• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIMBOL-SIMBOL ALIRAN MUSIK METALCORE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SIMBOL-SIMBOL ALIRAN MUSIK METALCORE"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

SYMBOL OF METALCORE MUSIC GENRE BY

Dimas Adi Jayasakti

At the present time musics not only serves to amuse but to be a communication media. Music has evolved into many genre of one of them is metalcore. metalcore became popular in underground bandar lampung lately. Metalcore have a symbols as a research there is lyric, music and stage act, so the formulation of problems in this research is what the meaning of music metalcore genre symbol? research is aimed to know the music metalcore genre symbols and meanings especially in Bandar Lampung. Type of research used in this research is qualitative descriptive. While the collecting technique data on this research using interview techniques to figure out the symbols on kill the genius band in Bandar lampung as a metalcore band.

Based on research and discussion obtained conclusion that metalcore of Kill The Genius symbols obtained from vocal: 1) clean 2) scream 3) growl, guitar: 1) deep 2) up down 3) breakdown and drum: 1) blast 2) punk 3) double pedal 4) breakdown and had impression on each techniques. Stage act of Kill The Genius are 1) headbang 2) crab 3) step to 4) mic grabbing 5) moshing 6) apearance transition had symbols and impressions on each stage act.

(2)

ABSTRAK

SIMBOL-SIMBOL ALIRAN MUSIK METALCORE OLEH

Dimas Adi Jayasakti

Pada masa ini musik tak lagi hanya sebagai hiburan namun telah menjadi media komunikasi. Musik telah berkembang menjadi banyak genre salah satunya adalah metalcore. Metalcore menjadi populer belakangan ini di underground Bandar Lampung. Metalcore memiliki simbol sebagai penelitiannya yaitu lirik, musik dan aksi panggung, jadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apa makna simbol yang ada di dalam aliran musik metalcore? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui simbol dan makna yang ada di aliran musik metalcore terutama di Bandar Lampung. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Sedangkan teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik wawancara untuk mengetahui simbol-simbol pada band Kill The Genius Bandar Lampung sebagai band metalcore.

Berdasarkan penelitian dan pembahasan maka diperoleh simpulan bahwa simbol metalcore pada Kill The Genius diperoleh dari teknik vokal yaitu: 1) clean 2) scream 3) growl, gitar yaitu: 1) deep 2) up down 3) breakdown dan drum yaitu: 1) blast 2) punk 3) double pedal 4) breakdown serta memiliki kesan masing-masing pada tiap tekniknya. Aksi panggung Kill The Genius yaitu 1) headbang 2) crab 3) pijakan 4) genggaman mic 5) moshing 6) transisi penampilan memiliki simbol-simbol dan kesan pada masing-masing aksi panggungnya.

(3)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini musik telah menjadi salah satu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Musik tidak hanya menjadi sebagai penghibur namun terkadang musik menjadi suatu media berkomunikasi, misalnya sebagai salah satu alat untuk mencurahkan perasaan. berkembang sangat pesat, baik dari kreatifitas maupun bisnis yang menyertainya. Posisinya yang independent dan fungsinya yang efektif sebagai media apresiasi dan penyampai pesan sering kali menginspirasi gaya hidup dan perubahan jaman. Manfaat musik sebagai alat dan media komunikasi antarmanusia karena musik merupakan bahasa universal yang mampu memadukan perbedaan, menciptakan perdamaian dan solidaritas kemanusiaan. Sejarah sering kali mencatatkan peran dan manfaat musik sebagai sarana pergaulan dan media komunikasi yang bisa dipahami semua orang, sekalipun kita tidak memahami bahasa tiap-tiap bangsa (Wikipedia Bahasa Indonesia, Musik. Ensiklopedia Bebas. http://id.wikipedia.org/wiki/Musik).

(4)

fenomena intuisi, untuk mencipta, memperbaiki dan mempersembahkannya adalah suatu bentuk seni. Mendengar musik pula adalah sejenis hiburan. Musik adalah sebuah fenomena yang sangat unik yang bisa dihasilkan oleh beberapa alat musik. Musik sendiri berawal dari imajinasi manusia terhadap bunyi-bunyian pada ratusan tahun lalu, dimana semua benda yang bergesekan dan berbenturan yang menimbulkan suara disatukan menjadi sebuah musik. Kemudian seiring perkembangan jaman manusia dapat membedakan suara dan membaginya ke beberapa alat musik seperti alat musik tiup dan alat musik pukul. Sampai saat ini telah berkembang alat musik lainnya seperti alat musik gesek, petik dan lain-lain (http://id.wikipedia.org/wiki/Musik).

Perkembangan akan musik semakin pesat pada masa ini, bahkan tidak hanya alat musik, namun aliran musik juga semakin berkembang. Salah satu aliran musik yang mulai banyak peminatnya di Bandar Lampung adalah aliran musik metalcore. Metalcore adalah suatu istilah pendeskripsian jenis musik gabungan

dua nama dari Hardcore Punk dengan Extreme Metal. Genre ini muncul pada era 2000'an tapi sudah menunjukkan ciri-cirinya sejak era 90'an. Menurut sejarah, dimulai dari masa awal 80an ketika hardcore punk juga dipengaruhi heavy & thrash metal, begitupun sebaliknya saling mempengaruhi. Aliran musik ini

memiliki ciri khas gitar dengan efek gitar yang kotor dengan nada dasar yang rendah, biasanya antara D sampai A, namun beberapa band bereksplorasi sampai tuning G. Selain itu ciri khas lainnya adalah breakdown dimana gitar, bass, dan

(5)

Metalcore berkembang pada tahun 90an, yang sebelumnya diawali pada tahun

1975 di London, Britania yaitu Motorhead yang di klasifikasikan ke dalam heavy metal, dengan gabungan antara Punk Rock dengan Speed metal dan Trash Metal.

Motorhead sangat menginspirasi lahirnya Pantera dan Sepultura.

