• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hotel Bisnis Nea Avenue Kualanamu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hotel Bisnis Nea Avenue Kualanamu"

Copied!
209
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Sumatera Utara tahun 2015

De Chiara. Joseph, and John Calender. 1981. Time Saver Standard for Building Types. New York : Mcgraw Hill Book Company.

Endar, Sugiarto dan Sri Sulartiningrum. 1996. Pengantar Industri Akomodasi dan

Restoran. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Jones, Cristhoper, 1972. Design Method, London : Willey Interscience

Juwana Ir. Jimmy S., MSAE (2005) Panduan Sistem Bangunan Tinggi. Penerbit Erlangga.

Lawson (1976:27) Pengantar Perhotelan: Definisi Hotel, Karakteristik, Jenis dan Klasifikasi Hotel

Ministry of Finance Malaysia, Ninth Malaysia Plan 2006-2010

www.kettha.gov.my

Neufert, Ernst. (2002). Data Arsitek Jilid 1, Jakarta : Erlangga

Neufert, Ernst. (2002). Data Arsitek Jilid 2, Jakarta : Erlangga

RDTR Kawasan Kuala Namu dan Sekitarnya tahun 2007

(2)

BAB III METODOLOGI 3.1. Metode Perancangan

a. Pengertian

Metode perancangan merupakan tiap-tiap prosedur, teknik, dan alat bantu

tertentu yang mempresentasikan sejumlah aktivitas tertentu yang digunakan oleh

perancang dalam proses perancangan keseluruhan.

Jones dalam bukunya Design Method (1972), mengemukakan tiga fokus

mendesain yaitu adalah 1) metoda divergen, 2) metoda transformasi, 3) metoda

konvergensi, yang kemudian dikembangkan lagi oleh menjadi lima oleh Nate

Burgos dan Adam Kalish, diantaranya adalah 4) metoda kontinuitas, 5) metoda

Artikulasi. Dapat dikatakan bahwa buku Jones adalah referensi utama dari

berbagai disiplin desain, disamping buku-buku lainnya.1

Metoda Desain

Umum

Pengembangan Metoda Mendesain Oleh Christopher Jones (1972)

Metoda Tradisional Metoda Baru (Modern)

Metoda Tindakan Metoda Craft

Jones, Cristhoper, Design Method, Willey Interscience, London, 1972,1979 Tabel 3.1. Pengembangan Metoda Jones

(3)

b. Ciri Metode Perancangan

Berikut ini disajikan poin-poin ciri dari metode perancangan tradisional

dan rasional.

1. Metode Tradisional (Black Box)

 Menciptakan perancang sebagai empu pencipta bangunan, ahli sulap, atau manusia setengah dewa, yang sebuah benda atau sebuah bangunan

hasil ciptaannya hanya untuk dipuji atau dicela dan tidak

untuk didiskusikan.

 Tidak dapat dibicarakan bagaimana proses terjadi atau proses kreatifnya. Ciri Metode Tradisional :

 Hasil perancangan dikendalikan oleh masukan yang diterima terdahulu dan lebih dominan berdasarkan pengalaman.

 Hasil perancangan dapat dipercepat tetapi akan mengakibatkan keputusan acak untuk suatu periodetertentu.

 Kapasitas produksi perancang sangat relevan dengan ketersediaan waktu karena lebih banyak menggunakan imajinasi. sering merupakan lompatan

pemahaman yang sulit ditransformasikan.

 Kontrol intelegensi mengenai struktur masalah dapat mengakibatkan kesempatan memperoleh hasil yang lebih relevan dengan masalah

perancangan

2. Metode Baru/Rasional (Glass Box)

 Merupakan metode perancangan rasional

 Disebut sebagai kotak transparant (glass box)

 Merupakan kebalikan dari metode tradisional

 Hasil ciptaan dapat ditelusuri bagaimana proses terjadi maupun proses kreatifnya.

Ciri Metode Rasional :

 Tujuan, Variable dan Kriteria ditentukan dengan matang

 Analisis lengkap

 Evaluasi bermakna dan logis

(4)

c. Penetapan Metode

Metode yang digunakan untuk merancang Hotel Bisnis ini adalah dengan

metode glass box, dimana dalam proses perancangannya dengan melihat

peruntukan lahan, potensi lahan, dan peraturan pemerintah

3.2. Kerangka Pendekatan

Untuk pemecahan masalah dalam proses pengembangan konsep dan

perancangan Hotel Bisnis ini, dilakukan beberapa pendekatan yang dijabarkan

secara umum sebagai berikut:

Studi literatur dengan mempelajari permasalahan yang ada serta pemecahan masalah berdasarkan referensi-referensi yang dianggap relevan dan mendukung

dalam proses perancangan seperti buku panduan, standar bangunan maupun

standar keselamatan pada bangunan sesuai dengan fungsi proyek dan

kelayakannya.

Studi banding terhadap proyek, judul, dan tema sejenis dengan melakukan pendekatan perancangan dengan mencari data yang telah ada, sumber-sumber

tersebut dapat berupa sumber survey langsung maupun sumber tertulis seperti

buku, media cetak, internet, dan sumber-sumber lain yang dianggap penting.

Survey lapangan mengenai kondisi sekitar lahan studi dan lingkungan fisik yang berkaitan dengan karakteristik, aktivitas, fungsi eksisting serta menganalisa

potensi dan permasalahan yang ada pada lingkungan sekitar.

Mendapatkan informasi berupa dokumen tertulis dari instansi-instansi terkait untuk memperoleh data yang dibutuhkan untuk mendukung kelayakan studi

proyek, baik dengan instansi pemerintah maupun swasta.

3.3. Tahap Perencanaan (Planning)

Perencanaan yang matang sangatlah diperlukan untuk perancangan hotel

bisnis ini, perencanaan dalam hal ini meliputi desain dan teknik yang akan

digunakan serta penyesuaian terhadap tema dan fungsi. Selain itu perancangan

(5)

metode yang digunakan dalam proses pengumpulan data juga dilakukan, yang

meliputi sumber data, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data.

3.3.1. Sumber Data

Dalam perancangan ini ada dua jenis data yang diperlukan yaitu, data

primer dan data sekunder.

a. Data Primer

Dilakukan dengan cara mengumpulkan data dengan cara survey

lapangan secara langsung. Melihat kedudukan lokasi tapak terhadap kota,

tata guna lahan, batas-batas lokasi, pengambilan foto sekitar lokasi.

b. Data Sekunder

Dilakukan dengan cara mencari teori-teori dan data yang

berhubungan dengan tujuan penelitian dengan melihat jurnal/paper,

buku-buku, Dinas terkait.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini sebagian besar

merupakan data-data yang sudah matang atau telah diolah sebelumnya,

data diperoleh dengan mengambil data-data laporan, catatan, kajian,

dokumen peratutan, dan penelitian terdahulu yang berhubungan dengan

masalah yang akan dibahas. Sumber data tersebut di antaranya diperoleh

dari buku literatur, jurnal ilmiah, dokumentasi penelitian, survey lapangan,

kantor pemerintah/swasta dan pada website.

3.3.2. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan mengidentifikasi dan

melakukan beberapa pendekatan.

Pendekatan metode pengumpulan data dilakukan seperti berikut:

 Survey Lapangan

Survey lapangan dilakukan dengan survei langsung ke lokasi

perancangan, agar dapat diketahui kondisi nyata pada lokasi perancangan

sehingga dapat diperoleh gambaran sebagai pertimbangan dalam

perencanaan desain arsitektur dan struktur.

 Studi Literatur

(6)

mengolah data tertulis berdasarkan referensi-referensi yang dianggap

relevan dan mendukung dalam proses penelitian dan perancangan

 Dokumen

Pengumpulan data dokumen berupa data-data yang dianggap penting dan

dibutuhkan untuk mendukung penelitian yang diperoleh dari

pemerintah/swasta, dalam penelitian ini berupa Rencana Detail Tata

Ruang (RDTR) Kualanamu, buku, data di server dan flashdisk, dan data yang tersimpan di internet (website).

 Analisa Lokasi

Memperhatikan kondisi topografi, saluran drainase, dan sirkulasi.

