• Tidak ada hasil yang ditemukan

RETENSI PADA GIGI TIRUAN SEBAGIAN CEKAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "RETENSI PADA GIGI TIRUAN SEBAGIAN CEKAT"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1

RETENSI PADA GIGI TIRUAN SEBAGIAN CEKAT

KONVENSIONAL: SEBUAH REVIEW

Sumber: Siddharth Narula, dkk. Retention in Conventional Fixed Partial Dentures: A Review. Journal of Clinical and Diagnostic Research. 2011; 5: 1128-1133. Abstrak

Hasil klinis jangka panjang dari perawatan prostodontik tetap bergantung pada pedoman yang menekankan tindakan preparasi gigi secara mekanis, biologis, dan estetis. Preparasi restorasi gigi yang sukses dan berhasil tergantung pada faktor penting seperti retensi dan bentuk resistensi. Kwalitas suatu preparasi yang mencegah restorasi agar tidak terlepas oleh gaya yang sama dengan jalur penarikan dikenal sebagai retensi. Untuk retensi yang baik pada prostesa cekat, ada berbagai faktor mulai dari ukuran gigi, besarnya gaya pemindah/dislodging, geometri dari preparasi gigi, kekasaran fitting surface, semen yang akan digunakan dan ketebalan lapisan dari agen luting. Tujuan artikel ini adalah untuk meninjau dan menghitung semua faktor retensi, yang diperlukan untuk meningkatkan umur/longevity klinis dari restorasi yang dapat dianggap permanen dalam pengertian tradisional.

Kata Kunci: Bentuk retensi, Preparasi gigi, Semua Restorasi Keramik, Semen Luting

PENDAHULUAN

(2)

2

aspek penting dari bentuk retensi dalam preparasi gigi telah diidentifikasi. Artikel ini menyajikan berbagai pertimbangan, faktor, dan pedoman mendasar mengenai peran retensi dalam gigi tiruan sebagian cekat, berdasarkan pada bukti ilmiah dan literatur terkini. "Retensi didefinisikan sebagai kualitas yang melekat pada prostesis yang bertindak untuk menahan gaya pemindah/dislodgement di sepanjang jalur insersi". Dengan demikian retensi adalah ketahanan terhadap pemindahan ke arah yang berlawanan dengan insersi/penyisipan. Gigi memerlukan preparasi untuk menerima restorasi dan preparasinya harus didasarkan pada prinsip-prinsip dasar dimana kriteria dasar dapat dikembangkan yang memprediksi keberhasilan perawatan prostodontik. Preparasi yang baik akan memastikan bahwa teknik selanjutnya mis. provisionalisasi/penyisihan, pembuatan impresi, penuangan die dan cast, waxing dll dapat dilakukan dengan mudah.

PRINSIP-PRINSIP MEKANIK DARI RETENSI DALAM PREPARASI GIGI [2]

Agar restorasi tetap kuat, dapat diterima dan tahan lama ada beberapa prinsip preparasi gigi yang harus dipertimbangkan [4].

Di antara prinsip-prinsip ini meliputi: 1. Pertimbangan biologis: Ini mempengaruhi kesehatan jaringan mulut yang mencakup konservasi untuk struktur gigi, menghindari overcontouring, margin supragingival, oklusi yang harmonis, dan perlindungan terhadap fraktur gigi. 2. Pertimbangan mekanis: Ini mempengaruhi integritas dan daya tahan restorasi. 3. Pertimbangan estetik: Ini mempengaruhi penampilan pasien.

Pertimbangan Mekanis

Pertimbangan mekanis dapat dibagi menjadi, memberikan bentuk retensi, bentuk resistensi/ketahanan dan mencegah deformasi restorasi.

(3)

3

Force/gaya berkembang pada gigi dari banyak sekali sudut. Sebuah gaya/force

yang ditempatkan pada retainer bisa dihasilkan dari pengunyahan, bruxism, asupan makanan dan juga log dari tekanan yang tidak dapat diprediksi. Jadi elemen dari gigi tiruan sebagian cekat ini tidak boleh dikompromikan jika tidak, hal itu dapat menyebabkan kegagalan dan restorasi. Faktor-faktor berikut harus dipertimbangkan dalam menentukan apakah retensi cukup memadai untuk restorasi cekat tertentu. Pertimbangan-pertimbangan tsb termasuk:

