• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS MATA KULIAH MANAJEMEN KEUANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TUGAS MATA KULIAH MANAJEMEN KEUANGAN"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS MATA KULIAH

MANAJEMEN KEUANGAN

Diajukan Dalam Rangka Menyelesaikan Tugas Individu Sebagai Pengganti Ujian Tengah Semester (UTS) dalam Mata Kuliah Manajemen Keuangan

-Universitas Batam (UNIBA)

Oleh

Muhammad Isa Alamsyahbana NPM: 84117001

Lecturer : Dr. Irfan, SE. MM

(2)

Tugas Mata Kuliah Managemen Keuangan Oleh Muhammad Isa Alamsyahbana, SE.

NPM: 84117001

Dosen Pengampu: Dr. Irfan, SE. MM

Analisis Ratio Laporan Keuangan Perusahaan PT. Astra Agro Lestari Tbk Tahun 2015 dan 2016 (Penyajian Laporan Keuangan disajikan terpisah)

1. Ratio Likuiditas a. Current Ratio

Current ratio (rasio lancar) merupakan rasio yang sangat berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam hal melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya, dimana dapat diketahui hingga seberapa jauh sebenarnya jumlah aktiva lancar perusahaan dapat menjamin utang lancarnya (kurang dari 1 tahun). Rasio ini dipergunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki. Semakin tinggi rasio lancar, seharusnya semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek. Tetapi rasio lancar yang terlalu tinggi juga menunjukan manajemen yang buruk atas sumber likuiditas. Kelebihan dalam aktiva lancar seharusnya digunakan untuk membayar hutang jangka panjang, mambayar deviden, atau untuk investasi yang bisa menghasilkan tingkat pengembalian lebih bagi perusahaan, tidak hanya untuk menjami hutang jangka pendek perusahaan. Rasio lancar dihitung sebagai berikut :

Current Ratio = Aktiva Lancar x 100% Hutang Lancar

(3)

berdasarkan data ini, maka dapat kita peroleh nilai dan analisis current rationya sebagai berikut:

Current Ratio tahun 2015 = 2.814.123 x100% 3.522.133

= 79,89%

Current Ratio tahun 2016 = 4.051.544 x100% 3.942.967

= 102,75%

Interpretasi:

i. Berdasarkan nilai current ratio diatas, maka dapat kita lihat bahwa nilai current ratio perusahaan ini masih tergolong rendah. Pada tahun 2015, perusahaan hanya mampu menjamin kemampuan membayar hutang lancarnya sebesar 79,89% atas suatu hutang lancar.

ii. Namun di tahun 2016, perusahaan berhasil meningkatkan jumlah current rationya menjadi 102,75%, sehingga nilainya melebihi 1 untuk setiap hutang lancar yang dimiliki oleh perusahaan.

iii. Ketika kita membedah isi dari asset lancar di dalam perusahaan, maka akun yang menjadi dominan adalah akun persediaan, kemudian pajak dibayar dimuka, kas, piutang usaha dan piutang lain-lain. Sebagai contoh di tahun 2016, persediaanya bernilai 2.097.204 dari total aktiva lancar sebesar 4.051.544, sehingga selisihnya yaitu 1.954.340 (lebih dari 50%). Melihat hal ini, maka menurut kami tampak bahwa kondisi perusahaan tidaklah terlalu sehat, sebab ia menyimpan begitu banyak persediaan sedangkan persediaan sendiri belum tentu dapat dicairkan dengan mudah. Oleh sebab itu, kami kira dari pihak managemen keuangan hendaklah membuat suatu strategi agar permasalahan ini dapat terselesaikan dengan baik.

(4)

penggunaanya sudah pasti, yaitu untuk membayar pajak. Maka dalam sisi ratio likuiditas, maka jelas bahwa nilai di dalam akun ini tidak dapat membantu dalam proses pembayaran hutang jangka pendek yang dimiliki oleh perusahaan.

v. Kemudian akun terbesar didalam aktiva lancar (setelah akun persediaan dan pajak dibayar dimuka) adalah akun kas dan setara kas. Ditahun 2016, nilainya sebesar 531.583 (13,121% dari total aktiva lancar).

vi. Jika kita melihat dari sisi kreditur, maka perlu suatu keberanian dan kepercayaan yang besar untuk dapat memberikan pinjaman kepada perusahaan ini, jika kita hanya memandang dari sisi kemampuannya dalam membayar hutang jangka pendek. Namun jika kita memandang dari sudut pandang atau perspektif yang berbeda, maka akan menghasilkan keputusan yang berbeda pula, seperti pertimbangan atas asset tetap yang dimiliki oleh perusahaan serta perbandingan performa perusahaan di tahun sebelumnya.

vii. Sedangkan dari sisi pemimpin perusahaan, sebenarnya perusahaan telah menunjukkan performa yang positif, karena perusahaan mampu mengangkat nilai aktiva tetap hampir 2x lipat bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sebagai contoh dalam akun kas dan setara kas, ditahun 2015 memiliki nilai sejumlah 294.441 dan di tahun 2016 nilainya naik menjadi 531.583 (meningkat 180% dibandingkan tahun sebelumnya). Begitupun dengan persediaannya, dapat meningkat dari tahun 2015 sejumlah 1.691.575 menjadi di tahun 2016 sejumlah 2.097.204 (meningkat 123,98% dari tahun sebelumnya). Mungkin yang dapat dilakukan kedepan adalah dengan menjaga konsistensi dan nilai-nilai positif didalam perusahaan agar dapat semakin maju kedepannya

(5)

hanya sekedar angka, sedangkan nilainya ada di dalam wujud aktiva tetap, sehingga ketika sampai waktu pembagian deviden, maka tidak ada nomimal yang akan diterima oleh pemegang saham. Jika benar demikian, maka investor dan perusahaan perlu membicarakannya lebih jauh agar tidak ada miss understanding diantara kedua pihak yang saling bekerja sama ini.

b. Acid Test (Quick) Ratio

Rasio cepat merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban atau utang lancar dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan. Output akhirnya adalah bagaimana melihat kemampuan perusahaan membayar hutang jangka pendeknya dengan komponen asset tetap yang lebih liquid (mudah untuk dicairkan), sehingga nilai persediaan dikurangkan.

