MEMAJUKAN KARAKTER ANAK DENGAN PENGARAHAN
DAN PENDIDIKAN SECARA DINI
(IMPROVEMENT CHILDREN CHARACTER WITH GUIDANCE AND EDUCATION IN EARLY)
Muhammad Saiful Anwar 11110241023
Kebijakan Pendidikan – FIP UNY asaiful685@yahoo.com
Abstrak
Anak merupakan anugrah Yang Kuasa sehingga perlu diperhatikan secara intensif. Peran orang tua dan lingkungan sangat berpengaruh terhadap perkembangan karakter anak. Kategori anak disini berusia 0-6 tahun, karena pada rentang masa tersebut ada suatu masa yang dikatakan masa “golden age”. Pada masa “golden age” merupakan masa keemasan bagi seorang anak. Hal yang perlu diperhatikan pada masa tersebut pola asuh orang tua dan lingkungan menjadi faktor penting dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak. Pendidikan, pengarahan, dan bimbingan merupakan program yang sangat vital bagi anak dengan tujuan pembentukan karakter yang baik alhasil anak bisa menjadi manusia yang cerdas. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan lembaga pendidikan non formal yang biasa dibagi menjadi 2 yaitu ‘playgroup’ dan TK. Lembaga pendidikan non formal ini sangat dibutuhkan dalam peran pembentukan karakter anak. Karakter anak yang cerdas, kreatif, inovatif dan berakhlak baik memang harapan orang tua. Selebihnya anak merupakan generasi penerus bangsa yang akan membangun bangsa dan mewujudkan cita-cita bangsa.
Kata Kunci : Perkembangan Anak , Pola Asuh, Pendidikan Karakter, PAUD
A. PENDAHULUAN
jika orang tua sampai mengeluarkan uang yang lebih demi perkembangan optimal pada anak.
Anak adalah tuntutan bangsa yang akan memperbaiki dan mewujudkan cita-cita bangsa. Demikian masih banyak orang tua yang belum melek terhadap pendidikan sejak dini. Menurut data Badan Penelitian dan Pengembangan DEPDIKNAS masih sekitar 28 juta anak usia 0-6 tahun yang belum terlayani program pendidikan prasekolah. Kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan anak usia dini masih belum merata, hanya sebagian kecil masyarakat yang mengapresiasi bahwasanya paendidikan anak usia dini itu dirasa penting pada anak berumur 0-6 tahun.
Keluarga merupakan sosok agen sosial yang pertama dan berperan sangat vital terhadap pembentukan karakter anak. Keadaan sosial yang saat ini terus berkembang dengan diiringi perkembangan teknologi dan informasi. Disinilah anak menemukan hal-hal yang baru, entah baik atau buruk. Kasus kriminalitas, kenakalan remaja, seks bebas, kekerasan hal tersebut menjadi fenomena yang mengkhawatirkan bagi orang tua. Tayangan televisi tanpa adanya pembatasan terhadap anak dapat menimbulkan sesuatu yang akan mempengaruhi perkembangan karakter seorang anak. Hal ini, pola asuh orang tua diperlukan dan pengawasan yang ekstra terhadap pembentukan karakter seorang anak guna menjadikan anak adalah sosok kebanggaan keluarga.
B. PEMBAHASAN
1. Tumbuh-Kembang Anak
Perkembangan adalah proses perubahan kualitatif secara kontinyuitas yang mengacu pada aspek penyempurnaan fungsi psikologis yang dipengaruhi oleh organ-organ fisik sampai akhir manusia. Sedangkan pertumbuhan adalah proses perubahan kuantitatif secara kontinyuitas yang mengacu pada aspek pematangan fisik, yang dipengaruhi oleh fungsi psikologi sampai dengan peredaran waktu tertentu.
Sejak Di dalam kandungan janin bakal anak sudah mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang biasa disebut tiga trisemester prekembangan prakelahiran (Santrock. 2002: 108) . Trisemester pertama (3 bulan
pertama) , trisemester kedua (3 bulan kedua) , dan Trisemester Ketiga (3 12 bulan
terakhir).
