• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kuala Namu Transit Hotel (Arsitektur Ekologi)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Kuala Namu Transit Hotel (Arsitektur Ekologi)"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

KUALA NAMU TRANSIT HOTEL

(ARSITEKTUR EKOLOGI)

LAPORAN PERANCANGAN

TGA 490 - STUDIO TUGAS AKHIR

SEMESTER A TAHUN AJARAN 2010/2011

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Oleh : SRI MELIANI

060406041

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

(2)

U N I V E R S I T A S S U M A T E R A U T A R A 2010

KUALA NAMU TRANSIT HOTEL

(ARSITEKTUR EKOLOGI)

Oleh : SRI MELIANI

06 0406 041

Medan, Desember 2010

Disetujui Oleh :

Ketua Departemen Arsitektur

Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT NIP. 19630716 199802 1001 Ir. Nurlisa Ginting, Msc

Pembimbing I

Ir. Vinky Rachman, MT

(3)

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK TUGAS AKHIR

(SHP2TA)

Nama : SRI MELIANI

NIM : 06 0406 041

Judul Proyek Tugas Akhir :Kuala Namu Transit Hotel

Tema : Arsitektur Ekologi

Rekapitulasi Nilai :

Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan :

No. Status

2. Lulus Melengkapi

3. Perbaikan Tanpa

Sidang

4. Perbaikan Dengan

Sidang

5. Tidak Lulus

Medan, Desember 2010

A B+ B C+ C D E

Ketua Departemen Arsitektur,

Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT

NIP : 19630716 199802 1001

Koordinator TGA-490,

Ir.Dwi Lindarto Hadinugroho, MT

(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur, saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena

berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan seluruh proses penyusunan

Laporan Tugas Akhir ini sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik

Arsitektur, Departemen Arsitektur Universitas Sumatera Utara.

Proses panjang dan penuh suka duka ini tidak bisa dilalui tanpa dukungan, doa,

semangat, dan perhatian tiada henti dari orang tua saya yang tercinta Bapak Mujiono dan

ibu Sumini, serta saudara saya mbak Sri Rahayu, SS,SPd, abang Budy Hertanto, ST &

abang Soedjarwadi, ST.

Terima kasih sebesar-besarnya tidak lupa saya ucapkan kepada :

Ibu Ir. Nurlisa Ginting, Msc. sebagai Dosen Pembimbing I atas bimbingannya

yang sangat berarti dan selalu memberikan motivasi dari awal hingga akhir.

Bapak Ir. N Vinky Rahman, MT. selaku Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna.

Ibu Wahyuni Zahra, ST, MSi. Ibu Ir. Dwira N Aulia, Msc. bapak Ir. Novrial,

M.Eng. selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan, saran, dan

kritik.

Bapak Ir. Dwi Lindarto H. MT. Sebagai Ketua Jurusan dan Koodinator Studio

Tugas Akhir Semester B TA. 2009/2010.

 Para staf Pengajar dan Pegawai Tata Usaha di lingkungan Fakultas Teknik

Departemen Arsitektur USU.

 Sahabat Seperjuangan stambuk 2006 Teknik Arsitektur terutama : Dini Maharani,

Nur Kumala Sari, Elsha Putri, Agus Diana, Keumala Shatila, Misria, yang telah

memberikan saran dan dukungan selama ini, serta teman-teman team Tugas Akhir

semester 9 stambuk 2006 , dan juga Ahmad Mansuri stambuk 2008.

Sepupu tersayang Izur dan Kak Indah untuk semua support dan motivasi.

 Teman-teman Kos Rimbun Menara tersayang: hafizhoh, Tuti, Maya, Ayu, Silvia,

yang mana sudah memberikan banyak motivasi, bantuan, dan do’a kepada penulis

serta bang Anto selaku abang kos yang turut memberikan dukungan.

Penulis berdoa kiranya Allah SWT memberikan Rahmat dan hidayahNya bagi

mereka atas bantuan dan dukungan untuk penulis.

(5)

Akhir Kata, Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi

kesempurnaan penulisan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita

semua khususnya di lingkungan Departemen Arsitektur USU.

Medan, Desember 2010

Hormat Saya,

Sri Meliani

(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK AKHIR (SHP2A) ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR DIAGRAM ... x

DAFTAR PUSTAKA ... xi

BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang ... 1

I.7. Sistematika Penulisan Laporan ... 7

B. Pengertian Hotel ... 13

C. Klasifikasi atau Penggolongan Hotel ... 15

D.Persyaratan Pokok Usaha Perhotelan ... 22

E. Jenis – Jenis Akomodasi ... 23

(7)

II.4. Deskripsi Kondisi Existing Lokasi ... 28

II.5. Tinjauan Fungsi ... 29

a. Deskripsi Pengguna dan Kegiatan ... 29

b. Deskripsi PErsyaratan dan Kriteria Ruang ... 33

II.6. Studi Banding Fungsi Sejenis ... 35

1 Sheraton Amsterdam Airpot Hotel ... 35

2. Novotel Suvarnabhumi Airport Hotel ... 36

3. Holiday Inn Prague Airport ... 38

II.7. Kesimpulan Studi Banding ... 39

BAB III. ELABORASI TEMA III.1. Pengertian Arsitektur Ekologi ... 41

a. Arsitektur... 41

b. Ekologi ... 41

c. Arsitektur Ekologi ... 42

III.2. Interpetasi Tema ... 42

III.3. Patokan Hunian yang Sehat dan Ekologis... 47

III.4. Sistem Penerapan Tema Pada Bangunan ... 50

1. Photovoltaic Solar system ... 50

2. Roof Garden ... 50

3. Rainwater Harvesting ... 51

4. Vertikal Garden ... 51

III.5. Studi Banding Tema Sejenis ... 52

1.Menara Mesniaga di Kuala Lumpur ...52

2.The Chong Qing Tower, China ...54

3.Edge Green Complex, Singapura...56

III.6. Kesimpulan Studi Banding ... 57

BAB IV. ANALISA IV.1. Analisa Fisik ... 58

a. Analisa Lokasi Site ... 58

b. Analisa Tata Guna Lahan... 60

c. Analisa Pencapaian dan Sirkulasi ... 61

(8)

e. Analisa Angin ... 62

IV.2.1. Studi Kelayakan ... 66

a. Analisa Jumlah Kamar ... 68

b. Analisa Kebutuhan Parkir Kendaraan ... 69

c. Analisa Kebutuhan dan Besaran Ruang ... 70

d. Analisa Bentuk ... 75

BAB V. KONSEP PERANCANGAN V.1. Kosep Massa Bangunan ... 77

V.1.1. Konsep Bentukan Massa ... 77

V.1.2. Konsep Tapak ... 79

V.1.3. Konsep Struktur ... 79

V.1.4. Konsep Utilitas ... 80

V.2. Konsep Ekologis ... 81

V.3. Fitur Ekologis ... 83

BAB VI. HASIL PERANCANGAN VI.1. Site Plan ... 95

VI.10. Tampak Samping Kanan ... 103

VI.11. Tampak Samping Kiri ... 104

(9)

VI.13. Potongan A-A ... 105

VI.14. Potongan B-B ... 105

VI.15. Rencana Pembalokan Lantai 1 ... 106

VI.16. Rencana Pembalokan Lantai 2 ... 107

VI.17. Rencana Pembalokan Lantai 3 ... 108

VI.18. Rencana Pembalokan Tipikal Tower Lantai 4-14 ... 109

VI.19. Rencana Pondasi dan Sloof ... 110

VI.20. Aksonometri Rencana Elektrikal dan Plumbing ... 111

VI.21. Aksonometri Rencana AC dan Fire Protection ... 112

VI.22. Perspektif Interior ... 113

VI.23. Perspektif Eksterior ... 114

LAMPIRAN

(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Rute jalan Tol Ruas Medan-Tebing Tinggi dan Akses Kuala Namu ... 26

Gambar 2.2. Site Kawasan Bandar Udara Kuala Namu ... 27

Gambar 2.3. Site Kawasan di Bandara Udara Kuala Namu ... 28

Gambar 2.4. Sheraton Amsterdam Airport Hotel ... 34

Gambar 2.5. Novotel Suvarnbhumi Airport Hotel ... 36

Gambar 2.6. Holiday Inn Prague Airport ... 38

Gambar 3.1. Photovoltaic Solar Sistem ... 50

Gambar 3.2. Roof Garden System ... 50

Gambar 3.3. Rainwater Harvesting System Schematic ... 51

Gambar 3.4. Mesiniaga Tower ... 52

Gambar 3.5. Mesiniaga Tower Roof... 53

Gambar 3.6. Tampak depan MesiniagaTower ... 53

Gambar 3.7. Skycourt Mesiniaga ... 54

Gambar 3.8. Tampak depan the Chong Qing Tower ... 54

Gambar 3.9. The Chong Qing Tower Rainwater Harvesting System ... 55

Gambar 3.10. Sistem Penyaring sinar matahari pada Edge Green Complex ... 56

Gambar 3.11. Edge Green Complex ... 56

Gambar 4.1. Analisa Lokasi Tapak ... 58

Gambar 4.2. Analisa Batas-batas Tapak ... 59

Gambar 4.3. Analisa Tata Guna Lahan ... 60

Gambar 4.4. Analisa Pencapaian dan Sirkulasi ... 61

Gambar 4.5. Analisa Matahari ... 62

Gambar 4.6. Analisa Angin ... 62

Gambar 4.7. Analisa Kebisingan ... 63

Gambar 4.8. Analisa Vegetasi ... 63

Gambar 4.9. Analisa View Menuju Tapak ... 64

Gambar 4.10. Analisa View dari Tapak ... 64

Gambar 4.11. Foto Suasana Site ... 65

Gambar.5.1. Konsep Bentukan Massa ... 79

Gambar 5.2. Konsep Tapak ... 80

Gambar 5.3. Detail Pondasi pada Core ... 80

(11)

