58 DAFTAR PUSTAKA
Kamaluddin, Ruslan, Haji, 1999. Pengantar Ekonomi pembangunan : dilengkapi dengan analisa beberapa aspek pembangunan ekonomi nasional, Edisi Kedua, Fakultas Ekonomi UI, Jakarta.
Mahyudi, Ahmad, 2004, Ekonomi Pambangunan dan Analisis Data Empiris,Ghalia Indonesia, Jakarta.
Rachbini, didik J, 2001, Pembangunan ekonomi sumber daya manusia, Grasindo, Jakarta.
Sukirno, Sadono, 2006, Ekonomi pembangunan: proses, masalah, dan dasar kebijakan, Kencana, Jakarta.
Sirojuzilam, dan Kasyful Mahali, 2011. Regional: pembangunan, perencanaan, dan ekonomi, cetakan ke-2, USU Press, Medan.
Todaro, Michael P, 1995, ekonomi untuk Negara berkembang, Bumi Aksara, Jakarta.
http://id.wikipedia.org/wiki/Bandar-udara-internasional-polonia (21 Maret 2013)
http://id.wikipedia.org/wiki/Bandar-udara-kuala-namu (21 Maret 2013)
Lingga, Doriani, 2012, Persepsi Masyarakat Terhadap Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangke Sebagai Klaster Industri. Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Sander, Alex, 2010, Pengaruh Pembangunan Bandara Kuala Namu Terhadap Okupasi Masyarakat ( Studi Survey Terhadap Masyarakat Yang Berdomisili di Desa Beringin Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
1 SKRIPSI
DAMPAK PEMBANGUNAN BANDARA KUALA NAMU TERHADAP PERKEMBANGAN EKONOMI PENDUDUK SEKITAR BANDARA
OLEH :
PAHARUDDIN SIREGAR 090501023
PROGRAM STUDI STRATA-I EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
2 ABSTRAK
Pembangunan adalah proses perencanaan yang terorganisir, sistematis dan bertahap untuk meningkatkan taraf hidup kearah yang lebih baik, pembangunan dan perubahan pasti terjadi pada setiap negara yang telah kontak dengan negara satelit yang menguasai teknologi dan itu semua tidak terlepas dari pengaruh positif atau negatif. Perkembangan pembangunan dan perubahan sosial, ekonomi, politik, budaya, yang terjadi di Indonesia yang begitu cepat saat ini rentan mengalami pengaruh negatif bagi masyarakat pinggiran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana dampak sosial ekonomi yang terjadi pada masyarakat seteleh adanya pembangunan Bandara Kuala Namu. Metode analisis yang digunakan adalah dengan metode deskriftif. Pengumpulan data primer dilakukan melalui kuesioner yang disebarkan kepada 100 responden yang berdomisili di Desa Beringin.
Dari hasil penelitian lapangan menunjukkan bahwa pembangunan Bandara Kuala Namu berkontribusi dalam pembangunan sosial dan ekonomi masyarakat di sekitar bandara. Hal ini bisa dilihat penyerapan tenaga kerja lokal dan penyediaan sarana prasarana bagi masyarakat. Jika dianalisis melalui persepsi masyarakat, menurut sebagian besar responden, Bandara Kuala Namu dimasa depan akan berkembang seperti yang diharapkan masyarakat Desa Beringin menjadi sentra perdagangan barang dan jasa di wilayah Kecamatan Beringin dan Kabupaten Deli Serdang khususnya Sumatera Utara. Responden juga setuju bahwa pembangunan Bandara Kuala Namu akan berpengaruh dan akan meningkatkan status sosial dan ekonomi masyarakat. Berdasarkan persepsi dari keseluruhan responden, maka setengah dari responden menyatakan kesetujuannya terhadap pembangunan Bandara Kuala Namu dengan mayoritas responden berharap lapangan pekerjaan akan menjadi luas sehingga dapat membantu perekonomian masyarakat sekitar Bandara dan juga dapat mengurangi angka pengangguran di Desa Beringin. Dan secara umum masyarakat mengharapkan setelah beroperasinya Bandara Kuala Namu nantinya akan membantu dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar Bandara.
3 ABSTRACT
Development is a planning process that is organized, systematically and gradually to increase the standard of living for the better,development and change must happen in every country that has been in contact with the satellite countries to master the technology and it all can not br separated from the positive or negative influence. Of development and social change, the economy, politics, culture, which occurred in Indonesia are so fast now susceptible to negative effects for rural communities. The purpose of this study was to determine how the socio-economic impacts that occur in the community after the construction of Kuala Namu airport. The analytical method used descriptive method. Primary date were collected through questionnaires distributed to 100 respondents who live in the village Beringin.
From the result of field research suggests that the development of Kuala Namu airport contribute the social and economic development of the communities around the airport. This can be seen local employment and the provision of infrastructure for the community. If analyzed through the public perception, according to most respondents, Kuala Namu airport in the future will evolve as expected the village Beringin became centers of trade in goods and services in the district Kecamatan Beringin and Deli Serdang regency in North Sumatra in particular. Respondents also agreed that the construction of Kuala Namu airport will take effect and will improve the social and economic status. Based on the agree to the Kuala Namu Airport development with the majority of respondents expect employment to be broad so as to help the economy of communities around the airport and also to reduce unemployment in the village Beringin. And the general public expect after the operation of Kuala Namu Airport will assist in improving the welfare of the community around the airport.
4
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada allah SWT karena hanya semata mata
atas izinNya sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi yang berjudul “Dampak Pembangunan Bandara Kuala Namu Terhadap Perkembangan Ekonomi Penduduk Sekitar Bandara” ini dimaksud adalah sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Progra studi Sarjana (S1) ,
Jurusan Ekonomi Pembangunan di Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera
Utara.
Pencapaian akhir dari skripsi ini tidak terlepas dari berbagai bantuan,
dukungan, bimbingan serta motivasi yang selalu diberikan kepada penulis
dimulai dari awal hingga akhir dari penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu,
Dengan segenap ketulusan hati, penulis mengucapkan rasa terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, SE.,M.Ec,.Ak. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara ,
2. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, MEc selaku Dosen Pembimbing dan
Ketua Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara yang selalu memberikan bimbingan,
saran serta masukan kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik,
3. Bapak Irsyad Lubis, S.E., M.Soc.Sc., Ph.D selaku Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara,
5 5. Yang teristimewa Kedua orang tua saya yang terkasih, yang selalu
memberikan dorongan dan bantuan baik berupa material maupun
spriritual dan doa restu serta motivasi dan semangat sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik,
6. Teman teman stambuk 2009 EP
7. Seluruh staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara yang telah banyak membantu kelancaran
adminstrasi maupun memberikan informasi dalam penyelesaian
kuliah dan skripsi ini,
6 DAFTAR ISI
ABSTRAK ……...………..i
ABSTRACT …..………...………... .ii
KATA PENGANTAR...ii
DAFTAR ISI ……….………...iii
DAFTAR TABEL...vi
DAFTAR GAMBAR... vii
DAFTAR LAMPIRAN... vii
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1.Latar Belakang Pemilihan Judul... 1
1.2.Perumusan Masalah... 5
1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...7
2.1.Uraian Teoritis ...7
2.1.1.Pengembangan Wilayah...7
2.1.2.Teori Pusat Pertumbuhan………11
2.1.3.Ekonomi Pembangunan………..12
2.1.3.1.Pengertian dan Ruang Lingkup Ekonomi Pembangunan………12
2.1.3.2.Aspek Sosial dalam Pembangunan………..14
2.2.Penelitian Terdahulu………..17
2.3.Kerangka Konseptual……….18
BAB III METODE PENELITIAN...20
3.1.Jenis Penelitian ... 20
3.2.Lokasi dan Waktu Penelitian………. 20
3.3.Jenis dan Sumber Data……….. 21
3.4.Teknik Pengumpulan Data……… 21
3.5.Populasi dan Sampel………. 22
3.6.Metode Analisis……… 24
7
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 25
4.1.Deskripsi Daerah Penelitian... 25
4.1.1.Profil Desa………..…... 25
4.1.2.Letak Geografis Desa Beringin……..……….26
4.1.3.Potensi Wilayah Desa Beringin………..26
4.1.3.1.Penduduk……….26
4.1.3.2.Pendidikan………...28
4.1.3.3.Ekonomi Masyarakat………..28
4.2.Hasil Analisis………..29
4.2.1.Karakteristik Responden………....29
4.2.1.1.Karakteristik Responden Berdasarkan Usia………29
4.2.1.2.Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...29
4.2.1.3.Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan...30
4.2.1.4.Karakteristik Responden Berdasarkan JumlahTanggungan...31
4.2.1.5.Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan...31
4.2.1.6.Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan...33