3.3.3. Teknik Analisis Data

Analisa dan pengolahan data dilakukan berdasarkan data-data yang

dibutuhkan. Selanjutnya dikelompokkan sesuai identifikasi tujuan

permasalahan, sehingga diperoleh penganalisaan pemecahan yang efektif

dan terarah. Adapun analisa data yang dilakukan adalah:

 Analisa kondisi eksisting site

 Analisa sirkulasi dan data lalu lintas

 Analisa utilitas

 Analisa potensi kawasan

3.3.4. Rancangan Analisis Data

Rancangan yang digunakan untuk menganalisa data berupa deskripsi

mengenai data-data yang diperoleh. Proses analisa data dimulai dengan

melakukan penelitian data-data sebagai berikut :

1. Melakukan pengumpulan data dan peraturan daerah terkait

2. Tahap selanjutnya melakukan survey lapangan dengan tahap pengambilan

foto dan pemilihan site yang diinginkan

3. Menganalisa iklim, sirkulasi, utilitas, struktur, view, kebisingan, vegetasi,

polusi udara di lokasi

(7)

5. Membuat konsep perancangan dengan bentukan massa dan desain

ladscape kawasan

6. Membuat gambar kerja bangunan dan konsep bangunan yang di inginkan

3.4. Flow Chart

Mulai

Tahap Perencanaan

Pengumpulan Data

Data RDTR, Kelengkapan Lokasi Site

Analisa Kelengkapan Data

Perencanaan Bangunan (Tema Arsitektur Hemat Energi)

Membuat Konsep

Gambar Desain

Penyusunan Format Gambar

Selesai

(8)

BAB IV

ANALISA PERANCANGAN 4.1. Analisa Kondisi Tapak dan Lingkungan

4.1.1. Sejarah Kawasan

Batang Kuis adalah salah satu Kecamatan di Kabupaten Deli serdang,

Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kecamatan Batang Kuis terdiri atas 11 desa,

dan 72 Dusun. Sejalan dengan rencana pemindahan Bandara Internasional Polonia

Medan ke Bnadara Internasional Kualanamu yang berbatasan dengan Kecamatan

Batang Kuis. Kecamatan ini terus berbenah menjadi diri menjadi Kecamatan

Gapura (gerbang dan pintu utama menuju bandara).

Melalui kebijakan lokal, pemerintah Kabupaten Deli Serdang yang

dinamkan gerakan Deli Serdang membangun, sampai dengan akhir tahun 2010,

Kecamatan ini mampu menghimpun partisipasi swadaya masyarakat dan

pengusaha senilai Rp.17.735.160.000. Atas prestasi tersebut, padda tahun 2008 itu

pula kecamatan ini ditetapkan sebagai juara ketiga Kecamatan terbaik tingkat

Provinsi Sumatera Utara.

Gambar 4.2. kondisi eksisting lokasi Sumber : Pribadi

(9)

4.1.2. Analisa Lokasi

Lokasi Hotel Bisnis NEA Avenue Kualanamu berada di Indonesia, Pulau Sumatera, Provinsi Sumatera Utara, Kabupaten Deli Serdang, Kecamatan Batang

Kuis. Lokasi ini berdekatan dengan bandara Kualanamu hanya berjarak ± 9 Km

dari bandara ke lokasi. Kawasan sekitar bandara kuala namu merupakan area

perdagangan dan jasa, kota transit dan area wisata aktif menurut rencana sistem

perkotaan di Kabupaten Deli Serdang. Berikut kondisi lahan eksisting :

- Kasus Proyek : Hotel Bisnis NEA Avenue Kualanamu

- Status Proyek : Fiktif

- Lokasi Tapak : Jl. Bandara Kuala Namu, Kec. Batang Kuis, Kab. Deli Serdang.

SITE

(10)

 Batas Utara : Perkebunan jagung

 Batas Timur : Perkebunan jagung

 Batas Selatan : Jl. Kuala Namu (jalan menuju bandara)

 Batas Barat : lahan komersil lainnya

- Luas : ± 4 ha (40.000 m2)

 Terletak di jalan besar menuju Bandara Internasional Kuala Namu

 Berada dekat kawasan sekitar bandar udara berjarak 9 km.

 Transportasi lancar dan baik, memiliki 2 jalur, lebar satu jalur 8 m.

 Memiliki jalur sekunder sehingga dapat digunakan sebagai jalur servis.

 Luas site mendukung ± 4 Ha.

 Berada di kawasan perdagangan dan jasa.

 Merupakan daerah pengembangan

Potensi Wilayah :

Kecamatan Batang Kuis memiliki wilayah dengan luas ±40,34 m2. Terletak pada ketinggian 4-30 m di atas permukaan laut dan beriklim tropis.

Adapun batas wilayah Kecamatan Batang Kuis adalaha sebagai berikut :

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Pantai Labu

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Morawa

 Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Beringin dan Pantai Labu

(11)

4.1.3. Analisa Tata Guna Lahan

Berdasarkan RTR Kualanamu dan sekitarnya, lokasi site diperuntukan

sebagai daerah komersil. Lokasi tersebut merupakan daerah yang akan

dikembangkan dan saat ini masih berupa lahan kosong yang dimanfaatkan sebagai

lahan pertanian.

MASALAH

 Belum adanya hotel bisnis di sekitar

 Dengan adanya hotel bisnis di kawasan pengembangan

ini menambah varian

pemilihan hotel kepada

pebisnis dan wisman pada

daerah ini.

 Bersama dengan hotel bisnis direncanakan juga

fungsi pusat perbelanjaan

dan perkantoran.

POTENSI

Karakteristik Hotel Bisnis

 Berada di pusat kota

 Dekat dengan area perkantoran / pusat bisnis

 Didukung oleh pusat perbelanjaan Potensi tambahan lainnya

 Berada dekat Bandara Internasional Kuala Namu

(12)

4.1.4. Analisa Keistimewaan Site

4.1.5. Analisa Sirkulasi dan Pencapaian

Keterangan

 Jalan setapak yang berada di utara dan barat site kondisinya sangat rusak, banyak lubang dan tidak rata.

 Sebelah selatan merupakan jalan satu arah menuju bandara.

USULAN

 Entrance akan diletakkan di Jl. Kuala Namu

 Jalan setapak di barat site akan diperbaiki dan difungsikan sebagai jalur servis.

POTENSI

 Sirkulasi menjadi lebih baik dan teratur

 Karena merupakan jalan utama menuju bandara, jalan Kuala Namu merupakan jalan bebas kemacetan.

Site Perancangan berada di jalan besar Bandara Kuala Namu, sehingga menjadi keistimewaan site. Jalan ini menjadi jalan utama menuju site.

Bandara Kuala Namu akan menjadi motor penggerak berkembangnya

perancangan ini nantinya. Bandara merupakan pusat pergerakan wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara.

(13)

Kondisi jalan dapat terlihat sebagai berikut:

 Jl. Kuala Namu

Dapat terlihat bahwa keadaan jalan rapi dan bebas hambatan. Jalan ini

merupakan jalan 1 arah dengan lebar ± 8 meter. Jalan Kuala Namu dilalui oleh

kendaraan umum berupa bus dan taksi, kendaraan beroda empat, kendaraan

beroda dua, dan truk. Jalan ini tidak pernah terjadi kemacetan. Di sekitar jalan

belum disediakan jalur pedestrian.

 Jalan setapak di utara dan barat site

Jalan ini merupakan jalan setapak yang dapat dilalui dengan 2 arah.

Kondisi jalan tidak bagus, terdapat banyak lubang dan juga tidak rata. Lebar jalan

± 8 meter. Jalan ini biasa dilalui oleh sepeda motor dan juga mobil pick up. Gambar 4.4. Jl. Kuala Namu

Sumber : Pribadi

(14)

Pencapaian

Pencapaian menuju lokasi proyek dapat dicapai dengan beragam model

trasportasi, baik melalui umum maupun angkutan pribadi. Berikut jenis

trasportasinya :

1. Akomodasi taxi dapat dicapai dari kota medan Kualanamu sekitar ± 60

menit, jika tidak ada hambatan

2. Akomadasi bus dapat dicapai dari kota Medan ke Kualanamu sekitar ±90

menit, jika tidak ada hambatan

3. Akomodasi sepeda motor dapat dicapai dari kota Medan ke Kualanamu

sekitar ±45 menit

4. Akomodasi dengan mobil pribadi dapat dicapai dari kota Medan ke

(15)

4.1.6. Analisa Prasarana

Pada site tersedia jaringan listrik, air bersih (PDAM), saluran drainase,

lampu jalan, dan signage.

