• Tidak ada hasil yang ditemukan

Matematika Ditinjau dari Ilmu Pengetahua

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Matematika Ditinjau dari Ilmu Pengetahua"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

MATEMATIKA

DITINJAU DARI ILMU PENGETAHUAN DAN ISLAM

Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas pada Mata Kuliah

“ILMU ALAMIAH DASAR”

Disusun Oleh:

Muhammad Itsar Rabbani (1171020035) Syifa Rahmawati Milania (1171020056)

Dosen Pengampu : Ilim Abdul Halim, M.A.

PROGRAM STUDI STUDI AGAMA-AGAMA (SAA)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG )

UIN SGD (

(2)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, atas segala kenikmatan yang Allah Swt. berikan kepada Tim Kelompok Lima, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu dan cukup memuaskan.

Tidak lupa kami ucapkan kepada semua pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan makalah ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Karena tanpa mereka, makalah ini tentu tidak dapat terselesaikan. Semoga segala amal kebaikan dari mereka yang telah membantu kami diberikan balasan oleh Allah Swt.

Dalam makalah ini, kami dari kelompok lima menyadari banyak kesalahan-kesalahan, baik kesalahan teknis maupun kesalahan teori yang terdapat di dalam makalah ini. Untuk itu izinkan kami ucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas segala kesalahan dalam penyusunan makalah ini.

Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca. Aamiinn.

Bandung, 15 November 2017 Tim Penyusun,

(3)
(4)

1. PERKEMBANGAN MATEMATIKA DALAM PERADABAN ISLAM………4

2. PROSES PERPINDAHAN ILMU MATEMATIKA KE DUNIA EROPA………5

a. AL KHAWARIZMI (BAPAK AL JABAR)

………8 b. AL BATTANI (BAPAK TRIGONOMETRI)

………9 c. AL BIRUNI (MENGUASAI BERAGAM ILMU)

……….9 b. CARL FRIEDRICH GAUSS (PENEMU TEORI BILANGAN)

……….11

c. GOTTFRIED WILLHEM (PENGGAGAS KALKULUS DAN BINER) ……….11

d. EVATISTE GALOIS (PELETAK DASAR TEORI HIMPUNAN) ……….11

(5)

BAB III

PENUTUP……… ………..………….13

A. KESIMPULAN……… ……….………….13

B. SARAN……… ………..…..14

DAFTAR

(6)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan sebuah ilmu yang sudah tidak asing lagi kita dengar pada saat ini, karena dalam kehidupan manusia tidak terlepas dari yang namanya hitung-menghitung. Hampir semua orang mengenal matematika. Bahkan, dalam institusi formal pun semenjak kita mengecap pendidikan TK hingga Sekolah Menengah Atas pun diharuskan mempelajari matematika.Bahkan bisa disimpulkan bahwa dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari yang namanya matematika. Jadi sangat jelas bahwa matematika sangat penting bagi kehidupan.

Munculnya anggapan bahwa ilmu pengetahuan dan agama itu sesuatu yang sangat terpisah dan Ilmu pengetahuan tidak ada hubungannya dengan masalah agama, dalam hal ini agama Islam. Begitu juga dengan agama Islam yang tidak berhubungan dengan ilmu pengetahuan,termasuk juga matematika. Hal ini menimbulkan pemikiran bahwa matematika juga tidak memiliki keterkaitan dengan agama islam. Itu merupakan suatu anggapan yang sangatlah keliru, karena pada dasarnya agama Islam dan Ilmu merupakan satu kesatuan yang tidak dapat di pisahkan. Oleh karena itu perlu adanya penjelasan tentang hal tersebut agar tidak terjadi kesalahan dalam menanggapi tentang matematika. Serta banyak orang mengira bahwa matematika adalah ilmu yang dihasilkan oleh para ilmuwan barat sehingga didalamnya jauh dari nilai-nilai spiritual agama Islam. Padahal sesungguhnya matematika itu memiliki hubungan yang sangat erat dengan tradisi spiritual umat Islam dan sangat akrab dengan Al-Qur’an. Untuk menepis anggapan seperti ini, perlu diberikan pembelajaran matematika yang memadukan antara matematika dan agama. Dengan demikian kita harus mengenalkan matematika yang islami agar matematika dikenal sebagai disiplin ilmu yang tidak bertentangan dengan agama Islam

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja pengertian matematika?