Quick Ratio = (Aktiva Lancar – Persediaan) x 100% Hutang Lancar

Sebagaimana data sebelumnya, di tahun 2015 perusahaan memiliki aktiva lancar sebesar 2.814.123, persediaan sebesar 1.691.575 dan hutang lancar sebesar 3.522.133. sedangkan di tahun 2016, perusahaan memiliki aktiva lancar sebesar 4.051.544, persediaan sebesar 2.097.204 dan hutang lancar sebesar 3.942.967. berdasarkan data ini, maka dapat kita peroleh nilai dan analisis quick rationya sebagai berikut:

Quick ratio ditahun 2015 = (2.814.123 – 1.691.575) x 100% 3.522.133

= 31.871%

Quick ratio ditahun 2016 = (4.051.544 – 2.097.204) x100% 3.942.967

= 49,565%

(6)

i. Berdasarkan nilai quick ratio diatas, maka dapat kita lihat bahwa nilai rationya sangat rendah, yaitu dibawah 1. Sebagaimana analisis dalam current ratio sebelumnya, bahwa nilai persediaan yang sangat besar tidaklah terlalu baik dalam perspektif untuk kemampuan perusahaan membayar hutang jangka pendek. Hal ini terbukti ketiak kita mencoba melakukan perhitungan quick ratio, nilainya cukup rendah, yaitu di tahun 2015 sebesar 31,871% dan di tahun 2016 sebesar 49,565%. ii. Dalam analisis quick ratio, jika kita mencoba melakukan analisis

berdasarkan akun yang terdapat dalam hutang jangka pendek, maka terlebih dahulu akan kita tampilkan nilai hutang yang ada. Di tahun 2016, hutang yang paling besar nilainya adalah hutang bank jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun, hutang usaha, sedangkan nilai lainnya yaitu hutang uang muka pelanggan pihak ke 3 dan hutang bank jangka pendek. Dalam hutang bank jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu setahun memiliki nilai sebesar 1.585.213 dari total hutang jangka pendek sebesar 3.942.967. Nilai ini jika dipresentasekan yaitu sebesar 40,203%. Selain itu, nilai hutang usaha ditahun 2016 sebesar 905.834, yang jika di persentasekan juga akan memiliki nilai sebesar 22,973%. Melihat nilai hutang ini, jika dibandingkan dengan akun sisi aktiva lancar, maka nilai yang bisa untuk menyamai nilai hutang bank jangka panjang yang jatuh tempo dalam 1 tahun yaitu senilai dengan persediaan, dimana persediaan ditahun 2016 bernilai sebesar 2.097.204. kemudian, dalam menyikapi nilai hutang dagang, maka nilai yang sebanding dalam akun aktiva lancar adalah kas dan setara kas sebesar 531.583 ditambahkan dengan piutang pihak berelasi sejumlah 484.226. melihat hal ini, sudah sewajarnya diperlukan kestabilan dalam menjalankan usaha, agar hutang-hutang yang menjadi beban dapat terbayarkan dengan baik. iii. Jika kita memandang dari sisi kreditur atau bank, maka nampak di

(7)

sehingga dengan kepercayaan ataupun goodwill yang dimiliki, maka dapat menjadi nilai tambah dan kepercayaan untuk mengelola dana pinjaman dari bank.

iv. Jika kita membuka perspekstif lain, dalam membaca laporan keuangan ini, dimana kita mengabaikan sisi aktiva lancarnya, dan kita lebih mengutamakan sisi aktiva tetap, sebagaimana didalam IFRS, posisi aktiva tetap menjadi urutan atas dibandingkan aktiva lancar, maka penilaian sebelumnya tentang kondisi perusahaan ini mungkin akan berubah lagi. Adapun pertimbangan pengutamaan aktiva tetap dibandingkan aktiva lancar menunjukkan bahwa ilmu akuntansi terus berkembang. Perspektif bahwa asset tetap lebih berharga jika diperhatikan dalam sudut pandang nilai asset, maka perlu di definisikan kembali tentang asset apa saja yang dimiliki oleh perusahaan. Apakah asset yang dimiliki ini bersifat produktif dan dapat membantu produksi usaha, ataukah hanya bersifat konsumtif. Ada asset yang setiap tahun nilainya menurun dan ada pula asset yang nilainya naik. Dengan berbagai pertimbangan yang tepat dari pihak manajemen keuangan dan manajemen asset, maka perusahaan dapat mengambil keputusan yang tepat untuk kemajuan kedepannya.

c. Cash Ratio

(8)

yaitu kas dan setara kas yang paling mudah dan cepat untuk digunakan dalam melunasi hutang lancarnya.

