MAKALAH
KAJIAN TEORI DALAM PENELITIAN
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas dosen mata kuliah Metodologi Penelitian Teknologi Pendidikan
Dosen : Prof. Dr. Herminanto Sofyan, M.Pd
Disusun Oleh:
Adri Satrio, 147007251027 Ence Surahman, 147007251039
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA
i KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah, berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa, makalah yang berjudul Kajian Teori dalam Penelitian ini dapat diselesaikan sebagaimana yang ditugaskan dosen mata kuliah metodologi penelitian teknologi pendidikan Program Studi Teknologi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta. Shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini berisi penjelasan tentang pengertian teori, macam dan jenis teori dan sumber teori, peran dan fungsi teori, langkah-langah menyusun kajian teori, model-model pengutifan dalam penelitian.
Penyusun menyadari penjelasan dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu adanya kritik dan masukan dari berbagai pihak untuk penyempurnaan makalah ini sangat penyusun nantikan. Demikian pengantar dari penyusun, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Yogyakarta, 03 Oktober 2014
ii DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
BAB I ... 1
PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Permasalahan ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 2
1.3 Tujuan Penulisan... 2
1.4 Manfaat Penulisan ... 2
BAB II ... 4
KAJIAN TEORI DALAM PENELITIAN ... 4
2.1 Pengertian Teori dalam Penelitian ... 4
2.2 Macam-macam Teori Penelitian : ... 5
2.3 Peran dan Fungsi Teori dalam Penelitian ... 6
2.4 Langkah-langkah dalam Penyusunan Kajian Teori ... 8
2.5 Model-model Pengutifan dalam Penelitian ... 11
BAB III ... 17
KESIMPULAN ... 17
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Permasalahan
Salah satu tahapan proses penelitian yang harus diperhatikan oleh peneliti adalah menyusun kajian teori. Proses menyusun kajian teori merupakan proses yang sangat menentukan langkah penelitian berikutnya. Maka dari itu seorang peneliti harus memiliki perhatian yang tinggi terhadap masalah kajian teori.
Banyak peneliti yang terhenti proses penelitiannya hanya karena tidak memahami cara mendapatkan teori yang relevan dengan topik penelitiannya, atau peneliti tidak memiliki referensi yang cukup memadai untuk melengkapi tahapan kajian teorinya, sehingga dasar pijakan dalam penelitianya rapuh.
Proses pemilihan teori yang relevan dengan topik penelitian merupakan proses yang memerlukan kecapakan dan strategi tertentu. Seorang peneliti akan mudah menyusun kajian teori manakala ia paham betul topik masalah yang hendak ditelitinya, kemudia ia memiliki kemampuan untuk menemukan referensi yang dibutuhkanya.
2 penelitian yang relevan, bagian yang tidak kalah pentingnya adalah kajian teori/landasan teori, ataupuns ering disebut dengan istilah studi pustaka.
Maka dari itu seorang peneliti benar-benar harus memahami apa tu teori, macam-macam teori, peran dan fungsi teori, langkah-langkah menyusun teori sampai pada kemampuan praktis tentang model-model dan cara pengutifan dalam penelitian.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini diantaranya:
1. Apakah yang dimaksud dengan kajian teori dalam penelitian? 2. Apa sajakah macam-macam teori dalam penelitian?
3. Bagaimana peran dan fungsi teori dalam penelitian?
4. Bagaimana langkah-langkah penyusunan kajian teori dalam penelitian?
5. Bagaimana model-model pengutifan teori dalam penelitian?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini diantaranya:
1. Menjelaskan tentang pengertian teori dalam penelitian 2. Menjabarkan macam-macam kajian teori dalam penelitian 3. Menjelaskan peran dan fungsi teori dalam penelitian
4. Menjelaskan langkah-langkah dalam penyusunan kajian teori 5. Menjelaskan tentang model-model pengutifan teori dalam
penelitian
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini diantaranya:
1. Penjelasan tentang pengertian teori dalam penelitian
3 3. Penjelasan peran dan fungsi teori dalam penelitian
4. Penjelasan tentang langkah-langkah dalam penyusunan teori dalam penelitian
4 BAB II
KAJIAN TEORI DALAM PENELITIAN
2.1 Pengertian Teori dalam Penelitian
Kajian teori dalam proses penelitian merupakan salah satu tahapan yang penting untuk diperhatikan oleh para peneliti. Para ahli memberikan banyak definisi teori dalam penelitian.