4.2.1.7.Karakteristik Responden Berdasarkan Status Kependudukan ...34
4.2.2.Analisis Dampak Bandara Kuala Namu terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat...35
4.2.3. Analisis Informasi dan transparansi pembangunan Bandara Kuala Namu………..38
4.2.4.Analisis Persepsi Masyarakat Mengenai Pembangunan Bandara Kuala Namu………..40
4.2.4.1.Potensi Bandara Kuala Namu Sebagai Pusat Pertumbuhan ………...40
4.2.4.2.Bandara Kuala Namu dan Kehidupan Sosial Masyarakat…………..40
4.2.4.3.Bandara Kuala Namu dan Pembangunan Ekonomi Masyarakat...43
4.2.4.4.Persepsi secara Keseluruhan...45
4.5.Pembahasan...47
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….50
5.1.Kesimpulan...50
5.2.Saran……….52
DAFTAR PUSTAKA……….53
8 DAFTAR TABEL
Tabel 4.1.Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Desa Beringin
Kecamatan Beringin Tahun 2011-2012………27
Tabel 4.2.Jumlah Penduduk (jiwa) Menurut Jenis Kelamin/Gender Desa Beringin Kecamatan Beringin Tahun 2011-2012………27
Tabel 4.3.Jumlah Unit Sekolah di Desa Beringin………..28
Tabel 4.4.Karakteristik Responden Berdasarkan Usia………...29
Tabel 4.5.Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………...29
Tabel 4.6.Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan………..30
Tabel 4.7.Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan……….31
Tabel 4.8.Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Sebelum Sebelum di Bangun Bandara Kuala Namu………32
Tabel 4.9.Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Sesudah Di Bangunnya Bandara Kuala Namu……….32
Tabel 4.10.Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan……….33
Tabel 4.11.Karakteristik Berdasarkan Status Kependudukan………34
Tabel 4.12.Distribusi Jawaban Responden Terhadap Dampak Pembangunan Bandara Kuala Namu dalam Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat………35
Tabel 4.13.Distribusi Jawaban Terhadap Masalah Informasi dan Transparansi Pembangunan Bandara Kuala Namu………38
Tabel 4.14.Distribusi Jawaban Responden Keterekaitan antara Bandara Kuala Namu dan Kehidupan Sosial Masyarakat………...41
Tabel 4.15.Distribusi Jawaban Responden Terhadap Dampak Pembangunan Bandara Kuala Namu Dengan Pembangunan Ekonomi masyarakat……44
9 DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Empat Aspek Pembangunan Wilayah………..9
Gambar 2.2.Enam Aspek Pembanguana Wilayah………9
Gambar 2.3.Empat Aspek Pembangunan Wilayah………...10
10 DAFTAR LAMPIRAN
2 ABSTRAK
Pembangunan adalah proses perencanaan yang terorganisir, sistematis dan bertahap untuk meningkatkan taraf hidup kearah yang lebih baik, pembangunan dan perubahan pasti terjadi pada setiap negara yang telah kontak dengan negara satelit yang menguasai teknologi dan itu semua tidak terlepas dari pengaruh positif atau negatif. Perkembangan pembangunan dan perubahan sosial, ekonomi, politik, budaya, yang terjadi di Indonesia yang begitu cepat saat ini rentan mengalami pengaruh negatif bagi masyarakat pinggiran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana dampak sosial ekonomi yang terjadi pada masyarakat seteleh adanya pembangunan Bandara Kuala Namu. Metode analisis yang digunakan adalah dengan metode deskriftif. Pengumpulan data primer dilakukan melalui kuesioner yang disebarkan kepada 100 responden yang berdomisili di Desa Beringin.
Dari hasil penelitian lapangan menunjukkan bahwa pembangunan Bandara Kuala Namu berkontribusi dalam pembangunan sosial dan ekonomi masyarakat di sekitar bandara. Hal ini bisa dilihat penyerapan tenaga kerja lokal dan penyediaan sarana prasarana bagi masyarakat. Jika dianalisis melalui persepsi masyarakat, menurut sebagian besar responden, Bandara Kuala Namu dimasa depan akan berkembang seperti yang diharapkan masyarakat Desa Beringin menjadi sentra perdagangan barang dan jasa di wilayah Kecamatan Beringin dan Kabupaten Deli Serdang khususnya Sumatera Utara. Responden juga setuju bahwa pembangunan Bandara Kuala Namu akan berpengaruh dan akan meningkatkan status sosial dan ekonomi masyarakat. Berdasarkan persepsi dari keseluruhan responden, maka setengah dari responden menyatakan kesetujuannya terhadap pembangunan Bandara Kuala Namu dengan mayoritas responden berharap lapangan pekerjaan akan menjadi luas sehingga dapat membantu perekonomian masyarakat sekitar Bandara dan juga dapat mengurangi angka pengangguran di Desa Beringin. Dan secara umum masyarakat mengharapkan setelah beroperasinya Bandara Kuala Namu nantinya akan membantu dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar Bandara.
3 ABSTRACT
Development is a planning process that is organized, systematically and gradually to increase the standard of living for the better,development and change must happen in every country that has been in contact with the satellite countries to master the technology and it all can not br separated from the positive or negative influence. Of development and social change, the economy, politics, culture, which occurred in Indonesia are so fast now susceptible to negative effects for rural communities. The purpose of this study was to determine how the socio-economic impacts that occur in the community after the construction of Kuala Namu airport. The analytical method used descriptive method. Primary date were collected through questionnaires distributed to 100 respondents who live in the village Beringin.
From the result of field research suggests that the development of Kuala Namu airport contribute the social and economic development of the communities around the airport. This can be seen local employment and the provision of infrastructure for the community. If analyzed through the public perception, according to most respondents, Kuala Namu airport in the future will evolve as expected the village Beringin became centers of trade in goods and services in the district Kecamatan Beringin and Deli Serdang regency in North Sumatra in particular. Respondents also agreed that the construction of Kuala Namu airport will take effect and will improve the social and economic status. Based on the agree to the Kuala Namu Airport development with the majority of respondents expect employment to be broad so as to help the economy of communities around the airport and also to reduce unemployment in the village Beringin. And the general public expect after the operation of Kuala Namu Airport will assist in improving the welfare of the community around the airport.
11 BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Bandara Internasional Polonia adalah sebuah Bandar udara yang terletak
sekitar 2 km dari pusat kota medan, Indonesia. Bandara ini melayani penerbangan
ke kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Batam, Malaysia, Singapura,
Thailand. Dihitung dari jumlah arus penumpang, Polonia adalah Bandara terbesar
keempat di Indonesia setelah Soekarno-Hatta, Juanda, dan Ngurah Rai, karena
letaknya sangat dekat dengan pusat kota sekitar 2 km Bandara ini menyebabkan
bangunan-bangunan di Medan dibatasi jumlah tingkatnya. Dampak dari peraturan
ini adalah sedikitnya jumlah bangunan tinggi di Medan. Selain itu, bandara juga
diperkirakan sudah hampir melebihi kapasitasnya. Sejak pemberian izin
penerbangan diringankan di Indonesia tahun 2000-an, jumlah penerbangan yang
melayani Polonia meningkat tajam.
Kapasitas Bandara Polonia yang telah melebihi kapasitasnya
memungkinkan untuk dipindahkan ke tempat yang lebih sesuai mengingat
keselamatan penerbangan. Puncaknya saat terjadi kecelakaan pesawat Mandala
Airlines pada September 2005 yang jatuh sesaat setelah lepas landas dari polonia.
Kecelakaan yang merenggut nyawa Gubernur Sumatera Utara Tengku Rizal
Nurdin tersebut juga meyebabkan beberapa warga yang tinggal di sekitar wilayah
Bandara meninggal dunia akibat letaknya yang terlalu dekat dengan pemukiman
warga. Hal ini menyebabkan seruan agar Bandara di Medan di pindahkan
12 Pembangunan Bandara Kuala Namu merupakan upaya pemerintah dalam
pemindahan Bandara Polonia karena Kapasitasnya yang telah melebihi
memungkinkan untuk dipindahkan ke tempat yang lebih sesuai demi keselamatan
penerbangan maka dengan itu Bandara Polonia di pindahkan ke desa Beringin
kecamatan Deli Serdang.
Pembangunan Bandara Kuala Namu ini memang belum selesai secara
keseluruhan, namun dampak-dampak yang terjadi sudah mulai terlihat dari awal
mula proyek pembangunan ini berjalan. Kawasan Kuala Namu merupakan
sebagai salah satu sentra produksi di Kabupaten Deli Serdang. Dengan adanya
proyek pembangunan bandara akan berdampak pada pengalih fungsian lahan
sekitar pembangunan Bandara Kuala Namu. Konsekuensi yang harus ditanggung
dari pembangunan Bandara Kuala Namu adalah menyempitnya lahan pertanian
pangan beralih fingsi menjadi bangunan fisik sarana pendukung dan harga lahan
meningkat serta perubahan hak kepemilikan lahan.