Cash Ratio = (Kas + Setara Kas) x 100% Hutang Lancar

Tahun 2015, perusahaan memiliki nilai kas dan setara kas sebesar 294.441 dan hutang lancarnya sejumlah 3.522.133. Sedangkan ditahun 2016 sebesar 531.583 dan hutang lancarnya sejumlah 3.924.967. kemudian berdasarkan data ini, maka dapat kita peroleh nilai dan analisis cash rationya sebagai berikut:

Cash ratio tahun 2015 = 294.441 x 100% 3.522.133

= 8,3%

Cash ratio tahun 2016 = 531.583 x 100% 3.924.967

= 13,543%

Interpretasi:

i. Berdasarkan nilai diatas, maka dapat diketahui bahwa pada tahun 2015, perusahaan mampu membayar hutang lancarnya dengan kemampuan kas dan setara kas sebesar 8,3%. Begitupun di tahun 2016, memiliki kemampuan membayar hutang lancarnya sebesar 13,543%. ii. Secara umum, menurut referensi yang kami baca bahwa dalam kas

ratio ini, tidak ditentukan besarnya nilai standar kas ratio yang baik, sehingga dengan kas ratio besar, maka belum tentu perusahaan dapat digolongkan memiliki performa yang baik. Karena ada perspektif yang menyatakan bahwa jika perusahaan memiliki kas ratio yang besar, maka perusahaan tidak mampu mengelola kas dengan baik.

(9)

mampu untuk membayar hutang-hutangnya dengan menggunakan kas yang dimiliki.

iv. Namun jika kita melihat hasil dari perhitungan rationya, terlihat bahwa nilai ratio tergolong rendah, terlebih di tahun 2015 yang hanta mencapai nilai 8,3%. Berarti perusahaan hanya mampu menanggung 8,3% dari total hutang lancar yang dimiliki.

v. Kemudian, jika kita memeperhatikan sisi hutang lancar, maka dapat kita lihat bahwa besaran hutang lancar tergolong besar. Dengan hal ini, apakah dapat diartikan bahwa salah satu sumber utama dari kegiatan bisnis ini adalah dengan mengandalkan hutang? Ataukah ada persepsi lainnya yang dapat menggambarkan keadaan hutang perusahaan ini? ataukah dapat diartikan pula bahwa sebenarnya yang menjadi pemasok atau supplai utama dalam akun aktiva lancar adalah selain kas dan yang setara kas? Sebagaimana pembahasan ratio-ratio sebelumnya ?

2. Ratio Solvabilitas

a. Ratio Total Hutang Terhadap Total Asset

Rasio Hutang atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Debt Ratio adalah Rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar perusahaan mengandalkan hutang untuk membiayai asetnya. Rasio Hutang ini dapat menunjukan proporsi hutang perusahaan terhadap total aset yang dimilikinya. Para Investor dapat menggunakan Rasio Hutang atau Debt Ratio ini untuk mengetahui berapa banyak hutang yang dimiliki oleh perusahaan dibandingkan dengan asetnya. Kreditur juga dapat mengukur seberapa tinggi risiko yang diberikan kepada suatu perusahaan. Semakin tinggi rasionya, semakin besar pula risiko yang terkait dengan operasional perusahaan. Sedangkan rasio utang yang rendah mengindikasikan pembiayaan konservatif dengan kesempatan untuk meminjam di masa depan tanpa risiko yang signifikan. Rendahnya Rasio Hutang juga memiliki arti hanya sebagian kecil aset perusahaan yang dibiayai dari Hutang. Rasio Hutang (Debt Ratio) hampir sama dengan Rasio Hutang terhadap Ekuitas, hanya saja dihitung dalam cara yang berbeda.

(10)

Total Aktiva

Berdasarkan data tahun 2015, total hutang perusahaan sebesar 9.813.584 dan total aktiva sebesar 21.512.371. sedangkan di tahun 2016, total hutang perusahaan sebesar 6.632.640 dan total aktiva sebesar 24.226.122. berdasarkan data diatas, maka besarnya nilai dan analisis debt ratio sebagai berikut:

Debt ratio tahun 2015 = 9.813.584 x 100% 21.512.371

= 45,61%

Debt ratio tahun 2016 = 6.632.640 x 100% 24.226.122

= 27,38%

Interpretasi:

1. Rasio hutang yang dimiliki oleh perusahaan di tahun 2015, menunjukkan nilai sebesar 45% dan di tahun 2016 menunjukkan nilai yang menurun, yaitu sebesar 27%. Dari nilai di tahun 2015, menunjukkan bahwa sebesar 45% dari total aktiva, dibiayai oleh hutang. Tentu dengan nilai persentase yang begitu besar, dapat menjadi suatu ketakutan tersendiri, karena hampir separuh dari aktiva yang dimiliki oleh perusahaan bersumber dari hutang. Namun perusahaan menunjukkan performa yang baik di tahun 2016. Alhamdulillah, perusahaan berhasil meningkatkan usahanya sehingga dapat menggusur nilai hutang yang begitu besar sehingga nilai debt rationya menurun.

(11)

mengalami kenaikan hingga 2.713.751. dengan adanya 2 perbedaan ini, maka menjadi suatu hal yang lumrah bila secara perhitungan ratio, perusahaan memiliki nilai debt ratio yang baik di tahun 2016.

3. Pihak manajemen keuangan, tentu melakukan suatu perencanaan yang tepat dan akurat, yang kemudian diputuskan secara bijaksana oleh pihak manajemen perusahaan, sehingga langkah yang dipilih dalam strategi di tahun 2016 dapat berjalan dengan baik dan lancar, sehingga menghasilkan performa perusahaan yang baik seperti saat ini.