Gambar 5.5. Konsep Orientasi Bangunan ... 82

Gambar 5.6. Konsep Pencahayaan Alami ... 82

Gambar 5.7 Konsep Pengkondisian Udara Alami ... 83

Gambar 5.8. Ketebalan dan Tinggi Tumbuhan yang Diterapkan pada Bangunan ... 84

Gambar 5.9. Penerapan Sistem Green Roof pada Bangunan ... 85

Gambar 5.10. Bright Sunny Flower ... 86

Gambar 5.11. Gomphrena Globosa ... 86

Gambar 5.12. Barbados Lily ... 87

Gambar 5.13. Nerilium Oleander ... 88

Gambar 5.14. Skema Sederhana Rainwater Harvesting ... 88

Gambar 5.15. Graywater system ... 89

Gambar 5.16. Skematik Rainwater Harvesting pada Bangunan Hotel ... 92

Gambar 5.17. Solar Photovoltaic Lasti ... 93

Gambar 5.18. Penerapan Solar Photovoltaic System pada Bangunan ... 94

(12)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Deskripsi Pengguna dan Kegiatan ... 29

Tabel 2.2. Perbandingan Fasilitas Hotel ... 39

Tabel 3.1. Penilaian Hunian yang Sehat ... 48

Tabel 3.2. Perbandingan Penerapan Arsitektur Ekologi pada Studi Banding ... 57

Tabel 4.1. jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Sumatera Utara menurut 3 pintu masuk ... 66

Tabel 4.2. Perbandingan tingkat pengunian kamar dari tahun 2005 hingga 2008 ... 66

Tabel 4.3. Jumlah Hotel, Kamar dan Tempat tidur dari tahun 2005 hingga 2008 ... 67

Tabel 4.4. Rata-rata Lama tamu menginap pada Hotel / Akomodasi Lainnya Menurut Tahun dan Kelas Hotel di Kota Medan tahun 2005-2008 ... 67

Tabel 4.5. Jumlah penumpang Internasional dan Domestik melalui pelabuhan udara polonia tahun 2003-2007 ... 67

Tabel 4.6. Analisa Kebutuhan dan Program Ruang... 70

DAFTAR DIAGRAM Halaman Diagram 4.1. Diagram Organisasi Ruang ... 74

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Bandara Udara Internasional Kuala Namu adalah sebuah bandara udara baru

untuk kota Medan, Indonesia. Lokasinya merupakan bekas areal perkebunan PT.

Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa, terletak di Kuala Namu, Desa Beringin,

Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang. Kuala Namu akan menggantikan

Bandara Polonia yang sudah berusia lebih dari 70 tahun. Saat selesai dibangun,

Kuala Namu yang diharapkan dapat menjadi bandara pangkalan transit

internasional untuk kawasan Sumatera dan sekitarnya, dan akan menjadi bandara

terbesar kedua di Indonesia setelah Bandara Soekarno-Hatta.1

Akomodasi dalam pengertian dasar adalah, suatu ruangan/kamar atau

tempat dimana pengunjung dapat tidur/menginap. Dalam perkembangan

selanjutnya, karena setiap orang yang menginap itu juga memerlukan fasilitas lain

seperti makan dan minum, walaupun sekedarnya lambat laun istilah akomodasi

dikenal orang bukan hanya sekedar tempat menginap, namun telah berkembang

dalam arti luas yaitu sebagai tempat dimana seseorang dapat beristirahat atau Diperkirakan banyaknya frekuensi penerbangan yang nantinya akan

dilakukan oleh maskapai penerbangan yang ada di bandara Kuala Namu

menyebabkan adanya aktivitas yang padat di bandara. Aktivitas yang terjadi di

bandara Kuala Namu nantinya antara lain keberangkatan dan kedatangan pesawat,

pergantian rute pesawat dari internasional ke domestik dan sebaliknya, dan transit

pesawat untuk pengisian bahan bakar dan perbaikan pesawat. Khusus untuk transit,

aktivitas yang dilakukan penumpang yaitu menunggu selama 2 – 3 jam untuk

pergantian rute penerbangan dan pengisian bahan bakar bahkan tertunda 2 hari

apabila pesawat mengalami kerusakan. Adanya arus pergerakan pesawat dan

mobilitas manusia ini menimbulkan tuntutan penyediaan fasilitas lainnya seperti

sarana akomodasi, sarana komunikasi, sarana hiburan dan rekreasi, dan sarana

lainnya yang mampu memberikan hiburan dan mengurangi ketegangan dari

kesibukan akivitas yang ada di bandara Kuala Namu.

1

(14)

menginap untuk sementara waktu, serta mendapatkan makan dan minum, tetapi

juga terpenuhi kebutuhan lainnya.

Salah satu penyediaan sarana akomodasi untuk pelayanan pengguna

transportasi udara di bandara Kuala Namu yaitu hotel transit. Menurut The

Architect’s Journal (1974:9) prinsip pendirian hotel selalu didasarkan atas adanya

kebutuhan yang terjadi akibat pengaruh perkembangan arus dan volume wisatawan,

perkembangan sarana transportasi, perkembangan pelayanan perjalanan atau

perkembangan dunia usaha. Berdasarkan pengaruh perkembangan arus dan volume

wisatawan, serta sarana transportasi udara tersebut, maka bandara Kuala Namu

yang nantinya sebagai salah satu bandara Internasional Indonesia memerlukan

adanya kelengkapan sarana akomodasi, dalam hal ini hotel transit, yang mampu

menunjang aktivitas dan keberadaan bandara bandara Kuala Namu serta

pemenuhan kebutuhan para wisatawan yang mengalami transit penerbangan

(wisatawan mancanegara, wisatawan domestik, dan pengusaha serta awak

pesawat). Perencanaan hotel transit ini diharapkan mampu mengantisipasi tuntutan

akan sarana akomodasi di dalam kawasan bandara Kuala Namu. Kawasan bandara

Kuala Namu menurut para investor juga berpotensi untuk menciptakan komunitas

ekonomi.

I.2. Maksud dan Tujuan

Adapun tujuan dari pembangunan Kuala Namu Transit Hotel adalah :

• Untuk merencanakan dan merancang sebuah hotel transit di kawasan

bandara Kuala Namu sebagai sarana akomodasi dengan kemudahan

pelayanan bagi para wisatawan, pengusaha, dan awak pesawat yang

mengalami transit penerbangan di bandara Kuala Namu.

• Menyediakan fasilitas-fasilitas ruang bisnis bagi para pengunjung hotel.

• Menciptakan suasana hotel yang nyaman dengan segala fasilitas-fasilitas

yang mendukung.

• Menerapkan langkah – langkah pokok program dasar perencanaan dan

(15)

I.3. Masalah Perancangan

Adapun permasalahan yang dapat timbul pada perancangan Transit Hotel yang

menggunakan konsep indoor ini adalah bagaimana merencanakan fasilitas-fasilitas

yang berbeda-beda dalam satu perancangan yang saling berintegrasi, yang didukung

oleh aspek lain seperti sirkulasi, utilitas, dan lain-lain. Permasalahan pada kasus ini

adalah :

Permasalahan umum :

1. Bagaimana merancang sebuah hotel transit yang nyaman dan dapat menimbulkan

citra bangunan yang ramah terhadap para tamu hotel.

Permasalahan khusus :

1. Bagaimana membuat jalur sirkulasi baik ruang dalam maupun ruang luar secara

efektif

2. Bagaimana menciptakan suatu bangunan hotel yang ekologis dan ramah terhadap

lingkungan sesuai dengan tema

3. Bagaimana menentukan lokasi tapak yang sesuai di Kawasan Kuala Namu, untuk

lokasi pembangunan Transit Hotel dengan memperhatikan kriteria-kriteria dan data

yang ada dilapangan.

4. Bagaimana menentukan system struktur dan utilitas hotel.

I.4. Pendekatan Masalah

Pendekatan masalah merupakan bentuk pengenalan masalah yang lebih

berfokus pada hal yang lebih khusus untuk mencari penyelasaian yang lebih tepat.

Dalam hal ini pendekatan pada masalah perancangan Kuala Namu Transit Hotel.

Adapun pendekatan masalah yang akan dibahas adalah mengenai

bagaimana merencanakan hotel transit bisnis dikawasan bandara udara

Internasional Kuala Namu untuk memenuhi kebutuhan wisatawan akan suatu

akomodasi dan fasilitas akan keperluan bisnis.

Melalui pendekatan fungsinya sebagai tempat hunian yang letaknya sangat

strategis yaitu dikawasan bandara, maka direncanakan bermacam-macam kegiatan

hunian.

Lokasi perencanaan terletak di kawasan bandara baru Internasional Kuala

(16)

singkat dari pusat Kota Medan sehingga wisatawan tidak mengalami kesulitan

dalam masalah transportasi. Lokasi perancangan merupakan lokasi yang

diperuntukkan bagi pengembangan lokasi komersil seperti yang telah direncanakan

PT. Angkasa Pura II untuk mendukung pengadaan bandara Kuala Namu sendiri.

Hal ini menjadi dasar perencanaan dan perancangan dalam memajukan sektor

pariwisata dan mengoptimalkan potensi yang ada di Kota Medan dan sekitarnya.

Sasaran pelayanan berskala nasional dan internasional dalam

perancangannya diterapkan desain yang bertemakan Arsitektur ekologis.

