• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak Pembangunan Bandara Silangit Terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Desa Pariksabungan Kecamatan Siborong-Borong Kabupaten Tapanuli Utara Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Dampak Pembangunan Bandara Silangit Terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Desa Pariksabungan Kecamatan Siborong-Borong Kabupaten Tapanuli Utara Chapter III VI"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini tergolong penelitian kuantitatif dengan menggunakan format

eksplanasi yaitu penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan-kedudukan

variabel yang diteliti serta hubungan, pengaruh atau membandingkan antara satu

variabel dengan variabel lain serta menguji dan membuktikan hipotesis

(Siregar,2013:7).

Melalui penelitian ini penulis ingin meneliti dampak pembangunan

Bandara Silangit terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat desa Pariksabungan

Kecamatan Siborong-borong Kabupaten Tapanuli Utara.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di desa Pariksabungan Kecamatan

Siborong-borong. Alasan memilih lokasi tersebut sebagai tempat penelitian karena desa

tersebut yang merasakan dampak langsung dari pembangunan bandara.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi berasal dari bahasa inggris yaitu Population yang berarti jumlah

penduduk. Dalam metode penelitian, kata populasi populer dipakai untuk

menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian.

Populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian

yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai

peristiwa, sikap hidup dan sebagainya. Sehingga objek-objek ini dapat menjadi

(2)

Berdasarkan pengertian tersebut, maka yang akan menjadi populasi dalam

penelitian ini adalah masyarakat desa Pariksabungan yang berjumlah 448 KK.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang

dianggap dapat menggambarkan populasinya. Sampel adalah suatu prosedur

pengambilan data dimana hanya sebagian populasi saja yang di ambil dan

dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang dikehendaki dari suatu

populasi(Siregar, 2013:30).

Teknik penarikan sampel berdasarkan rumus Taro Yamame yaitu:

n= � �(�)2+1 Keterangan:

n= Jumlah Sampel

N= Jumlah populasi

d2= Presisi (ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 95%)

Diketahui populasi 448 KK, maka penghitungan yaitu

n= 448 448(0,1)2+1

n=448 5,48

n=81,75 dibulatkan menjadi 82 KK

Maka, peneliti menetapkan sampel dalam penelitian ini adalah sebesar 82

KK.

Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan

random samping yaitu memberikan kesempatan yang sama kepada setiap

(3)

3.4 Teknik Pengumpulan data

3.4.1 Teknik pengumpulan data

Untuk mendapatkan informasi atau data yang dibutuhkan dalam penelitian

ini, maka peneliti menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:

1. Teknik pengumpulan data primer yaitu data yang dikumpulkan sendiri

oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian

dilakukan. Pengumpulan data dilakukan dengan instrumen sebagai berikut:

a. Observasi, yaitu pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti

untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai objek

penelitian.

b. Wawancara yang dilakukan kepada masyarakat melalui alat bantu

kuesioner yang ditujukan kepada masyarakat desa Pariksabungan

yang berjumlah 82 KK

2. Teknik pengumpulan data sekunder, yaitu data yang diterbitkan atau

digunakan oleh organisasi yang bukan pengolahannya. Teknik

pengumpulan data sekunder dapat dilakukan dengan menggunakan

instrumen study kepustakaan, yaitu pengumpulan data atau informasi yang

menyangkut masalah yang akan diteliti melalui penenalaan buku, jurnal,

karya ilmiah serta pendapat ahli yang berkompetensi serta memiliki

refrensi dengan masalah yang dimiliki.

3.4.2 Skala pengukuran

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

ekplanasi dan pendekatan kuantitatif dengan pengukuran skala Skala Likert. Skala

(4)

persepsi seseorang tentang suatu objek atau fenomena tertentu. Skala Likert

memiliki dua bentuk pernyataan yaitu pernyataan positif dan pernyataan negatif.

Pernyataan positif diberi skor 5,4,3,2,1 sedangkan bentuk pernyataan negatif

diberi skor 1,2,3,4,5, Bentuk jawaban skala likert terdiri dari:

Tabel 3.1 skala likert

No Pilihan Respon Singkatan Skor(+) Skor(-)

1 Sangat setuju SS 5 1

2 Setuju S 4 2

3 Netral N 3 3

4 Tidak Setuju TS 2 4

5 Sangat Tidak Setuju STS 1 5

Alternatif jawaban pada skala likert tidak hanya tergantung pada jawaban

setuju atau tidak setuju. Alternatif jawaban dapat berupa apapun sepanjang

mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang tentang suatu objek jawaban

misalnya baik, senang, tinggi atau puas dan lai-lain (Siregar, 2013:26).

3.5 Teknik Analisis data

3.5.1 Metode pengolahan data

Metode pengolahan data dengan menggunakan program komputer SPSS

18.0 Program Microsoft Office 2007 dan Microsoft Office Excel 2007. Dalam

penulisan penelitian sebagai program pembantu, dengan tujuan untuk

meminimalkan kesalahan dalam pencatatan data jika dibandingkan pencatatan

ulang secara manual.

3.5.2 Regresi Linier Sederhana

Model yang digunakan dalam menganalisis data adalah analisis regresi

(5)

Dimana :

X = Dampak Pembangunan Bandara (variabel bebas).

Y= Tingkat Kesejahteraan Masyarakat desa Pariksabungan Kecamatan

Siborong-borong Kabupaten Tapanuli Utara (variabel terikat).

a = bilangan konstanta

b = koefisien arah regresi

besarnya nilai a dan b dapat dihitung dengan menggunakan rumus

Harga a dihitung dengan rumus :

Dimana :

Y = Variabel terikat

X= Variabel bebas

a = konstanta

b = koefisien variabel bebas

3.5.3 Koefisien Determinasi (R-Square)

Pengujian koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa

jauh kemampuan variabel-variabel independen dapat menjelaskan variasi dalam

variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol sampai dengan

satu. Nilai R2 = 0 menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh antara variabel

independen terhadap variabel dependen. Bila nilai R2 mendekati nol menunjukkan

(6)

dependen, sebaliknya jika nilai R2 mendekati satu menunjukkan semakin kuat

pengaruh variabel independen terhadap variasi variabel dependen. Koefisien

determinasi juga bertujuan untuk mengetahui presentase besarnya pengaruh

variabel dependen.

3.5.4 Uji t-statistik (Uji Parsial)

Uji t-statistik pengujian secara parsial yang bertujuan untuk mengetahui

koefisien regresi yang signifikan atau tidak terhadap variabel dependen dengan

menganggap variabel independen lainnya konstan. Dalam hal ini digunakan

hipotesis sebagai berikut :

Ho : βi = 0 (tidak ada pengaruh)

Ha : βi ≠ 0 (ada pengaruh)

Kriteria pengambilan keputusan :

Ho : β = 0 Ho diterima (t* < t-tabel) artinya variabel independen secara

simultan tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

Ha : β ≠ 0 Ha diterima (t* > t -tabel) artinya variabel independen secara

simultan berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

Kriteria pengambilan keputusan :

Ho : �= 0 Ho diterima (t* < t-tabel) artinya variabel independen secara simultan tidak berpengaruh nyata terhadap variable dependen.

Ha : � ≠ 0 Ha diterima (t* >t-tabel) artinya variabel independen secara

simultan berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

Nilai t-hitung dapat diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

t*=�

(7)

t* : t – hitung

b : koefisien variabel

Sb : simpangan baku dari variabel independen

3.5.5 Uji Keseluruhan (Uji F-Statistik)

Uji F-statistik ini dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh

variabel independen secara keseluruhan terhadap variabel dependen. Untuk

pengujian ini digunakan hipotesa sebagai berikut :

Ho : � =0 (tidak ada pengaruh)

Ha : �≠0(ada berpengaruh)

Kriteria pengambilan keputusan :

Ho : � = 0 Ho diterima (F* < F-tabel) artinya variabel independen secara simultan tidak berpengaruh nyata terhadap variable dependen.