4. Disisi perbankan sebagai pemberi kredit, jika kita melihat sisi hutang jangka panjangnya, maka terlihat jumlah hutang jangka panjang di tahun 2015 sangat dominan, yaitu sebesar 5.707.964, sedangkan di tahun 2016 menurun menjadi 2.115.811. jika kita mengukur dari ke akun ini, maka nampak bahwa perusahaan memiliki fokus dimana salah satunya yaitu mengurangi jumlah hutang-hutang yang dimiliki perusahaan, terutamanya hutang bank jangka panjang. Dengan adanya kebijakan ini, dimana kita sadari bahwa kondisi ekonomi yang sedang berat, melunasi atau mengurangi hutang merupakan suatu strategi yang bijak agar bunga terhadap bank dapat digunakan kepada sumber-sumber yang dapat menghasilkan lainnya.

b. Rasio Hutang Terhadap Modal

(12)

beban perusahaan terhadap pihak luar (kreditur). Meningkatnya beban terhadap kreditur menunjukkan sumber modal perusahaan sangat tergantung dengan pihak luar. Selain itu besarnnya beban hutang yang ditanggung perusahaan dapat mengurangi jumlah laba yang diterima perusahaan.

Debt to Equity Ratio = Total Hutang x 100% Modal

Berdasarkan data tahun 2015, total hutang perusahaan sebesar 9.813.584 dan total modal sebesar 11.698.787. sedangkan di tahun 2016, total hutang perusahaan sebesar 6.632.640 dan total modal sebesar 17.593.482. berdasarkan data diatas, maka besarnya nilai dan analisis debt ratio sebagai berikut:

Debt to Ratio tahun 2015 = 9.813.584 x 100% 11.698.787

= 83,88%

Debt to Ratio tahun 2016 = 6.632.640 x 100% 17.593.482 = 37,70%

Interpretasi:

1. Debt to Equity Ratio (DER) dengan angka dibawah 1.00, mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki hutang yang lebih kecil dari modal (ekuitas) yang dimilikinya. Tetapi sebagai investor kita juga harus jeli dalam menganalisis DER ini, sebab jika total hutangnya lebih besar dari pada ekuitas, maka kita harus melihat lebih lanjut apakah hutang lancar atau hutang jangka panjang yang lebih besar : 2. Jika jumlah hutang lancar lebih besar dari pada hutang jangka panjang,

hal ini masih bisa diterima, karena besarnya hutang lancar sering disebabkan oleh hutang operasi yang bersifat jangka pendek.

(13)

datang. Selain itu laba perusahaan juga semakin tertekan akibat harus membiayai bunga pinjaman tersebut.

4. Beberapa perusahaan yang memiliki DER di atas 1.00, menggnggu pertumbuhan kinerja perusahaanya juga menganggu pertumbuhan harga sahamnya. Karena itu sebagian besar para investor menghindari perusahaan yang memiliki angka DER lebih dari 2.

5. Dari data diatas, maka tampak bahwa nilai DER ditahun 2015 yaitu sebesar 83% sedangkan ditahun 2016 nilainya menurun menjadi 37%. Sebagaimana pembahasan sebelumnya, bahwa perusahaan mengalami suatu perkembangan yang baik ditahun 2016, dan berhasil bangkit dari keterpurukan ditahun 2015.

6. Jika dilihat dai perspektif pemberian modal, maka ditahun 2015 terlihat dengan nilai yang mencapai 83%, bahwa pemberian modal dalam rangka membiayai hutang sangatlah rendah, sebab persentase hutang diperusahaan tergolong besar. Namun di tahun 2016, jumlah modal meningkat tajam, sehingga rationya menurun. Dengana adanya nilai ratio ini sekitar 37%, maka dapat terlihat bahwa jumlah modal usaha jelas meningkat tajam. Hal ini juga dapat dimaknai bahwa usaha memiliki suatu peningkatan kepercayaan dari para investor, sehingga perusahaan berhasil menambah modalnya dari sisi imvestasi, buka menggunakan perlengkapan hutang, baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang.

7. Kemudian jika dari perspektif besarnya hutang, maka dapat dilihat diambil suatu warning dengan adanya hutang yang besar, maka akan mempengaruhi dari terhadap laba yang akan diperoleh perusahaan. Pengaruh terhadap laba bila diasumsikan bahwa hutang dianggap sebagai suatu beban, seperti hutang atau beban operasioanl, beban gaji, dan berbagai beban lainnya yang berpengaruh secara langsung terhadap pendapatan usaha.

3. Ratio Aktivitas

(14)

aktiva. Rasio-rasio aktivitas menganggap bahwa sebaiknya terdapat keseimbangan yang layak antara penjualan dan beragam unsur aktiva misalnya persediaan, aktiva tetap dan aktiva lainnya. Aktiva yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam pada aktiva tersebut. Dana kelebihan tersebut akan lebih baik bila ditanamkan pada aktiva lain yang lebih produktif. Dengan penempatan aktiva kepada berbagai sektor yang produktif, maka diharapkan ada mampu memberikan kebaikan bagi perusahaan kedepan sehingga bisa menghasilkan suatu penghasilan yang lebih baik dan produktif.

a. Rata-Rata Umur Piutang

Rasio ini mengukur efisiensi pengolahan piutang perusahaan, serta menunjukkan berapa lama waktu yang diperlukan untuk melunasi piutang atau merubah piutang menjadi kas. Rata-rata umur piutang ini dihitung dengan membandingkan jumlah piutang dengan penjualan perhari. Dimana penjualan perhari yaitu penjualan dibagi 360 atau 365 hari.