2. Bagaimana sejarah dan perkembangan matematika?

(7)
(8)

3

4. Siapa saja tokoh-tokoh matematika dari kalangan Barat?

5. Apa yang mereka temukan sehingga bisa disebut ahli matematika?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa saja pengertian matematika.

2. Untuk mengetahui bagaimana sejarah dan perkembangan matematika. 3. Untuk mengetahui siapa saja tokoh-tokoh matematika dari kalangan Muslim. 4. Untuk mengetahui siapa saja tokoh-tokoh matematika dari kalangan Barat. 5. Untuk mengetahui penemuan apa yang mereka temukan sehingga disebut ahli

(9)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Matematika 1. Umum

a. Berasal dari bahasa Yunani: μαθηματικά – mathēmatiká (mathematikos) yang artinya ilmu pasti.

b. Menurut bahasa Belanda disebut sebagai Wiskunde yang artinya ilmu tentang belajar.

c. Menurut KBBI, ilmu tentang bilangan dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya yang mencangkup segala bentuk prosedur operasional yang digunakan dalam menyelesaikan masalah mengenai bilangan.

2. Para Ahli

a. Benjamin Pierce = ilmu yang menggambarkan simpulan-simpulan yang penting b. Andi Hakim Nasution = ilmu struktur, urutan (order), dan hubungan yang

meliputi dasar-dasar perhitungan, pengukuran, dan penggambaran bentuk objek. c. Suwarsono = ilmu yang memiliki sifat khas yaitu; objek bersifat abstrak,

menggunakan lambang-lambang yang tidak banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, dan proses berpikir yang dibatasi oleh aturan-aturan yang ketat.

B. Sejarah dan Perkembangan Matematika

Dalam suatu pembelajaran, konsep matematika pada umumnya disajikan kepada siswa dalam bentuk jadi dengan teknik dan aplikasi yang disajikan secara sistematis dan logis, tanpa ada pengantar darimana dan mengapa konsep dapat ditemukan. Kultur pembelajaran yang demikian tentunya sangat disayangkan, sebab matematika merupakan subjek kajian yang memiliki sejarah panjang dan menakjubkan.

(10)

pengetahuan matematika. Keduanya menunjukkan keterkaitan satu dengan lainnya, sehingga matematika dan sejarah

(11)

6

matematika harus dapat disuguhkan dalam suatu pembelajaran yang menunjukkan perkembangan konsep-konsep matematika yang dipelajari[ CITATION Pan \l 1033 ]. Suatu pembelajaran matematika seharusnya dapat merangkum perjalanan sejarah didapatkanya suatu konsep, agar dapat diketahui bahwa matematika pada hakikatnya hidup, akan terus berubah, dan bukan sekedar bagian dari suatu hasil ketetapan[ CITATION Pan \l 1033 ].

Dengan mempelajari sejarah matematika, maka sesorang akan dapat meningkatkan pengertian atau pemahaman yang mendalam dan lebih baik tentang masa lampau dan sekarang dalam relasinya dengan masa yang akan datang[ CITATION Erl \l 1033 ]. Pemberian pengetahuan akan sejarah matematika dapat meningkatkan kesadaran akan suatu dimensi yang paling mendasar dari keberadaan manusia, yakni kontinuitas. Kontinuitas merupakan gerakan peralihan secara terus menerus dari masa lampau menuju masa kini dan masa depan.

1. Perkembangan Matematika Dalam Peradaban Islam

Banyak sekali ilmuwan besar yang terlahir untuk memperluas jangkauan ilmu matematika, termasuk ilmuwan-ilmuwan muslim seperti al-Khawarizmi, Omar Khayyam, dan Sharaf al-Din al-Tusi[ CITATION Vic06 \l 1033 ]. Ketiga ilmuwan tersebut adalah ilmuwan muslim yang berperan dalam memproklamirkan teori-teori dalam matematika. Dengan adanya cendekiawan-cendekiawan muslim, terbukti bahwa peradaban Islam turut serta memberikan kontribusinya dalam mengembangkan keilmuan matematika.

