PARAMETERISASI EKSPRESI EMOSI PADA MODEL
WAJAH TIGA DIMENSI
Mitra Istiar Wardhana, S.Kom, M.T.
Abstrak
Emosi seperti senang, sedih, marah, takut, terkejut dan jijik telah dikenal sejak lama dan menjadi aspek yang penting dari perilaku manusia. Penelitian di bidang emosi merupakan sebuah proses yang kompleks karena dapat berubah secara dinamis. Dalam penelitian ini hanya dibahas salah satu bagian penting dari emosi yaitu ekspresi wajah.
Beberapa penelitian emosi telah dilakukan oleh para ahli, antara lain penelitian untuk mengenali dan memberikan respon emosi. Pada penelitian ini dihasilkan ekspresi wajah yang dipengaruhi oleh satu atau lebih dari satu jenis emosi.
Hasil dari parameterisasi ekspresi wajah yaitu dapat dihasilkan berbagai macam ekspresi wajah baru selain enam ekspresi wajah dasar.
Kata kunci: emosi, parameterisasi ekspresi, model wajah tiga dimensi.
Abstract
Types of emotions like happy, sadness, anger, fear, surprise and disgust has been known for a long time and is an important aspect of human behavior. Research in the field of emotion is a complex process because it can change dynamically. Therefore in this study covered only one important part of the emotion that is facial expression.
Some research has been done by expert, such as research to identify emotional and behavioral response form This research generated facial expressions are influenced by one or more than one type of emotion.
Results of parameterization of facial expressions can produce various kinds of new faces in addition to the six basic facial expressions.
Keyword: emotion, expression parameterization, three dimensional face model.
1. Pendahuluan
Teknologi antarmuka manusia dan komputer telah diteliti sejak lama. Belakangan ini peneliti memberikan perhatian lebih pada pengenalan informasi nonverbal,
khususnya pada pemrosesan emosi (Danisman, 2008). Berbagai jenis ciri fisik yang biasa digunakan dalam pemrosesan emosi antara lain intonasi suara, ekspresi wajah, sikap badan, gerakan tubuh dan detak
jantung, tekanan darah. Para peneliti juga yakin bahwa teknologi emosi akan menjadi bagian yang penting dalam kecerdasan buatan, khususnya pada komunikasi antara manusia dengan komputer. Meskipun interaksi manusia dan komputer berbeda dengan interaksi antar manusia, beberapa teori menunjukkan bahwa interaksi manusia dan komputer memiliki karakteristik dasar yang hampir sama dengan interaksi antar manusia(Reeves, 1996).
Pada dasarnya ada tiga media yang biasa digunakan dalam penelitian di bidang emosi yaitu teks, suara dan gambar. Pada penelitian ini akan lebih difokuskan pada pengenalan emosi dari media gambar yaitu berupa ekspresi emosi pada model wajah tiga dimensi. Pemilihan media gambar berupa ekspresi emosi dikarenakan penelitian di bidang emosi merupakan sebuah proses yang kompleks, dan ekspresi wajah merupakan bagian yang penting dalam emosi. Jenis-jenis emosi yang sedang dialami oleh seseorang dapat dilihat pada ekspresi wajah.
Penelitian di bidang emosi sendiri juga telah dilakukan sejak
lama. Para ahli mempunyai definisi sendiri–sendiri tentang jenis emosi. Akan tetapi dari beberapa riset yang dilakukan oleh para ahli ada kesepakatan tentang jenis emosi dasar. Jenis emosi seperti senang, sedih, marah, takut dan jijik yang oleh para ahli disepakati sebagai emosi dasar telah dikenal sejak lama dan menjadi aspek yang penting dari perilaku manusia. Akan tetapi penerapan emosi belum banyak digunakan dalam interaksi manusia dan komputer, padahal emosi cenderung berperan dalam komunikasi antar manusia di kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu sistem interaksi manusia dan komputer yang baik harus dapat mengenali, menginterpretasikan dan memproses emosi manusia (Danisman, 2008).
