• Tidak ada hasil yang ditemukan

Isi tanaman kangkung indonesia. doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Isi tanaman kangkung indonesia. doc"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu dari tiga negara yang memiliki keaneka-ragaman hayati yang tinggi. Dua negara lainnya adalah Brasil dan Zaire. Tetapi dibandingkan dengan Brazil dan Zaire, Indonesia memiliki keunikan tersendiri. Keunikannya adalah di samping memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi, Indonesia memiliki areal tipe indo-malaya yang luas, juga tipe oriental, australia dan peralihannya. Selain itu, di Indonesia terdapat banyak hewan dan tumbuhan langka, serta spesies endemik. Saat ini tanaman hias merupakan salah satu komoditas agribisnis yang cukup berarti di Indonesia. Hal tersebut didasari karena jenisnya dapat ditanam pada areal yang relatif sempit dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dan diterima oleh masyarakat. Tanaman hias juga dinikmati oleh konsumen dalam bentuk keindahannya, maka dari itu tuntutan terhadap kualitasnya sangat tinggi (Nisamertha, 2012).

Membudidayakan berbagai jenis tanaman hias dapat menjadi usaha agribisnis yang sangat prospektif baik bagi seluruh masyarakat maupun negara. Masyarakat baik di daerah pedesaan maupun perkotaan yang mempunyai kecenderungan untuk tinggal di tempat atau lingkungan yang nyaman dan segar. Keadaan ini dapat tercipta dengan adanya tanaman hias. Kehadiran tanaman hias baik di lingkungan rumah tinggal, perkotaan maupun di lingkungan taman-taman rekreasi banyak memberikan pengaruh yang positif. Kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan hidup yang segar dapat mempengaruhi meningkatnya permintaan tanaman hias (Nisamertha, 2012).

(2)

pada umumnya digolongkan menjadi 2 jenis yaitu tanaman hias indoor dan outdoor. Tanaman hias indoor adalah tanaman yang biasanya mampu bertahan cukup lama dalam pencahayaan yang minim dan berukuran kecil sedangkan tanaman hias outdoor adalah tanaman yang butuh banyak pencahayaan dan berukuran besar (Nisamertha, 2012).

Sayuran merupakan sebutan umum bagi bahan pangan asal tumbuhan yang biasanya mengandung kadar air tinggi dan dikonsumsi dalam keadaan segar atau setelah diolah secara minimal. Sebutan untuk beraneka jenis sayuran disebut sebagai sayur-sayuran atau sayur-mayur. Sejumlah sayuran dapat dikonsumsi mentah tanpa dimasak sebelumnya, sementara yang lainnya harus diolah terlebih dahulu dengan cara direbus, dikukus atau diuapkan, digoreng (agak jarang), atau disangrai. Sayuran berbentuk daun yang dimakan mentah disebut sebagai lalapan (Rahmat, 2005).

Sayuran dikonsumsi dengan cara yang sangat bermacam-macam, baik sebagai bagian dari menu utama maupun sebagai makanan sampingan. Kandungan nutrisi antara sayuran yang satu dan sayuran yang lain pun berbeda-beda, meski umumnya sayuran mengandung sedikit protein atau lemak, dengan jumlah vitamin, provitamin, mineral, fiber dan karbohidrat yang bermacam-macam. Beberapa jenis sayuran bahkan telah diklaim mengandung zat antioksidan, antibakteri, antijamur, maupun zat anti racun (Rahmat, 2005)

Tujuan Praktikum

Adapun tujuan Praktikum Teknologi Budidaya Tanamana Sayuran dan Tanaman Hias tentang Tanaman Kangkung yaitu untuk mengetahui macam-macam tanaman hias mulai dari tanaman hias batang, daun dan bunga beserta morfologinya.

Kegunaan Praktikum

(3)

TINJAUAN PUSTAKA

Klasifikasi Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea reptans) Kindom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta Superdivisio : Spermatophyta Divisio : Magnoliophyta Kelas : Magnoliapsida Sub kelas : Asteridae Ordo : Solanales Famili : Convovulceae Genus : Ipomea

Spesies : Ipomoea reptans

Kangkung darat (Ipomea reptans) merupakan tanaman yang sangat tergolong lama tumbuh, tanaman ini memiliki akar tunggang dan bercabang-cabang. Perakaran ini menembus dengan kedalam 60 – 100 cm dan menyebar luas secara mendatar 150 cm hingga lebih, terutamanya tanaman kangkung pada air. Batang pada tanaman kangkung bult dan berlubang, berbuku-buku dan banyak mengandung air. Terkadang buku-buku tersebut mengeluarkan akar tanaman yang serabut dan juga berwarna putih dan ada juga berwarna kecoklatan tua (Petani Hebat, 2013).