Dalam konteks peradaban Islam, perkembangan matematika setidaknya dipengaruhi oleh lima hal, yaitu[ CITATION Muq12 \l 1033 ] :

1. Dorongan yang bersumber dari Al-Qur’an tentang perlunya mengoptimalkan nalar untuk merenungkan betapa besarnya penciptaan langit dan bumi seperti yang terkandung dalam Q.S. Al Imran:190-191 sebagai berikut :

يللللوولل

ل لليييليل رلاهيننل وي لل لن فللييتل وي ض

تت

ٱ

يي ٱ

يخٱ

ل

ير يلٱ

أي وي ت

ل وييمييس

ن ل ق

ٱ يل

ل خي يفل ن

ن إل

ب

ل للبيي أ

يل يلٱ

ي

١٩٠

هلبلوللنلجل ى

ي للليع

ي وي اددوللعلقلوي اللمديييقل هيلللنل نيورلكل لليي ن

ي يذللللن

(12)

7

191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.

2. Adanya tantangan realitas yang mengharuskan ilmuan muslim untuk mengembangkan matematika sebagai ilmu yang akan terus dibutuhkan dan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam urusan agama,

3. Adanya ilmu matematika sebagai hasil peradaban pra-Islam dirasa perlu untuk dikembangkan lebih lanjut seiring dengan semakin meluasnya wilayah kekuasaan Islam,

4. Dorongan etos keilmuan dari ilmuan muslim,

5. Adanya dukungan politik dari penguasa, seperti pada masa keemasan Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah.

Kajian matematika secara ilmiah ini sendiri dimulai sejak umat Islam bersentuhan dengan beberapa karya bidang matematika yang dihasilkan oleh peradaban lain setelah ditaklukannya wilayah peradaban tersebut oleh umat Islam, seperti Alexandria dan Baghdad. Alexandria yang pada saat itu dikenal sebagai wilayah pusat perkembangan matematika, ditaklukkan oleh umat Islam pada tahun 641 Masehi[ CITATION Muq12 \l 1033 ]. Baghdad sebagai pusat pemerintahan Abbasiyyah di bawah pimpinan al-Mansur, Harun al-Rasyid, dan al-Ma mun,‟ selanjutnya dijadikan sebagai pusat ilmu pengetahuan, sehingga di kota tersebut segala aktivitas ilmiah seperti tukar menukar ilmu antar ilmuwan

(13)

8

2. Proses Perpindahan Ilmu Matematika ke Dunia Eropa

Seiring dengan semakin meluasnya daerah kekuasaan Islam di berbagai penjuru dunia, membuat matematika semakin berkembang di tangan cendekiawan muslim. Namun semenjak abad XI, umat Islam mendapatkan serangan dari berbagai sudut oleh pihak-pihak yang ingin merebut kembali daerah-daerah kekuasaannya[ CITATION Mus11 \l 1033 ].

Di sebelah Timur Laut Tengah, umat Islam mendapatkan serangan dari tentara Salib dalam kurun waktu dua abad. Di Andalusia, umat Islam diusir oleh umat Kristen di bawah pimpinan Ferdinan I. Di wilayah Timur, kekuasaan khalifah Abbasiyah direbut oleh sultan Buwaihi dan kemudian oleh Bani Saljuk. Kemunduran Islam pun semakin lengkap seiring dengan datangnya Hulago1 yang menyapu bersih Baghdad dari daratan

bumi.

Kota Toledo merupakan kota di Andalusia yang pertama kali direbut oleh umat Kristen pada tahun 1085 M[ CITATION Mus11 \l 1033 ]. Akibat dari perebutan kekuasaan tersebut ilmuwan-ilmuwan matematika beserta pusat sekolah tinggi dan pusat ilmu pengetahuan seperti matematika beserta segala isinya yang terdiri dari perpustakaan jatuh ke tangan Kristen di bawah pimpinan Raja Alfonso dan Castillia. Namun, kedua raja tersebut ternyata belum mengerti Bahasa Arab, sehingga mereka tidak dapat mempergunakan berbagai peninggalan kaum muslim termasuk buku-buku matematika yang ditulis dalam bahasa Arab.

