DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Sumatera Utara tahun 2015
De Chiara. Joseph, and John Calender. 1981. Time Saver Standard for Building Types. New York : Mcgraw Hill Book Company.
Endar, Sugiarto dan Sri Sulartiningrum. 1996. Pengantar Industri Akomodasi dan
Restoran. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Jones, Cristhoper, 1972. Design Method, London : Willey Interscience
Juwana Ir. Jimmy S., MSAE (2005) Panduan Sistem Bangunan Tinggi. Penerbit Erlangga.
Lawson (1976:27) Pengantar Perhotelan: Definisi Hotel, Karakteristik, Jenis dan Klasifikasi Hotel
Ministry of Finance Malaysia, Ninth Malaysia Plan 2006-2010
www.kettha.gov.my
Neufert, Ernst. (2002). Data Arsitek Jilid 1, Jakarta : Erlangga
Neufert, Ernst. (2002). Data Arsitek Jilid 2, Jakarta : Erlangga
RDTR Kawasan Kuala Namu dan Sekitarnya tahun 2007
BAB III METODOLOGI 3.1. Metode Perancangan
a. Pengertian
Metode perancangan merupakan tiap-tiap prosedur, teknik, dan alat bantu
tertentu yang mempresentasikan sejumlah aktivitas tertentu yang digunakan oleh
perancang dalam proses perancangan keseluruhan.
Jones dalam bukunya Design Method (1972), mengemukakan tiga fokus
mendesain yaitu adalah 1) metoda divergen, 2) metoda transformasi, 3) metoda
konvergensi, yang kemudian dikembangkan lagi oleh menjadi lima oleh Nate
Burgos dan Adam Kalish, diantaranya adalah 4) metoda kontinuitas, 5) metoda
Artikulasi. Dapat dikatakan bahwa buku Jones adalah referensi utama dari
berbagai disiplin desain, disamping buku-buku lainnya.1
Metoda Desain
Umum
Pengembangan Metoda Mendesain Oleh Christopher Jones (1972)
Metoda Tradisional Metoda Baru (Modern)
Metoda Tindakan Metoda Craft
Jones, Cristhoper, Design Method, Willey Interscience, London, 1972,1979 Tabel 3.1. Pengembangan Metoda Jones
b. Ciri Metode Perancangan
Berikut ini disajikan poin-poin ciri dari metode perancangan tradisional
dan rasional.
1. Metode Tradisional (Black Box)
Menciptakan perancang sebagai empu pencipta bangunan, ahli sulap, atau manusia setengah dewa, yang sebuah benda atau sebuah bangunan
hasil ciptaannya hanya untuk dipuji atau dicela dan tidak
untuk didiskusikan.
Tidak dapat dibicarakan bagaimana proses terjadi atau proses kreatifnya. Ciri Metode Tradisional :
Hasil perancangan dikendalikan oleh masukan yang diterima terdahulu dan lebih dominan berdasarkan pengalaman.
Hasil perancangan dapat dipercepat tetapi akan mengakibatkan keputusan acak untuk suatu periodetertentu.
Kapasitas produksi perancang sangat relevan dengan ketersediaan waktu karena lebih banyak menggunakan imajinasi. sering merupakan lompatan
pemahaman yang sulit ditransformasikan.
Kontrol intelegensi mengenai struktur masalah dapat mengakibatkan kesempatan memperoleh hasil yang lebih relevan dengan masalah
perancangan
2. Metode Baru/Rasional (Glass Box)
Merupakan metode perancangan rasional
Disebut sebagai kotak transparant (glass box)
Merupakan kebalikan dari metode tradisional
Hasil ciptaan dapat ditelusuri bagaimana proses terjadi maupun proses kreatifnya.
Ciri Metode Rasional :
Tujuan, Variable dan Kriteria ditentukan dengan matang
Analisis lengkap
Evaluasi bermakna dan logis
c. Penetapan Metode
Metode yang digunakan untuk merancang Hotel Bisnis ini adalah dengan
metode glass box, dimana dalam proses perancangannya dengan melihat
peruntukan lahan, potensi lahan, dan peraturan pemerintah
3.2. Kerangka Pendekatan
Untuk pemecahan masalah dalam proses pengembangan konsep dan
perancangan Hotel Bisnis ini, dilakukan beberapa pendekatan yang dijabarkan
secara umum sebagai berikut:
Studi literatur dengan mempelajari permasalahan yang ada serta pemecahan masalah berdasarkan referensi-referensi yang dianggap relevan dan mendukung
dalam proses perancangan seperti buku panduan, standar bangunan maupun
standar keselamatan pada bangunan sesuai dengan fungsi proyek dan
kelayakannya.
Studi banding terhadap proyek, judul, dan tema sejenis dengan melakukan pendekatan perancangan dengan mencari data yang telah ada, sumber-sumber
tersebut dapat berupa sumber survey langsung maupun sumber tertulis seperti
buku, media cetak, internet, dan sumber-sumber lain yang dianggap penting.
Survey lapangan mengenai kondisi sekitar lahan studi dan lingkungan fisik yang berkaitan dengan karakteristik, aktivitas, fungsi eksisting serta menganalisa
potensi dan permasalahan yang ada pada lingkungan sekitar.
Mendapatkan informasi berupa dokumen tertulis dari instansi-instansi terkait untuk memperoleh data yang dibutuhkan untuk mendukung kelayakan studi
proyek, baik dengan instansi pemerintah maupun swasta.
3.3. Tahap Perencanaan (Planning)
Perencanaan yang matang sangatlah diperlukan untuk perancangan hotel
bisnis ini, perencanaan dalam hal ini meliputi desain dan teknik yang akan
digunakan serta penyesuaian terhadap tema dan fungsi. Selain itu perancangan
metode yang digunakan dalam proses pengumpulan data juga dilakukan, yang
meliputi sumber data, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data.
3.3.1. Sumber Data
Dalam perancangan ini ada dua jenis data yang diperlukan yaitu, data
primer dan data sekunder.
a. Data Primer
Dilakukan dengan cara mengumpulkan data dengan cara survey
lapangan secara langsung. Melihat kedudukan lokasi tapak terhadap kota,
tata guna lahan, batas-batas lokasi, pengambilan foto sekitar lokasi.
b. Data Sekunder
Dilakukan dengan cara mencari teori-teori dan data yang
berhubungan dengan tujuan penelitian dengan melihat jurnal/paper,
buku-buku, Dinas terkait.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini sebagian besar
merupakan data-data yang sudah matang atau telah diolah sebelumnya,
data diperoleh dengan mengambil data-data laporan, catatan, kajian,
dokumen peratutan, dan penelitian terdahulu yang berhubungan dengan
masalah yang akan dibahas. Sumber data tersebut di antaranya diperoleh
dari buku literatur, jurnal ilmiah, dokumentasi penelitian, survey lapangan,
kantor pemerintah/swasta dan pada website.
3.3.2. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dilakukan dengan mengidentifikasi dan
melakukan beberapa pendekatan.
Pendekatan metode pengumpulan data dilakukan seperti berikut:
Survey Lapangan
Survey lapangan dilakukan dengan survei langsung ke lokasi
perancangan, agar dapat diketahui kondisi nyata pada lokasi perancangan
sehingga dapat diperoleh gambaran sebagai pertimbangan dalam
perencanaan desain arsitektur dan struktur.
Studi Literatur
mengolah data tertulis berdasarkan referensi-referensi yang dianggap
relevan dan mendukung dalam proses penelitian dan perancangan
Dokumen
Pengumpulan data dokumen berupa data-data yang dianggap penting dan
dibutuhkan untuk mendukung penelitian yang diperoleh dari
pemerintah/swasta, dalam penelitian ini berupa Rencana Detail Tata
Ruang (RDTR) Kualanamu, buku, data di server dan flashdisk, dan data yang tersimpan di internet (website).
Analisa Lokasi
Memperhatikan kondisi topografi, saluran drainase, dan sirkulasi.