Rata-Rata Umur Piutang = Penjualan Bersih Rata-Rata Piutang

Rata-Rata Piutang : (Piutang awal tahun + Piutang akhir tahun) /2

Umur Piutang (Account Receivable) = 360 hari / TOR

Dari data keuangan perusahaan, maka penjualan bersih di tahun 2016 yaitu sebesar 14.121.374, dan piutang diakhir tahun sebesar 579.126. kami ragu di dalam membuat perhitungan ini, karena belum tau secara pasti, manakah yang merupakan piutang awal tahunnya. Oleh sebab itu, kami tidak dapat melakukan perhitungan ratio ini dan ini menjadi tugas kami dimasa mendatang untuk dapat melakukan pembelajaran sebagaimana prinsip hidup dan belajar kita, yaitu Long Life Educations.

(15)

menentukan dalam ketersediaan aktiva lancar bagi perusahaan untuk melunasi hutang-hutang lancarnya.

Berbicara tentang standar umur piutang, sekitar 30-45 hari sepertinya cukup standar, dan kita juga perlu menentukan umur terlama dan juga umur terdekatnya.

b. Perpuratan Piutang

Piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan mempunyai hubungan yang erat dengan volume penjualan kredit. Posisi piutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut yaitu dengan membagi total penjualan kredit (neto) dengan piutang rata-rata.

Perputaran Piutang = Penjualan Kredit Piutang Rata-Rata

Berdasarkan data perusahaan, maka penjualan kredit disini bermakna akun yang mana, apakah dari sisi piutang secara utuh ataukah ada perhitungan lainnya. Kami juga belum dapat melakukan perhitungannya secara maksimal, karena berbagai keterbatasan dan proses pembelajaran yang masih berjalan hingga saat ini. selain itu, data tentang penjualan juga belum kami temukan secara jelas di dalam sajian laporan keuangan yang diberikan oleh perusahaan. Namun demikian, jika kita mencoba melihat lebih jauh tentang proporsi piutang usaha yang dimiliki oleh perusahaan, maka kita dapat melihat bahwa piutang terbesar adalah piutang pihak berelasi. Dengan melihat hal ini, maka dapat tergambar bahwa perusahaan ini memiliki relasi yang cukup besar. Dengan adanya relasi yang membeli barang secara kredit kepada perusahaan ini, maka kontribusi piutang yang diperoleh cukup besar. Namun agar dapat menjaga ke cairan piutang ini, perusahaan hendaknya memiliki strategi yang bagus, agar tidak kehilangan potensi pendapatan yang akan diperoleh. Sebab namanya piutang, potensi kehilangan atau piutang tidak tertagih tentu ada, meskipun presentasinya tidak terlalu besar.

(16)

Inventory turnover menunjukkan kemampuan dana yang tertanam dalam inventory berputar dalam suatu periode tertentu, atau likuiditas dari inventory dan tendensi untuk adanya overstock (Riyanto, 2008:334). Rasio perputaran persediaan mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagang. Rasio ini merupakan indikasi yang cukup popular untuk menilai efisiensi operasional, yang memperlihatkan seberapa baiknya manajemen mengontrol modal yang ada pada persediaan.

Ada dua masalah yang timbul dalam perhitungan dan analisis rasio perputaran persediaan. Pertama, penjualan dinilai menurut harga pasar (market price), persediaan dinilai menurut harga pokok penjualan (at Cost), maka sebenarnya rasio perputaran persediaan (at cost) digunakan untuk mengukur perputaran fisik persediaan. Sedangkan rasio yang dihitung dengan membagi penjualan dengan persediaan mengukur perputaran persediaan dalam kas (Sawir, 2003:15).

Namun banyak lembaga penelitian rasio keuangan yang menggunakan rasio perputaran persediaan (at market) sehingga bila ingin dibandingkan dengan rasio industri rasio perputaran persediaan (at market) sebaiknya di gunakan. Kedua, penjualan terjadi sepanjang tahun sedangkan angka persediaan adalah gambaran keadaan sesaat. Oleh karena itu, lebih baik menggunakan rata-rata persediaan yaitu persediaan awal ditambah persediaan akhir dibagi dua.

Rata-Rata Umur Persediaan = Harga Pokok Penjualan Rata-Rata Persediaan

Rata-Rata Persediaan = (Persediaan Awal + Persediaan Akhir) /2

Umur Persediaan (Account Inventory) = 360 hari / MTO

(17)

dan pendalaman yang lebih jauh guna memahami maksud dari persediaan awal dan persediaan akhir.

d. Perputaran Aktiva Tetap

Rasio ini merupakan perbandingan antara penjualan dengan aktiva tetap. Fixed assets turn over mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada harta tetap seperti pabrik dan peralatan, dalam rangka menghasilkan penjualan, atau berapa rupiah penjualan bersih yang dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan pada aktiva tetap (Sawir, 2003:17)

Rasio ini berguna untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan menggunakan aktivanya secara efektif untuk meningkatkan pendapatan. Kalau perputarannya lambat (rendah), kemungkinan terdapat kapasitas terlalu besar atau ada banyak aktiva tetap namun kurang bermanfaat, atau mungkin disebabkan halhal lain seperti investasi pada aktiva tetap yang berlebihan dibandingkan dengan nilai output yang akan diperoleh. Jadi semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif penggunaan aktiva tetap tersebut.

