• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUKUM TANAH AGRARIA PENGELOLAAN TANAH DI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUKUM TANAH AGRARIA PENGELOLAAN TANAH DI"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Sistem bagi hasil pertanian di Desa Tiudan, Tulungagung

(Digunakan Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Sejarah Agraria)

Oleh:

Umi Lutviani (12040284046)

Prodi S1 Pendidikan Sejarah B

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUKUM

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Sistem bagi hasil pertanian di Desa Tiudan, Tulungagung”. Tugas ini dimaksudkan untuk melengkapi tugas mata kuliah Sejarah Agraria. Dengan selesainya tugas ini, turut melibatkan berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Sumarno, M.Hum selaku ketua Jurusan Pendidikan Sejarah; 2. Bapak Agus Trilaksana, M.Hum selaku Dosen Sejarah Agraria;

3. Bapak Abdul Ngadi selaku narasumber di Desa Tiudan, Tulungagung; 4. Pihak lain yang mendukung kelancaran pembuatan paper;

Dengan terselesainya tugas ini diharapkan memberi manfaat, baik bagi penyusun maupun pembaca. Namun, kami masih menyadari masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca supaya kami dapat memperbaiki dalam menyelesaikan tugas lain selanjutnya.

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan

D. Manfaat

E. Metode Pengambilan Data BAB II KAJIAN TEORI

BAB III PEMBAHASAN

A. Tahapan Pengolahan Tanah Pertanian B. Sistem Bagi Hasil Pertanian

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Agraria sering dikaitkan dengan corak kehidupan suatu masyarakat yang berkenaan dengan kegiatan yang bertumpu pada sektor pertanian. Banyak tahapan yang dilakukan dalam pertanian untuk memperoleh hasil bumi. Hasil bumi di daerah Tiudan, Tulungagung berupa padi. Kemungkinan tahapan yang dilakukan dalam pengolahan tanah pertanian di daerah Tiudan tidak jauh beda dengan daerah lainnya, antara lain: pembibitan, ngluku (membajak sawah), penanaman hingga panen padi. Dari tahapan tersebut biasanya pemilik tanah meminta bantuan kepada seseorang (menjadi buruh tani) untuk mengolah tanah pertaniannya.

Seorang buruh dalam melakukan pekerjaannya mengolah tanah pertanian diberikan imbalan atau yang dikenal dengan sistem bagi hasil. Sistem bagi hasil merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh pemilik tanah kepada buruh tani sebagai pengganti usaha dalam mengolah tanah tergantung pada tahapan apa yang dilakukan buruh tani tersebut.Bentuk imbalan yang diterima oleh buruh tani biasanya berupa hasil bumi ataupun uang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diambil rumasan masalah bahwa bagaimana sistem bagi hasil yang diterapkan dalam pertanian di desa Tiudan, Tulungagung?

C. Tujuan

Dengan memperhatikan rumusan masalah, tujuan adanya pembuatan tugas ini adalah untuk mengetahui sistem bagi hasil beserta bentuk imbalan yang diterima oleh buruh tani sebagai pengganti usahanya dalam mengolah tanah.

(5)

 Penulis dapat memahami tahapan pertanian hingga mulai dari awal pembibitan hingga panen;

 Memberikan wawasan dalam bermasyarakat, terutama pertanian sebagai sarana mata pencaharian mayoritas penduduk di pedesaan;

 Mendapatkan wawasan mengenai permasalahan agraria di suatu lingkup desa dan penerapan pengolahan lahan pertanian.

2) Bagi masyarakat

 Mentransferkan ilmu yang dimiliki untuk dikaji atau dipelajari kaum akademi dalam studinya.

E. Metode Pengumpulan Data 1) Observasi

Metode pengumpulan data yang pertama adalah observasi yang dilakukan dengan di salah satu lahan pertanian di desa Tiudan, kecamatan Gondang, Tulungagung yang mayoritas menghasilkan komoditas berupa padi/beras.

2) Wawancara

Dalam mengumpulkan inforasi terkait dengan sektor pertanian di Desa Tiudan, Tulungagung juga dilakukan wawancara kepada seorang penduduk desa yang bernama Bapak Abdul Ngadi. Dengan adanya wawancara ini, dimaksudkan dapat menambah informasi faktual mengenai kondisi pertanian di desa tersebut, termasuk berkaitan dalam pembagian hasil.

3) Sumber lain

(6)

BAB II

KAJIAN TEORI

Perjanjian bagi hasil adalah suatu bentuk perjanjian antara pemilik tanah pertanian dengan pihak lain sebagai penggarap dimana penggarap diperkenankan mengusahakan tanah itu dengan pembagian hasilnya menurut imbangan yang telah disetujui oleh kedua belah pihak.