(4)

Syarat Tumbuh Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea reptans) 1. Iklim

Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun. Kangkung darat (Ipomea reptans) dapat tumbuh pada daerah yang beriklim panas dan beriklim dingin. Jumlah curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini berkisar antara 500-5000 mm/tahun. Pada musim hujan tanaman kangkung pertumbuhannya sangat cepat dan subur, asalkan di sekelilingnya tidak tumbuh rumput liar. Dengan demikian, kangkung pada umumnya kuat menghadapi rumput liar, sehingga kangkung dapat tumbuh di padang rumput, kebun/ladang yang agak rimbun (Aditya, 2009).

Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau mendapat sinar matahari yang cukup. Di tempat yang terlindung (ternaungi) tanaman kangkung akan tumbuh memanjang (tinggi) tetapi kurus-kurus. Kangkung sangat kuat menghadapi panas terik dan kemarau yang panjang. Apabila ditanam di tempat yang agak terlindung, maka kualitas daun bagus dan lemas sehingga disukai konsumen. Suhu udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat, setiap naik 100 m tinggi tempat, maka temperatur udara turun 1ºC (Aditya, 2009).

2. Media Tanam

Kangkung darat (Ipomea reptans) menghendaki tanah yang subur, gembur banyak mengandung bahan organik dan tidak dipengaruhi keasaman tanah. Tanaman kangkung darat tidak menghendaki tanah yang tergenang, karena akar akan mudah membusuk. Sedangkan kangkung air membutuhkan tanah yang selalu tergenang air. Tanaman kangkung (Ipomea reptans) membutuhkan tanah datar bagi pertumbuhannya, sebab tanah yang memiliki kelerengan tinggi tidak dapat mempertahankan kandungan air secara baik (Haryoto, 2009).

3. Ketinggian Tempat

(5)

Budidaya Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea reptans)

Dalam budidaya kangkung darat tidak diperlukan pupuk yang intensif. Kangkung darat merupakan tanaman yang tahan pada kondisi kesuburan tanah sedang. Sebenarnya pemupukan awal sudah cukup untuk memberikan nutrisi pada tanaman hingga siap panen. Namun hal ini sangat tergantung pada kondisi kesuburan tanah masing-masing. Tanah yang sebelumnya bekas ditanami tumbuhan kacang-kacangan relatif tidak memerlukan pupuk tambahan cukup dengan pupuk organik dasar yang telah diberikan diawal. Hanya saja apabila tanaman terlihat kurang subur yang ditandai dengan warna hijau yang pudar perlu dilakukan pemupukan tambahan. Kangkung darat sangat responsif terhadap nitrogen. Apabila diperlukan bisa diberikan pupuk organik kaya akan nitrogen seperti kotoran ayam yang telah matang bercampur sekam atau kompos yang kaya nitrogen (Wahid, 2006).

1. Pembersihan dan Pembagian lahan

Sebelum melakukan budidaya kangkung terlebih dahulu melakukan pembersihan lahan dari gulma- gulma atau tanaman pengganggu. Setelah lahan dibersihkan selanjutnya dilakukannya pengukuran lahan dengan ukuran 1,20 M x 1,2 M dan lebar drainase 60 cm.

2. Pengolahan lahan

Pengolahan lahan dilakukan setelah lahan dibersikan, tujuan dari pengolahan ini adalah untuk membalikkan tanah sehingga patogen yang berbahya atau yang merugikan mati terkena sinar matahari. Pengolahan dilakukan secara manual dengan menggunakan cangkul, Sedangkan untuk penghalusan atau perataan tanah menggunakan garu.

3. Pengukuran jarak tanam

Pengukuran jarak tanam dengan menggunakan meteran dengan jarak tanam 5 x 20 cm dan jarak dari pinggir bedengan 10 cm. Pengukuran jarak tanam ini mempermudah dalam penanamannya nanti. Setelah diukur jumlah titik tanam sebanyak 96 buah.