3.3.3. Teknik Analisis Data
Analisa dan pengolahan data dilakukan berdasarkan data-data yang
dibutuhkan. Selanjutnya dikelompokkan sesuai identifikasi tujuan
permasalahan, sehingga diperoleh penganalisaan pemecahan yang efektif
dan terarah. Adapun analisa data yang dilakukan adalah:
Analisa kondisi eksisting site
Analisa sirkulasi dan data lalu lintas
Analisa utilitas
Analisa potensi kawasan
3.3.4. Rancangan Analisis Data
Rancangan yang digunakan untuk menganalisa data berupa deskripsi
mengenai data-data yang diperoleh. Proses analisa data dimulai dengan
melakukan penelitian data-data sebagai berikut :
1. Melakukan pengumpulan data dan peraturan daerah terkait
2. Tahap selanjutnya melakukan survey lapangan dengan tahap pengambilan
foto dan pemilihan site yang diinginkan
3. Menganalisa iklim, sirkulasi, utilitas, struktur, view, kebisingan, vegetasi,
polusi udara di lokasi
5. Membuat konsep perancangan dengan bentukan massa dan desain
ladscape kawasan
6. Membuat gambar kerja bangunan dan konsep bangunan yang di inginkan
3.4. Flow Chart
Mulai
Tahap Perencanaan
Pengumpulan Data
Data RDTR, Kelengkapan Lokasi Site
Analisa Kelengkapan Data
Perencanaan Bangunan (Tema Arsitektur Hemat Energi)
Membuat Konsep
Gambar Desain
Penyusunan Format Gambar
Selesai
BAB IV
ANALISA PERANCANGAN 4.1. Analisa Kondisi Tapak dan Lingkungan
4.1.1. Sejarah Kawasan
Batang Kuis adalah salah satu Kecamatan di Kabupaten Deli serdang,
Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kecamatan Batang Kuis terdiri atas 11 desa,
dan 72 Dusun. Sejalan dengan rencana pemindahan Bandara Internasional Polonia
Medan ke Bnadara Internasional Kualanamu yang berbatasan dengan Kecamatan
Batang Kuis. Kecamatan ini terus berbenah menjadi diri menjadi Kecamatan
Gapura (gerbang dan pintu utama menuju bandara).
Melalui kebijakan lokal, pemerintah Kabupaten Deli Serdang yang
dinamkan gerakan Deli Serdang membangun, sampai dengan akhir tahun 2010,
Kecamatan ini mampu menghimpun partisipasi swadaya masyarakat dan
pengusaha senilai Rp.17.735.160.000. Atas prestasi tersebut, padda tahun 2008 itu
pula kecamatan ini ditetapkan sebagai juara ketiga Kecamatan terbaik tingkat
Provinsi Sumatera Utara.
Gambar 4.2. kondisi eksisting lokasi Sumber : Pribadi
4.1.2. Analisa Lokasi
Lokasi Hotel Bisnis NEA Avenue Kualanamu berada di Indonesia, Pulau Sumatera, Provinsi Sumatera Utara, Kabupaten Deli Serdang, Kecamatan Batang
Kuis. Lokasi ini berdekatan dengan bandara Kualanamu hanya berjarak ± 9 Km
dari bandara ke lokasi. Kawasan sekitar bandara kuala namu merupakan area
perdagangan dan jasa, kota transit dan area wisata aktif menurut rencana sistem
perkotaan di Kabupaten Deli Serdang. Berikut kondisi lahan eksisting :
- Kasus Proyek : Hotel Bisnis NEA Avenue Kualanamu
- Status Proyek : Fiktif
- Lokasi Tapak : Jl. Bandara Kuala Namu, Kec. Batang Kuis, Kab. Deli Serdang.
SITE
Batas Utara : Perkebunan jagung
Batas Timur : Perkebunan jagung
Batas Selatan : Jl. Kuala Namu (jalan menuju bandara)
Batas Barat : lahan komersil lainnya
- Luas : ± 4 ha (40.000 m2)
Terletak di jalan besar menuju Bandara Internasional Kuala Namu
Berada dekat kawasan sekitar bandar udara berjarak 9 km.
Transportasi lancar dan baik, memiliki 2 jalur, lebar satu jalur 8 m.
Memiliki jalur sekunder sehingga dapat digunakan sebagai jalur servis.
Luas site mendukung ± 4 Ha.
Berada di kawasan perdagangan dan jasa.
Merupakan daerah pengembangan
Potensi Wilayah :
Kecamatan Batang Kuis memiliki wilayah dengan luas ±40,34 m2. Terletak pada ketinggian 4-30 m di atas permukaan laut dan beriklim tropis.
Adapun batas wilayah Kecamatan Batang Kuis adalaha sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Pantai Labu
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Morawa
Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Beringin dan Pantai Labu
4.1.3. Analisa Tata Guna Lahan
Berdasarkan RTR Kualanamu dan sekitarnya, lokasi site diperuntukan
sebagai daerah komersil. Lokasi tersebut merupakan daerah yang akan
dikembangkan dan saat ini masih berupa lahan kosong yang dimanfaatkan sebagai
lahan pertanian.
MASALAH
Belum adanya hotel bisnis di sekitar
Dengan adanya hotel bisnis di kawasan pengembangan
ini menambah varian
pemilihan hotel kepada
pebisnis dan wisman pada
daerah ini.
Bersama dengan hotel bisnis direncanakan juga
fungsi pusat perbelanjaan
dan perkantoran.
POTENSI
Karakteristik Hotel Bisnis
Berada di pusat kota
Dekat dengan area perkantoran / pusat bisnis
Didukung oleh pusat perbelanjaan Potensi tambahan lainnya
Berada dekat Bandara Internasional Kuala Namu
4.1.4. Analisa Keistimewaan Site
4.1.5. Analisa Sirkulasi dan Pencapaian
Keterangan
Jalan setapak yang berada di utara dan barat site kondisinya sangat rusak, banyak lubang dan tidak rata.
Sebelah selatan merupakan jalan satu arah menuju bandara.
USULAN
Entrance akan diletakkan di Jl. Kuala Namu
Jalan setapak di barat site akan diperbaiki dan difungsikan sebagai jalur servis.
POTENSI
Sirkulasi menjadi lebih baik dan teratur
Karena merupakan jalan utama menuju bandara, jalan Kuala Namu merupakan jalan bebas kemacetan.
Site Perancangan berada di jalan besar Bandara Kuala Namu, sehingga menjadi keistimewaan site. Jalan ini menjadi jalan utama menuju site.
Bandara Kuala Namu akan menjadi motor penggerak berkembangnya
perancangan ini nantinya. Bandara merupakan pusat pergerakan wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara.
Kondisi jalan dapat terlihat sebagai berikut:
Jl. Kuala Namu
Dapat terlihat bahwa keadaan jalan rapi dan bebas hambatan. Jalan ini
merupakan jalan 1 arah dengan lebar ± 8 meter. Jalan Kuala Namu dilalui oleh
kendaraan umum berupa bus dan taksi, kendaraan beroda empat, kendaraan
beroda dua, dan truk. Jalan ini tidak pernah terjadi kemacetan. Di sekitar jalan
belum disediakan jalur pedestrian.
Jalan setapak di utara dan barat site
Jalan ini merupakan jalan setapak yang dapat dilalui dengan 2 arah.
Kondisi jalan tidak bagus, terdapat banyak lubang dan juga tidak rata. Lebar jalan
± 8 meter. Jalan ini biasa dilalui oleh sepeda motor dan juga mobil pick up. Gambar 4.4. Jl. Kuala Namu
Sumber : Pribadi
Pencapaian
Pencapaian menuju lokasi proyek dapat dicapai dengan beragam model
trasportasi, baik melalui umum maupun angkutan pribadi. Berikut jenis
trasportasinya :
1. Akomodasi taxi dapat dicapai dari kota medan Kualanamu sekitar ± 60
menit, jika tidak ada hambatan
2. Akomadasi bus dapat dicapai dari kota Medan ke Kualanamu sekitar ±90
menit, jika tidak ada hambatan
3. Akomodasi sepeda motor dapat dicapai dari kota Medan ke Kualanamu
sekitar ±45 menit
4. Akomodasi dengan mobil pribadi dapat dicapai dari kota Medan ke
4.1.6. Analisa Prasarana
Pada site tersedia jaringan listrik, air bersih (PDAM), saluran drainase,
lampu jalan, dan signage.