1. Besaran gaya pemindah/dislodging. 2. Geometri preparasi gigi.

3. Taper/keruncingan. 4. Luas permukaan.

5. Konsentrasi tekanan/stres. 6. Jenis preparasi.

7. Kekasaran fitting surfaces dari restorasi. 8. Bahan yang disemen.

1. Besaran Gaya Pemindah/Dislodging Forces

Gaya yang cenderung memindahkan restorasi yang disemen di sepanjang jalur penarikan cukup kecil dibandingkan dengan gaya yang cenderung menggeser atau memiringkannya. Misalnya menarik dengan benang di bawah konektor. Umumnya gaya pemindahan yang terbesar muncul saat makanan yang sangat lengket, misalnya memakan atau mengunyah permen karet. Besarnya gaya pemindah tergantung pada kelengketan makanan, luas permukaan, dan tekstur dari restorasi yang ditarik.

2. Geometri dari Preparasi Gigi

(4)

4

horizontal dari permukaan gigi aksial yang dipreparasi bertepatan. Gigi tiruan sebagian akan kuat/retentif jika bagiannya bertepatan dan gerakan tegak lurus akan ditahan oleh groove [5]. Namun, jika salah satu dinding dari preparasi mahkota lengkap berupa taper, gigi tidak akan lagi berbentuk silindris dan restorasi yang disemen tidak akan dibatasi oleh preparasi karena restorasi kemudian memiliki banyak jalur penarikan. Dalam keadaan seperti ini, partikel semen akan cenderung terangkat dibandingkan dengan bergeser di sepanjang preparasi dan satu-satunya yang menjadi retensi terbatas dari dari adhesi semen[4].

3. Taper

Pemilihan taper yang sesuai untuk preparasi gigi sangat penting. Taper yang terlalu kecil bisa menyebabkan undercuts yang tidak diinginkan dan yang terlalu besar tidak akan lagi kuat/retentif. Konvergensi yang disarankan antara dinding yang berlawanan adalah 6 derajat. Gigi harus dipreparasi dengan instrumen taper yang tepat serta dipegang pada angulasi yang konstan [1]. 4. Luas Permukaan

Jika restorasi memiliki jalur penarikan yang terbatas, retensinya bergantung pada panjang jalur ini atau lebih tepatnya pada luas permukaan dalam kontak geser. Oleh karena itu mahkota dengan dinding aksial yang panjang lebih retentif dibandingkan dengan dinding aksial yang pendek dan mahkota molar dengan taper yang sama lebih retentif dibandingkan mahkota premolar dengan taper yang sama.

5. Konsentrasi Tekanan/Stres

(5)

5

internal) mengurangi konsentrasi tegangan dan karenanya meningkatkan retensi restorasi.

6. Jenis Preparasi

Berbagai jenis preparasi memiliki nilai retensi yang berbeda dan ini sesuai dengan luas permukaan dari dinding aksial, yang memberikan faktor lain (misalnya taper dijaga tetap konstan). Dengan demikian retensi dari full crown hampir dua kali lipat dibandingkan restorasi cakupan parsial.

7. Kekasaran Permukaan yang Disemen

Bila permukaan internal restorasi sangat halus, kegagalan retentif terjadi bukan melalui semen melainkan pada permukaan restorasi semen. Pengeringan udara/air abrading telah terbukti meningkatkan retensi casting sebesar 64%. 8. Bahan yang Disemenkan

Retensi dipengaruhi oleh paduan casting maupun bahan inti atau bahan buildup. Dikatakan bahwa makin retentif paduan, dengan agen luting akan

semakain adhesif. Oleh karena itu paduan logam dasar seperti nikel, kobalt dan kromium lebih retentif dan tahan daripada kandungan logam emas dengan kandungan yang tidak terlalu reaktif.

TINDAKAN TAMBAHAN UNTUK MENINGKATKAN RETENSI [6] Salah satu metode untuk meningkatkan retensi tanpa memperpanjang permukaan aksial adalah dengan groove (galur) atau box. Pin juga digunakan untuk meningkatkan retensi. Empat cara untuk menahan tekanan geser dan meningkatkan retensi adalah:

1. Menyiapkan Gingival Finish Line yang sesuai

(6)

6

membantu mencegah kebocoran mikro dan pada akhirnya retensi dan umur restorasi meningkat. Juga memberikan tumpuan pada logam dan porselen atau akrilik yang digunakan dalam restorasi. Ada empat tipe dasar finish line, yaitu shoulder, bevel shoulder, chamfer dan knife-edge.