Neuman (2003) dalam Sugiyono mengatakan “researchers use theory differently in various types of research, but some type of theory is
present in most social research” . Sementara itu Kerlinger (1978) berpendapat bahwa teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan antar variable, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena. Theory is a set of interrelated construct (concepts), definion, and proposition that present a systematic view of phenomena by specifying relations among variables, with purpose of explaning and prediction the phenomena.
Hal itu seirama dengan Cooper & Schindler (2003) yang mengemukakan bahwa, s theory is a set of systematicaly interrelated concepts, definition, and proposition that are advanced to explain and predict phenomena (fact). Teori adalah seperangkat konsep, definisi dan
proposisi yang tersusun secara sistematis sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena.
Burk Johnson & Larry Christensen dalam bukunya Educational Research (2011 : 18) mengupkapkan bahwa “theory is an explanation or an explanatory system that discusses how a phenomenon operates and
5 sesuatu yang menjelaskan tentang sebuah system yang mendiskusikan bagaimana sebuah fenomena beroperasi dan mengapa fenomena itu terjadinya seperti itu.
Kemudian Sitirahayu Haditomo (1999) dalam Sugiyono, menyatakan bahwa suatu teori akan memperoleh arti yang penting, bila ia lebih banyak dapat melukiskan, menerangkan, dan meramalkan gejala yang ada.
2.2 Macam-macam Teori Penelitian :
Mark (1963) dalam Sitirahayu Haditomo dalam Sugiyono membedakan teori menjadi tiga macam, diantaranya:
1. Teori yang deduktif: memberi keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan atau pikiran spekulatif tertentu ke arah data yang akan diterangkan.
2. Teori yang induktif: cara menerangkan adalah dari data ke arah toeri. Dalam bentuk ekstrim titip pandang yang positivistik ini dijumpai pada kaum behaviorist.
3. Teori yang fungsional: di sini nampak suatu interaksi pengaruh antara data dan perkiraan teoritis, yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan pembentukan teori kembali mempengaruhi data.
Berdasarkan tiga pandangan diatas, Sugiyono (2014) memandang teori sebagai :
6 2. Suatu toeri juga dapat merupakan suatu rangkuman tertulis mengenai suatu kelompok hukum yang diperoleh secara empiris dalam suatu bidang tertentu. Di sini orang mulai dari data yang diperoleh dan dari data yang diperoleh itu datang suatu konsep yang teoritis (induktif).
3. Suatu teori juga dapat menunjuk pada suatu cara menerangkan yang menggeneralisi. Di sini biasanya terdapat hubungan yang fungsional antara data dan pendapat teoritis.
Menurut Sugiyono (2014) suatu teori adalah suatu konseptualisasi yang umum. Konseptualisasi atau sistem pengertian ini diperoleh melalui jalan yang sistematis. Suatu teori harus dapat diuji kebenarannya, bila tidak, dia bukan teori. Teori adalah alur logika atau penalaran yang merupakan seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang disusun secara sistematis. Secara umum, teori mempunyai tiga fungsi, yaitu menjelaskan (explanation), meramalkan (prediction), dan pengendalian (control) suatu gejala.