Dalam penelitian (El-Nasr,1998) telah dibuat suatu sistem yang dapat mengenali dan merespon emosi dalam bentuk tingkah laku binatang yaitu anjing. Sedangkan pada (Wardhana,2009) penelitian dilakukan untuk menghasilkan respon emosi berupa perubahan atribut dari NPC (Non Playable Character) pada game. Dalam
penelitian ini akan dihasilkan ekspresi wajah dengan cara melakukan paramerisasi ekspresi emosi pada model wajah tiga dimensi. Tujuan dari proses parameterisasi adalah menentukan nilai pada bagian-bagian wajah yang mempengaruhi ekspresi. Disamping itu, obyek wajah yang telah terparameterisasi akan lebih mudah untuk digunakan dalam pemrosesan emosi lebih lanjut seperti penggabungan ekspresi.
2. Emosi
Penelitian tentang emosi telah dilakukan sejak lama. Namun demikian tidak ada model emosi yang tetap bertahan. Bagaimanapun juga emosi merupakan proses yang dinamis yang melibatkan berbagai faktor antar lain ekspresi, kodisi psikologis, dan perasaan pribadi (Esau,2005). Di bawah ini adalah tabel tentang jenis emosi dasar menurut beberapa ahli.
Tabel 1: Tabel jenis emosi dasar
Nama Emosi Dasar
Plutchik Penerimaan, marah, antisipasi, jijik,senang, takut, sedih, terkejut. Ekman,
Friesen, Ellsworth
Marah, jijik, takut, senang, sedih, terkejut.
Frijda Keinginan, senang, tertarik, terkejut, kagum, sedih
Izard Marah, penghinaan, jijik, sedih, takut, bersalah, tertarik, senang, malu, terkejut.
James Takut, sedih, cinta, marah
Mowrer Sakit, bahagia
Oatley dan Johnson-Laird Marah, jijik, gelisah, senang, sedih.
Dari pendapat beberapa ahli di atas bisa diketahui ada beberapa jenis emosi dasar yang diakui oleh lebih
dari satu ahli yaitu senang, marah, takut, sedih dan jijik. Dalam penelitian ini akan digunakan 6
(enam) jenis emosi yaitu senang sedih, marah, takut, terkejut dan jijik. Dalam penelitian ini emosi yang dihasilkan adalah ekspresi wajah, dengan demikian harus didefinisikan deskripsi yang jelas tentang bentuk wajah yang
mengandung emosi tertentu. Pada (M. Tekalp,1999) didefinisikan deskripsi tekstual dari beberapa jenis emosi dasar yaitu senang, sedih, marah, takut, terkejut dan jijik. Deskripsi selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini :
Tabel 2. Deskripsi Tekstual Emosi
Jenis Emosi Deskripsi
Senang Posisi alis mata rileks. Posisi mulut terbuka dan ujung mulut tertarik ke arah telinga.
Sedih Posisi alis mata bagian dalam terangkat ke atas. Mata agak terpejam dan Bentuk mulut rileks.
Marah Posisi alis mata bagian dalam tertarik ke bawah secara bersamaan. Mata terbuka lebar. Bibir atas dan bawah saling menekan atau terbuka lebar untuk memperlihatkan gigi.
Takut Posisi alis mata terangkat ke atas dan bersama-sama, dimana bagian dalam alis cenderung lebih ke atas. Mata tegang dan perhatian.
Jijik Posisi alis mata dan kelopak mata rileks. Mulut bagian atas terangkat dan melengkung.
Terkejut Posisi alis mata terangkat. Kelopak mata atas terbuka lebar, kelopak mata bawah dalam posisi rileks dan rahang terbuka.
Pada (M. Tekalp,1999) juga dijelaskan deskripsi tekstual dari kondisi wajah netral dimana wajah tidak mengandung emosi apapun.
Deskripsi kondisi wajah netral menurut Telkap yaitu :
a. Seluruh otot wajah dalam kondisi rileks
b. Kelopak mata bersinggungan dengan retina
c. Bibir atas dan bawah saling bersentuhan
d. Garis bibir berbentuk horisontal dan ujung bibir rata
e. Mulut tertutup
f. Gigi atas dan bawah saling bersetuhan
Deskripsi yang telah dijelaskan nantinya akan digunakan untuk mendefinisikan ekspresi wajah pada model tiga dimensi untuk setiap jenis emosi.