(6)

Penanaman dilakukan dengan sistem tugal dengan kedalaman lubang 2-3 cm. Setiap lubang ditanam 2 biji kangkung dengan demikinan populasi tanam dalam satu petakan atau bedengan sebanyak 192 tanaman.

5. Pemeliharaan a. Penyiraman

Penyiraman dilakukan 2 kali dalam sehari pagi dan sore harinya, agar ketersediaan air untuk tanaman tersedia sehingga tidak menghambat dalam pertumbuhannya. Namun penyiraman juga tergantung cuaca jika hujan tidak dilakukan penyiraman.

b. Penyiangan

Penyiangan dilakukan apabila ada tanaman penganggu yang tumbuh disekitar tanaman kangkung. Penyiangan dilakukan tergantung pada pertumbuhan tanaman penganggu yang ada disekitar tanaman. Penyiangan ini bertujuan agar tidak terjadinya kompetisi antara tanaman kangkung dan gulma baik dalam penyerapan unsur hara, air dan cahaya matahari.

c. Pemupukan

Pemupukan disini menggunakan pomi dengan pemberiannya 2 kali. Dengan konsentrasi pomi 1 liter air/ 5 ml/5 cc. Pemupukan dilakukan dengan penyemprotan menggunakan handsprayer. Sebelum dilakukannya penyemprotan pupuk tanaman harus disiram terlebih dahulu, karena jika sebelum disiram melakukan pemupukan maka pupuk akan tercuci oleh air pada saat peyiraman nantinya.

6. Parameter pengukuran

Adapun parameter yang di amati yaitu pertumbuhan tanaman kangkung, jumlah populasi kangkung, panjang akar serta jumlah produksi. 7. Pemanenan

Panen dilakukan setelah tanaman berumur ±30 hari, panen dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama dengan menggunting tanaman yang telah layak ditanam kemudian diukur berapa tinggi tanaman dan berat basah dari hasil tanaman tersebut. Sedangkan panen kedua dengan mencabut seluruh tanaman yang ada (Anonim, 2017).

(7)

Pupuk kandang adalah pupuk yang terbuat dari kotoran hewan baik sapi, ayam, kambing dan sejenisnya. Yang didiamkan terlebih dahulu atau diberikan mikroorganisme pengurai agar kotoran cepat terdekomposisi dan dapat dijadikan sebagai penyubur tanah dan tanaman. Peranan dari pupuk kandang bagi perkembangan tanaman, yaitu :

1. Membantu meningkatkan KPK (Kapasitas Pertukaran Kation) di dalam tanah sehingga hara pada tanaman tidak mudah hilang dan tercuci dan tanaman dapat tumbuh dengan maksimal.

2. Meningkatkan daya sangga sehingga struktur tanah padat dan tanaman dapat berdiri tegak tanpa terkena longsor dan sebagainya.

3. Meningkatkan daya menahan air sehingga air yang diserap lebih banyak dan tanaman tidak kekeringan.

4. Mempercepat laju pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

5. Mengatur regulasi dan fisiologi tanaman, termasuk merangsang perkecambahan biji, juga mencegah agar tanaman tetap bugar dan organ-organ tanaman tumbuh secara baik (Wahid Priyono, 2016).

Kandungan pupuk kandang tergantung dari sumber kotoran bahan bakunya. Pupuk kandang ternak besar kaya akan nitrogen dan mineral logam seperti magnesium, kalium dan kalsium (Wahid Priyono, 2016).

Peranan Pupuk Gandasil D dan Kandungannya

Pupuk adalah hara tanaman yang ada dalam tanah, atmosfer, dan dalam kotoran hewan secara alami. Namun hara yang ada itu tidak selalu tersedia dalam bentuk siap digunakan tanaman atau jumlahnya tidak mencukupi, jadi harus ditambahkan dengan penggunaan pupuk, untuk membantu sekaligus meningkatkan pertumbuhan tanaman.