Pantera lahir dari perkumpulan heavy metal pada tahun 1981. Pantera lahir di Amerika Arlington, Texas dimulai dengan aliran Glam Metal pada album pertama sampai keempat pada tahun 80an. Pada album kelima Cowboys From Hell di tahun 1990 Pantera memperkenalkan sound Havier Groove dan Trash Metal, yang banyak mempengaruhi perkembangan Metalcore pada band Atreyu, Trivium dan Bleeding Through (http://en.wikipedia.org/wiki/pantera).

Pada tahun 1984 Sepultura lahir dari perkumpulan Heavy Metal Brazil di Belo Horizonte dengan aliran Death Metal, Trash Metal dan Groove Metal pada tahun 80an sampai awal 90an. Selanjutnya di awal 90an Sepultura bereksperimen dengan menggabungkan Nu Metal, Hardcore Punk dan Industrial Metal, dan telah dinobatkan sebagai dasar. Contoh band perintis metalcore seperti Hogan's Hero, Earth Crisis, Deadguy, dan Integrity, lebih ke arah punk, sedangkan Killswitch Engaged, Underoath, All That Remains, Trivium, As I Lay Dying, Bullet For My Valentinnes dan The Devil Wears Prada lebih condong ke metal (http://en.wikipedia.org/wiki/Metalcore).

(6)

yangg merupakan bagian yg tak terpisah dari hardcore punk. berbarengan dengan itu, band-band emo/post hardcore generasi ke-3 juga ikut populer yang lama kelamaan menjadi komoditas jika dikombinasikan dengan musik metal, tema & lirik yang tadinya 'keras', politis dan pesan-pesan yang tegas mulai berubah ke arah personalitas, emosi/cinta dan lebih santai daripada band-band di awal kemunculan metallic hardcore 90an

(http://demos.hai-online.com/index.php/blog/post/1464).

Di Indonesia metalcore populer dengan lahirnya Burgerkill pada tahun 1995 yang namanya diambil dari plesetan nama restoran cepat saji asal Amerika yaitu Burgerking dengan Eben, Ivan, Kimung dan Dadan sebagai Formasi awal (http://id.wikipedia.org/wiki/Burgerkill).

Berawal dari single-single Burgerkill di beberapa CD kompilasi yaitu “masaindahbangetsekalipisan” 1997, “breathless” 1997, “independent rebel”

1998. Pada awalnya Burgerkill beraliran hardcore namun berubah menjadi metalcore pada saat ia masuk industri rekaman mayor lebel.

(Abdi. sejarah musik underground di Indonesia. 2008.

http://musikbawahtanah.blogspot.com/2008/05/di-bandung-sekitar-awal-1994-terdapat.html).

(7)

khasnya pandangan tentang metal itu sendiri di kalangan metalheads Bandar Lampung.

Salah satu band metalcore yang telah memiliki nama di Bandar Lampung adalah Kill The Genius. Sebenarnya ada beberapa band metalcore lainnya di Bandar Lampung seperti Spendid Vengeance dan The Lost Diary. Namun Spendid Vengeance sudah tidak produktif lagi karena kesibukan masing-masing personilnya dan The Lost Diary sendiri beralih menjadi genre Deathcore. Dengan demikian penulis memilih Kill The Genius menjadi narasumber sebagai band metalcore bandar lampung yang masih eksis dan produktif. Kill The Genius lahir

pada tahun 2009 dengan jumlah anggota lima orang. Deri (gitar), Ganang (gitar), Agung (drum), Fadil (bass), Tyo (vokal). Berawal dari Deri yang merekam lagu untuk koleksi pribadinya dan Agung yang mengisi pada vokal. Mereka mengunggah ke internet single pertama berjudul “fight among falsehood” dan ternyata banyak diminati. Akhirnya Deri mencari anggota, bergabung Tyo (The Lost Diary bass), Ganang dan Fadil dan diresmikanlah band sebuah band bernama Kill The Genius. Saat ini lagu “fight among falsehood” tidak lagi digunakan oleh Kill The Genius, karena Derry menganggap bahwa lagu itu belum sepenuhnya Kill The Genius, karena belum memiliki personiel yang jelas. (hasil wawancara Derry, 15 Maret 2013)

(8)

satunya kompilasi seasia di Singapore Sounder Blast Compilation (hasil wawancara Derry, 15 Maret 2013).

Kill The Genius mulai mengalami transisi aliran metalcore seiring dengan perkembangan metal di Amerika dan untuk mengikuti kompilasi dari PSD records. Terciptalah dua lagu beraliran metalcore yaitu “metaphysical society” dan “conspiracy” yang featuring dengan Dimas (Suicide Sorrow) (hasil wawancara Derry, 15 Maret 2013).

Kill The Genius hampir selalu ada di acara musik underground lokal seperti Loud Fest Local Heroes, Lampung Fair, Lampung Expo dan acara-acara tour seperti Fashion Distorsion dan menjadi Opening Act band hardcore asal Jerman Lasting Traces. Kill The Genius juga pernah menjadi Band metal/metalcore peringkat pertama di Bandar lampung dan peringkat 18 di Indonesia menurut website Reverbnation.com tahun 2009-2010 (hasil wawancara Derry, 15 Maret 2013).

Berdasarkan fenomena diatas penulis tertarik untuk meneliti tentang simbol-simbol yang terdapat pada aliran musik metalcore yang telah menjadi aliran baru dalam aliran metal Bandar Lampung dan menjadikan Kill The Genius sebagai narasumber.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, pada usul penelitian ini penulis merumuskan masalah yang akan diteliti yaitu apa makna simbol-simbol dalam lirik, musik dan aksi panggung band aliran metalcore Bandar Lampung Kill The

(9)

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui simbol-simbol dan makna yang terdapat pada band metalcore Bandar Lampung Kill The Genius yang meliputi lirik, musik dan aksi panggung sebagai media interaksi pada penikmatnya yang disebut metalheads.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini yaitu :

a. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu komunikasi dan juga diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya, khususnya yang berkaitan dengan analisis simbol

(10)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Metalcore danMusik 1. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Iksan (1996) menyatakan bahwa tinjauan pustaka harus mengemukakan hasil penelitian lain yang relevan dalam pendekatan permasalahan penelitian : teori, konsep-konsep, analisa, kesimpulan, kelemahan dan keunggulan pendekatan yang dilakukan orang lain. Peneliti harus belajar dari peneliti lain, untuk menghindari duplikasi dan pengulangan penelitian atau kesalahan yang sama seperti yang dibuat oleh peneliti sebelumnya. (Masyhuri dan Zainuddin, 2008:100).