Dari prasarana-prasarana di atas yang memiliki masalah adalah prasarana

air kotor, di mana saluran riol kota di sekitar tapak terbuka dan masih berupa

galian tanah, sehingga menimbulkan pandangan dan bau yang tidak sedap. Jalur

pedestrian juga belum ada. Dengan demikian, perlu dipertimbangkan opsi

penutupan saluran drainase sebagai salah satu solusi pelebaran jalur trotoar.

4.1.7. Analisa Vegetasi

Analisa vegetasi eksisting akan mempengaruhi keputusan desain nantinya. Gambar 4.6. Analisa Prasarana

(16)

4.1.8. Analisa View

 Vegetasi pada area sekitar site kurang terawat sehingga menimbulkan kesan yang kurang menarik

 Ukuran pohon tidak cukup rindang untuk meneduh para pejalan kaki

 Tidak ada pemisah antara vegetasi pepohonan dengan jalur pedestrian, sehingga penanaman pohon tidak merata dan tidak rapi.

USULAN

 Disediakan jalur pedestrian dengan perkerasan dan dibedakan dengan jalur vegetasi.

 Ditanami pohon yang rindang.

POTENSI

 Daerah sekitar site mendapat kenyamanan visual yang baik maupun suasana pedestrian yang nyaman dan melindungi pedestrian dari panas matahari langsung ketika berjalan pada siang hari.

1

3 2

4

(17)

View yang menarik ialah view 4 atau menghadap jalan utama menuju

bandara Kuala Namu yaitu view ke Jl. Kuala Namu. Sehingga orientasi site

diarahkan ke arah jalan utama.

b. View ke dalam site

1

3

2

4

Gambar 4.9. View ke luar site Sumber : Pribadi

1

3 2

4

(18)

View yang menarik ialah view 4 yaitu dari jalan besar Bandara Kuala

Namu langsung ke site perancangan.

4.1.9. Analisa Kebisingan

Tingkat kebisingan cukup rendah di mana site pada sebelah utara, barat,

dan timur merupakan lahan komersial kosong yang saat ini dimanfaatkan menjadi

lahan pertanian. Pada sebelah selatan tingkat kebisingan lebih tinggi dikarenakan

merupakan jalur utama menuju bandara.

m

Gambar 4.12. Diagram Analisa Kebisingan Sumber : Pribadi

1

3

2

4

Gambar 4.11. View ke dalam site Sumber : Pribadi

(19)

4.1.10.Analisa Iklim a. Angin

Angin bertiup dari arah utara site menuju kea rah selatan site, dikarenakan

daerah Kecamatan Batang Kuis ini masih dalam tahap pengembangan oleh karena

itu belum banyak bangunan-bangunan tinggi di daerah ini sehingga udara akan

mengalir tanpa terpecah kearah lain di karenakan bangunan-bangunan yang tinggi

disekitar.

Dikarenakan rendahnya intensitas/kepadatan bangunan di daerah ini

sehingga pergerakan angin tidak terpecah dan akan mengalir dengan baik ke arah

site dan pergerakan udara juga dapat di manfaatkan sebagai sumber energy

mandiri, sehingga dapat menjadi kawasan yang mandiri dengan energy yang

didapat dari sekitarnya..

Konsep Tanggapan :

(20)

b. Matahari

 Musim timur terjadi pada bulan juli – desember dengan curah hujan antara 71-250

4. Angin

 Jenis angin : angin darat (malam hari) Angin laut (siang hari)

 Arah angin : utara

 Kecepatan angin : 0,2-1.2 meter/detik

Arah matahari sangat mempengaruhi bentuk bangunan, sebab orientasi

yang salah akan menyebabkan konsumsi energi dalam bangunan menjadi jauh

lebih tinggi. Tingkat radiasi cukup tinggi dikarenakan di sekitar site belum

terdapat bangunan sehingga panas matahari langsung mengenai site dari segala

arah. Terutama dari arah barat sinar akan berlebihan saat siang dan sore hari.

(21)

Dikarenakan tidak adanya area teduh pada site sehingga di dalam site

sangat panas, sehingga butuh treatment khusus untuk mengurangi ataupun

menyaring efek panas yang masuk ke dalam site.

Untuk mengantisipasi masalah ini, dibutuhkan sun shading untuk menghalangi sinar matahari langsung ke dalam bangunan. Selain itu, energi sinar

matahari dapat dimanfaatkan untuk solar panel. Penanaman dan penempatan

vegetasi juga sangat penting sebagai pendingin fasad. Orientasi bangunan juga

dipertimbangkan, sebaiknya diorientasikan ke arah utara dan selatan.

4.2. Analisa Fungsional 4.2.1. Analisa Ruang

a. Analisa Hubungan Antar Ruang

 Kamar Pengelola Gedung NEA Avenue

 Parkir

Gambar 4.15. Solusi Perancangan Sumber : Pribadi

Gambar 4.16. Diagram Kelompok Kegiatan NEA Avenue

(22)

b. Hubungan Antar Ruang Secara Umum

Gambar 4.17. Diagram Hubungan Antar Ruang Secara Umum Sumber : Pribadi

Loading Dock

ATM Galery

Lobby Lift

Restoran Ball room

Convention

Kamar Hotel

Entrance

Parkir Meeting room

Publik

Semi Publik

(23)

4.2.2. Analisa Suasana Ruang

Analisa suasana ruang adalah proses menganalisa yang menjabarkan suasana-suasana dan kriteria-kriteria ruang yang akan di desain dan akan menjadi acuan dalam mendesain interior dalam bangunan. Analisa ruang hotel bisnis ini akan disajikan melaui tabel berikut.

No. Nama Ruang

Kriteria Ruang

Pendekatan Thermal

Ruangan

Suasana

ruang Kebersihan Cahaya View

1. Lobby / Hall

Seabagai area transisi atau

sirkulasi, dekat dengan

Resepsionist adalah area yng

difungsikan sebagai memberi

informasi kepada

pengunjung, dekat dengan

lobby dan penitipan barang

Sejuk

Nyaman Cukup ramai Terang -

(24)

3. Penitipan barang

Penitipan barang adalah area

fasilitas yang difungsikan

sebagai tempat penitipan

barang para pengunjung,

dekat dengan lobby dan

resepsionist

pengunjung untuk tempat

beristirahat dan menginap

Sejuk

Nyaman Tenang Terang

5. Meeting Room

Meeting Room adalah ruang

yang digunakan untuk

Ball Room adalah ruang yang

cukup besar yang digunakan

untuk mengadakan suatu

acara, baik berupa seminar,

workshop, penjelasan

Sejuk

(25)

pemasaran, dan lain-lain

7. Restoran

Restoran adalah ruang yang

digunakan sebagai tempat

untuk makan dan minum

Sejuk

bertemu relasi atau kerabat

Sejuk

Nyaman Ramai Terang

9. ATM Centre Sebagai area pengambilan uang tunai

Sejuk

Nyaman Tenang Terang -

10. Money Changer & Travel Agent

Money Changer adalah ruang

yang difungsikan sebagai

tempat untuk menukar dan

(26)

aktivitas spa dan sauna

13. Kolam Renang Sebagai area untuk berenang Sejuk

Nyaman Cukup Ramai Terang

14. Kantor

Pengelola

Kantor Pengelola adalah

kantor yang difungsikan

untuk pengelola hotel yang

dibagi menjadi ruang-ruang

16. Dapur Restoran

Area yang difungsikan untuk

memasak dan membuat

makanan dan minuman serta

(27)

atapun perangkat-perangkat

pameran yang tidak

digunakan lagi

18. Mushollah

Sebagai ruang yang

digunakan untuk ibadah /

sholat bagi umat islam

Sejuk

Nyaman Tenang Terang -

19. Security Sebagai ruang untuk penjaga

keamanan Nyaman Ramai Terang -

20. Parkir Area Sebagai ruang untuk

(28)

4.2.3. Analisa Jumlah Pengunjung dan Kebutuhan Kamar

Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Sumatera

Utara melalui Bandara Kuala Namu pada tahun 2015 bulan januari sampai maret

berjumlah 88.432 orang. Sehingga selama bulan januari sampai maret jumlah

wisatawan yang datang perharinya ± 983 orang.1

Dengan mengasumsikan 50% dari wisman tersebut adalah wisman dengan tujuan berhubungan dengan ―bisnis‖ maka diperoleh :

60% x 983 = 599 orang / hari

Dari ratio minat wisatawan terhadap hotel bintang 3 diperoleh :

1/3 x 599 orang = 197 orang / hari

Dengan asumsi perbandingan 60% kamar tamu hotel digunakan untuk 1

orang dan sisanya untuk 2 orang, maka kebutuhan kamar hotel untuk tamu adalah

140 kamar. Untuk mencegah terjadinya lonjakan permintaan akan kamar hotel

pada saat adanya konferensi, rapat besar, atau event, maka diasumsikan kenaikan

permintaan akan kamar mencapai 20%. Maka total kamar yang disediakan adalah:

140 + ( 20% + 140 ) = 168 kamar 4.2.4. Analisa Parkir

 Menurut SBT, standar parkir untuk hotel dihitung 1 slot parkir per 5 kamar. Jadi jumlah parkir hotel yang memiliki 168 kamar adalah 168/5

= 34 slot parkir, total luasan parkir 34 x 12,5 m2 = 425 m2.