Dari prasarana-prasarana di atas yang memiliki masalah adalah prasarana
air kotor, di mana saluran riol kota di sekitar tapak terbuka dan masih berupa
galian tanah, sehingga menimbulkan pandangan dan bau yang tidak sedap. Jalur
pedestrian juga belum ada. Dengan demikian, perlu dipertimbangkan opsi
penutupan saluran drainase sebagai salah satu solusi pelebaran jalur trotoar.
4.1.7. Analisa Vegetasi
Analisa vegetasi eksisting akan mempengaruhi keputusan desain nantinya. Gambar 4.6. Analisa Prasarana
4.1.8. Analisa View
Vegetasi pada area sekitar site kurang terawat sehingga menimbulkan kesan yang kurang menarik
Ukuran pohon tidak cukup rindang untuk meneduh para pejalan kaki
Tidak ada pemisah antara vegetasi pepohonan dengan jalur pedestrian, sehingga penanaman pohon tidak merata dan tidak rapi.
USULAN
Disediakan jalur pedestrian dengan perkerasan dan dibedakan dengan jalur vegetasi.
Ditanami pohon yang rindang.
POTENSI
Daerah sekitar site mendapat kenyamanan visual yang baik maupun suasana pedestrian yang nyaman dan melindungi pedestrian dari panas matahari langsung ketika berjalan pada siang hari.
1
3 2
4
View yang menarik ialah view 4 atau menghadap jalan utama menuju
bandara Kuala Namu yaitu view ke Jl. Kuala Namu. Sehingga orientasi site
diarahkan ke arah jalan utama.
b. View ke dalam site
1
3
2
4
Gambar 4.9. View ke luar site Sumber : Pribadi
1
3 2
4
View yang menarik ialah view 4 yaitu dari jalan besar Bandara Kuala
Namu langsung ke site perancangan.
4.1.9. Analisa Kebisingan
Tingkat kebisingan cukup rendah di mana site pada sebelah utara, barat,
dan timur merupakan lahan komersial kosong yang saat ini dimanfaatkan menjadi
lahan pertanian. Pada sebelah selatan tingkat kebisingan lebih tinggi dikarenakan
merupakan jalur utama menuju bandara.
m
Gambar 4.12. Diagram Analisa Kebisingan Sumber : Pribadi
1
3
2
4
Gambar 4.11. View ke dalam site Sumber : Pribadi
4.1.10.Analisa Iklim a. Angin
Angin bertiup dari arah utara site menuju kea rah selatan site, dikarenakan
daerah Kecamatan Batang Kuis ini masih dalam tahap pengembangan oleh karena
itu belum banyak bangunan-bangunan tinggi di daerah ini sehingga udara akan
mengalir tanpa terpecah kearah lain di karenakan bangunan-bangunan yang tinggi
disekitar.
Dikarenakan rendahnya intensitas/kepadatan bangunan di daerah ini
sehingga pergerakan angin tidak terpecah dan akan mengalir dengan baik ke arah
site dan pergerakan udara juga dapat di manfaatkan sebagai sumber energy
mandiri, sehingga dapat menjadi kawasan yang mandiri dengan energy yang
didapat dari sekitarnya..
Konsep Tanggapan :
b. Matahari
Musim timur terjadi pada bulan juli – desember dengan curah hujan antara 71-250
4. Angin
Jenis angin : angin darat (malam hari) Angin laut (siang hari)
Arah angin : utara
Kecepatan angin : 0,2-1.2 meter/detik
Arah matahari sangat mempengaruhi bentuk bangunan, sebab orientasi
yang salah akan menyebabkan konsumsi energi dalam bangunan menjadi jauh
lebih tinggi. Tingkat radiasi cukup tinggi dikarenakan di sekitar site belum
terdapat bangunan sehingga panas matahari langsung mengenai site dari segala
arah. Terutama dari arah barat sinar akan berlebihan saat siang dan sore hari.
Dikarenakan tidak adanya area teduh pada site sehingga di dalam site
sangat panas, sehingga butuh treatment khusus untuk mengurangi ataupun
menyaring efek panas yang masuk ke dalam site.
Untuk mengantisipasi masalah ini, dibutuhkan sun shading untuk menghalangi sinar matahari langsung ke dalam bangunan. Selain itu, energi sinar
matahari dapat dimanfaatkan untuk solar panel. Penanaman dan penempatan
vegetasi juga sangat penting sebagai pendingin fasad. Orientasi bangunan juga
dipertimbangkan, sebaiknya diorientasikan ke arah utara dan selatan.
4.2. Analisa Fungsional 4.2.1. Analisa Ruang
a. Analisa Hubungan Antar Ruang
Kamar Pengelola Gedung NEA Avenue
Parkir
Gambar 4.15. Solusi Perancangan Sumber : Pribadi
Gambar 4.16. Diagram Kelompok Kegiatan NEA Avenue
b. Hubungan Antar Ruang Secara Umum
Gambar 4.17. Diagram Hubungan Antar Ruang Secara Umum Sumber : Pribadi
Loading Dock
ATM Galery
Lobby Lift
Restoran Ball room
Convention
Kamar Hotel
Entrance
Parkir Meeting room
Publik
Semi Publik
4.2.2. Analisa Suasana Ruang
Analisa suasana ruang adalah proses menganalisa yang menjabarkan suasana-suasana dan kriteria-kriteria ruang yang akan di desain dan akan menjadi acuan dalam mendesain interior dalam bangunan. Analisa ruang hotel bisnis ini akan disajikan melaui tabel berikut.
No. Nama Ruang
Kriteria Ruang
Pendekatan Thermal
Ruangan
Suasana
ruang Kebersihan Cahaya View
1. Lobby / Hall
Seabagai area transisi atau
sirkulasi, dekat dengan
Resepsionist adalah area yng
difungsikan sebagai memberi
informasi kepada
pengunjung, dekat dengan
lobby dan penitipan barang
Sejuk
Nyaman Cukup ramai √ Terang -
3. Penitipan barang
Penitipan barang adalah area
fasilitas yang difungsikan
sebagai tempat penitipan
barang para pengunjung,
dekat dengan lobby dan
resepsionist
pengunjung untuk tempat
beristirahat dan menginap
Sejuk
Nyaman Tenang √ Terang √
5. Meeting Room
Meeting Room adalah ruang
yang digunakan untuk
Ball Room adalah ruang yang
cukup besar yang digunakan
untuk mengadakan suatu
acara, baik berupa seminar,
workshop, penjelasan
Sejuk
pemasaran, dan lain-lain
7. Restoran
Restoran adalah ruang yang
digunakan sebagai tempat
untuk makan dan minum
Sejuk
bertemu relasi atau kerabat
Sejuk
Nyaman Ramai √ Terang √
9. ATM Centre Sebagai area pengambilan uang tunai
Sejuk
Nyaman Tenang √ Terang -
10. Money Changer & Travel Agent
Money Changer adalah ruang
yang difungsikan sebagai
tempat untuk menukar dan
aktivitas spa dan sauna
13. Kolam Renang Sebagai area untuk berenang Sejuk
Nyaman Cukup Ramai √ Terang √
14. Kantor
Pengelola
Kantor Pengelola adalah
kantor yang difungsikan
untuk pengelola hotel yang
dibagi menjadi ruang-ruang
16. Dapur Restoran
Area yang difungsikan untuk
memasak dan membuat
makanan dan minuman serta
atapun perangkat-perangkat
pameran yang tidak
digunakan lagi
18. Mushollah
Sebagai ruang yang
digunakan untuk ibadah /
sholat bagi umat islam
Sejuk
Nyaman Tenang √ Terang -
19. Security Sebagai ruang untuk penjaga
keamanan Nyaman Ramai √ Terang -
20. Parkir Area Sebagai ruang untuk
4.2.3. Analisa Jumlah Pengunjung dan Kebutuhan Kamar
Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Sumatera
Utara melalui Bandara Kuala Namu pada tahun 2015 bulan januari sampai maret
berjumlah 88.432 orang. Sehingga selama bulan januari sampai maret jumlah
wisatawan yang datang perharinya ± 983 orang.1
Dengan mengasumsikan 50% dari wisman tersebut adalah wisman dengan tujuan berhubungan dengan ―bisnis‖ maka diperoleh :
60% x 983 = 599 orang / hari
Dari ratio minat wisatawan terhadap hotel bintang 3 diperoleh :
1/3 x 599 orang = 197 orang / hari
Dengan asumsi perbandingan 60% kamar tamu hotel digunakan untuk 1
orang dan sisanya untuk 2 orang, maka kebutuhan kamar hotel untuk tamu adalah
140 kamar. Untuk mencegah terjadinya lonjakan permintaan akan kamar hotel
pada saat adanya konferensi, rapat besar, atau event, maka diasumsikan kenaikan
permintaan akan kamar mencapai 20%. Maka total kamar yang disediakan adalah:
140 + ( 20% + 140 ) = 168 kamar 4.2.4. Analisa Parkir
Menurut SBT, standar parkir untuk hotel dihitung 1 slot parkir per 5 kamar. Jadi jumlah parkir hotel yang memiliki 168 kamar adalah 168/5
= 34 slot parkir, total luasan parkir 34 x 12,5 m2 = 425 m2.