Menurut Inri Kurnia Almesa, M.Psi. dalam psikologi perkembangan, tahap perkembangan anak meliputi 3 tahap yaitu:
Pranatal : (0 – 9 bulan dalam kandungan)
Bayi : Neonatal (0 – 2 minggu
: Pascanatal (2 minggu – 2 tahun)
Anak : Awal (2 – 6 tahun)
: Tengah (6 – 12 tahun)
: Akhir (12 – 15 tahun)
Periode Pranatal
Perkembangan janin dalam kandungan dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya:
Kondisi orangtua, terutama ibu, sangat berpengaruh terhadap perkembangan janin. Ketika ibu merasa stress maka terdapat suatu zat kimia tubuh yang turut masuk dalam peredaran darah janin.
Lingkungan Sekitar
Dukungan dari orang-orang terdekat dapat mempengaruhi rasa aman pada janin.
Keadaan Sosial Ekonomi
Kondisi sosial ekonomi dari keluarga, dapat menentukan perlakuan dan asupan gizi bagi janin.
Bahaya Psikologis :
Kepercayaan tradisional
Kepercayaan mengenai hal yang baik dan buruk selama mengandung,kadang kurang tepat
Sikap terhadap kelahiran anak
Sikap orangtua dan lingkungan sekitar dapat diketahui oleh janin melalui pesan yang disampaikan oleh sel saraf ibu.
Periode Bayi Neonatal
Bahaya Psikologis :
Ketidak berdayaan bayi
Bayi masih sangat tergantung dengan orang lain. Pada tahap awal kehidupan, bayi mulai mengenali lingkungannya.
Individualitas bayi
Bayi masih sangat terfokus dengan dirinya sendiri.
Keterlambatan perkembangan
Hal ini dikarenakan perkembangan setiap orang selalu berbeda.
Anak-anak ini akan mengalami hambatan perkembangan dan memerlukan bantuan professional untuk membantu perkembangannya.
Kurangnya rangsangan
Kurangnya rangsangan dapat mengakibatkan keterlambatan perkembangan. Hal ini dapat menyebabkan kurangnya kemampuan anak dan terdapat tahap-tahap yang terlewati dari keseluruhan proses perkembangannya
Pemberian nama
Pemberian nama sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak di kemudian hari. Ketika anak telah dapat bersosialisasi ia akan mulai bertanya dan memahami arti dari pemberian namanya.
Periode BAYI Pascanatal
Bahaya Psikologis :
Perkembangan motorik
Pada masa ini, resiko bahaya fisik semakin besar. Anak pada masa ini anak mulai belajar dasar-dasar motorik.
Bahasa
Penggunaan bahasa dari orang-orang sekitar akan diserap secara cepat oleh anak-anak.
Emosi (terlalu banyak / kurang kasih sayang)
Anak-anak pada periode ini biasanya mendapat perhatian yang sangat besar dari orang-orang sekitarnya. Perhatian yang terlalu berlebihan juga tidak baik bagi perkembangan anak.
Periode ANAK Awal
Lima tahun pertama merupakan masa yang sangat penting karena merupakan dasar pembentukan kepribadian anak.
Emosi
Pada periode ini,anak mulai belajar untuk membedakan berbagai bentuk emosi. Emosi senang digambarkan melalui tertawa, sedih dengan menangis, dan sebagainya.
Moral
Perkembangan moral mulai semakin baik. Anak melakukan sesuatu karena melihat orang lain juga melakukan hal yang sama. Oleh karena itu, pengaruh lingkungan sekitar perlu diwaspadai karena dapat mempengaruhi penanaman nilai pada masa anak-anak awal.
Kepribadian
Pada periode ini mulai terbentuk dasar kepribadian. Dengan penanaman nilai yang diberikan, anak mulai memiliki dasar sifat yang dimunculkan dalam bentuk tingkah laku. Kepribadian yang ditanamkan akan terus berpengaruh sampai dewasa.