I.5. Lingkup dan Batasan Proyek

Batasan-batasan kajian yang akan dibahas dalam kasus proyek ini adalah

bagaimana mengembangkan berbagai konsep dalam merencanakan dan merancang

sebuah Transit Hotel. Lingkup Pembahasan yang akan digunakan adalah:

1. Merencanakan dan merancang Transit Hotel dikawasan bandara Kuala

Namu yang didasari oleh disiplin ilmu arsitektur

2. Transit hotel ini termasuk kedalam kategori bangunan tunggal dalam suatu

tapak yang direncanakan

3. Transit Hotel yang direncanakan merupakan suatu bangunan dengan

penekanan arsitektur ekologi yang berfungsi untuk menampung kebutuhan

para wisatawan yang mengalami transit dibandara Kuala Namu.

Batasan- batasan dalam merencanakan Transit Hotel adalah:

1. Hanya membahas tentang masalah-masalah yang dihadapi dalam merancang

sebuah Transit Hotel.

2. Kajian arsitektur akan dibatasi oleh tema dalam penyelesaian kasus ini,

yaitu Arsitektur Ekologis.

3. Menerapkan tema Arsitektur Ekologis ke dalam sebuah Transit Hotel.

4. Pemilihan sistem pemanfaatan energi secara alami yang kemudian

dikonversikan menjadi pembangkit energi sendiri (mandiri) pada bangunan.

Sistem – sistem tersebut antara lain sebagai berikut :

(17)

b. Bio-swale / penampungan air hujan,

c.

merupakan konsep reuse

dengan menampung air hujan dimanfaatkan kembali untuk

keperluan menyiram greenary, flusher WC, dll.

Roof Garden, taman diatas atap dapat menyerap panas matahari

yang jatuh diatas dak beton bangunan, menyerap gas beracun

disekeliling bangunan, menyaring udara kota yang berpolusi dan

berdebu, serta menyerap sinar ultraviolet sebelum masuk atau

(18)

I.6. Kerangka Berpikir

Judul Proyek :

Kuala Namu Transit Hotel

Judul Proyek :

Kuala Namu Transit Hotel

Latar Belakang

Kebutuhan akan adanya kelengkapan sarana akomodasi, berupa hotel transit pada kawasan Bandara Kuala Namu

Tujuan:

merencanakan dan merancang sebuah hotel transit di kawasan bandara Kuala Namu sebagai sarana akomodasi bagi para pengguna jasa pesawat yang mengalami transit khususnya

Pengenalan Hotel

Permasalahan :

• Fungsi : menggabungkan fungsi-fungsi sehingga membuat nyaman bagi pemakainya dan menjadi menarik.

• Kawasan : memaksimalkan lahan yang tersedia dengan sebaik mungkin. • Arsitektur : memadukan fungsi-fungsi yang ada ke dalam bangunan.

Pengumpulan Data : • Studi literatur • Studi lapangan • Studi banding • Wawancara

Analisa :

• Analisa Site. • Analisa Lingkungan

Sekitar.

• Analisa Fungsi.

Konsep :

• Analisa kondisi tapak • Konsep bangunan • Konsep utilitas Analisa

fungsional Studi Banding :

• Kajian tema • Bentuk bangunan

Fasilitas

Studi Site : • Data eksisting

site

• Kondisi disekitar site

(19)

I.7. Sistematika Penulisan Laporan

Sistematika Penulisan laporan adalah tata cara penulisan laporan sebagai pedoman

agar laporan dapat tersusun dengan benar. Berikut adalah sistematika penulisan laporan

Kuala Namu Transit Hotel;

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang kajian latar belakang, maksud dan tujuan, permasalahan,

pendekatan,lingkup batasan,asumsi kelayakan dan sistematika laporan.

BAB II DESKRIPSI PROYEK

Berisi tentang pengertian Kuala Namu Transit Hotel, lokasi, tinjauan fungsi dan

studi banding terhadap Kasus Proyek sejenis yang lain.

BAB III ELABORASI TEMA

Berisi tentang kajian mengenai pengertian ,interpretasi dan keterkaitan tema

dengan judul serta studi banding terhadap bangunan-bangunan yang menerapkan

tema yang sama.

BAB IV ANALISIS

Berisi tentang kajian analisis terhadap lokasi dari tapak perancangan, potensi dan

kondisi lingkungan, pemakai, dan aktivitasnya dan berisi tentang dasar-dasar

pemrograman fasilitas yang direncanakan, meliputi kebutuhan ruang, besaran

dan persyaratan ruang, hubungan antar ruang yang bersifat analisa.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Berisi konsep-konsep perancangan yang sesuai dengan lingkungan kajian.

BAB VI PERANCANGAN ARSITEKTUR

Berisi gambar-gambar desain dan foto maket hasil perancangan.

DAFTAR PUSTAKA

Berisi daftar pustaka yang digunakan sebagai bahan literatur dalam perencanaan

(20)

LAMPIRAN

Berisi mengenai hal-hal yang menjadi tambahan dalam pengerjaan perencanaan

(21)

BAB II

DESKRIPSI PROYEK II.1. Terminologi Judul

Judul dari proyek tugas akhir ini adalah “Kuala Namu Transit Hotel”.

Pengertian Transit Hotel : Hotel yang berlokasi dekat bandara, pelabuhan, biasanya

diperuntukkan bagi masyarakat yang bermaksud untuk tinggal sementara (dalam jangka

waktu pendek).

Kuala Namu merupakan sebuah bandara udara baru untuk kota Medan, Indonesia.

Lokasinya terletak di Kuala Namu, Desa Beringin, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli

Serdang.

Kuala Namu Transit Hotel yaitu merupakan sebuah hotel Transit di Kawasan Bandara

Udara Internasional Kuala Namu dengan penyediaan fasilitas-fasilitas penunjang.

II.2. Tinjauan Umum

II.2.1. Tinjauan Hotel

A. Sejarah Perhotelan

Pada dasarnya keberadaan fungsi hotel adalah sarana penunjang kegiatan berpergian

yang berjarak jauh dari tempat tinggal sehingga dibutuhkan sarana akomodasi untuk

tempat beristirahat berupa kamar tidur.

Menurut Drs. Oka A.A. Yoeti, sejarah perhotelan

sebenarnya sudah dimulai semenjak Mariam dan Yusuf

membutuhkan tempat menginap sewaktu Mariam akan

melahirkan Nabi Isa, hal ini sejalan dengan peradaban

manusia yang selalu memerlukan tempat untuk berlindung

sementara terhadap cuaca panas dan dingin dalam

melakukan kegiatan perjalanan.

Pada masa kerajaan Romawi telah dibangun rumah

penginanpan yang disebut “MANSIONES” yang berlokasi

sepanjang jalan raya utama dengan jarak masing-masing

sekitar 40 KM. Kemudian selama abad pertengahan,

peraturan keagamaan di Eropa memerintahkan agar

dibangun tempat-tempat menginap di sepanjang jalan yang

dilalui orang ( road side inn ).

Menurut Jusupadi Salmun SH, dalam film - film Western ( cowboy ) sekitar

tahun 1800 s.d 1900, sudah terdapat hotel yang bersebelahan dengan saloon dan bar

(22)

penginapan atau losmen telah dikenal orang sebagai sarana

atau penunjang bagi para pelancong.

Hotel dengan stadard yang lebih baik

pertama-tama dibuat di Inggris, kemudian Perancis, Swiss dan

beberapa negar terkenal lainnya. Sebuah penginapan di

New York City menurut Willam S. Gray dan Salvatore C.

Linguori telah memegang peranan penting dalam kancah

Revolusi Hotel di Amerika.

Sebelumnya, sebuah Flat ( Mansion ) yang bernama De Lancey pada tahun 1762 telah

berubah menjadi sebuah hotel dengan nama baru yaitu Queens Head Tavern. Dalam

sejarahnya gedung ini tetap dipelihara dengan baik sebagai lambang yang mencerminkan

masa lalu Amerika Serikat dan kini telah menjadi sebuah restaurant yang besar dengan

nama Frannces Tavern. Kemudian menyusul hotel di Covent Garden tahun 1774 yang

berdampingan dengan bioskop dekat Westminsfer di kota London.

Beberapa kalangan Amerika menganggap hotel yang benar-benar hotel dengan 170 kamar

didirikan di New York tahun 1794 dengan nama City Hotel.

Kemudian menyusul Boston’s Tremont House dengan 270 kamar di tahun 1829 yang tidak

hanya memberikan pelayanan untuk tinggal sementara, tetapi juga menyediakan ruangan

untuk converence bagi masyarakat setempat.

Sejak itu maka menyusul hotel-hotel seperti ini :

 Thn 1830-1850 - berdirinya Hotel Aster, The Palmer House da

 Thn 1865 - berdiri The St. Pancras Station and Hotel di London

 Thn 1875 – berdiri

(23)

 Thn 1880 – berdir dibangun untuk kepentingan “Business Travellers” dan merupakan “Chain Hotel”

pertama di dunia.

 Thn 1894 – berdiri

menggunakan sambungan telepohone yang connecting ke dalam setiap kamarnya.

 Thn 1896 – berdiri hote

Satu hal yang dapat dicatat mengenai lokasi hotel sebelum dan sesudah tahun 1900

di Amerika dan Eropa, umumnya berlokasi tidak jauh dari station kereta api. Akan tetapi,

ketika dunia telah mengenal mobil dan pesawat terbang, lokasi hotel tidak lagi tergantung

pada station kereta api, karena pemenuhan aspek aksibilitas melalui alat transportasi sudah

bersifat diversifikatif sekali.