Menurut SBT, standar parkir untuk ballroom dihitung 1 slot parkir setiap 15 m2 lantai bruto. Jadi jumlah parkir yang harus disediakan adalah 768/15 = 52 slot parkir, total luas parkir 52 x 12,5 m2 = 650 m2.
Untuk jumlah parkir bus diasumsikan tersedia 2 buah parkir 2 x 52 m2 = 104 m2.
1
Untuk parkir servis dan pengelola dihitung per kamar, 1 slot parkir per 100 kamar. Sehingga total jumlah parkir untuk servis dan pengelola
adalah 2 buah slot parkir, total luasan parkir 2 x 12,5 m2 = 25 m2.
Untuk parkir kendaraan roda 2 diasumsikan sebanyak ± 80 buah parkir kendaraan roda dua. Sehingga total luasan parkirkendaraan roda dua
adalah 80 x 2 m2 = 160 m2.
Luasan area parkir hotel = 425 m2 + 650 m2 + 104 m2 + 25 m2 + 160 m2 = 1.364 m2.
4.2.5. Analisa Bentuk
Analisa bentuk adalah suatu analisa terhadap karakter maupun visualisasi
yang akan diwujudkan pada bangunan. Analisa betuk terdiri dari elemen-elemen
seperti ukuran, warna dan tekstur, posisi, orientasi, dan massa. Semua elemen
memiliki tujuan untuk mewujudkan citra dan tampilan bentuk bangunan.
Jenis bentuk-bentuk dasar geometri yang digunakan dalam sebuah
perancangan:
Bujur Sangkar : bentuk yang menunjukkan sesuatu yang murni dan rasional.
Bentuk ini merupakan bentuk yang statis dan netral serta tidak memiliki
arah tertentu. Bentuk- bentuk segi empat lainnya dapat dianggap sebagai
5ariasi dari bentuk bujur sangkar. Seperti segitiga, bujur sangkar bila
berdiri pada salah satu sisinya tampak stabil dan dinamis bila berdiri pada
salah satu sudutnya.
Lingkaran : bentuk yang terpusat.
Berarah ke dalam dan pada umumnya bersifat stabil dan dengan sendirinya
menjadi pusat dari lingkungannya. Penempatan sebuah lingkaran pada
suatu bidang akan memperkuat sifat dasarnya sebagai poros.
Menempatkan garis lurus atau bentuk-bentuk bersudut lainnya atau unsur
menurut arah kelilingnya, dapat menimbulkan perasaan gerak putar yang
kuat.
Apabila terletak pada salah satu sisinya, segitiga merupakan bentuk yang
sangat stabil. Jika diletakkkan berdiri pada salah satu sudutnya, dapat
menjadi seimbang bila terletak dalam posisi yang tepat pada suatu
keseimbangan, atau menjadi tidak stabil dan cenderung jatuh ke salah satu
sisinya.
a. Bentukan Pada Hotel
Beberapa bentuk yang dapat dipakai pada bangunan hotel antara lain: Kriteria
Bentuk Dasar Massa Bangunan
Kesesuaian Bentuk
Site Baik Baik Kurang Baik
Orientasi Bangunan Baik, Orientasi Jelas
Baik, Orientasi Ke
Segala Arah Tidak Jelas
Efesiensi Ruang Efisien Kurang Efisien Tidak Efisien
Efisiensi Struktur
dan Konstruksi
Bangunan
Lebih Mudah Cukup Sulit Mudah
Kesan Yang Ingin
Dicapai Baik Baik Kurang Baik
Ekonomi Bangunan Lebih Hemat Hemat Tidak Ekonomis
Tabel 4.2. Keterangan Konsep Bentukan Massa Sumber : Arsitektur : Bentuk Ruang dan Susunannya
Pinwheel plan Cross-shaped plan
Circular plan Triangular plan
Single louded plan Double louded offset plan
Bentuk yang dipilih ialah bentuk persegi panjang dengan tipe Double louded offset plan. Bentuk ini dipilih karena bentuk persegi dapat memaksimalkan fungsi ruang dalam pada bangunan. Selain itu bentuk ini juga dapat
memaksimalkan arah bukaan dan area koridor lebih fungsional.
4.3. Analisa Teknologi 4.3.1. Analisa Struktur
Struktur bangunan digunakan agar beban atau gaya bangunan dapat
tersalurkan dengan baik.
Struktur atas menyalurkan beban dari atas bangunan menuju ke bawah
Objek Kelemahan Kelebihan
Rangka batang Refleksi besar bila diterpa
angin
Fleksibilitas ruang tinggi, bentangan relatif
besar (14 -22 meter), kuat dalam
bentangan horizontal.
Dinding
pemikul
Fleksibilitas ruang kurang,
perlu keahlian khusus
Tidak menggunakan
kolom, waktu pengerjaan cepat.
Balok induk
dan balok anak
Ruang plafon relatif kecil
(1/20 -1/24 bentang)
Bentang 9-18 meter, rangka penguat lantai
Kabel baja Bukan sebagai rangka
utama, ruang gaya tarik
yang besar
Daya tarik yang tinggi, bentangan 100-300
meter, fleksibilitas tinggi.
Plat lantai Selisih ketinggian relatif
kecil
Praktis dalam pengerjaan, bentangan 4-10
meter, ruang plafon lebih tinggi.
