat. Dalam hal ini bantuan dan dukungan dari orang tua sangat penting artinya. Bantulah anak untuk selalu berfikir positif tentang dirinya, beri pujian dan dorongan, serta penghargaan. Lewatkan waktu untuk bersama-sama dengan mereka dan berikan mereka tanggung jawab agar mereka merasa berarti.
Peningkatan kemampuan daya tangkal berarti kemampuan seseorang untuk mengatasi masalah yang di
hadapi, kemampuan untuk menghindari tekanan-tekanan dari lingkungan sosial yang berbeda yang mungkin memaksanya untuk terjerumus ke dalam masalah
penyalahgunaan Narkoba, serta kemampuan untuk
merespons hal-hal positif yang ada di sekelilingnya. Untuk menumbuhkan daya tangkal tersebut seseorang perlu dibekali tentang life skill dan fakta-fakta tentang Narkoba. Di samping itu mereka juga perlu diberi pilihan lain yang lebih sehat daripada Narkoba, dan yang tidak kalah pentingnya adalah ajari mereka tentang teknik untuk berkata TIDAK bila ditawari Narkoba.
Bahaya penyalahgunaan Narkoba seperti kita ketahui dapat berupa penyakit atau kesakitan, kecelakaan, hubungan keluarga atau hubungan sosial yang berantakan, kekerasan, kejahatan dan berbagai masalah di tempat kerja atau di masyarakat. Untuk mengatasi permasalahan Narkoba, salah satu pendekatan yang digunakan adalah
Harm Minimization. Harm Minimization merupakan pendekatan yang mencakup upaya-upaya untuk mencegah terjadinya bahaya tersebut dan/atau mengurangi tingkat keberbahayaan yang ditimbulkannya. Harm minimization
memiliki tiga pilar utama, yaitu supply reduction, demand reduction dan harm reduction.
a. Supply reduction, adalah segala upaya yang dilakukan untuk menghancurkan jaringan peredaran Narkoba, termasuk tempat-tempat produksinya. Upaya ini mencakup respons polisi, bea cukai, pengadilan dan aparat lainnya, khususnya yang berkait dengan penegakan hokum (law enforcement)
termasuk pembaruan produk-produk hukum yang terkait (law reform and regulation).
b. Demand reduction adalah segala upaya untuk mencegah atau menghindarkan orang dari perbuatan penyalahgunaan Narkoba. Demand reduction ini mencakup kegiatan-kegiatan seperti public campaign
tentang bahaya penyalahgunaan Narkoba,
penyuluhan kesehatan, pengembangan masyarakat, pendidikan melalui teman sebaya (peer education), life skill education, skill building and employment program, treatment and rehabilitation, screening test,
serta penyediaan kegiatan alternative positif bagi remaja sebagai bagian dari upaya pencegahan. c. Harm reduction terutama ditujukan bagi para pengguna Narkoba yang tidak bisa melepaskan diri dari kebiasaannya, agar mereka tetap bisa hidup normal, terbebas dari kemungkinan terinfeksi berbagai penyakit dan keracunan, serta tidak menimbulkan gangguan atau membahayakan orang lain. Contoh-contoh kegiatan harm reduction antara lain test kadar alcohol dalam darah (random breath testing), pembatasan umur untuk membeli rokok atau alcohol, pendidikan dan/atau penyediaan informasi tentang cara penggunaan jarum suntik dan
paraphernalia lainnya yang lebih aman, substitusi Narkoba dari cara suntikan ke cara isap atau ditelan seperti program terapi rumatan methadone (PTRM), sertalayanan jarus suntik steril (LJSS).
1. Sakaw: sakit karena lagi 'nagih' putaw.
2. BD : sebutan untuk bandar narkoba. 3. Parno : paranoid karena ngedrugs.
4. Junkies: sebutan untuk pecandu.
5. Relaps : kembali lagi ngedrugs karena 'rindu'.
6. Bong : alat mengisap shabu.
7. O-de : over dosis.
8. PT : sebutan lain putauw (heroin).
9. Ngubas atau nyabu : pakai shabu-shabu. 10. Bedak/etep putih : sebutan lain putauw/heroin. 11. Wakas : ketagihan.
12. Pakauw : pakai putauw.
13. Kipe/cucauw/nyipet/ngecam : nyuntik/memasukan obat ke tubuh.
14. Pedauw/badai : teler/mabok 15. Ubas : shabu.
16. Kertim : kertas timah. 17. Afo : aluminium foil.
18. Bhironk : orang Nigeria/pesuruh. 19. Insul/spidol : alat suntik.
20. Paket/pahe : pembelian heroin/putauw dalam jumlah terkecil.
21. Gauw : gram. 22. Sperempi : ¼ gram. 23. Setangki : ½ gram.
24. Giber/giting/gonjes : mabok/teller.
25. Hawai/cimeng/rasta/ulah/gele/buda/stik : ganja. 26. Selinting : 1 batang rokok/ganja.
27. Inex : Ecstasy. 28. Amphet : amphetamine
29. Snip : pakai putauw lewat hidung (diisap). 30. Ngedrag : baker putauw diatas timah.
31. Bokul : beli barang.
32. Gepang : punya putauw/ heroin. 33. Gitber : giting berat/mabok berat. 34. Spirdu : sepaket berdua.
35. Betrik : dicolong/ nyolong. 36. Koncian : simpanan barang.
37. BB : barang bukti. 38. Coke : kokain. 39. Jokul : jual. 40. Bokauw : bau.
41. Kurus : kurang terus. 42. Gantung :setengah mabok. 43. BT/snuk : pusing/ buntu. 44. Boat/ boti :obat.
45. Abses : salah tusuk urat/bengkak. 46. KW : kualitas.
47. Mupeng : muka pengen. 48. Pyur : murni.
49. BT : Bad Trip (halusinasi yang serem). 50. Teken : minum obat/pil/kapsul.
Untuk keterangan dan informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
1. Disyankesin Puskes TNI, Gedung B-3 Lantai 6, Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur. Telp. 021-84595784.
2. Email: puskes@tni.mil.
3. Faskes TNI terdekat.