(11)
[image:11.595.112.513.109.303.2]

Tabel 1: Penelitian Terdahulu

1. Judul Analisis Tari Kreasi Tuping Dan Simbol Tradisional Etnik Saibatin. (studi kasus pada Dinas Pariwisata Lampung Selatan)

Penulis Alfa Davidson (2009/Skripsi/Universitas Lampung) Kontribusi

Bagi Peneliti

Dalam penelitian ini ditemukan analisis tentang tari kreasi dan simbol tradisional di dalam etnik saibatin. Dan metode yang analisis yang digunakan sangat membantu penulis dalam melakukan metode penulisan skripsi.

Perbedaan Penelitian

Memiliki perbedaan dalam sisi penelitiannya yakni peneliti meneliti tari tuping dan simbol tradisional etnik saibatin sebagai objeknya.

(12)
[image:12.595.113.515.108.302.2]

Tabel 2: Penelitian Terdahulu

2. Judul Musik Punk sebagai sarana kritis

Penulis Ade Rizki Melina (2011/Skripsi/Universitas Lampung) Kontribusi

Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini menemukan bahwa musik punk menjadi salah satu media untuk menyampaikan pesan. Dalam hal ini musik punk digunakan sebagai media kritisi oleh para pemusiknya.

Perbedaan Penelitian

Perbedaan terlihat dalam penelitian ini adalah aliran musik yang diteliti jauh berbeda, kemudian dalam pendekatannya isi penelitian ini meneliti aliran musik sebagai media yang berfokus pada media untuk mengkritisi.

(13)
[image:13.595.107.517.107.281.2]

Tabel 3: Penelitian Terdahulu

3 Judul Makna Simbolik Pada Graffiti

Penulis Ryan Lebarando (2010/Universitas Lampung) Kontribusi

bagi peneliti

Hasil penelitian ini mendeskripsikan tentang simbol yang ada pada graffiti dan teori yang sama pula yang digunakan penulis untuk penelitian ini

Perbedaan penelitian

Perbedaannya jelas pada objeknya, jika penelitian Ryan Lebarando objeknya adalah graffiti sedangkan penelitian ini objekya adalah aliran musik metalcore Bandar Lampung.

(14)

2. Tinjauan Musik dan Fungsinya

Musik adalah salah satu media ungkapan kesenian, musik mencerminkan kebudayaan masyarakat pendukungnya. Di dalam musik terkandung nilai dan norma-norma yang menjadi bagian dari proses enkulturasi budaya, baik dalam bentuk formal maupun informal. Musik itu sendiri memiliki bentuk yang khas, baik dari sudut struktual maupun jenisnya dalam kebudayaan.

Berikut ini adalah fungsi musik :

1.1Fungsi Ekspresi Emosional

Pada berbagai kebudayaan, musik memiliki fungsi sebagai kendaraan dalam mengekspresikan ide-ide dan emosi. Di Barat musik digunakan untuk menstimulasi perilaku sehingga dalam masyarakat mereka ada lagu-lagu untuk menghadirkan ketenangan. Para pencipta musik dari waktu ke waktu telah menunjukkan kebebasannya mengungkapkan ekspresi emosinya yang dikaitkan dengan berbagai objek serapan seperti alam, cinta, suka-duka, amarah, pikiran, dan bahkan mereka telah mulai dengan cara-cara memadu padankan nada-nada sesuai dengan suasana hatinya.(Blogspot Roy. Fungsi

Musik. My Art Music Community. http://www.

myartmusic.co.cc/2009/10/fungsi-musik.html)

1.2Fungsi Penikmatan Estetis

(15)

berbeda-beda dalam hal mencerap atau memahami keindahan tentang apa saja termasuk pula keindahan musik.

Untuk menikmati rasa indah, maka orang perlu belajar dengan cara membiasakan diri mendengarkan musik-musik kesukaannya sendiri. Kemudian ia bisa mulai mencoba mendengarkan musik-musik jenis lain yang baru didengarnya dan kemudian akan menyukainya. Setiap jenis musik memiliki keunikan melodis, ritmis, dan harmonis maupun terkait dengan komposisi dan instrumentasinya (Blogspot Roy. Fungsi Musik. My Art Music Community. http://www. Myartmusic.co.cc/2009/10/fungsi-musik.html)

1.3Fungsi Hiburan

Hiburan (entertainment) adalah suatu kegiatan yang menyenangkan hati bagi seseorang atau publik. Musik sebagai salahsatu cabang seni juga memiliki fungsi menyenangkan hati, membuat rasa puas akan irama, bahasa melodi, atau keteraturan dari harmoninya. Seseorang bisa saja tidak memahami teks musik, tetapi ia cukup terpuaskan atau terhibur hatinya dengan pola-pola melodi dalam irama musik tertentu.