Penduduk asli Andalusia yang menjadi intelektual, guru, dan ahli matematika kemudian ditugaskan untuk tetap menjalankan tugasnya, dengan catatan mereka harus berpindah keyakinan menjadi Kristiani. Mereka dibebani untuk menerjemahkan buku-buku matematika dan buku-buku-buku-buku pengetahuan hasil peninggalan peradaban Islam yang lainnya dalam bahasa yang dapat dipahami oleh orang-orang Eropa. Guru-guru asli yang berdiam di Andalusia diperintahkan untuk tetap menjalankan kewajibannya mengajar di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi. Melalui jalan inilah berbondong-bondong masyarakat Eropa datang ke Baghdad untuk dapat belajar berbagai ilmu di sana[ CITATION Mus11 \l 1033 ]. Demikianlah upaya-upaya yang dilakukan oleh bangsa

(14)

9

Eropa, sehingga Toledo dijadikan sebagai pusat perkembangan ilmu pengetahuan yang berasal dari umat Islam ke Eropa.

Teori aljabar yang ditemukan oleh cendekiawan muslim mulai ditransmisikan ke Eropa pada abad XI dan XII. Banyak jalan yang membuat aljabar sampai ke Eropa, dimana salah satunya melalui usaha Leonardo Pisano (Fibonacci) dan Abraham bar Hiyya yang memimpin penerjemahan buku yang ditulis oleh al-Khawarizmi, bersama dengan rekannya yang lain, yakni Robert Chester dan Gerard Cremona[ CITATION Vic06 \l 1033 ].

Sementara itu, penyerangan yang dipimpin oleh Frederick II pada akhirnya mendapatkan kemenangan pada tahun 1220 M[ CITATION Mus11 \l 1033 ]. Frederick kemudian mendirikan sebuah Universitas pertama di Eropa pada tahun 1224 M, yang dinamainya Universitas Napels. Beberapa buku matematika peninggalan kebudayaan Islam yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin kemudian dijadikan sebagai daftar pelajaran di Universitas tersebut.

Dengan masuknya ilmu pengetahuan hasil cendekiawan Muslim di Universitas Napels, Eropa mengalami masa renaissance2. Ditambah lagi dengan hadirnya alumnus pertama asal Eropa yang belajar di Perguruan Tinggi Toledo bernama Abelard Bath yang kemudian menjadi ahli matematika Inggris. Ia membawa pengaruh Toledo ke Inggris dengan mendirikan Universitas Oxford dan Universitas Cambridge di sana[ CITATION Mus11 \l 1033 ]. Universitas Oxford dan Universitas Cambridge selanjutnya berkembang pesat menjadi perguruan tinggi yang begitu maju seperti saat ini.

Sementara itu matematika di Timur Tengah, tempat yang menjadi wilayah bermukimnya sebagian besar umat Islam, mengalami kemunduran di sana. Sejak perang salib, pembakaran perpustakaan Kordova, dan perebutan kekuasaan oleh Eropa, negara Islam menjadi tertinggal dalam hal ilmu pengetahuan. Akibatnya, kebodohan melanda Timur Tengah dan kemiskinan pun tidak dapat dihindari[ CITATION Mak10 \l 1033 ]. Kemiskinan yang terjadi menyebabkan Timur Tengah tidak dapat memberikan fasilitas yang terbaik untuk mendukung riset pengembangan ilmu pengetahuan layaknya di Eropa. 3. Perkembangan Matematika di Eropa

2 Renaissance Eropa merupakan masa perubahan cara berpikir, bekerja, dan kesungguhan dalam

(15)

10

Pada abad V hingga XI Eropa Barat mengalami masa kegelapan dalam hal ilmu pengetahuan, termasuk matematika. Kegelapan yang terjadi dikarenakan banyaknya negara-negara di Eropa Timur yang dikuasai oleh Islam sejak diutusnya Muhammad menjadi nabi dan rasul di muka bumi. Masa kegelapan ilmu pengetahuan menjadikan Eropa Barat tertimpa kebodohan. Tidak ada lagi ilmuwan penyelamat ilmu pengetahuan, kecuali hanya pendeta-pendeta umat kristiani[ CITATION McG06 \l 1033 ].

Namun pada akhirnya, saat Abad ke XII, terjemahan buku-buku matematika dari Arab sampai di Eropa yang sekaligus mengiringi jatuhnya perkembangan matematika cendekiawan muslim. Eropa benar-benar berada dalam puncak kejayaannya atau disebut juga sebagai masa renaissance, yakni pada abad XIV. Renaissance Eropa pertama kali terjadi di Italia. Renaissance Eropa berarti lahirnya kembali ilmuwan-ilmuwan[ CITATION McG06 \l 1033 ] dalam bidang ilmu pengetahuan, kesusasteraan dan seni, serta penghormatannya pada budaya klasik, atau disebut juga dengan masa transisi dari kebudayaan feudalis dan gerejawi menuju budaya sekular dan nasionalis[ CITATION McG06 \l 1033 ].