Perjanjian bagi hasil semula diatur menurut hukum adat setempat. Imbangan pembagian hasilnya ditetapkan atas persetujuan kedua belah pihak. Pada umumnya, pembagian hasil tersebut tidak menguntungkan pihak penggarap, karena tanah yang tersedia untuk dibagihasilkan tidak seimbang dengan jumlah petani yang memerlukan tanah garapan.

(7)

BAB III

PEMBAHASAN

A. TahapanPengolahan Tanah Pertanian

Pengolahan tanah pertanian berdasarkan hasil informasi di daerah desa Tiudan, Tulungagung mempunyai beberapa tahapan, diantaranya:

a. Pembibitan

Pembibitan pada pertanian di desa Tiudan adalah deder winih. Winih yang digunakan berasal dari padi yang sudah kering dan direndam dalam air. Kemudian winih tersebut ditiriskan dan disimpan dalam karung selama dua hari. Winih yang dibutuhkan per tanah 100 ru adalah ± 20 kg. Ukuran 1 ru ± 14,25 m2. kemudian diberi pupuk organik. Pemberian pupuk organik dilakukan sebanyak sekali ketika padi berusia 25 hari. Sedangkan pemberian pupuk anorganik sebanyak 2 atau 3 kali hingga padi belum berbuah.

(8)

Panen merupakan tahap terakhir dalam sistem pengolahan tanah pertanian. Dilakukan ketika padi berusia 100 hari dengan menggunakan clurit dan kemudian digeblok (memisahkan biji dengan dahannya).

B. SistemBagiHasilPertanian

Tahapan pengolahan tanah biasanya tidak dilakukan oleh pemilik tanah, tetapi meminta bantuan atau menyuruh seseorang untuk menggarap tanah yang dimilikinya tersebut.Di desa Tiudan, biasanya pemilih tanah menyuruh buruh tani dalam tahapan ngluku, penanaman hingga panen. Bentuk pembagian hasilnya dengan memberikan uang (upah) kecuali tahapan panen yang memberikan dengan wujud hasil bumi (padi). Di desa Tiudan, dalam tahapan panen antara pemilik tanah dan buruh tani mendapat hasil 10:1. Sehingga misal padi yang dihasilkan sebanyak 10 karung, maka buruh mendapatkan hasil sebanyak 1 karung. Apabila buruh yang diminta dalam tahap panen sebanyak 2 orang, maka masing-masing mendapatkan ½ karung.

(9)

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

1) Perjanjian bagi hasil diatur dalam UU No. 2 tahun 1960, namundalampelaksanaannyamasihmenggunakancara lama, tanpa perjanjian tertulis;

2) Tahapan pertanian yang dijalankan oleh penduduk desa Tiudan, Tulungagung dimulai dari pembibitan hingga panen seperti yang dilakukan oleh daerah lain pada umumnya;

3) Pembagian hasil bumi dalam bentuk padi dilakukan saat tahap panen. Sedangkan tahap lainnya yang membutuhkan tenaga SDM, diberi dalam bentuk uang.

B. Saran

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Santoso, Urip. 2006. Hukum Agraria dan Hak-Hak Atas Tanah. Jakarta: Kencana.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk melakukan pengukuran toleransi suatu tanaman terhadap kerusakan akibat serangan serangga hama secara kuantitatif dapat dihitung dengan menghitung proporsi berat

Menurut Imam Al- Junaid bahwa sabar adalah “Menanggung beban demi Allah ta‟ala hingga saat-saat sulit tersebut berlalu”(A. Sabar adalah sebuah sifat yang terpuji

5.1 melaksanakan tugas rutin dengan prosedur yang ditetapkan dimana kemajuan ketrampilan seseorang di awasi secara berkala oleh pengawas. 5.2 melaksanakan tugas

a) Diare akut : Diare yang terjadi karena infeksi usus yang bersifat mendadak, berlangsung cepat dan berakhir dalam waktu 3 sampai 5 hari. Hanya 25% sampai 30% pasien yang

Setelah memasukkan semua informasi data yang benar, klik tombol ‘TAMBAH’ dan akan memunculkan kotak dialog untuk melakukan perintah menambah informasi data ke dalam basis data

karena diketahui keadaan FM pada ZnO:Cr lapisan tipis tersebut jika tidak ada defek tidak stabil [86,90]. Namun jika dibandingkan dengan hasil perhitungan

Senang Posisi alis mata rileks. Posisi mulut terbuka dan ujung mulut tertarik ke arah telinga. Sedih Posisi alis mata bagian dalam terangkat ke atas. Mata agak terpejam dan