(16)

1.4Fungsi Komunikasi

Musik sudah sejak dahulu digunakan untuk alat komunikasi baik dalam keadaan damai maupun perang. Komunikasi bunyi yang menggunakan sangkakala (sejenis trumpet), trumpet kerang juga digunakan dalam suku-suku

bangsa pesisir pantai, kentongan juga digunakan sebagai alat komunikasi keamanan di Jawa, dan teriakan-teriakan pun dikenal dalam suku-suku asli yang hidup baik di pegunungan maupun di hutan-hutan. Bunyi-bunyi teratur, berpola-pola ritmik, dan menggunakan aluralur melodi itu menandakan adanya fungsi komunikasi dalam musik. Komunikasi elektronik yang menggunakan telepon semakin hari semakin banyak menggunakan bunyi-bunyi musikal.(Blogspot Roy. Fungsi Musik. My Art Music Community. http://www. myartmusic.co.cc/2009/10/fungsi-musik.html)

1.5Fungsi Representasi Simbolik

Dalam berbagai budaya bangsa, suku-suku, atau daerah-daerah yang masih mempertahankan tradisi nenek-moyang mereka; musik digunakan sebagai sarana mewujudkan simbol-simbol dari nilai-nilai tradisi dan budaya setempat. Kesenangan, kesedihan, kesetiaan, kepatuhan, penghormatan, rasa bangga, dan rasa memiliki, atau perasaan-perasaan khas mereka disimbolkan melalui musik baik secara sendiri maupun menjadi bagian dari tarian, syair-syair, dan upacara - upacara. (Blogspot Roy. Fungsi Musik. My Art Music Community. http://www. myartmusic.co.cc/2009/10/fungsi-musik.html)

1.6 Fungsi Respon Sosial

(17)

menciptakan lagu-lagu populer yang menggunakan syair-syair menyentuh perhatian publik seperti yang dilakukan oleh Bimbo, Ebiet G. Ade, Iwan Fals, Harry Roesli, Gombloh, Ully Sigar Rusady, dan masih banyak lagi. Pada umumnya para pencipta lagu itu melakukan kritik sosial dan bahkan protes keras terutama ditujukan kepada pemerintah. Para pengamen jalanan juga tak kalah seru mengumandangkan lagu-lagu protes sosialnya, misalnya lagu yang bertema PNS, penderitaan anak jalanan, generasi muda yang tanpa arah, dan lain sebagainya. (Blogspot Roy. Fungsi Musik. My Art Music Community. http://www. myartmusic.co.cc/2009/10/fungsi-musik.html)

1.7Fungsi Pendidikan Norma Sosial

Musik banyak pula digunakan sebagai media untuk mengajarkan norma-norma, aturan-aturan yang sekalipun tidak tertulis namun berlaku di tengah masyarakat. Para pencipta lagu anak seperti Bu Kasur, Pak Kasur, Pak Daljono, AT Mahmud, Ibu Sud—semua berupaya mengajarkan anak-anak berperilaku sopan, halus, hormat kepada orangtua, cinta keindahan, sayangi tanaman dan binatang, patuh pada guru, dan lain sebagainya. Keindahan alam, kesejahteraan sosial, kenyamanan hidup, dan semua norma-norma kehidupan bermasyarakat telah mendapatkan perhatian yang sangat penting dari para pencipta lagu tersebut.(Blogspot Roy. Fungsi Musik. My Art Music Community. http://www. myartmusic.co.cc/2009/10/fungsi-musik.html)

1.8Fungsi Pelestari Kebudayaan

(18)

oleh masyarakat adat dan daerah-daerah di Indonesia. Budaya Minangkabau dapat dipertahankan keberadaannya dengan berbagai cara, tetapi musik Minang sangat jelas karakteristiknya yang mudah mewakili daya tarik terhadap tempat berkembangnya budaya itu ialah Provinsi Sumatera Barat dan sekitarnya.

Lagu-lagu Jawa, mulai dari yang klasik hingga kini yang berwarna populer seperti musik campursari, digemari masyarakat Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta untuk melengkapi musik kroncong yang lebih dahulu berkembang. Ada budaya Jawa yang dilestarikan melalui syair - syair berbahasa Jawa, melodi-melodi yang bernuansa Jawa dari karawitan. Musik Sunda dan sekitarnya di Propinsi Jawa Barat memiliki rasa yang sangat khas adalah bagian dari upacara-upacara sosial dan keagamaan masyarakatnya. Indonesia memiliki kekayaan budaya dan terutama musiknya yang telah dikenal dunia seperti Jawa Timur, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan bahkan Papua.(Blogspot Roy. Fungsi Musik. My Art Music Community. http://www. myartmusic.co.cc/2009/10/fungsi-musik.html)

1.9Fungsi Pemersatu Bangsa

(19)

harus dirangkum dalam satu kesatuan budaya nasional tanpa meninggalkan budaya-budaya lokal.

Dalam kesatuan tanah-air, bangsa, dan bahasa Indonesia diperkenalkan kepada dunia melalui Indonesia Raya. Tetapi, lagu-lagu nasional Indonesia juga tidak sedikit yang bisa berfungsi sebagai pemersatu bangsa sekalipun bukan sebagai lagu kebangsaan, contohnya Berkibarlah Benderaku, Bangun Pemudi-Pemuda, Bagimu Negeri, Satu Nusa Satu Bangsa, Indonesia Pusaka, Hari Merdeka, Rayuan Pulau Kelapa, Mars Pancasila, Halo-Halo Bandung, dan Syukur.(Blogspot Roy. Fungsi Musik. My Art Music Community. http://www. myartmusic.co.cc/2009/10/fungsi-musik.html)

1.10 Fungsi Promosi Dagang

Musik yang dikreasi untuk kepentingan promosi dagang kini banyak berkembang seiring dengan laju pertumbuhan iklan yang disiarkan melalui radio-radio siaran dan televisi-televisi swasta terutama di Jakarta dan kota-kota besar di Indonesia. Musik-musik iklan bisa saja dirancang oleh penciptanya secara baru, tetapi juga ada yang berbentuk penggalan lagu yang sudah ada, sudah populer, dan digemari segmen pasar yang dituju.(Blogspot Roy. Fungsi Musik. My Art Music Community. http://www. myartmusic.co.cc/2009/10/fungsi-musik.html)

3. Tinjauan metalcore dalam musik

(20)

nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu dan keharmonisan (terutama yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu).

