• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kuala Namu Convention And Exhibition Centre

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kuala Namu Convention And Exhibition Centre"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Aerotropolis adalah pengembangan dari konsep aerocity, yang merupakan

konsep paling modern dalam pembangunan dan pengelolaan bandara dewasa ini.

Pada konsep aerotropolis, konsep ini diperluas dengan mengintegrasikan bandara

dengan kawasan di sekitar bandara dengan radius hingga 30 kilometer dan dampak

ekonomi sampai 70 kilometer. Aerotropolis pertama kali dikemukakan oleh profesor

dari The University of North Carolina, John D. Kasarda. Dalam konsep Kasarda, bandara hanya bisa efektif memberikan dampak ekonomi jika dirancang dan dikelola

secara terintegrasi dengan kawasan di sekitarnya. (William Perkasa, 2014)

Bandara Kuala Namu adalah bandara internasional yang terletak di Kuala

Namu, Deli Serdang, Sumatera Utara. Bandara ini merupakan bandara terbesar kedua

setelah bandara Internasioal Soekarno-Hatta. Pemindahan bandara ke Kualanamu

telah direncanakan sejak tahun 1992 (Harian Kompas,2014). Dalam kunjungan kerja

ke Medan oleh Menteri Perhubungan saat itu, Azwar Anas, berkata bahwa demi

keselamatan penerbangan, bandara akan dipindah ke luar kota. Dikatakan juga bahwa,

melihat letak geostrategis Bandara Kualanamu, Pelabuhan Belawan, Dan pelabuhan

Kualatanjung yang saling berdekatan, potensi pengembangan kawasan bisnis dan

komersil untuk mendukung pengembangan Kualanamu menjadi area “New

Development” dapat dilaksanakan.

Dengan mulai berkembangnya sektor industri dan perdagangan seiring arus

perkembangan Kuala Namu, para pelaku bisnis sangat memahami akan pentingnya

target pemasaran produk dengan eksebisi sebagai tempat pertemuan bisnis. Kuala

Namu, sebagai salah satu wilayah Aerocity, yang saat ini sedang berkembang, akan

(2)

lokal hingga internasional. Namun secara lokasi, yang tepatnya berada diluar pusat

kota, bangunan yang bersifat rekreatif juga sangat dibutuhkan. Dengan situasi seperti

ini, tidak didukung oleh penyediaan fasilitas yang dapat mengakomodasi kegiatan

eksebisi dan konvensi, sehingga mendorong perancang untuk membangun sebuah

sarana yang dapat menampung kegiatan-kegiatan yang bersifat konvensi dan eksebisi,

namun juga sebagai sarana hiburan serta pelatihan dan juga sebagai wadah

berkreasinya komunitas dan pelaku seni. Kebutuhan ini timbul akibat kurangnya

sarana yang mendukung kegiatan-kegiatan tersebut dan pada umumnya sarana yang

adapun masih kurang dapat menampung dalam skala yang lebih besar.

Dari hal tersebut lah Kuala Namu Convention & Exhibition Centre ini

diangkat. Kuala Namu Convention & Exhibition Centre ini sendiri bertujuan untuk

menciptakan suatu sarana kegiatan eksebisi, konvensi, dan juga sebagai sarana

hiburan serta pelatihan bagi pelaku dan komunitas seni yang didukung dengan

fasilitas-fasilitas pendukung di Kuala Namu. Konsep dari bangunan ini sendiri pun

nantinya, akan di eksplorasi untuk memperoleh alternatif desain yang terbaik

sehingga menjadikan Kuala Namu Convention & Exhibition Centre ini dapat

menampung kegiatan pertemuan dan eksebisi bertaraf internasional dan menjadikan

Kuala Namu menjadi wilayah yang berkarakter. Diharapkan nantinya Kuala Namu

Convention & Exhibition Centre ini dapat memfasilitasi kegiatan yang bersifat

pertunjukan dan berkumpul diwilayah Kuala Namu. Berkaitan dengan pelaku sektor

ekonomi, bangunan ini nantinya menjadi sarana bersosialisasi antar pelaku bisnis

untuk bertukar informasi atau mengambil kebijakan melalui konvensi dan merupakan

sarana efektif untuk mempromosikan produk-produknya. Dan oleh pelaku seni,

bangunan ini nantinya sebagai wadah bagi mereka untuk berkreasi dan mempelajari

seni lebih dalam,sehingga nantinya ditampilkan sebagai salah satu apresiasi seni.

