• Tidak ada hasil yang ditemukan

Medan Convention & Exhibition Center (Arsitektur Ekspresionisme)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Medan Convention & Exhibition Center (Arsitektur Ekspresionisme)"

Copied!
140
0
0

Teks penuh

(1)

MEDAN CONVENTION & EXHIBITION CENTER

(ARSITEKTUR EKSPRESIONISME)

LAPORAN PERANCANGAN

TKA 490 - TUGAS AKHIR

SEMESTER B TAHUN AJARAN 2012 / 2013

Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Arsitektur

Oleh

NURUL AUNI ISKANDAR

090406047

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

(2)

MEDAN CONVENTION & EXHIBITION CENTER

(ARSITEKTUR EKSPRESIONISME)

Oleh:

NURUL AUNI ISKANDAR

09 0406 047

Medan, Juli 2013

Disetujui Oleh :

Pembimbing I

Pembimbing II

Ketua Departemen Arsitektur

Ir. N. Vinky Rahman, MT.

NIP.

19660622 199702 1 001

Devin Defriza Harisdani S.T., M.T

NIP :

197508101998021001

Ir. Novrial M.Eng.

(3)

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK AKHIR

(SHP2A)

Nama

: Nurul Auni Iskandar

NIM

: 090406047

Judul Proyek Tugas Akhir

: Medan Convention & Exhibition Center

Tema

: Arsitektur Ekspresionisme

Rekapitulasi Nilai

:

A

B+

B

C+

C

D

E

Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan:

Medan, Juli 2013

Ketua Departemen Arsitektur

Koordinator TKA-490

Ir. N. Vinky Rahman, MT.

NIP. 196606221997021001

Ir. Basaria Talarosa, MT NIP. 196501091995012001

No

.

Status

Waktu

Pengumpulan

Laporan

Paraf

Pembimbing I

Paraf

Pembimbing II

Kordinator TKA – 490

1

Lulus Langsung

2

Lulus

Melengkapi

3

Perbaikan

Tanpa Sidang

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan

rahmat-Nya saya dapat mengerjakan dan menyelesaikan tugas akhir ini.

Tugas akhir ini mengambil judul Medan Convention & Exhibition Center. Tugas ini merupakan syarat wajib bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik.

Pada kesempatan ini dengan tulus dan kerendahan hati, saya menyampaikan rasa

hormat dan terima kasih serta penghargaan sebesar – besarnya kepada pembimbing tugas akhir saya Bapak Devin Defriza Harisdani S.T., M.T. dan Bapak Ir. Novrial M.Eng. serta

kepada para penguji Ibu Andalucia, S.T., M.Sc. dan Bapak Prof Ir H. Moehammad

Nawawiy Loebis M.Phil, Ph.D atas kesedian membimbing, memotivasi, memberi ilmu,

memberi masukan dan waktu beliau sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

Rasa hormat dan terima kasih yang sama juga saya tujukan kepada:

 Allah SWT, zat yang paling mulia, yang selalu membuka pintu rahmat dan pertolongan-Nya kepada saya hingga dapat menyelesaikan jenjang pendidikan ini.  Orang tua saya yang tercinta, Bapak Ir. Iskandar Anis dan Ibu Nikmah NST atas

segala doa, dukungan, kesabaran dan segala pengorbanannya selama ini.

 Adik-adik tersayangan, Farah Izaty Iskandar, Ulul Azmi Iskandar dan Fahmi Khusairi Iskandar yang memberikan dukungan dan bantuan kepada saya.

 Berserta pula semua Saudara - saudara dan Sepupu - sepupu terdekat yang memberikan doa, dukungan dan motivasi kepada saya.

 Bapak Ir. N. Vinky Rahman, M.T. sebagai Ketua Departemen Arsitektur dan Bapak Imam Faisal Pane, S.T., M.T. sebagai Sekretasis Departemen Arsitektur.

 Ibu Ir. Basaria Talarosa, M.T. selaku Koordinator Tugas Akhir, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

 Bapak dan Ibu dosen staff pengajar Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

 Semua teman 2009; Tomat, Pina, Uni, Adenamira, Yudis, Arep, Ussy, Keling, Wili, Mukhtar, Pikri, Biman dan yang lainnya teman angkatan 2009 tanpa terkecuali.  Teman - teman seperjuangan Studio Tugas Akhir, Departemen Arsitektur, Fakultas

(5)

 Dan khususnya pula teman – teman kelompok tugas akhir Shara, Nopi, Indra, Hapis, Lili, Nisa, Ipit, Ummi, dan Adip atas kesetiakawanan dan perjuangan bersama

sewaktu sidang.

 Sahabat terdekat saya Riski Oktavian, Siti Alawiyah Nst, Dyah Karunia Sari, Vicky Dhara Wahyuni dan Nina Nefiadana Chikita yang setia membantu, selalu ada dan

memberikan semangat dan motivasi kepada saya.

Kiranya Allah SWT memberikan dan melimpahkan rahmat dan anugerah-Nya bagi

mereka atas segala yang telah diperbuat untuk penulis.

Saya sungguh menyadari bahwa tugas akhir ini mungkin masih memiliki banyak

kekurangan. Maka dari itu saya membuka diri terhadap kritikan dan saran bagi

penyempurnaan tugas akhir ini agar dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu

pengetahuan khusunya di lingkungan Departemen Arsitektur USU.

Medan, Juli 2013

Hormat Saya

(6)

|

Medan Convention and Exhibition Center

iv

DAFTAR ISI

LEMBARAN PENGESAHAN

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK AKHIR ( SHP2A ) ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... x

ABSTRAK ... xi

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang………... 1

I.2. Maksud dan Tujuan……….. 4

I.3. Masalah Perancangan ……… 4

I.4. Metode Pendekatan………. 5

I.5. Lingkupan dan Batasan Proyek ……… 5

I.6. Asumsi – asumsi ………. 6

I.7. Kerangka Berpikir ………...………. 7

I.8. Sistematika Penulisan ……… 8

BAB II USULAN PROJEK II.1. Terminologi Judul ……….……… 9

II.2. Tinjauan Proyek ………..……….. 11

II.2.1. Deskripsi Proyek ………..….. 11

II.2.2. Lokasi ……….. 11

II.2.2.a. Tinjauan Pemilihan dikota Medan ……… 11

II.2.2.b. Kriteria Pemilihan Lokasi ………... 12

II.2.2.c. Kriteria Pemilihan Tapak ……… 16

II.3. Tinjauan fungsi ………. 18

II.3.1. Deskripsi Pengguna dan Kegiatan ……….. 18

II.3.1.a. Segmen Pengguna ……….. 19

II.3.1.b. Kegiatan Umum ……… 20

II.3.1.c. Kegiatan Pendukung ……… 22

(7)

|

Medan Convention and Exhibition Center

v

II.3.1.e. Plaza ……… 23

II.3.2. Deskripsi Pelaku ………. 23

II.3.3. Deskripsi Pengguna Bangunan ……… 24

II.3.4. Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang ………. 24

II.4. Studi Banding Arsitektur Fungsi Sejenis ……….. 26

1) Monona Terrace Convention Center Madison, Wisconsin ……….. 26

2) Jakarta Convention Center (JCC) ………. 28

3) Tiara Convention Center ……… 31

BAB III ELABORASI TEMA III.1. Latar Belakang Pemilihan Tema ……… 32

III.2. Pengertian Tema ……….. 32

III.2.1. Pengertian Arsitektur ………... 32

III.2.2. Pengertian Ekspresionisme ……… 33

III.2.3. Perkembangan Aliran ekspresionisme ………. 33

III.2.4. Karakteristik Ekspresionisme ………. 35

III.2.5. Karakteristik Ekspresionisme dalam Karya ………. 36

III.2.6. Ekspresionisme Secara Umum ……….. 37

III.3. Intrepretasi Tema ……….. 38

III.4. Studi Banding Tema Sejenis ……….. 39

1) The Guggenheim Museum Bilbao, Spain ……… 39

2) Sydney Opera House ……….. 40

3) Einstein Tower By Erich Mendelson ………. 41

BAB IV ANALISA IV.1. Analisa Fisik ………. 42

IV.1.1. Analisa Lokasi ………. 42

IV.1.2. Analisa Tata Guna Lahan ………... 44

IV.1.2.1. Tinjauan Berdasarkan Fungsi Tata Guna Lahan ……… 45

1) Permukiman ………. 45

2) Komersil ……….... 45

3) Perkantoran ……….. 47

4) Fasilitas Umum ……… 48

IV.1.3. Analisa Skyline………... 49

(8)

|

Medan Convention and Exhibition Center

vi

IV.1.5. Analisa Pencapaian ……….. 51

IV.1.6. Analisa Vegetasi ………. 52

IV.1.7. Analisa Teknologi ………... 53

IV.1.8. Analisa Utilitas ……….... 55

IV.1.9. Analisa View ………... 61

IV.1.10. Analisa Matahari ……….…. 62

IV.1.11. Analisa Kebisingan ……….……... 63

IV.2. Analisa Non-Fisik ……….…....…… 63

IV.2.1. Analisa Pengguna ……….. 63

a. Analisa Sirkulasi Pengunjung ……… 63

b. Analisa Sirkulasi Penyelenggara dan peserta pameran ………...…... 64

c. Analisa Sirkulasi Pengelola ………... 64

d. Analisa Sirkulasi Servis ……….. 65

IV.2.2. Analisa Kebutuhan Ruang Berdasarkan Jenis Kegiatan ……….. 65

IV.2.3. Karakteristik Ruang ……….. 71

IV.2.4. Program Ruang ………. 73

BAB V KONSEP V.1 Konsep Perancangan Tapak ………... 79

V.2 Konsep Perancangan Entrance ……….. 80

V.3 Konsep Vegetasi ……… 81

V.4 Konsep Perancangan Bangunan ………... 82

V.5 Konsep Utilitas Bangunan ……… 85

V.5.1. Air Bersih ………. 85

V.5.2. Air Kotor ………... 85

V.5.3. Sistem Pembuangan Sampah ………. 86

V.5.4. Sistem Kelistrikan ………..……. 86

(9)

|

Medan Convention and Exhibition Center

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Diagram Kerangka Berpikir ………. 7