Sosial
Perkembangan sosial mulai dilatih pada tahap ini. Anak biasanya mulai dimasukkan dalam pre-school untuk melatih proses sosialisasinya. Hubungan dengan teman sebaya dan guru dapat memberikan berbagai pengaruh, baik positif maupun negatif.
Perkembangan konsep
Berbagai konsep baru mulai dipelajari anak. Pada tahap ini mereka menerima konsep dari lingkungan tanpa disaring terlebih dahulu.
Periode ANAK Tengah
Ciri-ciri
Daya konsentrasi baik
Kreatif
Mudah bergaul
Meniru idolanya (pendamping)
Periode ANAK Akhir
Ciri-ciri :
Minat terhadap aktivitas kelompok
Peka terhadap keadaan dirinya
Pemikiran lebih kritis
Minat semakin luas
Pencarian identitas diri
Perhatian besar terhadap diri sendiri
Fanatik terhadap nilai tertentu
2. Lingkungan dan Pola Asuh
Manusia adalah makhluk sosial, yang setiap harinya selalu berinteraksi dengan orang orang lain , dimana hakekatnya selalu membutuhkan bantuan orang lain. Sikap peduli terhadap orang lain tidak muncul begitu saja melainkan perlu pembinaan sejak dini. (Mar’atun Shalihah. 2010 : 91). Dengan hal ini diperlukan suatu lingkungan yang berkarakter, artinya suatu kondisi disekitar kita yang mendukung terciptanya akan perwujudan nilai-nilai karakter dalam kehidupan sehari-hari. Seperti, nilai moral, rasa tanggung jawab, gotong royong, suka menolong, patuh terhadap orang tua, sopan santun, jujur, disiplin dan terlebih patuh terhadap nilai beragama. Lingkungan yang positif berdampak pada kepribadian dan moral anak menjadi baik. Lingkungan untuk bersosialisasi teridiri dari keluarga, teman sebaya, masyarakat, sekolah. Lingkungan pertama kali dan paling utama yang dikenal anak adalah keluarga.
Keluarga Seimbang
Adalah keluarga yang ditandai oleh keharmonisan hubungan antara seluruh anggota keluarga (ayah, ibu dan anak). Orang tua bertanggung jawab dan dapat dipercaya. Sehingga akan terbentuk rasa saling menghormati antar anggota keluarga.
Keluarga Kuasa
Lebih menekankan kekuasaan daripada relasi. Hal ini, anak merasa seakan-akan orang tua memiliki buku peraturan, ketetapan, dan daftar pekerjaan yang tidak pernah habis. Orang tua bertidak sebagai bos dan pengawas tertinggi.
Keluarga Protektif
Dalam keluarga ini ketidakcocokan sangan dihindari karena kebih menyukai suasana kedamaian. Sikap orang tua lebih banyak pada upaya memberi dukungan, perhatian, dan garis-garis pedoman sebagai rujukan kegiatan.
Keluarga Kacau
Keluarga yang kurang teratur dan cenderung timbul konflik sehingga kebutuhan anak menjadi terabaikan. Anak sering diperlakukan secara kejam akibat kesenjangan hubungan antar seluruh anggota keluarga. Keluarga Simbiotis
Keluarga ini memiliki hubungan (relasi) yang berlebihan. Orang tua sering merasa terancam karena meletakkan diri sepenuhnya pada ana-anak, dengan alasan “demi keselamatan” . Orang tua banyak menghabiskan waktu untuk memikirkan dan memenuhi keinginan anak-anaknya.