Ha : �≠ 0 Ha diterima (F* > F-tabel) artinya variabel independen secara

simultan berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

Nilai F-hitung dapat diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Dimana :

F* : F-hitung

R² : koefisien determinasi

k : jumlah variabel independen

(8)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 Kedaan Geografis Dan Batas-Batas Desa Pariksabungan

Desa Pariksabungan merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan

siborong-borong Kabupaten Tapanuli Utara yang merasakan dampak langsung

dari pembangunan Bandara Silangit, dikarenakan Bandara Silangit terletak di

desa ini.

Desa Pariksabungan mempunyai luas area sekitar 17,5 km, dengan batas-

batas sebagai berikut:

- Sebelah utara berbatasan dengan kabupaten Tobasa

- Sebelah selatan berbatasan dengan desa Pohon Tonga

- Sebelah timur berbatasan dengan desa Pohan Julu

- Sebelah barat berbatasan dengan desa Silando

4.2 Deskripsi Demografi Desa pariksabungan

4.2.1 Penduduk Berdasarkan Kepala Keluarga Tiap Dusun

Desa Pariksabungan mempunyai Jumlah penduduk sebanyak 2.862 jiwa

yang terdiri dari 448 KK yang tersebar di 4 dusun. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 4.1

Penduduk Berdasarkan Kepala Keluarga Tiap dusun

No. Dusun Kepala

keluarga

Persentase (%)

1. Dusun pariksabungan 150 KK 33,48

2. Dusun sipintu-pintu 53 KK 11,83

3. Dusun Pintu bosi 195 KK 43,52

4. Dusun Sipintu 50 KK 11,16

Total 448 KK 100

(9)

Dari tabel 4.1 di atas dapat dilihat penyebaran penduduk menurut Kepala

Keluarga (KK) dari keempat dusun di Desa Pariksabungan tidak merata.

Komposisi terbesar terdapat di dusun Pintu Bosi, yaitu sebanyak 195 KK dari

total 448 KK, selanjutnya di dusun Pariksabungan, yaitu sebanyak 190 KK dari

total 448 KK, selanjutnya di dusun Sipintu-pintu, yaitu sebanyak 53 KK dari total

448 KK dan yang terakhir di dusun Sipintu, yaitu sebanyak 50 KK dari total 448

KK.

Dusun Pariksabungan merupakan dusun induk sebagai lokasi kantor

Kepala Desa yang memiliki jumlah penduduk kedua lebih banyak setelah dusun

pintu bosi. Dusun ini didominasi rumah masyarakat yang berprofesi sebagai

pedagang dikarenakan dusun ini berada dijalan raya antara Tarutung ataupun

Balige sehingga membuka peluang besar untuk berdagang. Di dusun ini juga

lokasi kampus Universitas Tapanuli Utara.

Dusun Pintu bosi adalah dusun yang mempunyai jumlah penduduk paling

banyak di desa pariksabungan yakni sekitar 195 KK dari total 448 KK. Penduduk

di dusun ini mayoritas bermata pencaharian sebagai petani, di dusun ini

masyarakat mempunyai lahan yang luas untuk bertani sehingga pemerintah

membangun akses jalan ke ladang agar masyarakat mudah mengangkut hasil

panen, akan tetapi jarak antara dusun pintu bosi ke bandara silangit cukup jauh

sedangkan dusun Pariksabungan dan dusun Sipintu-pintu berada di sekitaran

bandara.

Dusun Sipintu-pintu dan dusun Sipintu berbatasan dengan jalan raya

menuju Balige, di dusun ini masyarakat bermata pencaharian sebagai Pedagang

(10)

peluang bagi masyarakat untuk berdagang. Dusun Sipintu-pintu dan dusun Sipintu

adalah dusun yang paling sedikit jumlah penduduknya dibanding dusun Pintu

Bosi dan dusun Pariksabungan.

4.2.2 Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Desa Pariksabungan mempunyai jumlah penduduk sebanyak 2.862 jiwa

dan menurut jenis kelamin dapat dilihat dari tabel sebagai berikut:

Tabel 4.2

Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis kelamin Frekuensi (jiwa) Persentase (%)

1. Laki-laki 1.018 35,56

2. Perempuan 1.844 64,43

Total 2.862 100

Sumber: Kantor Kepala Desa Pariksabungan

Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa distribusi penduduk

menurut jenis kelamin di dominasi oleh perempuan, yaitu 1.844 jiwa, sedangkan

laki-laki sebanyak 1.018 jiwa.

4.2.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur

Jumlah penduduk desa Pariksabungan sebanyak 2.862 jiwa menurut

kelompok umur dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.3

Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur

No. Kelompok umur Laki-laki Perempuan Laki-laki +

Perempuan

(11)

Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa distribusi penduduk

berdasarkan kelompok umur di desa Pariksabungan didominasi oleh kelompok

umur 22-59 tahun yang berjumlah 1.380 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak

565 orang dan perempuan sebanyak 815 orang, kelompok umur 16-21 tahun yang

berjumlah 554 orang yang terdiri dari laki-laki 142 orang dan perempuan 412

orang, kelompok umur 6-15 tahun yang berjumlah 350 orang yang terdiri dari

laki-laki 101 orang dan perempuan 249 orang, kelompok umur 1-5 tahun yang

berjumlah 274 orang yang terdiri dari laki-laki 85 orang dan perempuan 189

orang, selanjutnya kelompok umur 60 keatas yang berjumlah 215 orang yang

tediri dari laki-laki 95 orang dan perempuan 120 orang dan yang terakhir

kelompok umur 0-12 bulan yang berjumlah 89 orang yang terdiri dari laki-laki 30

orang dan perempuan 59 orang.

Secara umum desa Pariksabungan di dominasi oleh kelompok umur usia

produktif yang cukup besar hal ini harus diimbangi oleh ketersediaan lapangan

pekerjaan agar masyarakat usia produktif bisa bekerja dan mampu menghasilkan

pendapatan yang cukup untuk menghidupi keluarganya, dan tentunya keberadaan

pembangunan bandara silangit memberi peluang bagi masyarakat untuk membuka

usaha dan memberi lapangan pekerjaan bagi masyarakat desa Pariksabungan.

4.2.4 Penduduk Berdasarkan Suku/Etnis Tabel 4.4

Penduduk Berdasarkan Suku/Etnis

No. Suku/etnis Frekuensi (jiwa) Persentase

1 Batak Toba 2.378 83,08

(12)

Jika dilihat dari komposisi penduduk menurut Suku/Etnis di desa ini, maka

mayoritas penduduk adalah suku Batak Toba yaitu 2.378 jiwa dan sisanya adalah

suku Nias sebanyak 182 jiwa, suku Karo sebanyak 164 jiwa, suku Tionghoa

sebanyak 21 jiwa, Suku Jawa sebanyak 45 jiwa, suku Padang (koto) 52 jiwa dan

suku mandailing 20 jiwa.

Desa Pariksabungan di dominasi oleh suku Batak toba dikarenakan

penduduk aslinya juga adalah batak toba, akan tetapi seiring pembangunan

bandara silangit yang dimulai tahun 2000 ada banyak masyarakat dari luar daerah

membuka usaha disana, ditambah lagi letak geografis desa pariksabungan berada

dalam jalan lintas sumatera sehingga mudah untuk transportasi, dengan masuknya

berbagai pedagang ke desa ini sehingga masyarakat Pariksabungan bukan lagi

hanya didiami oleh suku batak toba, akan tetapi ada suku nias, jawa, padang, dan

Tionghoa sehingga suku/etnis didesa ini tidak lagi bersifat homogen tetapi bersifat

heterogen(campuran).