Teori dalam penelitian menjelaskan, meramalkan dan mengendalikan fenomena dan objek yang akan diteliti. Artinya ketika seorang akan menjelaskan tentang masalah pembelajaran, maka teori yang di ambil harus yang menjelaskan tentang pembelajaran bukan hukum ataupun ekonomi. Begitupun ketika sedang meneliti tentang politik, maka peneliti harus menjelaskan teori-teori yang berkaitan dengan politik bukan budaya dan pure science.
2.3 Peran dan Fungsi Teori dalam Penelitian
7 1. Theory narrows the range of fact we need to study (Teori
mempersempit/membatasi ruang atau kawasan dari fakta yang akan kita pelajari)
2. Theory suggest system for the research approaches are likely to yield the greatest meaning. (teori menyaranakn sistem pendekatan penelitian yang disukai untuk mendapatkan makna yang sesungguhnya)
3. Theory suggest system for the research to impose on data in order to classify them in the most meaningful way. (teori
menyarakan sistem penelitian yang memungkinkan untuk mengimpose data sehingga diklasifikasikan dalam jalan yang lebih bermakna).
4. Theory summarizes what is known about object of study and states the uninformities that lie beyond immediate observation.
(teori merangkum suatu pengetahuan tentang sebuah objek kajian dan pernyataan yang tidak diinformasikan yang diluar observasi yang segera)
5. Theory can be used to predict further fact that should be found. (toeri bisa digunakan untuk memprediksi fakta lebih jauh yang bisa ditemukan)
Sugiyono (2014) menyatakan bahwa semua penelitian bersifat ilmiah, oleh karena itu semua peneliti harus berbekal teori. Dalam penelitian kuantitatif, teori yang digunakan harus sudah jelas, karena teori di sini akan berfungsi untuk memperjelas masalah yang diteliti, sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis dan sebagai referensi untuk menyusun instrumen penelitian. Oleh karena itu landasan teori dalam proposal penelitian kuantitatif harus sudah jelas teori apa yang akan dipakai.
8 1. Memperjelas masalah penelitian
2. Dasar untuk merumuskan hipotesis penelitian dan 3. Referensi untuk menyusun instrumen penelitian
Lebih jauh Meredith, Joyce dan Walter (2003) menyatakan ada beberapa tujuan dari proses kajian teori diantaranya :
1. Delimiting the research problem. Membatasi masalah penelitian 2. Seeking new lines of inquiry. Menemukan benang baru yang diteliti. 3. Avoiding fruitless approaches. Menghindari pendekatan yang tidak
sesuai.
4. Gaining methodological insights. Memperoleh metodologi yang mencerahkan.
5. Identifying recomendations for futher research. Mengidentifikasi rekomendasi untuk penelitian yang lebih jauh.
6. Seeking support for grounded theory. Mencari grand teori pendukung.
2.4 Langkah-langkah dalam Penyusunan Kajian Teori
Dalam menyusun langkah-langkah kajian teori, Meredith, Joyce dan Walter membaginya menjadi beberapa langkah, diantaranya :
1. Search prelimenary sources. Mencari sumber pendahuluan.
Pada tahap ini peneliti perlu mengidentifikasi buku-buku, artikel, laporan penelitian dan publikasi lainnya yang relevan dengan permasalahan yang diteliti.
2. Use seconday source. Menggunakan sumber tambahan.
9 3. Read primary source. Membaca sumber utama.
Pada tahap ini peneliti yang hendak mengutif hasil dari temuan peneliti lain, maka seharusnya dilakukan dengan cara langsung mengutif dari penelitinya bukan mengutif dari pengutif pertama. 4. Synthesize the literature. Mensintesis bahan bacaan.
Seorang peneliti haru pandai memilih dan memilah bahan yang akan dikutifnya dalam kajian teorinya. Artinya tidak semua sumber yang dibaca lantas dimasukan kedalam bahan kajian pustakanya.