Dari kelima kategori keluarga menurut David, bisa memberikan gambaran positif bagi orang tua dalam upaya mendidik dan mengarahkan anak agar dapat berkembang secara optimal.
memiliki karakter dan intelektual positif. Seorang anak yang dibiasakan dengan suasana keluarga yang terbuka, saling menghargai, saling menerima dan mendengarkan pendapat anggota keluarganya, maka ia akan tumbuh menjadi generasi yang terbuka, flexibel, kreatif, inisiatif, dan produktif. (Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati. 2010 : 8). Pola asuh dan praktik disiplin keluarga yang baik akan membawa kesuksesan anak. Menurut William Sears ada 10 praktik disiplin keluarga dari anak-anak yang ternyata menjadi baik :
1) Praktik Pendidikan Dengan Keterikatan
Pendidikan anak dengan keterikatan merupakan suatu pendekatan untuk membesarkan anak-anak daripada sejumlah aturan-aturan. Ketika anak tumbuh, pendidikan anak dengan keterikatan memfokuskan pada membimbing anak dengan cara menghargai kebutuhhan, perasaan, dan tingkat perkembangan mereka.
2) Memberikan Pendidikan Anak; Sebuah Investasi yang Mahal
Anak yang menjadi baik berasal dari keluarga yang melakukan investasi dalam pendidikan amak terutama penting pada tahun-tahun awal, ketika investasi yang besar menghasilkan keuntungan yang lebih besar.
3) Beri Bingkai Anak Secara Positif
Dengan memberian label yang menyenangkan pada anak walaupun pada saat yang tidak disenanginya, bisa mengubah bagaimana orang tua melihat anak, bagaimana orang lain melihatnya, dan akhirnya bagaimana dia bisa melihatnya diri sendiri.
4) Pelajari Anak
Untuk melakukan hal itu, orang tua harus mempelajari perilaku dan kemampuan anak pada setiap tahapan perkembangannya.
5) Menciptakan Struktur Kemudian Menetapkan Batasan
Orang tua menyediakan struktur untuk membantu anak beraktivitas dalam batasan-batasan keluarga. Artinya, menjadikan kondisi di rumah yang memudahkan anak untuk memperhatikan batasan-batasa tersebut.
Orang tua dari anak yang menjadi baik mengetahui bahwa sudah merupakan pekerjaan mereka untuk membentuk perilaku anak-anak mereka alih-alih mengendalikanya.
7) Membiarkan Kegagalan dan Frustasi Sampai Kadar Tertentu
Orang tua belajar bagaiman membantu anak menangani kesulitan daripada membantu mencegah frustasi. Orang tua memperbolehkan anak melakukan kesalahan dan belajar dari kesalahan itu. Dengan hal ini anak akan belajar dari kesalahn, dan bertanggung jawab untuk memperbaikinya. 8) Katakan Saja “Tidak”
Ketika anak menginginkan sesuatu yang dilihatnya dan anak menginginkan sekarang juga. Orang tua selalu memberikan kepada anaknya, akan berdampak perilaku konsumtif ketika sudah dewasa. Katakan saja “tidak” , hal ini akan memberikan pelajaran bagi anak, agar menghargai suatu kebutuhan.
9) Saring Orang yang Penting Bagi Anak
Salah satu cara mengurangi resiko akan pengaruh negatif adalah dengan orang tua terlibat di dalam aktivitas masyarakat dan menyaring orang yang penting bagi anak.
10) Berharap Banyak dari Anak
Anak yang berhasil adalah anak yang mempunyai orang tua dan orang lain yang penting, yang selalu mengharapkan anak-anaknya akan melakukan hal-hal yang terbaik bagi orang tua. Orang tua bukan saja percaya bahwa anaknya tersebut bisa melakukanya, melainkan bisa memastikan bahwa anaknya percaya pada diri sendiri. Rasa percaya diri ini merupakan penentu keberhasilan.
3. Pendidikan Untuk Anak Usia Dini
Dalam UU Sisdikas No. 20 Tahun 2003, pasal 28 menyebutkan PAUD adalah upaya pembinaan pada anak usia 0-6 tahun, yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Hal ini merupakan bukti pemerintah, akan usaha sadar bahwa pendidikan untuk anak usia dini sangat penting untuk diterapkan.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan non formal yang kerap dibagi menjadi 2 yaitu Kelompok Bermain (KB) atau Play Group dan Taman Kanak-Kanak (TK).