3. Model Wajah Tiga Dimensi
Untuk menampilkan ekspresi emosi digunakan model wajah tiga dimensi yang memiliki bagian pembentuk emosi. Model tiga dimensi yang digunakan adalah Ludwig (Pierce,2006). Ludwig merupakan model karakter yang sudah full rigged. Karakter Ludwig dibuat oleh Jason Pierce untuk tujuan non-komersial dan untuk mempromosikan perangkat lunak tiga dimensi yaitu Blender. Berikut ini adalah gambar karakter Ludwig yang didapat dari situs www.blendermags.org
Gambar 1 Karakter Ludwig(Pierce,2006)
Walaupun karakter Ludwig mempunyai anggota badan yang lengkap. Dalam penelitian ini hanya
digunakan bagian kepala saja karena topik yang dibahas adalah ekspresi wajah. Bagian wajah dari karakter
Ludwig memiliki bagian-bagian pembentuk wajah yang nilainya bisa diubah-ubah. Nilai inilah yang akan diolah sehingga menghasilkan berbagai ekspresi wajah. Berikut ini adalah model wajah dari Ludwig :
Gambar 2 Wajah Ludwig(Pierce,2006)
4. Parameterisasi Model Wajah Tiga Dimensi
Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan model wajah yang digunakan dalam penelitian. Agar
model wajah tersebut bisa menampilkan bermacam ekspresi, maka perlu diberi parameter pada bagian wajah yang membentuk ekspresi yaitu alis, mata, pipi dan bibir.
Parameter sendiri adalah suatu nilai yang besarannya tetap, sedangkan parameterisasi adalah proses pemberian parameter. Jadi parameterisasi pada model wajah tiga dimensi adalah proses pemberian parameter pada bagian wajah yang membentuk ekspresi. Model wajah yang telah terparameterisasi dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini :
Tabel 3 Parameterisasi model wajah tiga dimensi
No. Parameter Batas Bawah Batas Atas Jangkauan Nilai 1. Brow Position Left
and Right
-250 250 500
2. Brow Emotion Left and Right
-200 200 400
3. Brow Wringkle -200 250 450
4. Eye Open -400 400 800
5. Sneer Left and Right
-200 200 400
7. Mouth Smile Left and Right
-300 300 600
Pada bagian sebelumnya juga telah dijelaskan deskripsi tekstual dari 6(enam) jenis emosi ditambah dengan kondisi wajah netral (M. Tekalp,1999). Pada bagian selanjutnya deskripsi tekstual tersebut akan diimplementasikan pada model wajah Ludwig dengan cara mengubah nilai parameter wajahnya. Proses selengkapnya adalah sebagai berikut.
4.1. Wajah Netral
Definisi wajah dalam kondisi netral menurut (M. Tekalp,1999) setelah diimplementasikan ke dalam model wajah Ludwig dapat dilihat pada gambar 3 berikut ini :
Gambar 3. Wajah Netral
Nilai parameter untuk wajah netral dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini :
Tabel 4 Parameter Wajah Netral
No. Parameter Nilai
1. Brow Position Left and Right 0
2. Brow Emotion Left and Right 0
3. Brow Wringkle 0
4. Eye Open 0
5. Sneer Left and Right 0
6. Mouth Open 250
4.2. Wajah Senang
Definisi wajah untuk jenis emosi senang menurut (M.
Tekalp,1999) setelah
diimplementasikan ke dalam model wajah Ludwig dapat dilihat pada gambar 4 berikut ini :
Gambar 4. Wajah Senang
Nilai parameter untuk wajah senang dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini : Tabel 5. Parameter Wajah Senang
No. Parameter Nilai
1. Brow Position Left and Right 0
2. Brow Emotion Left and Right 0
3. Brow Wringkle 0
4. Eye Open 0
5. Sneer Left and Right 0
6. Mouth Open 50
7. Mouth Smile Left and Right 200
4.3. Wajah Sedih
Definisi wajah untuk jenis emosi sedih menurut (M.