Renaissance Eropa ini sendiri terjadi karena adanya dua faktor. Kedua faktor tersebut yakni[ CITATION McG06 \l 1033 ]: (1) jatuhnya konstantinopel di tangan Turki pada tahun 1453; dan (2) ditemukannya mesin cetak tipe metalik oleh Johann Gutenberg pada tahun 1450. Dengan ditemukannya mesin cetak ini, penggandaan buku teks yang berisi bahan belajar dapat semakin mudah dilakukan. Situasi dan kondisi yang menguntungkan itu mendesak bangsa Eropa untuk melahirkan kembali bibit-bibit ilmu pengetahuan yang sebelumnya dikuasai oleh umat Islam di tanah Eropa.

Sejak Renaissance Eropa terjadi, riset ilmu pengetahuan menjadi suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh warga negarnya agar dapat dijadikan aset bagi generasi selanjutnya dalam menempuh kehidupan di masa mendatang[ CITATION Eur09 \l 1033 ]. Setiap warga negara Eropa mendapatkan kesempatan yang sama untuk melakukan suatu penelitian dalam upaya mengembangkan ilmu pengetahuan termasuk matematika[ CITATION Eur09 \l 1033 ].

(16)

11

a. Al Khawarizmi (Bapak Al Jabar)

Mu ammad bin Mūsā al-Khawārizmī (Arab: ḥ يمزراوخلا ىسوم نب دمحم) adalah seorang ahli dalam bidang matematika, astronomi, astrologi, dan geografi yang berasal dari Persia. Lahir sekitar tahun 780 di Khwārizm (sekarang Khiva, Uzbekistan) dan wafat sekitar tahun 850 di Baghdad. Hampir sepanjang hidupnya, ia bekerja sebagai dosen di Sekolah Kehormatan di Baghdad

Buku pertamanya, al-Jabar, adalah buku pertama yang membahas solusi sistematik dari linear dan notasi kuadrat. Sehingga ia disebut sebagai Bapak Aljabar. Al-Khwārizmī juga berperan penting dalam memperkenalkan angka Arab melalui karya Kitāb al-Jam’a wa-l-tafrīq bi- isāb al-Hind yang kelak diadopsiḥ

sebagai angka standar yang dipakai di berbagai bahasa serta kemudian diperkenalkan sebagai Sistem Penomoran Posisi Desimal di dunia Barat pada abad ke 12. Ia merevisi dan menyesuaikan Geografi Ptolemeus sebaik mengerjakan tulisan-tulisan tentang astronomi dan astrologi.

b. Al Battani (Bapak Trigonometri)

Al Battani (lahir sekitar 850 - 923) adalah seorang ahli astronomi dan matematikawan dari Arab. Al Battani lahir di Harran dekat Urfa. Salah satu pencapaiannya yang terkenal adalah tentang penentuan tahun matahari sebagai 365 hari, 5 jam, 46 menit dan 24 detik.

Al Battani juga menemukan sejumlah persamaan trigonometri:

tanα=sinα

cosα sec α=

1+tan2α

Ia juga memecahkan persamaan sin x = a cos x dan menemukan rumus:

sinα= α

1+α2

dan menggunakan gagasan al-Marwazi tentang tangen dalam mengembangkan persamaan-persamaan untuk menghitung tangen, cotangen dan menyusun tabel perhitungan tangen.

c. Al Biruni (Menguasai Beragam Ilmu)

(17)

12

penulis ensiklopedia, filsuf, pengembara, sejarawan, ahli farmasi dan guru, yang banyak menyumbang kepada bidang matematika, filsafat, obat-obatan, dan menyatakan bumi itu bulat

Sumbangannya pada bidang matematika yakni: 1) Aritmatika teoretis dan praktis; 2) Penjumlahan seri; 3) Analisis kombinatorial; 4) Kaidah angka 3; 5) Bilangan irasional; 6) Teori perbandingan; 7) Definisi aljabar; 8) Metode pemecahan penjumlahan aljabar; 9) Geometri; 10) Teorema Archimedes; 11) Sudut segitiga

d. Al-Tusi

Sharaf al-Dīn al-Mu affar ibn Mu ammad ibn al-Mu affar al- ūsī (1135-ẓ ḥ ẓ Ṭ

1213) adalah matematikawan dan astronom Islam dari Persia. Sharif al-Din mengajar berbagai topik matematika, astronomi dan yang terkait, seperti bilangan, tabel astronomi, dan astrologi.