Wilayah desa Beringin yang berada pada ketinggian 0-8 meter dari
permukaan air laut, dan suhu udara rata-rata adalah antara 23 s/d 32 derajat
celcius diharapkan dapat menjadi pengganti Bandara Polonia. Desa Beringin juga
merupakan salah satu dari 11 Desa yang terkena dari pengaruh pembangunan
Bandara Kuala Namu, yang berjarak 1 km dari Bandara luas desa Beringin
sebelum pembangunan Bandara adalah 430 Ha dan kini menjadi 310 Ha yang
berbatasan sebelah utara berbatasan Desa Ramunia II, sebelah selatan berbatasan
dengan Desa Karang Anyar, sebelah timur berbatasan dengan Desa Sidoarjo
13 Pembangunan Bandar Udara diprediksi memakan ribuan hektar di Desa
Beringin ini semua menimbulkan dampak pergeseran peralihan baik secara
ekonomi, sosial, dan ketersediaan infrastruktur. Namun dampak yang paling
dirasakan oleh masyarakat adalah hilangnya lahan pertanian yang menjadi sumber
mata pencaharian masyarakat beringin akibat dari pembangunan bandara tersebut.
Desa beringin salah satu desa yang terkena imbas langsung dari pembangunan
Bandara Kuala Namu diantara berbagai desa lainnya yang juga terkena dampak
dari derap pembangunan Bandara tersebut. Proyek yang sudah mencapai 14 tahun
dari umur pembangunannya yang sejak tahun 1997 dilaksanakan oleh P.T
Angkasa Pura sebagai salah satu BUMN dengan sub kontraktor yaitu PT.PP
(Pembangunan Perumahan), P.T Lampiri (Pembangunan Landasan Pacu) dan P.T
Waskita (Pembangunan pondasi dan infrastruktur Bandara).
Masyarakat sebagai subjek sekaligus objek dalam pembangunan harus
tetap mendapat prioritas utama mengingat bahwa tujuan utama pembangunan
yaitu peningkatan taraf hidup masyarkat. Walaupun sebenarnya eksternalitas dari
pembangunan tersebut menimbulkan dampak positif dan negatif khususnya bagi
masyarakat petani akibat dari pengalih fungsian lahan. Hal itu di karenakan dalam
banyak hal Pemeritah ataupun pihak Swasta yang dimandatkan untuk
menyelenggarakan pembangunan sering kali mengesampingkan faktor-faktor
tertentu yang mengakibatkan terkorbannya masyarakat.
Dalam hal ini pemerintah mengharapkan akan adanya dampak positif bagi
masyarakat sekitar Bandara Kuala Namu, membawa dampak keuntungan positif
14 pelaku pembangunan lainnya karena akan meningkatkan penghasilan dan
penghidupan yang layak. Akan tetapi harapan tersebut tak menjadi kenyataan
karena realitas yang terjadi adalah masyarakat sekitar bandara adalah pihak yang
dirugikan khususnya para petani dalam proses pembangunan Bandara tersebut,
mereka terpaksa kehilangan pekerjaan dan mata pencaharian akibat lahan
pertanian mereka telah habis terjual. Dan lahan tersebut telah dialih fungsikan
menjadi pembangunan perumahan, perkantoran dan fasilitas lainnya untuk
mendukung aktivitas Bandara.
Untuk itu perlu dilakukan suatu secara menyeluruh menyangkut ramalan
output sosial ekonomi yang akan di timbulkan oleh pembangunan Bandara Kuala
Namu. Maka dengan itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan menulis
skripsi yang berjudul Dampak Pembangunan Bandara Kuala Namu Terhadap Perkembangan Ekonomi Penduduk Sekitar Bandara. Hal ini tentu tidak lepas dari realita masyarakat dan gejala-gejala yang ditimbulkan dari pembangunan
Bandara Kuala Namu tersebut.
1.2.Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana persepsi masyarakat terhadap pembangunan bandara kuala
namu bagi perekonomian masyarakat sekitar bandara ?
2. Bagaimana ketersediaan infrastruktur masyarakat sekitar bandara setelah
pembangunan bandara ?
3. Bagaimana dampak pembangunan bandara terhadap keadaan sosial
15 1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui dampak pembangunan bandara terhadap ekonomi
masyarakat sekitar bandara.
2. Untuk mengetahui ketersediaan infrastruktur masyarakat sekitar bandara
setelah pembangunan bandara.
3. Untuk mengetahui dampak pembangunan bandara terhadap keadaan sosial
masyarakat sekitar bandara.
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain sebagai
berikut :
1. Meningkatkan kemampuan serta wawasan peneliti mengenai
perkembangan ekonomi masyarakat sekitar bandara sebagai dampak dari
pembangunan Bandara Kuala Namu.
2. Bagi peneliti selanjutnya yang melakukan penelitian dengan topik yang
sama penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dan bahan pendukung
penelitian.
3. Bagi Mahasiswa Fakultas Ekonomi khususnya Departemen Ekonomi
Pembangunan penelitian ini menjadi sumbangan pemikiran sebagai bentuk
kontribusi terhadap pengembangan dunia pendidikan.
4. Bagi penulis sendiri merupakan wadah menuangkan ide-ide kreatif serta
menjadi media untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi dan
16 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Uraian Teoritis
2.1.1.Pengembangan Wilayah
Pengembangan diartikan sebagai suatu kegiatan menambah,
meningkatkan, memperbaiki atau memperluas. Konsep pengembangan wilayah di
Indonesia lahir dari suatu proses iteratif yang menggabungkan dasar-dasar
pemahaman teoritis dengan pengalaman-pengalaman praktis sebagai bentuk
penerapannya yang bersifat dinamis.
Menurut Sandy (1992) pengembangan wilayah adalah pelaksanaan
pembangunan nasional di suatu wilayah yang disesuaikan dengan kemampuan
fisik dan sosial wilayah tersebut serta mentaati peraturan perundangang yang
berlaku.
Sedangkan menurut Hadjisaroso (1994) pengembangan wilayah
merupakan suatu tindakan mengembangkan wilayah atau membangun daerah atau
kawasan dalam rangka usaha memperbaiki tingkat kesejahteraan hidup
masyarakat, atau memajukan dan memperbaiki serta meningkatkan sesuatu yang
sudah ada (Jayadinata,1992).
Pengembangan wilayah mempunyai dua makna yaitu : wilayah yang
objektif dan wilayah yang subjektif (Ananta,1992). Wilayah objektif adalah suatu
wilayah yang oleh para perencana dibagi menjadi beberapa wilayah
pembangunan, sedangkan wilayah subjektif adalah perwilayahan yang dibentuk
17 membuat klasifikasi, yang selanjutnya wilayah subjektif dibagi menjadi dua jenis,
yaitu :
1. Wilayah homogen, yaitu wilayah yang mempunyai karakteristik yang
sama secara fisik dan sosial ekonomi.
2. Wilayah fungsional, yaitu yang dibentuk berdasarkan atas adanya
hubungan fungsional antara unsur-unsur tertentu yang ada pada wilayah
tersebut.
Dengan demikian pengembangan wilayah dapat diartikan sebagai
peningkatan aktivitas terhadap unsur-unsur dalam wilayah yang mencakup
institusi, ekonomi, sosial, dan ekologi dalam upaya meningkatkan tingkat dan
kualitas hidup masyarakat.
Perkembangan pokok bahasan tentang pembangunan wilayah adalah
merupakan perkembangan baru yang muncul pada dasawarsa 1950-an. Hal ini
ditandai oleh kajian yang selama ini kurang memperhatikan aspek spatial. Dalam
perkembangannya Misra (1997) mengungkapkan bahwa perencanaan dan
pembangunan wilayah ditopang oleh empat pilar yaitu : aspek geografi, aspek
18 Gambar 2.1 : Empat Aspek Pengembangan Wilayah
Namun demikian empat pilar diatas belum mencakup aspek-aspek lainnya
yang juga memberikan kontribusi besar terhadap pengembangan wilayah seperti
biogeofisik sosial dan lingkungan, maka perencanaan dan pembangunan wilayah
akan di topang enam pilar (Budiharsono,2005) yaitu :
Gambar 2.2 : Enam Aspek Pembangunan Wilayah
Pengembangan wilayah pada dasarnya mempunyai arti peningkatan nilai
manfaat wilayah bagi masyarakat suatu wilayah tertentu mampu menampung ekonomi
Pengembangan wilayah
Perencanan kota
geografi Teori
lokasi
Analisis kelembagaan
Pengembangan wilayah
Analisis lokasi
Analisis ekonomi
Analisis sosial Analisis
biogeofisik
19 lebih banyak penghuni, dengan tingkat kesejahteraan masyarakat yang rata-rata
membaik, disamping menunjukkan lebih banyak sarana/prasarana, barang atau
jasa yang tersedia dan kegiatan usaha-usaha masyarakat yang meningkat, baik
dalam arti jenis, intensitas, pelayanan, maupun kualitasnya.