Tekalp,1999) setelah
diimplementasikan ke dalam model wajah Ludwig dapat dilihat pada gambar 5 berikut ini :
Nilai parameter untuk wajah sedih dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini : Tabel 6 Parameter Wajah Sedih
No. Parameter Nilai
1. Brow Position Left and Right -100 2. Brow Emotion Left and Right 150
3. Brow Wringkle 200
4. Eye Open -100
5. Sneer Left and Right 0
6. Mouth Open 0
7. Mouth Smile Left and Right -300
4.4. Wajah Marah
Definisi wajah untuk jenis emosi marah menurut (M. Tekalp,1999) setelah diimplementasikan ke dalam model wajah Ludwig dapat dilihat pada gambar 6 berikut ini :
Gambar 6. Wajah Marah
Nilai parameter untuk wajah marah dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini :
Tabel 7. Parameter Wajah Marah
No. Parameter Nilai
1. Brow Position Left and Right -100
2. Brow Emotion Left and Right 0
3. Brow Wringkle -200
4. Eye Open 200
5. Sneer Left and Right 200
6. Mouth Open 100
7. Mouth Smile Left and Right 0
4.5. Wajah Takut
Definisi wajah untuk jenis emosi takut menurut (M.
Tekalp,1999) setelah
diimplementasikan ke dalam model wajah Ludwig dapat dilihat pada gambar 7 berikut ini :
Gambar 7. Wajah Takut
Nilai parameter untuk wajah takut dapat dilihat pada tabel 8 berikut ini : Tabel 8 Parameter Wajah Takut
No. Parameter Nilai
1. Brow Position Left and Right -100 2. Brow Emotion Left and Right 150
3. Brow Wringkle 200
4. Eye Open 100
5. Sneer Left and Right 100
6. Mouth Open 100
4.6. Wajah Jijik
Definisi wajah untuk jenis emosi jijik menurut (M.
Tekalp,1999) setelah
diimplementasikan ke dalam model wajah Ludwig dapat dilihat pada gambar 8 berikut ini :
Gambar 8. Wajah Jijik Nilai parameter untuk wajah jijik dapat dilihat pada tabel 9 berikut ini : Tabel 9. Parameter Wajah Jijik
No. Parameter Nilai
1. Brow Position Left and Right 50 2. Brow Emotion Left and Right -50
3. Brow Wringkle -100
4. Eye Open -50
5. Sneer Left and Right 300
6. Mouth Open 150
7. Mouth Smile Left and Right -100
4.7. Wajah Terkejut
Definisi wajah untuk jenis emosi terkejut menurut (M.
Tekalp,1999) setelah
diimplementasikan ke dalam model wajah Ludwig dapat dilihat pada gambar 9 berikut ini :
Gambar 9. Wajah Terkejut
Nilai parameter untuk wajah terkejut dapat dilihat pada tabel 10 berikut ini : Tabel 10. Parameter Wajah Terkejut
No. Parameter Nilai
1. Brow Position Left and Right 100 2. Brow Emotion Left and Right 200
3. Brow Wringkle 200
4. Eye Open 100
5. Sneer Left and Right 0
6. Mouth Open -50
7. Mouth Smile Left and Right 0
5. Pemrosesan Ekspresi Emosi Setelah melakukan parameterisasi pada masing-masing jenis emosi dasar, maka selanjutnya dapat dilakukan pemrosesan terhadap ekspresi emosi. Ada beberapa proses yang dapat dilakukan pada ekspresi wajah antara lain, ekspresi wajah untuk emosi tunggal tetapi bersifat sebagian (tidak mutlak), ekspresi wajah yang dipengaruhi oleh dua emosi, ekspresi wajah yang
dipengaruhi oleh tiga emosi dan seterusnya.
Langkah pertama untuk melakukan pemrosesan ekspresi emosi yaitu menentukan jarak nilai masing-masing parameter wajah. Jarak nilai yang dihitung adalah jarak antara nilai parameter untuk emosi netral dengan keenam emosi dasar lainnya. Tujuan dari penghitungan ini adalah untuk mencari nilai maksimal dari masing-masing
parameter wajah untuk setiap jenis emosi Penjelasan selengkapnya dapat
dilihat pada tabel 11 berikut ini.