Musik sendiri berawal dari imajinasi manusia terhadap bunyi-bunyian pada ratusan tahun silam, dimana semua benda yang bergesekan dan berbenturan yang menimbulkan suara disatukan menjadi sebuah musik. Kemudian seiring perkembangan jaman manusia dapat membedakan suara dan membaginya ke beberapa alat musik seperti alat musik tiup dan alat musik pukul. Sampai saat ini telah berkembang alat musik lainnya seperti alat musik gesek, petik dan lain-lain (http://id.wikipedia.org/wiki/Musik). Sedangkan Metalcore merupakan gabungan nama dari dua aliran yaitu extreme metal dan punk hardcore dimana aliran musik ini memiliki ciri khas gitar dengan efek yang kotor dengan nada dasar rendah, biasanya antara D sampai A, namun beberapa band bereksplorasi sampai G. Selain itu ciri khas lainnya adalah breakdown dimana gitar, bass, dan bass drum memainkan ritme yang sama (http://en.wikipedia.org/wiki/Metalcore).

B. Tinjauan Interaksi Simbolik 1. Pengertian Simbol

simbol merupakan kata sifat yang berasal dari kata simbol (kata benda). Simbol atau lambang adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjuk sesuatu lainnya, berdasarkan kesepakatan kelompok orang. Kata-kata (lisan atau tulisan), isyarat anggota tubuh atau simbolik tersendiri.

(21)

Mulyana (2004:95) mengemukakan bahwa simbol atau lambang itu bervariasi dari suatu budaya ke budaya lain, dari suatu tempat ke tempat lain, dan dari suatu konteks waktu ke konteks waktu yang lain, begitu juga mana yang diberikan simbol atau lambang tersebut.

Kaitannya dengan penelitian ini, maka simbol disini adalah apa saja yang didalam musik metalcore, yang penulis klasifikasikan menjadi tiga bagian yaitu lirik, musik dan aksi panggung yang memiliki makna terstentu. Simbol ini akan menuntun komunikan untuk dapat memahami pesan yang dikomunikasikan. Artinya simbol menerangkan maksud pesan yang ingin disampaikan dan membuat komunikan mengerti akan pesan yang disampaikan, melalui ciri khas yang ditonjolkan aliran musik metalcore, terutama di Bandar Lampung.

2. Komunikasi Simbolik

Menurut Langer dalam Mulyana (2001:83), komunikasi adalah suatu proses simbolik, dimana salah satu kebutuhan pokok manusia adalah kebutuhan simbolisasi atau penggunaan lambang. Manusia memang satu-satunya hewan yang menggunakan lambang dan itulah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya.

Secara sadar atau tidak, manusia dalam beromunikasi melalui proses simbolik dengan simbol atau lambang tertentu yang dapat menjadikan konsep diri dari individu dalam lingkungan sosialnya. Karena manusia muncul dalam dan melalui interaksi dengan diluar dirinya melalui simbol tertentu selain dari verbal.

(22)

tertentu sebagai media saluran atau media penyampaian pesannya, dan merubah perilaku komunikan sesuai dengan yang diinginkan.

3. Interaksi simbolik

Teori interaksi simbolik memfokuskan perhatiannya pada cara-cara yang digunakan manusia untuk membentuk makna dan struktur masyarakat melalui percakapan. Interaksi simbolis pada awalnya merupakan suatu gerakan pemikiran dalam ilmu sosiologi yang dibangun oleh George Herbert mead, dan karyanya kemudian menjadi inti dari aliran pemikiran yang dinamakan chicago school. Interaksi simbolik mendasarkan gagasan atas enam hal yaitu:

1. Manusia membuat keputusan dan bertindak pada situasi yang dihadapinya sesuai dengan pengertian subjektifnya

2. Kehidupan social merupakan proses interaksi, kehidupan social bukanlah struktur atau bersifat structural dan karena itu akan terus berubah

3. Manusia memahami pengalamannya melalui makna dari simbol yang digunakan di lingkungan terdekatnya (primary group) dan bahasa merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan social

4. Dunia terdiri dari berbagai objek social yang memiliki nama dan makna yang ditentukan secara social

5. Manusia mendasarkan tindakannya atas interpretasi mereka, dengan mempertimbangkan dan mendefinisikan objek dan tindakan yang relevan

(23)

Secara ringkas interaksi simbolik didasarkan oleh premis-premis berikut ini:

a. Individu merespons suatu simbolik. Mereka merespons lingkungan, termasuk objek fisik (benda) dan objek sosial (perilaku manusia) berdasaran makna yang dikandung komponen-komponen lingkungan tersebut bagi mereka. Ketika mereka menghadapi situasi, respons mereka tidak bersifat mekanis, tidak pula ditentukan oleh faktor-faktor eksternal; alih-alih, respons mereka bergantung pada bagaimana mereka mendefinisikan situasi yagn dihadapi dalam interaksi sosial. Jadi, individulah yang dipandang aktif untuk menentukan lingkungan mereka sendiri.

b. Makna adalah produk interaksi sosial, karena itu makna tidak melekat pada objek, melainkan dinegosiasi melalui penggunaan bahasa. Negosiasi itu dimungkinkan karena manusia mampu menamai segala sesuatu bukan hanya objek fisik, tindakan atau peristiwa (bahkan tanpa kehadiran objek fisik, tindakan atau peristiwa itu), namun juga gagasan yang abstrak akan tetapi nama atau simbol yang digunakan untuk menandai objek, tindakan peristiwa atau gagasan itu bersifat arbitrer (sembarang). Artinya apa saja bisa dijadikan simbol dan karena itu tidak ada hubungan logis antara nama atau simbol dengan objek yang dirujuknya, meskipun kita terkadang sulit untuk memisahkan kedua hal itu.

(24)

atau merencanakan apa yang akan merea lakukan. dalam proses ini, individu mengantisipasi reaksi orang lain, mencari alternatif-alternatif ucapan atau tindakan yang akan ia lakukan. individu membayangkan bagaimana orang lain akan merespons ucapan atau tindakan mereka (Mulyana 2004: 71-73).