Struktur bawah menyalurkan beban bangunan dari struktur atas menuju ke tanah
Objek Keterangan
Pondasi Sumuran a. Digunakan pada tanah rawa-rawa atau lunak Tabel 4.3. Kelemahan dan Kelebihan Struktur Atas
Sumber : Panduan Sistem Bangunan Tinggi
b. Mencapai kedalaman hingga tanah terkeras (4-8 meter)
c. Mudah pengerjaan dalam perluasan bangunan
d. Aman dan ekonomis untuk tipe bangunan tingkat rendah
Pondasi Tiang Pancang a. Cukup aman untuk menahan gaya, baik itu gaya 5ertikal
maupun horizontal
b. Mencapai kedalaman hingga tanah terkeras (8-20 meter)
c. Pengerjaan cepat dan mudah
d. Bahan dari beton, baja, dan kayu
e. Menimbulkan getaran dan bunyi yang relatif besar
Pondasi Bore Pile a. Cukup aman untuk menahan gaya 5ertikal
b. Mencapai kedalaman hingga tanah terkeras (>10 meter)
c. Pengeboran untuk pengecoran pondasi
d. Digunakan pada tanah yang tidak keras
e. Tidak menimbulkan getaran dan bunyi yang besar
f. Tidak memakan waktu yang lama
g. Memerlukan keahlian khusus
h. Tidak ekonomis
Bahan Struktur
Kriteria Beton Baja Komposit
Unsur Agregat kasar/halus, air
dan semen
Besi, karbon,
oksigen
Beton dan Baja
Sifat Mudah dibentuk, praktis Kaku Relatif fleksibel
Kekuatan Gaya tekan Gaya tarik Gaya tekan dan tarik
Pelaksanaan Bertahap, di lapangan Singkat, pabrikan Singkat, pabrikan atau
lapangan Tabel 4.5. Kriteria Bahan Struktur
Jenis Bertulang, praktekan 5 variasi rangka
a. Digunakan untuk bangunan kecil dan rendah
b. Sebagai struktur rangka dan balok
c. Jenis bahan pabrikan
d. Tidak tahan terhadap rayap
e. Perawatan intensif
f. Gaya sesuai arah serat
Aluminium
a. Sebagai struktur pendukung
b. Jenis bahan pabrikan
c. Perlu keahlian khusus
d. Tahan cuaca tropis
e. Penghantar panas
f. Ringan
Gipsum
a. Tingkat stabilitas tinggi b. Daya tahan tinggi
c. Kedap suara
d. Anti serangga
e. Ringan & Pemasangan praktis
f. Aplikasi pada plafon dan partisi
Kaca
a. Sebagai sturktur pelingkup
b. Perlu keahlian khusus
c. Permukaan yang rentan terhadap cuaca
d. Tahan terhadap kelembaban
e. Ringan & Transparan
a. f. Kuat pada fungsi tertentu Tabel 4.6. Kriteria Bahan Bangunan
4.3.2. Analisa Utilitas
Utilitas adalah sistem yang mengatur perangkat keras fungsi bangunan
seperti keamanan, penghawaan, pencahayaan, penanggulangan kebakaran,
sanitasi, elektrikal, penangkal petir, pembuangan sampah, dan termasuk juga
sistem akustik.
a. Elektrikal
Sumber arus listrik pada sistem elektrikal dari PLN.
Generator Set (Genset)
Untuk mengantisipasi kebutuhan listrik pada saat terjadi pemadaman
listrik dari PLN seperti yang sering terjadi, digunakan Genset. Genset ini
dapat menyuplai listrik minimal 50 % dari listrik yang dibutuhkan yaitu
mencakup tenaga listrik utama, seperti penerangan umum, AC, pompa,
dan lift.
UPS (Uninteruped Power Supply)
UPS atau Uninteruped Power Supply merupakan baterai kering yang dapat
menyuplai tenaga listrik sementara. UPS digunakan pada saat pemadaman
listirk PLN dan kebakaran. UPS ini berguna untuk menyuplai listrik secara
langsung pada bangunan khususnya pada fungsi yang sangat
membutuhkan, seperti : penerangan darurat, dan fan-fan pada saat
b. Plumbing
Saluran Air Bersih
Sumber air bersih berasal dari PDAM, bila mengalami kerusakan, maka
sumur bor akan digunakan sebagai sumber air cadangan.
Saluran Air Kotor
Sebelum dibuang ke saluran pembuangan kota, air kotor harus melewati
proses treatment terlebih dahulu. PDAM Meteran Reservoir
bawah Pompa
Sumur
Pompa Fire hydrant Pompa
Septic tank R.Chlorinasi Pompa
Saluran pembuangan
kota Diagram 4.3. Skema Saluran Air Kotor
Saluran Air Buangan
Sebelum dibuang ke saluran pembuangan kota, air buangan harus terlebih
dahulu melalui proses treatment.
c. Sistem Penghawaan / Pengkodisian Udara
Sistem penghawaan terbagi menjadi 2 yaitu Sistem Penghawaan Alami dan
Sistem Penghawaan Buatan.
Sistem Penghawaan Keuntungan Kerugian
Penghawaan Alami
Biaya lebih murah
Dapat dimodifikasi untuk membentuk
estetis bangunan
Kenyamanan yang tercipta tidak dapat dikontrol.
Tidak dapat merata disetiap ruang
Bergantung terhadap iklim tempat
Penghawaan Buatan
Dapat merata disetiap ruangan
Tingkat kelembaban dan suhu dapat sebagai tempat peletakan
peralatan penghawaan.
Membutuhkan bantuan energi. Tabel 4.7. Keuntungan dan Kerugian Sistem Penghawaan
Sumber : Panduan Sistem Bangunan Tinggi Dapur Toilet
Dapur Toilet
penampungan Water treatment Pompa
Saluran pembuangan
kota Washtafel
Washtafel
d. Sistem Pencahayaan
Sistem pencahayaan terbagi menjadi 2, yaitu
1. Sistem Pencahayaan Alami
Pencahayaan alami memanfaatkan sinar matahari sebagai pencahayaan
pada ruang-ruang yang memungkinkan diberi bukaan jendela atau
dinding kaca.
2. Sistem Pencahayaan Buatan
Pencahayaan buatan digunakan pada ruang-ruang yang tertutup dan pada
ruang-ruang tertentu yang bertujuan untuk menimbulkan suasana ruangan
seperti lampu sorot (spot light).
Pencahayaan alami Pencahayaan buatan
Biaya murah
Pengaturan intensitas cahaya sulit
Bergantung terhadap iklim dan cuaca
Baik digunakan untuk ruangan dengan dimensi yang besar
(hall atau area publik)
Biaya lebih mahal
Intensitas cahaya dapat diatur
Sudut pencahayaan dapat dikontrol
Baik digunakan untuk ruang-ruang khusus dan ruang
dengan dimensi kecil Tabel 4.8. Perbandingan Sistem Pencahayaan
Sumber : Panduan Sistem Bangunan Tinggi Cooling
e. Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran
Pencegahan kebakaran merupakan segala usaha yang dilakukan agar
tidak terjadi penyalaan api yang tidak terkendali, salah satunya adalah melalui
sistem deteksi awal untuk mengaktifkan alarm peringatan. Sedangkan
penanggulangannya dimaksudkan untuk memadamkan penyalaan api yang
tidak terkendali tersebut, yaitu sistem pemadaman yang diaktifkan alarm.
Sistem deteksi awal kebakaran, yaitu : 1. Alat deteksi asap (Smoke Detector)
Mempunyai kepekaan tinggi dan akan memberikan alarm bila terjadi
asap di dalam ruang tempat alat itu dipasang.
2. Alat deteksi nyala api (Flame Detector)
Dapat mendeteksi adanya nyala api yang tidak terkendali dengan
cara menangkap sinar ultra violet yang dipancarkan nyala api
tersebut.
Sistem pemadam kebakaran terbagi atas tiga, yaitu : 1. Pencegahan
a. Deteksi asap
b. Deteksi panas
2. Penanggulangan
a. Fire Hydrant : Melayani area seluas 500-800 m2
b. Fire Extinguser : Melayani area seluas 200-250 m2 dengan jarak antara dua unit 20-25 m yang
merupakan alat kebakaran portable
c. Pilar Hydrant : Diletakan di luar bangunan
d. Sprinkler : Melayani area seluas 10-25 m2/spinkler yang bekerja secara otomatis untuk
memadamkan api sedini mungkin
3. Penyelamatan dengan menggunakan tangga kebakaran. Syarat
tangga kebakaran adalah :
a. Terbuat dari bahan tahan api
b. Terdapat penekanan asap
d. Radius penempatan kira-kira 40 m
f. Pembuangan Sampah
Sumber-sumber utama sampah berasal dari beberapa area dalam museum
seperti :
1. Area kerja pengelola berupa kertas-kertas bekas
2. Area pengunjung berupa bungkusan-bungkusan bekas makanan
3. Area logistic yaitu dapur
Sampah-sampah dikumpulkan menurut jenisnya yaitu sampah kering,
sampah basah, dan sampah-sampah berbahaya lainnya yang mengandung zat-zat
racun. Kemudian sampah dibuang ke tempat sampah utama untuk diangkut oleh
truk pembuang sampah.