Gambar 2.1 Peta Pembagian Wilayah Medan ………. 14

Gambar 2.2 Peta site alternative 1 ………. 15

Gambar 2.3 Peta site alternative 2 ………. 16

Gambar 2.4. Monona Terrace Convention Center Madison ……….. 26

Gambar 2.5 Denah Jakarta Convention Center ………... 28

Gambar 2.6 Interior Jakarta Convention Center ………..…… 29

Gambar 2.7 Layout Ruang Pameran JCC ……… 30

Gambar 2.8 Suasana Pameran (Exibition) JCC ……….. 30

Gambar 2.9 Tiara Convention Center ……… 31

Gambar 2.10 Balai Raya ……….. 31

Gambar 3.1 The Guggenheim Bilbao ……… 39

Gambar 3.2 Sydney Opera House Exterior ………..…... 40

Gambar 3.3 Sydney Opera House ………...…. 40

Gambar 3.4. Einstein Tower Exterior ……….…… 41

Gambar 3.6 Sketsa Einstain Tower ……….. 41

Gambar 4.1 Analisa lokasi site ……… 42

Gambar 4.2 Analisa Tata guna Lahan ………... 44

Gambar 4.3 Bangunan Komersil ……… 46

Gambar 4.4 Bangunan Perkantoran ……….. 47

Gambar 4.5 Analisa Skyline ………...………. 48

Gambar 4.6 Skyline ……… 48

Gambar 4.7 Analisa Sirkulasi ………..…. 49

Gambar 4.8 Analisa Pencapaian ……… 50

Gambar 4.9 Pedestrian yang berada pada site ……… 51

Gambar 4.10. Analisa Vegetasi ……….…….. 52

Gambar 4.11. Analisa View ke luar ………. 61

Gambar 4.12. View sekitar site ……….….….. 61

Gambar 4.13. Analisa View ke Dalam ……….…...… 62

Gambar 4.14. Analisa Matahari ……….……..… 62

Gambar 4.15. Analisa Kebisingan ………..…… 63

Gambar 5.1 Konsep Perancangan Tapak ………..….. 79

(10)

|

Medan Convention and Exhibition Center

viii

Gambar 5.3 Konsep Vegetasi Pada Site ……….. 81

Gambar 5.4 Konsep Bentukkan Massa 1 ………..……….. 83

Gambar 5.5 Konsep Bentukkan Massa 2 ………..….. 83

Gambar 5.6 Konsep Bentukkan Massa 3 ………..….. 83

Gambar 5.7 Konsep Bentukkan Massa Akhir ………..…… 83

Gambar 5.8 Konsep Akhir ………..…. 84

Gambar 5.9 Massa Keseluruhan Bangunan………..….. 84

Gambar 5.10 Stainless steel yang terdapat pada framefasade ………... 85

Gambar 5.11 Kaca mati ………... 85

Gambar 5.12 Titanium ……….. 85

Gambar 5.13 Diagram Skema Distribusi Air ………..….. 86

Gambar 5.14 Diagram Skema Pembuangan Air Kotor ………. 86

Gambar 5.12 Diagram Skema Pembuangan Sampah ………..………. 87

(11)

|

Medan Convention and Exhibition Center

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tingginya masyarakat kota Medan yang mengikuti kegiatan

sosial kemasyarakatan ……….….. 2

Tabel 1.2. Tingkat pernikahan, talak dan cerai 2007 – 2011……….. 3

Tabel 2.1. RUTRK Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Medan ……… 12

Tabel 2.2 Kriteria dalam pemilihan lokasi ……….. 14

Tabel 2.3. Kriteria Pemilihan Tapak ……….... 16

Tabel 3.1. Karakteristik Ekspresionisme ……….… 36

Tabel 4.1. Perbedaan penghawaan alami dan buatan ………...…… 57

Tabel 4.2. Perbedaan Pencahayaan Alami dan Buatan ………..….. 58

Tabel 4.3. Analisa Kebutuhan Ruang Berdasarkan Jenis Kegiatan ……….... 65

Tabel 4.4 Karakteristik Ruang ……….. 71

(12)

Abstract

Medan is one of the third largest city in Indonesia, which is currently being developed, and a city with lots of activities. In the city of Medan has a high investment opportunities for a convention, because of its strategic position in Southeast Asia and also supported by the facility and the potential for tourism in North Sumatra, Medan city has the potential for industrial MICE (Meeting, Incentive, Conference, Exhibition). The construction of Medan Convention & Exhibition Center will help the needs of the city of Medan and surrounding areas with a multipurpose building. In the construction of convention prioritize how to create a facility that accommodate activities such as distributing existing activities, exhibiting, and inform. The construction of a convention destination in order to create a facility as a means of meeting activities, exhibitions, receptions, holiday celebrations, and more. And also to increase the potential of the city of Medan, North Sumatra in particular and the city in general as a business to improve cooperation with other countries. Medan Convention and Exhibition Center are designed with the theme of expressionism in order to display the shape of the building that can communicate feelings and emotions that are created on the functionality, so that the building can be more varied formations and have a strong appeal.

Keyword : Convention, Exhibition, Architecture Expressionism

Abstrak

Medan sebagai salah satu kota terbesar ketiga di Indonesia yang saat ini sedang berkembang, menjadikannya sebagai kota dengan segudang kegiatan. Di kota Medan memiliki peluang investasi yang tinggi untuk sebuah convention, karena posisi yang strategis di Asia Tenggara dan didukung pula dengan fasilitas dan potensi wisata di Sumatera Utara, kota Medan sangat berpotensial untuk industri MICE (Meeting, Incentive, Conference, Exhibition). Maka pembangunan Medan Convention & Exhibition Center akan sangat membantu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kota Medan dan sekitarnya dengan adanya bangunan yang serbaguna. Dalam pembangunan convention mengutamakan bagaimana menciptakan suatu sarana yang dapat mewadahi aktivitas dalamnya seperti menyalurkan kegiatan yang ada, memamerkan, dan menginformasikan. Tujuan dibangunnya sebuah convention agar menciptakan sebuah fasilitas sebagai sarana untuk kegiatan-kegiatan pertemuan, pameran, resepsi, perayaan hari besar, dan lainnya. Dan juga untuk meningkatkan potensi kota Medan khususnya dan Provinsi Sumatera Utara umumnya sebagai kota bisnis sehingga dapat meningkatkan kerjasama dengan negara lain. Medan Convention & Exhibition Center dirancang dengan tema ekspresionisme agar dapat menampilkan bentuk bangunan yang dapat mengkomunikasikan perasaan dan emosi yang tercipta pada fungsi tersebut sehingga bentukan bangunan dapat lebih bervariasi dan memiliki daya tarik yang kuat.

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Pada masa sekarang ini penyebaran dan pertukaran informasi maupun hal-hal baru

beserta masalah-masalah yang sifatnya universal terhadap kepentingan manusia selain melalui media massa, dapat juga dilaksanakan melalui pertemuan dan konvensi baik bersifat

internasional, nasional, maupun regional. Dalam lingkup yang lebih kecil dapat juga

dilaksanakan seperti pada perusahaan, kantor pemerintah, dan lain sebagainya.

Penyelenggaraan pertemuan atau konvensi diharapkan dapat menjadi dinamisator bagi

perkembangan industri ekonomi yang berkaitan dengan kegiatan seperti pariwisata, hiburan,

transportasi, dan sebagainya. Dari konteks hubungan diatas, dapat dilihat bahwa kegiatan

konvensi merupakan perpaduan antara kegiatan bisnis (Meeting, Congresses) dan rekreasi. Kota Medan merupakan bagian dari Provinsi Sumatera Utara yang merupakan bagian

dari wilayah Indonesia, dan selanjutnya Indonesia merupakan bagian dari sistem dunia.