Sejarah perkembangan perhotelan di Indonesia belum banyak terungkap, juga

belum banyak buku yang mengungkapkan masalah ini. Indonesia telah dikenal di dunia

pariwisata sejak sebelum Perang Dunia ke I, tetapi jumlah wisatawan yang berkunjung

masih terbilang ribuan. Seiring dengan perkembangan kedatangan wisatawan asing ke

indonesia yang lebih memerlukan sarana akomodasi pariwisata bersifat memadai, maka

semasa penjajahan kolonial Belanda, mulai berkembanglah hotel-hotel di Indonesia. Dari

buku PARIWISATA INDONESIA DARI MASA KE MASA tercatat hotel-hotel yang

sudah hadir pada saat itu diantaranya :

 Jakarta, dibangu

 Surabaya, berdiri Hotel Sarkies dan

 Semarang, berdiri

 Malang,

 Solo,

 Yogyakarta, Grand Hotel ( sekaran

 Bandung,

 Bogor,

 Medan,

 Makasar,

Kebanyakan hotel-hotel itu sampai sekarang masih ada, ada yang menjadi

Herritage, ada yang sudah direnovasi menjadi lebih baik dan ada juga yang telah

(24)

dalam perkembangannya pernah menjadi Hotel Duta Indonesia, kini pertokoan Duta

Merlin.

Setelah periode pemerintahan Orde Baru, pembangunan dan kehadiran hotel di

Indonesia jauh dan sangat berkembang pesat. Terutama setelah masuknya beberapa chains

‘management’ hotel international yang banyak merambah ke kota-kota besar di Indonesia.

Sejalan dengan berkembangnya hotel di indonesia ,waja

sangat berkembang dan inovative. Akan tetapi hal ini menjadi satu tolak ukur sejarah baru

untuk Hotel di Indonesia.

Secara harfiah kata hotel berasal dari kata hospitium (bahasa Latin), yang

berarti ruangan tamu yang berarti rungan tamu yang berada dalam suatu monastery yang

kemudian kata hospitium di Perancis dipadukan dengan kata hospes lalu menjadi hospice.

Untuk beberapa lama kata hospice tidak mengalami perubahan. Dalam perkembangan

selanjutnya, setelah melalui proses pengertian dan analogi yang sangat lama untuk

membedakan antara guest house dengan mansion house (sebuah rumah besar), maka rumah

besar tersebut disebut hostel. Kata hostel ini terus menerus digunakan orang,lambat laun

huruf ”s” pada kata hostel menghilang atau dihilangkan, menjadi hotel seperti apa yang

kita kenal sekarang ini.

Pertumbuhan dan perkembangan perhotelan tidak dapat lepas dari pertumbuhan dan

perkembangan pariwisata. Pertumbuhan dan perkembangan perhotelan di Indonesia dapat

dibagi kepada tiga periode, yaitu masa penjajahan Belanda, masa penjajahan Jepang dan

masa setelah Indonesia merdeka. Semasa penjajahan Belanda, dapat dikatakan kegiatan

pariwisata hanya terbatas pada orang kulit putih saja.

Pertumbuhan usaha perhotelan di Indonesia baru dikenal abad ke-19, dan hanya

terbatas pada kota - kota besar dan kota yang berada didekat pelabuhan. Pada masa

pendudukan Jepang, berkobarnya perang dunia ke II dan disusul dengan pendudukan

Jepang di Indonesia, menyebabkan keadaan pariwisata di Indonesia semakin terlantar.

Ditahun – tahun pihak Jepang akan kalah perang, menyusul setelah jatuhnya bom Nagasaki

dan

Hirosyima, terjadilah inflasi di mana – mana yang mengakibatkan usaha perhotelan

sama sekali mati. Pada masa setelah Indonesia merdeka, lahir surat keputusan Wakil

Presiden RI (Dr. Moch. Hatta) yang dikeluarkan di Jogyakarta tentang pendirian suatu

badan atau lembaga yang diberi wewenang untuk melanjutkan tugas – tugas pengusahaan

hotel bekas milik Belanda. Dalam dasawarsa 1970-an, baru muncul hotel – hotel bertaraf

(25)

B. Pengertian Hotel

Terlepas dari sejarah perhotelan, secara harfiah, kata hotel dulunya berasal dari kata

hospitium (bahasa latin), yang artinya ruangan tamu. Dalam jangka waktu lama kata

hospitium mengalami proses perubahan pengertian yaitu menjadi hostel. Sesuai dengan

perkembangan dan tuntutan orang-orang yang ingin mendapatkan kepuasan, kata hostel

lambat laun berubah menjadi hotel seperti yang kita kenal sekarang.

Didalam Columbia Encyclopedia dijelaskan bahwa yang dimaksud hotel itu adalah

House of Public Entertainment, dan dapat disimpulkan dalam istilah menjamu, dengan

memberikan kesenangan/kepuasan berupa akomodasi, makanan, minuman dan

lain-lainnya. Kepuasan para tamu tergantung dari pada usaha yang baik dari pihak yang

menjamu/tuan rumah. Dengan demikian dapat ditetapkan bahwa ciri-ciri dari perhotelan itu

adalah disediakannya:

− Kamar tidur

− Disajikannya makanan dan minuman

− Diberikannya pelayanan (service)

1. Pengertian Hotel menurut hotel Proprietors Act, 1956:

“hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan

pelayanan makanan serta minuman dan fasilitas kamar untuk tidur kepada

orang-orang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah

yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian khusus”

2. Menurut Prof.K.Krapf:

“hotel adalah sebuah gedung/bangunan untuk menyediakan penginapan, makanan

dan pelayanan yang bersangkutan dengan menginap serta makan bagi mereka yang

mengadakan perjalanan”.

3. dalam surat keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia No.SK.241/G/70

tahun 1970:

“Hotel adalah perusahaan yang menyediakan jasa dalam bentuk penginapan

(akomodasi) serta menyajikan hidangan serta fasilitas lainnya dalam hotel untuk

umum, yang memenuhi syarat-syarat comfort dan bertujuan komersil. Bentuk,

susunan, tata ruang, dekorasi, peralatan, perlengkapan, sanitasi, hygiene, estetika,

keamanan, dan ketentraman, secara umum dapat memberikan sasaran nyaman

comfort dan khusus untuk kamar-kamar tamu dapat menjamin adanya ketenangan

(26)

4. Menurut Surat Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi, No :

KM.94/HK.103/MPTT-87 tentang Ketentuan Usaha dan Penggolongan Hotel :

“Hotel adalah salaha satu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau

seluruh bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan, makan dan

minum, serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara komersial’.

5. Dalam Arti Sempit

Dalam arti sempit yang dimaksud dengan hotel adalah suatu kamar atau tempat

dimana pengunjung dapat tidur/menginap. Hotel dalam hal ini hanya berarti

penginapan saja.

6. Dalam Arti Luas

Dalam perkembangan selanjutnya, karena setiap orang menginap itu juga

memerlukan yang lainnya, seperti makan dan minum walaupun hanya sekedarnya,

maka lambat laun istilah hotel lebih dikenal orang bukan hanya sekedar tempat

penginapan saja, tetapi telah berkembang dalam arti luas sebagai suatu tempat yang

seseorang dapat tidur, beristirahat, atau menginap sementara waktu selama dalam

perjalannya, juga mendapatkan makanan dan minuman dan terpenuhi kebutuhan

lainnya.

C. Klasifikasi atau Penggolongan Hotel

Yang dimaksud dengan klasifikasi atau penggolongan hotel ialah suatu

sistem pengelompokkan hotel-hotel kedalam berbagi kelas atau tingkatan,

berdasarkan ukuran penilaian tertentu.

Berdasarkan ukuran penilaian tertentu (Naimuddin : 15). Keputusan

Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor : KM.3 / HK.001 / MKP.02 tanggal 27

Februari 2002, tentang penggolongan kelas hotel BAB III penggolongan hotel

bagian kesatu jenis golongan hotel :

Pasal 3

Ayat 1 (satu) : Golongan kelas hotel terdiri atas :

a. Golongan kelas hotel bintang.

b. Golongan kelas hotel melati.

Ayat 2 (dua) : Golongan kelas hotel bintang sebagaimana dimaksud dalam ayat

satu, dibagi atas 5 (lima) kelas yaitu hotel bintang 1 (satu) sampai bintang 5 (lima).

Ayat 3 (tiga) : Golongan kelas hotel melati sebagaimana dimaksud pada ayat 1

(27)

Pasal 4

Ayat 1 (satu) : Penggolongan kelas hotel bintang ditetapkan setelah hotel

memenuhi persyaratan dalam kriteria penggolongan kelas hotel.

Ayat 2 (dua) : Hotel yang belum memenuhi persyaratan minimal sebagai hotel

bintang, digolongkan ke dalam kelas hotel melati.

Ayat 3 (tiga) : Golongan kelas hotel melati dapat ditingkatkan menjadi hotel

bintang setelah memenuhi persyaratan sebagai hotel bintang sebagaimana dimaksud

dalam ayat 1 (satu).

Disamping penggolongan hotel di atas, usaha perhotelan juga dapat

digolongkan ke dalam kelompok – kelompok tertentu berdasarkan hal – hal sebagai

berikut :

1. Plan

2. Size

3. Type of Patromage

4. Long of Guest Stay

5. Location

6. Under the Government Regulations (sesuai dengan peraturan pemerintah

setempat).

Penggolongan hotel juga dapat dilakukan berdasarkan peraturan pemerintah

setempat yang disahkan, dalam hal ini beberapa Negara menganut penggolongan

kelas hotel berdasarkan Grade System (system tarif) dan Star System (urutan

bintang).

Hotel dapat dikelompokkan kedalam berbagai kriteria menurut

kebutuhannya, namun ada beberapa kriteria yang dianggap paling lazim digunakan.