2. Membuat kontur dan menempatkan area kontak yang sesuai 3. Memasukkan Occlusal Lock misal: dovetail, box dan groove 4. Menambahkan pin yang meruncing atau paralel

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Retensi pada Fixed Partial Denture 1. Panjang bentang

Selain peningkatan beban pada ligamen periodontal oleh bentang jembatan yang panjang, bentang yang lebih panjang kurang kaku dan kurang tahan.

2. Kurvatur lengkungan

Kurvatur lengkungan memiliki efek terhadap tegangan yang terjadi pada jembatan cekat. Ketika pontik berada di luar garis sumbu abutmen, pontik bertindak sebagai lengan tuas yang akan menghasilkan gerakan torsi yang menyebabkan hilangnya retensi jembatan.

3. Jenis jembatan

Ada dua jenis jembatan yang dibuat sesuai dengan kondisi dan posisi prevalen dari abutment yang ada pada lengkungan.

1. Konektor kaku

2. Konektor yang tidak kaku.

(7)

7 4. Oklusi

Interferensi kontak oklusal yang tidak diinginkan menghasilkan penyimpangan

selama penutupan intercuspation maksimum, menghambat kelancaran perjalanan ke

dan dari posisi intercuspation dan menimbulkan tekanan oklusal deflektif pada

jembatan yang dapat menyebabkan efek merusak pada abutment dan juga pada retensi

pengecoran. Ada empat jenis interferensi oklusal, di antaranya sentris, bekerja, tidak

bekerja dan protrusif. Semua interferensi ini harus dilepas pada artikulator yang sesuai

dan oklusi yang harmonis harus dicapai pada pengecoran akhir.

5. Kondisi periodontal

Gigi abutment harus bisa memberikan tumpuan yang baik untuk jembatan. Tumpuan

ini berkaitan dengan jumlah akar dan jumlah ikatan yang ada.

6. Gigi yang diganti

Jembatan yang menggantikan kaninus maksila menerima tekanan lebih banyak

daripada pada mandibula karena kekuatan ditransmisikan ke luar (labial) pada

lengkung maksila terhadap bagian dalam kurva (titik terlemahnya).

Bila pontik kantilever digunakan untuk mengganti gigi yang hilang, kekuatan yang

diterapkan pada pontik tersebut memiliki efek yang sama sekali berbeda pada gigi

abutment. Pontik bertindak sebagai tuas yang cenderung tertekan di bawah tekanan

dengan vektor oklusal kuat.

7. Jenis retainer yang digunakan

Ada dua jenis retainer yang umumnya digunakan

• Intra koroner • Ekstra koroner

Pada retainer intra koroner, retensi diperoleh antara dinding bagian dalam dari sediaan

gigi yaitu dinding internal rongga dan pengecoran yang disediakan.

Di sisi lain, pada retainer ekstra koroner, retensi diperoleh antara dinding luar sediaan

(8)

8

8. Bahan yang digunakan dalam konstruksi retainer

Bahan yang digunakan dalam konstruksi gigi palsu parsial cekat memerlukan

persyaratan tertentu yang membantu meningkatkan umur restorasi.

Paduan kromium krobat atau kromium nikel yang umumnya digunakan untuk

membuat jembatan cekat memenuhi sebagian besar persyaratan ideal ini. Di sisi lain,

akrilik umumnya lemah, tidak kaku dan tidak bisa memberikan konektor yang kuat.

Juga memiliki kekuatan tekan dan tarik yang lebih rendah dibandingkan paduan

lainnya dan mudah mengalami fraktur. Oleh karena itu, akrilik digunakan untuk

sementara pada restorasi temporer di mulut.

9. Posisi lengkungan gigi abutment dan retensi

Bila gigi abutment kurang atau lebih sejajar satu sama lain, retainer mahkota lengkap

atau parsial dapat dibuat. Jika gigi abutment tidak sejajar, retainer mahkota lengkap

dengan jalur insersi yang sama tidak layak dilakukan.

10. Spring cantilever bridge dan retensi

Jembatan ini memberikan metode pendukung pontik pada jarak tertentu dari retainer.

Jenis jembatan ini ditumpu gigi dan jaringan. Batang emas yang sesuai dengan mukosa

palatal menghubungkan pontik ke retainer.