4.3 Sarana Dan Fasilitas Desa

4.3.1 Sarana Pendidikan (Gedung Sekolah)

Gedung sekolah sebagai sarana pendidikan yang ada di desa ini antara lain

adalah:

Tabel 4.5

Sarana Pendidikan Desa Pariksabungan

No. Sarana Pendidikan Jumlah

1 Taman Kanak-Kanak 4

2 Sekolah Dasar 4

3 Sekolah Menengah Pertama 2

4 Perguruan Tinggi 1

Total 11

(13)

Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat dilihat sarana pendidikan di desa

Pariksabungan yakni Taman kanak-kanak berjumlah 4 buah, Sekolah Dasar 4

buah, Sekolah Menengah Pertama 2 buah, dan Perguruan Tinggi 1 buah.

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sarana pendidikan sangat

penting untuk menunjang kualitas pendidikan, hal ini dikarenakan desa

Pariksabungan merupakan desa yang cukup berkembang dengan adanya berbagai

pembangunan, salah satunya pembangunan bandara Silangit sehingga

membutuhkan masyarakat yang mempunyai pengetahuan, keterampilan yang

tinggi untuk dapat dipekerjakan di dalam bandara silangit dan mampu berdaya

saing dengan berbagai usaha pekerjaan.

4.3.2 Sarana Olahraga

Sarana olahraga yang ada di desa Pariksabungan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6

Sarana Olahraga di desa Pariksabungan

No. Sarana olahraga Jumlah

1 Lapangan Sepakbola 2

2 Lapangan bulu tangkis 2

3 Lapangan volli 2

Jumlah 6

Sumber: Kantor Kepala Desa Pariksabungan

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa desa Pariksabungan

mempunyai Lapangan sepakbola sebanyak 2 buah, lapangan bulu tangkis 2 buah,

lapangan volly 2 buah.

4.3.3 Sarana Peribadatan

Sehubungan dengan mayoritas penduduk yang ada di desa pariksabungan

adalah mayoritas agama Kristen, maka sarana peribadatan yang ada di desa ini

(14)

gereja HKBP 3, HKI 1, GBI 2, Marturia 1, gereja Advent 1. Sedangkan mesjid

maupun vihara tidak ada di desa ini walaupun penduduknya ada yang beragama

muslim maupun konghucu.

4.3.4 Sarana Penginapan/Hotel

Desa Pariksabungan mempunyai 2 buah hotel bagi para wisatawan untuk

beristirahat yaitu hotel Panorama dan hotel Noah. Hotel ini biasanya digunakan

pengunjung atau wiasatawan luar beristrahat ketika mereka berlibur untuk

menikmati pemandangan danau toba.

4.3.5 Prasarana Kesehatan di Desa Pariksabungan

Tabel 4.7

Prasarana Kesehatan di Desa pariksabungan

No. Prasarana Jumlah

1. Puskesmas 1

2. Posyandu 3

3. Praktek Bidan 1

Total 5

Sumber: Kantor Kepala Desa Pariksabungan

Desa Pariksabungan mempunyai total 5 prasana kesehatan yakni 1

puskesmas, 1 praktek bidan, 1 posyandu yang tersebar di dusun Pariksabungan

sedangkan 2 posyandu lainnya tersebar di dusun Pintu bosi dan dusun

Sipintu-pintu. Dari sisi jumlah penduduk sesungguhnya keberadaan prasarana kesehatan

masih kurang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, karena sisi sebaran

sebagian wilayah di desa ini masih sulit mengakses sarana kesehatan dikarenakan

letak geografis dusun yang sebagian lokasinya cukup jauh dari prasarana

(15)

4.3.6 Potensi Desa

Wilayah Desa pariksabungan sangat luas hal ini dapat dilihat dengan

jumlah penduduk sebanyak 2.862 jiwa yang tersebar di empat dusun. Dengan

demikian peluang pengembangan usaha pemanfaatan lahan sangat terbuka. Mata

Pencaharian di desa Pariksabungan mayoritas petani. Budidaya pertanian di

wilayah desa pariksabungan terdiri dari lahan kering seperti sayur-sayuran

(hultikura), jagung, kopi, dan padi. Namun pada umumnya masyarakat desa

Pariksabungan mengandalkan pendapatan dari budidaya tanaman sayur-sayuran.

Tanaman sayur-sayuran terdiri dari wortel, sayur kol, kentang, cabai, tomat,

buncis, terung, kacang panjang, bawang daun dan sebagainya. Masyarakat juga

memiliki peternakan seperti beternak ayam kampung, itik, kerbau, kuda babi,

kambing, sapi.

Ditambah lagi dengan adanya pembangunan bandara silangit berpotensi

untuk menambah lapangan kerja baru bagi masyarakat. Ada banyak masyarakat

membuka usaha baru dengan cara berjualan disekitar bandara dan bahkan beralih

pekerjaan dari petani menjadi pedagang, bekerja di bandara sebagai staff,

Security, dan Office boy.

4.4 Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Pariksabungan

Saat ini Pemerintahan Desa Pariksabungan dipimpin oleh seorang kepala

Desa yang telah memasuki 2 periode. Struktur organisasi Pemerintahan Desa

Pariksabungan Kecamatan Siborong-borong kabupaten Tapanuli Utara

(16)

SEKRETARIS DESA AGUSTINA

SIMANJUNTAK

Gambar 4.1 Struktur organisasi Pemerintahan Desa Pariksabungan Sumber: Kantor Kepala Desa

KEPALA DESA

KEPALA DUSUN I PARIKSABUNGAN III PINTU BOSI

(17)

DATA DASA WISMA, PENDIDIKAN ANAK REMAJA (PAR), BINA KELUARGA BALITA (BKB) DAN LANSIA DESA PARIKSABUNGAN DASA WISMA PENDIDIKAN

ANAK REMAJA 1.Br. Silitonga 2.Ny. H.

1.Berliana Sianturi 2.Lamhot Sianturi 3.Eddy Sekretaris: Lirma T. Anggota:

1. Mida Tampubolon 2. R. Tamba

KADER

 Kel. Umur 0-1 thn 1. R. Aritonang 2. Rusdiana Simbolon

 Kel. Umur 1-2 thn

 Elfrida Simanjuntak

 Emmi Siallagan

 Kel. Umur 2-3 thn 1. Ratna Aritonang 2. Julita Naibaho

 Kel. Umur 3-4 tahun 1. Sonya Hutagaol 2. R. Panjaitan

 Kel. Umur 4-5 tahun 1. L. Hutagalung 2. Farida Simanjuntak

Ketua: Op. Diman sianturi

Sekretaris: Op. Jusuf Bendahara: Op. Gambar 4.2 Data Dasa Wisma,Pendidikan Anak Remaja (PAR), Bina Keluarga

Balita (BKB) dan Lansia desa Pariksabungan

(18)

4.4.1 Gambaran Pembangunan Bandara Silangit

Bandara Silangit terletakdi Simpang Muara no.1 Pariksabungan,

Kecamatan Siborong-borong, Kabupaten Tapanuli Utara.Bandara ini memiliki

luas area sekitar 82 Ha dan bandara ini salah satu bandara tertua di Indonesia yang

masih beroperasi saat ini, Bandara Silangit dibangun pada masa penjajahan

Jepang.

Pembangunan kembali bandara ini mulai dilakukan sejak tahun 2010,

landas pacu kembali diperpanjang hingga 2.250 meter, sehingga bisa didarati

pesawat jenis Fokker F-100 maupun Boeing 737-500. Pada tanggal 18 Januari

2011, Bandara Silangit didatangi oleh Presiden RI beserta rombongan yang

menggunakan pesawat Boeing 737-500. Pada tahun 2012 landas pacu kembali

diperpanjang hingga mencapai 2.400 m. Fasilitas dan kemampuan pelayanan

yang dimiliki saat ini, Bandara Silangit adalah satu-satunya bandara kelas IV

yang memiliki fasilitas dan kemampuan setara Bandara kelas II di Indonesia.