Lebih jauh Meredtih, Joyce dan Walter (2003) menyatakan bahwa keempat langkah diatas tidak harus selalu dipaksanakan berurutan, melainkan dalam beberapa kondisi boleh diacak, karena pada dasarnya ketika peneliti sudah masuk ke tahap ke tiga, namun dipandang ada yang kurang, maka ia boleh dan sangat mungkin untuk kembali ke tahap pertama.
Sugiyono (2014) mengatakan bahwa secara umum langkah-langkah untuk dapat melakukan kajian teori adalah sebagai berikut :
1. Tetapkan nama variabel yang diteliti, dan jumlah variabelnya
2. Cari sumber-sumber bacaan (buku, kamus, ensiklopedia, jurnal ilmiah, laporan penelitian, (Skripsi, Thesis, Disertasi) yang sebanyak-banyaknya dan yang relevan dengan setiap variabel yang diteliti.
3. Lihat daftar isi setiap buku, dan pilih topik yang relevan dengan setiap variabel yang akan diteliti. (Untuk referensi yang berbentuk laporan penelitian, lihat judul penelitian, permasalahan, teori yang digunakan, tempat penelitian, sampel sumber data, teknik pengumpulan data, analisis, kesimpulan dan saran yang diberikan). 4. Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber
10 dan pilih definisi yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.
5. Baca seluruh isi topik buku yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti, lakukan analisa, renungkan, dna buatlah rumusan dengan bahasa sendiri tentang isi setiap sumber data yang dibaca.
6. Deskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber sumber ke dalam bentuk tulisan dengan bahasa sendiri. Sumber-sumber bacaan yang dikutif atau digunakan sebagai landasan untuk mendeskripsikan teori harus dicantumkan.
Apabila dibuat dalam bentuk bagan, langkah-langkah penulisan kajian teori dalam penelitian sebagaimana bagan berikut ini:
Proses penyusunan kajian teori bukanlah perkara yang bisa disepelekan, bahkan untuk mendapatkan kualitas literatur yang baik
Meredith, Joyce & Walter (2003) mengungkapkan “it requires tree to six
months or more to do a good review of the literature, especially if you
know litle about the literature on your research problem at the outset”.
11 bahkan lebih, khususnya apabila peneliti belum terlalu memahami masalah yang sedang ditelitinya.
2.5 Model-model Pengutifan dalam Penelitian
Terdapat metode pengutifan yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah, namun yang biasa digunakan di kalangan akademisi di Indonesia diantaranya beberapa model berikut :
1. American Psychological Association (APA)
American Psychological Association atau APA mengembangkan sendiri dalam publikasinya. APA menjadi model editorial standar dalam beberapa ilmu seperti: ekonomi, sosiologi, psikologi, kriminologi, sosial, dan keperawatan. Model ini telah umum digunakan dalam mengutip sumber acuan (referensi). Referensi yang muncul dalam tubuh teks disebut kutipan dalam teks (in-text citations).
Ciri-ciri dari model APA yang membedakannya dengan model style lainnya adalah sebagai berikut:
Hanya kata pertama dari judul atau subjudul, dan kata-kata benda yang tepat/sesuai, ditulis dengan huruf besar dalam buku, majalah, dan judul-judul artikel.
Dalam daftar referensi, semua nama pengarang ditulis dalam susunan pertama terakhir, misalnya Abdullah, T.
Jika adal lebih dari satu nama, nama-nama dipisahkan oleh koma; sebuah ampersand (&) mendahului nama akhir, misalnya: Ekadjati, E.S., Hardjasaputra, S., & Marlina, I. Nama pertama dan kedua para penulis diwakili hanya oleh
inisial, ditunjukkan dalam petunjuk ini seperti “F.M.” untuk First Middle.
12 Kutipan sumber-sumber online meliputi tanggal ketika
sumber-sumber itu didapatkan dari Web.