Berdasarkan kriteria dalam hal kondisi atau fasilitas yang tersedia dalam suatu

hotel, maka klasifikasi tersebut dapat dikatakan sebagai berikut :

A. Pengelompokan Berdasarkan Standar Hotel

1. Hotel Internasional

2. Hotel Semi Internasional

3. Hotel Nasional

B. Klasifikasi Hotel Sesuai dengan Jumlah Kamar

1. Small Hotel, dengan jumlah kamar kurang dari 50 kamar

2. Medium, dengan jumlah kamar 50 s/d 100 kamar

(28)

C. Klasifikasi Hotel Sesuai dengan Jenis Tamu (Types of Guest)

Hotel ini umumnya berada didalam perkotaan ataupun didaerah yang jenis

tamunya terdiri atas beberapa klasifikasi sebagai berikut :

1. Family Hotel, tamu-tamu yang menginap bersama keluarga

2. Bussines Hotel, tamu-tamu yang menginap kebanyakan bussinesman, maka

dengan demikian diperlukan tata cara praktis dan cepat dalam pelayanan

serta fasilitas bussines sebagai penunjang.

3. Commercial Hotel

4. Tourist Hotel

5. Official Hotel

6. Transit Hotel

7. Cure Hotel

8. Hotel Konvensi

D. Klasifikasi Hotel sesuai dengan Lama Tinggal

1. Hotel Resident

2. Hotel Transit (Komersial)

3. Hotel Daerah (Resort)

4. Motel

E. Klasifikasi Hotel berdasarkan jenis kamar

1. Menurut Sulastiono (2001, p. 25), jenis-jenis kamar hotel pada dasarnya

dibedakan atas :

a. Single room: kamar untuk satu orang yang dilengkapi dengan satu buah

tempat tidur berukuran single untuk satu orang

b. Twin room: kamar untuk dua orang yang dilengkapi dengan dua buah

tempat tidur masing-masing berukuran single.

c. Double room: kamar yang dilengkapi dengan satu buah tempat tidur

berukuran double (untuk dua orang).

d. Double-double: kamar untuk empat orang yang dilengkapi dengan dua

kamar tamu dan dengan tempat tidur berukuran double (untuk dua

orang).

Terdapat pula jenis-jenis kamar yang dibedakan menurut fasilitas

yang tersedia dari satu hotel dengan hotel lainnya, hal tersebut

dikarenakan harga kamar selalu dikaitkan dengan fasilitas kamar. Makin

(29)

kamar menurut fasilitas adalah standard room, superior room,

moderate, suite room, executve suite room, dan penthouse.

Menurut Kasavana (1998), hotel berdasarkan jumlah kamarnya dibagi

menjadi empat kategori yaitu kurang dari 150 kamar, 150 hingga 299

kamar, 300 hingga 600 kamar, lebih dari 600 kamar.

F. Klasifikasi Hotel Berdasarkan Target Market

Jenis hotel berdasarkan target market antara lain :

a. Commercial Hotels

Ditujukan kepada orang yang pekerjaannya berhubungan dengan

berpergian, seperti bisnis manajer, kelompok meeting dan seminar. Tipe hotel

komersial merupakan tipe hotel terbesar dan fungsi utamanya adalah untuk

melayani klien bisnis.

b. Airport hotels

Airport hotel atau hotel bandara terkenal karena kedekatannya dengan

pusat perjalanan terbesar. Airport hotel merupakan hotel yang memiliki ukuran

pelayanan yang luas. Airport hotel ditujukan untuk klien bisnis, penumpang

pesawat dengan penerbangan malam atau pembatalan penerbangan dan pegawai

perusahaan penerbangan. Hotel memiliki limousine dan van yang banyak

dimanfaatkan untuk mengantar dan menjemput tamu antara hotel dan bandara.

Beberapa airport hotel menyediakan fasilitas ruang pertemuan bagi tamu yang

datang dengan pesawat terbang dan hendak melakukan sebuah pertemuan.

Menurut Sugiarto (1996), “Airport hotel adalah hotel yang terletak ssatu

kompleks bangunan dengan lapangan udara atau berada disekitar Bandar udara.

Target market dari jenis tamu hotel ini adalah para usahawan aau penumpang

pesawat yang mengalami penundaan penerbangan, juga para kru pesawat”

(p.27).

c. Suite Hotel

Hotel ini ditujukan untuk keluarga yang berlibur dan seseorang yang

ingin menikmati kenyamanan saat berpergian jauh dari rumah. Hotel ini

dimanfaatkan pula oleh para professional, seperti akuntan, pengacara, para

executive karena salah satu keistimewaan yang dimiliki oleh kamar suite

hotel, yaitu disetiap kamar hotel terdapat ruang tamu dan kamar mandi yang

terpisah dengan kamar memberikan kenyamanan bagi para professional ini

(30)

d. Extended Stay Hotels

Hotel ini didirikan untuk menyediakan layanan bagi tamu yang

datang dengan tujuan untuk tinggal selama lima hari atau waktu yang lebih

lama. Tamu yang menginap di extended stay hotel biasanya tidak terlalu

membutuhkan layanan dari hotel. Tidak seperti tipe hotel lainnya, tariff

kamar ditentukan dari lamanya tamu tinggal dihotel tersebut. Jenis hotel ini

memiliki kesamaan dengan suite hotel, hotel ini menyediakan kebutuhan

dapur dalam kamar dimana suite hotel tidak menyediakan.

e. Residential Hotels

Ditujukan pada tamu yang ingin tinggal dihotel dalam jangka waktu

yang panjang dengan melakukan kontrak tinggal terlabih dahulu. Kamar

akomodasi dengan kamar mandi dan ruang tamu terpisah, tipe kamarnya

seperti kamar suite. Jenis akomodasi ini disediakan untuk orang yang berada

dipinggiran kota, bersifat permanen atau jangka panjang.

f. Leisure market (resort hotel)

Hotel ini ditujukan untuk orang yang berpergian, rekreasi, olahraga

atau untuk hiburan. Hotel ini bersifat musiman, pada saat high season

aktivitas hotel tinggi dan sebaliknya.

g. Bed and Breakfaast Hotels

Sebuah hotel yang terdiri dari 20-30 kamar. Hotel ini memberikan

penawaran kamar dan makan pagi. Pemilik hotel biasanya tinggal didalam

hotel tersebut dan bertanggung jawab pada penyediaan makan pagi tamu.

h. Casino Hotels

Sebuah hotel yang fungsi utamanya adalah sebagai pendamping dari

sebuah kasino. Layanan didalam kamar, makanan dan minuman bukanlah

merupakan tujuan utama untuk memperoleh keuntungan. Tamu yang ingin

mencari kesenangan dan melakukan perjalanan berlibur untuk

menggunakan fasilitas kasino menginap dihotel ini.

i. Conference Centers

Conference centers di-design untuk kelompok meeting dan hampir

keseluruhan pelayanan hotel ini menawarkan akomodasi bermalam selama

meeting diadakan. Hotel ini menekankan pada penyediaan layanan dan

peralatan yang dibutuhkan untuk kelancaran jalannya meeting.

(31)

Menawarkan ± 2000 kamar. Fasilitas hotel ini di-design untuk

mengakomodasi rapat besar.

G. Klasifikasi Hotel Sesuai dengan Bintang

Pelayanan hotel ditentukan dalam 5 (lima) golongan kelas berdasarkan

kelengkapan dan kondisi bangunan, peralatan, pengelolaan, serta mutu

pelayanan sesuai dengan persyaratan penggolongan hotel sebagaimana yang

ditetapkan dalam lampiran Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan

Telekomunikasi tentang Ketentuan Usaha dan Penggolongan Hotel.

1. Hotel bintang satu (*)

 Jumlah kamar standar minimum 15 kamar

 Kamar mandi didalam

 Luas kamar standar minimum 20 m²

2. Hotel bintang dua (**)

 Jumlah kamar standar minimum 20 kamar

 Jumlah kamar suite, minimum 1 kamar

 Kamar mandi didalam

 Luas kamar standar minimum 22 m²

 Luas kamar suite minimum 44 m²

3. Hotel bintang tiga (***)

 Jumlah kamar standar minimum 30 kamar

 Jumlah kamar suite minimum 2 kamar

 Kamar mandi didalam

 Luas kamar standar minimum 24 m²

 Luas kamar standar minimum 48 m²

4. Hotel bintang empat (****)

 Jumlah kamar standar minimum 50 kamar

 Jumlah kamar suite minimum 3 kamar

 Kamar mandi didalam

 Luas kamar standar minimum 24 m²

 Luas kamar suite minimum 48 m²

5. Hotel bintang lima (*****)

Memiliki 3 tingkatan yaitu Palm, Bronze, dan Diamond

 Jumlah kamar standar minimum 100 kamar

(32)

 Kamar mandi didalam

 Luas kamar standar minimum 26 m²

 Luas kamar suite minimum 52 m²

H. Klasifikasi Hotel sesuai dengan Tipe Harga Kamar atau Plan

Yang dimaksud dengan plan adalah suatu sisem yang dipergunakan dihotel

dalam menetukan pentarifan yang ada hubungannya dengan penyediaaan atau

penjualan makanan.

1. European Plan

2. American Plan

3. Continental Plan

4. Bermuda Plan

I. Klasifikasi Hotel Berdasarkan Tarif Kamar

1. Economy Hotel

2. First Class Hotel

3. Deluxe Hotel

J. Klasifikasi Hotel Berdasarkan Lama Operasi Hotel

a. Season Hotel

b. Arround The Year Operation Hotel

K. Klasifikasi Hotel Berdasarkan Lokasi Hotel

1. City Hotel

2. Resident Hotel

3. Ressort Hotel

4. Motel

5. Beach Hotel

6. Mountain Hotel

7. Airport Hotel

8. Guest Faccilities

Berdasarkan keterangan diatas maka disimpulkan bahwa hotel pada proyek

ini termasuk kedalam klasifikasi:

1. Hotel berdasarkan standar merupakan hotel semi Internasional

2. Hotel berdasarkan jumlah kamar merupakan hotel dengan jumlah kamar

large (100 keatas).