Pada 14 Desember 2012, Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan

secara resmi menyerahkan operasional pengelolaan Bandara Silangit kepada PT.

Angkasa Pura II dan berencana menjadikan Bandara Silangit sebagai bandara

wisata terbesar di Indonesia disamping Ngurah Rai Bali, dengan target

pengunjung 1.000.000 penumpang. Rencana ini diwujudkan dengan membangun

fasilitas sisi udara dan sisi darat. PT Angkasa Pura II ini percaya, bahwa Bandara

Silangit adalah pintu gerbang menuju surga yang hilang yaitu surga kawasan

(19)

Gambar 4.3 Pembangunan Bandara Silangit

Gambar 4.4 Pembangunan Bandara Silangit

Gambar 4.5 Pembangunan Bandara Silangit

Desa Pariksabungan merupakan salah satu desa yang berada di

Kecamatan Siborong-borong Kabupaten Tapanuli Utara dan yang merasakan

(20)

Silangit terletak di desa ini. Desa Pariksabungan mempunyai luas area sekitar 17,5

km, tinggi dari permukaan laut yaitu 1.365 m dan suhu udara rata-rata 180C-320C.

Desa ini mempunyai jumlah penduduk 2.862 jiwa yang terdiri dari 448 KK.

Masyarakat desa Pariksabungan mayoritas bermata pencaharian sebagai petani

yakni sekitar 80% dan sisanya sebagai PNS, Karyawan dan berdagang

Pembangunan Bandara Silangit ini memang belum selesai secara

keseluruhan, namun dampak-dampak yang terjadi sudah mulai terlihat dari awal

mula proyek pembangunan ini berjalan. Dengan adanya proyek pembangunan

bandara akan berdampak pada pengalih fungsi lahan sekitar pembangunan

Bandara Silangit. sekitar 2% masyarakat beralih mata pencaharian dari petani

menjadi pedagang dimana mereka membangun usaha di sekitar jalan Bandara

Silangit yakni membuka rumah makan, menjual makanan khas Tapanuli Utara

dan usaha lainnya.

Masyarakat desa Pariksabungan berharap dengan pembangunan Bandara

Silangit dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dengan harapan

pertumbuhan ekonomi tersebut, masyarakat desa Pariksabungan menanggapi

positif pembangunan Bandara Silangit dengan beralih mata pencaharian menjadi

pedagang. Pengalihan mata pencaharian ini bertujuan untuk meningkatkan

(21)

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian

Pada bab ini akan dibahas data-data yang diperoleh dari lapangan, data

tersebut diperoleh dari hasil penelitian melalui observasi, wawancara dan melalui

kuesioner. Menganalisis data merupakan suatu upaya untuk menata dan

mengelompokkan data menjadi suatu bagian- bagian tertentu menurut kelompok

data jawaban responden, analisis data yang dimaksud adalah suatu interpretasi

langsung yang berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari lapangan tetap

berpedoman pada tujuan penelitian. Pada bagian ini penulis menyajikan data-data

yang diperoleh dari hasil kuesioner yang diajukan kepada responden masyarakat

desa Pariksabungan, Kecamatan Siborong-borong, Kabupaten Tapanuli Utara

yang terlibat dalam penyediaan jasa yang berjumlah 82 KK. Data yang dianalisis

pada bab ini adalah:

Dalam rangka memperoleh deskripsi tentang sampel penelitian, berikut ini

diuraikan karakteristik umum responden sebagai sumber data, diantaranya dari:

usia, jenis kelamin, agama, suku bangsa, pendidikan terakhir, pekerjaan.

5.1.1 Usia

Tabel 5.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No. Usia Jumlah Persentase

1 20-30 17 20,73

2 31-40 28 34,14

3 41-50 18 21,95

4 51-60 14 17,07

5 61-70 4 4,87

6 80 1 1,21

Total 82 100

(22)

Pada tabel 5.1 di atas mayoritas usia responden adalah antara 31-40 tahun

yaitu sebanyak 28 orang. Kemudian diikuti usia responden antara 41-50 tahun

sebanyak 18 orang, usia responden antara 20-30 tahun sebanyak 17 orang, usia

responden 51-60 tahun sebanyak 14 orang, selanjutnya usia responden 61-70

tahun sebanyak 4 orang dan yang terakhir usia responden 80 tahun hanya 1 orang.

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa mayoritas usia responden termasuk

usia produktif, yaitu usia 15-55 tahun.

5.1.2 Jenis Kelamin

Tabel 5.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis kelamin Jumlah Persentase

1 Laki-laki 38 46,34

2 Perempuan 44 53,65

Total 82 100

Sumber: Hasil angket 2017

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa distribusi responden

perempuan lebih banyak yakni 44 jiwa sedangkan distribusi responden laki-laki

sebanyak 38 jiwa. Hal ini juga dikarenakan jumlah penduduk di desa

Pariksabungan didominasi oleh perempuan yakni sebanyak 1.844 jiwa dari total

penduduk 2.862 jiwa.

5.1.3 Agama

Tabel 5.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Agama

No. Agama Jumlah Persentase

1 Kristen Protestan 76 92,68

2 Islam 5 6,09 3 Khongucu 1 1,21

Total 82 100

(23)

Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat bahwa mayoritas responden beragama

Kristen yaitu sebanyak 76 jiwa, Agama Islam sebanyak 5 jiwa dan khongucu 1

jiwa. Berdasarkan pemeluk agama, mayoritas masyarakat desa Pariksabungan

beragama Kristen protestan. Hal ini dibuktikan dengan adanya sebanyak 8 gereja

yakni gereja HKBP 3, HKI 1, GBI 1, Marturia 1, Advend 1.

5.1.4 Suku Bangsa

Tabel 5.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Suku

No. Suku Bangsa Jumlah Persentase

1 Batak Toba 71 86,58

2 Karo 1 1,21

3 Jawa 2 2,43

4 Nias 3 3,65

5 Padang 2 2,43

6 China 1 1,21

7 Mandailing 1 1,21

8 NTT 1 1,21

Total 82 100

Sumber: Hasil angket 2017

Berdasarkan tabel 5.4 di atas dapat dilihat bahwa distribusi responden

berdasarkan suku adalah mayoritas suku Batak Toba sebanyak 71 orang, hal ini

dikarenakan Desa Pariksabungan merupakan tanah asli suku Batak dimana

responden juga mayoritas memiliki marga yang sama. Untuk itu sistem

kemasyarakatan dalam kehidupan sehari-hari di Desa Pariksabungan masih

memegang erat budaya adat istiadat Batak Toba, selanjutnya suku Nias sebanyak

3 orang, suku Jawa sebanyak 2 orang, suku padang sebanyak 2 orang, Suku karo

sebanyak 1 orang, suku Mandailing sebanyak 1 orang dan yang terakhir thionghoa

sebanyak 1 orang.

Desa Pariksabungan di dominasi oleh suku Batak toba dikarenakan

(24)

bandara silangit yang dimulai tahun 2000 ada banyak masyarakat dari luar daerah

membuka usaha disana, ditambah lagi letak geografis desa pariksabungan berada

dalam jalan lintas sumatera sehingga mudah untuk transportasi, dengan masuknya

berbagai pedagang ke desa ini sehingga masyarakat Pariksabungan bukan lagi

hanya didiami oleh suku batak toba, akan tetapi ada suku nias, jawa, padang, dan

Tionghoa sehingga suku/etnis didesa ini tidak lagi bersifat homogen tetapi bersifat

heterogen (campuran).