Pandangan sebagian besar para ahli ilmu regional barat terutama di eropa
lebih menitik beratkan bahwa pembangunan regional mencakup kepada empat
aspek utama yaitu : aspek kelembagaan, aspek sosial, aspek ekonomi dan aspek
ekologi.
Gambar 2.3 : Empat Aspek Pengembangan Wilayah
2.1.2.Teori Pusat Pertumbuhan
Theory growth poles adalah salah satu teori yang dapat menggabungkan
antara prinsip-prinsip konsentrasi dengan desentralisasi secara sekaligus (Alonso
dalam Sirojuzilam dan Mahali, 2010). Dengan demikian teori pusat
pengembangan merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pembangunan
regional yang saling bertolak belakang, yaitu pertumbuhan dan pemerataan Aspek
kelembagaan (institusional
)
Regional development
Aspek ekologi (ecology)
Aspek ekonomi (economy) Aspek
20 pembangunan keseluruh pelosok daerah. Selain itu teori ini juga dapat
menggabungkan antara kebijaksanaan dan program pengembangan wilayah dan
perkotaan terpadu.
Menurut Mercado (2002) konsep pusat pertumbuhan diperkenalkan pada
tahun 1949 oleh Fancois Perroux yang mendefenisikan pusat pertumbuhan
sebagai pusat dari pancaran gaya sentrifugal dan tarikan gaya sentripetal.
Menurut Rondinelli dan Unwin dalam Mercado (2002) bahwa teori pusat
pertumbuhan didasarkan pada keniscayaan bahwa pemerintah di Negara
berkembang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan
dengan melakukan investasi yang besar pada industri padat modal di pusat kota.
Teori pertumbuhan juga ditopang oleh kepercayaan bahwa kekuatan pasar bebas
melengkapi kondisi terjadinya trickle down effect (dampak penetasan ke bawah)
dan menciptakan spread effect (dampak penyebaran) pertumbuhan ekonomi dari
perkotaan ke pedesaan. Menurut Stohr dalam Mercado (2002), konsep pusat
pertumbuhan mengacu pada pandangan ekonomi neo-klasik. Pembangunan dapat
dimulai hanya dalam beberapa sektor yang dinamis, mampu memberikan output
rasio yang tinggi dan pada wilayah tertentu, yang dapat memberikan dampak yang
luas (spread effect) dan dampak ganda (multiple effect) pada sektor lain dan
wilayah yang lebih luas. Sehingga pembangunan sinonim dengan urbanisasi
(pembangunan di wilayah perkotaan) dan industrialisasi (hanya pada sektor
industry). Pandangan ekonomi neo-klasik berprinsip bahwa kekuatan pasar akan
menjamin ekuilibrium (keseimbangan0 dalam distribusi spasial ekonomi dan
21 kesejahteraan di perkotaan tercapai dan dimuulai dari level yang tinggi seperti
kawasan perkotaan ke kawasan yang lebih rendah seperti kawasan hinterland dan
pedesaan melalui beberapa mekanisme yaitu hirarki perkotaan dan
perusahaan-perusahaan besar.
Namun demikian kegagalan teori pusat pertumbuhan karena trickle down
effect (dampak penetesan ke bawah) dan spread effect (dampak penyebaran) tidak
terjadi yang diakibatkan karena aktivitas industri tidak mempunyai hubungan
dengan basis sumberdaya di wilayah hinterland. Selain respon pertumbuhan di
pusat tidak cukup menjangkau wilayah hinterland karena hanya melengkapi
kepentingan hirarki kota (Mercado,2002).
2.1.3.Ekonomi Pembangunan
2.1.3.1.Pengertian dan Ruang Lingkup Ekonomi Pembangunan
Menurut Mahyudi (2004), ekonomi pembangunan adalah suatu cabang
dari ilmu ekonomi yang betujuan menganalisis masalah-masalah yang dihadapi
dan memperoleh cara penyelesaian dalam pembangunan ekonomi, terutama di
negara-negara berkembang, agar pembangunan ekonomi menjadi lebih cepat dan
harmonis. Pembangunan ekonomi ialah serangkaian usaha dalam suatu
perekonomian untuk mengembangkan kegiatan ekonomi sehingga infrastruktur
lebih banyak tersedia, perusahaan semakin banyak dan semakin berkembang, taraf
pendidikan semakin tinggi dan teknologi semakin meningkat (Sukirno, 2006).
Selain memerhatikan masalah efisiensi alokasi sumber daya produktif
yang langka (atau tidak terpakai) serta kesinambungan pertumbuhan dari waktu ke
22 ekonomi, sosial, politik, dan kelembagaan, dalam sektor swasta maupun sektor
publik. Semua mekanisme itu diperlukan demi terciptanya suatu perbaikan standar
hidup secara cepat yang mengarah pada peningkatan kesejahteraan (Todaro,
2006). Bank Dunia melalui World Development Report tahun 1991 menegaskan
bahwa tantangan utama pembangunan ialah memperbaiki kualitas kehidupan.
Menurut Sukirno kesejahteraan ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu :
a) Pendapatan perkapita
b) Komposisi umur penduduk
c) Pola pengeluaran masyarakat
d) Komposisi pendapatan nasional
e) Perbedaan masa lapang (leisure time) yang dinikmati masyarakat
f) Keadaan pengangguran
Todaro (1991) merumuskan tiga tujuan utama pembangunan, yatu :
1. Untuk meningkatkan ketersediaan dan memperluas penyebaran
barang-barang kebutuhan pokok seperti bahan makanan, tempat tinggal, sarana
kesehatan dan perlindungan bagi semua anggota masyarakat.
2. Untuk meningkat taraf hidup yang meliputi selain pendapatan yang lebih
tinggi ketersediaan lapangan kerja yang lebih banyak, sarana pendidikan
yang lebih baik dan perhatian yang lebih besar terrhadap pelestarian
nilai-nilai budaya dan kemanusiaan. Semua itu tidak hanya dimaksudkan untuk
meningkatkan kesejahteraan material semata-mata melainkan juga untuk
menciptakan martabat atau harga diri masing-masing pribadi dan bangsa
23 3. Untuk memperluas ragam pilihan ekonomi dan sosial bagi masing-masing
pribadi maupun negara atau bangsa yang bersangkutan melalui suatu usaha
untuk memerdekakan diri dari perbudakan dan ketergantungan pihak lain,
tidak hanya dalam hubungan dengan Negara lain tetapi juga dalam
kaitannya dengan kebodohan dan kepapaan manusiawi yang membelenggu
kehidupan mereka.
Dengan demikian, jelas bahwa prioritas pertama perpindahan dari suatu
tingkat keterbelakangan yang ironis menuju suatu tingkat kehidupan yang disebut
pembangunan seharusnya berarti suatu peningkatan taraf hidup masyarakat yang
bersangkutan. (Todaro, 1995).
2.1.3.2.Aspek Sosial dalam Pembangunan
Seperti yang telah diuraikan di atas bahwa pembangunan tidak hanya
memusatkan perhatian pada aspek ekonomi, melainkan juga aspek nonekonomi.
Hubungan-hubungan yang saling terkait antara apa yang dinamakan faktor-faktor
ekonomi dan faktor-faktor nonekonomi dianamakan sistem sosial. Termasuk
dalam faktor-faktor nonekonomi adalah sikap masyarakat dan individu dalam
memandang kehidupan (norma budaya), kerja, dan wewenang: struktur
administrasi, hukum, dan birokrasi dalam sektor pemerintah, tingkat partisipasi
rakyat dalam perumusan keputusan dan kegiatan pembangunan; serta keluwesan
atau kekakuan stratifikasi ekonomi dan sosial (Todaro, 2006). Menurut Rachbini
(2001) perubahan sosial yang sitemik pun amat diperlukan agar faktor-faktor
24 diharapkan. Perubahan sosial juga merupakan usaha bagaimana mengagregasikan
seluruh potensi masyarakat yang ada.
Pada tahun 1960-an dan tahun 1970-an embangunan dikenal sebagai suatu
upaya untuk mencapai target pertumbuhan GNP 6% setahun. Sedangkan
pandangan yang dianggap sebagai keniscayaan untuk mempercepat proses
pembangunan di sebuah wilayah seperti halnya pada suatu negara adalah dengan
cara menempuh strategi industrialisasi. Industrialisasi dipandang sebagai
satu-satunya jalan pintas untuk meretas nasib kemakmuran suatu negara secara lebih
cepat. Bahkan paralelisme antara jalannya pembangunan dan strategi
industrialisasi dapat dikatakan sebagai pemaknaan pembangunan yang identik
dengan industrialisasi sehingga keduanya tidak terpisahkan. (Yustika, 2003).