Tabel 11. Jarak nilai parameter wajah
No. Parameter Wajah Netral Senang Sedih Marah Takut Terkejut Jijik 1. Brow Position Left
and Right
0 0 -100 -100 -100 100 50
2. Brow Emotion Left and Right
0 0 150 0 150 200 -50
3. Brow Wringkle 0 0 200 -200 200 200 -100
4. Eye Open 0 0 -100 200 100 100 -50
5. Sneer Left and Right 0 0 0 200 100 0 300
6. Mouth Open 250 200 250 150 150 300 100
7. Mouth Smile Left and Right
0 200 -300 0 -150 0 -100
Dari tabel 11 dapat diketahui nilai maksimal dari masing-masing parameter untuk setiap jenis emosi dasar. Nilai-nilai inilah yang nantinya akan diproses lebih lanjut untuk menghasilkan ekspresi baru. Pada bagian sebelumnya telah
disebutkan macam-macam
pemrosesan yang dapat dilakukan. Berikut ini akan dijelaskan secara detail pemrosesan ekspresi wajah yang telah terparameterisasi.
5.1. Ekspresi wajah untuk emosi tunggal tapi tidak mutlak
Yang dimaksud ekspresi wajah tidak mutlak adalah ekspresi
emosi yang intensitasnya tidak mencapai titik tertinggi. Misalkan seseorang ketika merasa senang tidak selalu merasa senang sekali. Terkadang perasaan senangnya hanya setengah atau seperempat saja tergantung kejadian apa yang memicu perasaannya.
Untuk model wajah yang belum terparameterisasi akan lebih sulit untuk menentukan bagaimana ekspresi wajah senang yang hanya bernilai setengah atau seperempatnya saja. Hal ini dikarenakan belum adanya batasan yang jelas yang membedakan antara jenis emosi satu dengan yang lain, sehingga dapat
menyebabkan kesalahan dalam visualisasi ekspresinya. Sedangkan untuk model wajah yang telah terparamaterisasi pemrosesan emosi yang bersifat sebagian dapat dilakukan dengan mudah karena telah ditentukan batasan nilai untuk setiap jenis emosi. Berikut ini adalah
contoh emosi senang yang bernilai setengah atau 50%.
Langkah pertama yang dilakukan adalah mengitung nilai parameter wajah untuk jenis emosi senang sehingga nilainya menjadi setengahnya. Nilai parameter selengkapnya dapat dilahat pada tabel 12 berikut ini.
Tabel 12. nilai parameter emosi senang sebasar 50%.
No. Parameter Wajah Senang Mutlak Senang 50% 1. Brow Position Left and
Right
0 0
2. Brow Emotion Left and Right
0 0
3. Brow Wringkle 0 0
4. Eye Open 0 0
5. Sneer Left and Right 0 0
6. Mouth Open 200 100
7. Mouth Smile Left and Right
200 100
Dari tabel 12 dapat diketahui nilai parameter wajah senang yang bernilai setengah atau 50%. Pada tabel tersebut dapat diketahui parameter yang mengalami perubahan nilai adalah Mouth Open dan Mouth Smile Left and Right. Pada parameter wajah Mouth Open, nilai parameter berubah dari 200
menjadi 100 yang menunjukkan nilai parameter yang baru bernilai setengah dari nilai parameter sebelumnya. Demikian juga untuk parameter Mouth Smile Left and Right. Setelah mengetahui besaran nilainya, maka nilai tersebut akan diimplementasikan pada model
Gambar 10. Wajah Senang Mutlak dan Senang 50%
Pada gambar 10 dapat dilihat hasil dari pemrosesan ekspresi wajah yang menghasilkan ekspresi wajah senang yang bernilai setengah dari ekspresi wajah senang mutlak. Pada gambar 10 terdapat dua gambar model wajah dimana gambar sebelah kiri menunjukkan ekspresi senang mutlak dan gambar di sebelah kanan menunjukkan ekspresi senang yang bernilai setengah.