 Menurut SBT, standar parkir untuk ballroom dihitung 1 slot parkir setiap 15 m2 lantai bruto. Jadi jumlah parkir yang harus disediakan adalah 768/15 = 52 slot parkir, total luas parkir 52 x 12,5 m2 = 650 m2.

 Untuk jumlah parkir bus diasumsikan tersedia 2 buah parkir 2 x 52 m2 = 104 m2.

1

(29)

 Untuk parkir servis dan pengelola dihitung per kamar, 1 slot parkir per 100 kamar. Sehingga total jumlah parkir untuk servis dan pengelola

adalah 2 buah slot parkir, total luasan parkir 2 x 12,5 m2 = 25 m2.

 Untuk parkir kendaraan roda 2 diasumsikan sebanyak ± 80 buah parkir kendaraan roda dua. Sehingga total luasan parkirkendaraan roda dua

adalah 80 x 2 m2 = 160 m2.

 Luasan area parkir hotel = 425 m2 + 650 m2 + 104 m2 + 25 m2 + 160 m2 = 1.364 m2.

4.2.5. Analisa Bentuk

Analisa bentuk adalah suatu analisa terhadap karakter maupun visualisasi

yang akan diwujudkan pada bangunan. Analisa betuk terdiri dari elemen-elemen

seperti ukuran, warna dan tekstur, posisi, orientasi, dan massa. Semua elemen

memiliki tujuan untuk mewujudkan citra dan tampilan bentuk bangunan.

Jenis bentuk-bentuk dasar geometri yang digunakan dalam sebuah

perancangan:

Bujur Sangkar : bentuk yang menunjukkan sesuatu yang murni dan rasional.

Bentuk ini merupakan bentuk yang statis dan netral serta tidak memiliki

arah tertentu. Bentuk- bentuk segi empat lainnya dapat dianggap sebagai

5ariasi dari bentuk bujur sangkar. Seperti segitiga, bujur sangkar bila

berdiri pada salah satu sisinya tampak stabil dan dinamis bila berdiri pada

salah satu sudutnya.

Lingkaran : bentuk yang terpusat.

Berarah ke dalam dan pada umumnya bersifat stabil dan dengan sendirinya

menjadi pusat dari lingkungannya. Penempatan sebuah lingkaran pada

suatu bidang akan memperkuat sifat dasarnya sebagai poros.

Menempatkan garis lurus atau bentuk-bentuk bersudut lainnya atau unsur

menurut arah kelilingnya, dapat menimbulkan perasaan gerak putar yang

kuat.

(30)

Apabila terletak pada salah satu sisinya, segitiga merupakan bentuk yang

sangat stabil. Jika diletakkkan berdiri pada salah satu sudutnya, dapat

menjadi seimbang bila terletak dalam posisi yang tepat pada suatu

keseimbangan, atau menjadi tidak stabil dan cenderung jatuh ke salah satu

sisinya.

a. Bentukan Pada Hotel

Beberapa bentuk yang dapat dipakai pada bangunan hotel antara lain: Kriteria

Bentuk Dasar Massa Bangunan

Kesesuaian Bentuk

Site Baik Baik Kurang Baik

Orientasi Bangunan Baik, Orientasi Jelas

Baik, Orientasi Ke

Segala Arah Tidak Jelas

Efesiensi Ruang Efisien Kurang Efisien Tidak Efisien

Efisiensi Struktur

dan Konstruksi

Bangunan

Lebih Mudah Cukup Sulit Mudah

Kesan Yang Ingin

Dicapai Baik Baik Kurang Baik

Ekonomi Bangunan Lebih Hemat Hemat Tidak Ekonomis

Tabel 4.2. Keterangan Konsep Bentukan Massa Sumber : Arsitektur : Bentuk Ruang dan Susunannya

(31)

Pinwheel plan Cross-shaped plan

Circular plan Triangular plan

Single louded plan Double louded offset plan

(32)

Bentuk yang dipilih ialah bentuk persegi panjang dengan tipe Double louded offset plan. Bentuk ini dipilih karena bentuk persegi dapat memaksimalkan fungsi ruang dalam pada bangunan. Selain itu bentuk ini juga dapat

memaksimalkan arah bukaan dan area koridor lebih fungsional.

4.3. Analisa Teknologi 4.3.1. Analisa Struktur

Struktur bangunan digunakan agar beban atau gaya bangunan dapat

tersalurkan dengan baik.

 Struktur atas menyalurkan beban dari atas bangunan menuju ke bawah

Objek Kelemahan Kelebihan

Rangka batang Refleksi besar bila diterpa

angin

Fleksibilitas ruang tinggi, bentangan relatif

besar (14 -22 meter), kuat dalam

bentangan horizontal.

Dinding

pemikul

Fleksibilitas ruang kurang,

perlu keahlian khusus

Tidak menggunakan

kolom, waktu pengerjaan cepat.

Balok induk

dan balok anak

Ruang plafon relatif kecil

(1/20 -1/24 bentang)

Bentang 9-18 meter, rangka penguat lantai

Kabel baja Bukan sebagai rangka

utama, ruang gaya tarik

yang besar

Daya tarik yang tinggi, bentangan 100-300

meter, fleksibilitas tinggi.

Plat lantai Selisih ketinggian relatif

kecil

Praktis dalam pengerjaan, bentangan 4-10

meter, ruang plafon lebih tinggi.

 Struktur bawah menyalurkan beban bangunan dari struktur atas menuju ke tanah

Objek Keterangan

Pondasi Sumuran a. Digunakan pada tanah rawa-rawa atau lunak Tabel 4.3. Kelemahan dan Kelebihan Struktur Atas

Sumber : Panduan Sistem Bangunan Tinggi

(33)

b. Mencapai kedalaman hingga tanah terkeras (4-8 meter)

c. Mudah pengerjaan dalam perluasan bangunan

d. Aman dan ekonomis untuk tipe bangunan tingkat rendah

Pondasi Tiang Pancang a. Cukup aman untuk menahan gaya, baik itu gaya 5ertikal

maupun horizontal

b. Mencapai kedalaman hingga tanah terkeras (8-20 meter)

c. Pengerjaan cepat dan mudah

d. Bahan dari beton, baja, dan kayu

e. Menimbulkan getaran dan bunyi yang relatif besar

Pondasi Bore Pile a. Cukup aman untuk menahan gaya 5ertikal

b. Mencapai kedalaman hingga tanah terkeras (>10 meter)

c. Pengeboran untuk pengecoran pondasi

d. Digunakan pada tanah yang tidak keras

e. Tidak menimbulkan getaran dan bunyi yang besar

f. Tidak memakan waktu yang lama

g. Memerlukan keahlian khusus

h. Tidak ekonomis

 Bahan Struktur

Kriteria Beton Baja Komposit

Unsur Agregat kasar/halus, air

dan semen

Besi, karbon,

oksigen

Beton dan Baja

Sifat Mudah dibentuk, praktis Kaku Relatif fleksibel

Kekuatan Gaya tekan Gaya tarik Gaya tekan dan tarik

Pelaksanaan Bertahap, di lapangan Singkat, pabrikan Singkat, pabrikan atau

lapangan Tabel 4.5. Kriteria Bahan Struktur

(34)

Jenis Bertulang, praktekan 5 variasi rangka

a. Digunakan untuk bangunan kecil dan rendah

b. Sebagai struktur rangka dan balok

c. Jenis bahan pabrikan

d. Tidak tahan terhadap rayap

e. Perawatan intensif

f. Gaya sesuai arah serat

Aluminium

a. Sebagai struktur pendukung

b. Jenis bahan pabrikan

c. Perlu keahlian khusus

d. Tahan cuaca tropis

e. Penghantar panas

f. Ringan

Gipsum

a. Tingkat stabilitas tinggi b. Daya tahan tinggi

c. Kedap suara

d. Anti serangga

e. Ringan & Pemasangan praktis

f. Aplikasi pada plafon dan partisi

Kaca

a. Sebagai sturktur pelingkup

b. Perlu keahlian khusus

c. Permukaan yang rentan terhadap cuaca

d. Tahan terhadap kelembaban

e. Ringan & Transparan

a. f. Kuat pada fungsi tertentu Tabel 4.6. Kriteria Bahan Bangunan

(35)

4.3.2. Analisa Utilitas

Utilitas adalah sistem yang mengatur perangkat keras fungsi bangunan

seperti keamanan, penghawaan, pencahayaan, penanggulangan kebakaran,

sanitasi, elektrikal, penangkal petir, pembuangan sampah, dan termasuk juga

sistem akustik.

a. Elektrikal

 Sumber arus listrik pada sistem elektrikal dari PLN.