Jika bangunan terdiri dari beberapa lantai dan kapasitas sampahnya besar
maka harus disediakan tempat pembuangan sampah dengan sistem vertikal atau
shaft sampah ke bak sampah di lantai dasar untuk diangkut oleh truk pembuang
sampah.
4.4. Analisa Penerapan Tema
Ada 6 strategi utama yang bisa diterapkan dalam desain arsitektur hemat
energi, yaitu :
1. Envelope : berkaitan dengan pelingkup ruang
2. Lighting : berkaitan dengan pencahayaan
3. Heating : berkaitan dengan pemanasan
4. Cooling : berkaitan dengan pendinginan
5. Energy Production : berkaitan dengan produksi energi
6. Water and waste : berkaitan dengan air dan sampah
Berikut penjelasannya:
1. Envelope
Berkaitan dengan envelope (pelingkup) pada bangunan dapat digunakan
menggunakan atap bertanaman bisa menurunkan suhu pada bagian atap dan
ruangan di bawahnya beberapa derajat.
2. Lighting
Berkaitan dengan lighting (pencahayaan) dapat diterapkan konsep light
shelves. Light shelves adalah permukaan yang digunakan untuk
mendistribusikan dan mengurangi penerangan berlebih cahaya matahari yang
masuk dari side lighting.
3. Heating
Tidak semua strategi pemanasan diterapkan di daerah tropis seperti Indonesia.
Salah satu dari konsep heating ialah active solar thermal energy system.
Active solar thermal energy system adalah penyerapan energi panas matahari
untuk kebutuhan pemanasan air, pemanasan kolam, pemanasan udara, dan
pemanasan ruang.
4. Cooling
Berkaitan dengan cooling (pendinginan) dapat diterapkan cross ventilation.
Cross ventilation adalah aliran udara dingin dari luar ruangan ke dalam ruang
dan membawa udara panas ke luar ruangan.
5. Energy Production
Berkaitan dengan energy production (produksi energi) dapat diterapkan
photovoltaic. Photovoltaic adalah sel untuk mengkonversi energi sinar
matahari menjadi energi listrik. Pemanasan sel surya bisa dilakukan pada
6. Water and waste
Berkaitan dengan water and waste dapat diterapkan konsep rainwater
harvesting. Rainwater harvesting adalah mengumpulkan air hujan untuk
berbagai keperluan. Ada 2 skala penggunaan:
Sistem kecil : mengumpulkan air hujan pada atap untuk penggunaan domestik.
Sistem besar : menggunakan penyaring besar untuk keperluan pengairan tanaman.
BAB V
KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Dasar
5.1.1. Orientasi Bangunan
Tapak bangunan yang memanjang di sisi Timur-Barat menjadi suatu
tantangan bagi konsep hemat energi. Bangunan sedapat mungkin diarahkan
menghindari sinar matahari yang berlebihan dan panas dengan tujuan utama
untuk mengurangi jumlah panas yang masuk ke dalam bangunan melalui
selubung bangunan, dan dengan demikian otomatis akan menekan
penggunaan energi dalam pengkondisian udara dalam bangunan.
Bangunan juga didesain agar dapat menjadi elemen shading bagi sisi
bangunan lainnya.
Bukaan di sebelah timur dan barat diminimalisir karena sinar
matahari berlebihan, dan memaksimalkan bukaan di sebelah utara dan
selatan.
Penerapan Pada Bangunan:
Gambar 5.2. Orientasi Massa Bangunan Sumber : Pribadi
5.1.2. Ketebalan Bangunan
Bangunan dirancang tipis (±16 meter) agar memaksimalkan
pencahayaan alami di siang hari. Dengan demikian, dapat menekan
penggunaan energi dalam pencahayaan. Shading bangunan pun dirancang
agar membantu memperpanjang jangkauan sinar matahari ke dalam
bangunan, tanpa meningkatkan panas yang masuk. Gambar 5.4. Tampak Utara
Gambar 5.5. Ketebalan Bangunan Sumber : Pribadi
16 m
16 m
16 m
5.1.3. Roof Garden
Roof garden dapat mengurangi panas yang masuk ke dalam
bangunan secara signifikan sebab tumbuhan menyerap panas di sekitarnya
dan menguapkannya. Dengan demikian, suhu atap dapat lebih rendah.
Selain itu, roof garden juga berperan ‘mengembalikan‘ lahan hijau
yang hilang akibat pembangunan gedung. Dengan demikian, luas area hijau
tetap dapat dipertahankan.
Struktur taman atap
Atap dak didesain dengan kedalaman antara 30-50 cm dengan
dibatasi dinding sesuai dengan kedalamannya. Berikut ini dijabarkan
bebeapa lapisan yang dibutuhkan untuk melindungi ruang di dalam
bangunan dan sebagai media tanam untuk tanaman yang akan
diletakkan di atas bangunan.
- Lapisan Dak
Lapisan yang paling bawah atau tepat di atas dak adalah lapisan
pelindung utama.
- Waterproofing
Waterproofing merupakan lapisan kedua. Pada lapisan ini terdiri
dari 2 jenis, yaitu jenis membrane atau lembaran dan screed yang
berupa cairan yang layaknya kita mengecat dinding.
- Protection Layer
Protection Layer adalah lapisan pelindung ketiga dari dak yang
ada di atas ruang bangunan kita.
- Drainage Layer
Drainage Layer merupakan lapisan drainase untuk aliran air yang
ada di area taman.
- Filter Fabric
Filter fabric atau geotrxtile adalah lapisan penyaring dari air.
Untuk di kolam lapisan ini diperuntukkan sebagai penyaring
kotoran tanah agar tidak naik ke permukaan air dan membuat
keruh air yang ada di kolam.
- Media Tanam
Lapisan terakhir adalah lapisan media tanam. Lapisan ini penting
untuk pertumbuhan tanaman.
Penerapan Pada Bangunan:
5.1.4.
Solar Photovoltaic SystemSolar photovoltaic sistem merupakan suatu pengembangan teknologi
tentang solar cells. Dengan konsep photovoltaics, kita dapat mengumpulkan
energi dari panel matahari sebagai pengganti energi yang telah ada. Sel
Photovoltaic mengumpulkan dan menyimpan energi matahari. energinya
dapat digunakan kapan saja pada saat diperlukan. Matahari tak dapat
diramalkan, kadang cerah kadang hujan. Tetapi hal itu tidak membuat
kemampuan solar photovoltaic sebagai pengumpul energi hilang.
Menginvestasikan energi ini baik untuk melindungi bumi.
Energi yang dihasilkan dari Solar photovoltaic system dikonveksikan
menjadi energi listrik. Energi listrik alami yang bersumber dari sinar
matahari ini dapat digunakan pada bangunan sehingga menghemat
penggunaan energi buatan.
5.1.5. Konsep Fasad
Konsep fasad menggunakan jendela kaca untuk memaksimalkan
pencahayaan alami pada bangunan, sehingga dapat mengurangi pemakaian
lampu pada siang hari dan secara otomatis dapat menghemat energi listrik.
Pada fasad ditambahkan penggunaan light shelf. Penggunaan light shelf dapat memungkinkan cahaya alami dapat didifusikan lebih jauh ke
dalam.
Gambar 5.10. Penerapan Solar Photovoltaic System pada bangunan Sumber : Pribadi
5.2. Konsep Perancangan Tapak 5.2.1. Zoning Ruang Luar
Massa
Massa hotel ditempatkan sedikit menjauh dari jalan raya untuk
mengurangi polusi kebisingan dan polusi udara dari jalan raya.
Perletakan dengan orientasi ―Mall – Kantor – Hotel‖ secara terpisah untuk memanipulasi ketinggian bangunan – merujuk kepada peraturan
daerah dengan ketinggian maksimum 45 meter. Sehingga jumlah lantai
kantor dan hotel tidak terkurangi ketinggian mall.