Perbedaan dari kedua gambar wajah tersebut dapat dilihat di bagian mulut dimana pada gambar sebelah kiri mulut terbuka lebar dan ujung mulut tertarik ke atas yang menunjukkan ekspresi wajah yang tertawa lebar. Sedangkan pada gambar sebelah kanan mulut sedikit terbuka dan ujung mulut tetap
tertarik ke atas akan tetapi tidak sebesar gambar sebelah kiri. Gambar sebelah kanan lebih menunjukkan ekspresi wajah yang sedang tersenyum.
5.2. Ekspresi wajah yang dipengaruhi oleh dua emosi
Model wajah yang telah terparameterisasi memungkinkan untuk dilakukan penggabungan dua emosi dalam satu ekspresi wajah. Perlu diketahui sebelumnya bahwa penggabungan dua emosi ini mempunyai aturan dimana jumlah persentase penggabungan tidak boleh lebih dari 100%. Sebagai contoh akan dilakukan penggabungan dua emosi yaitu marah dan sedih. Maka jumlah dari persentase emosi senang
dan sedih maksimal bernilai 100%. Bila emosi marah bernilai 60% maka emosi sedih harus bernilai mulai 0% sampai dengan 40%.
Berikut ini akan dijelaskan langkah-langkah dari proses penggabungan dua emosi. Sebagai contoh akan digabungkan dua emosi yaitu marah dan sedih dimana emosi
marah memiliki persentase 60% dan emosi sedih sebesar 35%. Langkah pertama yang dilakukan adalah menghitung nilai masing-masing parameter wajah untuh emosi marah sebesar 60% dan emosi sedih sebesar 35%. Hasil perhitungan selengkapnya akan dijelaskan pada tabel 13 berikut ini.
Tabel 13. nilai parameter emosi marah 60% dan sedih 35% No. Parameter Wajah Marah
Mutlak Marah 60% Sedih Mutlak Sedih 35% 1. Brow Position Left
and Right
-100 -60 -100 -35
2. Brow Emotion Left and Right
0 0 150 52,5
3. Brow Wringkle -200 -120 200 70
4. Eye Open 200 120 -100 -35
5. Sneer Left and Right 200 120 0 0
6. Mouth Open 150 90 250 87,5
7. Mouth Smile Left and Right
0 0 -300 -105
Pada tabel 13 telah dihitung nilai parameter untuk emosi marah sebesar 60% dan emosi sedih sebesar 35%. Langkah berikutnya adalah menggabungkan kedua nilai tersebut. Cara yang dilakukan untuk
menggabungkan kedua nilai tersebut adalah mencari nila rata-ratanya. Pada tabel 14 akan dijelaskan penggabungan nilai parameter wajah untuk emosi marah dan sedih.
Tabel 14. Penggabungan nilai parameter wajah untuk dua jenis emosi No. Parameter Wajah Senang
60%
Sedih 35%
Nilai Gabungan 1. Brow Position Left and
Right
-60 -35 -47,5
2. Brow Emotion Left and Right
0 52,5 26,25
3. Brow Wringkle -120 70 -25
4. Eye Open 120 -35 42,5
5. Sneer Left and Right 120 0 60
6. Mouth Open 90 87,5 88,75
7. Mouth Smile Left and Right
0 -105 -52,5
Setelah nilai parameter diketahui, maka nilai parameter tersebut akan diimplementasikan ke dalam model wajah tiga dimensi. Sebagai perbandingan akan diperlihatkan
model wajah untuk emosi marah dan sedih sehingga terlihat perbedaannya dengan model wajah yang menggabungkan kedua jenis emosi tersebut.
Visualisasi dari model wajah dapat dilihat pada gambar 11 berikut ini.