Beragam Sediaan Gigi dan Cara untuk Mencapai Retensi pada Masing-masing Sediaan Complete Cast Crown

Cara Meningkatkan Retensi pada Sediaan Gigi

(9)

9 Preparasi Metal Ceramic Crown

Faktor-faktor yang mempengaruhi retensi yang harus dipertimbangkan saat preparasi

antara lain:

1. Reduksi ujung insisal yang lengkap pada gigi anterior harus memungkinkan

ketebalan material 2mm agar tembus cahaya dalam restorasi yang telah selesai

dilakukan. Proses ini memerlukan kehati-hatian untuk mencegah reduksi

berlebihan karena reduksi oklusal yang berlebihan memperpendek dinding aksial

dan dengan demikian merupakan penyebab umum retensi yang tidak memadai dan

bentuk resisten restorasi yang telah selesai [3].

2. Reduksi labial 1,5mm harus dilakukan untuk retensi logam dan porselen yang

memadai dan sediaan tepi harus memiliki sambungan tumpul 90 °.

3. Reduksi permukaan proksimal dan linguo-aksial harus dilakukan dengan sebuah

diamond yang ditahan sejajar dengan jalur penarikan retensi yang memberi

perkiraan sudut lancip 6o, jika tidak diikuti, sedikit lebih lancip atau diskrepansi

lancip dua dinding akan menghasilkan retensi.

4. Dalam restorasi yang telah selesai dilakukan, semua sudut garis dan sudut titik

harus dibulatkan. Yang akan membantu mengurangi konsentrasi tekanan dan

dengan demikian akan meningkatkan retensi.

Preparasi Partial Veneer Crown

Three Quarter crown Gigi Posterior

1. Selama reduksi aksial, tempatkan groove untuk penjajaran aksial di tengah

permukaan lingual dan pada sudut jalur transisi mesiolingual dan distolingual.

Galur ini harus dibuat sejajar dengan sumbu panjang gigi.

2. Selama reduksi proksimal, galur proksimal ditempatkan sejajar dengan jalur

penarikan. Galur sebaiknya tidak lebih dalam dari 1mm dan paling baik dilakukan

dengan bur karbida yang meruncing. Galur yang dibuat harus menahan

perpindahan lingual probe periodontal.

3. Jika bulk tambahan diperlukan untuk memastikan kekakuan restorasi, bulk

tambahan tersebut dapat diberikan dengan offset oklusal. Galur berbentuk V ini

(10)

10

Preparasi Anterior Partial Veneer Three Quarter Crown

Dengan munculnya restorasi keramik logam, penggunaan veneer parsial pada gigi anterior

telah berkurang sedikit selama beberapa tahun terakhir. Namun, dua jenis preparasi partial

veneer anterior crown masih dilakukan.

1. Three quarter crown gigi kaninus maksila.

2. Preparasi pin ledge.

Untuk meningkatkan bentuk retensi dan resistensi preparasi, chamfer yang sedikit

berlebihan pada aspek lingual gigi harus ditempatkan dan galur di tengah dinding

cingulum.

Galur mesial dan proksimal distal memberikan sebagian besar bentuk retensi untuk anterior

partial veneer crown. Dibuat dengan bur karbida 170L dan rata-rata pada sudut 3 – 5o

derajat.

Preparasi dan retensi pin ledge

Pin ledge digunakan sesekali sebagai restorasi tunggal yang pada umumnya untuk membangun kembali anterior guidance, dalam hal ini hanya permukaan lingual yang disiapkan. Namun, pin ledge seringnya digunakan sebagai retainer untuk gigi tiruan cekat atau untuk membelat gigi yang rusak secara periodontal.

FITUR RETENTIF UNTUK SEMUA RESTORASI KERAMIK

Semua restorasi keramik merupakan restorasi estetika untuk menduplikasi gigi anterior secara individu. Pengurangan gigi yang adekuat dibuat untuk mendapatkan ruang bagi porselin yang dibutuhkan untuk kekuatan restorasi.

FITUR RETENTIF YANG DIAMBIL MENJADI PERTIMBANGAN SELAMA SETIAP TAHAP PREPARASI

Pengurangan Insisal

Harus ada pengurangan insisal yang memadai yakni 2mm jika tidak akan terjadi kerapuhan pada material.