Gandasil D merupakan pupuk foliar yang banyak digunakan penggemar tanaman hias dan tanaman buah, peranan pupuk gandasil D yaitu :

1. Untuk menunjang pertumbuhan tanaman dan untuk pemulihan setelah berbuah.

(8)

Gandasil D cocok digunakan pada fase vegetatif, saat tanaman dalam masa pertumbuhan dan pemulihan setelah berbuah. Makna gandasil D adalah daun, dengan pemberian pupuk ini, maka pertumbuhan yang diutamakan adalah daun. Kandungan pupuk gandasil D, yaitu Nitrogen (N) sebanyak 20%, Fosfat (P2O5) sebanyak 15%, Kalium (K2O) sebanyak 15% dan Magnesium (MgS04) sebanyak 1%. Sisanya adalah unsur dan senyawa seperti Mangan (Mn), Boron (B), Tembaga (Cu), Kobalt (Co), Seng (Zn) dan juga vitamin untuk menunjang pertumbuhan tanaman Aneurine, Lactoflain dan Nicotinamide (Warasfarm, 2014).

(9)

Tempat dan Waktu

Praktikum Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran dan Tanaman Hias dilakukan di Green House (Rumah Kaca), Fakultas Pertanian, Universitas Muslim Indonesia Makassar. Pada hari Sabtu, tanggal 05 Oktober sampai 18 Desember 2017 yang dilaksanakan mulai dari pukul 16.00 WITA sampai selesai.

Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan pada praktikum Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran dan Tanaman Hias ini yaitu polybag ukuran 20 x 15, alat tuklis, penggaris, ember dan handsprayer. Sedangkan bahan yang digunakan, yaitu tanah, air, pupuk kandang, benih kangkung (Ipomea reptans) dan pupuk gandasil D.

Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja praktikum Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran dan Tanaman Hias ini, yaitu:

Pembuatan Media Tanam

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Mencampurkan pupuk kandang dengan tanah 1:1, aduk hingga tercampur merata.

3. Membalik terlebih dahulu polybag sebelum digunakan.

4. Memasukkan campuran tanah dengan pupuk kandang ke dalam polybag. 5. Menyiram media tanam yang telah dibuat sampai kapasitas jenuh atau

lapang.

Penanaman Kangkung Darat (Ipomoea reptans)

1. Menyiapkan benih kangkung darat (Ipomoea reptans) yang akan di tanam pada polybag.

2. Menanam kangkung darat (Ipomoea reptans), satu minggu setelah media tanam selesai dibuat. Benih perpolybag berisikan 2 sampai 5 benih dan jarak tanam yang dilakukan adalah 20 × 20 cm.

3. Menyiram media tanam yang telah ditanami kangkung darat (Ipomoea reptans).

(10)

1. Menyiram tanaman setiap pagi dan sore, bila matahari terasa panas, maka penyiraman dilakukan secara teratur, namun bila turun hujan, penyiraman tidak dilakukan.

2. Melakukan pengamatan dengan menukur tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), panjang daun (cm) dan lebar daun (cm).

3. Memupuk tanaman dengan cara menyeprot daun kangkung darat (Ipomoea reptans) menggunakan pupuk gandasil D pada pengmatan 2 minggu ke 3 setelah penanaman.

4. Mengamati pertumbuhan tanaman selama 7 minggu setiap seminggu sekali.

Parameter Pengamatan

Adapun parameter pengamatan Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran dan Tanaman Hias yaitu:

1. Tinggi Tanaman (cm)

Tinggi tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans) diamati dengan mengukur tinggi tanaman dari permukaan tanah sampai pucuk daun tanaman atau titik tumbuh terpanjang dengan menggunakan penggaris.

2. Jumlah Daun (helai)

Pengamatan pada tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans) untuk menentukan jumlah daun tanaman kangkung tersebut dapat kita lakukan dengan menghitung setiap helai daun mulai daun yang paling bawah sampai daun paling atas atau daun yang terakhir muncul sehingga kita dapat menentukan jumlah daun tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans) tersebut. 3. Panjang Daun (cm)

Panjang daun tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans) diamati dengan mengukur panjang daun dari tangkai ujung daun sampai pangkal daun yang muncul dari batang dengan menggunakan penggaris.

4. Lebar Daun (cm)

(11)

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Tabel 1. Rata-rata Parameter Pertumbuhan Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea reptans) pada Pemberian Pupuk Kandang dan pupuk Cair atau pupuk Gandasil D.