Jika mengacu ke bagian khusus dari sebuah karya, nomor-nomor halaman untuk bagian itu disebut dalam daftar referensi, tapi tidak dalam in-text citation. Dengan kekecualian artikel-artikel jurnal dan dokumen-dokumen tercetak, sumber-sumber elektronik biasanya tidak menampilkan nomor-nomor halaman; jika nomor-nomor halaman tidak dapat ditemukan, tidak perlu menyebutkannya.
Contoh pengutifan dengan model APA adalah sebagai berikut: Contoh 1
Referensi pada tulisan (kutipan)
. . . which offered a theoretical backdrop for a number of innovative behavior modification approaches (Skinner, 1969).
Referensi pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Skinner, B.F. (1969). Contingencies of reinforcement. New York:
Appleton-Century-Crofts.
Contoh 2
Referensi pada tulisan (kutipan)
. . . The elucidation of the potency of infant-mother relationships, showing how later adaptations echo the quality of early interpersonal experiences (Harlow, 1958, chap. 8).
Referensi pada akhir tulisan (daftar pustaka)
13 In D. C. Spencer (Ed.), Symposium on interdisciplinary
research (pp. 239-252). Madison: University of Wisconsin Press.
2. Harvard Style
Metode pengutifan yang banyak digunakan adalah metode Harvard. Metode ini disebut Harvard Style karena awalnya digunakan di Harvard University. Pada metode ini, daftar lengkap catatan yang dirujuk dalam teks dikumpulkan menjadi satu kesatuan dan dimuat pada bibliografi. Metode ini banyak digunakan oleh peneliti pada bidang ilmu pengetahuan alam. Pengutifan metode ini tidak dibuat pada catatan kaki atau catatan setiap akhir bab.
Contoh pengutifan metode Harvard yang dijelaskan Sulistyo-Basuki (2010: 260) adalah sebgai berikut:
The history of library co-operation in Indonesia (then known as Netherlands Eas Indies) could be traced back in mid 19th century when Bibliotek van het Bataviasch Genootschap van Kunsten en Wetenschap produce a union catalog covered the collection held by libraries in the called Batavia (now Jakarta). The Publication known as Bibliotecae Artiumcientiaerumquae Batavia Floret Catalog Systematicus edited by P. Bleeker (Sulistyo, 1994, 10). Although the catalog mentioned some other libraries, the main collection still from the Bibliotheek van het Koninklijk Genootschap van Kunsten en Wetenschap.
14 dan tahun atau nama pengarang, tahun, dan halaman. Contoh : (Sugiyono, 2006)
(Sugiyono, 2006, 135).
3. The Chicago Manual of Style
The Chicago Manual of Style atau disebut juga dengan metode Chicago. Metode pengutifan ini merupakan metode dengan menggunakan model catatan kaki atau catatan akhir bab. Awal mulanya metode ini tidak terlepas dari karya Kate Turabian, A Mannual for Writters, terbitan University of Chicago Press yang mengatur tentang bagaiman mambat catatan kaki dan bibiliografi.
Pada metode ini, setiap kutipan yang diambil oleh peneliti diberikan catatan pada kaki halaman (disebut juga foot notes) atau pada akhir bab. Semua rujukan pada catatan kaki atau akhir bab ini selanjutnya ddikumpulkan dalam bibliografi. Semua catatan baik cacatan kaki mupun catatan akhir bab diakhiri dengan sebuah biblografi, yaitu daftar dokumen yang digunakan untuk menyusun sebuah penelitian dan menjadi pedoman bagi peneliti lain yang akan mendalami subjek penelitian tersebut.
Metode ini banyak digunakan oleh peneliti bidang ilmu budaya, khusunya sastra, seni, tari, music, agama, teater, teologi, sejarah, dan ilmu sosial. Hal ini disebabkan oleh memungkinkannya peneliti memeberikan komentar serta menyebutkan berbagai karya lainnya yang perlu dirujuk. Contoh catatan akhir dikutip dari majalah Library History (Sulistyo-Basuki, 2010: 263):
Teks: ….These local library magazines began appearing in the UK in
15 libraries could market themselves and their wares to actual and potensial custumers.