Sehingga terjadi penyatuan antara kegiatan konvensi yang membutuhkan kenyamanan

dan privasi yang tinggi dengan kegiatan eksebisi yang bersifat publik.

I.2 Maksud dan Tujuan

I.2.1 Menyediakan suatu bangunan yang dapat mewadahi kegiatan eksebisi,

(3)

I.2.2 Menjadi daya tarik bagi masyarakat kota Medan, khususnya Kuala

Namu sebagai salah satu landmark kawasan ini.

I.2.3 Meningkatkan mobilitas dan fleksibilitas pelaku bisnis dan aktifitas

lainnya dengan skala besar.

I.2.4 Mendukung kawasan Kualanamu agar lebih berkarakter dengan

merancang bangunan yang bersinergi dengan Terminal Building nya.

I.3 Masalah Perancangan

I.3.1 Bagaimana memahami dan menerapkan struktur bentang lebar, serta

mewujudkannya pada bangunan melalui proses perancangan dan

pendekatan sehingga dapat diterapkan pada desain.

I.3.2 Bagaimana menciptakan pusat seni dan hiburan yang juga berfungsi

sebagai MICE (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition).

I.3.3 Bagaimana menerapkan struktur baru ke dalam kawasan sekitar

eksisting dengan tetap memperhatikan keselarasan bangunan.

I.3.4 Bagaimana pembangunan Kuala Namu Convention & Exhibition

Centre ini dapat membantu perkembangan site.

I.4 Pendekatan

I.4.1 Studi pustaka atau studi literatur yang berkaitan langsung dengan judul

dan tema diangkat untuk mendapatkan informasi dan bahan berupa

literatur yang sesuai dengan materi laporan dan berguna untuk

memperkuat fakta secara ilmiah.

I.4.2 Studi lapangan mengenai kondisi sekitar lahan dan lingkungan fisik

yang berhubungan dengan kasus proyek.

I.4.3 Studi banding terhadap proyek dan tema sejenis dengan melakukan

pendekatan perancangan serta melihat keadaan yang sudah ada, yakni

(4)

I.5 Lingkup Kajian dan Batasan Proyek

Lingkup batasan yang akan dibahas dalam kasus proyek ini adalah

bagaimana mengembangkan konsep perancangan sesuai dengan tema dalam

Kuala Namu Convention & Exhibition Centre ini. Lingkup pembahasan yang akan

di gunakan yaitu:

1. Merencanakan dan merancang bangunan Kuala Namu Convention &

Exhibition Centre ini sesuai dengan ilmu-ilmu yang diterapkan dalam bidang

arsitektur.

2. Kuala Namu Convention & Exhibition Centre ini termasuk dalam kategori

bangunan multifungsi dalam satu kawasan site perancangan.

3. Kuala Namu Convention & Exhibition Centre ini dirancang sesuai dengan

penekanan Bangunan Bentang Lebar yang berfungsi untuk mewadahi

pertemuan bisnis dan sarana bagi komunitas seni untuk berkreasi.

Batasan - batasan dalam perancangan Kuala Namu Convention & Exhibition

Centre ini adalah:

1. Hanya membahas masalah-masalah dalam merancang Kuala Namu

Convention & Exhibition Centre.

2. Kajian arsitektur yang membatasi perancangan dalam menyelesaikan masalah

ini yaitu Struktur Sebagai Elemen Estetis.

3. Penekanan tema “ Struktur Sebagai Elemen Estetis“ dalam bangunan sebagai berikut

a) Orientasi bangunan

b) Memanfaatkan karakter bangunan disekitar wilayah.

c) Menggunakan bahan material yang konteks dengan bangunan

(5)

I.6 Kerangka Berfikir

Diagram 1.1 Kerangka Berfikir

Latar Belakang

 Kualanamu akan menjadi kawasan “New Development”  Aerotropolis adalah pengembangan dari konsep Aerocity.