Seberapapun besarnya peranan kota Medan di dalam wilayah itu perlu diketahui sebagai dasar

untuk menyiapkan tujuan dan sasaran pengembangan daerah serta langkah-langkah untuk

mencapainya. Medan sebagai salah satu kota terbesar ketiga di Indonesia, yang saat ini

sedang berkembang, menjadikannya sebagai kota dengan segudang kegiatan, mulai dari yang

bertaraf lokal hingga internasional. Dan diketahui pula bahwa Medan memiliki peluang investasi

yang tinggi untuk sebuah convention center, karena posisi yang strategis di Asia Tenggara dan didukung pula dengan fasilitas dan potensi wisata di Sumatera Utara, kota Medan sangat

berpotensial untuk industri MICE (Meeting, Incentive, Conference, Exhibition).1

Kota Medan juga merupakan pusat pemerintahan, industri, perdagangan, bahkan

sebagai pusat bisnis di Sumatera Utara. Pada data yang terdapat dari Badan Pusat Statistik

(BPS), Propinsi Sumatera Utara, Sumatera Utara memiliki tingkat pertumbuhan sekitar 2.33 %

per tahun dan pertumbuhan ekonomi sekitar 14.7 % pertahun. Tentu semua ini berpengaruh

terhadap perkembangan sektor perdagangan, industri, hiburan, dan pendidikan. Dari data

tersebut dapat diperoleh bahwa di kota Medan membutuhkan sarana yang mendukung untuk

penyelenggaraan suatu pertemuan (konvensi), suatu pameran (exhibition), suatu acara (ceremony) dan lainnya.

(14)

Di kota Medan memang sudah memiliki beberapa Convention Hall/ Center. Akan tetapi dengan perkembangan yang ada, maka kegiatan penyewaan gedung di kota Medan semakin

meningkat dan Medan masih memerlukan sebuah Convention Center untuk menampung pesatnya masyarakat yang membutuhkan Convention Center.

Masyarakat yang mengikuti kegiatan memerlukan fasilitas yang dapat menampung

kegiatan mereka. Tingkat masyarakat yang mengikuti sebuah kegiatan sosial tersebut cukup

pesat. Dapat dilihat dari tabel tingginya masyarakat kota Medan sering mengikuti kegiatan

sosial kemasyarakatan.

Tabel 1.1 Tingginya masyarakat kota Medan yang mengikuti kegiatan sosial kemasyarakatan

Sumber : BPS, Susenas

Tipe Daerah/ jenis kelamin Ke agamaan Ke wanitaan Ke pemudaan

Olah raga Keseni an

Arisan Sosial Kemati an

Lain nya

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Perkotaan: Laki – laki Perempuan

L + P

48,3 50,4 49,3 0,5 14,5 7,5 9,8 3,5 6,7 14,4 6,0 10,2 1,6 1,4 1,5 11,1 28,1 19,6 26,4 22,2 24,3 33,2 29,1 31,2 10,1 8,5 9,3 Pedesaan: Laki-laki Perempuan

L + P

54,5 55,2 54,9 0,6 14,4 7,5 10,8 3,0 6,9 12,4 3,9 8,2 1,7 1,5 1,6 11,4 23,7 17,5 26,7 21,8 24,2 41,7 36,7 39,2 12,7 11,2 12,0 K + D :

Laki-laki Perempuan

L + P

51,8 53,1 52,4 0,6 14,4 7,5 10,4 3,2 6,8 13,2 4,8 9,0 1,7 1,4 1,5 11,3 25,7 18,5 26,5 22,0 24,3 38,0 33,4 35,7 11,6 10,0 10,8

Pada tabel 1.1 disajikan berbagai jenis kegiatan sosial kemasyarakatan yang

berkembang di Indonesia dan biasa diikuti oleh penduduk berumur 10 tahun keatas. Secara

umum, tiga jenis kegiatan sosial kemasyarakatan yang paling banyak diminati penduduk

berturut-turut adalah kegiatan keagamaan (52,4 %), kematian (35,7 %) dan sosial (24,3%). Di

sisi lain, kegiatan sosial yang paling kurang diminati penduduk berturut – turut adalah kegiatan kesenian (1,5%), kepemudaan (6,8%) dan kewanitaan (7,5%). Perbedaan jenis kelamin juga

mempengaruhi pemilihan jenis kegiatan sosial kemasyarakatan yang di ikuti penduduk laki-laki

dan perempuan. Kegiatan organisasi kewanitaan dan arisan lebih banyak diikuti oleh penduduk

perempuan. Sementara jenis organisasi kepemudaan, olahraga, sosial, kematial dan lainnya

lebih banyak dinikmati penduduk laki-laki. Dan sisanya berupa kegiatan keagamaan dan

kesenian tampak sama-sama dinikmati baik penduduk perempuan maupun laki-laki.

Kegiatan penyewaan gedung yang meningkat dapat dilihat pula dari tingkat pernikahan

yang ada di kota Medan. Berikut merupakan data yang diambil dari Medan dalam Angka, yaitu

(15)

Tabel 1.2. Tingkat pernikahan, talak dan cerai 2007 - 2011

*data tidak tersedia

Sumber : Departemen Agama Kota Medan Source : Religious Departement of Medan City

Pada table 1.2 dapat dilihat tingkat pernikahan yang terjadi di kota medan dan

sekitarnya dan dari data tersebut dapat menyatakan bahwa masyarakat masih membutuhkan

gedung yang menfasilitasi.

Dan juga dari hasil penelitian yang telah dilakukan, masyarakat kota Medan sebanyak

68 % menyatakan masih membutuhkan sebuah convention yang memiliki kapasitas tinggi. Responden juga mengatakan penyewaan gedung membutuhkan kapasitas tinggi agar dapat

menampung jumlah undangan yang diinginkan. Rata-rata dari responden menyatakan

mengadakan acara di gedung dengan tamu undangan sebanyak ±1000 orang dan data

(16)

Medan memiliki Convention Hall dengan kapasitas 2000 org, akan tetapi hanya 4 buah.

Convention Hall tersebut yaitu : 1) Santika Hotel & Convention

2) Medan International Convention Center

3) Tiara Convention Center

4) Hermes

Akan tetapi dari hasil penelitian yang dilakukan, keempat convention hall tersebut hampir setiap

saat penuh dengan pesanan (full booking). Sehingga membuat responden yang ingin memesan ruang gedung harus menunggu dengan waktu yang lama. Maka di kota Medan membutuhkan

convention center yang dapat menampung dengan kapasitas yang tinggi.

Di kota Medan, diharapkan bangunan Convention ini nantinya akan dapat memfasilitasi kegiatan yang bersifat pertunjukan dan berkumpul di kota Medan. Berkaitan dengan pelaku

sektor ekonomi, bangunan ini nantinya menjadi sarana bersosialisasi antar pelaku bisnis untuk

bertukar informasi atau mengambil kebijakan melalui konvensi dan merupakan sarana efektif

untuk mempromosikan produk-produknya. Sehingga terjadi penyatuan antara kegiatan

konvensi yang membutuhkan kenyamanan dan privasi yang tinggi dengan kegiatan eksebisi

yang bersifat publik.

Dan juga dengan pembangunan Medan Convention and Exhibition Center yang berskala internasional, maka akan memberikan kesempatan bagi kita untuk meningkatkan

kualitas dan kuantitas pembangunan sarana kebutuhan masyarakat serta kinerja perekonomian

kita dengan negara lain.

Pembangunan Medan Convention & Exhibition Center ini akan sangat membantu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kota Medan dan sekitarnya akan adanya bangunan yang

serbaguna. Dan karena bangunan ini bertaraf internasional, maka akan sangat terbuka dalam

memenuhi kebutuhan akan bangunan untuk kegiatan yang berskala internasional. Dengan

demikian, hal ini juga akan menambah kepercayaan internasional untuk datang ke kota Medan,

dan selanjutnya akan berpengaruh terhadap peningkatan investasi ke Sumatera Utara pada

khususnya dan Indonesia pada umumnya. Karena diketahui pula bahwa Medan memiliki

peluang investasi yang tinggi untuk sebuah convention center, karena posisi yang strategis di

Asia Tenggara dan didukung pula dengan fasilitas dan potensi wisata di Sumatera Utara, kota

Medan sangat berpotensial untuk industri MICE (Meeting, Incentive, Conference, Exhibition).2

(17)

I.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari proyek ini yaitu :

 Menciptakan sebuah fasilitas sebagai sarana untuk kegiatan-kegiatan pertemuan, pameran, resepsi, perayaan hari besar, dll. Dan memiliki fasilitas pendukung agar

aktifitas dibangunan tetap hidup.

 Untuk meningkatkan potensi Medan khususnya dan Provinsi Sumatera Utara umumnya sebagai kota bisnis sehingga dapat meningkatkan kerjasama dengan negara lain.

I.3. Masalah Perancangan

Beberapa masalah yang dihadapi dalam perancangan Convention Center ini adalah :  Bagaimana menerapkan prinsip-prinsip tema yang diambil untuk diterapkan

dalam desain bangunan.

 Bagaimana memberikan konsep yang tepat pada bangunan sehingga sesuai dengan lingkungan sekitarnya.

 Bagaimana menciptakan suatu sarana yang dapat mewadahi aktivitas dalamnya seperti menyalurkan kegiatan yang ada, memamerkan, dan menginformasikan.

I.4. Metode Pendekatan

Metode pendekatan yang dilakukan dalam merancang sebuah Convention, yaitu :

 Studi Literatur

o Mempelajari pemahaman mengenai pengertian dan teknis perancangan dan

mencari contoh-contoh kasus sejenis.

o Melakukan pencarian data yang bersifat teoritis, seperti standar dan karakteristik

kasus perancangan untuk kemudian dipakai sebagai acuan dalam perancangan.  Studi Lapangan

o Melakukan analisis terhadap kondisi dan potensi tapak.

o Melakukan analisis terhadap kondisi lingkungan sekitar tapak.