Al-Tusi menulis beberapa makalah tentang aljabar. Dia memberikan metode yang kemudian dinamakan sebagai metode Ruffini-Horner untuk menghampiri akar persamaan kubik. Meskipun sebelumnya metode ini telah digunakan oleh para matematikawan Arab untuk menemukan hampiran akar ke-n dari sebuah bilangan bulat, al-Tusi adalah yang pertama kali yang menerapkan metode ini untuk memecahkan persamaan umum jenis ini.

Dalam Al-Mu'adalat (Tentang Persamaan), al-Tusi menemukan solusi aljabar dan numerik dari persamaan kubik dan yang pertama kali menemukan turunan polinomial kubik, hasil yang penting dalam kalkulus diferensial.

2. Barat

a. Phythagoras (Bapak Bilangan)

(18)

13

Dikenal sebagai "Bapak Bilangan", dia memberikan sumbangan yang penting terhadap filsafat dan ajaran keagamaan pada akhir abad ke-6 SM. Kehidupan dan ajarannya tidak begitu jelas akibat banyaknya legenda dan kisah-kisah buatan mengenai dirinya.

Salah satu peninggalan Pythagoras yang terkenal adalah teorema Pythagoras, yang menyatakan bahwa kuadrat hipotenusa dari suatu segitiga siku adalah sama dengan jumlah kuadrat dari kaki-kakinya (sisi-sisi siku-sikunya). Walaupun fakta di dalam teorema ini telah banyak diketahui sebelum lahirnya Pythagoras, namun teorema ini dikreditkan kepada Pythagoras karena ia yang pertama kali membuktikan pengamatan ini secara matematis.

b. Carl Friedrich Gauss (Penemu Teori Bilangan)

Johann Carl Friedrich Gauß (juga dieja Gauss) (lahir di Braunschweig, 30 April 1777 – meninggal di Göttingen, 23 Februari 1855 pada umur 77 tahun) adalah matematikawan, astronom, dan fisikawan Jerman yang memberikan beragam kontribusi; ia dipandang sebagai salah satu matematikawan terbesar sepanjang masa selain Archimedes dan Isaac Newton.

Gauss ialah ilmuwan dalam berbagai bidang: matematika, fisika, dan astronomi. Bidang analisis dan geometri menyumbang banyak sekali sumbangan-sumbangan pikiran Gauss dalam matematika. Kalkulus (termasuk limit) ialah salah satu bidang analisis yang juga menarik perhatiannya.

c. Gottfried Wilhem (Penggagas Kalkulus dan Biner)

Gottfried Wilhem Leibniz atau kadangkala dieja sebagai Leibnitz atau Von Leibniz (1 Juli (21 Juni menurut tarikh kalender Julian) 1646 – 14 November 1716) adalah seorang filsuf Jerman keturunan Sorbia dan berasal dari Sachsen yang lahir di Leipzig.

(19)

14

Selain seorang filsuf, ia adalah ilmuwan, matematikawan, diplomat, fisikawan, sejarawan dan doktor dalam hukum duniawi dan hukum gereja. Ia dianggap sebagai Jiwa Universalis zamannya dan merupakan salah seorang filsuf yang paling berpengaruh pada abad ke-17 dan ke-18. Kontribusinya kepada subyek yang begitu luas tersebar di banyak jurnal dan puluhan ribu surat serta naskah manuskrip yang belum semuanya diterbitkan. Sampai sekarang masih belum ada edisi lengkap mengenai tulisan-tulisan Leibniz dan dengan ini laporan lengkap mengenai prestasinya belum dapat dilakukan. Leibniz kemudian meninggal dunia di Hannover

d. Evariste Galois (Peletak Dasar Teori Himpunan)

(20)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari uraian-uraian pada dua bab sebelumnya, maka kami dapat memberi kesimpulan sebagai berikut :

1. Matematika dalam bahasa Yunani artinya ilmu pasti, dalam bahasa belanda ilmu tentang belajar serta menurut KBBI ilmu tentang bilangan dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya yang mencangkup segala bentuk prosedur operasional yang digunakan dalam menyelesaikan masalah mengenai bilangan.

