BAB I
PENDAHULUAN
Pada BAB I ini menyajikan beberapa topik yaitu latar belakang, perumusan masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika laporan.
1.1 Latar Belakang
Bandar udara merupakan prasarana penting bagi masyarakat dalam kegiatan transportasi udara, terutama Indonesia yang merupakan negara kepulauan. Selain berperan dalam sektor transportasi, bandara juga berperan dalam kelangsungan pertumbuhan ekonomi daerah. Salah satu contohnya adalah Bandar Udara Internasional Kualanamu yang beroperasi di Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Sejak resmi dibuka pada tahun 2013, bandara yang berjarak 39 km dari kota Medan ini menjadi bandara terbesar kedua di Indonesia setelah Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta. Meningkatnya pengguna transportasi udara serta peran Bandara Kualanamu yang merupakan “Main Hub” baik dalam transportasi
maupun pergerakan pertumbuhan ekonomi, menjadikan lokasi sekitar bandara menjadi ladang usaha terutama bagi para pebisnis. Sehingga, beragam jenis jasa, pelayanan, dan fasilitas juga ikut meningkat.
Bandara Kualanamu dititikberatkan pada pengembangan pusat-pusat pelayanan kota baru dengan mengusung tema “New Development” yang mengarah ke konsep kawasan
aerotropolis. Aerotropolis merupakan tata kota urban yang desain, infrastruktur, dan ekonominya berpusat pada sebuah bandar udara. Berdasarkan kajian dari Dewan Bandara Internasional (Airport Council International/ACI, 2010), aerotropolis berkembang secara organik dan dimulai dari bandara itu sendiri. Di mana bandara tak hanya sebatas sebagai penyokong kegiatan aviasi. Lebih dari itu, ada berbagai jenis kegiatan bisnis lainnya, sehingga bandara dan wilayah sekitarnya merupakan kawasan komersial yang terintegrasi. Semisal, perkantoran, perbelanjaan, pusat konvensi, hotel, hingga pusat hiburan.
pengeluaran maupun waktu di bandara bagi maskapai penerbangan dan pengguna, memaksimalkan pengembalian aset untuk bandara dan daerah tersebut, serta dapat memacu laju perekonomian, seiring dengan mudahnya konektivitas antara barang dan manusia. Pengembangan konsep ini memiliki potensi bisnis yang cukup besar jika konsep ini terwujud. Keberadaan aerotropolis juga akan memberikan nilai tambah di mata investor yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia, khususnya di wilayah Sumatera Utara.
Berdasarkan kutipan Konsep Aerotropolis dan Penerapannya di Dunia (Antonius Lisliyanto, 2015), di Negara Malaysia konsep aerotropolis dikembangkan melalui superkoridor, yang membentang sepanjang 50 kilometer, mulai dari Kuala Lumpur hingga bandara Kuala Lumpur International Airport (KLIA) yang berada di daerah Sepang, Negara Bagian Selangor. Adapun yang menjadi penghubung utama adalah kereta bandara ekspres dan jalan bebas hambatan. Di China penerapan konsep aerotropolis terlihat pada kawasan Sky City yang berada di sekitar Hong KongInternational Airport. Kawasan bisnis ini tak hanya menjadi penopang kegiatan aviasi, melainkan telah berkembang menjadi kawasan bisnis yang telah terintegrasi, termasuk di dalamnya taman hiburan kelas dunia Disney Land Hong Kong serta kawasan perumahan Tung Chung yang merupakan daerah tempat tinggal bagi para pegawai yang bekerja di kawasan bisnis tersebut. Di Belanda konsep ini dapat dilihat pada distrik bisnis Zuidas, yang berada di dekat bandara Schiphol Amsterdam. Terdapat kantor pusat berbagai perusahaan global yang berbasis di Eropa, yang di antaranya adalah ABN Amro dan ING Bank. Lokasi tersebut juga memiliki kawasan hunian bagi para professional yang bekerja di distrik bisnis serta memiliki tempat- tempat hiburan, cafe dan restoran yang berkelas.
tempat beribadah) yang berhubungan guna menciptakan pengalaman ruang bagi penggguna kantor ataupun pengunjung.
Berikut ini beberapa alasan pemilihan topik permasalahan/kasus proyek/tema terkait dengan perencanaan Kantor Dagang dan Bisnis di kawasan Bandara Kualanamu.