 Studi Banding

o Membuat analisis terhadap hasil studi banding denga cara mempelajari

karakteristik dari masing-masing fasilitas segai bahan perbandingan untuk

(18)

I.5. Lingkupan dan Batasan Proyek

Adapun batasan perencanaan proyek ini adalah bangunan sebagai wadah kegiatan

konvensi, eksebisi, resepsi, hiburan dan pertemuan.

Lingkup perencanaannya adalah perancangan sarana sebagai tempat pertemuan,

hiburan dan pameran yang hanya mencakup kegiatan pameran (exhibition), pertemuan (konvensi), acara (ceremony), resepsi, pertunjukkan, galeri seni, hiburan dan lainnya. Bangunan ini dirancang dengan menggunakan unsur–unsur perancangan arsitektur antara lain aspek fisik dan perancangan kasus proyek bangunan, yang menyangkut lingkungan tapak,

massa bangunan, pembentukkan ruang, dan arus sirkulasi dalam dan luar bangunan pada

lokasi tapak perancangan bangunan selanjutnya, sehingga dapat menciptakan suatu bentuk

bangunan yang indah, memiliki daya tarik bagi masyarakat dan terutama dapat menghasilkan

banyak keuntungan.

I.6. Asumsi – Asumsi

Proyek pada judul ini bersifat fiktif, maka asumsi-asumsi yang diperlukan untuk

mendukung proses perencanaan dan proses perancangan antara lain:

 Kepemilikan bangunan diasumsikan sebagai milik perusahaan swasta.

 Kegiatan penyewaan gedung konvensi di Medan dalam kurun waktu lima tahun terakhir semakin meningkat.

 Diketahui bahwa Medan memiliki peluang investasi yang tinggi untuk sebuah convention center, karena posisi yang strategis di Asia Tenggara, kota Medan sangat berpotensial.

(19)

I.7. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan sebuah pemahaman yang melandasi

pemahamanpemahaman yang lainnya. Berik ut ini merupak an k erangka berpik ir dari pem

-bahasan sebelumnya.

Latar Belakang

Kebutuhan akan satu pusat konvensi

• Yang mana merupakan salah satu tempat/sarana

pertemuan, pameran, ceremony, pertunjukan

hiburan dan lainnya.

Kegiatan penyewaan gedung konvensi di Medan yang semakin meningkat

Tujuan

Memfasilitasi kegiatan pertemuan, pameran

pertunjukan-pertunjukan, dan lainnya yang mana membutuhkan ruangan

yang dapat menampung banyak orang yang ada di kota Medan.

Salah satu sarana hiburan dikota Medan dengan adanya fasilitas

untuk pertunjukkan dan akan meningkatkan pendapatan daerah.

Permasalahan

Bagaimana menentukan kebutuhan akan ruang untuk diwujudkan dalam

perancangan.

Bagaimana memberikan konsep yang tepat pada bangunan sehingga sesuai

dengan lingkungan sekitarnya

Menciptakan hubungan yang baik antar fasilitas yang ada di dalamnya

Pegumpulan data

• Studi literatur

• Studi lapangan

• Studi banding

Analisa

Lokasi (masalah, potensi, tanggapan)

• Kebutuhan

Konsep

• Bangunan

• Tapak

DESAIN

(20)

I.8. Sistematika Penulisan Laporan

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang kajian latar belakang, tujuan dan manfaat, batasan permasalahan, metoda

pendekatan perancangan, lingkup dan batasan proyek, kerangka berfikir dan sistematika

penulisan laporan.

BAB II DESKRIPSI PROYEK

Berisi tentang pengertian Tinjauan Umum, pengertian secara umum, secara khusus, faktor

pendukung proyek secara umum, deskripsi proyek, tinjauaan lokasi proyek, serta studi banding

proyek sejenis.

BAB III ELABORASI TEMA

Berisi tentang kajian mengenai pengertian, interpretasi, dan keterkaitan tema dengan judul

serta studi banding terhadap bangunan-bangunan yang menerapkan tema yang sejenis.

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

Berisi tentang kajian analisis terhadap lokasi tapak perancangan, masalah, potensi, prospek

dan kondisi lingkungan, pemakai dan aktivitasnya. Juga berisi tentang dasar-dasar

pemrograman fasilitas yang direncanakan, meliputi kebutuhan ruang, besaran dan persyaratan

ruang, dan hubungan antar ruang, dan utilitas.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Berisi tentang konsep gubahan massa, konsep tema, serta penzoningan baik luar maupun

dalam.

DAFTAR PUSTAKA

Berisi daftar pustaka yang digunakan sebagai literatur selama proses perencanaan dan

(21)

BAB II

DESKRIPSI PROYEK

Pada deskripsi proyek Medan Convention & Exhibition Center memiliki beberapa tinjauan yaitu meliputi terminologi judul, tinjauan proyek dan tinjauan fungsi.

II.1. Terminologi Judul

Kasus proyek yang akan direncanakan adalah “Medan Convention & Exhibition Center”, dilihat dari judul maka mengandung pengertian, yaitu :

Medanadalah salah satu nama kota terbesar ke-3 di Indonesia yang merupakan ibukota

provinsi Sumatera Utara yang berada di Pulau Sumatera.

Convention merupakan:

 Kongres, konferensi atau konvensi merupakan suatu kegiatan berupa pertemuan sekelompok orang (negarawan, usahawan, cendekiawan dan sebagainya) untuk

membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan kepentingan bersama.  Di dalam Bahasa Indonesia, konvensi adalah permufakatan atau kesepakatan,

perjanjian antar negara-negara atau pemerintah, perjanjian tokoh-tokoh

masyarakat ataupun partai politik dengan tujuan khusus.

 Convention juga merupakan pertemuan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang mempunyai beberapa masalah yang sama, atau untuk tukar menukar

informasi, gagasan, pemikiran yang menarik, dan biasanya memiliki tema khusus

dan diikuti dengan kegiatan pameran. Kelompok tersebut biasanya terdiri dari 10

orang atau lebih. 1

Exhibition merupakan:

 Merupakan salah satu cara atau media penyebaran informasi, perkenalan sekaligus pemasaran suatu produk, baik bentuk gagasan maupun barang.

 Suatu kegiatan untuk menyebarluaskan informasi dan promosi yang ada hubungannya dengan penyelenggaraan konvensi atau yang ada kaitannya

dengan pariwisata 2

1

http://en.wikipedia.org/wiki/Convention_center 16 Februari 2013, 09:02 am 2

(22)

Center merupakan:

 Pusat, sentral, bagian yang paling penting dari sebuah kegiatan atau organisasi.  Dalam bahasa Inggris, Center berarti pusat atau bagian yang di tengah,

terpusat/tertuju. Sedangkan dalam bahasa Indonesia, berarti pokok pangkal atau

yang menjadi tumpuan, semuanya diarahkan atau dikumpulkan di/pada dan

kepada.

 Suatu tempat dimana sesuatu yang menarik aktifitas atau fungsi terkumpul atau terkonsentrasi.

Berdasarkan dari uraian di atas, maka dapat diambil suatu pengertian bahwa Medan Convention and Exhibition Center merupakan sebuah pusat kegiatan yang biasanya dilakukan oleh sebuah komunitas ataupun organisasi yang berada di salah satu bagian di kota Medan

yang merupakan pusat berkumpulnya sekelompok orang untuk mengadakan suatu acara

(ceremony), pertemuan (konvensi), pameran (exhibition) dan juga pertunjukkan dengan memiliki fasilitas lainnya yaitu galeri seni (art gallery) dan kedai kopi (coffee shop) yang

berfungsi mendukung keseluruhan aktifitas agar aktifitas yang terdapat di Medan Convention and Exhibition Center hidup dan tetap ada.

Medan Convention and Exhibition Center merupakan bangunan komersial dengan fungsi utama sebuah ruang serbaguna yang sifat pemakaiannya insidental, artinya kegiatan

yang dapat diwadahi tidak secara rutin diselenggarakan. Bangunan ini berfungsi sebagai

tempat penyelenggaraan berbagai jenis kegiatan, seperti konvensi, pameran,

pertemuan-pertemuan berskala besar (konferensi) dan pertemuan-pertemuan berskala kecil (seminar, workshop, dan rapat perusahaan sebagai fokus utama). Selain itu, bangunan ini dapat dipergunakan untuk

resepsi pernikahan, acara wisuda, kegiatan pertunjukan seperti konser musik (teater) dan

berbagai jenis kegiatan lainnya. Kegiatan pertemuan atau conference yang akan ditampung adalah kegiatan komunikasi dalam tingkat perorangan (personal level), yang memberikan kesempatan kepada individu untuk bertukar gagasan dan pandangan.

(23)

II.2. Tinjauan Proyek

Tinjauan Proyek yaitu meliputi deskripsi proyek, lokasi proyek, tinjauan pemilihan di kota

Medan dan kriteria pemilihan lokasi proyek.

II.2.1. Deskripsi Proyek

Proyek ini berjudul Medan Convention & Exhibition Center yang merupakan proyek dengan fungsi sebagai pusat untuk menyelenggarakan suatu pertemuan formal dan informal,

perayaan ataupun selebrasi, pertunjukkan dan juga pameran ataupun exhibition dan terdapat pula galeri seni didalamnya, ditambah fasilitas yaitu galeri seni dan coffee shop yang ada untuk menghidupkan kegiatan aktifitasnya.