(11)

11

Pengurangan fasial dilakukan dengan flat end diamond yang kasar untuk menghilangkan permukaan labial sambil membentuk shoulder awal. 2/3 insisal dari permukaan fasial harus diinklinasi secara lingual untuk menghasilkan porselen seragam dan memastikan estetika yang sesuai. Pengurangan gigi yang tidak memadai pada permukaan fasial dapat menyebabkan cakupan tipis gigi menutupi kontur restorasi. Hal ini juga dapat menyebabkan kegagalan restorasi. Pengurangan Proksimal

Kelancipan yang berlebihan dari permukaan proksimal harus dihindari yang juga dapat menyebabkan hilangnya retensi dengan mengurangi luas permukaan dan juga paralel antar dinding.

Pengurangan Lingual

Pengurangan lingual yang tepat sangat penting untuk kekuatan dan retensi restorasi. Permukaan lingual gigi umumnya dikurangi dalam dua bidang. Shoulder cingulum pertama diletakkan dengan diamond flat ended taper untuk mendapatkan shoulder 0,75mm di cingulum dengan kelancipan 2-5o. Pengurangan cingulum sekarang sudah selesai.

Diamon berbentuk flame dan wheel digunakan untuk membentuk kecekungan lingual pada gigi anterior. Pengurangan gigi yang tidak adekuat pada permukaan lingual dapat menyebabkan hilangnya clearance dan juga mengurangi kekuatan untuk porselen yang dapat menyebabkan kehilangan retensi restorasi.

Garis Akhir yang Tepat

Garis akhir marginal yang benar sangat penting untuk retensi. Garis akhir yang tidak adekuat di beberapa daerah preparasi dapat menyebabkan microleakage sehingga menyebabkan hilangnya retensi [10].

Poin yang Tajam dan Undercuts

(12)

12

RETENSI PADA GIGI YANG TELAH DIRAWAT ENDODONTIK

Telah ditunjukkan secara eksperimental bahwa gigi yang telah dirawat endodontik lebih lemah dan lebih rapuh daripada gigi vital. Untuk alasan ini, usaha yang dilakukan untuk memperkuat gigi yakni dengan melepaskan sebagian filling saluran akar dan menggantinya dengan pos logam [11].

Juga saat gigi akan berfungsi sebagai penyangga FPD, mahkota lengkap menjadi kewajiban. Dalam keadaan ini, retensi dan dukungan paling banyak didapatkan dari dalam saluran akar [12].

Retensi Kanal

Disarankan agar saluran akar harus diperbesar hanya pada jumlah yang diperlukan untuk memungkinkan pos tersebut memenuhi syarat untuk kekuatan dan retensi.

RENTENSI PADA LAMINATE VENEERS PORSELEN

Untuk memastikan ketebalan yang seragam dan retensi dari laminate veneers, kriteria berikut harus dipenuhi: [13]

a. Harus ada pengurangan seragam pada permukaan labial gigi dan preparasi harus tetap sebisa mungkin berada pada enamel.

b. Margin dari laminate veneers porselen pada umumnya harus disembunyikan di dalam area embrasure.

Garis akhir chamfer yang dimodifikasi memastikan arah preparasi enamel tepat yang sejajar garis enamel untuk meningkatkan kekuatan ikatan pada margin servikal sehingga meningkatkan retensi.

Ini juga menjamin ketebalan yang cukup pada margin dan karenanya meningkatkan kekuatan [14].

(13)

13

RETENSI UNTUK INLAY DAN ONLAY KERAMIK

Inlay dan onlay keramik memberikan alternatif yang tahan lama pada resin komposit posterior bagi pasien yang menuntut restorasi estetika [15].

Untuk retensi maksimum beberapa poin berikut harus diperhatikan:

• Outline dan pengurangan gigi diatur oleh restorasi dan karies yang ada. Kali ini adalah ikatan resin, permukaan dinding aksial dapat diblokir dengan semen GI yang membentuk enamel tambahan untuk adhesi dan dengan demikian meningkatkan retensi restorasi.

Namun enamel yang rusak dan lemah harus selalu dibuang.

• Outline harus menghindari kontak oklusal. Daerah yang harus dilalui membutuhkan pembuangan 1,5 mm dalam semua bagian untuk mencegah fraktur keramik dan dengan demikian meningkatkan umur restorasi.

• Dalam preparasi ini, lebih disarankan margin dipertahankan supragingival, jika tidak memungkinkan, pemanjangan mahkota dianjurkan.