Seiring dengan perkembangan kawasan Kualanamu Kabupaten Deli Serdang, pemerintah diharapkan menyediakan fasilitas yang mendukung peningkatan ekonomi daerah tersebut, seperti: kantor bisnis, penginapan, rumah sakit, sekolah, pusat rekreasi dan pangan, dan sebagainya. Kantor bisnis bisa menjadi peluang untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pemasukan daerah tersebut. Berikut ini merupakan kutipan oleh Bambang Priyo Jatmiko tahun 2014 dalam artikelnya yang berjudul “Aerotropolis, Konsep Pengembangan Kawasan Berbasis Aviasi” yaitu tabel beberapa negara yang menerapkan konsep aerotropolis,
Tabel 1.1 Kawasan Aerotropolis
Negara Aerotropolis Fasilitas
Belanda Zuidas Perkantoran, permukiman,
lifestyle
Hong Kong Sky City Perkantoran, permukiman,
hiburan
Malaysia KLIA Aerotropolis Industri, perkantoran, permukiman
Uni Emirat Arab Dubai World Central Perkantoran, permukiman, lifestyle
India Bengal Aerotropolis Perkantoran (Business Park), lifestyle
Amerika Serikat (AS) Memphis Aerotropolis Pergudangan, perkantoran, permukiman
Dari berbagai sumber yang diolah
Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa konsep aerotropolis tidak lepas dari fasilitas perkantoran.
Bandara Kualanamu masih terbilang baru dan memiliki lahan kosong yang dapat dikembangkan sekaligus sebagai generator dalam bidang usaha.
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dari perancangan Kantor Bisnis Kualanamu adalah: 1. Untuk merencanakan dan merancang kantor bisnis di kawasan Kualanamu
2. Untuk merancang kantor bisnis dengan penerapan tema arsitektur tropis di kawasan Kualanamu
Adapun tujuan dari perancangan Kantor Bisnis Kualanamu adalah:
1. Bangunan memiliki fasilitas yang mendukung kebutuhan pengguna tetap (seperti pengelola, karyawan, dsbg) maupun pengguna tidak tetap (seperti pengunjung). 2. Bangunan menjadi mudah di akses dan terintegrasi dengan bangunan sekitar.
1.3 Masalah Perancangan
Dalam sebuah perancangan, permasalahan yang muncul berbeda-beda karena lokasi dan fungsi bangunan sekitar kawasan mempengaruhi perancangan. Bedasarkan latar belakang diatas, diperoleh perumusan masalah perancangan sebagai berikut:
1. Bagaimana merancang kantor bisnis yang dapat memenuhi kebutuhan kantor dan fasilitas penunjang bagi pengguna bangunan.
2. Bagaimana merancang kantor bisnis dengan penerapan tema arsitektur tropis.
1.4 Pendekatan
Adapun pendekatan yang dilakukan dalam menyelesaikan masalah perancangan adalah dengan menggunakan metoda studi kepustakaan dan observasi lapangan, dengan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Observasi lapangan, dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung pada lokasi perancangan dan untuk mengetahui kondisi lahan yang berhubungan dengan kasus perancangan.
3. Studi literatur atau pustaka, untuk mendapatkan data dari pustaka-pustaka yang berhubungan dengan judul perancangan. Sebagai bahan informasi yang berupa literatur untuk materi laporan.
1.5 Lingkup / Batasan
Lingkup/batasan dalam perencanaan dan perancangan “Kantor Bisnis Kualanamu” ini adalah:
1. Perancangan kantor dagang dan bisnis dipengaruhi oleh peraturan, asumsi kelayakan, dan program ruang.
2. Perancangan memperhatikan aspek-aspek seperti perencanaan tapak, bentukan massa bangunan dengan kawasan sekitar, sirkulasi, pemakai dan pengunjung, kebutuhan ruang, konektivitas antar bangunan dan sebagainya.
1.6 Kerangka Berpikir
Berikut ini merupakan kerangka berpikir dari perencanaan Kantor Bisnis Kualanamu,
Latar Belakang
Kasus Proyek
Maksud dan Tujuan Judul
Permasalahan Pengenalan
Studi Banding Kantor Dagang/Bisnis dan Tema
Arsitektur Tropis
Analisis
Konsep
Pra-desain
Desain
Data
Program
Tekno Kawasan Peraturan Batasan Literatur Tema
Feedba
ck
1.7 Sistematika Penulisan Laporan
Secara garis besar, urutan pembahasan dalam penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:
BAB I - Pendahuluan
Berisi kajian latar belakang pembangunan gedung kantor dagang dan bisnis Kualanamu, maksud dan tujuan, masalah perancangan, lingkup dan batasan, dan metode pendekatan.
BAB II - Tinjauan Pustaka
Pembahasan mengenai terminologi judul, lokasi, tinjauan fungsi, elaborasi tema.
BAB III - Metodologi
Penjelasan kerangka pendekatan, metode, dan teknik analisis yang akan digunakan untuk menghasilkan desain/perancangan bangunan.
BAB IV - Analisa Perancangan
Berisi tentang analisa kondisi tapak dan lingkungan, analisa fungsional, analisa teknologi, analisa dan penerapan tema, serta kesimpulan
BAB V - Konsep Perancangan
Penerapan hasil analisis komprehensif yang digunakan sebagai alternatif dalam pemecahan masalah perancangan.
BAB VI - Perancangan Arsitektur
Merupakan hasil gambar rancangan arsitektur dan maket.
Daftar Pustaka
Merupakan sumber-sumber terkait dalam susunan skripsi dan laporan.