Mead juga mengemukakan bahwa terdapat tiga konsep penting di dalam interaksi simbolik, yaitu masyarakat, diri dan pikiran. Tiga konsep ini saling berkaitan di dalam proses berlangsungnya interaksi simbolik (Morisan,2013:226).

Teori Interaksi Simbolik adalah bagaimana individu berkomunikasi dengan yang individu lainnya dengan menggunakan simbol. Penulis menggunakan teori interaksi simbolik dikarenakan adanya suatu interaksi antara objek penelitian yaitu Kill The Genius sebagai band metalcore Bandar Lampung dengan penikmat musik metal. Interaksi yang dilakukan oleh Kill The Genius melalui sebuah musik yang abstrak. Hal ini dapat dikaji dengan menggunakan teori Interaksi Simbolik.

Teori interaksi simbolik akan diinterpretasikan ke dalam hasil penelitian penulis agar dapat menemukan simbol apa saja yang terdapat pada lirik, musik dan aksi panggung Kill The Genius seperti apa yang menjadi fokus dari penelitian ini.

4. Dramaturgi

Teori yang kedua yang digunakan oleh penulis adalah teori dramaturgi. Teori dramaturgi diperkenalkan oleh Erving Goffman dalam bukunya yang berjudul

The Presentational of Self in Everyday Life”. Dalam bukunya dijelaskan bahwa

(25)

Interpretatif, Panggung depan dan Belakang, Institusi Total, Otonomi Individu. Basrowi (2002:103-106)

5. Kerangka Pemikiran

Komunikasi memiliki peranan penting dalam hunungan antar manusia yang pada hubungan tersebut terdapat saling perngertian, hubungan timbal balik dan saling membutuhkan, sehingga menjadi hal yang utama dalam kehidupan manusia.

Dalam pelaksanaan komunikasi tersebut terdapat berbagai media komunikasi yang dapat digunakan. Salah satu media yang sudah lama digunakan sampai saat ini masih digunakan adalah jenis komunikasi simbolik, dimana komunikasi simbolik adalah berkomunikasi dengan simbol tanpa verbal. Di dalam musik sendiri terdapat banyak sekali simbol yang mengandung banyak pesan di dalamnya yang berusaha disampaikan oleh pemusik sebagai komunikator kepada penikmat sebagi komunikan, begitu pula dalam aliran musik metalcore.

Aliran musik metalcore di Bandar Lampung telah memiliki tempat tersendiri bagi penikmatnya dari awal kemunculannya. Metalcore di Bandar Lampung juga tidak lepas dari budaya metalcore di luar yang telah banyak berevolusi mengikuti perkembangan zaman.

(26)

5.1 Bagan Kerangka Pemikiran

[image:26.595.122.500.174.614.2]

Agar lebih jelas dapat dilihat dengan bagan kerangka pikir dibawah ini :

Gambar 1: Bagan Kerangka Pikir

Teori:

1. Interaksi Simbolik 2. Dramaturgi

Band metalcore Kill The Genius

Aksi panggung musik

Lirik

(27)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif. Isaac dan Michael menjelaskan penelitian deskriptif adalah melukiskan secara fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat. Dengan metode deskriptif, kita menghimpun data, menyusun secara sistematis, faktual dan cermat. (Rakhmat, 1995: 22, 27).

(28)

B. Definisi Konsep

Untuk menghindari penyimpangan dan memberi arah dalam menafsirkan konsep-konsep yang ada, maka dalam penelitian ini dirumuskan definisi konsep-konseptual sebagai berikut:

1. Simbol

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, simbol atau lambang diartikan sebagai semacam tanda, lukisan, perkataan, lencana dan sebagainya yang menyatakan suatu hal atau mengandung maksud tertentu (poerwadarminta 2005:10)

2. Musik

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990: 602), musik adalah: ilmu atau seni menyusun nada atau suara diutarakan, kombinasi dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai keseimbangan dan kesatuan, nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu dan keharmonisan (terutama yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu).

C. Fokus Penelitian

(29)

menjadi fokus adalah band metalcore di Bandar Lampung Kill The Genius, misalnya sebagai berikut:

1. Simbol-simbol apakah yang menonjol di dalam band Kill The Genius sebagai band metalcore meliputi:

a. Lirik b. Musik

c. Aksi panggung

2. Apakah makna dari simbol-simbol di dalam band Kill The Genius sebagai band metalcore meliputi:

a. Lirik b. Musik

c. Aksi panggung

Musik adalah bunyi yang diterima oleh individu dan berbeda-beda berdasarkan sejarah, lokasi, budaya dan selera seseorang. Definisi sejati tentang musik juga bermacam-macam, yaitu bunyi/kesan terhadap sesuatu yang ditangkap oleh indera pendengar, suatu karya seni dengan segenap unsur pokok dan pendukungnya dan segala bunyi yang dihasilkan secara sengaja oleh seseorang atau kumpulan dan disajikan sebagai musik. (Wikipedia Bahasa Indonesia, Musik. Ensiklopedia Bebas. http://id. wikipedia. org/ wiki/ Musik)

(30)

Aksi panggung adalah sebuah konsep dari kumpulan perilaku atau gaya ketika di atas pentas untuk mendukung pemaknaan dari lagu, musik, dan untuk menonjolkan identitas dari seorang seniman di saat pentas

D. Sumber Data

Sumber data dalam suatu penelitian merupakan hal penting yang harus diperhatikan. Dalam penelitian ini sumber data yang dijadikan bahan refrensi atau acuan adalah :

1. Data Primer

Yang menjadi data primer dalam penelitian ini adalah hasil wawancara dari band metalcore di Bandar Lampung yaitu Kill The Genius.

2. Data Sekunder

Data sekunder dari penelitian ini adalah data yang diperoleh selain dari

band Kill The Genius, seperti : studi literatur (buku dan internet).