• Semua sudut garis internal harus dibulatkan untuk mencegah konsentrasi stres dan untuk meningkatkan retensi.

But joint 90o harus dibuatkan untuk margin inlay keramik. Bevel

dikontraindikasikan karena ketebalan dibutuhkan untuk mencegah fraktur dan dengan demikian meningkatkan panjang umur.

• Retensi akhir dicapai selama bonding inlay seperti yang dilakukan dengan resin luting cement. Dalam prosedur ini etsa asam yang dilakukan akan menciptakan tag mikro dan membantu retensi mekanis.

RETENSI PADA RESIN BONDED BRIDGE

(14)

14

restorasi ini tidak boleh diberikan karena akan menyebabkan kegagalan restorasi dini [5,16].

PERAN LUTING CEMENT PADA RETENSI

Jenis agen luting yang dipilih mempengaruhi retensi restorasi yang disementasi. Lima jenis agen luting yang paling sering digunakan:

1. Zinc Fosfat

2. Zinc Polikarboksilat 3. Glass Ionomer 4. Zinc oxide eugenol 5. Resin bonded cement.

Retensi restorasi telah dicapai terutama dari interlocking secara mekanis dari semen hingga permukaan internal restorasi yang iregular dari restorasi yang dibuat dan preparasi gigi.

Polikarboksilat dan semen glass ionomer melekat secara langsung ke jaringan terkalsifikasi melalui ikatan kimiawi terhadap ion kalsium dan juga interlock mekanis [17].

Perekatan antara semen dan gigi sangat diperlukan karena berpotensi mengurangi microleakage antara gigi dan restorasi [18].

Kegagalan retensi telah ditunjukkan jika permukaan internal restorasi sangat halus [19]. Jadi dianjurkan untuk menyemprotkan udara ke permukaan internal casting dengan alumina 50μm. Retensi dapat lebih banyak bila kandungan alloy reaktif lebih banyak yaitu nikel, kobalt dan kromium lebih tahan terhadap retakan dan lebih baik dibandingkan kandungan logam emas yang tidak terlalu reaktif.

Ketebalan lapisan semen Luting

(15)

15

dan gigi akan memberikan retensi lebih banyak daripada ketebalan yang tidak seragam.

Ketebalan lapisan 2.5μm atau kurang lebih disukai untuk mendapatkan restorasi yang sukses.

KESIMPULAN

(16)

16

Refrat Laboratorium Prostodonti

RETENSI PADA GIGI TIRUAN SEBAGIAN CEKAT

KONVENSIONAL: SEBUAH REVIEW

Disusun Oleh :

Inesza Sylviane A. 2015-16-081 Kejora Hanadinanti 2015-16-083

Yosi Diana 2015-16-115

Pembimbing : drg. Ignatia Wurangian, SP. Pros

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA) JAKARTA SELATAN

Referensi

Dokumen terkait

format instrumen dan penggunaan beberapa kata dalam deskriptor sehingga lebih mudah digunakan dan dipahami. Merujuk pada masukan para ahli tersebut maka revisi

Keasinan airtanah di daerah kajian dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain proses pelarutan mineral dari material marin dan alluvium sungai oleh air hujan ketika

Sampel darah sapi yang digunakan adalah sapi lokal Indonesia yaitu sapi Bali, Madura, Pesisir dan Katingan, sebanyak 80 sampel dengan masing-masing bangsa sapi

mendapatkan permintaan yang kuat dari pasar, dengan jumlah pesanan mencapai lebih dari US$ 579 juta atau oversubscribed lebih dari 8x yang berasal dari 52 investor.. Sebanyak

Berdasarkan kepada kajian yang telah dijalankan, kemahiran kanak-kanak sama ada dalam memegang gunting atau pun dalam mengendalikan gunting masih berada dalam tahap yang

guru menjadi lebih bagus, terutama dalam hal kemampuan mengelola kelas, kemudian semua guru dapat aktif dalam pembuatan LKS serta pembuatan sosal ujian yang memang dalam madrasai

Dengan melakukan penelitian menggunakan metode seven tools dan juga dengan metode FMEA ini, diharapkan dapat mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh dan cara

Hasil penelitian di perpustakaan SD Negeri Guntur 1 dijelaskan bahwa hambatan dalam mengelola sebuah perpustakaan berbasis Informasi dan Teknologi (IT) tentunya