Namun sering dengan berjalannya waktu teori tersebut dianggap tidak
releven lagi dengan kebutuhan pembangunan yang sebenarnya. Pada tahun 2000
perserikatan bangsa-bangsa (PBB) merumuskan delapan butir sasaran utama
pembangunan yang kemudian dikenal dengan Millenium Development Goals
(MDGs), antara lain :
1. Memberantas kemiskinan dan kelaparan secara eksterm,
2. Memberikan pendidikan dasar secara universal,
3. Mendukung persamaan gender dan pemberdayaan wanita,
4. Mengurangi tingkat mortalitas anak,
5. Meningkatkan kesehatan ibu,
6. Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit-penyakit lainnya,
25 8. Mengembangkan kerja sama global untuk pembangunan.
Peran aspek nonekonomi dalam pembangunan juga ditegaskan oleh
Schultz yang menyatakan bahwa masalah sumber daya manusia menempati posisi
sentral dalam setiap perbincangan tentang pertumbuhan ekonomi, di samping
tentunya masalah modal, teknologi dan sebagainya (Rachbini, 2001).
Pembangunan memiliki dimensi yang lebih luas dibandingkan upaya
pengejaran pertumbuhan ekonomi semata. Selain sebagai pertumbuhan ekonomi
plus perubahan-perubahan sosial, pembangunan bisa juga diartikan sebagai
pertumbuhan nilai-nilai etika yang menekankan pada perubahan kualitas dalam
seluruh aspek kemasyarakatan, kelompok, dan individu. Lebih jauh lagi Rachbini
berpendapat bahwa pembangunan ekonomi dan materi merupakan bagian tak
terpisahkan dari pembangunan nilai dan peradaban manusia. Demikianlah faktor
sosial ekonomi memainkan peran pentingnya dalam pembangunan.
2.2.Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan Alex Sander (2010) yang berjudul Pengaruh
Pembangunan Bandara Kuala Namu Terhadap Okupasi Penduduk Sekitar
Bandara menghasilkan bahwa adanya pergeseran okupasi dan bertambahnya
pekerjaan informal lainnya. Dan hasil penelitiannya juga menunjukkan bahwa
petani yang lebih benyak bergeser pekerjaan ke sektor informal lainnya. Adapun
pekerjaan yang paling banyak bertambah dari pengaruh pembangunan bandara
kuala namu adalah buruh bangunan, mocok-mocok dan pedagang.
DR.Hadi Supratika,MM (2011) juga melakukan penelitian dengan judul
26 ditinjau dari Administrasi Pembangunan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan
bahwa untuk pembngunan bandara Internasional Lombok (BIL) perlu
memperhatikan hal-hal antara lain: menegakkan hukum yang berlaku,
memperbaiki SDM dengan meningkatkan mutu pendidikan, solusi pendekatan
keimanan dan ketakwaan, melakukan pembangunan yang bersifat green field dan
percaya akan kemampuan bangsa sendiri. Karena nilainya lebih dari 10 % maka
penilaian data juggment harus diperbaiki untuk meminimalisir dampak negatif
yang muncul sehingga tercipta sutau pembangunan yang berkelanjutan. Oleh
karena itu peran semua pihak untuk mencapai suatu keseimbangan, sangat penting
untuk perspektif ke depannya. Tetapi berdasarkan hasil analisis suatu
permasalahan yang muncul dampak positif dari segi ekonomi memang sangat
tinggi tapi ada hal lain yang perlu dipertimbangkan yaitu segi ekosistem,
lingkungan dan kesehatan. Dampak yang ditimbulkan pembangunan bandara BIL
ternyata berpengaruh langsung terhadap kesejahteraan masyarakat lombok
terutama yang terkait indikator-indikator mikro ekonomi.
Kedua penelitian diatas baik yang dilakukan Alex Sander maupun
DR.Hadi Supratika,MM sama-sama memfokuskan perhatian pada perubahan
sosial ekonomi yang terjadi pada masyarakat setempat dengan adanya
pembangunan bandara kuala namu. Begitu juga dengan penelitian ini akan
membahas dampak positif dan negatif dari pembangunan bandara kuala namu
baik dari segi ekonomi, sosial dan infrastruktur. Oleh karenanya penelitian ini
diharapkan menjadi pelengkap atas penelitian terdahulu, sehingga dampak dari
27 ditimbulkannya terutama dari segi perkembangan ekonomi masyarakat sekitar
bandara apakah memberikan kontribusi atau sebaliknya.
2.3.Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual penelitian ini digambarkan sebagai berikut :
Dengan adanya pembangunan Bandara Kuala Namu tentunya akan
memberikan dampak bagi masyarakat sekitar baik positif maupun negatif.
Tentunya dampak tersebut akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat
yang berada di sekitar bandara tersebut. Terutama yang berkaitan dengan tingkat
pendapatan, lapangan kerja, pembangunan sosial dan juga keamanan bagi
masyarakat. tentunya Inilah yang diharapakan dari pemerintah atas efek dari
pembangunan itu sendiri tentunya akan memberikan kontribusi terhadap
pertumbuhan ekonomi. Bandara
kuala namu dampak
ekonomi infrastruktur
sosial
28 BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan
dalam pengumpulan dan informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan
menguji hiipotesis penelitian. Dalam pengumpulan data yang diperlukan dalam
menyusun skripsi ini, penulis menggunakan metodologi sebagai berikut :
3.1.Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan
menggunakan penelitian survei. Penelitian survei merupakan penelitian yang
menggunakan kuesioner dan hanya berkisar pada ruang lingkup seperti ciri-ciri
demografis masyarakat, lingkungan sosial mereka, aktivittas mereka, pendapat
dan sikap mereka ( Bungin, 2005:44-45 ). Selain itu penelitian survei merupakan
yang menggunakan kuesioner sebagai instrument penelitian atau penelitian yang
mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat
pengumpulan data yang pokok ( Prasetyo, 2006:48).
3.2.Lokasi dan Waktu Penelitian
Adapun yang menjadi lokasi penelitian kawasan sekitar pembangunan
bandara kuala namu di desa Beringin Kecamatan Beringin Kabupaten Deli
Serdang Provinsi Sumatera Utara. Penelitian akan dilakukan pada bulan April
sampai dengan Juni 2013.
3.3.Jenis dan Sumber Data
Data dan informasi mengenai pembangunan Bandara Kuala Namu dan
persepsi masyarakat terhadap kasus tersebut diperoleh melalui riset di kawasan
29 Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lokasi riset dengan mengumpulkannya dari berbagai narasumber, termasuk masyarakat dan
pihak-pihak yang terlibat langsung dalam upaya proyek pembangunan Bandara Kuala
Namu
Data sekunder adalah data yang di peroleh dari hasil studi kepustakaan maupun publikasi resmi dari berbagai Instansi. Data tersebut bersumber dari
jurnal-jurnal penelitian, literatur dan buku-buku kepustakaan yang berhubungan
dengan penelitian ini serta dari Majalah ataupun Surat Kabar.
3.4.Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan dalam penelitian adalah :
a) Kuesioner, yaitu pengumpulan data dengan menyebarkan pertanyaan dalam bentuk angket kepada responden untuk memperoleh data sesuai
dengan permasalahan penelitian yang akan di kembangkan dalam
penelitian ini. Kuesioner ditujukan kepada masyarakat yang
berdomisili di sekitar pembangunan Bandara.
b) Observasi, yaitu pengamatan langsung ke lokasi penelitian pembangunan Bandara Kuala Namu.
c) Studi kepustakaan (library rresearch), yaitu data informasi yang menyangkut masalah yang di teliti dengan mempelajari dan menelaah
buku, Majalah atau Surat Kabar dan bentuk tulisan lainnya yang ada
relevansinya dengan masalah yang diteliti.
d) Wawancara, yaitu tanya jawab secara langsung kepada masyarakat dan berbagai narasumber yang terlibat langsung maupun tidak
30 e) Dokumenter, yaitu data yang diperoleh dari suatu dokumentasi yang
ada kaitannya dengan penelitian.
3.5.Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia,
benda-bendam hewanm tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa
sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian
(Nawawi, 2003:141). Dalam penelitian yang dijadikan populasi seluruh
masyarakat yang bermukim disekitar areal pembangunan Bandara Kuala Namu,
tetapi karena populasi itu sendiri belum jelas maka dibuat target populasi, dimana
target populasi itulah yang dipakai darimana sampel akan diambil. Batas-batas
kriteria yyang relevan untuk mendefenisikan target populasi sangat penting
mengumpulkan orang sesuai target populasi dan mengeluarkannya bagi yang tidak
sesuai, peneliti menarik populasi berdasarkan jumlah KK (Kepala Keluarga).
Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi. Sampel
dalam penelitian ini menggunakan judgement sampling, yaitu salah satu jenis
purposive sampling selain quota sampling dimana peneliti memilih sampel
berdasarkan penilaian terhadap beberapa karakteristik anggota sampel yang
disesuaikan dengan maksud penelitian (Kuncoro, 2009). Adapun karakteristik
sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini, yaitu :
a) Responden berada dala usia dewasa
b) Responden berrdomisili kurang dari 5 km dari proyek pembangunan
31 c) Responden mampu memahami pertanyaan-pertanyaan di dalam kuesioner
dengan baik
d) Tidak ada responden yang berasal dari rumah tangga yang sama
Jumlah sampel di dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan rumus Slovin dengan persamaan:
�= �
�(�)�+�
dimana: n = Jumlah sampel
N= Populasi
d =Tingkat kesalahan
Jadi, apabila penelitian ini diharapkan memberikan hasil yang berada pada tingkat
kepercayaan 90% (d=0,1), maka jumlah sampel yang diambil ialah:
� = 1553
1553(0,1)2+1 = 101 digenapkan jadi : 100
3.6.Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan penulis dalam skripsi ini adalah metode
deskriptif, yaitu metode analisis dengan mengumpulkan data secara sistematis,
menganalisis dan menginterpretasikan data dengan melalui gambaran – gambaran
sehingga mendapat kesimpulan.
3.7.Data Operasional
Pengembangan wilayah adalah pelaksanaan pembangunan nasonal disuatu
wilayah yang disesuaikan dengan kemampuan fisik dan sosial wilayah
32 Pusat pertumbuhan adalah salah satu teori yang dapat menggabungkan
antara prinsip-prinsip konsentrasi dengan desentralisasi secara sekaligus. Ekonomi pembangunan adalah suatu cabang dari ilmu ekonomi yang
betujuan menganalisis masalah-masalah yang dihadapi dan memperoleh
cara penyelesaian dalam pembangunan ekonomi, terutama di
negara-negara berkembang, agar pembangunan ekonomi menjadi lebih cepat dan
33 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Deskripsi Daerah Penelitian
4.1.1.Profil Desa
Desa Beringin adalah salah satu dari 11 Desa yang berada di Kecamatan
Beringin yang terdiri dari 8 Dusun yang mempunyai luas wilayah kurang lebih
390,39 Ha. Dengan jumlah penduduk Pada akhir tahun 2012 yang berjumlah
7.527 yang terdiri dari 1.744 Rumah Tangga. Wilayah Desa Beringin juga tidak
jauh dari Bandara Kuala Namu kurang lebih 200 (dua ratus) meter dari Desa
Beringin ini merupakan kebanggaan masyarakat Deli Serdang khususnya
masyarakat Desa Beringin Kecamatan Beringin karena Bandara Kuala Namu
tersebut bertaraf Internasional sehingga nantinya Desa Beringin menjadi sentra
perdagangan barang dan jasa di wilayah Kecamatan Beringin dan Kabupaten Deli
Serdang khususnya Sumatera Utara. Desa Beringin mempunyai batas-batas
sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Ramunia II
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Karang Anyar
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sidoarjo Ramunia
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Bandara Kuala Namu
Adapun beberapa Dusun yang sebelum pembangunan Bandara Kuala Namu
masih eksis adalah Dusun Lestari, Dusun Kamboja, dan Dusun Rumbia.
Sementara Dusun Melati 2/3 luasnya wilayahnya telah digusur dikarenakan
34 luas keseluruhan Desa beringin yang terdiri dari 4 Dusun telah hilang setelah
proyek pembangunan Bandara Kuala Namu.
4.1.2.Letak Geografis Desa Beringin
Desa Beringin mempunyai luas kurang lebih 390,39 Ha dengan luas
wilayah daratan kurang lebih 286 Ha yang penggunaannya dihuni untuk
pemukiman penduduk/perumahan serta sarana perkantoran. Desa Beringin yang
berada di Kecamatan Beringin mempunyai ketinggian tanah diatas permukaan laut
berkisar 40 s/d 45 meter dan suhu udara rata-rata23̊C s/d 32̊C. jarak antara Desa
Beringin dengan Kecamatan Beringin lebih kurang sekitar 1000 meter.
4.1.3.Potensi Wilayah Desa Beringin 4.1.3.1.Penduduk
Penduduk yang mendiami wilayah Desa Beringin Kecamatan Beringin
terdiri dari berbagai Suku, Agama, Ras, dan Budaya yang hidup dalam satu
kesatuan adat dan budaya. Keanekaragaman suku bangsa ini meliputi Jawa,
Sunda, Batak, Tianghoa, Aceh, Tapanuli serta suku bangsa lainnya yang secara
keseluruhan hidup saling berdampingan. Untuk melihat data penduduk (jiwa)
menurut golongan kelompok umur dapat dilihat melalui tabel berikut ini :
Tabel 4.1
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Di Desa Beringin Kecamatan Beringin Tahun 2011-2012
NO GOLONGAN UMUR 2011 2012
1 0 – 12 BULAN 165 167
2 1 – 5 TAHUN 732 734
3 6 – 7 TAHUN 318 320
4 8 – 15 TAHUN 619 621
5 16 – 56 TAHUN 2610 2620
6 57 – 60 TAHUN KEATAS 2401 2407
JUMLAH 6845 6869
35 Jumlah penduduk Desa Beringin pada Tahun 2011-2012 mengalami kenaikan sebanyak 24 orang ini dikarenakan adanya masyarakat dari desa lain yang pindah ke Desa Beringin.
Tabel 4.2
Jumlah Penduduk (jiwa) Menurut Jenis Kelamin / Gender Desa Beringin Kecamatan Beringin Tahun 2011-2012
NO Jenis Kelamin 2011 2012
1 LAKI-LAKI 3518 3522
2 PEREMPUAN 3314 3347
JUMLAH PENDUDUK 6859 6869
JUMLAH KEPALA KELUARGA 1548 1553
Sumber : Data Primer, 2013
Penduduk Desa Beringin didominasi oleh penduduk yang menganut
agama Islam, yaitu sebanyak 6560 orang. Penganut agama Kristen berjumlah 163
orang dan agama Budha 146. Penduduk Desa Beringin juga terdiri dari beberapa
etnis diantaranya Suku Jawa sebanyak 54563 orang, Tionghoa sebanyak 143
orang, Batak berjumlah 163 orang sementara Suku Aceh sebanyak 68 orang, Suku
Minang sebanyak 43 dan Suku lainnya 986 orang.
4.1.3.2.Pendidikan
Dalam bidang pendidikan, kondisi umum kehidupan sosial di Desa
Beringin dijelaskan melalui tabel dibawah ini:
Tabel 4.3
36 4.1.3.3.Ekonomi Masyarakat
Tingkat ekonomi masyarakat Desa Beringin dalam menghidupi keluarga
pada intinya bervariasi. Seluruh warga yang berdomisili di Desa Beringin
membuka Usaha dengan beragam variasi diantaranya dagangan nasi dan
minuman, gorengan dan kedai sampah dan banyak usaha-usaha lainnya sesuai
dengan kebutuhan hidup masyarakat.
Dalam rangka meningkatkan ekonomi masyarakat khususnya peningkatan
pendapatan masyarakat, pemerintah Desa Beringin membina kerjasama yang baik
dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan yang ada di Desa terutama tokoh-tokoh
masyarakat, tokoh-tokoh agama serta pihak lain di Desa terutama tokoh-tokoh
masyarakat, tokoh agama, serta pihak lain yang mampu meningkatkan ekonomi
masyarakat seperti:
a. Membentuk masyarkat miskin (pokmas) dengan simpan pinjam
b. Mendapat kucuran dana dari P2KP dengan cara simpan pinjam
4.2.Hasil Analisis
4.2.1.Karakteristik Responden
4.2.1.1.Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Salah satu syarat menjadi responden di dalam penelitian ini ialah berada
pada usia dewasa, yaitu penduduk usia diatas 17 tahun. Di bawah ini disajikan
tabel karakteristik responden berdasarkan usia :
37 Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan dari 100 kuesioner yang disebarkan
pada masyarakat Desa Beringin diperoleh data bahwa responden yang paling
banyak adalah yang berusia 20-30 tahun yaitu 52 orang, usia 31-45 tahun
sebanyak 39 orang , usia >45 tahun sebanyak 9 orang.
4.2.1.2.Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis kelamin
Deskripsi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dijelaskan
melalui tabel di bawah ini:
Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis
Kelamin
Jumlah Responden (Orang)
Persentase (%)
Pria 69 69,0
Wanita 31 31,0
Jumlah 100 100,0
Sumber: Data Primer (Diolah), 2013
Dari tabel 4.5 dapat dilihat sampel didominasi oleh responden yang
berjenis kelamin pria sebanyak 69 orang dan wanita sebanyak 31 orang. Peneliti
dalam memilih responden tidak membaginya berdasarkan jenis kelamin. Hal ini
terjadi akibat banyaknya responden yang bersedia untuk mengisi kuesioner lebih
didominasi pria. Selain itu, peneliti menyadari sulitnya untuk mendapatkan
responden perempuan disebabkan mereka selalu berada dirumah dan segan untuk
menerima peneliti bila tidak ada laki-laki dewasa dalam rumah.