5.1.5 Pekerjaan

Tabel 5.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

No Pekerjaan Jumlah Persentase

1 Petani 40 48,78

2 Pedagang 31 37,80

3 PNS 8 9,75

4 Pegawai swasta 3 3,65

Total 82 100

Sumber: Hasil angket 2017

Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat bahwa distribusi responden

berdasarkan pekerjaan di dominasi oleh petani, hal ini dikarenakan penduduk

Desa Pariksabungan mayoritas bermata pencaharian sebagai petani, yakni sekitar

80%. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa jumlah responden yang

pekerjaannya sebagai petani sebanyak 40 orang, selanjutnya Pedagang sebanyak

31 orang. Desa Pariksabungan terletak dijalan lintas sehingga banyak pedagang

disepanjang jalan dengan membuat usaha masing-masing sehingga berdagang

juga salah satu mata pencaharian yang saat ini sedang berkembang, hal ini juga

dikarenakan faktor pembangunan Bandara yang masih beroperasi. Selanjutnya

(25)

5.1.6 Pendidikan Terakhir

Tabel 5.6

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

No. Pendidikan Jumlah Persentase

1 SD 6 7,31

2 SMP 19 23,17

3 SMA 41 50

4 PERGURUAN TINGGI 16 19,51

Total 82 100

Sumber: Hasil angket 2017

Pendidikan mempunyai peranan besar bagi bangsa sebagai salah satu

sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilan manusia. Hal ini dapat

diperoleh melalui jalur pendidikan yang bersifat formal maupun informal juga

tidak tertutup kemungkinan dari pengalaman yang di dapat dari dunia luar.

Dari data hasil kuesioner di atas dapat dilihat bahwa tidak ada responden

yang tidak bersekolah. Sementara itu, mayoritas responden berpendidikan terakhir

pada jenjang SMA sebanyak 41 orang, kemudian diikuti oleh SMP sebanyak 19

orang, dan jenjang perguruan Tinggi sebanyak 16 orang, sedangkan pada jenjang

pendidikan SD/sederajat sebanyak 6 orang.

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa distribusi responden yang

berpendidikan pada jenjang Perguruan Tinggi sebanyak 16 orang, hal ini

dikarenakan dengan adanya sarana pendidikan Perguruan tinggi di desa

Pariksabungan sehingga menyadarkan masyarakat betapa pentingnya pendidikan,

ditambah lagi pembangunan bandara silangit pasti membutuhkan karyawan di

bandara yang harus berpendidikan juga untuk dapat dipekerjakan. Nama

perguruan Tinggi yang ada di desa Pariksabungan adalah Universitas Tapanuli

(26)

5.2 Dampak Pembangunan Bandara Silangit (Variabel X)

Tabel 5.7

Tanggapan Responden Terhadap Pembangunan Bandara Silangit

Jawaban Responden

Frequency Percent

Sangat baik 22 26,8

Baik 34 41,5

Netral 15 18,3

Tidak baik 11 13,4

Sangat tidak baik - -

Jumlah 82 100,0

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 18

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa tanggapan responden

terhadap pembangunan masyarakat adalah baik, hal ini dikarenakan pembangunan

bandara silangit merupakan suatu peluang bagi masyarakat untuk meningkatkan

perekonomian keluarga. Dengan adanya pembangunan bandara Silangit

masyarakat ada yang berubah mata pencaharian dari petani menjadi pedagang,

karena jika dibandingkan dengan bertani masyarakat mempunyai pendapatan

lebih banyak dibanding bertani, akan tetapi ada juga pedagang yang membuka

usaha baru lagi disekitaran bandara silangit dengan cara membuka Rumah makan,

berjualan makanan khas Tapanuli Utara dan usaha lainnya.

Dengan adanya pembangunan bandara Silangit maka sarana transportasi

juga semakin baik, hal ini juga menguntungkan bagi masyarakat petani dimana

Pemerintah membangun akses jalan sampai keladang-ladang masyarakat sehingga

memudahkan masyarakat untuk mengangkut hasil panen, untuk menjual hasil

panen juga lebih cepat karena transportasi semakin lancar dan membutuhkan

(27)

Tabel 5.8

Tanggapan Responden Terhadap Proses Pembangunan Bandara Silangit

Jawaban Responden

Frequency Percent

Sangat baik - -

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 18

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa proses pembangunan bandara

Silangit berjalan baik, dimana tanah yang digunakan untuk pembangunan bandara

Silangit dibayar oleh Pemerintah dengan cara pemberian pago-pago, akan tetapi

diawal pembangunan masyarakat untuk enggan menyerahkan tanahnya akan

tetapi masyarakat akhirnya memberikan tanahnya sebagai partispasi mereka

dalam pembangunan bandara. Kesadaran masyarakat akan hal ini juga didasarkan

oleh cara berpikir masyarakat dimana pembangunan bandara Silangit dapat

mengubah perekonomian keluarga dan kesempatan untuk berwirausaha.

Tabel 5.9

Tanggapan Responden Terhadap jangka Waktu Pembangunan Bandara Silangit

Jawaban Responden

Frequency Percent

Sangat cepat - -

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS

Bandara Silangit dibangun pada masa penjajahan Jepang dan

pembangunan kembali bandara ini mulai dilakukan sejak tahun 2010, landas pacu

kembali diperpanjang hingga 2.250 meter, sehingga bisa didarati pesawat jenis

(28)

silangit didatangi oleh Presiden RI beserta rombongan yang menggunakan

pesawat Boeing 737-500. Pada tahun 2012 landas pacu kembali diperpanjang

hingga mencapai 2.400 m. Fasilitas dan kemampuan pelayanan yang dimiliki

saat ini, Bandara silangit adalah satu-satunya bandara kelas IV yang memiliki

fasilitas dan kemampuan setara Bandara kelas II di Indonesia

Pembangunan bandara Silangit beberapa tahun terakhir berjlaan dengan

cepat dikarenakan Pada 14 Desember 2012, Pemerintah melalui Kementerian

perhubungan secara resmi menyerahkan operasional pengelolaan Bandara

Silangit kepada PT. Angkasa Pura II dan berencana menjadikan Bandara Silangit

sebagai Bandara wisata terbesar di Indonesia disamping Ngurah Rai Bali, dengan

target pengunjung 1.000.000 penumpang. Rencana ini diwujudkan dengan

membangun fasilitas sisi udara dan sisi darat. PT Angkasa Pura II ini percaya,

bahwa Bandara Silangit adalah pintu gerbang menuju surga yang hilang yaitu

surga kawasan danau toba.

Tabel 5.10

Tanggapan Responden Tehadap Bertambahnya Lapangan Kerja Baru

Jawaban Responden

Frequency Percent

Sangat setuju 22 26,8

Setuju 35 42,7

Netral 14 17,1

Tidak setuju 11 13,4

Sangat tidak setuju - -

Jumlah 82 100,0

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 18

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa tanggapan responden

terhadap pembangunan bandara Silangit dapat memnambah lapangan kerja baru

bagi masyarakat, hal ini dikarenakan bandara Silangit membutuhkan staff,

(29)

dengan adanya pembangunan bandara Silangit membuka peluang baru bagi

masyarakat untuk meningkatkan pendapatannya dengan cara membuka usaha

disekitar bandara Silangit.

Dengan adanya pembangunan bandara Silangit maka masyarakat tidak

harus lagi harus keluar kota lagi mencari pekerjaan, mengingat bahwa bandara

membutuhkan karyawan untuk dipekerjakan di dalam bandara tersebut.

Tabel5.11

Tanggapan Responden Terhadap Transportasi Sebelum Adanya Pembangunan Bandara Silangit

Jawaban Responden

Frequency Percent

Sangat baik - -

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 18

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa tanggapan responden

terhadap transportasi sebelum adanya pembangunan bandara Silangit masih sudah

cukup baik, hal ini dikarenakan letak geografis desa Pariksabungan yakni dijalan

lintas sehingga sebelum adanya pembangunan bandara Silangit transportasi di

desa ini tergolong cukup baik.