Catatan akhir:
The library magazine are worthy of much greater study, but see: G.E. Maxim, A history of library publishing 1600 to the present day (unpblished Fellowship thesis, The Library Association, 1965), Chap.
4, „Bulletins and booklets‟, pp.149-78. There is an abundant
comment on these bulletins in contemporary press, as well as
articles, including Fred Turner, „An interesting development in public library work: bulletins‟, The Library 10 (1989) 58-64; W.C.
Berwick Sayers, „Library Bulletins‟, Library Assistant 4 (1905)
256-61; and W.C. Berwick Sayers and James D. Stewart, „Library magazines: their preparation and production‟, Library Warld7
(1905) 229-30.
Contoh selanjutnya adalah catatan kaki (foot notes) sebagai berikut:
Seseorang yang memasuki karier akademis bisa saja melakukannya karena kehidupan akademis itu mudah dan tenteram, atau karena pekerjaan itu mendapatkan imbalan yang layak, mendapatkan penghargaan yang baik, dan kemungkinan besar menempatkan orang yang memilih karier itu dalam lingkungan yang menyenangkan.1
1 Edward Shils, Etika Akademis. (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
16 4. UNY Style
Universitas Yogyakarta juga memiliki model pengutifan. Sumber kutipan langsung ditulis dengan menyebutkan nama pengarang, tahun penerbitan, nomor halaman. Penulis asing ditulis nama keluarganya sedangkan untuk penulis Indonesia disesuaikan dengan nama aslinya. Pada penulis yang memiliki nama marga maka penulisan dilakukan sama seperti penulisan penulis asing.
Contoh kutipan dengan model UNY adalah sebagai berikut :
Penelitian pengembangan merupakan penelitian yang digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi produk pendidikan dan pembelajaran (Sugiyono, 2012: 9).
Dalam penulisan daftar pustaka terutama untuk referensi berupa buku cetak, UNY style menggunakan model American Psikological Association (APA) Style.
17 BAB III
KESIMPULAN
Teori dalam penelitian merupakan serangkaian konsep, definisi, dan proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena (masalah penelitian) secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan antar variable yang diteliti, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena atau masalah yang akan diteliti.
Sumber teori dalam penelitian dibagi menjadi sumber utama (primary sources) dan sumber teori pendukung (scondary sources). Teori berfungsi dalam rangka memperjelas masalah yang diteliti, dasar untuk merumuskan hipotesis dan referensi untuk menyusun instrumen penelitian.
Adapun langkah-langkah menyusun teori dimulai dari menetapkan nama variabel yang diteliti. Cari referensi berkaitan dengan variabel-variabel yang diteliti. Cari definisi setiap variabel-variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan. Baca seluruh isi topik buku yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti, lakukan analisa, renungkan, dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri. Terakhir semua sumber bacaan yang dikutif harus dicantumkan dalam daftar pustaka.
Terdapat beberapa model pengutifan yang digunakan dalam dunia penelitian, diantaranya model American Psikological Association, Harvard Style, Chicago Manual of Style, dan masing-masing institusi pendidikan
18
DAFTAR PUSTAKA
Cooper Donald R; Schindler, Pamela S (2007); Business Research Methods; McGraw-Hill, Irwin, Boston.
B, K. F. (1973). Foundation of Behavioral Research. Victioria: Thomson Learning.
Johnson B, & Christensen L, (2011). Educational Research. New Delhi. Sage Publications, Inc.
Meredith D. Gall, J. P. (2003). Educational Research: an introduction. America: Colophon.
Pedoman Tesis & Disertasi. (2013, Februari). Program Pasca Sariajana Uiversitas Negeri Yogyakarta.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.
Sulistyo-Basuki. (2010). Metode Penelitian. Jakarta: Penaku.