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang lengkap, akurat dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, peneliti menggunakan pengumpulan data sebagai berikut :

1. Observasi

Peneliti akan mengamati dan meneliti band Kill The Genius, terutama pada fokus penelitian. Hal ini dimaksudkan dengan tujuan untuk memeperoleh data yang diinginkan dalam penelitian berdasarkan model analisis yang digunakan, dan tahapan dalam observasi penelitian yaitu : a. Menentukan tujuan dari observasi yang dilakukan. Tujuan dari

(31)

di aliran musik metalcore di Bandar Lampung untuk berinteraksi dengan metalheads dan sebagai produk komunikasi

b. Menemukan dan menentukan makna dari simbol-simbol yang digunakan.

2. Wawancara

Untuk mendukung observasi dan akuratnya data yang dihasilkan peneliti melakukan teknik wawancara. Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan informasi melalui percakapan langsung dengan subjek penelitian yaitu band Kill The Genius mengenai pokokbahasan penelitian, dengan menggunakan pedoman wawancara sehingga pertanyaan yang diajukan peneliti lebih terarah, tanpa mengurangi kebebasan dalam menggembangkan pertanyaan sehingga suasana dialogis dapat dilakukan dengan baik.

3. Dokumentasi

Yaitu teknik untuk mendapatkan data dengan cara mencari informasi dari berbagai sumber yang terkait dengan penelitian, seperti buku, agenda, arsip, surat kabar, ataupun proses berlangsungnya penelitian dan berbagai referensi lain yang dibutuhkan.

F. Penentuan Informan

(32)

Adapun pertimbangan yang digunakan dalam penentuan informan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Subjek yang telah lama dan intensitas dengan satu kegiatan atau medan aktivitas yang menjadi sasaran perhatian peneliti.

2. Subjek yang masih terkait secara penuh dan aktif pada lingkungan atau kegiatan yang menjadi sasaran

3. Subjek yang mempunyai cukup informasi, banyak waktu dan kesempatan untuk diminta keterangan dan data yang dibutuhkan terkait masalah penelitian.

4. Teknik dengan penelitian ini yaitu subjek yang memenuhi kriteria memiliki unsur kedekatan secara personal dan terlihat langsung hubungan interpersonal yang terjadi.

Berdasarkan kriteria yang disebutkan diatas dan prariset yang dilakukan penulis, maka informan dalam penelitian ini yaitu Band Metalcore Kill the Genius di Bandar Lampung. Alasan pemilihan Kill The Genius (KTG) sebagai informan dalam penelitian ini adalah :

1. KTG memiliki cukup informasi yang terkait dengan permasalahan. 2. KTG memiliki banyak pengetahuan tentang musik metalcore.

3. KTG memiliki lagu ciptaan sendiri yang digunakan sebagai media penyampai pesan.

(33)

G. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data dilakukan dengan mengolah data kualitatif yang dapat melalui wawancara mendalam yang diajukan kepada sumber informan dan beberapa sumber lain yang berkaitan dengan skripsi ini. Proses analisa data ualitatif menurut Miles dan Huberman (2003 : 124) melalui tiga tahapan sebagai berikut :

1. Tahap Reduksi Data

Pada tahap ini difokuskan pada data lapangan yang telah terumpulkan. Data lapangan tersebut selanjutnya dipilih, dalam arti menentukan derajat relevansinya dengan maksud penelitian. Selanjutnya data yang dipilih disederhanakan, dalam arti mengklasifikasikan data atas dasar tema-tema. Memadukan data yang tersebar menelusuri tema untuk merekomendasikan data tambahan. Kemudian dilakukan abstraksi data kasar tersebut menjadi uraian singkat atas ringkasan.

Pada penelitian ini tahap reduksi yang penulis lakukan adalah menyaring hasil wawancara, data video, audio dan foto dari band Kill The Genius yang sesuai dengan fokus penelitian ini yaitu simbol dari aliran musik metalcore.

2. Tahap penyajian data

(34)

3. Tahap kesimpulan

Pada tahap ini peneliti selalu melakukan uji coba kebenaran setiap makna yang muncul dari data. Disamping menyandarkan pada klarifikasi data, peneliti juga difokuskan pada abstraksi data yang tertuang dalam bagan.

H. Teknik Keabsahan Data

Pemeriksaan perlu dilakukan demi menetapkan keabsahan data penelitian. Berikut ini beberapa kriteria pelaksanaan teknik pemeriksaan yang dilakukan pada penelitian ini (Meolong, 2010: 324):

1. Derajat Kepercayaan

Untuk memenuhi kriteria ini diperlukan beberapa ikhtisar seperti:

a. Memperpanjang Keikutsertaan

peneliti harus lebih lama berada dalam latar penelitian, dengan asumsi semakin lama peneliti berada di latar penelitian maka semakin banyak informasi yang peneliti dapat terkait data yang diperoleh.

b. Ketekunan Pengamatan

Peneliti dituntut untuk membatasi berbagai pengaruh dengan menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan fokus penelitian dan menghasilkan kedalaman data.

c. Triangulasi

(35)

teori. Seperti misalnya membandingkan kebenaran hasil wawancara dengan mengamati kenyataan yang terjadi di lapangan.

2. Keteralihan

Suatu penemuan dapat berlaku atau diterapkan pada ‘semua’ konteks dalam

populasi yang sama atas dasar penemuan yang diperoleh pada sampel yang secara representatif mewakili populasi tersebut. Peneliti dituntut untuk melaporkan hasil penelitiannya secara cermat yang menggambarkan konteks tempat penelitian diselenggarakan.

3. Kebergantungan

Persoalan pada penelitian kualitatif adalah saat melakukan penelitian dengan mengandalkan manusia sebagai instrumen, yang mempengaruhi pengumpulan data dikarenakan kondisi fisik dan keterbatasan ingatan.

4. Kepastian

(36)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang simbol dan makna dari aliran musik metalcore Bandar Lampung pada band Kill The Genius, maka diperoleh simpulan

sebagai berikut:

1. Aliran metalcore Bandar Lampung terutama Kill The Genius lebih mengedepankan musik dan aksi panggung demi terciptanya koneksi emosional antara band dan metalheads ketimbang mengedepankan lirik. Lirik metalcore dari band Kill The Genius memiliki kesan kasar yang ditandai dengan kata-kata yang gamblang dan adanya umpatan. Dan kebanyakan dari lagunya adalah bermakna negatif.