 Fasilitas yang sangat kurang dalam hal eksebisi, konvensi maupun seni hiburan.

 Dibuatlah convention serta exhibition untuk pertemuan bisnis dan komunitas seni untuk berkreasi.  Meningkatkan mobilitas dan fleksibilitas pengembangan wilayah Kuala Namu.

Maksud dan Tujuan

 Sebagai solusi pengembangan kawasan Kuala Namu dengan menambah fasilitas penunjang untuk tempat pertemuan dengan skala besar.

 Meningkatkan mobilitas dan fleksibilitas pengembangan wilayah Kuala Namu.

 Menjadi daya tarik bagi masyarakat Medan khususnya Kuala Namu sebagai salah satu landmark wilayah ini

Judul Proyek

 Judul Perancangan : Kuala Namu Convention & Exhibition Centre  Judul Tema : Struktur Sebagai Elemen Estetis

Permasalahan

 Bagaimana memahami dan menerapkan tema yang berkaitan dengan teknologi bangunan, serta mewujudkannya pada bangunan melalui proses perancangan dan pendekatan sehingga dapat diterapkan pada desain.

 Bagaimana menciptakan bangunan yang sesuai dengan kondisi site dan nyaman bagi penghuni.  Bagaimana pembangunan ini dapat membantu perkembangan site menjadi wilayah berkembang.

Pengumpulan Data

Analisa

Konsep Desain

(6)

I.7 Sistematika Penulisan Laporan BAB 1 PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang, maksud dan tujuan perancangan, masalah

perancangan, pendekatan, lingkup / batasan, kerangka berfikir dan

sistematika penulisan laporan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Berisi tentang terminologi judul, lokasi site dan peraturan-peraturannya

tinjauan fungsi, dan elaborasi tema.

BAB 3 METODOLOGI

Bab ini merupakan uraian langkah-langkah kegiatan penelitian yang

akan di tempuh, penjelasan kerangka pendekatan, metode dan teknik

anlisis yang akan digunakan untuk menghasilkan desain/perancangan

bangunan.

BAB 4 ANALISA PERANCANGAN

Bab ini berisikan tentang analisa kondisi tapak perancangan, analisa

fungsional, analisa teknologi, analisa dan penerapan tema dan

kesimpulan.

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

Bab ini merupakan hasil analisis kompreshensif yang digunakan

sebagai alternatif pemecahan masalah perancangan.

BAB 6 PERANCANGAN ARSITEKTUR

Bab ini berisikan hasil rancangan, gambar hasil rancangan dan maket.

Referensi

Dokumen terkait

Fundamental, Penelitian Tim Pscasarjana, Hibah Bersaing, Disertasi Doktor), kedua penelitian dalam skim Konpetitif Nasional (MP3EI, Stranas, Unggulan Stanas, Hibah Kompetensi,

bahwa nilai ekonomis pada obyek retribusi pemakaian Kekayaan Daerah mengalami peningkatan sesuai dengan meningkatnya kebutuhan pembangunan, sehingga tarif retribusi

Memiliki prestasi akademik dan memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh masing-masing PTN;. Memiliki NISN dan terdaftar

Pemanfaatan sumber belajar akan memperkaya wawasan serta pengetahuan siswa dan dimaksudkan untuk memperoleh kemudahan dalam mendalami dan memahami pelajaran serta

(1) Terus menurunnya kondisi hutan di Indonesia; (2) Kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS); (3) Habitat ekosistem pesisir dan laut semakin rusak; (4) Citra

Agar kualitas air irigasi di Bendung Namu Sira-Sira dapat selalu terjaga, dikonstruksikan bangunan kantong lumpur setelah bangunan pengambilan.Untuk mengetahui

Tiga kepala sekolah macroscopic parameter yang menerangkan aliran lalu lintas adalah (1) volume atau bunga arus, (2) kecepatan, dan (3)

Agar kualitas air irigasi di Bendung Namu Sira-Sira dapat selalu terjaga, dikonstruksikan bangunan kantong lumpur setelah bangunan pengambilan.Untuk mengetahui