Jumlah Daun 3.25 5.25 15.5 21.5 27.25 34.5 107.25 17.875

Panjang Daun 2.575 5.125 12 13.5 15.425 17.5 66.125 11.02

Lebar Daun 0.25 0.375 1.525 2 2.175 2.675 9 1.5

Sumber : Data Primer 2017.

(12)

JD = Jumlah daun PD = Panjang Daun LD = Lebar Daun M = Minggu

Pembahasan

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan sebanyak 6 minggu, diketahui rata-rata tinggi tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans) pada minggu pertama (M1) adalah 2.725 cm, jumlah daun sebanyak 3.25 helai, panjang daun 2.575 cm dan lebar daun 0.25 cm. Rata-rata tinggi tanaman kangkung (Ipomoea reptans)

pada minggu kedua (M2) adalah 9.5 cm, jumlah daun sebanyak 5.25 helai, panjang daun 5.125 cm dan lebar daun 0.375 cm. Rata-rata tinggi tanaman kangkung (Ipomoea reptans) pada minggu ketiga (M3) adalah 29.375 cm, jumlah daun sebanyak 15.5 helai, panjang daun 12 cm dan lebar daun 1.525 cm. Rata-rata tinggi tanaman kangkung (Ipomoea reptans) pada minggu keempat (M4) adalah 35.625 cm, jumlah daun sebanyak 21.5 helai, panjang daun 13.5 cm dan lebar daun 2 cm. Rata-rata tinggi tanaman kangkung (Ipomoea reptans) pada minggu kelima (M5) adalah 39.8 cm, jumlah daun sebanyak 27.25 helai, panjang daun 15.425 cm dan lebar daun 2.175 cm. Serta rata-rata tinggi tanaman kangkung (Ipomoea reptans) pada minggu keenam (M6) adalah 43 cm, jumlah daun sebanyak 34.5 helai, panjang daun 17.5 cm dan lebar daun 2.675 cm.

Pada pengamatan tinggi tanaman kangkung (Ipomoea reptans) dari minggu pertama (M1) sampai minggu keenam (M6), diperoleh jumlah sebanyak 124.4 dengan rata-rata keseluruhan 20.733. Jumlah daun tanaman kangkung (Ipomoea reptans) dari minggu pertama (M1) sampai minggu keenam (M6), diperoleh jumlah sebanyak 107.25 dengan rata-rata keseluruhan sebanyak 17.875. Panjang daun tanaman kangkung (Ipomoea reptans) dari minggu pertama (M1) sampai minggu keenam (M6), diperoleh jumlah sebanyak 66.125 dengan rata-rata keseluruhan 11.02. Lebar daun tanaman kangkung (Ipomoea reptans) dari minggu pertama (M1) sampai minggu keenam (M6), diperoleh jumlah sebanyak 9 dengan rata-rata keseluruhan 1.5.

(13)

pemupukan dengan cara penyemprotan pupuk cair atau dikenal dengan pupuk gandasil D. Tidak hanya tinggi tanaman kangkung (Ipomoea reptans) yang bertambah ukurannya, namun jumlah daun tanaman kangkung (Ipomoea reptans), panjang daun tanaman kangkung (Ipomoea reptans) dan lebar daun tanaman kangkung (Ipomoea reptans) juga ikut bertambah ukurannya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pupuk cair atau pupuk gandasil D sangat memperngaruhi pertumbuhan tanaman kangkung (Ipomoea reptans). Respon pupuk cair atau pupuk gandasil D terhadap tanaman kangkung (Ipomoea reptans) sangat efektif dan sangat optimal.

(14)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan Praktikum Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran, dapat disimpulkan bahwa pupuk kandang dan pupuk gandasil D sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman kangkung (Ipomoea reptans), hal ini dapat dilihat pada pengamatan tanaman kangkung (Ipomoea reptans) yang setiap minggunya selalu terjadi perubahan pertumbuhan yang sangat drastis, mulai dari tinggi tanaman kangkung (Ipomoea reptans), jumlah daun tanaman kangkung (Ipomoea reptans),

panjang daun tanaman (Ipomoea reptans) dan lebar daun tanaman kangkung (Ipomoea reptans).