 Generator Set (Genset)

Untuk mengantisipasi kebutuhan listrik pada saat terjadi pemadaman

listrik dari PLN seperti yang sering terjadi, digunakan Genset. Genset ini

dapat menyuplai listrik minimal 50 % dari listrik yang dibutuhkan yaitu

mencakup tenaga listrik utama, seperti penerangan umum, AC, pompa,

dan lift.

 UPS (Uninteruped Power Supply)

UPS atau Uninteruped Power Supply merupakan baterai kering yang dapat

menyuplai tenaga listrik sementara. UPS digunakan pada saat pemadaman

listirk PLN dan kebakaran. UPS ini berguna untuk menyuplai listrik secara

langsung pada bangunan khususnya pada fungsi yang sangat

membutuhkan, seperti : penerangan darurat, dan fan-fan pada saat

(36)

b. Plumbing

 Saluran Air Bersih

Sumber air bersih berasal dari PDAM, bila mengalami kerusakan, maka

sumur bor akan digunakan sebagai sumber air cadangan.

 Saluran Air Kotor

Sebelum dibuang ke saluran pembuangan kota, air kotor harus melewati

proses treatment terlebih dahulu. PDAM Meteran Reservoir

bawah Pompa

Sumur

Pompa Fire hydrant Pompa

Septic tank R.Chlorinasi Pompa

Saluran pembuangan

kota Diagram 4.3. Skema Saluran Air Kotor

(37)

 Saluran Air Buangan

Sebelum dibuang ke saluran pembuangan kota, air buangan harus terlebih

dahulu melalui proses treatment.

c. Sistem Penghawaan / Pengkodisian Udara

Sistem penghawaan terbagi menjadi 2 yaitu Sistem Penghawaan Alami dan

Sistem Penghawaan Buatan.

Sistem Penghawaan Keuntungan Kerugian

Penghawaan Alami

 Biaya lebih murah

 Dapat dimodifikasi untuk membentuk

estetis bangunan

 Kenyamanan yang tercipta tidak dapat dikontrol.

 Tidak dapat merata disetiap ruang

 Bergantung terhadap iklim tempat

Penghawaan Buatan

 Dapat merata disetiap ruangan

 Tingkat kelembaban dan suhu dapat sebagai tempat peletakan

peralatan penghawaan.

 Membutuhkan bantuan energi. Tabel 4.7. Keuntungan dan Kerugian Sistem Penghawaan

Sumber : Panduan Sistem Bangunan Tinggi Dapur Toilet

Dapur Toilet

penampungan Water treatment Pompa

Saluran pembuangan

kota Washtafel

Washtafel

(38)

d. Sistem Pencahayaan

Sistem pencahayaan terbagi menjadi 2, yaitu

1. Sistem Pencahayaan Alami

Pencahayaan alami memanfaatkan sinar matahari sebagai pencahayaan

pada ruang-ruang yang memungkinkan diberi bukaan jendela atau

dinding kaca.

2. Sistem Pencahayaan Buatan

Pencahayaan buatan digunakan pada ruang-ruang yang tertutup dan pada

ruang-ruang tertentu yang bertujuan untuk menimbulkan suasana ruangan

seperti lampu sorot (spot light).

Pencahayaan alami Pencahayaan buatan

 Biaya murah

 Pengaturan intensitas cahaya sulit

 Bergantung terhadap iklim dan cuaca

 Baik digunakan untuk ruangan dengan dimensi yang besar

(hall atau area publik)

 Biaya lebih mahal

 Intensitas cahaya dapat diatur

 Sudut pencahayaan dapat dikontrol

 Baik digunakan untuk ruang-ruang khusus dan ruang

dengan dimensi kecil Tabel 4.8. Perbandingan Sistem Pencahayaan

Sumber : Panduan Sistem Bangunan Tinggi Cooling

(39)

e. Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran

Pencegahan kebakaran merupakan segala usaha yang dilakukan agar

tidak terjadi penyalaan api yang tidak terkendali, salah satunya adalah melalui

sistem deteksi awal untuk mengaktifkan alarm peringatan. Sedangkan

penanggulangannya dimaksudkan untuk memadamkan penyalaan api yang

tidak terkendali tersebut, yaitu sistem pemadaman yang diaktifkan alarm.

 Sistem deteksi awal kebakaran, yaitu : 1. Alat deteksi asap (Smoke Detector)

Mempunyai kepekaan tinggi dan akan memberikan alarm bila terjadi

asap di dalam ruang tempat alat itu dipasang.

2. Alat deteksi nyala api (Flame Detector)

Dapat mendeteksi adanya nyala api yang tidak terkendali dengan

cara menangkap sinar ultra violet yang dipancarkan nyala api

tersebut.

 Sistem pemadam kebakaran terbagi atas tiga, yaitu : 1. Pencegahan

a. Deteksi asap

b. Deteksi panas

2. Penanggulangan

a. Fire Hydrant : Melayani area seluas 500-800 m2

b. Fire Extinguser : Melayani area seluas 200-250 m2 dengan jarak antara dua unit 20-25 m yang

merupakan alat kebakaran portable

c. Pilar Hydrant : Diletakan di luar bangunan

d. Sprinkler : Melayani area seluas 10-25 m2/spinkler yang bekerja secara otomatis untuk

memadamkan api sedini mungkin

3. Penyelamatan dengan menggunakan tangga kebakaran. Syarat

tangga kebakaran adalah :

a. Terbuat dari bahan tahan api

b. Terdapat penekanan asap

(40)

d. Radius penempatan kira-kira 40 m

f. Pembuangan Sampah

Sumber-sumber utama sampah berasal dari beberapa area dalam museum

seperti :

1. Area kerja pengelola berupa kertas-kertas bekas

2. Area pengunjung berupa bungkusan-bungkusan bekas makanan

3. Area logistic yaitu dapur

Sampah-sampah dikumpulkan menurut jenisnya yaitu sampah kering,

sampah basah, dan sampah-sampah berbahaya lainnya yang mengandung zat-zat

racun. Kemudian sampah dibuang ke tempat sampah utama untuk diangkut oleh

truk pembuang sampah.

Jika bangunan terdiri dari beberapa lantai dan kapasitas sampahnya besar

maka harus disediakan tempat pembuangan sampah dengan sistem vertikal atau

shaft sampah ke bak sampah di lantai dasar untuk diangkut oleh truk pembuang

sampah.

4.4. Analisa Penerapan Tema

Ada 6 strategi utama yang bisa diterapkan dalam desain arsitektur hemat

energi, yaitu :

1. Envelope : berkaitan dengan pelingkup ruang

2. Lighting : berkaitan dengan pencahayaan

3. Heating : berkaitan dengan pemanasan

4. Cooling : berkaitan dengan pendinginan

5. Energy Production : berkaitan dengan produksi energi

6. Water and waste : berkaitan dengan air dan sampah

Berikut penjelasannya:

1. Envelope

Berkaitan dengan envelope (pelingkup) pada bangunan dapat digunakan

(41)

menggunakan atap bertanaman bisa menurunkan suhu pada bagian atap dan

ruangan di bawahnya beberapa derajat.