Pada proyek Medan Convention & Exhibition Center ini merupakan suatu bangunan yang nantinya bertujuan untuk melayani masyarakat karena berdasarkan fungsi aktifitas di

dalamnya merupakan aktifitas komersil dan selebrasi.

II.2.2. Lokasi

Pemilihan lokasi yang tepat bagi Medan Convention & Exhibition Center merupakan salah satu faktor penunjang dari berhasilnya satu pusat konvensi dalam mempromosikan

kegiatan yang ada di dalamnya yang dapat berdampak pada jumlah pengunjung pusat konvensi

tersebut nantinya. Kriteria pemilihan didasarkan oleh beberapa hal antara lain :

II.2.2.a. Tinjauan Pemilihan di Kota Medan

Pemilihan lokasi di kota Medan untuk Medan Convention & Exhibition Center, adalah :

Medan merupakan kota menuju metropolitan, kota terbesar ke-3 di Indonesia dan ibukota Propinsi Sumatera Utara, sehingga menjadikannya pusat kegiatan di

Sumatera Utara.

 Adanya transportasi darat yang baik menuju kota Medan.

 Adanya fasilitas bandara taraf internasional sehingga menyebabkan seiringnya dikunjungi wisatawan mancanegara.

(24)

II.2.2.b. Kriteria Pemilihan Lokasi Proyek

Kriteria pemilihan lokasi untuk Medan Convention & Exhibition Center ini meliputi faktor– faktor yaitu : Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK), lingkungan dan jarak ke pusat

kota.

1. Rencana Umum Tata Ruang Kota ( RUTRK ) Medan.

Berdasarkan RUTRK, wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Medan ditetapkan menjadi

5 wilayah Pengembangan Pembangunan (WPP), yaitu :

Tabel 2.1. RUTRK Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Medan

Wilayah

Pembangunan

Cakupan Wilayah adm.

Kecamatan

Pusat

Pengembangan

Kegiatan Utama

WPP A Kec. Medan Belawan

Kec. Medan Marelan

Kec. Medan Labuhan

Belawan - Pelabuhan

- Industri

- Pergudangan

- Pelabuhan

- Perumahan

- Konservasi

WPP B Kec. Medan Deli Tanjung Mulia - Perumahan

- Perdangangan

- Perkebunan

WPP C Kec. Medan Timur

Kec. Medan Perjuangan

Kec. Medan Area

Kec. Medan Denai

Kec. Medan Amplas

Aksara

- Perumahan

- Industri

- Terminal

barang/Pergudangan

- Orientasi Konsumen

WPP D Kec. Medan Baru

Kec. Medan Maimoon

Kec. Medan Polonia

Kec. Medan Kota

Kec. Medan Johor

Inti Kota - Pusat Bisnis (CBD)

- Pusat Pemerintahan

- Perumahan

- Hutan Kota

(25)

WPP E Kec. Medan Barat

Kec. Medan Petisah

Kec. Medan Sunggal

Kec. Medan Helvetia

Kec. Medan Tuntungan

Kec. Medan Selayang

Sei Sikambing

- Perumahan

- Perdagangan

- Perkantoran

- Lapangan Golf

- Hutan Kota

2. Lingkungan

Berada pada lokasi yang strategis, representatif dan cocok untuk fungsi pendukung

skala kota. Lingkungan yang kondusif, seperti keamanan dan kenyamanan, sangat

mendukung kegiatan di dalam dan luar gedung konvensi yang akan dirancang. Lokasi site

memiliki jalan yang berskala besar, maka tidak akan menghambat lalu lintas yang dikarenakan

oleh gedung konvensi ini.

3. Jarak ke pusat kota

Fungsi bangunan adalah sebagai pusat konvensi, pameran, ceremony, resepsi dan pertunjukkan, dimana pengunjung yang datang memiliki tujuan untuk menghadiri atau

menyelenggarakan sebuah acara yang diadakan di sebuah convention. Dengan keberadaan bangunan Medan Convention & Exhibition Center dekat dengan pusat kota, maka akses

(26)

Terdapat beberapa kriteria dalam pemilihan lokasi mengingat fungsi bangunan yang

dirancang merupakan bangunan fasilitas hiburan yang bersifat publik dan berskala kota.

Berikut ini Tabel 2.2 kriteria dalam pemilihan lokasi:

No. Kriteria Lokasi

1.

Tinjauan terhadap struktur kota

Berada di kawasan sub urban yang merupakan daerah pengembangan perdagangan dan rekreasi.

Berada di dekat jalan besar.

2.

Pencapaian Dapat diakses dari seluruh penjuru kota, baik angkutan umum maupun pribadi.

3.

Area pelayanan Lingkungan sekitar merupakan fungsi-fungsi yang dapat saling mendukung dengan bangunan yang direncanakan atau di sekitar pemukiman yang belum ada fasilitas hiburannya.

4.

Peraturan Tanah milik pemerintah atau pribadi. Nilai lahan cukup WPP A Merupakan Kawasan Pelabuhan, industri, pergudangan dan permukiman Gambar 2.1 Peta Pembagian Wilayah Medan Sumber: Hasil Olah Data Primer
(27)

tinggi untuk daerah komersil. Untuk pengembangan kawasan permukiman, perdagangan dan rekreasi , WPP D atau WPP E

KDB bangunan 60% KLB bangunan 4-6 lantai

Penentuan Lokasi dan Tapak

Berdasarkan kriteria pemilihan di atas, maka diputuskan untuk memilih dua alternatif

tapak di kota Medan yang cocok untuk proyek Convention Center. Alternatif tersebut akan dianalisa dan kemudian dipilih tapak yang paling sesuai.

Lokasi tapak yang terpilih adalah :

• Peta Alternatif Lokasi 1 : Jl. Ring Road

Data Lokasi :

• Jl . Ring Road

• Kecamatan Medan - Sunggal

• Luas Site ± 3,2 Ha

(28)

• Peta Alternatif Lokasi 2 : Jl. Jend. Gatot Subroto

Data Lokasi :

• Jl. Jend. Gatot Subroto

• Kecamatan Medan - Sunggal

• Luas Site ± 4,02 Ha

II.2.2.c. Kriteria Pemilihan Tapak

Berikut ini merupakan tabel dari kriteria pemilihan tapak antara dua alternative tapak yang ada.

Tabel 2.3. Kriteria Pemilihan Tapak

Parameter Kriteria Lokasi

Jl. Jend Gatot Subroto Jl. Ring Road Setia Budi

Medan

Struktur

kota

Sesuai dengan

RUTRK

Pusat kegiatan

perdagangan/ bisnis,

pusat pendidikan, rekreasi

dan perumahan

(3)

Pusat kegiatan

perdagangan/ bisnis,

pusat pendidikan,

rekreasi dan perumahan

(3)

Lokasi terhadap

fungsi sekitar

yang mendukung

Berada di daerah

perumahan,

perdagangan, pendidikan

dan perkantoran

(3)

Berada di daerah

perumahan, perdagangan,

dan pendidikan

(3)

Wilayah Wilayah Subpusat Wilayah Subpusat

(29)

pengembangan Pelayanan Kota Medan

Selayang.

(3)

Pelayanan Kota Medan

Selayang.

(3)

Pencapaian Aksesibilitas Dapat dicapai dengan

kendaraan pribadi,

kendaraan umum (becak,

angkutan umum dan

taksi), dan pejalan kaki.

(3)

Dapat dicapai dengan

kendaraan pribadi,

kendaraan umum (becak

dan taksi), dan pejalan kaki

(2)

Akses pejalan

kaki

Ada, kondisi trotoar baik

(3)

Ada, kondisi trotoar baik

(3)

Intensitas

kendaraan

Tidak Padat

(3)

Tidak padat

(3)

Area

pelayanan

Dekat dengan

fungsi lain

Dekat dengan lokasi

perumahan, perdagangan

(komersil), perkantoran

(3)

Dekat dengan lokasi

perumahan taman setia

budi , perdagangan

(komersil)

(3)

Utilitas Tersedia, kondisi baik

(3)

Tersedia, kondisi baik

(3)

Persyaratan

lain

Fungsi eksisting Lahan kosong

(3)

Lahan kosong

(3)

View Terdapat di jalan arteri

yang berhadapan dengan

daerah perkantoran dan

perdagangan.

(3)

Terdapat di persimpangan

yang dapat dilihat dari

berbagai jalur.

(2)

Orientasi Site menghadap kearah

Utara

(3)

Site menghadap kearah

Timur

(3)

(30)

Topografi (3) (3)

Total 36 34

Keterangan :

1 = kurang baik ; 2 = baik ; 3 = sangat baik

Maka berdasarkan table di atas dapat diambil kesimpulan bahwa lokasi yang tepat untuk

Medan Convention & Exhibition Center adalah alternatif lokasi yang terberada di Jl. Jend Gatot Subroto.

II.3. Tinjauan Fungsi

Tinjauan fungsi dapat dilihat dari beberapa deskripsi, yaitu meliputi deskripsi pengguna

dan kegiatan, deskripsi perilaku, deskripsi pengguna bangunan, deskripsi persyaratan dan

kriteria ruang, dan studi banding arsitektur dengan fungsi yang sejenis.