Tabel 5.12

Tanggapan Responden Terhadap Transportasi Setelah Adanya Pembangunan Bandara Silangit

Jawaban Responden

Frequency Percent

Sangat baik - -

(30)

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa tanggapan responden

terhadap Transportasi setelah adanya pembangunan bandara Silangit semakin

meningkat. Hal ini dikarenakan dengan masuknya berbagai transportasi dari

berbagai daerah lain untuk mengantar para pengunjung atau orang-orang yang

bepergian menggunakan pesawat. Kelancaran transportasi juga dipengaruhi oleh

letak geografis Desa Pariksabungan yang berada dijalan lintas sumatera sehingga

setiap harinya selalu berjalan lancar.

Keberhasilan dalam membangun perekonomian masyarakat tergantung

pada transportasi baik di dara, di laut maupun di udara. Sangatlah sulit

dibayangkan pembangunan masyarakat akan berkembang jika tidak didukung

oleh kelancaran transportasi. Arus lalu lintas orang, barang dan jasa akan

terhambat, akibatnya seluruh kegiatan ekonomi akan mengalami keterlambatan.

Demikian juga pembangunan bandara Silangit dengan adanya kelancaran

transportasi mudah bagi masyarakat untuk melalukan kegiatan sosial ekonomi

dengan masyarakat lain.

Tabel 5.13

Tanggapan Responden Terhadap Fungsi Bandara Silangit

Jawaban Responden

Frequency Percent

Sangat setuju - -

Setuju 40 48,8

Netral 35 42,7

Tidak setuju 7 8,5

Sangat tidak setuju - -

Jumlah 82 100,0

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 18

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan tanggapan responden terhadap

fungsi bandara Silangit adalah baik, hal ini dikarenakan mengurangi waktu,

(31)

Tapanuli Utara, Kabupaten Tobasa, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten

Simalungun jika bepergian keluar kota maka akan menggunakan transportasi

udara lewat bandara Silangit, karena mengingat jarak dan waktu yang cukup

dekat. Jika dibandingkan dengan transportasi bandara Kuala Namu yang ada di

kota Medan membutuhkan waktu yang cukup lama dan jarak tempuh yang cukup

jauh sehingga masyarakat lebih memilih dari bandara Silangit.

Tabel 5.14

Tanggapan Responden Terhadap Lokasi Pembangunan Bandara Silangit

Jawaban Responden

Frequency Percent

Sangat setuju 1 1,2

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 18

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa tanggapan responden

terhadap lokasi pembangunan bandara Silangit ada yang mengatakan setuju

maupun tidak setuju. Akan tetapi lokasi pembangunan bandara Silangit cukup

baik dikarenakan dengan adanya pembangunan tersebut membuka peluang untuk

meningkatkan pariwisata mengingat bandara Silangit adalah pintu gerbang

menuju surga yang hilang yaitu surga kawasan danau toba.

Tabel 5.15

Tanggapan Responden Terhadap Kenyamanan Dengan Adanya Bandara

Jawaban Responden

Frequency Percent

Sangat nyaman - -

(32)

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa tanggapan responden

terhadap kenyamanan masyarakat dengan adanya pembangunan bandara Silangit

mayoritas menjawab nyaman karena pembangunan bandara Silangit sampai saat

ini yang dirasakan masyarakat cukup aman.

Tabel 5.16

Tanggapan Responden Terhadap Pembangunan Bandara Silangit Dalam Membantu Usaha/Pekerjaan Masyarakat

Jawaban Responden

Frequency Percent

Sangat membantu 7 8,5

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 18

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pembangunan bandara

Silangit dapat membantu usaha/pekerjaan masyarakat. Dengan adanya

pembangunan bandara Silangit membuka peluang bagi masyarakat untuk

meningkatkan pendapatannya dengan cara membuka usaha di sekitar bandara,

dengan masuknya berbagai masyarakat lain yang hendak bepergian dengan

menggunakan transportasi udara lewat bandara Silangit maka usaha dagang

semakin lancar. Bagi masyarakat petani juga kesempatan untuk menjual usaha

panen semakin lancar karena sudah berbaur dengan masyarakat lain.

5.3 Tingkat Kesejahteraan Masyarakat (Variabel Y)

Tabel 5.17

(33)

baik

Jumlah 82 100,0

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 18

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas responden

menyatakan pendapatan sebelum adanya pembangunan bandara Silangit adalah

netral, yakni 66 orang sedangkan yang menjawab Baik sebanyak 14 orang,

selanjutnya yang menjawab Tidak baik Sebanyak 2 orang.

Tabel 5.18

Tanggapan Responden Terhadap Pendapatan Setelah Adanya Pembangunan Bandara Silangit

Jawaban Responden

Frequency Percent

Sangat Baik 20 24,4

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 18

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pendapatan masyarakat

setelah adanya pembangunan bandara silangit jadi berubah. Tanggapan

Responden yang menjawab sangat baik sebanyak 20 orang, selanjutnya yang

menjawab baik sebanyak 27 orang, tanggapan responden yang menjawab tidak

baik sebanyak 20 orang. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa pembangunan

membawa perubahan dalam pendapatan masyarakat.

Perubahan pendapatan disebabkan oleh perubahan mata pencaharian

sebagian masyarakat dari petani menjadi pedagang, dengan cara membuka usaha

di sekitar bandara Silangit seperti usaha rumah makan, usaha makanan khas

Tapanuli. Dengan masuknya berbagai masyarakat yang akan menggunakan

bandara Silangit untuk bepergian maka akan membuka peluang bagi masyarakat

(34)

Tabel 5.19

Tangggapan Responden Terhadap Komsumsi Keluarga Sebelum Adanya Pembangunan

Jawaban Responden

Frequency Percent

Sangat Memenuhi - -

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 18

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa kebutuhan komsumsi

keluarga sebelum adanya pembangunan bandara Silangit mayoritas menjawab

netral yakni sebanyak 52 orang, selanjutnya yang menjawab memenuhi 27 orang

dan yang terakhir tanggapan responden yang menyatakan tidak baik sebanyak 3

orang.

Tabel 5.20

Tanggapan Responden Komsumsi Keluarga Setelah Adanya Pembangunan Bandara Silangit

Jawaban Responden

Frequency Percent

Sangat Memenuhi 9 11,0

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 18

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa komsumsi keluarga

mengalami perubahan setelah adanya pembangunan bandara Silangit, hal ini juga

dipengaruhi pendapatan keluarga yang berubah. Masyarakat mengalami

perubahan komsumsi keluarga menjadi tidak memenuhi yakni sebanyak 22

(35)

yang terakhir tanggapan responden yang menjawab sangat memenuhi sebanyak 9

orang.

Komsumsi keluarga juga dipengaruhi oleh pendapatan yang semakin

meningkat. Jika melakukan komsumsi sehari-hari dengan teratur dan sehat akan

memambah tenaga untuk dapat bekerja dan tetap sehat, dimana dengan teratur

makan akan mempengaruhi tubuh dalam beraktivitas. Ditambah lagi dengan usia

produktif antara 20-50 keatas harus melakukan komsumsi sehari-hari dengan

teratur.

Tabel 5.21

Tanggapan Responden Terhadap Kualitas Pendidikan

Jawaban Responden

Frequency Percent

Sangat Baik 1 1,2

Baik 26 31,7

Netral 54 65,9

Tidak Baik 1 1,2

Sangat Tidak Baik - -

Jumlah 82 100,0

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 18

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan informasi responden mengenai

kualitas pendikan setelah adanya pembangunan bandara Silangit mayoritas

responden menjawab netral. Dalam tabel diatas dapat dilihat bahwa tanggapan

responden yang menjawab netral sebanyak 54 orang, selanjutnya tanggapan

responden yang menjawab baik sebanyak 26 orang. Hal ini dapat dilihat bahwa

masyarakat masih kurang menyadari bahwa betapa pentingnya pendidikan, hal ini

dikarenakan jawaban responden yang menyatakan netral artinya tidak ada

perubahan, jika melihat adanya pembangunan seharusnya mendorong masyarakat

untuk meningkatkan pendidikan karena dengan adanya pembangunan menambah

(36)

harus ditingkatkan ditambah lagi dengan tersedianya kampus Universitas Tapanuli

Utara di daerah ini.