2. Lighting

Berkaitan dengan lighting (pencahayaan) dapat diterapkan konsep light

shelves. Light shelves adalah permukaan yang digunakan untuk

mendistribusikan dan mengurangi penerangan berlebih cahaya matahari yang

masuk dari side lighting.

3. Heating

Tidak semua strategi pemanasan diterapkan di daerah tropis seperti Indonesia.

Salah satu dari konsep heating ialah active solar thermal energy system.

Active solar thermal energy system adalah penyerapan energi panas matahari

untuk kebutuhan pemanasan air, pemanasan kolam, pemanasan udara, dan

pemanasan ruang.

4. Cooling

Berkaitan dengan cooling (pendinginan) dapat diterapkan cross ventilation.

Cross ventilation adalah aliran udara dingin dari luar ruangan ke dalam ruang

dan membawa udara panas ke luar ruangan.

5. Energy Production

Berkaitan dengan energy production (produksi energi) dapat diterapkan

photovoltaic. Photovoltaic adalah sel untuk mengkonversi energi sinar

matahari menjadi energi listrik. Pemanasan sel surya bisa dilakukan pada

(42)

6. Water and waste

Berkaitan dengan water and waste dapat diterapkan konsep rainwater

harvesting. Rainwater harvesting adalah mengumpulkan air hujan untuk

berbagai keperluan. Ada 2 skala penggunaan:

 Sistem kecil : mengumpulkan air hujan pada atap untuk penggunaan domestik.

 Sistem besar : menggunakan penyaring besar untuk keperluan pengairan tanaman.

(43)

BAB V

KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Dasar

5.1.1. Orientasi Bangunan

Tapak bangunan yang memanjang di sisi Timur-Barat menjadi suatu

tantangan bagi konsep hemat energi. Bangunan sedapat mungkin diarahkan

menghindari sinar matahari yang berlebihan dan panas dengan tujuan utama

untuk mengurangi jumlah panas yang masuk ke dalam bangunan melalui

selubung bangunan, dan dengan demikian otomatis akan menekan

penggunaan energi dalam pengkondisian udara dalam bangunan.

Bangunan juga didesain agar dapat menjadi elemen shading bagi sisi

bangunan lainnya.

Bukaan di sebelah timur dan barat diminimalisir karena sinar

matahari berlebihan, dan memaksimalkan bukaan di sebelah utara dan

selatan.

(44)

Penerapan Pada Bangunan:

Gambar 5.2. Orientasi Massa Bangunan Sumber : Pribadi

(45)

5.1.2. Ketebalan Bangunan

Bangunan dirancang tipis (±16 meter) agar memaksimalkan

pencahayaan alami di siang hari. Dengan demikian, dapat menekan

penggunaan energi dalam pencahayaan. Shading bangunan pun dirancang

agar membantu memperpanjang jangkauan sinar matahari ke dalam

bangunan, tanpa meningkatkan panas yang masuk. Gambar 5.4. Tampak Utara

(46)

Gambar 5.5. Ketebalan Bangunan Sumber : Pribadi

16 m

16 m

16 m

(47)

5.1.3. Roof Garden

Roof garden dapat mengurangi panas yang masuk ke dalam

bangunan secara signifikan sebab tumbuhan menyerap panas di sekitarnya

dan menguapkannya. Dengan demikian, suhu atap dapat lebih rendah.

Selain itu, roof garden juga berperan ‘mengembalikan‘ lahan hijau

yang hilang akibat pembangunan gedung. Dengan demikian, luas area hijau

tetap dapat dipertahankan.

Struktur taman atap

Atap dak didesain dengan kedalaman antara 30-50 cm dengan

dibatasi dinding sesuai dengan kedalamannya. Berikut ini dijabarkan

bebeapa lapisan yang dibutuhkan untuk melindungi ruang di dalam

bangunan dan sebagai media tanam untuk tanaman yang akan

diletakkan di atas bangunan.

- Lapisan Dak

Lapisan yang paling bawah atau tepat di atas dak adalah lapisan

pelindung utama.

- Waterproofing

Waterproofing merupakan lapisan kedua. Pada lapisan ini terdiri

dari 2 jenis, yaitu jenis membrane atau lembaran dan screed yang

berupa cairan yang layaknya kita mengecat dinding.

- Protection Layer

(48)

Protection Layer adalah lapisan pelindung ketiga dari dak yang

ada di atas ruang bangunan kita.

- Drainage Layer

Drainage Layer merupakan lapisan drainase untuk aliran air yang

ada di area taman.

- Filter Fabric

Filter fabric atau geotrxtile adalah lapisan penyaring dari air.

Untuk di kolam lapisan ini diperuntukkan sebagai penyaring

kotoran tanah agar tidak naik ke permukaan air dan membuat

keruh air yang ada di kolam.

- Media Tanam

Lapisan terakhir adalah lapisan media tanam. Lapisan ini penting

untuk pertumbuhan tanaman.

Penerapan Pada Bangunan:

(49)

5.1.4.

Solar Photovoltaic System

Solar photovoltaic sistem merupakan suatu pengembangan teknologi

tentang solar cells. Dengan konsep photovoltaics, kita dapat mengumpulkan

energi dari panel matahari sebagai pengganti energi yang telah ada. Sel

Photovoltaic mengumpulkan dan menyimpan energi matahari. energinya

dapat digunakan kapan saja pada saat diperlukan. Matahari tak dapat

diramalkan, kadang cerah kadang hujan. Tetapi hal itu tidak membuat

kemampuan solar photovoltaic sebagai pengumpul energi hilang.

Menginvestasikan energi ini baik untuk melindungi bumi.

Energi yang dihasilkan dari Solar photovoltaic system dikonveksikan

menjadi energi listrik. Energi listrik alami yang bersumber dari sinar

matahari ini dapat digunakan pada bangunan sehingga menghemat

penggunaan energi buatan.

(50)

5.1.5. Konsep Fasad

Konsep fasad menggunakan jendela kaca untuk memaksimalkan

pencahayaan alami pada bangunan, sehingga dapat mengurangi pemakaian

lampu pada siang hari dan secara otomatis dapat menghemat energi listrik.

Pada fasad ditambahkan penggunaan light shelf. Penggunaan light shelf dapat memungkinkan cahaya alami dapat didifusikan lebih jauh ke

dalam.

Gambar 5.10. Penerapan Solar Photovoltaic System pada bangunan Sumber : Pribadi

(51)
(52)

5.2. Konsep Perancangan Tapak 5.2.1. Zoning Ruang Luar

 Massa

Massa hotel ditempatkan sedikit menjauh dari jalan raya untuk

mengurangi polusi kebisingan dan polusi udara dari jalan raya.

Perletakan dengan orientasi ―Mall – Kantor – Hotel‖ secara terpisah untuk memanipulasi ketinggian bangunan – merujuk kepada peraturan

daerah dengan ketinggian maksimum 45 meter. Sehingga jumlah lantai

kantor dan hotel tidak terkurangi ketinggian mall.

 Ruang Terbuka

Ruang terbuka sengaja didesain dengan luasan yang cukup lebar

dimaksudkan agar terkesan lapang dan tidak sesak karena dipenuhi

bangunan. Selain itu ruang terbuka juga sebagai daerah resapan.

Ruang terbuka terdiri dari : parkir outdoor, area drop off, area hijau,

sirkulasi kendaraan, pedestrian track, open space event, dan jalur perlambat.

 Area Hijau

- Area hijau sebagai filter polusi udara

- Sebagai daerah resapan air Mall

Gambar 5.12. Penzoningan Ruang Luar Sumber : Pribadi

(53)

- Menciptakan kesejukan sehingga suasana lebih asri – pohon-pohon sebagai penghasil oksigen.

 Parkir Outdoor

- Disediakan parkir outdoor bagi pengunjung yang hanya mampir

dalam waktu singkat.

5.2.2. Pencapaian

Akses pencapain ke dalam site berada di JL. Kualanamu yang

merupakan jalan arteri utama menuju Bandara Kualanamu. Untuk

mengantisipasi jalur cepat maka didesain area perlambat jalan, sehingga

tidak terjadi kemacetan.