II.3.1. Deskripsi Pengguna dan Kegiatan

Pengguna atau pelaku kegiatan pada kasus Medan Convention & Exhibition Center ini dapat di kelompokkan antara lain :

1) Pengunjung, terbagi atas dua bagian yaitu pengunjung yang bersifat khusus dan bersifat

umum.

o Pengunjung bersifat umum yaitu pengunjung yang datang untuk bersifat rekreasi,

tertarik menikmati pameran untuk memuaskan rasa keingintahuannya. Kegiatannya

melihat-lihat objek yang dipamerkan dan jika cocok akan membeli objek yang

dipilih.

o Pengunjung bersifat khusus yaitu pengunjung baik domestik maupun manca negara

yang mempunyai tujuan bisnis biasanya para pengusaha.

2) Penyelenggara/penyewa yaitu orang yang mengorganisir pelaksanaan kegiatan.

3) Pengelola yaitu pihak yang mengawasi, mengelola, dan memberikan pelayanan fasilitas

yang di butuhkan penyelenggara.

(31)

II.3.1.a. Segmen Pengguna

Pada segmen pengguna terdapat kegiatan – kegiatan yang biasa pada sebuah

convention, meliputi :

a) Rapat Asosiasi

Pertemuan yang biasanya diselenggarakan oleh suatu asosiasi profesi baik

tingkat nasional, regional, maupun internasional, seperti :

• Pertemuan dari Ikatan Dokter Indonesia se-Indonesia • Pertemuan dari Ikatan Ahli Penyakit Dalam se-Asia Pasifik • Pertemuan dari Asosiasi LNG se-dunia

b) Seminar

Merupakan kegiatan tatap muka antara orang-orang yang telah memiliki

pengalaman untuk melakukan diskusi dan membahas masalah serta membagi

pengalaman antar peserta.

c) Ceremony (Wedding, Resepsi, Wisuda, Perpisahan, Perayaan Hari Besar, Reuni Akbar, dan lainnya)

Merupakan suatu kegiatan yang diselenggarakan, biasanya berupa resepsi

pernikahan, reuni akbar, wisuda, perayaan hari besar dan pesta perpisahan.

d) Pameran/ Exibition/ Trade Fair

Pameran yang diselenggarakan secara regional, nasional, dan internasional

e) Workshop

Merupakan kegiatan untuk membahas suatu masalah secara bersama-sama

antar kelompok peserta dan melatih satu sama lain sehingga setiap peserta akan

mendapat pengetahuan, keahlian, dan wawasan mengenai hal-hal yang baru.

f) Company Event

Pertemuan yang umumnya berupa rapat oleh anggota direksi, seminar bagi

distributor, pertemuan antar distributor, atau rapat divisi.

g) Program Intensif

(32)

h) Organisasi Internasional

Merupakan kegiatan konvensi yang dihadiri oleh para peserta sebagian besar

atau keseluruhannya yang merupakan anggota dari organisasi yang bernaung di

bawah organsasi internasional, seperti : PBB (UNESCO, UNICEF, ILO), OPEC,

dan lain-lain.

i) Konser/ pertunjukkan

Merupakan kegiatan pertunjukan yang di selenggarakan oleh suatu event

organiser berskala nasional hingga internasional.

II.3.1.b. Kegiatan Umum

Adapun kegiatan pada Medan Convention & Exhibition Center adalah :

a) Konvensi

Merupakan kegiatan pertemuan sekelompok orang, seperti:

o kegiatan seminar lokakarya dan penataran.

o Konvensi yang berskala kecil hingga besar, tingkat nasional maupun

internasional.

o resepsi yaitu acara yang bersifat informal seperti acara silaturahmi, ulang tahun,

dan pernikahan

o kegiatan konfrensi yang dilakukan oleh sekelompok orang seperti kelompok

industri, pelaku bisnis, dan staf pemerintahan

o workshop merupakan kegiatan pertemuan dimana kegiatan ini membahas

sesuatu dan memberi pelatihan secara bersama-sama antar kelompok peserta,

sehingga para peserta mendapatkan ilmu, wawasan dan keahlian seperti

workshop desain dan fotografi

o kuliah umum

o panel yang yang berupa tanya jawab oleh dua atau lebih kelompok peserta

o forum merupakan kegiatan diskusi dua arah dimana pesertanya dari bidang yang

berlainan.

b) Pameran (Exhibition)

Kegiatan pameran mempunyai kegiatan dalam hal melakukan suatu pergelaran

(33)

Kegiatan pameran antara lain :

o Pameran dagang, seperti furniture expo, pameran komputer, pameran

buku,pameran otomotif.

o Pameran seni, seperti pameran lukisan, pameran foto.

o Pameran jasa, seperti pameran pendidikan, bursa tenaga kerja.

Terdapat dua jenis kegiatan pameran, yaitu :

1. Pameran terbatas

Pameran yang khusus diperuntukkan peserta pertemuan dan diadakan pada saat

istirahat dan pulang pertemuan.

2. Pameran sepanjang hari.

Pameran ini bisa berkaitan maupun tidak dengan pertemuan yang sedang dilaksanakan.

Pengunjungnya tidak hanya terdiri dari peserta pertemuan, tetapi juga masyarakat

umum. Durasi kegiatan pameran ini setiap harinya lebih lama, yaitu antara pukul 08.00 -

22.00.

Pada umumnya pameran terdiri dari beberapa bagian yaitu :

 Pameran umum yaitu pameran yang diselenggarakan terbuka untuk umum.

 Pameran konvensi yaitu pameran yang digelar bersamaan dengan kegiatan konfrensi dalam waktu dan tempat yang sama.

 Pameran khusus yaitu pameran yang memamerkan satu jenis produk

 Pameran tunggal pameran yang diadakan oleh satu orang ataupun satu perusahaan kepada calon konsumen.

c) Pertunjukkan

Merupakan sebuah kegiatan yang berupa persembahan yang bersifat menghibur seperti

pergelaran seni, drama, konser, dan lainnya.

II.3.1.c. Kegiatan Pendukung

Kegiatan pendukung atau penunjang merupakan kegiatan yang berfungsi untuk

(34)

manusia pada bangunan. Selain kegiatan pertemuan disediakan juga fasilitas penunjang untuk

memenuhi dan menghidupkan fasilitas gedung convention, diantaranya yaitu :

1) Coffee Shop (Kedai kopi)

Merupakan tempat yang sering dikunjungi suatu komunitas ataupun suatu

organisasi. Kegiatan yang ada tidak berbeda jauh dengan restoran yaitu, makan dan

minum. Akan tetapi terdapat perbedaan jenis makan di menu yang disediakan.

2) Art Gallery (Galeri Seni)

Merupakan sebuah tempat untuk mempertontonkan dan mempromosikan sekaligus

tempat untuk mengkomersilkan hasil sebuah karya seni. Di dalam galeri seni ini

terdapat jenis seni musik dan seni potografi. Kegiatan yang terdapat di dalamnya

sangat mendukung dengan kegiatan pameran seni yang akan berlangsung.

Kegiatan pendukung yang ada pada convention ini merupakan kegiatan komersial yang

akan menghidupkan aktifitas didalamnya.

II.3.1.d. Kegiatan Komersial

Kegiatan komersial berfungsi memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam hal

jasa maupun hiburan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menunjang fungsi utama sekaligus

membantu pembiayaan fasilitas ini, serta menghidupkan aktifitas apabila tidak ada penyewaan

gedung serbaguna. Jadwal kegiatan komersial ini ada beberapa jenis, yaitu:

1) Buka setengah hari, misalnya perusahaan sewa alat-alat pernikahan. 2) Buka 12 jam, misalnya restoran, kedai kopi dan cafe.

3) Buka 24 jam, misalnya bussiness center.

II.3.1.e. Plaza

Plaza merupakan ruang terbuka sebagai ruang transisi. Berada pada tengah bangunan dan terdapat taman didalamnya. Fasilitas ini yang dapat dipergunakan sebagai tempat

diselenggarakannya pameran dengan konsep outdoor dengan tetap memperhatikan kenyamanan pengunjung. Jenis pameran yang diselenggarakan secara outdoor adalah pameran yang tidak memiliki masalah dengan pengaruh udara luar, misalnya pameran produk

(35)

II.3.2. Deskripsi Perilaku

Pada sifat aktifitas yang dilakukan, prilaku pada bangunan Medan Convention & Exhibition Center ini terbagi atas 2 bagian :

 Bersifat stastis

Perilaku pengguna bangunan lebih bersifat menetap pada satu tempat. Kebiasaan ini

merupakan kegiatan yang bersifat rutinitas maupun sementara dengan intensitas waktu

yang lama sebagai contoh pengelola.  Bersifat dinamis

Pengguna bangunan cenderung bergerak dan berpindah-pindah dari satu tempat ke

tempat yang lain seperti pengunjung pameran.