3. Hotel berdasarkan jenis tamu merupakan hotel transit.

(33)

5. Hotel berdasarkan target market merupakan airport hortel.

6. Hotel sesuai dengan bintang merupakan hotel bintang empat (****)

7. Hotel berdasarkan lokasi hotel merupakan airport hotel

D. Persyaratan Pokok Usaha Perhotelan

Terdapat empat unsur yang menjadi persyaratan pokok usaha perhotelan :

1. Sarana fisik dan fasilitas

Fasilitas yang tersedia didalam suatu hotel diantaranya adalah :

a. Tempat yang cukup luas untuk parkir kendaraan tamu.

b. Berbagai jenis kamar dengan fasilitas ruang tidur yang lengkap, kamar

mandi dan tersedia televisi, video dan lain-lain.

c. Telepon, telex, bussines center, dsb.

d. Lobby, adalah ruangan yang dipergunakan oleh tamu untuk melakukan

aktivitas sementara pada waktu kedatangan dan/ataupun keberangkatan,

atau sambil menunggu/relax.

e. Tersedia restoran (coffee shop, Grill Room, Restoran Indonesia, dll), bar,

ruangan pertemuan, pelayanan makanan/minuman ke kamar.

f. Penyewaan ruang kantor dan ruang pertokoan.

g. Fasilitas olahraga dan rekreasi.

h. Fasilitas dobi untuk para tamu yang memerlukan.

i. Ruang pertokoan untuk keperluan hotel seperti ruang kantor depan hotel,

kantor tata graha, dsb.

2. Mutu dari produk pelayanan

Hotel sebagai suatu usaha industri pelayanan jasa menghasilkan, menyediakan,

dan melayani tamu dalam bentuk barang dan jasa. Dari segi wujudnya, produk

industri hotel yang dihasilkannya terdiri dari 2 bagian, yaitu :

a. Produk Nyata, yang dimaksud adalah produk hotel secara jelas dan nyata

diterima dan dapat dilihat, yang untuk memperolehnya tidak harus

membayar, antara lain :

 Kamar tamu

 Makanan dan minuman

 Ruang pertemuan

 Sarana olahraga dan rekreasi

 Hiburan

(34)

 Fasilitas-fasilitas lain

b. Produk Tidak Nyata, yang dimaksud adalah produk hotel yang tidak secara

nyata diterima dalam wujud benda, akan tetapi sangat berpengaruh terhadap

nilai atau mutu daripada tanggible product, misalnya suasana lingkungan,

ketenangan, ketentraman, kehangatan, keramahtamahan, jaminan kesehatan

dan lain-lain.

3. Sikap dan tingkah laku pelaksana (personalia dan karyawan)

Usaha hotel juga dapat disebut sebagai usaha pelayanan yang dilakukan oleh

manusia. Oleh karenanya terdapat beberapa persyaratan umum yang harus

dipenuhi oleh bekerja sebagai karyawan hotel :

a. Mampu melayani tamu dengan perasaan yang tulus

b. Mempunyai pengetahuan, keterampilan dan perilaku sesuia dengan jabatan

pekerjaannya.

c. Mempunyai rasa ikut memiliki dan tanggungjawab terhadap pekerjaannya,

serta memiliki kepribadian yang baik dan benar.

d. Harus menyadari bahwa untuk pengembangan karir bekerja di hotel sangat

tergantung dari banyak sedikitmya tamu yang menggunakan jasa pelayanan

hotel tersebut, maka karyawan harus mampu berkomunikasi dengan tamu

serta memiliki relationship yang baik dan benar.

4. Manajemen sebagai Decision Maker terhadap harga

Tujuan utama perhotelan adalah untuk memperoleh keuntungan. Untuk

mendapatkan keuntungan tersebut usaha perhotelan memerlukan kelompok

pengelola dengan memanfaatkan atau menggunakan ilmu keterampilan

manajemen khusus. Untuk mencapai tujuan utamanya dan terlaksananya

penyediaan dan pelayanan produk-produk hotel maka diperlukan suatu

kerjasama serta pembagian fungsi dan tugas sesuai dengan bidang kerjanya

masing-masing.

E. Jenis – Jenis Akomodasi

Akomodasi dalam pengertian dasar adalah, suatu ruangan/kamar atau

tempat dimana pengunjung dapat tidur/menginap. Dalam perkembangan

selanjutnya, karena setiap orang yang menginap itu juga memerlukan fasilitas lain

seperti makan dan minum, walaupun sekedarnya lambat laun istilah akomodasi

dikenal orang bukan hanya sekedar tempat menginap, namun telah berkembang

(35)

menginap untuk sementara waktu, serta mendapatkan makan dan minum, juga

terpenuhi kebutuhan lainnya. Sarana penginapan (akomodasi) bagi orang – orang

yang sedang melakukan perjalanan baik dengan atau tanpa pelayanan makan dan

minum, terdiri dari berbagai jenis akomodasi, yaitu :

1. Rooming House

Merupakan bangunan atau bagian dari suatu bangunan tanpa perlengkapan

dan peralatan yang disewakan untuk jangka pendek kepada lebih dari dua orang

yang bukan anggota keluarga pemilik bangunan tersebut.

2. Lodging House

Yaitu rumah yang menyediakan tempat menginap untuk satu malam atau

tidak lebih dari satu minggu dalam satu kali menginap.

3. Boarding House

Suatu bangunan atau sebagian bangunan yang menyediakan tempat

menginap untuk waktu pendek serta disediakan makan dan minum.

4. Apartment House

Akomodasi yang disewakan untuk ditempati sebagai rumah atau tempat

tinggal oleh dua, tiga atau empat keluarga secara terpisah.

5. Inn

Suatu tempat yang menyediakan penginapan, makan dan minum serta

pelayanan umum lainnya, yamg disewakan kepada orang – orang yang singgah

untuk sementara waktu dengan jangka menginap yang terbatas.

6. Homestay

Yaitu jenis akomodasi yang berasal dari rumah – rumah rakyat yang telah

disediakan fasilitas dan sarananya, sehingga memenuhi syarat kesehatan yang

disewakan kepada wisatawan.

7. Guest House

Suatu jenis akomodasi yang dimiliki oleh perusahaan yang diperuntukkan

bagi tamu yang menginap, serta mendapatkan makan dan minum.

8. Logement (losmen)

Sejenis akomodasi yang mengggunakan sebagian atau seluruh bangunannya

untuk disewakan, yang menyediakan penginapan tanpa makan dan minum bagi

orang yang datang untuk beristirahat sementara waktu.

(36)

Sejenis akomodasi yang dibangun dan dimiliki oleh suatu instansi yang

disediakan untuk tempat tinggal bagi karyawannya.

10. Wisma

Jenis akomodasi yang dibangun dan dimiliki suatu instansi yang

diperuntukkan sebagai tempat peristirahatan bagi para pegawainya yang dilengkapi

dengan peralatan makan dan minum.

11. Floating Hotel

Merupakan sejenis akomodasi hotel yang berada di atas kapal – kapal

pesiar, disebut juga dengan istilah hotel terapung. Jenis akomodasi lain yang akan

dibahas secara khusus dalam tugas akhir ini adalah hotel, yaitu salah satu jenis

akomodasi yang menggunakan sebagian atau seluruh bangunannya yang

menyediakan jasa penginapan, makan dan minum, serta fasilitas lain yang

diperlukan, yang diperuntukkan untuk umum dan dikelola secara komersial.

II.3. Lokasi Proyek

Kriteria Pemilihan Lokasi

Pemilihan lokasi site didasarkan atas kriteria, sebagai berikut:

1. Berdasarkan kelayakan ekonomi, yaitu kelayakan yang dinilai secara

ekonomis dan financial akan memberikan keuntungan bagi pengembangan

wilayah dan perkembangan hotel baik secara langsung maupun tidak

langsung.

2. Lingkungan site berada di lokasi yang strategis, yaitu dekat dengan bandara

udara, pelabuhan, maupun terminal.

3. Lokasi site diperuntukkan untuk kegiatan komersil.

4. Berdasarkan kelayakan lingkungan, yaitu suatu kelayakan yang dinilai dari

besarnya dampak yang akan ditimbulkan termasuk pada masyarakat

disekitar kawasan Kuala Namu akibat dari pembangunan hotel tersebut.

Usulan Lokasi Proyek

• Lokasi Proyek : Kuala Namu, Desa Beringin, Kecamatan Beringin,

Kabupaten Deli Serdang

• Batas Lahan :

− Utara : Perkebunan Kelapa sawit

(37)

− Timur : Bandara Internasional Kuala Namu − Barat : Perkebunan kelapa sawit

• Luas Lahan : 18.125,88 m² ( 1,8 Ha)

Berdasarkan kriteria pemilihan lokasi tersebut, maka dipilih kawasan Kuala

Namu sebagai lokasi site, karena memenuhi kriteria antara lain :

1. Lingkungan site berada di lokasi yang strategis, yaitu berada dalam

kawasan Bandara Udara Internasional Kuala Namu.

2. Lokasi site memang diperuntukkan untuk kegiatan komersil.

3. Aksesibilitas

Lokasi site mudah dicapai dari pusat kota Medan, karena sudah

adanya fasilitas jalan raya, dan adanya pembangunan jalan tol nantinya

yang akan menjadi alternative utama bagi pencapaian ke kawasan site.

Selain pembangunan jalan tol Medan ke Kuala Namu, juga akan

dibangun jalur rel kereta api sebagai salah satu akses jalan menuju

kawasan Kuala Namu

(38)
(39)

Gbr 2.3. Site Kawasan di Bandara Udara Kuala Namu Sumber : Angkasa Pura II

Berdasarkan keterangan diatas maka dipilih zona E sebagai site kawasan dengan

luas site 18.125,88 m².