Saran

(15)

LAMPIRAN TABEL

Tabel Lampiran 1a. Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Kangkung (Ipomoea reptans) pada Pemberian Pupuk Kandang dan Pupuk Cair atau Pupuk Gandasil D pada Minggu Pertama (M1).

Parameter Ulangan/Tanaman Jumlah Rata-rata

1 2 3 4

Tinggi Tanaman (cm) 2 2.8 2.6 3.5 10.9 2.725

Jumlah Daun (helai) 2 3 4 4 13 3.25

Panjang Daun (cm) 2 2.2 2.6 3.5 10.3 2.575

Lebar Daun (cm) 0.2 0.3 0.2 0.3 1 0.25

Sumber : Data Primer 2017.

Tabel Lampiran 2a. Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Kangkung (Ipomoea reptans) pada Pemberian Pupuk Kandang dan Pupuk Cair atau Pupuk Gandasil D pada Minggu Kedua (M2).

Parameter Ulangan/Tanaman Jumlah Rata-rata

1 2 3 4

Tinggi Tanaman (cm) 6.5 6 13.5 12 38 9.5

Jumlah Daun (helai) 4 4 7 6 21 5.25

Panjang Daun (cm) 3.5 3 8.5 5.5 20.5 5.125

Lebar Daun (cm) 0.4 0.4 0.3 0.4 1.5 0.375

Sumber : Data Primer 2017.

Tabel Lampiran 3a. Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Kangkung (Ipomoea reptans) pada Pemberian Pupuk Kandang dan Pupuk Cair atau Pupuk Gandasil D pada Minggu Ketiga (M3).

Parameter Ulangan/Tanaman Jumlah Rata-rata

1 2 3 4

Tinggi Tanaman (cm) 28.5 28 29 32 117.5 29.375

Jumlah Daun (helai) 12 21 13 16 62 15.5

Panjang Daun (cm) 10.5 11 11.5 15 48 12

Lebar Daun (cm) 1.5 1.3 2 1.3 6.1 1.525

(16)

Tabel Lampiran 4a. Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Kangkung (Ipomoea reptans) pada Pemberian Pupuk Kandang dan Pupuk Cair atau Pupuk Gandasil D pada Minggu Keempat (M4).

Parameter Ulangan/Tanaman Jumlah Rata-rata

1 2 3 4

Tinggi Tanaman (cm) 32.5 34 37 39 142.5 35.625

Jumlah Daun (helai) 19 24 25 18 86 21.5

Panjang Daun (cm) 11.5 12 14.5 16 54 13.5

Lebar Daun (cm) 1.9 1.9 2.3 1.9 8 2

Sumber : Data Primer 2017.

Tabel Lampiran 5a. Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Kangkung (Ipomoea reptans) pada Pemberian Pupuk Kandang dan Pupuk Cair atau Pupuk Gandasil D pada Minggu Kelima (M5).

Parameter Ulangan/Tanaman Jumlah Rata-rata

1 2 3 4

Tinggi Tanaman (cm) 35.6 39.1 40.5 44 159.2 39.8

Jumlah Daun (helai) 22 27 34 26 109 27.25

Panjang Daun (cm) 15 13.6 16.1 17 61.7 15.425

Lebar Daun (cm) 2 2.1 2.4 2.2 8.7 2.175

Sumber : Data Primer 2017.

Tabel Lampiran 6a. Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Kangkung (Ipomoea reptans) pada Pemberian Pupuk Kandang dan Pupuk Cair atau Pupuk Gandasil D pada Minggu Keenam (M6).

Parameter Ulangan/Tanaman Jumlah Rata-Rata

1 2 3 4

Tinggi Tanaman (cm) 40 42 43 47 172 43

Jumlah Daun (helai) 30 36 39 33 138 34.5

Panjang Daun (cm) 18 14 18 20 70 17.5

Lebar Daun (cm) 2.8 2.5 2.6 2.8 10.7 2.675

Sumber : Data Primer 2017.

(17)

Judul Praktikum : Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang dan Pupuk Gandasil D pada Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea reptans)

Pelaksana Praktikum

a. Nama : Nursyamsuryani HS b. Stambuk : 08320160077 c. Kelompok : I (Satu) d. Jurusan : Agribisnis e. Fakultas : Pertanian

Tempat Praktikum : Green House (Rumah Kaca), Fakultas Pertanian, Universitas Muslim Indonesia, Makassar.