Tabel 5.22

Tanggapan Responden Terhadap Sarana Dan Fasilitas Pendidikan Sebelum Pembangunan Bandara

Jawaban Responden

Frequency Percent

Sangat Baik 1 1,4

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 18

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sarana dan fasilitas

Pendidikan sebelum adanya pembangunan bandara Silangit mayoritas tanggapan

responden menjawab netral yakni sebanyak 54 orang, selanjutnya tanggapan

responden yang menjawab baik sebanyak 26 orang. Sarana dan fasilitas

pendidikan sangatlah penting untuk menunjang kualitas pendidikan. Pengadaan

laboratorium komputer, laboratorium IPA dan laboratorium bahasa haruslah

dipenuhi apalagi perkembangan jaman yang semakin canggih yang mengharuskan

masyarakat menguasai Informasi Teknologi untuk dapat menunjang aktivitas

sehari-hari.

Tabel 5.23

Tanggapan Responden Terhadap Sarana dan Fasilitas Setelah AdanyaPembangunan Bandara

Jawaban Responden

Frequency Percent

Sangat Baik 2 2,4

(37)

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa setelah adanya pembangunan

bandara Silangit, sarana dan fasilitas sekolah mengalami perubahan kearah yang

lebih baik, hal ini dapat dilihat dengan tanggapan responden yang menjawab baik

semakin meningkat. Masyarakat semakin menyadari bahwa pendidikan sangat

penting ditambah lagi dengan adanya pembangunan bandara Silangit akan

menambah lapangan kerja baru, dan membutuhkan orang-orang yang

berpendidikan tinggi, dengan adanya skill, penegtahuan maka masyarakat mampu

berdaya saing dalam meningkatkan perekonomiannya.

Tabel 5.24

Tanggapan Responden Terhadap Kebutuhan Pendidikan Anak

Jawaban responden Frequency Percent

Sangat Setuju 4 4,9

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 18

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa untuk menunjang kualitas

pendidikan maka kebutuhan anak harus terpenuhi, mulai dari buku, labtop dan

ekstrakulikuler dan kebutuhan lainnya, sehingga dapat menghasilkan masyarakat

yang mempunyai kemampuan dan pengetahuan tinggi untuk dapat bersaing dalam

meningkatkan perekonomian.

Tabel 5.25

Tanggapan Responden Terhadap Kesehatan Sebelum Pembangunan Bandara

Jawaban

(38)

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pelayanan kesehatan sebelum

adanya pembangunan bandara Silangit, masyarakat mengatakan bahwa pelayanan

kesehatan biasa saja. Hal ini dapat dilihat dari tanggapan responden yang

menjawab netral sebanyak 59 orang, selanjutnya tanggapan responden yang

menjawab baik sebanyak 22 orang.

Tabel 5.26

Tanggapan Responden Terhadap Kesehatan Setelah Pembangunan Bandara

Jawaban Responden

Frequency Percent

Sangat Baik 2 2,4

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 18

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa tanggapan responden

terhadap kesehatan setelah pembangunan bandara Silangit mengalami perubahan,

hal ini dapat dilihat dari tanggapan responden yang menjawab baik sebanyak 43

orang, tanggapan responden yang menjawab tidak baik sebanyak 8 orang.

Tabel 5.27

Tanggapan Responden Terhadap Tempat Berobat Sebelum Pembangunan Bandara

Jawaban responden

Frequency Percent

Rumah Sakit 7 8,5

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 18

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sebelum adanya

(39)

dikarenakan kliniklah adalah pelayanan kesehatan yang paling cepat diajngkau

dan ada 3 klinik didesa ini yang tersebar di empat dusun. Hal ini dapat dibuktikan

dengan tanggapan responden masyarakat yang menjawab ke klinik sebanyak 68

orang.

Tabel 5.28

Tanggapan Responden Terhadap Tempat Berobat Setelah Pembangunan

Jawaban responden

Frequency Percent

Rumah Sakit 24 29,3

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 18

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa setelah adanya pembangunan

bandara Silangit masyarakat mengalami perubahan tempat untuk berobat, hal ini

juga dipengaruhi oleh faktor pendapatan. Dengan meningkatnya pendapatan

masyarakat maka akan diikuti dengan perubahan tempat untuk berobat yakni ke

Rumah Sakit, akan tetapi ketika pendapatan masyarakat mengalami penurunan

maka akan diikuti dengan pola kesehatan yang semakin menurun, atau tempat

untuk berobat juga berpengaruh.

Tabel 5.29

Tanggapan Responden Terhadap Pertambahan Lapangan Kerja Baru Dengan Adanya Pembangunan Bandara Silangit

Jawaban responden

Frequency Percent

Sangat setuju 23 28,0

(40)

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa tanggapan responden

terhadap hadirnya pembangunan bandara silangit akan menambah lapangan kerja

mengatakan sangat setuju sebanyak 23 orang, sefangkan tanggapan responden

yang mengatakan setuju sebanyak 34 orang, selanjutnya tanggapan responden

yang mengatakan tidak setuju sebanyak 14 orang. Dari data diatas dapat dilhat

bahwa tanggapan responden masyarakat mayoritas mengatakan setuju, hal ini

dikarenakan pembangunan bandara membutuhkan staff, karyawan, office yang

akan dipekerjakan di bandara tersebut.

Tabel 5.30

Tanggapan Responden Terhadap Usaha/Pekerjaan Masyarakat

Jawaban Responden

Frequency Percent

Sangat

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 18

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa pembangunan bandara

Silangit dapat membantu usaha/pekerjaan sehari-hari masyarakat tetapi ada juga

mengatakan tidak membantu, hal ini dapat dilihat dari tanggapan responden yang

mengatakan membantu sebanyak 16 orang sedangkan yang menjawab tidak

membantu sebanyak 22 orang.

Tabel 5.31

Tanggapan Responden terhadap Pengurangan Pengangguran

Jawaban Responden

Frequency Percent

Sangat Setuju 8 9,8

Setuju 44 53,7

Netral 20 24,4

(41)

Setuju

Jumlah 82 100,0

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 18

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tanggapan responden mayoritas

mengatakan setuju dengan pembangunan bandara Silangit akan mengurangi

pembangunan, hal ini dikarenakan bandara Silangit membutuhkan masyarakat

untuk bekerja sebagai Staff, karyawan, security bahkan office boy. Hal lain juga

dengan adanya pembangunan bandara Silangit membuka peluang bagi masyarakat

untuk berdagang disekitar bandara Silangit.

5.4 Pengujian Hipotesis

Hipotesis bisa ditolak (H-) dan bisa juga diterima (H+), atau bisa juga

tidak mempengaruhi sama sekali terhadap penelitian yang dilakukan. Hipotesa

tidak diterima dan tidak pula ditolak dan biasa disebut dengan hipotesa nol(Ho).