Alasan pemilihan Lokasi:

1. Sebelah selatan berbatasan langsung dengan jalan menuju bandara.

2. Sebelah utara berbatasan dengan site komersil lainnya.

3. Sebelah Timur berbatasan dengan jalan menuju bandara

4. Sebelah Barat berbatasan dengan site komersil lainnya.

5. Site yang berjarak dekat dengan terminal penumpang bandara, kira-kira 1.5

km.

II.4. Deskripsi Kondisi Existing Lokasi

Perancangan Kuala Namu Transit Hotel merupakan suatu kelengkapan sarana

akomodasi, dalam hal ini hotel transit, yang mampu menunjang aktivitas dan keberadaan

bandara bandara Kuala Namu serta pemenuhan kebutuhan para wisatawan yang mengalami

transit penerbangan (wisatawan mancanegara, wisatawan domestik, dan pengusaha serta

awak pesawat).

Secara umum dapat dijabarkan tinjauan umum proyek Kuala Namu Transit Hotel

sebagai berikut:

 Judul Proyek : Kuala Namu Transit Hotel

(40)

 Pemilik Proyek : PT. Angkasa Pura II

 Lokasi Tapak : Kawasan Bandara Udara Kuala Namu, Deli Serdang

 Batas-batas Site

 Utara : site komersil lainnya

 Bangunan Existing : tidak ada

 Potensi Lokasi :

 Terletak jauh dari kebisingan kota

 Berada pada kawasan bandara udara

 Transportasi lancar dan baik

 Luas site mendukung + 1,8 Ha

II.5. Tinjauan Fungsi

a. Deskripsi Pengguna dan Kegiatan

Deskripsi pengguna dan kegiatan adalah gambaran tentang penggunaan juga

kegiatan-kegiatan yang akan dapat dilakukan didalam bangunan nanti.

Tabel 2.1. Deskripsi Pengguna dan kegiatan

No. Nama Ruang Kebutuhan Ruang Kegiatan

1 Hall/ Lobby Lobby Menunggu, mendaftar

Informasi informasi, mendaftar

Ruang Tunggu Menunggu, duduk, mengobrol

Lobby Lift Menunggu lift

Ruang Kontrol Kontrol keamanan,

pengawasan

Toilet Sanitasi

2 Kamar hotel

standard

Kamar tidur (2 orang) Menginap, istirahat, makan,

minum

Kamar mandi (1 orang) Mandi, buang air

3 Kamar hotel deluxe Kamar tidur (2 orang) Menginap, istirahat, makan,

(41)

Kamar tidur (2 orang) Menginap, istirahat, makan, minum

Kamar mandi(1 orang) Mandi, buang air

4 K. hotel suite Kamar tidur (2 orang) Menginap, istirahat, makan,

minum

Kamar mandi (1 orang) Mandi, buang air

5 Function Rooms Function Room Ruang Pameran/ tempat

memamerkan produk

Ruang persiapan Tempat latihan

Pantry Menyiapkan konsumsi

Gudang Tempat menyimpan barang

Toilet Kegiatan sanitasi

6 Meeting Rooms Meeting Rooms Mengadakan rapat/ konferensi

Gudang Tempat menyimpan barang

Toilet Kegiatan sanitasi

7

Ruang General Manager Bekerja, rapat, koordinasi

Ruang Staff Bekerja, rapat, koordinasi

Ruang Rapat Rapat, koordinasi, review

Ruang Tunggu/ Tamu Menunggu, mengobrol

Toilet Kegiatan sanitasi

8 Ruang M/E R. Genset Penyimpanan genset

R. Chiller Pengaturan AC

R. Pompa Pengaturan pompa air

R. AHU Pengaturan listrik

R. Kontrol Mengontrol segala jenis M/E

R.istirahat karyawan Karyawan beristirahat

9 Toko Buku Etalase, display, gudang,

kasir.

Membeli buku

10 Travel Agent Receptionist, ruang tunggu,

kasir

Membeli tiket pesawat

11 Toko Souvenir Etalase, display, gudang,

kasir.

Membeli cinderamata

12 Toko Roti Etalase, display, dapur,

gudang, kasir.

Membeli roti

13 Drug Store Etalase, display, gudang,

kasir.

Membeli obat

14 Tukang Pangkas Etalase, r. tunggu, r.

pangkas, kasir.

Memotong rambut

15 Salon Etalase, r. tunggu, r. rias,

gudang, kasir.

(42)

16 Mini market Etalase, display,gudang, kasir

Membeli segala jenis perlengkapan

17 Restoran R, makan, dapur, gudang,

ruang penerima, kasir, toilet, wastafel.

Makan, minum

18 Fitness Center Gymnasium Arena olahraga

Ruang Alat Menyimpan alat fitness

Ruang Aerobik Aerobic/ senam

Ruang Ganti/ Locker ♀/♂ Ganti pakaian

Toilet ♀/♂ Kegiatan sanitasi

Shower ♀/♂ Mandi/ bersih-bersih

Kasir Membayar

19 SPA dan Sauna Ruang Sauna ♀/♂ Rileks/ perawatan tubuh

SPA dan Whirpool ♀/♂ Rileks/ perawatan tubuh

Toilet/ Shower ♀/♂ Kegiatan sanitasi

20

Musholla

Ruang Sholat Melaksanakan sholat

Toilet ♀/♂ Berwudhu/ sanitasi

Gudang Menyimpan barang

25 Servis/ Tata Graha Laundry Washer Mencuci pakaian

Laundry Dryier Mengeringkan pakaian

Ruang istirahat, dapur, gudang, toilet, ruang makan.

Istirahat pegawai

26 Parkir Mobil Memarkir mobil

Sepeda motor Memarkir sepeda motor

Bus Memarkir bus

b. Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang

Deskripsi persyaratan dan kriteria ruang adalah gambaran tentang persyaratan lain yang

akan mempengaruhi desain dan ruang Kuala Namu Transit Hotel ini yaitu;

Kriteria klasifikasi Hotel berdasarkan bintang 4:

Hotel bintang 4

(43)

Umum

Unsur dekorasi tercermin pada lobby, restoran, kamar tidur dan Function room.

a) Bedroom

• Mempunyai minimum 50 kamar standar dengan luasan 24 m2/ kamar • Mempunyai minimum 2 kamar suite dengan luasan 48 m2/ kamar • Tinggi minimum 2.6 m tiap lantai

• Dilengkapi dengan pengatur suhu kamar di dalam kamar b) Dining room

Mempunyai minimum 2 buah dinning room, salah satunya dengan spesialisasi

masakan (Japanese/ Chinese/ European food).

c) Bar

• Apabila berupa ruang tertutup maka harus dilengkapi AC dengan suhu 24ºC • Lebar ruang kerja bartender setidaknya 1m

d) Ruang fungsional

• Minimum terdapat 1 buah pintu masuk yang terpisah dari lobby dengan kapasitas minimum 2,5 kali jumlah kamar

• Dilengkapi dengan toilet apabila tidak satu lantai dengan lobby • Terdapat pre function room

e) Lobby

• Mempunyai luasan minimum 100 m2

• Terdapat 2 toilet umum untuk pria dan 3 toilet umum untuk wanita dan perlengkapannya

f) Drug store

• Minimum terdapat drugstore, bank, money changer, biro perjalanan, air line agent, souvenir shop, perkantoran, butik dan salon

• Tersedia poliklinik • Tersedia paramedis

g) Sarana rekreasi dan olah raga

• Minimum 1 buah dengan pilihan : tennis, bowling, golf, fitness, sauna, billiard, jogging. • Sarana rekreasi untuk hotel di pantai dapat dipilih dari alternatif berperahu,

menyelam, selancar, atau ski air

• Diskotik / night club kedap suara dengan AC / Toilet

(44)

h) Utilitas penunjang

• Transportasi vertikal mekanis.

• Ketersediaan air bersih minimum 700 liter/ orang/ hari. • Dilengkapi dengan instalasi air panas/ dingin.

• Dilengkapi dengan telepon lokal dan interlokal, PABX

• Dilengkapi dengan sentral video, musik, teleks, radio, carcall. i) Business center

Di business center ini tersedia beberapa staf yang dapat membantu dengan

bertindak sebagai co-secretary para tamu yang ingin berkomunikasi dengan kantor

pusatnya maupun relasi bisnisnya. Selain itu, ada pula fasilitas lain seperti

faksimili, teleks, mecanograf. Para tamu dapat memanfaatkan pelayanan dengan

akses internet melalui kamarnya untuk reservasi dan promosi usahanya, di samping

juga dapat melakukan telekonferensi.

j) Restoran

Subbagian restoran di hotel yang besar dapat dibagi menjadi:

Main dining room atau ruang makan utama yang menyediakan makanan Peraneis atau internasional.

Coffee shop, restoran yang menyediakan dan menyajikan makan pagi dengan menu dan jenis pelayanannya lebih sederhana atau biasa disebut ready on plate.

• Restoran yang spesilik seperti grill-room, pizzarea, japanesse, oriental.

Room service: restoran yang melayani dan menyediakan hidangan makanan dan

minuman kepada tamu hotel yang enggan keluar kamar. Atas dasar pesanan

tamu, makanan dan minuman diantar langsung ke kamar tamu.

II.6. Studi Banding Fungsi Sejenis

1. Sheraton Amsterdam Airport Hotel

Sheraton Amsterdam

Airport Hotel and

Conference Centre

merupakan hotel bintang 4

yang memiliki akses

langsung ke Schipol

(45)

hanya 20 menit dari pusat kota amsterdam. Sheraton Amsterdam Airport Hotel

menawarkan restoran, bar dan sebuah bar hotel. Anda dapat menggunakan Fitness

Centre Sheraton & Kesehatan gratis. Yang menawarkan peralatan up-to-date dan

mesin Technogym kebugaran yang akan membantu Anda tetap fit selama

perjalanan Anda.