4.2.1.3.Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Di dalam penelitian ini, responden memiliki latar belakang pendidikan
yang berbeda-beda, mulai dari tidak sekolah sampai perguruan tinggi.
Berdasarkan tingkat pendidikan karakteristik responden dijelaskan melalui tabel
38 Tabel 4.6
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pendidikan terakhir Jumlah responden
(orang)
Pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa mayoritas pendidikan pendidikan
responden yang diteliti dalam penelitian ini ialah SMA sebanyak 60 %. Alasan
untuk hal ini ialah karena dengan tingkat pendidikan demikian, responden
dianggap mampu menganalisis sedikit banyaknya dampak pembangunan Bandara
Kuala Namu dan memberi tanggapan mengenai hal itu.
4.2.1.4.Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan
Informasi karakteristik responden berdasarkan jumlah tanggungan penting
untuk mengetahui pola demografi dan kehidupan sosial-ekonomi di Desa
Beringin. Berdasarkan jumlah tanggungan, responden digolongkan sebagai
berikut:
Tabel 4.7
Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Jumlah Tanggungan
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 62 % responden
39 4.2.1.5.Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Informasi mengenai pekerjaan responden sangat dibutuhkan didalam
penelitian ini, sebab jenis pekerjaan mempengaruhi persepsi setiap responden
mengenai dampak pembangunan Bandara Kuala Namu terhadap pekerjaan setiap
responden. Melalui tabel dibawah ini dijelaskan karakteristik responden
berrdasarkan pekerjaan:
Tabel 4.8
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Sebelum dibangun Bandara Kuala Namu
Pelajar/mahasiswa 1 1,0
PNS 5 5,0
Lain-lain 15 15,0
Tidak bekerja/pengangguran 21 21,0
Jumlah 100 100,0
Sumber : Data Primer (diolah), 2013
Tabel 4.9
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Sesudah dibangunnya Bandara Kuala Namu
Pelajar/Mahasiswa 0 0,0
PNS 6 6,0
Lain-lain 27 27,0
Tidak bekerja/Pengangguran 25 25,0
Jumlah 100 100,0
Sumber: Data primer (diolah), 2013
Dari tabel 4.8 dan tabel 4.9 diatas diketahui responden yang memiliki jenis
40 wiraswasta sebanyak 27 %, kemudian yang tidak bekerja/pengangguran sebanyak
21 %, tapi sesudah dibangunnya Bandara Kuala Namu jumlah wiraswasta
menurun menjadi 19 %, sementara angka tidak bekerja/pengangguran bertambah
menjadi sebanyak 25 %. Untuk jenis pekerjaan lain-lain sebelum dibangun
Bandara Kuala Namu sebanyak 15 %, sesudah dibangunnya Bandara kuala Namu
jumlahnya bertambah menjadi 27 % ini dikarenakan banyak responden yang
beralih pekerjaan sesudah dibangunnya Bandara Kuala Namu. Sementara untuk
jenis pekerjaan lainnya seperti petani, karyawan, Ibu Rumah Tangga,
Pelajar/mahasiswa, jumlahnya menurun sesudah dibangunnya Bandara Kuala
Namu disebabkan beralih pekerjaan lain atau mungkin tidak bekerja lagi, kecuali
Pedagang jumlahnya tetap 5 % sebelum dan sesudah dibangunnya Bandara Kuala
Namu.
4.2.1.6.Karakteristik Responden Berdasarkan penghasilan
Berdasarkan penghasilan, responden digolongkan ke dalam 5 kelas dengan
interval Rp 1.000.000,-. Penghasilan terendah berada pada kisaran antara Rp
0-1.000.000 dan penghasilan tertinggi ialah diatas Rp 4.000.000. Karakteristik
responden berdasarkan penghasilan dijelaskan melalui tabel dibawah ini:
Tabel 4.10
Karakteristik Responden berdasarkan penghasilan
Penghasilan
1.000.100-2.000.000 31 31,0
2.000.100-3.000.000 7 7,0
3.000.100-4.000.000 1 1,0
>4.000.000 5 5,0
Jumlah 100 100,0
41 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden
memiliki penghasilan antara Rp 0-1.000.000, yaitu sebesar 56 %. Hal ini
disebabkan karena banyaknya responden yang merupakan pengangguran, dan
wiraswasta dengan modal kecil-kecilan serta banyaknya responden yang beralih
pekerjaan. Frekuensi kedua disusul oleh responden yang berpenghasilan antara Rp
1.000.100-2.000.000, yaitu sebesar 31 %. Rata-rata responden yang berada pada
golongan pendapatan Rp 1.000.000-2.000.000, golongan pendapatan Rp
2.000.100-3.000.000, dan golongan pendapatan Rp 3.000.100-4.000.000 memiliki
profesi sebagai wiraswasta yang memiliki modal besar serta karyawan, PNS, dan
lain-lainnya.
4.2.1.7.Karakteristik Responden Berdasarkan Status Kependudukan
Responden didalam penelitian ini terdiri dari penduduk asli Kecamatan
Beringin, pendatang dari kecamatan lain, pendatang dari kota/kabupaten lain dan
pendatang dari provinsi lain. Dibawah ini disajikan tabel karakteristik responden
berdasarkan status kependudukan.
Tabel 4.11
Karakteristik Responden Berdasarkan Status Kependudukan
Status Kependudukan Jumlah Responden
(Orang)
Persentase (%)
Penduduk asli Kecamatan Beringin (A) 82 82,0
Pendatang dari kecamatan lain (B) 7 7,0
Pendatang dari kota/kabupaten lain (C) 11 11,0
Pendatang dari provinsi lain (D) 0 0,0
Jumlah 100 100,0
Sumber: Data Primer (Diolah), 2013
Berdasarkan tabel 4.11 diatas dapat dilihat bahwa mayoritas responden
merupakan penduduk asli Kecamatan Beringin, yaitu sebesar 82 %. Hal ini
disesuaikan dengan maksud dan tujuan penelitian yang khusus meneliti dampak
42 sekitar bandara, tentunya jawaban yang dibutuhkan ialah jawaban yang bersumber
dari penduduk asli Kecamatan Beringin yang merasakan langsung dampak
pembangunan Bandara tersebut.
4.2.2.Analisis Dampak Bandara Kuala Namu terhadap kehidupan Sosial Ekonomi masyarakat
Persepsi masyarakat mengenai dampak pembangunan Bandara Kuala Namu
dalam kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat sekitar bandara, dapat dijelaskan
melalui tabel dibawah ini:
Tabel 4.12
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Dampak Pembangunan Bandara Kuala Namu dalam Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat
No Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi %
1. Seberapa besar penyerapan tenaga kerja lokal oleh proyek pembangunan Bandara Kuala Namu ?
A. Banyak pekerja proyek pembangunan Bandara kerja lokal. (5-10 orang) D. Hampir tidak pekerja
43 3. Bagaimana dampak keberadaan Bandara
Kuala Namu terhadap ketersediaan sarana ekonomi ?
A. Keberadaan Bandara Kuala Namu menyebabkan sarana ekonomi semakin banyak dan menjadi sangat memadai B. Keberadaan Bandara Kuala
4. Apakah proyek pembangunan Bandara Kuala Namu membantu penyediaan
D. Bandara Kuala Namu tidak menyediakan fasilitas sosial.
15,0
28,0
32,0
25,0
5. Apakah selama ini saudara merasa memperoleh manfaat dari keberadaan Bandara Kuala Namu di daerah saudara ?
A. Ya, banyak manfaat
C. Tidak, tidak ada manfaat yang diperoleh dengan
Sumber : Data Primer (diolah), 2013
Berdasarkan tabel 4.12 dapat dilihat bahwa:
Pada poin nomor satu, menurut 47 % responden hanya sedikit pekerja
44 lokal. Kondisi ini dipertegas oleh 17 % responden yang menyatakan
hampir tidak ada pekerja proyek pembangunan Bandara Kuala Namu yang
merupakan tenaga kerja lokal.
Pada poin nomor dua, menjelaskan sebanyak 22 % responden mengatakan
hubungan proyek pembangunan Bandara Kuala Namu dengan masyarakat
sekitarnya Baik, 45 % responden mengatakan Cukup Baik, 28 %
responden mengatakan hubungan proyek pembangunan Bandara Kuala
Namu Kurang Baik dan 5 % responden mengatakan Tidak Baik.
Pada poin nomor tiga, jawaban terbanyak sebesar 30 % berasal dari
responden yang berpendapat bahwa dampak keberadaan pembangunan
Bandara Kuala Namu memunculkan sedikit sarana ekonomi. Hal ini
disebabkan karena belum beroperasinya Bandara Kuala Namu.
Pada poin nomor empat, sebanyak 32 % responden mengatakan bahwa
proyek pembangunan Bandara Kuala Namu menyediakan sedikit fasilitas
sosial. Adapun fasilitas sosial tersebut antara lain tenaga keamanan
(security), mobil ambulans, dan infrastruktur jalan.