Drop Off

Hotel

Masuk dan keluar basement

Area Perlambat Jalan

Gambar 5.13. Pencapaian Sumber : Pribadi

(54)

5.2.3. Sirkulasi dan Parkir

5.3. Konsep Perancangan Bangunan 5.3.1. Massa Bangunan

Sirkulasi Kendaraan Sirkulasi Pedestrian

Gambar 5.15. Massa Bangunan Sumber : Pribadi

Gambar 5.14. Sirkulasi dan Parkir Sumber : Pribadi

U

(55)

Faktor utama dalam pembentukan massa bangunan adalah lokasi

tapak yang berada di pinggir jalan. Jalan yang dilalui merupakan jalan

primer atau jalan utama, sehingga bentuk bangunan nantinya akan

berorientasi ke sana.

Setelah menemukan orientasi utama, maka dipilih bentuk persegi

yang tipis sehingga lebih sesuai dengan konsep bangunan hemat energi.

Massa yang tipis akan memungkinkan adanya pencahayaan alami di dalam

bangunan. Di sisi lain, massa yang tipis juga memudahkan pergerakan udara

(sistem ventilasi alami). Maka dirancanglah fasad bangunan yang

bergelombang dengan maksud untuk memudahkan pergerakan udara tadi.

5.3.2. Zoning Bangunan

Gambar 5.16. Zoning Vertikal Sumber : Pribadi Privat

Servis

Semi Privat

(56)

b. Zoning Per Lantai

- Lantai 1

Privat Servis

Sirkulasi

Publik Keterangan:

(57)

- Lantai 2

Privat Servis

Sirkulasi

Publik Keterangan:

Semi Privat

(58)

- Lantai 3

Privat Servis

Sirkulasi Keterangan:

Semi Privat

(59)

- Lantai 4-10

5.4. Konsep Struktur dan Konstruksi 5.4.1. Sistem Struktur

Bangunan yang dirancang menggunakan struktur rigid frame dengan

inti (core). Struktur rigid frame memiliki kemampuan untuk menahan gaya

pada arah vertikal dan horizontal. Sistem struktur rigid frame dipilih karena

ideal untuk bangunan di bawah 20 lantai. Selain itu, dengan struktur rigid

frame, susunan layout ruang-ruang dalam lebih efisien. Struktur rigid

bereaksi terhadap beban lateral, terutama melalui lentur balok dan kolom.

Dan pada inti (core) bangunan memuat sistem-sistem mekanis dan

tansportasi secara vertikal. Privat Servis

Sirkulasi Keterangan:

(60)

Keuntungan :

- Mudah pelaksanaan

- Tahan gempa

- Ekonomis

- Dinding hanya sebagai struktur pengisi sehingga bukaan dan pembagian ruang lebih bebas.

 Pembagian Zona Struktur Bangunan

Bangunan tersebut dari bawah ke atas terdiri dari:

- Pondasi bangunan

- Basement

- Podium

- Tower

(61)

 Pondasi

Pondasi pada bangunan menggunakan pondasi tiang panjang dengan

bahan beton betulang, sehingga dapat menahan beban bangunan dengan

baik.

 Kolom dan balok

Konstruksi kolom menggunakan bahan baja yang dilapisi beton, begitu

juga dengan balok. Rangka baja komposit dapat menahan beban lebih

kuat dan tahan lama.

(62)

 Lantai

Konstruksi lantai menggunakan plat baja bondek yang dilapisi cor beton

bertulang di bagian atas. Plat baja (bondek) ini juga memiliki fungsi

ganda yaitu sebagai bekisting tetap dan penulangan positif satu arah.

Plat bondek tidak menggunakan besi tulangan bagian bawah karena

fungsinya sudah digantikan oleh bondek.

Sumber : Pribadi

(63)

 Dinding

5.4.2. Konsep Metoda Konstruksi

Sumber : Pribadi

(64)

Sumber : Pribadi

(65)

Sumber : Pribadi

(66)

5.5. Konsep Utilitas

5.5.1. Konsep Skematik Sistem Plumbing

(67)

5.5.2. Konsep Skematik Sistem Suplai Air Sprinkler dan Hidrant

(68)

5.5.3. Konsep Skematik Sistem Fire Alarm

(69)

5.5.4. Konsep Skematik Sistem Telepon

5.5.5. Konsep Skematik Sistem Sampah

(70)

5.5.6. Konsep Skematik Sistem AC

(71)

5.5.7. Konsep Skematik Sistem Listrik

(72)

BAB VI

HASIL PERANCANGAN 6.1. Gambar Perspektif

(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)

6.5. Denah

(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)

6.6. Tampak

(90)
(91)
(92)
(93)

6.7. Potongan

6.7.1. Potongan A-A‘

(94)

6.7.2. Potongan B-B‘

(95)

6.7.3. Detail A

(96)
(97)

6.9. Rencana Sistem Pembalokan

(98)
(99)
(100)
(101)
(102)

6.10. Rencana Sistem Listrik

(103)
(104)
(105)
(106)

6.11. Rencana Sistem Plumbing

(107)
(108)
(109)
(110)

6.12. Rencana Sistem AC & Telepon

(111)
(112)
(113)
(114)

6.13. Rencana Sistem Kebakaran

(115)
(116)
(117)
(118)

6.14. Konsep Skematik Utilitas

(119)
(120)
(121)
(122)
(123)
(124)
(125)

6.15. Detail-detail

(126)
(127)
(128)
(129)
(130)
(131)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Terminologi Judul

Judul yang menjadi usulan dari proyek ini adalah Hotel Bisnis NEA

Avenue Kualanamu. Berikut ini merupakan penjelasan terhadap judul kasus

proyek tersebut.

 Hotel

Pengertian hotel atau definisi hotel cukup beragam, di antaranya:

1. Hotel adalah salah satu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian

atau keseluruhan bagian untuk jasa pelayanan penginapan, penyedia

makanan dan minuman serta jasa lainnya bagi masyarakat umum yang

dikelola secara komersil.1

2. Hotel adalah suatu bangunan yang dikelola secara komersil guna

memberikan fasilitas penginapan kepada masyarakat umum dengan

fasilitas antara lain jasa penginapan, pelayanan barang bawaan,

pelayanan makanan dan minuman, penggunaan fasilitas perabot dan

hiasan-hiasan yang ada di dalamnya serta jasa pencucian pakaian.2

3. Hotel adalah sarana tempat tinggal umum untuk wisatawan dengan

memberikan pelayanan jasa kamar, penyedia makanan dan minuman

serta akomodasi dengan syarat pembayaran.3

 Bisnis

Bisnis menurut beberapa ahli memiliki arti:

- Urwick dan Hunt

Bisnis ialah setiap perusahan yang memproduksi dan mendistribusikan

serta menyediakan barang atau jasa yang diperlukan masyarakat dan atas

dasar kesediaannya dalam membeli atau membayar.

1

Keputusan Menteri Parpostel no Km 94/HK103/MPPT 1987 2

Endar, Sugiarto dan Sri Sulartiningrum. 1996. Pengantar Industri Akomodasi dan Restoran. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

3

(132)

- Prof.L.R.Dicksee

Bisnis ialah suatu bentuk kegiatan yang bertujuan untuk mendapatkan

keuntungan bagi yang berkepentingan atau mengusahakan kegiatan

tersebut.

- William Spregal

Mengatakan bahwa bisnis ialah suatu kegiatan yang berhubungan dengan

produksi dan distribusi barang atau jasa yang bisa diklasifikasikan dalam

kegiatan-kegiatan bisnis.

- Hooper

Menyatakan bahwa bisnis merupakan keseluruhan yang kompleks pada

bidang-bidang industri dan penjualan, industri dasar, prosesnya, industri

manufaktur dan jaringan, insuransi, perbankan, distribusi, transportasi dan

lainnya yang kemudian masuk secara menyeluruh dalam dunia bisnis.

Tujuannya memperoleh keuntungan bagi yang mengusahakannya.

- Merriam Webster

- Bisnis merupakan segala aktifitas pembuatan dan jual beli barang jasa

kemudian ditukar dengan uang, kegiatan atau kerja merupakan suatu

pekerjaan dan jumlah kegiatan tersebut terselesaikan oleh sebuah

perusahaan, pabrik ataupun toko.

- Brown dan Petrello (1976)

- Bisnis merupakan suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang

diperlukan masyarakat. Jika kebutuhan masyarakat meningkat, maka

jumlah produksinya di tingkatkan agar memenuhi segala kebutuhan

masyarakat sambil memperoleh laba.