(37)

Teknik tinggi dimaknai dengan permainan instrumen yang rumit. Emosional diwakilkan oleh emosi marah dan dimaknai dengan lirik mengumpat dan permainan yang keras dan kasar.

3. Aksi panggung Kill The Genius sebagai band metalcore memiliki makna dan kesan emosi, kasar, gagah, sangar dan kuat. Seperti yang tergambar pada aksi Kill The Genius di atas panggung. Emosi dimaknai dengan headbang dan moshing yang gerakannya memukul, mendorong dan menendang dan merupakan tanda adanya koneksi emosional antara musik, pemain dan penonton. Kasar dimaknai dengan moshing yang bukan merupakan gerakan lembut melainkan tendangan, pukulan dan dorongan. Gagah dimaknai dengan crab yaitu adalah kuda-kuda yang kuat dan pijakan pada benda yang lebih tinggi seakan pemain memiliki otoritas atas panggung. Sangar dimaknai negatif seperti pijakan yang sebenarnya tidak sopan jika dinilai secara normatif. Kuat dimaknai dengan genggaman mic dan kuda-kuda saat bermain instrumen yang disebut crab. Penampilan band metalcore Bandar Lampung memiliki transisi menjadi lebih rapi dan estetis karena adanya pengaruh perkembangan mode dan mengikuti perkembangan band metalcore Amerika. B. Saran

(38)

2. Masyarakat umum agar memiliki pengetahuan yang cukup untuk mengetahui cara berkomunikasi musik metalcore dengan metalheads terutama di Bandar Lampung. Agar masyarakat umum sedikit lebih memahami musik yang dapat dibilang tidak biasa ini.

(39)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek. PT Rineka Cipta

Miles, Matthew dan Huberman, A Michael. 2003. Analisis Data Kualitatif. Universitas Indonesia Press. Jakarta

Moleong, Lexi.J . 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.

Morisan. 2013. Teori Komunikasi. PT Kencana. Jakarta

Mulyana, Deddy. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Rosda Karya. Bandung Poerwadarminta, WJS. 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta

Sukidin, Basrowi. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Lusan Cendikia. Surabaya Yahya Oemar. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta Sumber lain :

Wikipedia, metalcore

http://en.wikipedia.org/wiki/Metalcore, 2 Oktober 2012, 22.27 wikipedia, pantera

http://en.wikipedia.org/wiki/pantera, 27 September 2012, 20.44 Wikipedia, motorhead

http://en.wikipedia.org/wiki/Motorhead, 27 September 2012, 20.46 Wikipedia, sepultura

http://en.wikipedia.org/wiki/sepultura, 27 September 2012, 21.02 wikipedia, musik

(40)

Thejo, Sejarah Musik.

http://thejeo.blogspot.com/search/label/sejarah%20musik, 20 Desember 2012. 01.04 hai demos, Sejarah Metalcore

http://demos.hai-online.com/index.php/blog/post/1464 23 Desember 2012. 10.07

Wikipedia, Burgerkill

http://id.wikipedia.org/wiki/Burgerkill 23 Desember 2012. 10.33

Blogspot,2008. Sejarah Musik Underground Di Indonesia.

http://musikbawahtanah.blogspot.com/2008/05/di-bandung-sekitar-awal-1994-terdapat.html

Kota Bandar Lampung, http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Bandar_Lampung Dulu Bandar Lampung Bernama Kota Tante, Kompas Cyber Media,

http://64.203.71.11/ gaya hidup/news/ 0606/17/ 185 422 . htm. Profil Kota Bandar Lampung,

http://ciptakarya.pu.go.id/profil/profil/barat/lampung/lampung.pdf

Bandar Lampung Ibarat Orang Kepayahan, Rubrik Bandar Lampung Bangkit dari Krisis, Edisi Khusus Lampung Post edisi Kamis 27 Desember 2007

Kota Bandar Lampung dalam Angka,Badan Pusat Statistik Kota Bandar Lampung, 2006

wawancara:

Wawancara Derry, Adi, Agung Tyo, 15 Maret 2013

Gambar

Tabel 1: Penelitian Terdahulu
Tabel 2: Penelitian Terdahulu
Tabel 3: Penelitian Terdahulu
Gambar 1: Bagan Kerangka Pikir

Referensi

Dokumen terkait

Musik tidak hanya dipandang menjadi sebuah sarana hiburan dan rekreasi, tetapi musik juga memililiki peran tersendiri dalam sebuah pendidikan dalam proses

Salah satu genre yang diteliti dan dibahas dalam penelitian ini adalah aliran musik Blackmetal karena aliran musik ini lebih menarik dibandingkan dengan aliran

Oleh sebab itu, pemutaran musik sebagai pengiring dalam pembelajaran tidak dapat langsung diterima begitu saja, harus ada penyesuaian agar seseorang menjadi terbiasa dan musik

Museum Musik Indonesia seharusnya bisa menjadi wisata edukasi yang sangat baik bagi wisatawan, karena di museum ini satu-satunya yang terlengkap untuk koleksi

Dalam musik Hip-Hop yang berbeda dari genre musik lainnya terletak pada lirik-lirik lagu mereka yang bercerita tentang perbedaan ras yang dialami pada masa itu

Dari penjelasan yang telah diungkapkan sebelumnya, dapat diuraikan menjadi beberapa bagian permasalahan yaitu:.. Musik Underground khususnya musik Hardcore masih menjadi musik

Rasa suka masyarakat terhadap jenis musik yang baru berkembang tersebut kemudian menjadi kesempatan bagi Orkes Gumarang untuk mengembangkan musik Minang dengan

Aplikasi klasifikasi musik berdasrkan genre menggunakan jaringan syaraf tiruan yang dibuat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Dari perhitungan