Hotel Sheraton memiliki teknologi lounge yang nyaman di mana Anda

dapat menggunakan internet dan bahkan mencetak boarding pass gratis. Hal ini

merupakan suatu retret hangat dan sosial yang terbuka lebar untuk dunia. Dengan

ruang tamu modern elegan, fungsional, dan kedap suara menyediakan kabel dan

akses internet nirkabel, fasilitas unik, dan kenyamanan yang luar biasa. Nikmati

Sheraton Sweet Sleeper Bed, dengan kasur yang empuk, selimut hangat, selimut

nyaman, dan banyak hipo-alergis dan ke bawah bantal. Dengan pilihan kamar

deluxe atau Deluxe Club, Anda dijamin akan tetap nyaman dan santai.

Fasilitas

Umum

Parkir, Restaurant, boleh membawa masuk hewan peliharaan, Bar, 24 jam Front

Desk, Newspapers, Non Smoking Rooms, Rooms/Facilities for Disabled Guests,

Lift, Express Check In/Check-Out, Safety Deposit Box, Valet Parking, ruang kedap

suara, pemanas ruangan, Luggage Storage, semua ruangan Publik maupun Privat

bebas rokok.

Activitas

Sauna, Fitness Centre, Massage, Turkish/Steam Bath

Services

Room Service, Meeting/Banquet Facilities, Business Centre, Babysitting/Child

Services, Laundry, Dry Cleaning, VIP Room Facilities, Breakfast in the Room,

Ironing Service, Bridal Suite, Internet Services, Currency Exchange, Bicycle

Rental, Shoe Shine, Car Rental, Tour Desk, Fax/Photocopying, Wi-Fi/Wireless

LAN, Packed Lunches.

Lokasi

Dekat dengan Shopping Centre, dekat dengan Jalan Tol, dekat dengan bandara,

dekat dengan stasiun kereta api.

(46)

Gambar 2.4. Novotel Suvarnbhumi Airport Hotel Sumber : Internet

Hotel ultra-modern terletak hanya 200 meter dari terminal utama bandara,

berjalan kaki hanya tiga menit yang dihubungkan dengan terowongan bawah tanah

ber-AC. Sebuah rel kerata api langsung sedang dibangun yang akan

menghubungkan hotel dengan pusat kota Bangkok dan kabupaten pusat bisnis,

yang dimulai pada awal 2008.

Novotel memiliki 612 kamar di dua bangunan lima lantai berbentuk persegi,

meliputi 10,5 hektar, dengan luas area atrium terbuka di pusat masing-masing

struktur. Kedua bangunan juga bergabung dengan yang lain dengan atrium kaca

besar yang dirancang sebagai lobi hotel. Dengan lobi seluas 2.800 meter². Novotel

Suvarnabhumi Airport Hotel menawarkan lobi hotel terbesar di dunia.

Dengan desain yang unik yang memungkinkan kontrol lingkungan yang

lebih besar dan memasukkan area atrium luar untuk berenang dan rekreasi.

Novotel Suvarnabhumi Airport Hotel bertujuan menciptakan ruang makan

premium bandara dengan empat restoran dan sebuah bar. Dengan Merek Novotel

akan menawarkan outlet-outlet makanan dengan masakan yang inovatif setiap

harinya, The Square, melayani berbagai masakan Barat dan Asia yang populer

dengan dapur terbuka, menampilkan masakan dunia dengan promosi makanan

special setiap bulan. Otentik masakan Thailand ditawarkan di Sala Thai Pavilion,

sementara para tamu dapat menikmati pilihan masakan Kanton di Gold Desa atau

Sushi Restoran Cina dan Jepang Kinsen Teppanyaki di restoran. Atrium hotel

(47)

Fasilitas rekreasi termasuk kolam renang 25 meter dikelilingi oleh

taman-taman tropis, pusat kebugaran, fasilitas spa yang luas, salon kecantikan, shopping

arcade, Dolfi Kid's Corner and babysitting service.

Novotel Suvarnabhumi Airport Hotel menawarkan tempat untuk pertemuan

dengan luas lebih dari 2.400 meter² tanpa kolom, ballroom dengan kapasitas kurang

lebih sampai 800 orang dan 6 ruang pertemuan tambahan. Hal ini merupakan

tempat yang baik untuk para delegasi menghadiri acara-acara di Konvensi BITEC

terdekat dan Exhibition Centre.

Hotel ini bergabung dengan jaringan yang luas lebih dari 60 hotel Accor

bandara di 18 negara, termasuk 20 di bawah merek Novotel. Hotel Ini termasuk

hotel yang ada di beberapa bandara udara tersibuk di dunia di kota-kota seperti

Paris, London, Frankfurt, Chicago dan Sydney.

Novotel Suvarnabhumi Airport Hotel adalah hotel airport terbesar kedua di

Asia tahun ini setelah pembukaan Novotel Citygate dekat Bandara Internasional

Hong Kong pada bulan April. Yang ketiga, Pullman Guangzhou Baiyun Airport,

yang dijadwalkan akan dibuka pada bulan November tahun ini.

Menurut Accor Asia Pacific Managing Director Michael Issenberg, Novotel

Suvarnabhumi Airport menetapkan standar baru untuk hotel bintang empat di

Bangkok, dan akan memberikan kontribusi signifikan bagi industri pariwisata

Thailand.

"Novotel Suvarnabhumi Airport akan menjadi tambahan gaya ke Bandara

Internasional Bangkok yang baru dan pembukaannya mencerminkan semakin

pentingnya Bangkok sebagai titik masuk utama ke negara dan Asia Tenggara secara

keseluruhan, dengan hotel menyediakan dasar yang ideal untuk mengunjungi

bisnis, waktu luang atau transit wisatawan, serta menjadi tempat baru yang besar

untuk konferensi dan acara. "

3. Holiday Inn Prague Airport

Holiday Inn Prague Airport (sebelum Hotel Transit) terletak hanya 300m dari

ruang keberangkatan Terminal Satu, sehingga jelas sangat dekat dengan Terminal

Bandara, memberikan pilihan yang baik bagi penumpang transit. telepon Hotel juga

(48)

bandara). Karena peraturan di bandara, jendela adalah unopenable, yang membuat

kamar benar-benar tenang. Sebuah bus shuttle gratis non-stop akan membawa Anda

langsung ke hotel. Hotel ini menerima semua kartu kredit utama.

Gambar 2.6. Holiday Inn Prague Airport

Sumber : Internet

Holiday Inn Prague Airport merupakan sebuah hotel modern bintang 4 di

Praha Bandar Udara Internasional, terletak 300 meter dari Terminal 1. Dengan

tinggi 7 lantai, ruangan full AC dengan akses untuk penyandang cacat. Hotel transit

ini menawarkan 70 double room dan dua lima kamar luxury suites dengan total

kapasitas 160 tempat tidur. Anda juga dapat menikmati restoran dan bar yang

modern, termasuk sebuah taman musim panas, yang menawarkan berbagai macam

masakan internasional dan Ceko. Dengan posisinya yang unik merupakan pilihan

ideal untuk keperluan bisnis dan pengunjung rekreasi. Meskipun sebagian besar

tamu pelancong bisnis dan penumpang transit, semakin banyak orang merasa

sangat nyaman untuk tinggal di hotel bermutu baik di bandara untuk harga yang

wajar saat mengunjungi Praha.

II.7. Kesimpulan Studi Banding

Dari studi banding diatas dapat diambil kesimpulan dari masing-masing hotel

tersebut:

Tabel 2.2. Perbandingan Fasilitas Hotel

(49)

Lokasi

boarding pass

gratis

- Dekat stasiun

kereta api

- Lobby terbesar

(50)

centre taman-taman

tropis

3 Holiday Inn

Prague Hotel, di

Gambar

Tabel 2.1. Deskripsi Pengguna dan kegiatan
Gambar 2.6. Holiday Inn Prague Airport
Tabel 3.1. Penilaian hunian yang sehat4 sebagai berikut :
Gambar 3.2. Roof Garden System  Sumber: Internet
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan persepsi dari keseluruhan responden, maka setengah dari responden menyatakan kesetujuannya terhadap pembangunan Bandara Kuala Namu dengan mayoritas responden

Judul : ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN JASA TERHADAP KEPUASAN PENUMPANG KERETA API BANDARA INTERNASIONAL KUALA NAMU.. Kategori

ANGKASA PURA II DENGAN PIHAK KETIGA YANG MENGGUNAKAN BAGIAN ATAS RUANG BANDARA KUALA NAMU SERTA LAHAN TANAH YANG DIMILIKI BANDARA TERSEBUT YANG MERUPAKAN HAK PENGELOLAAN BANDARA ...

Pusat perbelanjaan ini di rancang dalam kawasan bisnis Central Park Kuala.. Namu, dimana terdapat hotel dan kantor di

pertemuan bisnis dan sarana bagi komunitas seni untuk berkreasi. Batasan - batasan dalam perancangan Kuala Namu Convention & Exhibition. Centre

Berdasarkan analisa, perancangan Kantor Sewa Kuala Namu berada di kawasan yang berpotensi untuk pembangunan kantor sewa dengan lokasi yang strategis yaitu berada di dekat

Berdasarkan persepsi dari keseluruhan responden, maka setengah dari responden menyatakan kesetujuannya terhadap pembangunan Bandara Kuala Namu dengan mayoritas responden

Oktavia Elisabeth Sinaga – 21020115130106 HOTEL TRANSIT BANDARA INTERNASIONAL KUALANAMU DENGAN KONSEP BUDGET HOTEL OKTAVIA ELISABETH SINAGA*, BANGUN INDRAKUSUMO R.H., SUKAWI