Ruang Terbuka
Ruang terbuka sengaja didesain dengan luasan yang cukup lebar
dimaksudkan agar terkesan lapang dan tidak sesak karena dipenuhi
bangunan. Selain itu ruang terbuka juga sebagai daerah resapan.
Ruang terbuka terdiri dari : parkir outdoor, area drop off, area hijau,
sirkulasi kendaraan, pedestrian track, open space event, dan jalur perlambat.
Area Hijau
- Area hijau sebagai filter polusi udara
- Sebagai daerah resapan air Mall
Gambar 5.12. Penzoningan Ruang Luar Sumber : Pribadi
- Menciptakan kesejukan sehingga suasana lebih asri – pohon-pohon sebagai penghasil oksigen.
Parkir Outdoor
- Disediakan parkir outdoor bagi pengunjung yang hanya mampir
dalam waktu singkat.
5.2.2. Pencapaian
Akses pencapain ke dalam site berada di JL. Kualanamu yang
merupakan jalan arteri utama menuju Bandara Kualanamu. Untuk
mengantisipasi jalur cepat maka didesain area perlambat jalan, sehingga
tidak terjadi kemacetan.
Drop Off
Hotel
Masuk dan keluar basement
Area Perlambat Jalan
Gambar 5.13. Pencapaian Sumber : Pribadi
5.2.3. Sirkulasi dan Parkir
5.3. Konsep Perancangan Bangunan 5.3.1. Massa Bangunan
Sirkulasi Kendaraan Sirkulasi Pedestrian
Gambar 5.15. Massa Bangunan Sumber : Pribadi
Gambar 5.14. Sirkulasi dan Parkir Sumber : Pribadi
U
Faktor utama dalam pembentukan massa bangunan adalah lokasi
tapak yang berada di pinggir jalan. Jalan yang dilalui merupakan jalan
primer atau jalan utama, sehingga bentuk bangunan nantinya akan
berorientasi ke sana.
Setelah menemukan orientasi utama, maka dipilih bentuk persegi
yang tipis sehingga lebih sesuai dengan konsep bangunan hemat energi.
Massa yang tipis akan memungkinkan adanya pencahayaan alami di dalam
bangunan. Di sisi lain, massa yang tipis juga memudahkan pergerakan udara
(sistem ventilasi alami). Maka dirancanglah fasad bangunan yang
bergelombang dengan maksud untuk memudahkan pergerakan udara tadi.
5.3.2. Zoning Bangunan
Gambar 5.16. Zoning Vertikal Sumber : Pribadi Privat
Servis
Semi Privat
b. Zoning Per Lantai
- Lantai 1
Privat Servis
Sirkulasi
Publik Keterangan:
- Lantai 2
Privat Servis
Sirkulasi
Publik Keterangan:
Semi Privat
- Lantai 3
Privat Servis
Sirkulasi Keterangan:
Semi Privat
- Lantai 4-10
5.4. Konsep Struktur dan Konstruksi 5.4.1. Sistem Struktur
Bangunan yang dirancang menggunakan struktur rigid frame dengan
inti (core). Struktur rigid frame memiliki kemampuan untuk menahan gaya
pada arah vertikal dan horizontal. Sistem struktur rigid frame dipilih karena
ideal untuk bangunan di bawah 20 lantai. Selain itu, dengan struktur rigid
frame, susunan layout ruang-ruang dalam lebih efisien. Struktur rigid
bereaksi terhadap beban lateral, terutama melalui lentur balok dan kolom.
Dan pada inti (core) bangunan memuat sistem-sistem mekanis dan
tansportasi secara vertikal. Privat Servis
Sirkulasi Keterangan:
Keuntungan :
- Mudah pelaksanaan
- Tahan gempa
- Ekonomis
- Dinding hanya sebagai struktur pengisi sehingga bukaan dan pembagian ruang lebih bebas.
Pembagian Zona Struktur Bangunan
Bangunan tersebut dari bawah ke atas terdiri dari:
- Pondasi bangunan
- Basement
- Podium
- Tower
Pondasi
Pondasi pada bangunan menggunakan pondasi tiang panjang dengan
bahan beton betulang, sehingga dapat menahan beban bangunan dengan
baik.
Kolom dan balok
Konstruksi kolom menggunakan bahan baja yang dilapisi beton, begitu
juga dengan balok. Rangka baja komposit dapat menahan beban lebih
kuat dan tahan lama.
Lantai
Konstruksi lantai menggunakan plat baja bondek yang dilapisi cor beton
bertulang di bagian atas. Plat baja (bondek) ini juga memiliki fungsi
ganda yaitu sebagai bekisting tetap dan penulangan positif satu arah.
Plat bondek tidak menggunakan besi tulangan bagian bawah karena
fungsinya sudah digantikan oleh bondek.
Sumber : Pribadi
Dinding
5.4.2. Konsep Metoda Konstruksi
Sumber : Pribadi
Sumber : Pribadi
Sumber : Pribadi
5.5. Konsep Utilitas
5.5.1. Konsep Skematik Sistem Plumbing
5.5.2. Konsep Skematik Sistem Suplai Air Sprinkler dan Hidrant
5.5.3. Konsep Skematik Sistem Fire Alarm
5.5.4. Konsep Skematik Sistem Telepon
5.5.5. Konsep Skematik Sistem Sampah
5.5.6. Konsep Skematik Sistem AC
5.5.7. Konsep Skematik Sistem Listrik
BAB VI
HASIL PERANCANGAN 6.1. Gambar Perspektif
6.5. Denah
6.6. Tampak
6.7. Potongan
6.7.1. Potongan A-A‘
6.7.2. Potongan B-B‘
6.7.3. Detail A
6.9. Rencana Sistem Pembalokan
6.10. Rencana Sistem Listrik
6.11. Rencana Sistem Plumbing
6.12. Rencana Sistem AC & Telepon
6.13. Rencana Sistem Kebakaran
6.14. Konsep Skematik Utilitas
6.15. Detail-detail
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Terminologi Judul
Judul yang menjadi usulan dari proyek ini adalah Hotel Bisnis NEA
Avenue Kualanamu. Berikut ini merupakan penjelasan terhadap judul kasus
proyek tersebut.
Hotel
Pengertian hotel atau definisi hotel cukup beragam, di antaranya:
1. Hotel adalah salah satu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian
atau keseluruhan bagian untuk jasa pelayanan penginapan, penyedia
makanan dan minuman serta jasa lainnya bagi masyarakat umum yang
dikelola secara komersil.1
2. Hotel adalah suatu bangunan yang dikelola secara komersil guna
memberikan fasilitas penginapan kepada masyarakat umum dengan
fasilitas antara lain jasa penginapan, pelayanan barang bawaan,
pelayanan makanan dan minuman, penggunaan fasilitas perabot dan
hiasan-hiasan yang ada di dalamnya serta jasa pencucian pakaian.2
3. Hotel adalah sarana tempat tinggal umum untuk wisatawan dengan
memberikan pelayanan jasa kamar, penyedia makanan dan minuman
serta akomodasi dengan syarat pembayaran.3
Bisnis
Bisnis menurut beberapa ahli memiliki arti:
- Urwick dan Hunt
Bisnis ialah setiap perusahan yang memproduksi dan mendistribusikan
serta menyediakan barang atau jasa yang diperlukan masyarakat dan atas
dasar kesediaannya dalam membeli atau membayar.
1
Keputusan Menteri Parpostel no Km 94/HK103/MPPT 1987 2
Endar, Sugiarto dan Sri Sulartiningrum. 1996. Pengantar Industri Akomodasi dan Restoran. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
3
- Prof.L.R.Dicksee
Bisnis ialah suatu bentuk kegiatan yang bertujuan untuk mendapatkan
keuntungan bagi yang berkepentingan atau mengusahakan kegiatan
tersebut.
- William Spregal
Mengatakan bahwa bisnis ialah suatu kegiatan yang berhubungan dengan
produksi dan distribusi barang atau jasa yang bisa diklasifikasikan dalam
kegiatan-kegiatan bisnis.