Gambar 11. Ekspresi wajah marah dan sedih dan penggabungannya
Pada gambar 11 dapat dilihat bahwa model wajah yang telah terparameterisasi dapat menghasilkan ekspresi wajah yang dipengaruhi oleh dua jenis emosi yaitu emosi marah dan sedih. Ekspresi wajah yang dihasilkan dari penggabungan kedua jenis emosi dapat dilihat di seluruh bagian wajah yang berbeda dari bentuk ekspresi wajah aslinya, dalam hal ini ekpresi wajah untuk emosi marah mutlak dan sedih mutlak. Penjelasan lebih detail dari masing-masing bagian wajah adalah sebagai berikut :
a. Alis
Pada bagian alis mata dapat dilihat bahwa pada emosi marah posisi alis mata bagian dalam tertarik ke bawah, sedangkan pada emosi sedih posisi alis mata terangkat ke
atas. Pada ekspresi wajah gabungan posisi alis mata terletak di tengah. Hal ini menunjukkan bahwa kedua emosi mempengaruhi posisi alis mata,sehingga posisi alis mata tidak lagi terletak di bawah atau di atas.
b. Mata
Pada bagian mata dapat dilihat bahwa pada emosi marah mata terbuka lebar atau biasa disebut mata melotot, sedangkan pada emosi sedih mata agak terpejam. Pada ekspresi wajah gabungan posisi mata terbuka agak lebar akan tetapi tidak melotot apalagi terpejam.
Pada bagian mulut dapat dilihat bahwa pada emosi marah mulut terbuka dan memperlihatkan gigi atas dan bawah disamping itu posisi ujung bibir berada pada posisi normal. Sedangkan pada emosi sedih mulut terbuka dan ujung bibir tertarik ke bawah sehingga hanya terlihat gigi bagian bawah. Pada ekspresi wajah gabungan posisi mulut terbuka dan sedikit memperlihatkan gigi bagian atas sedangkan ujung bibir pada posisi normal.
Dari penjelasan masing-masing bagian wajah dapat diketahui bahwa ekspresi wajah yang dihasilkan dengan menggabungkan dua emosi dapat dilakukan. Dengan menggunakan cara yang sama, penggabungan lebih dari dua emosi juga dapat dilakukan. Dengan melakukan parameterisasi ekspresi wajah maka dapat dihasilkan berbagai macam ekspresi wajah baru selain enam ekspresi emosi dasar. Ekspresi wajah baru dapat dihasilkan dengan cara menggabungkan emosi dan mengurangi intensitas emosi.
6. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
Dengan melakukan
parameterisasi pada ekspresi wajah maka bisa dilakukan
pemrosesan untuk
menghasilkan ekspresi wajah yang baru.
Berbagai macam ekspresi wajah dapat dihasilkan dengan menggabungkan lebih dari satu jenis emosi dan mengubah intensitas emosi.
Saran untuk pengembangan penelitian ini adlah sebagai berikut :
Membuat model wajah baru yang memiliki lebih banyak bagian wajah yang dapat dibuat parameternya sehingga ekspresi yang dihasilkan lebih baik.
Mencari metode lain untuk proses penggabungan lebih dari satu jenis emosi agar emosi yang dihasilkan lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Danisman Taner, Alpkocak Adil. (2008). Feeler : Emotion Classification of Text Using Vector Space Model.
El-Nasr Magy Seif, Ioerger Thomas R., Yen John .(1998). Learning and Emotional Intelligent in Agents.
Esau Natascha, Kleinjohann Lisa, Kleinjohann Bernd.(2005). An Adaptable Fuzzy Emotion
Model for Emotion
Recognition. EUSFLAT-FSA
M. Tekalp. (1999). “Face and 2-D Mesh Animation in MPEG-4.” Tutorial Issue On The MPEG-4 Standard.
ImageCommunication Journal, Elsevier. Pierce, Jason.(2006). “Ludwig
Character for Blender” Reeves, B. and C. Nass.(1996). “The
Media Equation : How People Treat Computers, Televisionand New Media Like Real People and Places,” Cambridge Univ. Press.
Wardhana, Mitra Istiar. Sumpeno, Surya. Hariadi, M.(2009). Kecerdasan Buatan dalam Game untuk Merespon Emosi dari Teks Berbahasa Indonesia Menggunakan Klasifikasi Teks dan Logika Fuzzy. Seminar Nasional Electric, Informatic, and it’s Education