2. Sejarah dan perkembangan matematika secara garis besar terbagi menjadi tiga periode, 1) perkembangan matematika dalam peradaban islam; 2) proses perpindahan ilmu matematika ke dunia eropa; 3) perkembangan matematika di dunia eropa.

3. Tokoh matematika dari Muslim diantaranya Al Khawarizmi, Al Battani, Al Biruni, dan Al Tusi.

4. Tokoh matematika dari kalangan Barat diantaranya Phytagoras, Carl Friedrich Gauss, Gottfried Wilhem, dan Evatiste Galois.

5. Al Khawarizmi sebagai Bapak Al Jabar, Al Battani sebagai Bapak Trigonometri, Al Biruni memberikan sumbangan ilmu matematika seperti geometri dan lainnya, serta Al Tusi yang menemukan turunan polinomial kubik

6. Phytagoras sebagai Bapak Bilangan, Gauss menemukan teori bilangan khususnya barisan dan deret, Wilheum sang penggagas kalkulus dan biner, serta Galois yang meletakkan teori himpunan

B. Saran

Saran yang dapat diambil dari beberapa bab diatas diantaranya adalah

1. Jika dilihat secara garis besar, para ilmuan matematika rata-rata tidak hanya ahli pada satu bidang, melainkan juga ahli dalam beberapa ilmu seperti astronomis, fisika, dan lainnya. Oleh karenanya kita tidak boleh kalah dengan para ilmuan di masa lampau.

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Commision, E. (2009). European Research Area : Preparing Europe for a New

Renaissance. Belgium: European Community.

Fried, M. N. (2007). Didactic and History of Mathematics : Knowledge and Self. In

Educational Studies in Mathematics (p. 203).

Hill, M. G. (2006). The History of Mathematics : an Introduction. USA: A division of the Mc Graw.

Hodgkin, L. (2005). A History of Mathematics. New York: Oxford University Press.

Horton, P. a. (n.d.). Integrating History of Mathematics into Curriculum : What are the Chances and Constraints. International Electronic Journal of Mathematics Education, vol 7, no.1, 4.

Katz, V. J. (2006). Stages in the History of Algebra with Implications for Teaching. Educational Studies in Mathematics, 66.

Krantz, S. G. (2006). An Episodic History of Mathematics. St Louis.

Muqowim. (2012). Genealogi Intelektual Saintis Muslim. Jakarta: Kementerian Agama RI.

Sunanto, M. (2011). Sejarah Islam Klasik : Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam.

Jakarta: Kencana.

Syafe'i, M. (2010). Perkembangan Modern Dunia Islam. Subang: Yasindo Multi Aspek dan Value Press Bandang.

Referensi

Dokumen terkait

Judul : PERSEPSI MASYARAKAT DESA THD TINDAK PIDANA TERORISME DI DESA JATIROGO KEC. Pengabdian

Dalam penelitian kuantitatif, teori yang digunakan harus sudah jelas, karena teori di sini akan berfungsi untuk memperjelas masalah yang diteliti, sebagai dasar

mensinergikan keduanya secara positif melalui proses dialogis yang demokratis. Kebijakan kabupaten konservasi, lebih mengedepankan pada pemberdayaan masyarakat sebagai

Dengan demikian Ho ditolak, artinya rata-rata N-gain pada Indikator memilih kriteria yang mungkin sebagai solusi permasalahan pada kelas eksperimen berbeda signifiikan dengan

Oleh karena itu diperlukan pupuk yang dapat menjaga pH tanah agar tidak terlalu asam atau basa. Biasanya para

Pada penelitian ini peneliti mengelompokkan data-data yang telah diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi ke dalam rumusan jawaban sementara dan

Famili Tipulidae yang tertangkap pada perangkap warna cahaya lampu keseluruhan berjumlah 65 individu, pada pengambilan pukul 18.00-20.00 WIB famili Tipulidae

Dari hasil revisi baik oleh ahli media maupun ahli materi, multimedia e- book interaktif ini dikatakan telah sesuai dengan pendekatan SAVI ( Somatic,