- Hooper
Menyatakan bahwa bisnis merupakan keseluruhan yang kompleks pada
bidang-bidang industri dan penjualan, industri dasar, prosesnya, industri
manufaktur dan jaringan, insuransi, perbankan, distribusi, transportasi dan
lainnya yang kemudian masuk secara menyeluruh dalam dunia bisnis.
Tujuannya memperoleh keuntungan bagi yang mengusahakannya.
- Merriam Webster
- Bisnis merupakan segala aktifitas pembuatan dan jual beli barang jasa
kemudian ditukar dengan uang, kegiatan atau kerja merupakan suatu
pekerjaan dan jumlah kegiatan tersebut terselesaikan oleh sebuah
perusahaan, pabrik ataupun toko.
- Brown dan Petrello (1976)
- Bisnis merupakan suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang
diperlukan masyarakat. Jika kebutuhan masyarakat meningkat, maka
jumlah produksinya di tingkatkan agar memenuhi segala kebutuhan
masyarakat sambil memperoleh laba.
- Musselman dan Jackson (1992)
- Mereka berpendapat bahwa bisnis ialah jumlah keseluruhan aktifitas yang
terorganisir dalam bidang perniagaan dan industri penyediaan barang dan
jasa agar terpenuhi kebutuhan masyarakat serta dapat memperbaiki
NEA
Merupakan singkatan dari huruf awal nama penulis (perancang bangunan)
yaitu Nurul – Eddy – Adenan. NEA hanya sekedar nama pelengkap untuk
menghargai kolaborasi perancang.
Avenue
Dalam bahasa Inggris Avenue memiliki beberapa arti, yang paling umum arti
avenue adalah jalan besar dan kesempatan.
Berdasarkan beberapa arti di atas, maka maksud dari NEA Avenue adalah
bangunan yang dirancang oleh penulis beserta rekan, yang lokasinya dilalui oleh
jalan besar atau jalan lintas utama menuju bandara.
Kualanamu
- Kualanamu adalah tempat bertemu, kata ‗kuala‘ berasal dari bahasa
melayu yang berarti muara sungai atau pertemuan sungai dengan laut.
Sementara ‗namu‘ atau ‗namo‘ berasal dari bahasa karo yang berarti
lubuk. Kuala Namo atau Kuala Namu merupakan kombinasi bahasa dua
suku asli sumatera timur (sumtim) yang sesuai dengan segi bahasa dua
etnis asli penduduk daerah setempat.1
- Kuala Namu merupakan sebuah bandar udara baru untuk kota Medan,
Indonesia. Lokasinya terletak di Kuala Namu, Desa Beringin, Kecamatan
Beringin, Kabupaten Deli Serdang.
Jadi pengertian dari Hotel Bisnis NEA Avenue Kualanamu adalah :
Suatu tempat akomodasi penginapan khususnya bagi para pelaku bisnis
(pengusaha, chief executive pedagang, peserta konvensi, pejabat yang melakukan
dinas, dll.) yang didukung dengan fasilitas-fasilitas yang mendukung kelancaran
aktivitas bisnis, yang berada di gedung NEA Avenue yang merupakan bangunan multi massa dengan tiga fungsi (shopping mall, hotel, office) yang terletak di jalan
besar (jalan utama) menuju Bandara Internasional Kuala Namu, yang mana
bangunan tersebut dirancang oleh 3 rekan (orang) dengan harapan untuk
menciptakan suatu kesempatan atau peluang bisnis.
1
2.2. Tinjauan Umum 2.2.1. Tinjauan Umum Hotel
A. Sejarah Hotel
Menurut Drs. Oka A.A. Yoeti, dalam bukunya yang berjudul ―Strategi
Pemasaran Hotel‖ tahun 1996, sejarah perhotelan sebenarnya sudah dimulai semenjak Mariam dan Yusuf membutuhkan tempat menginap sewaktu Mariam
akan melahirkan Nabi Isa, hal ini sejalan dengan peradaban manusia yang selalu
memerlukan tempat untuk berlindung sementara terhadap cuaca panas dan dingin
dalam melakukan kegiatan perjalanan.
Pada masa kerajaan Romawi telah dibangun rumah penginanpan yang
disebut ―Mansiones‖ yang berlokasi sepanjang jalan raya utama dengan jarak masing-masing sekitar 40 KM. Kemudian selama abad pertengahan, peraturan
keagamaan di Eropa memerintahkan agar dibangun tempat-tempat menginap di
sepanjang jalan yang dilalui orang (road side inn).
Menurut Jusupadi Salmun SH, dalam film - film Western ( cowboy )
sekitar tahun 1800 s.d 1900, sudah terdapat hotel yang bersebelahan dengan
saloon dan bar restaurant, yang berarti sejak kehidupan tahun tersebut penyediaan
hotel, motel, penginapan atau losmen telah dikenal orang sebagai sarana atau
penunjang bagi para pelancong.
Hotel dengan stadard yang lebih baik pertama-tama dibuat di Inggris,
kemudian Perancis, Swiss dan beberapa negar terkenal lainnya. Sebuah
penginapan di New York City menurut Willam S. Gray dan Salvatore C. Linguori
telah memegang peranan penting dalam kancah Revolusi Hotel di Amerika.
Sebelumnya, sebuah Flat ( Mansion ) yang bernama De Lancey pada tahun 1762
telah berubah menjadi sebuah hotel dengan nama baru yaitu Queens Head Tavern.
Dalam sejarahnya gedung ini tetap dipelihara dengan baik sebagai lambang yang
mencerminkan masa lalu Amerika Serikat dan kini telah menjadi sebuah
restaurant yang besar dengan nama Frannces Tavern. Kemudian menyusul hotel di
Covent Garden tahun 1774 yang berdampingan dengan bioskop dekat
Beberapa kalangan Amerika menganggap hotel yang benar-benar hotel
dengan 170 kamar didirikan di New York tahun 1794 dengan nama City Hotel.
Kemudian menyusul Boston‘s Tremont House dengan 270 kamar di tahun 1829
yang tidak hanya memberikan pelayanan untuk tinggal sementara, tetapi juga
menyediakan ruangan untuk converence bagi masyarakat setempat. Sejak itu
maka menyusul hotel-hotel seperti ini :
Thn 1830-1850 - berdirinya Hotel Aster, The Palmer House dan The Sherman House di Chicago, Hotel planters di St. Louis.
Thn 1865 - berdiri The St. Pancras Station and Hotel di London.
Thn 1875 – berdiri The Palace di San Fransisco dengan biaya $ 5 Juta, merupakan hotel terbesar dan termegah pada saat itu dengan jumlah 800
kamar.
Thn 1880 – berdiri Ellsworth Milton Statler di New York, yaitu hotel pertama yang dibangun untuk kepentingan ―Business Travellers‖ dan merupakan
―Chain Hotel‖ pertama di dunia.
Thn 1894 – berdiri The Netherlands Hotel di New York sebagai hotel pertama yang menggunakan sambungan telepohone yang connecting ke dalam setiap
kamarnya.
Thn 1896 – berdiri hotel The Waldorf Astoria di New York.
Satu hal yang dapat dicatat mengenai lokasi hotel sebelum dan sesudah
tahun 1900 di Amerika dan Eropa, umumnya berlokasi tidak jauh dari station
kereta api. Akan tetapi, ketika dunia telah mengenal mobil dan pesawat terbang,
lokasi hotel tidak lagi tergantung pada station kereta api, karena pemenuhan aspek
aksibilitas melalui alat transportasi sudah bersifat diversifikatif sekali.
B. Sejarah Perkembangan Hotel di Indonesia
Sejarah perkembangan perhotelan di Indonesia belum banyak terungkap,
juga belum banyak buku yang mengungkapkan masalah ini. Indonesia telah
dikenal di dunia pariwisata sejak sebelum Perang Dunia ke I, tetapi jumlah
wisatawan yang berkunjung masih terbilang ribuan. Seiring dengan