Adapun hipotesis dari penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Ha : Terdapat dampak pembangunan Bandara Silangit terhadap tingkat

kesejahteraan masyarakat Desa Pariksabungan Kecamatan

Siborong-borong Kabupaten Tapanuli Utara

Ho : Tidak terdapat dampak pembangunan Bandara Silangit terhadap tingkat

kesejahteraan masyarakat Desa Pariksabungan Kecamatan

Siborong-borong Kabupaten Tapanuli Utara

5.5 Pembahasan Hasil Penelitian

5.5.1 Regresi Linier

Berdasarkan pengolahan kuesioner dengan menggunakan SPSS diperoleh

estimasi sebagai berikut :

Tabel 5.32

(42)

Model

a. Dependent Variable: Tingkat kesejahteraan

Sumber : Lampiran

Berdasarkan data di atas yang telah diolah dengan menggunakan SPSS,

maka diperoleh hasil sebagai berikut :

Y = 10,746 -1.166X

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Dampak pembangunan Bandara

memiliki hubungan analisis regresi terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat

Desa Pariksabungan sebesar 10,746

5.5.2 Koefisien determinasi (R-Square)

Tabel 5.33

Model Summary Model

R R Square

Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 ,766a ,586 ,581 4,827

a. Predictors: (Constant), Dampak pembangunan

Koefisien determinan dilakukan untuk melihat seberapa besar variabel

(43)

simultan atau secara bersama-sama dapat member penjelasan terhadap variabel

dependen atau terikat. Dari hasil regresi diperoleh R-square = 0,586 atau 58,6 %.

Dari penelitian yang dilakukan ternyata dapat dilihat bahwa R-Square

sebesar 58,6%. Hal ini menunjukkan adanya faktor-faktor lain yang

mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat desa Pariksabungan Kecamatan

Siborong-borong Kabupaten Tapanuli Utara. Adapun faktor tersebut berdasarkan

hasil wawancara dan observasi peneliti salah satunya adalah motivasi dan etos

kerja masyarakat itu sendiri.

5.4.2 Uji t-Statistik (Uji Parsial)

Tabel 5.34

a.Dependent Variable Y

Dari hasil uji t yang ditunjukkan pada tabel 36 memperlihatkan nilai t

hitung dan nilai signifikasi dari masing-masing variabel independen. Diperoleh

nilai t tabel sebesar 2. Variabel x memiliki nilai signifikasi sebesar 0,000< 0,05

dan nilai t hitung sebesar -10,652< -2 maka Ho ditolak, artinya dampak

pembangunan Bandara Silangit berpengaruh signifikan terhadap tingkat

kesejahteraan masyarakat desa Pariksabungan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis diketahui bahwa

(44)

Silangit. Hasil uji t-Statistik menunjukkan bahwa dampak Pembangunan Bandara

Silangit memberikan pengaruh yang cukup signifikan. Berdasarkan hasil

penelitian dan observasi di lapangan pengaruh yang paling terasa berada di sektor

ekonomi, yaitu meningkatnya omset dan penghasilan dari responden. sedangkan

aspek sosialnya ikut terpengaruh akibat dari meningkatnya penghasilan

responden. Sehingga dampak Pembangunan Bandara Silangit tidak memberikan

aspek secara langsung kepada aspek sosial masyarakat.

5.4.4 Uji Keseluruhan ( Uji F-Statistik) Tabel 5.35 Hasil Uji F

ANOVAD

Model Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 2643,648 1 2643,648 113,455 ,000

a

Residual 1864,108 80 23,301 Total 4507,756 81

a.Predictors: (Constant), Dampak pembangunan

b.Dependent Variable: Tingkat kesejahteraan

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai F hitung sebesar

113,455 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,000. Diperoleh nilai F tabel yaitu

3,96 dan tingkat signifikasi yaitu 0,05. Dapat dilihat bahwa nilai F hitung > F

tabel (113,455> 3,98) dan nilai signifikasi F hitung 0,000< 0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa Ho ditolak, artinya pembangunan Bandara Silangit secara

simultan berdampak signifikan terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat desa

(45)

5.5 Keterbatasan Hasil Penelitian

Penelitian ini telah diusahakan dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur

ilmiah, namun demikian masih memiliki keterbatasan yaitu:

1. Adanya Keterbatasan penelitian dengan menggunakan kuesioner yaitu

terkadang jawaban yang diberikan oleh sampel tidak menunjukkan

keadaan sesungguhnya.

2. Penelitian melibatkan subjek penelitian dalam jumlah terbatas, yakni

sebanyak 82 KK, sehingga hasilnya belum dapat digeneralisasikan pada

(46)

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian Dampak Pembangunan Bandara Silangit

Terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Desa Pariksabungan Kecamatan

Siborong-borong Kabupaten Tapanuli Utara, maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Koefisien Determinan (R-square) sebesar 0,586 atau 58,6%, hal ini

menunjukkan bahwa variabel independen (dampak pembangunan Bandara

Silangit) dapat menjelaskan variabel dependen sebesar 58,6% sedangkan

sisanya sebesar 41,4 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak disertakan

dalam model estimasi.

2. Berdasarkan hasil uji F, maka dapat disimpulkan bahwa pembangunan

Bandara Silangit secara simultan berdampak signifikan terhadap tingkat

kesejahteraan masyarakat desa Pariksabungan

3. Berdasarkan hasil uji t, maka dapat disimpulkan bahwa pembangunan

Bandara Silangit secara parsial berdampak signifikan terhadap tingkat

kesejahteraan masyarakat desa Pariksabungan

6.2 Saran

1. Bagi Pemerintah untuk melakukan sosialisasi atau pendekatan yang lebih

intensif kepada masyarakat yang tergusur lahannya, agar pembebasan

lahan tersebut segera dapat diselesaikan karena sebagian tanah masyarakat

(47)

2. Bagi masyarakat Desa Pariksabungan hendaknya mempersiapkan

keterampilannya, untuk menghadapi kemungkinan terjadinya

perubahan pola mata pencaharian, pelatihan tersebut akan lebih baik

jika dimulai dari sekarang, sehingga ketika bandara Silangit sudah

selesai dibangun maka masyarakatpun siap untuk mencari pekerjaan

baru yang lebih baik, sehingga kesejahteraan masyarakatpun

meningkat. Oleh karena itu masyarakat dapat berpartisipasi dalam

program-program yang telah disiapkan Pemerintah.

3. Baik seluruh pihak yang terkait dalam pembangunan bandara Silangit,

baik Pemerintah maupun masyarakat hendaknya saling bekerjasama

untuk mendukung pembangunan bandara agar dapat berjalan dengan

baik serta tujuan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraanpun

Gambar

Tabel 4.2
Tabel 4.6
Gambar 4.1 Struktur organisasi Pemerintahan Desa Pariksabungan Sumber: Kantor Kepala Desa
Gambar 4.2 Data Dasa Wisma,Pendidikan Anak Remaja (PAR), Bina Keluarga
+7

Referensi

Dokumen terkait

Derajat mengembang ( swelling power ) untuk Pati Sukun dan Pati Ikat Silang yang. memiliki derajat subtitusi paling tinggi dapat dilihat pada tabel

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam tentang Penetapan Kelulusan

Sintesis Pati Asetat Melalui Proses Asetilasi Pati Buah Sukun (artocorpus Altilis) dengan Asetat Anhidrat Menggunakan Katalis Asam Sulfat.. Medan

Uraian tersebut sejalan dengan pendapat Sabatier dan Mazmanian (dalam Djopari, 2010), bahwa “Pelaksanaan kebijakan adalah perilaku badan-badan administrasi (Bagian Protokol) yang

Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Remaja Bermasalah dan Petugas Di Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Budi Satria.. Provinsi Kalimantan

JUDUL : RANGAKIAAN HAKTEKNAS KE-21 DI SOLO DIPAMERKAN NYAMUK PEMANDUL DBD. MEDIA :

Aktifitas anak sehari-hari sebagian besar dilakukan di sekolah. Untuk mendukung kegiatan sang anak maka dibutuhkan makanan yang dapat memenuhi kebutuhannya, salah satunya yaitu

Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa alat pengukur massa tubuh dan panjang badan elektronik terintegrasi untuk evaluasi gizi balita menggunakan