Pada poin kelima, sebanyak 48 % responden menjawab bahwa masyarakat
tidak ada memperoleh manfaat dengan keberadaan Bandara Kuala Namu.
4.2.3.Analisis Informasi dan Transparansi Pembangunan Bandara Kuala Namu
45 Tabel 4.13
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Masalah Informasi dan Transparansi Pembangunan Bandara Kuala Namu
No Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi %
1. Bagaimana manfaat
B. Cukup bermanfaat 31,0
C. Kurang bermanfaat 30,0
D. Tidak bermanfaat 19,0
2. Bagaimana pengaruh
A. Tidak berpengaruh 18,0
B. Sedikit mengganggu 39,0
C. Mengganggu 36,0
D. Benar-benar mengganggu 7,0
3. Bagaimana
D. Masyarakat tidak terlibat dalam pembangunan Bandara Kuala
A. Ya, seluruh masyarakat. 3,0
B. Ya, sebagian masyarakat diundang.
29,0 C. Ya, namun hanya orang-orang
tertentu saja yang diundang,
Sumber: Data Primer (diolah), 2013
Dari tabel 4.13 diperoleh informasi sebagai berikut:
Pada poin pertama, jawaban terbanyak dengan 31 responden mengatakan
proses pembangunan Bandara Kuala Namu Cukup Bermanfaat bagi
46 Pada poin kedua, menurut 39 responden proses pembangunan Bandara
Kuala Namu yang sedang berlangsung saat ini sedikit mengganggu
terhadap kehidupan sehari-hari warga.
Pada poin ketiga, jawaban terbanyak dengan frekuensi 43 % berasal dari
responden mengatakan masyarakat kurang berperan dalam pembangunan
Bandara Kuala Namu tersebut.
Pada poin keempat menjelaskan poin ketiga dimana setengah dari
responden menjawab bahwa masyarakat pernah diundang untuk dimintai
pendapat/persetujuan atas pembangunan Bandara Kuala Namu, namun
hanya orang-orang tertentu saja yang diundang, yaitu utusan/pimpinan
yang mewakili masyarakat setempat.
Secara keseluruhan, dalam persepsi 40 orang responden sebagian besar
masyarakat mendukung pembangunan Bandara Kuala Namu tersebut. Menurut 12
orang responden hampir setengah masyarakat mendukung pembangunan Bandara
Kuala Namu dan menurut 13 orang reponden masyarakat tidak peduli dengan
pembangunan Bandara Kuala Namu tersebut. Sedangkan menurut sebanyak 35
orang responden mengatakan bahwa pembangunan Bandara Kuala Namu tersebut
justru mendapat protes dari warga.
4.2.4.Analisis Persepsi Masyarakat Mengenai Pembangunan Bandara Kuala Namu
4.2.4.1.Potensi Bandara Kuala Sebagai Pusat Pertumbuhan
Dalam kaitannya dengan potensi sebagai pusat pertumbuhan, sebanyak 26
dari responden yakin bahwa Bandara Kuala Namu memiliki masa depan yang
47 Bandara Kuala Namu memiliki masa depan yang baik dan akan berkembang, 7
orang responden berpendapat bahwa Bandara Kuala Namu memiliki masa depan
kurang baik dan susah berkembang dan 1 orang reponden berpendapat bahwa
Bandara Kuala Namu memiliki masa depan yang tidak baik dan tidak akan
berkembang.
Persepsi ini juga didukung oleh 44 orang responden yang menyatakan
pembangunan Bandara Kuala Namu akan sedikit meningkatkan perekonomian
daerah-daerah sekitarnya.
4.2.4.2.Bandara Kuala Namu dan Kehidupan Sosial Masyarakat
Dalam pengaruhnya terhadap lingkungan, 11 orang responden berpendapat
bahwa keberadaan Bandara Kuala Namu akan memperbaiki kualitas lingkungan
berupa pelestarian alam dan peningkatan sumber daya alam melalui bina
lingkungan nantinya. Menurut 14 orang responden keberadaan Bandara Kuala
Namu akan mendukung pelestarian lingkungan. Sebanyak 47 orang responden
berpendapat bahwa keberadaan Bandara Kuala Namu ini akan mempengaruhi
lingkungan, dan 28 orang responden berpendapat bahwa keberadaan Bandara
Kuala Namu ini akan menyebabkan kerusakan alam dalam bentuk pencemaran
lingkungan dan eksploitasi sumber daya alam.
Selain masalah lingkungan hal utama yang menjadi perhatian responden
dalam keterkaitan pembangunan Bandara Kuala Namu ialah pengaruh
pembangunan Bandara kuala namu terhadap pekerjaan dan informasi tentang
48 Kecamatan Beringin sejak adanya proyek pembangunan Bandara Kuala Namu
tersebut hal ini dapat dijelaskan melalui tabel di bawah ini:
Tabel 4.14
Distribusi Jawaban Responden Keterkaitan antara Bandara Kuala Namu dan Kehidupan Sosial Masyarakat
No Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi 1 Bagaimana menurut
A. Sangat berpengaruh 10,0
B. Berpengaruh 50,0
C. Kurang berpengaruh 22,0 D. Tidak berpengaruh 18,0 2 Apakah Bapak/sauadara
3 Menurut saudara berapa banyak pendatang yang
Sumber : Data Primer (diolah), 2013
Dari tabel 4.14 diperoleh informasi sebagai berikut:
Pada poin pertama, menjelaskan sebanyak 10 orang responden
mengatakan bahwa pembangunan Bandara Kuala Namu sangat
berpengaruh terhadap pekerjaan mereka, sebanyak 50 orang responden
menyatakan bahwa pembangunan Bandara Kuala Namu berpengaruh
terhadap pekerjaan mereka, sebanyak 22 orang responden menjawab
bahwa pembangunan Bandara Kuala Namu kurang berpengaruh terhadap
pekerjaan mereka dan 18 orang responden mengatakan bahwa
pembangunan Bandara Kuala Namu tidak berpengaruh terhadap pekerjaan
49 Pada poin kedua, 13 orang responden mengatakan ada mendengar /
mengetahui informasi pekerjaan bagi warga kecamatan Beringin yaitu
sebagai security tanpa ada pungutan biaya khusus putra daerah, sebaliknya
78 orang responden menjawab tidak tahu, dan menurut 9 orang responden
mengatakan tidak ada mendengar/mengetahui informasi pekerjaan bagi
warga kecamatan Beringin.
Pada poin ketiga, sebanyak 9 orang responden mengatakan banyak
pendatang yang pindah ke kecamatan Beringin, menurut 30 orang
responden cukup banyak pendatang yang pindah ke kecamatan Beringin.
25 orang responden menjawab kurang banyak pendatang yang pindah ke
kecamatan Beringin dan 36 orang responden mengatakan tidak banyak
pendatang yang pindah ke kecamatan Beringin.
Ketika ditanyakan mengenai dampak pembangunan Bandara Kuala Namu
terhadap tingkat keamanan dan kenyamanan masyarakat, 14 % responden
berpendapat bahwa pembangunan Bandara Kuala Namu sama sekali tidak
mengganggu keamanan dan kenyamanan masyarakat, menurut 40 % responden
pembangunan Bandara Kuala Namu sedikit mengganggu keamanan dan
kenyamanan masyarat. Sebanyak 42 % responden mengatakan pembangunan
Bandara Kuala Namu mengganggu keamanan dan kenyamanan masyarakat dan 4
% reponden menjawab pembangunan Bandara Kuala Namu sangan mengganggu.
4.2.4.3.Bandara Kuala Namu dan Pembangunan Ekonomi Masyarakat
Dalam kasus dampak pembangunan Bandara Kuala Namu terhadap
50 pendapatan masyarakat akan meningkat drastis (>20%), 20 % berpendapat bahwa
pendapatan masyarakat akan meningkat (6-20%), dan 29 % berpendapat bahwa
pendapatan masyarakat sedikit meningkat (1-5%) tapi sebaliknya sebanyak 42 %
responden berpendapat bahwa sejauh ini tidak ada pengaruh pembangunan
Bandara Kuala Namu terhadap pendapatan masyarakat. Melalui pendapat
tersebut, 44 orang responden mengatakan bahwa saat ini pembangunan Bandara
Kuala tidak berpengaruh terhadap taraf hidup masyarakat.
Selanjutnya, persepsi/analisis masyarakat mengenai dampak pembangunan
Bandara Kuala Namu dalam kaitannya dengan kehidupan ekonomi masyarakat
dijelaskan melalui tabel di bawah ini:
Tabel 4.15
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Dampak Pembangunan Bandara Kuala Namu dengan Pembangunan Ekonomi Masyarakat
No Pertanyaan Jawaban Frekuensi
% 1. Bagaimana dugaan saudara dampak
keberadaan Bandara Kuala Namu terhadap harga biaya hidup di Desa Beringin ?