1) Kelompok Bermain (KB)
KB adalah salah satu bentuk usaha kesejahteraan anak dengan mengutamakan kegiatan bermain, yang juga menyelenggaraan pendidikan prasekolah bagi anak usia 3 tahun sampai memasuki pendidikan dasar (PP RI No.27 Tahun 1990 tentang Pendidikan Prasekolah pasal 6, Ayat 1). Kelompok bermain ini berfungsi sebagai salah satu bentuk pendidikan prasekolah dengan mengutamakan kegiatan bermain sambil belajar secara individual dan kelompok melalui kegiatan aktif. (DEPDIKNAS.2001)
Ada 6 mekanisme Belajar Sambil bermain (Zali; dalam Nakita, April 2011) : Mekanisme emosi
Permainan cenderung membuat anak senang. Dalam kondisi senang, otak lebih mudah menyerap informasi, baik dari segi waktu (lebih cepat) maupun kuantitas (lebih banyak menyerap).
Mekanisme asosiasi
Emosi senang yang dialami anak biasanya bersifat menetap berkat adanya prinsip asosiasi. Artinya, anak akan menghubungkan perasaan senang yang ia alami dengan apa yang ia pelajari.
Mekanisme doing by learning
Belajar sambil praktik akan membuat anak lebih mudah mengingat dalam jangka panjang.
Belajar sambil bermain beserta dilengkapi dengan sarana benda-benda konkret, anak akan lebih mudah untuk mengingatnya dan lebih merasa senang.
Mekanisme perbandingan sosial
Hal ini disebut vicarious reinforcement, artinya bahwa kegembiraan atau dampak positif yang dirasakan orang lain menguatkannya untuk melakukan hal sama agar mendapatkan kegembiraan atau dampak positiff yang sama pula.
Mekanisme penguatan (reinforcement)
Belajar sambil bermain memerlukan suasana relaks. Dengan begitu anak lebh terpacu menujukkan keberhasilannya karena pujian tetap akan diberikan dan ini membawa kegembiraan.
Keenam mekanisme tersebut diterapkan dalam pembelajaran di Kelompok Bermain (KB), dengan begitu seorang anak akan merasa senang dan gembira sehingga pembinaan dalam masa golden age bisa menghasilkan anak-anak yang kreatif, inovatif, cerdas, dan bermoral positif.
2) Taman Kanak-Kanak (TK)
Taman Kanak-Kanak merupakan jenjang pendidikan anak usia dini dengan usia yakni dibawah 6 tahun (4-5 tahun) yang ditekankan pada pemberian rangsangan untuk perkembangan dan pertumbuhan anak sehingga memiliki kesiapan jasmani maupun rohani untuk melanjutkan ke jenjang lebih tinggi. Tujuan dari TK untuk meningkatkan daya cipta anak-anak dan memacunya untuk belajar mengenal berbagai macam ilmu pengetahuan melalui pendekatan nilai budi bahasa, agama, sosial, emosional, fisik, motorik, kognitif, bahasa, seni dan kemandirian, semuanya dirancang sebagai upaya mengembangkan daya pikir dan peranan anak dalam hidupnya.(Wikipedia)
Dalam usia taman kanak-kanak, kreatifitas menjadi faktor penting. Karena kreativitas merupakan kemampuan dasar bagi anak usia dini. Ada 7 strategi pengembangan kreativitas pada anak usia TK (Yeni R. dan Euis K, 2010) :
Dalam kegiatan hasta karya memberi kesempatan pada anak untuk menciptakan seuatu yang belum pernah ditemui ataupun memodifikasi benda yang sebelumnya sudah ada.
2) Pengembangan Kreativitas Melaui Imajinasi
Dengan pengembangan imajinasi anak dapat berpikir secara divergen tanpa dibatasi untuk mengembangkan daya pikir dan daya ciptanya dalam realitas sehari-hari.
3) Pengembangan Kreativitas Melalui Eskplorasi
Dengan eksplorasi ide-ide kreatif anak akan sering muncul. Eksplorasi dapat memberikan kesempatan bagi anak untuk melihat, memahami, merasakan, dan pada akhirnya membuat sesuatu yang menarik perhatian mereka.