II.3.3. Deskripsi Pengguna Bangunan

Pengguna bangunan dapat digolongkan sebagai berikut :

a. Pihak penyewa tempat

Merupakan pihak-pihak yang menyewa tempat untuk menyelenggarakan suatu

kegiatan, yaitu pelaksana dan peserta kegiatan.

b. Pengunjung

Merupakan pihak-pihak yang menghadiri kegiatan, tanpa harus menyewa tempat,

mereka adalah pengunjung pameran, peserta workshop atau seminar, atau acara-acara yang bersifat umum. Golongan ini pun termasuk pengunjung fasilitas-fasilitas

komersial.

c. Pemakai fasilitas komersial

Merupakan pihak-pihak yang menyewa fasilitas-fasilitas komersial untuk publik,

seperti galeri seni, dan coffee shop

II.3.4. Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang

Persyaratan ruang dan kriteria yang harus diperhatikan dalam merencanakan dan

merancang sebuah Medan Convention & Exhibition Center adalah fleksibilitas ruang dalam (hall), ruang pameran, kenyamanan pengunjung yang dihubungkan dengan keadaan termal,

pencahayaan terhadap ruang dan juga objek yang di pamerkan, serta sirkulasi, baik sirkulasi

(36)

Fleksibelitas ruang

Fleksibilitas ruang maksudnya kemampuan suatu ruang untuk dapat menyesuaikan diri

terhadap aktivitas yang berlangsung didalamnya. Ke-fleksibilitasan ruang ini berpengaruh

terhadap potensi ruang dapat menampung item dan stan pameran.

Fleksibelnya suatu ruang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :

1) Pembagian ruang

Pembagian ruang yang tepat dapat membantu seberapa banyak ruangan dapat

menampung kegiatan konvensi, pameran maupun pertunjukkan. Penggunaan dinding geser

pada bangunan konvensi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar ruang dapat

fleksibel menampung kegiatan konvensi dan pameran sehingga dapat menampung kegiatan

konvensi dan pameran yang berbeda dalam waktu yang bersamaan.

2) Pemilihan stuktur bangunan

Pemilihan struktur bangunan yang tepat dapat mempengaruhi seberapa fleksibelnya suatu

bangunan. Untuk kasus bangunan konvensi yang penggunaan ruangannya berbentang lebar

membutuhkan suatu pemilihan struktur bentang lebar yang sesuai untuk sebuah gedung

konvensi.

3) Ketinggian ruang

Ketinggian ruang yang sebagai fungsi pameran ditentukan oleh jenis produk yang di

pamerkan dan bentuk stan pameran. Dengan ruang yang tinggi kita dapat memberikan space

pada produk-produk yan memiliki ketinggian yang cukup dan menjadikan ruang lebih fleksibel

dengan menerapkan desain stan yang bertingkat. Ketinggian ruang sebagai fungsi konvensi

memiliki standart tinggi sesuai audio dan akstik nya.

4) Lighting/pencahayaan

Tujuan dari perancangan pencahayaan adalah memberikan suatu lingkungan suasana

lingkungan yang menyenangkan dan nyaman terhadap visual, cahaya yang baik dapat

membuat atmospehere dan mood suatu ruangan menjadi lebih efektif. Suatu ruang konvensi menjadi kurang menarik akibat pencahayaan yang tidak didesain sejalan dengan desain dari

konvesi.

Menurut sumbernya cahaya dibagi atas dua bagian yaitu pencahayaan alami dan

(37)

matahari, sedangkan buatan berasal dari penerangan buatan seperti lampu yang digunakan

pada ruangan-ruangan dalam kondisi tertentu. Penggunaan efek pencahayaan akan menjadi

penerima yang baik dengan pengunaan peralatan spesial seperti lampu sorot (spot light) atau

peralatan optical lainnya.

5) Sirkulasi

Convention harus dapat memberikan kesempatan bagi setiap orang untuk melihat dan memberikan kenyamanan, stimulasi, dan lainnya. Perencanaan dan sistem sirkulasi konvesi

(38)

II.4. Studi Banding Arsitektur Fungsi Sejenis

1) Monona Terrace Convention Center Madison, Wisconsin

Merupakan bangunan Convention Center yang berada di Madison, Wisconsin. Bangunan ini dirancang oleh Frank Lyod Wright sebagai arsiteknya, dengan jenis bangunan

sebagai konvensi dan eksibisi. Akan tetapi, bangunan ini di desain tidak hanya untuk

pertemuan dengan jumlah peserta yang banyak, pameran dan pertemuan industri tetapi juga

dilengkapi dengan kemudahan aksesbilitasi. 3

Gambar 2.4. Monona Terrace Convention Center Madison

Sumber : Internet

Pada bangunan ini terdapat beberapa ruang yaitu :

a)

Multimedia Lecture Hall (Ruang Kuliah Multimedia)

Ruang ini dilengkapi dengan multimedia, dapat

berkomunikasi langsung dengan negara lain melalui

hubungan satelit, yang terdiri dari 320 tempat duduk

tipe teater.

b) Ball Room

Ball room dengan luas 14,000 ft2 yang dapat menampung lebih dari 1000 orang undangan makan

malam, yang merupakan insprirasi Wrigh. Ruang ini

bisa diatur sesuai tututan fungsi.

3

(39)

c) Pre-Function Space (Ruang Fungsi Ganda)

Luas 16.000 ft2 yang meliputi ruang tempat

registrasi, ruang informasi, lobby dan sebagai tempat

untuk menunggu jadwal sidang berikutnya. Banyak

ruangan pada bangunan ini didesan sebagai ruang

publik dengan pemandangan kearah danau

Georgeous.

d)

Meeting Space and Ball Room

Memiliki luas 28.000 ft2 dengan ruang yang fleksibel.

e) Roof Top Garden (Taman Diatas Atap)
(40)

2) Jakarta Convention Center (JCC)

Jakarta Convention Center (JCC) merupakan pusat konvensi di ibukota yang sering dijadikan tempat diselenggarakannya kegiatan-kegiatan berskala nasional maupun

internasional, seperti konferensi PBB, pertemuan negara-negara APEC, pertemuan

negaranegara GNB. Selain itu sering dijadikan tempat diselenggarakannya acara

penganugerahan, pementasan seni, konser musik, dan berbagai pameran.

Beberapa fasilitas yang dimiliki JCC antara lain :

o Plennary Hall dengan kapasitas 5000 kursi.

o Assembly Hall seluas 3.921 m2 yang dapat dibagi menjadi tiga ruang-ruang kecil. o Dua Exhibition Halls (Hall A seluas 3.060 m2, Hall B seluas 5.850 m2).

o 13 Flexible Meeting Rooms dengan ukuran yang berbeda-beda. o Main Lobby seluas 5.500m2 yang bersifat multifungsi.

[image:40.612.113.561.358.601.2]

Gambar 2.5 Denah Jakarta Convention Center Sumber : Internet

Jakarta Convention Center terdiri atas beberapa hall besar dengan kapasitas yang cukup besar. Plenary Hall yang berbentuk lingkaran, dapat memuat sampai

dengan 5000 tempat duduk, merupakan hall utama. Konsep ruang yang fleksibel,

Keterangan :

Ruang Pameran

(41)

memungkinkan fungsi Plenary Hall untuk diubah sesuai dengan kebutuhan, baik untuk kegiatan konvensi maupun pameran.

Selain itu terdapat Assembly Hall dengan luas ruang 3.921m2 dapat dibagai menjadi tiga ruangan yang lebih kecil sesuai dengan kebutuhan. Selain itu terdapat dua

ruang pameran besar, yaitu Exhibition Hall A dan Exhibition Hall B, dengan luas total

9.585m2, beberapa ruang pertemuan sedang maupun kecil, dan lobby utama dengan luas 5.500m2, yang dapat digunakan untuk keperluan-keperluan tertentu sesuai dengan

kebutuhan acara.

Plenary Hall dirancang sangat fleksibel, dengan kapasitas sampai dengan 5000 orang, mulai dari kegitan konferensi yang bersifat formal, sampai dengan konser musik yang hingar

bingar. Dilengkapi dengan peralatan audio video yang canggih termasuk 64 kamera video, dan

sistem penerjemah yang dapat mengakomodasi sampai dengan 8 bahasa. Assembly Hall dapat menampung 2500 orang untuk pertemuan dengan tempat duduk, dan 4500 orang untuk acara

dengan berdiri. Ruangnya yang fleksibel memungkinkan berbagai kegiatan untuk dilakukan.

Mulai dari gala dinner, ruang kelas, fashion show, launching produk, sampai malam penganugerahan.

(42)

Ruang pameran utama terdiri dari dua bagian, A dan B. Kedua ruangan dihubungkan

dengan koridor sehingga memungkinkan kedua ruangan untuk dipakai secara bersama-sama.

Selain itu terdapat 13 ruang-ruang pertemuan sedang dan kecil, dengan kapasitas mulai dari 20

orang sampai dengan 1000 orang.

Secara umum, penataan ruang-ruang utama tersebut diletakkan menyebar dengan

orientasi utama pada lobby utama. Sirkulasi pengunjung dari lobby utama kemudian dipecah ke ruang-ruang sesuai dengan keperluannya. Hal ini memberi keuntungan jika salah satu ruang

saja yang terpakai, pintu masuk tetap melalui lobby utama, sehingga sirkulasi menjadi lebih efisien. Jakarta Convention Center juga mempunyai drop off yang cukup panjang. Hal ini untuk mengakomodasi banyaknya pengunjung yang datang yang mencapai ribuan orang, dan kondisi

tapak yang berada di daerah perkotaan yang padat.

Gambar 2.7 Layout Ruang Pameran JCC Sumber : Internet

(43)

3) Tiara Convention Center

Tiara Convention Center merupakan salah satu tempat yang paling sering dipergunakan oleh masyarakat Medan untuk mengadakan pertemuan, seminar, rapat, resepsi, konser musik,

pameran dan acara lainnya, merupakan salah satu fasilitas yang disediakan oleh Hotel Tiara

Medan.