Waktu Praktikum : Pada hari Sabtu, tanggal 05 Oktober sampai dengan 18 Desember 2017 pada pukul 16.00 WITA, sampai selesai. Menyatakan bahwa laporan ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk Lulus dalam mata kuliah Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran dan Tanaman Hias.

Telah Diperiksa Oleh :

Koordinator Asisten Asisten

Cahyo Wicaksono, SP.

Mengetahui;

Koordinator Mata Kuliah

Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Dan Hias

(18)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Lampiran Halaman 1. Pencampuran Tanah dengan Pupuk Kandang,

Pengisian Media Tanam ke dalam Polybag, Penyiraman Polybag sampai Kapasitas Lapang,

Penanaman Tanaman Kangkung (Ipomoea reptans) ………. 19 2. Penyiraman setelah Tanam, 6. Pengamatan Minggu

Pertama (M1), 7. Pemupukan dan Pengamatan Minggu Kedua (M2), 8.Pengamatan Minggu Ketiga

(M3) ……….………. 20 3. Pengamatan Minggu Keempat (M4), 10. Pengamatan

Minggu Kelima (M5), 11. Pengamatan Minggu

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2017. Ciri-ciri Kangkung Air dan Darat. https:///pasarsayuronline. wordpress.com. Diakses pada tanggal 12 November 2017.

Anonim, 2017). Kangkung. http://id.m.wikipedia.org. Diakses pada tanggal 12 November 2017.

Anonim, 2017. Pupuk Kandang. http://id.m.wikipedia.org. Diakses pada tanggal 12 November 2017.

Dadan Harjana, 2014. Kandungan Gizi dan Manfaat Kangkung. https:// manfaatnyasehat.blogspot.co.id. Diakses pada tanggal 12 November 2017.

Elsy, 2011. Asal-Usul Sayur Kangkung. http://elsy-smile.blogspot.co.id. Diakses pada tanggal 12 November 2017.

Fredi Kurniawan, 2017. Hama dan Penyakit Tanaman Kangkung. http:// fredikurniawan.com. Diakses pada tanggal 12 November 2017.

Petani Hebat, 2013. Budidaya Tanaman Kangkung Darat. http:// www. petanihebat.com. Diakses pada tanggal 12 November 2017.

Redy Prasdinata, 2013) . kangkung (Ipomoea) http://redyprasdinata.blogspot.co.id Diakses pada tanggal 14 November 2017.

Wahid Priyono, 2016. Peranan Pupuk Kandang. http://tipspetani.com . Diakses pada tanggal 14 Desember 2017.

Gambar

Tabel 1. Rata-rata Parameter Pertumbuhan Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea
Tabel Lampiran 1a. Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Kangkung (Ipomoea
Tabel Lampiran 4a. Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Kangkung (Ipomoeareptans) pada Pemberian Pupuk Kandang dan Pupuk Cairatau Pupuk Gandasil D pada Minggu Keempat (M4).

Referensi

Dokumen terkait

Pupuk kandang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman disebabkan karena pupuk kandang adalah pupuk organik yang tidak langsung digunakan oleh tanaman tetapi dapat

Pada uji penerapan penggunaan pupuk cair organik limbah ikan rucah pada tanaman sayuran bayam dan kangkung yang dilakukan pengamatan pada tinggi tanaman, panjang/luas daun,

Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Pramono (2004), bahwa pemberian pupuk kandang sapi berpengaruh tidak nyata pada tanaman kangkung darat karena diduga pupuk

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik cair limbah sayuran kacang panjang dan limbah sayuran kangkung berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman mawar

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengajarkan kepada wanita tani memanfaatkan pekarangan yang dimiliki dengan melakukan budidaya tanaman sayuran berupa kangkung

Budidaya tanaman kangkung merupakan budidaya tanaman yang menggunakan tahapan-tahapan budidaya seperti langkah awal adalah sediakan media tanam dengan

Untuk budidaya kangkung , sebaiknya siapkan pupuk dasar dari jenis pupuk organik, bisa menggunakan pupuk kandang yang telah matang atau pupuk kompos. Pupuk kandang lebih praktis

P enelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan tanaman kangkung darat den- gan pemberian pupuk organik berbahan dasar kotoran kelinci dan untuk mengetahui dosis kompos yang