- Musselman dan Jackson (1992)

- Mereka berpendapat bahwa bisnis ialah jumlah keseluruhan aktifitas yang

terorganisir dalam bidang perniagaan dan industri penyediaan barang dan

jasa agar terpenuhi kebutuhan masyarakat serta dapat memperbaiki

(133)

 NEA

Merupakan singkatan dari huruf awal nama penulis (perancang bangunan)

yaitu Nurul – Eddy – Adenan. NEA hanya sekedar nama pelengkap untuk

menghargai kolaborasi perancang.

 Avenue

Dalam bahasa Inggris Avenue memiliki beberapa arti, yang paling umum arti

avenue adalah jalan besar dan kesempatan.

Berdasarkan beberapa arti di atas, maka maksud dari NEA Avenue adalah

bangunan yang dirancang oleh penulis beserta rekan, yang lokasinya dilalui oleh

jalan besar atau jalan lintas utama menuju bandara.

 Kualanamu

- Kualanamu adalah tempat bertemu, kata ‗kuala‘ berasal dari bahasa

melayu yang berarti muara sungai atau pertemuan sungai dengan laut.

Sementara ‗namu‘ atau ‗namo‘ berasal dari bahasa karo yang berarti

lubuk. Kuala Namo atau Kuala Namu merupakan kombinasi bahasa dua

suku asli sumatera timur (sumtim) yang sesuai dengan segi bahasa dua

etnis asli penduduk daerah setempat.1

- Kuala Namu merupakan sebuah bandar udara baru untuk kota Medan,

Indonesia. Lokasinya terletak di Kuala Namu, Desa Beringin, Kecamatan

Beringin, Kabupaten Deli Serdang.

Jadi pengertian dari Hotel Bisnis NEA Avenue Kualanamu adalah :

Suatu tempat akomodasi penginapan khususnya bagi para pelaku bisnis

(pengusaha, chief executive pedagang, peserta konvensi, pejabat yang melakukan

dinas, dll.) yang didukung dengan fasilitas-fasilitas yang mendukung kelancaran

aktivitas bisnis, yang berada di gedung NEA Avenue yang merupakan bangunan multi massa dengan tiga fungsi (shopping mall, hotel, office) yang terletak di jalan

besar (jalan utama) menuju Bandara Internasional Kuala Namu, yang mana

bangunan tersebut dirancang oleh 3 rekan (orang) dengan harapan untuk

menciptakan suatu kesempatan atau peluang bisnis.

1

(134)

2.2. Tinjauan Umum 2.2.1. Tinjauan Umum Hotel

A. Sejarah Hotel

Menurut Drs. Oka A.A. Yoeti, dalam bukunya yang berjudul ―Strategi

Pemasaran Hotel‖ tahun 1996, sejarah perhotelan sebenarnya sudah dimulai semenjak Mariam dan Yusuf membutuhkan tempat menginap sewaktu Mariam

akan melahirkan Nabi Isa, hal ini sejalan dengan peradaban manusia yang selalu

memerlukan tempat untuk berlindung sementara terhadap cuaca panas dan dingin

dalam melakukan kegiatan perjalanan.

Pada masa kerajaan Romawi telah dibangun rumah penginanpan yang

disebut ―Mansiones‖ yang berlokasi sepanjang jalan raya utama dengan jarak masing-masing sekitar 40 KM. Kemudian selama abad pertengahan, peraturan

keagamaan di Eropa memerintahkan agar dibangun tempat-tempat menginap di

sepanjang jalan yang dilalui orang (road side inn).

Menurut Jusupadi Salmun SH, dalam film - film Western ( cowboy )

sekitar tahun 1800 s.d 1900, sudah terdapat hotel yang bersebelahan dengan

saloon dan bar restaurant, yang berarti sejak kehidupan tahun tersebut penyediaan

hotel, motel, penginapan atau losmen telah dikenal orang sebagai sarana atau

penunjang bagi para pelancong.

Hotel dengan stadard yang lebih baik pertama-tama dibuat di Inggris,

kemudian Perancis, Swiss dan beberapa negar terkenal lainnya. Sebuah

penginapan di New York City menurut Willam S. Gray dan Salvatore C. Linguori

telah memegang peranan penting dalam kancah Revolusi Hotel di Amerika.

Sebelumnya, sebuah Flat ( Mansion ) yang bernama De Lancey pada tahun 1762

telah berubah menjadi sebuah hotel dengan nama baru yaitu Queens Head Tavern.

Dalam sejarahnya gedung ini tetap dipelihara dengan baik sebagai lambang yang

mencerminkan masa lalu Amerika Serikat dan kini telah menjadi sebuah

restaurant yang besar dengan nama Frannces Tavern. Kemudian menyusul hotel di

Covent Garden tahun 1774 yang berdampingan dengan bioskop dekat

(135)

Beberapa kalangan Amerika menganggap hotel yang benar-benar hotel

dengan 170 kamar didirikan di New York tahun 1794 dengan nama City Hotel.

Kemudian menyusul Boston‘s Tremont House dengan 270 kamar di tahun 1829

yang tidak hanya memberikan pelayanan untuk tinggal sementara, tetapi juga

menyediakan ruangan untuk converence bagi masyarakat setempat. Sejak itu

maka menyusul hotel-hotel seperti ini :

 Thn 1830-1850 - berdirinya Hotel Aster, The Palmer House dan The Sherman House di Chicago, Hotel planters di St. Louis.

 Thn 1865 - berdiri The St. Pancras Station and Hotel di London.

 Thn 1875 – berdiri The Palace di San Fransisco dengan biaya $ 5 Juta, merupakan hotel terbesar dan termegah pada saat itu dengan jumlah 800

kamar.

 Thn 1880 – berdiri Ellsworth Milton Statler di New York, yaitu hotel pertama yang dibangun untuk kepentingan ―Business Travellers‖ dan merupakan

―Chain Hotel‖ pertama di dunia.

 Thn 1894 – berdiri The Netherlands Hotel di New York sebagai hotel pertama yang menggunakan sambungan telepohone yang connecting ke dalam setiap

kamarnya.

 Thn 1896 – berdiri hotel The Waldorf Astoria di New York.

Satu hal yang dapat dicatat mengenai lokasi hotel sebelum dan sesudah

tahun 1900 di Amerika dan Eropa, umumnya berlokasi tidak jauh dari station

kereta api. Akan tetapi, ketika dunia telah mengenal mobil dan pesawat terbang,

lokasi hotel tidak lagi tergantung pada station kereta api, karena pemenuhan aspek

aksibilitas melalui alat transportasi sudah bersifat diversifikatif sekali.

B. Sejarah Perkembangan Hotel di Indonesia

Sejarah perkembangan perhotelan di Indonesia belum banyak terungkap,

juga belum banyak buku yang mengungkapkan masalah ini. Indonesia telah

dikenal di dunia pariwisata sejak sebelum Perang Dunia ke I, tetapi jumlah

wisatawan yang berkunjung masih terbilang ribuan. Seiring dengan

Gambar

Tabel 4.2. Keterangan Konsep Bentukan Massa  Sumber : Arsitektur : Bentuk Ruang dan Susunannya
Tabel 4.5. Kriteria Bahan Struktur  Sumber : Panduan Sistem Bangunan Tinggi
Gambar 5.1. Orientasi Matahari
Gambar 5.3. Tampak Selatan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan akan dilakukannya pemindahan bandara Polonia ke bandara Kuala Namu (dalam proses pembangunan), Pemerintah kota medan merencanakan pembangunan CBD pada kawasan bandara

Dengan adanya kantor sewa yang sesuai dengan kebutuhan serta kondisi perekonomian di kawasan strategis, diharapkan dapat menjadi wadah bagi para pelaku bisnis guna

fasilitas penunjang yang dimiliki hotel bisnis selain sebagai penyedia akomodasi, tetapi juga. sebagai pendukung kegiatan bisnis daripada pengunjung dengan fasilitas

1.2.1 Untuk merencanakan dan merancang sebuah hotel transit di kawasan Kualanamu sebagai sarana penginapan sementara untuk mancanegara yang mengalami transit

yang berkunjung dari Bandara Internasional Kuala namu, dengan konsep penginapan. yang murah, nyaman, sesuai dengan kebutuhan standar dan

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dalam rangka memenuhi salah

Rekreasi sangat cocok untuk mengatasi kendala yang terdapat pada masyarakat di kawasan Kuala Namu dengan membuat perancangan sebuah taman hiburan ( theme park ) dengan menerapkan

Bandara Internasional Kuala Namu ( KNIA ) merupakan bandara terbesar kedua di Indonesia setelah Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten yang terletak