4) Pengembangan Kreativitas Melalui Eksperimen
Melaui Eksperimen anak akan terlatif berpikir logis, kreatifitas berkembang, senang mengamati dan kagum pada alam
5) Pengembangan Kreativitas Melalui Proyek
Metode proyek merupakan metode pembelajaran yang dilakukan anak untuk melakukan pendalaman tentang satu topik yang diminati anak. (Katz, dalam Yeni R dan Euis K . 2010)
6) Pengembangan Kreatvitas Melalui Musik
Apresiasi musik di TK yang erat dengan nyayian, alat musik dan gerak jasmaniah , akan merangsang daya kreativitas anak.
7) Pengembangan Kreativitas Melalui Bahasa
C. PENUTUP
Anak usia dini adalah dimana tahap perkembangan manusia yakni pada 0-6 tahun yang di dalam nya ada suatu masa yang biasa disebut masa golden age. Masa-masa inilah manusia dibesarkan, dipupuk, diarahkan dan segalam macam bimbingan tercurah kedalamnya. Tidak sembarang pengarahan dan pemberian pendidikan agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, guna menjadikan anak memiliki karakter dan potensi yang baik. Anak usia dini merupakan masa yang bisa dikategorikan rawan akan hal-hal yang negatif. Dengan hal ini pengawasan dan pengarahan yang positif dibutuhkan bagi anak, agar anak bisa berkembang dengan baik. Usia dini bisa dikatakan pondasi dasar seseorang untuk mengetahui bakat dan minat sehingga kedepannya akan membutuhkan suatu binaan yang lebih intensif secara bertahap dengan memperhatikan sesuai perkembangan umurnya.
Daftar Pustaka
Santrock, John.W. 2002. Life-Span Development:Perkembangan Masa Hidup, Edisi 5, Jilid I. Jakarta: Erlangga
Tabloid Nakita. Panduan Tumbuh Kembang Anak: No.629/Th.XIII/18-24 April 2011. Kompas Gramedia
Devi, S. 2010. Jadilah Pembimbing Dan Guru Bagi Putra Putri Anda. Bandung: Nuansa
Jean Piaget dan Barbel Inhelder. 2010. Psikologi Anak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Petersen, Lindy. 2008. Bagaimana Memotivasi Anak Belajar. Jakarta: Grasindo
Hariwijaya, M. 2010. Panduan Mendidik dan Membentuk Watak Anak. Yogyakarta: Luna Publisher
Eko Suryani dan Hesty Widyasih. 2008. Psikologi Ibu dan Anak. Yogyakarta: Fitramaya
Sears, William. 2006. The Successful Child. Panduan Lengkap Membangun Kepribadian dan Mengoptimalkan Kesuksesan Anak Mulai dari dalam Kandungan hingga Remaja. Jakarta: Embun Publishing
Shochib, Moh. 2000. Pola Asuh Orang Tua. Jakarta: Rineka Cipta
Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati. 2010. Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak. Jakarta: Kencana
Rusdarmawan. 2009. Children’s Drawing dalam PAUD. Yogyakarta : Kreasi Wacana
Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini. 2005. Peluang dan Tantangan Pendidikan Anak Usia Dini. Dalam Lomba Penulisan Jurnalistik PAUD
Shalihah, Mar’atun. 2010. Mengelola PAUD (Mendidik Budi Pekerti Anak Usia Dini). Yogyakarta : Kreasi Wacana
DEPDIKNAS. 2007. Acuan Menu Pembelajaran Pada Pendidikan Anak Usia Dini. Semarang : CV Pradana Utama
http://xa.yimg.com/kq/groups/19199734/1636764964/name/
makalah+perkembangan+anak.doc dikses pada Jumat, 24 Mei 2013 pukul 22.23 WIB
http://www.pendidikankarakter.com/membangun-karakter-sejak-pendidikan-anak-usia-dini/ diakses pada Jumat, 24 Mei 2013 pukul 22.27 WIB