Perputaran Aktiva Tetap = Penjualan

Aktiva Tetap Rata-Rata

Aktiva Tetap Rata-Rata = (Aktiva Tetap Awal + Aktiva Tetap Akhir)/2

(18)

adanya akumulasi pemnyusutan. Akumulasi penyusutan seperti apakah yang dimaksu dalam penyusunan laporan keuangan ini? semua pertanyaan-pertanyaan ini akan terjawab bila kita melakuka kajian lebih dalam dengan membaca laporan catatan atas laporan keuangan, karena didalam laporan inilah berbagai informasi mengenai sumber dan metode perhitungan dapat kita temui, dan juga mengenai dasar pertimbangan dan kebijaksanaan yang diputuskan oleh perusahaan. Dengan proses pembelajaran yang terus menerus, semoga kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik dengan ilmu pengetahuan yang kita miliki dan kita bagikan kepada orang-orang disekitar kita.

e. Perputaran Modal Kerja

Perputaran modal kerja merupakan perbandingan antara penjualan dengan modal kerja bersih. Dimana modal kerja bersih adalah aktiva lancar dikurangi utang lancar. Perputaran modal kerja merupakan rasio mengukur aktivitas bisnis terhadap kelebihan aktiva lancar atas kewajiban lancar serta menunjukkan banyaknya penjualan (dalam rupiah) yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja (Sawir, 2009:16).Working capital turn over merupakan kemampuan modal kerja (neto) berputar dalam suatu periode siklus kas (cash cycle) dari perusahaan (Riyanto, 2008:335).

Modal kerja selalu dalam keadaan operasi atau berputar dalam perusahaan selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan usaha. Periode perputaran modal kerja (working capital turn over period) dimulai dari saat dimana kas diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai dimana saat kembali menjadi kas. Makin pendek periode tersebut berarti makin cepat perputaran atau makin tinggi perputarannya (turn over rate-nya). Berapa lama periode perputaran modal kerja adalah tergantung berapa lama periode perputaran dari masing-masing komponen dari modal kerja tersebut.

Perputaran Modal Kerja = Penjualan Modal Kerja Bersih

(19)

Penjualan yang dilakukan selama tahun 2016, berdasarkan laporan laba rugi, diperoleh hasil sebesar 14.121.347, sedangkan untuk aktva lancarnya sebesar 4.051.544 dan hutang lancarnya sebesar 3.942.967. maka perhitungannya sebagai berikut:

Perputaran modal kerja tahun 2016 = 14.121.347 . 4.051.544 – 3.942.967 = 130,058 kali

Berdasarkan hasil perhitungan ini, maka dapat diinterpretasikan bahwa suatu kas yang dimasukkan sebagai suatu kas, akan diputar dalam suatu proses perhitungan bisnis hingga kembali menjadi kas. Adapun hasil dari perhitungan modal kerja di dalam perusahaan ini sebanyak 130 kali. Dengan adanya perpuraran sebesar 130 kali, jika ini adalah asumsi untuk perhitungan selama 1 tahun, maka hasilnya tergolong rendah. Sebab perputaran di dalam setahun, hendaknya harus lebih besar dari nilai yang muncul saat ini. namun jika asumsi yang muncul bahwa perputaran modal nya dalam 1 bulan, maka perputaran ini sangat bagus. Sebagaimana prinsip bisnis dari pebisnis chinense, bahwa perutaran usaha jauh lebih penting dibandingkan dengan range keuntungan yang besar, namun hanya 1 atau beberapa kali perputaran usahanya.

f. Perputaran Total Aktiva

Total assets turn over merupakan perbandingan antara penjualan dengan total aktiva suatu perusahaan dimana rasio ini menggambarkan kecepatan perputarannya total aktiva dalam satu periode tertentu. Total assets turn over merupakan rasio yang menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan dalam menghasilkan volume penjualan tertentu (Syamsuddin, 2009:19).

(20)

memperbesar volume penjualan apabila assets turn overnya ditingkatkan atau diperbesar.

Total assets turn over ini penting bagi para kreditur dan pemilik perusahaan, tapi akan lebih penting lagi bagi manajemen perusahaan, karena hal ini akan menunjukkan efisien tidaknya penggunaan seluruh aktiva dalam perusahaan.

Perputaran Total Aktiva= Penjualan

Total Aktiva Rata-Rata

Total Aktiva Rata-Rata= (Total Aktiva awal + Total Aktiva Akhir) / 2

Di dalam proses ini, kami mohon maaf karena belum mampu melakukan analisis sebab masih adanya keraguan dalam menentukan aktiva rata-rata. Sebagaimana permasalahan sebelumnya, kami belum menemukan referensi yang tepat, sehingga sampai makalah ini dibuat, kami belum dapat menentukan nilai dan maksud dari aktiva awal dan aktiva akhir. Namun jika kita meninjau lebih jauh, bahwa aktiva terbesar di dalam laporan keuangan ini adalah aktiva tetapnya, yang mana hampir 4x dari total aktiva lancar. Dengan demikian, maka perusahaan memiliki cukup banyak asset yang dapat dijaminkan guna proses peminjaman dana di pihak perbankan atau minimal memiliki asset yang dapat sewaktu-waktu dapat dijual atau disita bila mengalami suatu kegagalana dalam menjalankan roda usaha.

4. Ratio Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dan juga memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasinya. Efektifitas manajemen disini dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi perusahaan. Rasio ini disebut juga rasio rentabilitas.

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendapatka laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya (Syafri, 2008:304)

(21)

Gross profit margin merupakan rasio yang mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien (Sawir, 2009:18).

Gross profit margin merupakan persentase laba kotor dibandingkan dengan sales. Semakin besar gross profit margin semakin baik keadaan operasi perusahaan, karena hal ini menunjukkan bahwa harga pokok penjualan relatif lebih rendah dibandingkan dengan sales, demikian pula sebaliknya, semakin rendah gross profit margin semakin kurang baik operasi perusahaan (Syamsuddin, 2009:61).

Gross Profit Margin = Laba Kotor x 100% Penjualan Bersih

Adapun data laba kotor perusahaan di tahun 2015 yaitu sebesar 3.082.098 dan ditahun 2016 sebesar 3.676.014. sedangkan penjualan bersih ditahun 2015 adalah sebesar 13.059.216 dan ditahun 2016 sebesar 14.121.374. berdasarkan data ini, maka perhitungannya adalah:

Gross Profit Margin ditahun 2015= 3.082.098 x 100% 13.059.216

= 23%

Gross Profit Margin ditahun 2016= 3.676.014 x 100% 14.121.374

= 26%

Berdasarkan data diatas, maka dapat diinterpretasikan bahwa:

i. dalam gross profit margin, perusahaan belum mampu menghasilkan profit yang besar. Dengan jumlah persentase yang tidak mencapai 50%, sebenarnya perusahaan ini tergolong rendah dalam menhasilkan laba.

(22)

hanya meningkat 3% dari tahun sebelumnya, namun ini merupakan suatu pencapaian yang pautut untuk di apresiasi dan di kembangkan kedepannya.

iii. Bagi sisi manajemen keuangan, agar dapat melakukan berbagai masukan dan ide untuk membuat pilihan yang baik, sehingga perusahaan kedepan dapat meingkatkan keunutungan perusahaan dimasa yang akan datang.

b. Net Profit Margin

Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. Semakin tinggi Net profit margin semakin baik operasi suatu perusahaan.

Net Profit margin = Laba Bersih Setelah Pajak (EAT) x 100% Penjualan Bersih

Adapun data ditahun 2016 tentang EAT perusahaan ini adalah sebesar 2.114.299, sedangkan penjualan bersihnya sebesar 14.121.374. berdasarkan data ini, maka nilai net profit margin perusahaan adalah:

Net Profit margin tahun 2016= 2.114.299 x 100% 14.121.374

= 14%

Dari data diatas, maka sudah jelas jika net profit marjin perusahaan ini tidaklah terlalu besar. Dari hasil ini, jika diperhatikan oleh beberapa perspektif dan kepentingan, maka kepentingan pihak penanam saham atau investor tentu akan berfikir panjang. Hal ini disebabkan ketika mereka memberikan modal, maka keuntunganlah yang diharapkan. Namun jika perusahaan ternyata tidak dapat memberikan suatu hasil yang maksimal, maka invenstor tentu akan berfikir kembali tentang hal ini.

(23)

suatu penanda khsus bagi pembeli ataupun konsumen serta pihak-pihak lain yang berkepentingan terhadap kemajuan perusahaan ini.

c. Return on Asset

Rentabilitas ekonomi merupakan perbandingan laba sebelum pajak terhadap total asset. Jadi rentabilitas ekonomi mengindikasikan seberapa besar kemampuan asset yang dimiliki untuk menghasilkan tingkat pengembalian atau pendapatan atau dengan kata lain Rentabilitas Ekonomi menunjukkan kemampuan total aset dalam menghasilkan laba.

Rentabilitas ekonomi mengukur efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan seluruh sumberdaya yang menunjukkan rentabilitas ekonomi perusahaan (Sawir, 2009:19).

Return on Asset = (Laba Bersih Sebelum Pajak) EBT x100% Total Aktiva

Adapun laba bersih sebelum pajak perusahaan ini yaitu sebesar 2.208.778 dengan total aktivanya sebesar 24.226.122. dengan data ini, maka nilai dari ROAnya adala sebagai berikut:

Return on Asset tahun 2016= 2.208.778 x 100% 24.226.122

= 9,11%

Berdasarkan data ini, maka dapat kita ketahui bahwa sekali lagi, perusahaan ini masih dalam proses pembenahan setelah terpuruk dari tahun 2015. Kami mengatakan hal ini, karena jika kita lihat dari laporan keuangan tahun 2015, memang perusahaan tidaklah mengalami suatu kemajuan yang cukup bagus. Namun lagi-lagi, perusahaan ini sedang bangkit untuk dapat lebih baik kedepannya. Paling tidak, dari sisi manajemen, perusahaan memiliki rasa optimis, karena dapat lebih baik dari tahun sebelumnya. Adapun untuk kedepan, perbaikan harus tetap dilaksanakan guna membuat kuangan perusahaan yang lebih baik.

(24)

Return on equity merupakan perbandingan antara laba bersih sesudah pajak dengan total ekuitas. Return on equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan (Syafri, 2008:305). Return on equity adalah rasio yang memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri (net worth) secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan (Sawir 2009:20). ROE menunjukkan rentabilitas modal sendiri atau yang sering disebut rentabilitas usaha.

Return on Equity = Laba Bersih x 100% Modal Saham

Adapun data laba bersih perusahaan ini ditahun 2016 sebesar 2.208.778 dan modal saham adalah sebesar 4.841.339. berdasarkan data ini, maka ROE perusahaan adalah sebagai berikut:

Return on Equity = 2.208.778 x 100% 4.841.339

= 45%

Berdasarkan hasil ini, maka dapat dilihat bahwa keuntungan perusahaan bila dibandingkan dengan modal saham cukup besar, yaitu nilainya mencapai 45%. Dengan nilai ini, sebagaimana harapan banyak pihak dari investor, bahwa perusahaan akan memperoleh keuntungan semakin baik. Dengan nilai ini, semoga bisa menjadi kabar yang baik bagi investor yang pada akhirnya mereka tetap bersama perusahaan ini dan tetap menanampakn modalnya, bahkan menambah modal usaha di dalam lini usaha yang telah dibangun selama ini.

5. Ratio Pasar

(25)

dipikirkan invenstor atas kinerja perusahaan di masa lalu serta prospek di masa mendatang (Moeljadi, 2006:75).

Menurut Hanafi (2004:43). Rasio pasar mengukur harga pasar saham perusahaan, relative terhadap nilai bukunya. Sudut pandang rasio ini lebih banyak berdasar pada sudut pandang investor ataupun calon investor, meskipun pihak manajemen, juga berkepentingan rasio ini. Rasio modal saham atau rasio pasar terdiri dari:

a. Earning per share

Menurut Alwi (2003:77), Earning Per Share (EPS) biasanya menjadi perhatian pemegang saham pada umumnya atau calon pemegang saham dan manajmeen. EPS menunjukan jumlah uang yang dihasilkan (return) dari seti lembar saham. Semakin besar nilai EPS semakin besar keuntungan yang diterima pemegang saham.

Seorang investor membeli dan mempertahankan saham suatu perusahaan dengan harapan akan memperoleh deviden atau capital gain. Laba biasanya menjadi dasar penentuan pembayaran deviden dan kenaikan harga saham di masa mendatang. Oleh karena itu, para pemegang saham biasanya tertarik dengan angka EPS yang dilaporkan perusahaan. EPS hanya dihitung untuk saham biasa (Prastowo, 2005:93).

EPS = Laba Bersih - deviden saham istemewa

Rata-rata tertimbang jumlah lembar saham biasa yang beredar

b. Price Earning Ratio

(26)

PER = Harga pasar per lembar saham x 1 Kali Pendapatan per lembar saham

c. Devidend Yield

Dividend Yield adalah dividen yang dibayarkan dibagi dengan harga saham sekarang (Jones, 2004:41). Dividend yield dinyatakan dalam bentuk persentase yang merupakan salah satu komponen dari total return (Total Return = Yield + Price Change).

Dividen yield merupakan sebagian dari total return yang akan diperoleh investor. Biasanya perusahaan yang mempunyai prospek pertumbuhan yang tinggi akan mempunyai dividend yield yang rendah, karena dividen sebagian besar akan diinvestasikan kembali. Kemudian karena perusahaan dengan prospek yang tinggi akan mempunyai harga pasar saham yang tinggi, yang berarti pembaginya tinggi, maka dividend yield untuk perusahaan macam ini akan cenderung lebih rendah (Hanafi, 2004:43)

DY = Dividen per lembar saham X 100% Harga per lembar saham

d. Deviden Pay Out

Rasio ini melihat bagian pendapatan yang dibayarkan sebagai dividen kepada investor. Bagian lain yang tidak dibagikan akan diinvestasikan kembali ke perusahaan (Hanafi, 2004:44)

Perusahaan yang mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi akan mempunyai rasio pembayaran dividen yang rendah. Sebaliknya perusahaan yang tingkat pertumbuhannya rendah akan mempunyai raio yang tinggi. Pembayaran dividen juga merupakan kebijakan dividen perusahaan. Menurut Alwi (2003:78), semakin besar rasio ini maka semakin lambat atau kecil pertumbuhan pendapatan perusahaan.

DPR= Dividen per lembar saham X 100% Pendapatan per lembar saham

(27)

IDX.co.id

Riyanto, Bambang, 2008. Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan, BPFE, Yogyakarta.

Sawir, Agnes, 2009. Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan keauangan Perusahaan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Syamsuddin, Lukman, 2001. Manajemen Keuangan Perusahaan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Vasektomi atau sterilisasi pria atau Medis Operasi Pria (MOP) adalah tindakan penutupan (pemotongan. pengikacan, penyumbatan) kedua saluran mani pria/suami sebelah

Analisis pemetaan kerawanan pangan Kabupaten Bojonegoro dari 28 kecamatan masih cukup banyak kecamatan yang mengalami rawan pangan yang di lihat dari

Berdasarkan hasil analisis regresi berganda pada lampiran 10, bahwa rasio keuangan yang terdiri dari variabel ROI (X1), ROE (X2), NPM (X3), EPS (X4) dan PER

Keselamatan kerja dapat berjalan dengan maksimal jika pengguna laboratorium tahu pengaruh bahaya dari bahan dan alat yang digunakan dalam proses kerja di laboratorium.. Bahan

To activate this feature, choose View | Dynamic Guides ( ALT+SHIFT + D ), or click the Dynamic Guides button in the Property Bar while the Pick Tool or Shape Tool (and no objects)

Dari hasil analisis data yang telah dilakukan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa rasio keuangan penilaian tingkat kesehatan Risk Based Bank Rating yang

antropologi, dan ekonomi pedesaan) untuk melihat secara objektif dampak pembukaan hutan alam skala luas terhadap penurunan gambut dan kehidupan social, ekonomi dan

Pihak perusahaan mengantarkan langsung limbah solid ini ke lokasi peternak, pemberian limbah solid harus dicampur dengan bahan pakan lainnya yang ada disekitar lokasi