Convention ini bertingkat tiga dengan full AC yang memiliki enam ruang pertemuan dan

ballroom bebas kolom dilengkapi dengan fasilitas yang modern dan up-to-date katering untuk

konvensi, konferensi, pameran, seminar dan pernikahan. Convention ini memiliki daya tampung

mulai 15 orang sampai 1500 orang.

Tiara Convention Center terdiri dari 5 ruangan utama, yaitu :

a) Balai Raya

Balai raya merupakan ruang utama tempat

berlangsungnya kegiatan antara lain:

pertemuan, resepsi, pertunjukan musik,

pameran, dan lain-lain. Pada ruangan ini

perletakan kursinya tidak permanen,

sehingga bisa disesuaikan menurut

keperluan konsumen. Ukuran ruang balai

raya, 48 m x 28 m x 27 m.

b)

Balai Citra, sering digunakan sebagai banquet hall, ukuran ruang 17 m x 23 m.

c)

Balai Wara, ukuran ruang 9 m x 18 m.

d)

Balai Duta, ukuran ruang 9,6 m x 9 m.

e)

Balai Tama, ukuran ruang 7,2 m x 9,5 m.

Gambar 2.9 Tiara Convention Center

Sumber : Data Pribadi

(44)

BAB III

ELABORASI TEMA

III.1. Latar Belakang Pemilihan Tema

Tema yang dipilih untuk kasus proyek ini adalah Arsitektur Ekspresionisme. Dalam

tema ini, pada bentuk bangunan dapat dicapai melalui beberapa pendekatan yang

disesuaikan dengan fungsi bangunan. Hal ini penting karena dalam bangunan komersial

bentuk dan estetika bangunan lebih berperan untuk kemudahan dalam memberikan kesan

dan daya tarik, disamping tetap memperhatikan fungsi ruang dan sistem struktur yang ada

dalam bangunan tersebut.

Dalam pengambilan tema Ekspresionisme design dalam Arsitektur pada Medan Convention and Exhibition Center ini bertujuan agar dapat menampilkan bentuk bangunan yang dapat mengkomunikasikan perasaan dan emosi yang tercipta pada fungsi tersebut

sehingga bentukan bangunan dapat lebih bervariasi dan memiliki daya tarik yang kuat.

III.2. Pengertian Tema

Arsitektur Ekspresionisme terdiri dari dua kata yaitu arsitektur dan ekspresionisme.

Berikut ini adalah beberapa pengertiannya :

III.2.1. Pengertian Arsitektur

Arsitektur terdiri dari beberapa arti kata, yaitu :

 Arsitektur adalah seni dan keteknikan bangunan, digunakan untuk memenuhi keinginan praktis dan ekspresif dari manusia-manusia beradab.  Arsitektur merupakan ilmu yang timbul dari ilmu-ilmu lainnya, dan

dilengkapi dengan proses belajar: dibantu dengan penilaian terhadap karya

tersebut sebagai karya seni.

 Arsitektur juga merupakan seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang keseluruhan

lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota,

perancangan perkotaan, lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain

perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil

proses perancangan tersebut.1

1

(45)

III.2.2. Pengertian Ekspresionisme

Ekspresionis berasal dari kata ekspresi. Ekspresi adalah :

 Pernyataan atau pengungkapan perasaan

 Maksud reaksi dari interpretasi terhadap suatu objek

 Hasil perpaduan / kombinasi dari unsur, garis, bidang tekstur dan warna dari bentuk bentuk arsitektur yang menghasilkan suatu pengungkapan maksud dan

tujuan bangunan secara meyeluruh.

Maka Ekspresionisme adalah :

 Melukiskan dasar-dasar emosi paling dalam dari diri seorang seniman, sedih, marah, takut, dsb.

 Aliran yang dominan di Eropa Utara sekitar tahun 1905-1925. Dalam arsitektur, merupakan kelanjutan dari Art Nouveau dan berlanjut setelah

perang dunia kedua sebagai Brutalisme. Bangunan tidak harus fungsional

tetapi menciptakan sensasi dari bentuk-bentuk abstrak.

 Aliran dalam seni pada awal abad 20 yang menekankan pada ekspresi subjektif dari pembuatannya.

 Aliran yang menyatakan perasaannya melalui gubahannya, rasa benci, rasa cinta.

 Suatu gaya sekitar Perang dunia I yang sangat pribadi dan sering dieksekusi dengan kegairahan yang kejam.

III.2.3. Perkembangan Aliran Ekspresionisme

Perkembangan arsitektur pada awal abad 20 sangat dipengaruhi oleh keadaan dan

suasan politik pada saat itu. Di Eropa terjadi suatu keadaan yang bertentangan dengan

kenyataan pada saat itu. Kemandekan ekonomi yang hanya menguntungkan orang-orang

kaya, rezim politik yang berkuasa dengan otoriter, suasana yang hancur-hancuran akibat

perang mengakibatkan kemelaratan dan kemiskinan rakyat. Namun hal ini semua tertutupi

(46)

Keadaan-keadaan tersebut mengakibatkan timbulnya reaksi dari kalangan seniman.

Mereka dengan tegas menyatakan perang terhadap seni dari masa lalu: Medieval, Classical, Gothic, Art Nouveau, Romanticism, Impresionist. Berbagai penemuan baru dan inovasi teknologi pada saat itu turut mendorong munculnya usaha-usaha untuk menggantikan seni

masa lalu dengan pencarian terhadap paradigma seni yang baru yang berdasarkan pada

tingkah laku dan perubahan zaman.

Pendiri Deutsche Werkbund pada tahun 1907 oleh arsitek Jerman, Hermann

Muthesius, memberikan kontribusi yang penting bagi konsep baru dalam desain industri,

yang sebenarnya berupaya meningkatkan kualitas fabrikasi industri Jerman dengan

memadukan Seni dan Industri.

Seiring dengan semangat Werkbund ini, muncul aliran-aliran baru yang berperan

penting dalam usaha mendefenisikan Arsitektur Baru yang melengkapi pendekatan yang

didefenisikan oleh Walter Gropius dan Bruno Taut.

Aliran-aliran tersebut diantarnya:

Cubisme, yang berkembang di Prancis pada tahun 1907.

Merupakan gerakan artistik sebagai reaksi terhadap penggunaan seni bargambar

oleh kaum borjuis yang mengandung maksud-maksud politik. Aliran ini meningkatkan

penggunaan bentuk-bentuk abstrak yang bermaksud memurnikan seni, yang

berpengaruh terhadap sclupture, seni graphis, lukisan dan arsitektur.  Futurism, berkembang di Italia pada tahun 1909.

Merupakan gerakan dalam sastra yang mempengaruhi kelukisan, sclupture dan arsitektur. Manifesto futuris ini secara puitis berusaha menggebrak dan melepaskan

diri dari konsep-konsep statis kuno demi dinamisme yang modern.  Ekspresionisme, berkembang di Jerman pada tahun 1914.

Merupakan usaha penarikan diri ke minat artistik yang bersifat emosional dan sangat

pribadi. Aliran ini timbul sebagai reaksi terhadap keadaan Jerman yang hancur

hancuran akibat perang. Merupakan gerakan dalam seni lukis, seni musik, sastra dan

arsitektur. 3

2

http://id.wikipedia.org/wiki/Ekpresionisme 22 Maret 2013, 08:15 pm

3

(47)

III.2.4. Karakteristik Ekspresionisme

Ciri-ciri ekspresionisme berdasarkan buku “Ruang dalam Arsitektur” olehCornelius Van De Yen adalah sebagai berikut :

Irasional

Merupakan pembelokan dari filsafat objek

Gambar

Gambar 2.5 Denah Jakarta Convention Center
Tabel 3.1. Karakteristik Ekspresionisme
Gambar 3.1 The Guggenheim Bilbao
Gambar 3.5  Einstein Tower Exterior
+7

Referensi

Dokumen terkait

Konvensi atau convention merupakan kegiatan pertemuan yang dihadiri oleh suatu kelompok dengan tujuan untuk bertukar pikiran, pandangan, mendapatkan informasi

GDO Expo and Convention Center adalah salah satu bangunan yang terdapat di kawasan tersebut, bertujuan sebagai generator aktifitas masyarakat dalam hal pertemuan, konvensi,

pertemuan bisnis dan sarana bagi komunitas seni untuk berkreasi. Batasan - batasan dalam perancangan Kuala Namu Convention & Exhibition. Centre

Denah & data teknis konvensi dan eksibisi Melbourne Convention and Exhibition Center, http://www.mcec.com.au/plan-an-event/downloads/, diakses Mei 2016.

yang berkaitan dengan bangunan Convention and Exhibition Center. yang merupakan bangunan massa tunggal (terkonsentrasi)

Pada perancangan convention and exhibition center ini melakukan pendekatan terhadap prinsip desain Sir Norman Foster dimana Norman Foster mengedepankan arsitektur

Tugas Akhir yang di angkat adalah dengan judul Jakarta Exhibition and Convention Center dengan tema Ekspresi Struktur dan mengkangkat isu Ciliwung Riverside yang

“Convention and Exhibition Center di Semarang” dengan penekanan desain Hi-Tech untuk memenuhi sebagian persyaratan tugas akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik