• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pupuk Organik Cair Limbah Sayuran terhadap Pertumbuhan Tanaman Mawar (Rosa saricea Lindl) sebagai Penunjang Praktikum Fisiologi Tumbuhan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Pupuk Organik Cair Limbah Sayuran terhadap Pertumbuhan Tanaman Mawar (Rosa saricea Lindl) sebagai Penunjang Praktikum Fisiologi Tumbuhan"

Copied!
181
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Oleh

Sri Mulyanti NIM. 281223235

Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Program Studi Pendidikan Biologi

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY

DARUSSALAM BANDA ACEH TAHUN AJARAN

(2)
(3)
(4)
(5)

v

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya dan selawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan pengikut-pengikutnya sehingga dengan segala usaha dan doa penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul Pengaruh Pupuk Organik Cair Limbah Sayuran Terhadap Pertumbuhan Tanaman Mawar (Rosa saricea Lindl) Sebagai Penunjang Praktikum Fisiologi Tumbuhan Skripsi ini merupakan salah satu kewajiban untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Ar-Raniry.

Pada penyelesaian skripsi ini penulis telah banyak memperoleh bimbingan, bantuan dan arahan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Samsul Kamal, M. Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi.

2. Ibu Lina Rahmawati, M. Si. selaku Penasehat Akademik, serta pembimbing pertama yang membantu dalam proses perkuliahan sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan S1.

3. Ibu Nurlia Zahara M. Pd. selaku pembimbing kedua yang juga membantu membina penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

(6)

vi

4. Bapak Dr. Mujiburrahman M. Ag selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.

5. Ayahnda Nasrun dan ibunda Tiainam, atas perhatian,cinta, dan kasih sayang, motivasi serta do’a, sehingga skrupsi ini dapat terselesaikan. 6. Saudara-saudaraku (Cahya arfah, Rosni dan abang Adnan) dan semua

keluarga besar atas do’a dan motivasinya dalam penyelesaian skripsi ini. 7. Sahabat-sahabatku tercinta (Sumiati S.Pd, Afrida C. S.Pd, Riska yati Amd,

Risma wati C. S.Pd) atas bantuan dan do’a dan motivasinya dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Teman-teman sejurusan pendidikan biologi angkatan 2012 atas kebersamaan, kekompakan dan kerja samanya.

Mudah-mudahan atas partisipasi dan motivasi yang sudah diberikan dapat menjadi amal kebaikan dan mendapat pahala yang setimpal di sisi Allah SWT. Akhirnya, kepada Allah SWT jualah penulis berserah diri, karena tidak satupun terjadi jika tidak atas kehendak-Nya. Segala usaha telah dilakukan untuk menyempurnakan skripsi ini namun penulis menyadari bahwa dalam keseluruhan penulis skripsi ini, bukan mustahil ditemukan kekurangan dan kekhilafan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak, semoga karya tulis ini bisa bermanfaat. Amin yarabbal’alamin.

Banda Aceh, Januari 2018

(7)
(8)

vii DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL... i

PENGESAHAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN SIDANG ... iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

ABSTRAK ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Hipotesis Penelitian ... 8

E. Manfaat Penelitian ... 8

F. Definisi Operasional... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 13

A. Pupuk Organik ... 13

B. Limbah Sayuran ... 14

C. Tanaman Kacang Panjang... 17

D. Tanaman Kangkung ... 18

E. Manfaat Limbah Sayuran ... 19

F. Tanaman Mawar ... 20

BAB III METODE PENELITIAN... 25

A. Rancangan Penelitian ... 25

B. Desain Perlakuan... 26

C. Tempat dan Waktu ... 28

D. Alat dan Bahan... 28

E. Objek Penelitian ... 29

F. Parameter Penelitian... 29

G. Prosedur Penelitian... 30

H. Teknik Analisis Data... 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 34

A. Hasil Penelitian ... 34

B. Manfaat Hasil Penelitian sebagai Penunjang Praktikum Fisiologi Tumbuhan ... 48

(9)

vii

DAFTAR PUSTAKA ... 67 LAMPIRAN-LAMPIRAN... 72 RIWAYAT HIDUP... 91

(10)

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Susunan Kombinasi Perlakuan... 26 3.2 Alat Penelitian... 29 3.3 Bahan Penelitian... 29 4.1 Tumbuhnya Tunas Tanaman Mawar pada Pupuk Organik Cair (POC)

Limbah Sayuran Kacang Panjang ... 35 4.2 Tumbuhnya Tunas Tanaman Mawar pada Pupuk Organik Cair (POC)

Limbah Sayuran Kangkung ... 36 4.3 Rata-rata Panjang Tunas Tanaman Mawar Umur 15 HST pada Pupuk

Organik Cair (POC) Limbah Sayuran Kacang Panjang (cm) ... 37 4.4 Rata-rata Panjang Tunas Tanaman Mawar Umur 30 HST pada Pupuk

Organik Cair (POC) Limbah Sayuran Kacang Panjang (cm) ... 39 4.5 Rata-rata Panjang Tunas Tanaman Mawar Umur 45 HST pada Pupuk

Organik Cair (POC) Limbah Sayuran Kacang Panjang (cm) ... 41 4.6 Rata-rata Panjang Tunas Tanaman Mawar Umur 60 HST pada Pupuk

Organik Cair (POC) Limbah Sayuran Kacang Panjang (cm) ... 43 4.7 Analisis Varians (ANAVA) Pertumbuhan Panjang Tunas Tanaman

Mawar pada Pupuk Organik Cair Limbah Sayuran Kacang Panjang... 46 4.8 Rata-rata Panjang Tunas Tanaman Mawar Umur 15 HST pada Pupuk

Organik Cair (POC) Limbah Sayuran kangkung... 47 4.9 Rata-rata Panjang Tunas Tanaman Mawar Umur 30 HST pada Pupuk

Organik Cair (POC) Limbah Sayuran kangkung... 49 4.10 Rata-rata Panjang Tunas Tanaman Mawar Umur 45 HST pada Pupuk

Organik Cair (POC) Limbah Sayuran kangkung ... 51 4.11 Rata-rata Panjang Tunas Tanaman Mawar Umur 60 HST pada Pupuk

(11)

x

4.14 Rata-rata Jumlah daun Tunas Tanaman Mawar Umur 30 HST pada

Pupuk Organik Cair Limbah Sayuran Kacang Panjang (helai) ... 59 4.15 Rata-rata Jumlah daun Tunas Tanaman Mawar Umur 45 HST pada

Pupuk Organik Cair Limbah Sayuran Kacang Panjang (helai) ... 61 4.16 Rata-rata Jumlah daun Tunas Tanaman Mawar Umur 60 HST pada

Pupuk Organik Cair Limbah Sayuran Kacang Panjang (helai) ... 64 4.17 Analisis Varians (ANAVA) Pertumbuhan Jumlah Daun Tanaman

Mawar pada Pupuk Organik Cair Limbah Sayuran Kacang Panjang .... 66 4.18 Rata-rata Jumlah daun Tunas Tanaman Mawar Umur 15 HST pada

Pupuk Organik Cair Limbah Sayuran Kangkung (helai) ... 68 4.19 Rata-rata Jumlah daun Tunas Tanaman Mawar Umur 30 HST pada

Pupuk Organik Cair Limbah Sayuran Kangkung (helai) ... 70 4.20 Rata-rata Jumlah daun Tunas Tanaman Mawar Umur 45 HST pada

Pupuk Organik Cair Limbah Sayuran Kangkung (helai) ... 72 4.21 Rata-rata Jumlah daun Tunas Tanaman Mawar Umur 60 HST pada

Pupuk Organik Cair Limbah Sayuran Kangkung (helai) ... 74 4.22 Analisis Varians (ANAVA) Pertumbuhan Jumlah Daun Tanaman

(12)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Limbah Sayuran ... 16

2.2 Tanaman Mawar... 22

3.1 Desain perlakuan I POC Limbah Sayuran Kacang Panjang ... 26

3.2 Desain perlakuan II POC Limbah Sayuran Kangkung ... 27

4.1 Hari Tumbuhnya Tunas Tanaman Mawar pada POC Limbah Sayuran Kacang panjang (hari)... 36

4.2 Hari Tumbuhnya Tunas Tanaman Mawar pada POC Limbah Sayuran Kangkung (hari) ... 37

4.2 Rata-Rata panjang Tunas Tanaman Mawar Umur 15 HST pada POC Limbah Sayuran Kacang panjang (cm)... 40

4.3 Rata-Rata panjang Tunas Tanaman Mawar Umur 30 HST pada POC Limbah Sayuran Kacang panjang (cm)... 42

4.4 Rata-Rata panjang Tunas Tanaman Mawar Umur 45 HST pada POC Limbah Sayuran Kacang panjang (cm) ... 44

4.5 Rata-Rata panjang Tunas Tanaman Mawar Umur 60 HST pada POC Limbah Sayuran Kacang panjang (cm)... 46

4.6 Panjang Tunas Umur 15, 30, 45, dan 60 HST pada POC Limbah Sayuran Kacang Panjang ... 47

4.7 Rata-Rata panjang Tunas Tanaman Mawar Umur 15 HST pada POC Limbah Sayuran Kangkung (cm) ... 50

4.8 Rata-Rata panjang Tunas Tanaman Mawar Umur 30 HST pada POC Limbah Sayuran Kangkung (cm) ... 52

4.9 Rata-Rata panjang Tunas Tanaman Mawar Umur 45 HST pada POC Limbah Sayuran Kangkung (cm) ... 54

(13)

xi

4.6 Rata-Rata Jumlah Daun Tanaman Mawar Umur 15 HST padaPOC

Limbah Sayuran Kacang panjang (helai)... 60 4.7 Rata-Rata Jumlah Daun Tanaman Mawar Umur 30 HST pada POC

Limbah Sayuran Kacang panjang (helai) ... 62 4.8 Rata-Rata Jumlah Daun Tanaman Mawar Umur 45 HST pada POC

Limbah Sayuran Kacang panjang (helai) ... 64 4.9 Rata-Rata Jumlah Daun Tanaman Mawar Umur 60 HST pada POC

Limbah Sayuran Kacang panjang (helai) ... 67 4.10 Jumlah Daun Tanaman Mawar Umur Ke 15, 30, 45, dan 60 HST pada

POC Limbah Sayuran Kacang panjang (helai) ... 67 4.6 Rata-Rata Jumlah Daun Tanaman Mawar Umur 15 HST pada POC

Limbah Sayuran Kangkung (helai) ... 71 4.7 Rata-Rata Jumlah Daun Tanaman Mawar Umur 30 HST pada POC

Limbah Sayuran Kangkung (helai) ... 73 4.8 Rata-Rata Jumlah Daun Tanaman Mawar Umur 45 HST pada POC

Limbah Sayuran Kangkung (helai) ... 75 4.9 Rata-Rata Jumlah Daun Tanaman Mawar Umur 60 HST pada POC

Limbah Sayuran Kangkung (helai) ... 77 4.10 Jumlah Daun Tanaman Mawar Umur Ke 15, 30, 45, dan 60 HST pada

POC Limbah Sayuran Kangkung (helai) ... 78 4.10 Cover Modul Praktikum Fisiologi Tumbuhan ... 79

(14)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Keputusan Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry tentang Pengangkatan Pembimbing Skripsi ... 72 2. Surat Mohon Izin melakuakan Penelitian dari Dekan Tarbiyah

dan Keguruan UIN Ar-Raniry... 73 3. Surat Keterangan telah selesai melakukan Penelitian di

Laboratorium Pendidikan Biologi UIN Ar-Raniry ... 77 4. Surat Keterangan telah menyelesaikan Perihal terkait

dengan Administrasi Peminjaman Alat dan Penggunaan

Laboratorium... 81 5 Daftar Tabel Penelitian... 6 Olah data menggunakan RAK, Tabel ANAVA, dan Uji Duncan

... 7 Tabel Uji F ... 8 Tabel Uji Duncan ... 9 Modul Praktikum... 10 Foto Kegiatan Penelitian ... 11 Biodata Penilis...

(15)

xii

unsur hara pada tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk organik cair limbah sayuran terhadap pertumbuhan tanaman mawar (Rosa saricea Lindl) dan untuk memanfaatkan hasil penelitian dalam bentuk modul praktikum fisiologi tumbuhan. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak kelompok (RAK) yang terdiri atas 2 kelompok masing-masing 5 perlakuan. Kelompok 1 yaitu limbah sayuran kacang panjang, kelompok 2 yaitu limbah sayuran kangkung. Konsentrasi limbah sayuran kacang panjang terdiri dari KP0 (tanpa perlakuan limbah), KP1 (200 ml), KP2 (400 ml) dan KP3 (600 ml). Sedangkan konsentrasi limbah sayuran kangkung terdiri dari K0 (tanpa perlakuan limbah), K1(200 ml), K2 (400 ml), dan K3 (600 ml). Penelitian ini dilakukan di kenun Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry Banda Aceh. Objek dalam penelitian ini adalah tanaman mawar (Rosa saricea Lindl). Parameter yang penelitian ini yaitu tumbuhnya tunas, panjang tunas dan jumlah daun pada hari ke 15, 30, 45 dan 60 hari setelah tanam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik cair limbah sayuran kacang panjang dan limbah sayuran kangkung berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman mawar (Rosa saricea Lindl) yang meliputi tumbuhnya tunas, panjang tunas dan jumlah daun tanaman mawar. Konsentrasi pupuk organik cair limbah sayuran yang paling baik yaitu KP2 (400 ml) yaitu pada hari ke 12 setelah tanam. Kata kunci: Pupuk Organik Cair (POC), Limbah Sayuran, Pertumbuhan Tanaman

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Limbah merupakan suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber aktifitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomi. Bentuk limbah bisa berada dalam setiap fase materi, yaitu padat, cair dan gas.1 Limbah dapat membawa dampak yang buruk terhadap kondisi lingkungan dan kesehatan manusia. Limbah selalu identik dengan barang sisa atau hasil buangan yang sudah tidak layak pakai baik yang bersumber dari tanaman maupun hewan. Limbah yang dapat dimanfaatkan dari dampak yang buruk terhadap kondisi lingkungan yaitu limbah pasar sayur.

Limbah pasar sayur merupakan kumpulan dari berbagai macam sayuran setelah dipilih karena tidak layak dijual. Limbah pasar sayur yang tidak mengalami pengolahan secara baik akan menimbulkan pencemaran lingkungan dan mengurangi nilai estetika.2 Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan bahwa kondisi pasar sayur Rukoh Darussalam belum mengalami perawatan secara baik hal ini dapat kita lihat dari segi kondisi di pasar sayur Rukoh Darussalam tersebut dimana sayur-sayuran yang tidak dapat digunakan atau di konsumsi lagi karena sayur-sayuran tersebut busuk, maka sayur-sayuran tersebut dibuang begitu

____________

1Wardana, Wisnuarya, Dampak Pencemaran Lingkungan, (Yogyakarta: Kanisius, 2007), h.

43.

2Mulianto, Potensi Limbah Pasar Sayur Menjadi Stater Fermentasi, Jurnal Kesehatan,vol,

(17)

saja sehingga dapat membawa dampak yang buruk terhadap kondisi lingkungan dan kesehatan manusia.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pedagang sayur di Pasar Rukoh Darussalam, ada beberapa sayuran yang tidak dapat bertahan lama karena mudah busuk diantaranya adalah kangkung (Ipomea reptuns Poir), kacang panjang (Vigna sinensis L), tauge (Vigna radiata L), bayam (Amaranthus), dan sawi (Brassica juncea L.).3

Secara fisik limbah sayuran mudah busuk karena berkadar air yang tinggi sehingga menjadi permasalahan terhadap lingkungan dimana setiap harinya bertambah dan semakin sulit mencari tempat pembuangan.4 Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan limbah sayuran tersebut adalah dengan mengolahnya menjadi sesuatu yang bermanfaat, contoh, dengan cara mengolah menjadi pupuk organik cair (POC) karena pupuk organik cair dianggap lebih cepat menyerap kedalam tanah dan dengan cepat dapat dimanfaatkan langsung oleh tanaman serta tidak merusak tanah dan tanaman.5 Jenis limbah sayuran organik yang bisa diolah menjadi pupuk organik cair adalah sampah sayur– sayuran, sisa sayuran basi, dan sampah buah seperti anggur, kulit jeruk, apel dan

____________

3Hasil Wawancara dengan Pedagang Sayuran di Pasar Rukoh Darussalam, Rabu 19,

Oktober, 2016.

4Denny Rusmana, dkk. Pengaruh Pengolahan Limbah Sayur Secara Mekanik Terhadap

Pencernaan dan Efesiensi Penggunaan Protein pada Ayam, Laporan Penelitian, (Bandung: Universitas Pedjadjaran, 2007), h. 2.

5Andri, H. Pardosi, dkk. Respon Tanaman Sawi Terhadap Pupuk Organik Cair Limbah Sayuran

(18)

3

lain-lain.6Pupuk organik merupakan pupuk yang berperan meningkatkan aktifitas biologi, kimia, dan fisik tanah sehingga tanah menjadi subur dan baik untuk pertumbuhan tanaman.7

Berdasarkan hasil penelitian Murbandono, pada respon tanaman sawi terhadap pupuk organik cair limbah sayuran pada lahan kering ultisol dengan berbagai konsentrasi dapat memberikan pengaruh yang berbeda-beda terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi. Pada perlakuan pupuk organik cair (POC) yang berkonsentrasi 125 ml per tanaman sudah mampu meningkatkan jumlah dan luas daun total tanaman sawi.8 Bahkan dengan peningkatan konsentrasi pupuk organik cair (POC) limbah sayuran hingga 500 ml per tanaman masih terus menunjukkan peningkatan jumlah dan luas daun total tanaman sawi. Keadaan tersebut karena pada pupuk organik cair limbah sayuran terdapat unsur nitrogen (N). Hal ini dikarenakan bahan pupuk organik cair (POC) limbah sayuran telah diuraikan oleh mikroorganisme sehingga unsur-unsur organik pada pupuk organik cair (POC) ini membantu menyediakan nitrogen (N) bagi tanaman. Unsur nitrogen (N) yang terdapat dalam pupuk orgaik cair (POC) limbah sayuran dapat membentuk protein dan klorofil.9 Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Q.S Al-An-’Am ayat 99:

       ____________

6Hadisuwito, Membuat Kompos Cair, (Jakarta: PT. Agromedia Pustaka,, 2007), h. 12. 8Murbandono, Membuat Kompos, (Jakarta: Penebar Swadaya, 1990), h. 77.

9Andri, H. Pardosi, dkk. Respon Tanaman Sawi Terhadap Pupuk Organik Cair Limbah Sayuran

(19)

                                        Artinya: “Dan Dialah yang menurunkan air dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau, Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma, mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. perhatikanlah buahnya pada waktu berbuah, dan menjadi masak. Sungguh, pada yang demikian itu ada tanda–tanda (kekuasaan Allah) bagi orang–orang yang beriman”.10

Berdasarkan ayat diatas bahwa Allah telah menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dengan air hujan tersebut pepohonan, seperti zaitun, kurma, anggur, dan semua jenis pepohonan lainnya, juga buah-buahan dan sayuran. Proses pertumbuhan dengan air, kemudian tumbuh dan berbuahnya pohon tersebut mengandung tanda-tanda yang jelas bagi orang-orang yang mau berfikir dan berenung supaya dia beriman.11

____________

10 Al-Quran, Surat An-An’am Ayat 99, (Bandung: PT. Sigma Exsamedia Arkanleema,

2000), H. 140.

(20)

5

Penafsiran di atas telah menjelaskan bahwa Allah menciptakan segela jenis tumbuh-tumbuhan dan menghidupkan tanah yang tandus dan gersang dengan air, karena dalam air terdapat unsur nitrogen berperan dalam proses pertumbuhan sehingga jika terkena air maka tanah tersebut menjadi gembur dan subur dapat ditumbuhi segala macam jenis tumbuh-tumbuhan. Karena air berperan dalam penyuburan tanaman dan tanah.12

Ayat di atas dapat dikaitkan dengan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tanaman mawar (Rosa saricea Lindl). Tanaman mawar dapat tumbuh pada kondisi tanah yang subur, gembur, tanah liat berpasir, banyak bahan organik, aerasi dan draeinasi yang baik, dan air yang cukup, karena air dapat merangsang cepatnya pertumbuhan tunas tanaman mawar (Rosa saricea Lindl).

Tanaman mawar merupakan tanaman bunga hias berupa herba dengan batang berduri. Tanaman mawar adalah salah satu tanaman yang memiliki bunga yang indah serta nilai jual yang tinggi, tanaman mawar dapat dibudidayakan sebagai bunga potong, tanaman penghias taman, dan sebagai bunga pot.13 Tanaman mawar dikenal sebagai tanaman hias yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti dijadikan parfum, kosmetik dan obat-obatan.

Tanaman mawar dapat diperbanyak secara generatif maupun secara vegetatif. Secara vegetatif dengan stek batang atau cabang, cangkok, dan okulasi. Cara stek lebih dipilih, karena stek menghasilkan tanaman yang memiliki

____________

12Sayyid Quthb,Tafsir Fi Zhilalil Qur’an, (Jakarta : Gema Insani, 2002). h. 172.

13Merlin Yolla Hasendi, Pengaruh Motovasi Terhadap Keberhasilan Usaha pada Pengusaha Tanaman Hias Mawar. Universitas Pendidikan Indonesia: Perpustakaan UPI. 2013.

(21)

persamaan dalam umur, tinggi, ketahanan terhadap penyakit dan menghasilkan bibit tanaman dalam jumlah banyak.14 Stek sering kali mengalami kegagalan dengan tidak tumbuhnya akar. Salah satu usaha untuk mengatasi kegagalan dalam pertumbuhan akar pada stek adalah dengan memberikan zat pengatur tumbuh (ZPT).

Keuntungan penggunaan ZPT pada stek adalah memperbaiki sistem perakaran, mempercepat keluarnya akar bagi tanaman, membantu tanaman dalam menyerap unsur hara dari dalam tanah, mencegah gugurnya daun dan meningkatkan proses fotosintesis.15 Zat pengatur tumbuh tumbuhan ini dipelajari pada mata kuliah fisiologi tumbuhan di pendidikan biologi.

Mata kuliah fisiologi tumbuhan merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus diikuti oleh mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Pendidikan Biologi UIN Ar-Raniry Banda Aceh pada semester V (ganjil) dengan bobot kredit 4 (1) SKS, 3 SKS teori dan 1 SKS untuk kegiatan praktikum. Fisiologi tumbuhan merupakan salah satu cabang biologi yang mempelajari tentang proses-proses yang terjadi di dalam tumbuhan dan tanggapan terhadap pengaruh lingkungan sekitarnya yang menyebabkan dapat hidup.16

Berdasarkan hasil wawancara dengan dosen pengasuh mata kuliah fisiologi tumbuhan, maka diperoleh hasil wawancara, pada bab zat pengatur tumbuhan

____________

14Nur Hafizah. Pertumbuhan Stek Mawar (Rosa damascena Mill.) pada Waktu Perendaman

dalam Larutan Urine Sapi,Jurnal Issn Elektronik Ziraa’ah, Vol. 39 No. 3, Oktober 2014, h. 129-130.

15Lakitan, B. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006),

h.30.

16Lina Rahmawati, Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan, (Banda Aceh: Press, 2007),

(22)

7

pada pertumbuhan tanaman selama ini pada saat praktikum hanya menggunakan satu jenis larutan yaitu larutan atonik. Oleh karena itu, perlu dikembangkan jenis-jenis larutan yang lain seperti penggunaan pupuk organik cair (POC) yang bahan dasarnya terdiri dari bahan-bahan organik seperti limbah sayuran, limbah kulit buah, dan yang lainnya, dengan demikian akan diperoleh hasil penelitian yang bervariasi dan bermanfaat bagi ilmu pengetahuan para mahasiawa.17

Berdasarkan hasil wawancara dengan mahasiswa Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry yang sudah mengambil mata kuliah Fisiologi Tumbuhan bahwa selama ini praktikum pada percobaan pengaruh zat pengatur tumbuhan (ZPT) bisanya hanya menggunakan larutan atonik sebagai bahan untuk melihat pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman yang diteliti. Jadi, selama ini mahasiswa belum pernah melakukan praktikum dengan memanfaatkan bahan-bahan organik seperti limbah sayuran yang dibuat menjadi pupuk organik cair (POC) sebagai bahan untuk praktikum pertumbuhan tanaman di laboratorium.18.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Pupuk Organik Cair Limbah Sayuran terhadap Pertumbuhan Tanaman Mawar (Rosa saricea Lindl) sebagai Penunjang Praktikum Fisiologi Tumbuhan.

____________

17Hasil wawancara dengan Lina Rahmawati, Dosen Pengasuh Matakuliah Fisiologi

Tumbuhan. Banda Aceh . l 9 Oktober 2016.

18

Hasil wawancara dengan Mahasiswa Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-raniry Banda Aceh. Angkatan 2012 dan 2013. 8 November 2016.

(23)

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ada pengaruh pupuk organik cair limbah sayuran terhadap pertumbuhan tanaman mawar (Rosa saricea Lindl)?

2. Apakah hasil penelitian pengaruh pupuk organik cair limbah sayuran terhadap pertumbuhan tanaman mawar (Rosa saricea Lindl) dapat dijadikan sebagai penunjang praktikum fisiologi tumbuhan?

3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1) Untuk mengetahui pengaruh pupuk organik cair limbah sayuran terhadap pertumbuhan tanaman mawar (Rosa saricea Lindl).

2) Untuk dapat memanfaatkan hasil penelitian dalam bentuk modul praktikum fisiologi tumbuhan.

4. Hipotesis Penelitian

Ha: Pupuk organik cair limbah sayuran berpengaruh terhadap peningkatan pertumbuhan tanaman mawar (Rosa saricea Lindl)

Ho: Pupuk organik cair limbah sayuran tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman mawar (Rosa saricea Lindl)

(24)

9

5. Manfaat Penelitian 1. Teoritik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan rujukan ataupun referensi bagi mahasiswa dan peneliti lain dalam hal pengaruh pemberian pupuk organik cair (POC) limbah sayutan terhadap pertumbuhan tanaman mawar (Rosa saricea Lindl.).

2. Praktik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi mamfaat dan membantu mahasiswa dan asisten dalam melaksanakan praktikum di laboratorium mengenai pengaruh pemberian pupuk organik cair (POC) limbah sayutan terhadap pertumbuhan pertumbuhan tanaman mawar (Rosa saricea Lindl.).

3. Definisi Operasional (DO)

Definisi operasional merupakan penjelasan apa saja yang dimaksudkan oleh istilah-istilah penting yang menjadi judul penelitian ini. Adapun istilah-istilah yang perlu dijelaskan yaitu:

1. Limbah Sayuran

Limbah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber aktifitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomi.19 Limbah dapat membawa dampak yang buruk terhadap kondisi lingkungan dan kesehatan manusia.

____________

19Wardana, Wisnuarya, Dampak Pencemaran Lingkungan, (Yogyakarta: Kanisius, 2007),

(25)

Limbah identik dengan barang sisa atau hasil buangan yang sudah tidak layak dipakai baik yang bersumber dari tanaman maupun hewan.

Limbah sayuran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah limbah sayuran yang digunakan sebagai pupuk organik cair (POC) yang diperoleh dari pasar Rukoh Darussalam untuk pertumbuhan tanaman mawar (Rosa saricea Lindl). Adapun jenis limbah sayuran yang digunakan berasal dari limbah sayuran kacang panjang (Vigna sinensis L.) dan limbah sayuran kangkung (Ipomea reptans Poir).20

2. Pupuk Organik Cair

Pupuk organik cair merupakan pupuk yang berasal dari pelapukan bahan-bahan organik berupa sisa–sisa tanaman dan kotoran hewan. Sebagai hasil pelapukan sisa–sisa makhluk hidup, pupuk organk cair (POC) menjadi bahan untuk perbaikan struktur tanah yang terbaik dan alami serta menyebabkan tanah mampu mengikat air lebih banyak.21

Pupuk organik cair (POC) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pupuk organik cair yang memiliki kandungan unsur hara makro dan mikro yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman yang terbuat dari bahan-bahan seperti sampah-sampah sayuran yang tidak dapat konsumsi dan dimanfaatkan lagi.

3. Pertumbuhan

Pertumbuhan adalah proses penambahan volume tubuh makhluk hidup yang sifatnya tidak bisa kembali ke keadaan semula. Penambahan disebabkan adanya

____________

20Mulianto, Potensi Limbah Pasar Sayur Menjadi Stater Fermentasi, Jurnal Kesehatan,vol,

2. No, 1. 2009. h. 7.

(26)

11

penambahan jumlah dan volume sel, karena adanya pembelahan mitosis dan pembesaran sel. Pertumbuhan pada tanaman merupakan proses bertambahnya ukuran dari kecil hingga sampai dewasa yang sifatnya kuantitatif, artinya dapat diukur dan dapat dinyatakan dengan suatu bilangan.22 Pertumbuhan yang dimaksud disini adalah pertumbuhan tanaman mawar (Rosa saricea Lindl).

4. Fisiologi Tumbuhan

Fisiologi tumbuhan merupakan salah satu mata kuliah yang menjadikan dasar pemahaman biologi tentang fungsi-fungsi atau peranan dari tumbuhan. Mata kuliah ini terdiri dari 4(1) SKS, 3 SKS untuk teori dan 1 SKS untuk kegiatan praktikum yang dilakukan di laboratorium, mata kuliah ini wajib ditempuh oleh mahasiswa Program studi Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry. Penunjang praktikum merupakan suatu yang dapat mengaktifkan proses belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan pengajaran.23 Praktikum yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu kegiatan yang berlangsung di laboratorium yang terkait dengan materi Pengaruh Zat Pengatur Tumbuhan Terhadap Pertumbuhan Tanaman.

5. Tanaman Mawar (Rosa saricea Lindl)

Tanaman mawar dikenal sebagai tanaman hias yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti sebagai tanaman hias, dijadikan bunga tabur, parfum, kosmetik dan obat-obatan. Selain itu tanaman mawar merupakan salah satu tanaman

____________

22Alvina, Sutarni, Pertumbuhan Tanaman dengan Rumah Kaca, (Palembang: Sinar Utama,

2009), h. 31.

23

(27)

yang memiliki bunga yang indah serta nilai jual yang tinggi.24Tanaman mawar (Rosa saricea Lindl) yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan bahan yang akan digunakan dalam penelitian.

____________

24Nina Marlina, Teknik Perbanyakan Mawar Dengan Kultur Jaringan. Jurnal Teknik Pertanian, Vol. 12, NO. 2, 2009. h. 65-67.

(28)

13 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pupuk Orgaik

Pupuk dalam arti luas adalah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik, kimia atau biologis tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman. Sementara dalam arti yang khusus pupuk adalah suatu bahan yang mengandung satu atau lebih hara tanaman.25 Pupuk dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu pupuk organik padat dan pupuk organik cair.

Pupuk organik adalah pupuk dengan bahan dasar yang diambil dari alam dengan jumlah dan jenis unsur hara yang terkandung secara alami26. Pupuk organik cair merupakan pupuk yang tersusun dari bahan organik yang pada umumnya mengandung nitrogen dan unsur lain yang berasal dari tumbuhan dan hewan yang disiramkan ke dalam tanah secara spesifik sebagai sumber hara.27

Pupuk organik dapat berfungsi sebagai sumber zat makanan bagi tanaman. Kandungan unsur hara yang terdapat dalam pupuk organik lebih lengkap walaupun kadarnya tidak setinggi pupuk anorganik.28 Kandunga lengkap pupuk organik tersebut terdiri atas unsur makro dan mikro yang dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman. Pupuk organik lebih penting dari sekedar penyediaan unsur hara karena pupuk organik berperan untuk memperbaiki kondisi fisik tanah.

____________

25Afandie Rosmarkam, Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta: Kanisius. 2002, H. 126. 26

Musnamar., Pupuk Organik. Jakarta;Penebar Suwadaya. 2005. H, 72.

27Rachman Sutanto., Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jogyakarta; Kanisius. 2005. H. 19

28Lingga, P dan Marsono., Petunjuk Pengguna Pupuk. Jakarta: Penebar Suadaya 2004. H,

(29)

14

organik juga penting untuk keberadaan mikroorganisme tanah yang dibutuhkan oleh tanaman.29

Pemupukan dilakukan untuk menghasilkan produk berupa bahan organik cair yang lebih halus dan telah terdekomposisi sempurna. Proses pemupukan ini merupakan proses hayati yang melibatkan aktivitas mikroorganisme antara lain

bakteri, fungi dan protozoa.Keberadaan mikroorganisme dalam pembuatan pupuk

sangat penting untuk proses penguraian dan pembusukan tumbuhan menjadi pupuk organik cair. Sehingga jenis pupuk organik cair ini lebih menyehatkan bagi manusia dan relatif lebih aman karena tersusun dari bahan-bahan organik dan kandungan nutrisi cukup lengkap unsur hara makro maupun unsur hara mikro seperti Zn, Cu, Mo, Cu, Ca, Mg dan Si.30 Selain itu juga mampu menyediakan unsur hara yang diperlukan tanaman terutama sebagai sumber unsur N, P, dan K.31yang berperan sebagai perbaikan struktur tanah.

____________

29Novizan., Petunjuk Pemupukan Efektif. Jakarta; Agro Media Pustaka. 2005. H, 130

30Tosin Gilo, Pupuk Organik dan Pestisida Nabati, (Jakarta : Agro Media Pustaka, 2015),

H. 26-31.

31

Shella, Kajian Pemberian Pupuk Hijau Eceng Gondok pada Tanah Gambut Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Terong (Solanum Melongena L.), Jurnal, Anterior Vol. 11, No. 1, 2012, H. 29.

(30)

15 B. Limbah Sayuran

Limbah sayuran merupakan kumpulan dari berbagai macam sayuran setelah disortir karena tidak layak dijual. limbah sayuran mengandung senyawa dan berbagai bakteri pengurai. Senyawa dan bakteri tersebut dapat meningkatkan kesuburan tanah dengan cara menyediakan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanah. Bahan tersebut dapat dijadikan sebagai pupuk organik cair (POC) dengan mencampurkan berbagai komponen bahan-bahan tertentu.32 Limbah sayuran mengandung unsur-unsur yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan pupuk organik cair (POC). Bahan tersebut mempunyai kandungan air yang tinggi, karhohidrat, protein, dan lemak dan juga mengandung serat, fosfor, besi, kalium, kalsium, vitamin A, vitamin C, dan Vitamin K. Semua unsur tersebut mempunyai fungsi yang bisa membantu dalam proses pertumbuhan dan perkembangbiakan tanaman. Sehingga sangat bagus dijadikan sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik cair (POC). Selain mudah terdekomposisi, bahan ini juga kaya akan nutrisi yang dibutuhkan tanaman.33

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk dapat memanfaatkan limbah pasar tersebut adalah dengan cara mengelolanya menjadi pupuk organik cair (POC) karena pupuk organik cair dianggap lebih cepat meresap kedalam tanah dan dengan cepat dapat dimanfaatkan langsung oleh tanaman serta tidak merusak

____________

32Anwar Prabu Mangkunegara., Menejemen Sumberdaya Manusia, Cetakan Ke Lima,

Bandung; Remaja Rosdakarya. 2008.

33 Purwendro, Nurhidayat., Mengolah Sampah Untuk Pupuk Pastisida Organik. Jakarta;

(31)

16

baik.35Contoh limbah sayuran dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1: Limbah Sayuran36

Pupuk organik cair (POC) limbah sayuran merupakan hasil pembusukan dari sayur-sayuran yang melibatkan aktivitas mikroorganisme. Pupuk ini berupa bahan-bahan organik yang disiramkan pada media tanam untuk mencukupi kebutuhan unsur hara yang diperlukan tanaman untuk membantu pertumbuhan sehingga mampu bereproduksi dan tumbuh dengan baik.37

____________

34 Andri, H. Pardosi, dkk. Respon Tanaman Sawi Terhadap Pupuk Organik Cair Limbah

Sayuran pada Lahan Kering Ultisol, Jurnal Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptima, 2015, H. 9-12.

35Anastasia R. Moi, dkk. Pengujian Pupuk Organik Cair Dari Eceng Gondok (Eichhornia Crassipes) Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi (Brassica Juncea), Jurnal MIPA UNSRAT,

Vol. 4, No. 1, 2015. H. 18.

36Foto Koleksi Hasil Observasi

37Anastasia R. Moi, dkk. Pengujian Pupuk Organik Cair dari Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi (Brassica juncea), Jurnal MIPA UNSRAT, Vol.

(32)

17

Penelitian Andri, H. pupuk organik cair limbah sayur dengan berbagai konsentrasi dapat memberikan pengaruh yang berbeda-beda terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi. Pada perlakuan pupuk organik cair yang berkonsentrasi 125 ml per tanaman sudah mampu meningkatkan jumlah dan luas daun total tanaman sawi.38

C. Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

Tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan tanaman semak, menjalar, semusim dengan tinggi kurang lebih 2,5 m. Batang tanaman ini tegak, silindris, lunak, bewarna hijau dengan permukaan licin. Tanaman kacang panjang ini mengandung zat gizi yang cukup banyak seperti sumber protein nabati. Kandungan protein dalam kacang panjang cukup tinggi, yaitu 22,3% dalam biji kering, 4,1% pada daun dan 2,7% pada polong muda. Oleh karena itu kacang panjang merupakan sumber protein yang murah dan mudah untuk dikembangkan di berbagai daerah. Disamping itu juga terkandung mineral dan komposisi gizi lainnya yaitu, thiamin, vitamin A, ribovlavin, besi, fosfor, kalium, asam askorbat, asam folat, magnesium dan mangan. Kacang panjang merukan sayuran yang tidak dapat bertahan lama dan mudah busuk.39

____________

38Andri, H. Pardosi, dkk. Respon Tanaman Sawi Terhadap Pupuk Organik Cair Limbah

Sayuran pada Lahan Kering Ultisol, Jurnal Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptima,, 2015. H. 9-12.

39Safuan, dkk., Pengaruh Residu Bahan Organik Terhadap Pertumbuhan dan Produksi

(33)

18

pengikat antara molekul-molekul fosfolipida dengan protein penyusun membran, hal ini menyebabkan membran dapat berfungsi normal pada semua sel. kalium juga dapat memacu aktivitas beberapa enzim, sekaligus dapat menghambat aktivitas beberapa enzim lainnya. Sedangkan besi merupakan unsur hara esensial karena merupakan bagian dari enzim-enzim tertentu dan merupakan bagian dari protein yang berfungsi sebagai pembawa elektron pada fase terang fotosintesis dan respirasi.40

Unsur fosfor yang terdapat di dalam kacang panjang merupakan unsur kedua terpenting setelah nitrogen. Defenisi fosfor bagi pertumbuhan tanaman biasanya disebabkan oleh fosfat kedalam tanah yang hanya 15-20% yang dapat diserap oleh tanaman, sedangkan sisanya terserap diantara koloid tanah dan tinggal sebagai resedu dalam tanah.Untuk mengatasi hal tersebut, salah satu kebutuhan unsur fosfor bagi tanaman adalah dengan pemberian pupuk organik cair (POC) yang mengandung asam-asam organik yang dapat disekresikan dan meningkatkan kelarutan fosfat dalam tanah dan dapat digunakan sebagai unsur hara bagi pertumbuhan tanaman.41

____________

40Fibria Kaswinarni, dkk., Berbagai Fenomena Kacang Panjang (Vigna sinensis) Terhadap

Penambahan Kompos Organik pada Pemupukan Batuan Fosfat. Jurnal Bioma, Vol. 3, No. 1, 2014.

41 Febria Kaswinari, dkk., Berbagai Venomena Kacang Panjang (Vigna Sinensis) Terhadap Penambhan Kompos Organik pada Pemupukan Batuan Fosfat. Jurnal Bioma, Vol. 3, No. 1, 2014.

(34)

19 D. Tanaman Kangkung (Ipomea reptans Poir)

Tanaman kangkung merupakan salah satu jenis sayuran yang sangat populer bagi masyarakat Indonesia dan digemari oleh semua lapisan masyarakat karena rasanya yang gurih. Tanaman ini berasal dari India yang kemudian menyebar ke Malaysia, Burma, Indonesia, China Selatan, Australia dan bagian negara Afrika.42 Tanaman ini termasuk kelompok tanaman semusim dan berumur pendek dan tidak memerlukan areal yang luas untuk membudidayakannya sehingga memungkinkan dibudidayakan di kota yang pada umumnya lahannya terbatas. Selain rasanya yang gurih, gizi yang terdapat pada sayuran kangkung cukup tinggi, seperti vitamin A, B dan C, protein, kalsium, fospor, sitosterol dan ban-bahan mineral terutama zat besi yang berguna bagi pertumbuhan badan dan kesehatan.

Tanaman kangkung (Ipomea reptans Poir) memiliki sistem perakaran tunggang dan bercabang-cabang akar menyebar ke semua arah, dapat menembus tanah sampai kedalaman 60 hingga 100 cm, dan melebar secara mendatar pada radius 150 cm atau lebih, terutama pada jenis kangkung air. Batang kangkung (Ipomea reptans Poir) bulat dan berlubang, berbuku - buku, banyak mengandung air dan dari buku-bukunya mudah sekali keluar akar. Memiliki percabangan yang banyak dan setelah tumbuh lama batangnya akan menjalar.43

____________

42Haryato, Kreatif di Seputar Rumah Bertanam Kangkung Raksasa di Pekarangan.

(Yogyakarta: Kanisius, 2009), h. 36.

43Djuariah, D., “Evaluasi Plasma Nutfah Kangkung di Daratan Medium Rancaekek. Jurnal Hortikultura, Vol 7 No.3, h. 758.

(35)

20

gurih serta mengandung zat gizi yang cukup banyak. Kacang panjang sebagai sumber vitamin, mineral dan sumber protein nabati karena mengandung 4,1% protein pada daun, 22,3% pada biji dan 2,7% pada polong muda, serta memiliki lemak dan karbohidrat yang tinggi 15,2%.44

Kandungan gizi dalam 100 gram kangkung darat diantaranya adalah 458,00 gram kalium dan 49,00 gram natrium. Dimana kalium dan natrium merupakan persenyawaan garam bromida. Senyawa-senyawa ini bekerja sebagai obat tidur berdasarkan sifatnya yang menekan susunan saraf pusat. Selain mengandung kalium dan natrium daun kangkung (Ipomea reptans Poir) juga mengandung zat kimia seperti karoten, hentriakontan dan sitosterol. Oleh karena itu, tanaman kangkung (Ipomea reptans Poir) berkhasiat sebagai anti inflamasi, diuretik dan hemostatik.45

F. Larutan Em4

Larutan Em4 (Effective microorganisms 4) merupakan mikroorganisme (bakteri) pengurai yang dapat membat dalam pembusukan sampah organik. Effective microorganisms4 (Em4) berisi sekitar 80 genus mikroorganisme fermentasi. Diantranya bakteri Ffotosintetik, Lactobacillus Sp, Streptomyces Sp, Ragi, dan

____________

44Safuan, dkk., Pengaruh Residu Bahan Organik Terhadap dan Produksi Tanaman Kacang

Panjang (Vigna Sinensis L.). Jurnal Agroteknos ISSN. Vol.2. No.1. 2012. h. 1-8.

45Ranu Anggara, Pengaruh Ekstrak Kangkung Darat ( Ipomea reptans Poir.) terhadap Efek

(36)

21

Actinomycetes. Em4 dgunakan untuk pengomposan modern. Em4dipakai sebagai inokulan untuk meningkatkan keragaman dan popolasi mukroorganisme di dalam tanah dan tanaman yang selanjutnya dapat meningkatkan kesehatan, pertumbuhan, kualitas dan kuantitas produksi tanaman.46

G. Tanaman Mawar (Rosa saricea Lindl) 1. Klasifikasi Tanaman Mawar

Tanaman mawar pada umumnya merupakan tanaman perdu semak. Batangnya berduri dengan tinggi tanaman antara 0,3-0,5 meter. Pada batang terdapat duri batang mawar ada yang tegak dan ada yang melengkung.Warna batang hijau muda dan hijau kecoklatan apabila sudah tua.

Tanaman mawar mempunyai daun yang panjangnya antara 5-15 cm, dua-dua berlawanan (pinnate). Daun majemuk yang tiap tangkai daun terdiri paling sedikit 3 atau 5 hingga 9 atau 13 anak daun dan daun penumpu (stipula) berbentuk lonjong, pertulangan menyirip, tepi daun beringit, meruncing pada ujung daun dan berduri pada batang yang dekat ketanah. Tanaman mawar sebenarnya bukan tanaman tropis, sebagian besar spesies meronyokkan daunnya dan hanya beberapa spesies yang ada di Asia Tenggara yang selalu berdaun hijau sepanjang tahun.47

____________

46Kharisma., Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 dan Kotoran Ayam pada Kompos

Alang-alang (Imperata Cylindrica) Terhadap pertumbuhan Semai Gmelina Arborea. Skripsi. Bogor. 2006. H. 28.

47Tejasarwana, dkk., Pengaruh Media Tanam dan Formula Nutrisi Terhadaphasil dan

(37)

22

tersusun indah dengan bentuk payung dan perhiasan bunga setiap lingkarnya terdiri atas 5 helai daun mahkota.Warna bunga biasanya putih, merah jambu, kuning, merah, dan masih banyak lagi warna-warna mawar lainnya.

Helaian mahkota bunganya berupa susunan kelopak bunga yang berwarna hijau dan bunga mawar merupakan bunga yang sempurna mempunyai ciri khas yaitu mengeluarkan aroma harum. Ovary berada dibagian bawah daun mahkota dan kelopak daun. Tanaman mawar mempunyai akar tunggang dengan banyak cabang seperti serat dan akar serabut menyerupai benang-benang hidup. Akar tunggang dapat menembus lapisan tanah yang lebih dalam yang bertujuan sebagai pengokoh tanaman mawar.48

Gambar 2.3: Tanaman Mawar Putih49

____________

48 Nina Marlina, Euis Rohayati, Teknik Perbanyakan Mawar dengan Kultur Jaringan, Jurnal Buletin Teknik Pertanian, Vol. 14, No. 2, 2009, h. 65-67.

(38)

23 2. Syarat Tumbuh Tanaman Mawar

Tanaman mawar mempunyai daya adaptasi sangat luas terhadap lingkungan tumbuh, dapat ditanam di daerah beriklim sub-tropis maupun di daerah tropis. Berikut beberapa Faktor yang mempengaruhi terhadap pertumbuhan tanaman mawar.

a. Iklim

1. Semua jenis tumbuhan hijau memerlukan energi matahari untuk pertumbuhannya. Cahaya matahari diperlukan tanaman dalam proses fotosintesis dan proses metabolisme lainnya untuk pembentukan karbohidrat, protein, lemak, dan sebagainya. Fotosintesis tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

2. Curah hujan (air) merupakan faktor penting dalam pertumbuhan tanaman, ketersediaan air di lapangan secara alami disuplai dari curah hujan. Curah hujan yang optimal bagi pertumbuhan tanaman mawar adalah 1500-3000 mm/tahun. jika terlalu basah pertumbuhan tanaman akan terganggu.

3. Cahaya sinar matahari ataupun cahaya berfungsi sebagai sumber energi dalam proses fotosintesis. Cahaya mutlak diperlukan oleh tanaman mawar dengan lama penyinaran 5-6 jam per hari. Di daerah cukup sinar matahari, tanaman mawar akan cepat bertunas dan berbunga serta berbatang kokoh.

4. Suhu dan kelembaban udara yang berperan dalam laju proses fisiologi tanaman. Suhu yang terlalu rendah atau terlalu tinggi akan menghambat

(39)

24 b. Media Tanam

Penanaman dilakukan secara langsung pada tanah secara permanen di kebun atau di dalam pot. Tanah yang cocok untuk pertumbuhan tanaman mawar adalah tanah liat berpasir dengan kandungan liat sekitar 20–30 %, banyak bahan organik, subur, gembur, aerasi dan drainase baik.

Pada tanah latosol, endosol memiliki sifat fisik dan kesuburan tanah yang cukup baik. Derajat keasaman tanah yang ideal adalah pH = 5,5–7,0. Pada tanah asam (pH = 5,8) perlu pengapuran kapur dolomit, Calcit ataupun Zeagro dosis 4-5 ton/hektar. Pemberian kapur bertujuan untuk menaikkan pH tanah, menambah unsur–unsur Ca dan Mg, memperbaiki kehidupan mikroorganisme, memperbaiki bintil–bintil akar, mengurangi keracunan Fe, Mn, dan Al, serta menambah ketersediaan unsur–unsur P dan Mo. Tanah berpori–pori sangat dibutuhkan oleh akar mawar.

c. Ketinggian Tempat

Tanaman mawar (Rosa saricea Lindl) dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi dengan rata-rata ketinggian 1500 mdpl (diatas permukaan laut). Namun, pada ketinggian lainnya dapat tumbuh baik tetapi harus diperhatikan faktor suhu udaranya.

(40)

25 d. Kasiat dan Manfaat Tanaman Mawar

Tanaman mawar merupakan tanaman bunga hias berupa herba dengan batang berduri. Tanaman mawar memiliki khasiat yang berguna untuk kesehatan tubuh manusia selain cantik dan harum, bunga mawar juga punya banyak manfaat. Air mawar yang didapatkan dari kelopak bunga mawar merupakan antiseptik alami yang aman untuk segala jenis kuli. Mengurangi stres. Aroma bunga mawar yang harum dapat meregangkan otak syaraf dan mengurangi stres setelah seharian beraktifitas. Itulah sebabnya, mengapa bunga mawar dipilih sebagai salah satu bunga hias yang biasa diletakkan di dalam rumah. Bahkan pengobatan menggunakan bunga mawar sudah dilakukan oleh masyarakat Romawi kuno dan Yunani kuno, mawar menjadi pereda rasa cemas dan obat depresi.50

____________

50Sanjaya, dkk., Pengaruh Kapur dan Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan dan Produksi

(41)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang diambil dari adanya masalah pada suatu penelitian, disebut penelitian kuantitatif karena menghasilkan angka-angka (kuantitas) dan analisis yang menggunakan statistik.51 Rancangan penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari dua kelompok. Kelompok I terdiri dari pupuk organik cair (POC) limbah sayuran kacang panjang dan kelompok II terdiri dari pupuk organik cair (POC) limbah sayuran kangkung. Masing-masing kelompok terdiri dari 4 perlakuan, dan 5 kali ulangan. Banyaknya ulangan diperoleh dari rumus berikut:

( t–1 ) ( r–1 )≥ 15 Dimana:

t : jumlah perlakuan r : jumlah ulangan52

Total unit percobaan untuk kelompok I (pupuk organik cair (POC) limbah sayuran kacang panjang) adalah 20 satuan percobaan, dan total unit percobaan untuk kelompok II (pupuk organik cair (POC) limbah sayuran kangkung) adalah 20 satuan percobaan. Adapun susunan kombinasi perlakuan yang diberikan adalah sebagai berikut:

____________

51Rudi susila, dkk., Penelitian Pendidikan, (Jakarta; Derektorat Jenderal Pendidikan

Islam Kementrian Agama Islam RI, 2012). H, 53-54.

52Kemas, Ali Hanafiah, Rancangan Percobaan: Teori dan Aplikasi, (Jakarta: Rajawali

(42)

27

1. Desain Perlakuan:

Tabel 3.1. Susunan Kombinasi Perlakuan.

No Kelompok I

Limbah sayuran kacang panjang

Kelompok II Limbah sayuran kangkung 1 KP0: Tanpa pupuk organik cair

limbah sayuran kacang panjang (kontrol)

K0: Tanpa pupuk organik cair limbah sayur kangkung (kontrol)

2 KP1: Pupuk organik cair limbah sayur kacang panjang (200 ml)

K1: Pupuk organik cair limbah sayur kangkung (200 ml)

3 KP2: Pupuk organik cair limbah sayur kacang panjang (400 ml)

K2: Pupuk organik cair limbah sayur kangkung (400 ml)

4 KP3: Pupuk organik cair limbah sayur kacang panjang (600 ml)

K3:Pupuk organik cair limbah sayur kangkung (600 ml)

2. Bagan Percobaan

Berikut bagan percobaan penelitian dengan dua desain kelompok, yaitu kelompok I pupuk organik cair (POC) limbah sayuran kacang panjang dan kelompok II pupuk organik cair (POC) limbah sayuran kangkung, dengan masing-masing kelompok terdiri dari 4 perlakuan dan 5 kali ulangan.

a. Desain kelompok I pupuk organik cair (POC) limbah sayuran kacang panjang

Desain kelompok I dapat dilihat pada Gambar 3.1

KP0 KP1 KP2 KP3

KP1 KP3

KP2 KP0

(43)

b. Desain kelompok II pupuk organik cair (POC) limbah sayuran kangkung Desain kelompok II dapat dilihat pada Gambar 3.2

KP1 KP0 KP3 KP0 KP1 KP1 KP2 KP3 K3 K2 K1 K0 K1 K2 K3 K0 K1 K2 K3 K0 K0 K1 K2 K3 K0 KI K2 K3 KP2 KP3 KP2 KP0

(44)

29

B. Tempat dan Waktu

Lokasi penetian ini dilakukan di Kebun Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Pendidikan Biologi UIN Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh. Penelitian dilaksanakan pada 13 Agustus- 6 Oktober 2017.

C. Objek penelitian

Objek dalam penelitian ini menggunakan tanaman mawar (Rosa saricea Lindl), dimana bibitnya diperoleh dari salah satu kebun pertanian yang berada didesa Lampineung Kecamatan Kuta Alam.

D. Parameter Penelitian

Parameter yang diukur dan diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tumbuhnya tunas

Tumbuhnya tunas diamati dan dihitung pada hari pertama setelah tanam. 2. Panjang tunas

Panjang tunas diamati dan diukur pertumbuhannya setalah ditanam, pengukuran berskala yaitu pada hari 15, 30, 45, dan 60 yang diukur menggunakan rol atau mistar.

3. Jumlah Daun

Jumlah daun diamati dan dihitung jumlah pertumbuhannya setelah ditanam, penghitungan berskala yaitu pada hari 15, 30, 45, dan 60.

(45)

E. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk Tabel 3.2 dan Tabel 3.3.

Tabel 3.2 Alat yang digunakan dalam Penelitian:

No Nama Alat Fungsi

1.

Cangkul Untuk mengambil tanah dari lahan 2.

Penggaris Untuk mengukur pertumbuhan tunas tanaman mawar 3.

kamera Untuk mengambil gambar tanaman yang diteliti 4.

Tabel Pengamatan Tempat menulis hasil pertumbuhan tunas tanas tanaman mawar

5.

Polybag Sebagai tempat media tanam 6.

Pisau Untuk memotong atau mencincang-cincang sayuran 7.

Ember Besar Sebagai tempat pengomposan limbah sayuran 8.

Alat Tulis Untuk mencatat perubahan pertumbuhan tunas tanaman mawar

9.

Kertas lebel Untuk memberi tanda pada polybag yang telah ditanaman

10.

Gelas ukur Untuk mengukur pupuk organik cair limbah sayuran yang digunakan

11.

Timbangan Untuk menimbang sayuran yang akan diolah mnjadi pupuk dan tanah

12.

Termometer Untuk mengukur suhu 13.

Soiltester Untuk mengukur kelembaban tanah

Tabel 3.3 Bahan yang digunakan dalam Penelitian:

No Nama Bahan Fungsi

1.

Limbah sayuran Sebagai bahan untuk pupuk organik cair (POC) 2. Tanaman mawar

putih Sebagai objek penelitian 3.

(46)

31

4.

EM-4 Bakteri pengurai untuk menguraikan bahan organik

limbah sayuran 5.

Air Untuk penyiraman

F. Prosedur Penelitian

a. Pembuatan Pupuk Organi Cair (POC) limbah sayuran

1. Diambil dan dikumpulkan limbah sayuran dari Pasar Rukoh Darussalam. 2. Ditimbang dengan munggunakan timbangan.

3. Dipotong dengan menggunakan alat pemotong (pisau).

4. Dimasukkan ke dalam ember (tempat fermentasi limbah sayuran).

5. Dicampurkan larutan EM-4 sebanyak 50 ml ke dalam 3 liter air dan ditambahkan air gula sebanyak 50 ml.

6. Dimasukkan campuran larutan EM-4 yang telah dicampur dengan 3 liter air dan air gula ke dalam ember yang telah berisi limbah sayur.

7. Diaduk secara merata disetiap pupuk organik cair limbah sayur dan ditutup rapat, agar proses fermentasinya berlangsung sempurna.

8. Didiamkan selama dua minggu sampai terjadi pembusukan, dengan ciri adanya bau pada limbah sayuran. Kemudian limbah sayur siap dijadikan sebagai pupuk organik cair (POC).

b. Pembibitan Tanaman Mawar (Rosa saricea Lindl)

1. Disediakan 40 stek tanaman mawar (Rosa saricea Lindl) yang berumur 7 bulan yang di peroleh dari kebun bunga di desa lampinueng.

2. Dipotong tanaman mawar berukuran 15 cm untuk bibit yang akan digunakan

(47)

3. Disediakan 40 polybag berukuran 2 kg. 4. Disediakan tanah yang subur.

5. Dimasukkan campuran tanah ke dalam media tanam (polybag) yang telah disediakan.

6. Ditanam stek tanaman mawar (Rosa saricea Lindl) ke dalam media taman yang telah disedikan (polybag).

7. Diletakkan bibit yang telah ditanam ditempat yang teduh (tanpa disinari matahari langsung).

8. Dilakukan penyiraman dengan air setelah tanam secara kontinyu 1 kali sehari.

9. Disiramkan pupuk organik cair (POC) limbah sayuran pada tanaman mawar (Rosa saricea Lindl) pada hari ke 7 setelah tanam secara kontinyu yaitu 3 hari sekali.

10. Disiramkan pupuk organik cair (POC) limbah sayuran pada tanaman mawar (Rosa saricea Lindl) pada hari ke 7 setelah tanam secara kontinyu yaitu 3 hari sekali.

G. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian kemudian diolah dengan menggunakan analisis varians (ANAVA) dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Pada Rancangan Acak Kelompok (RAK), standar dalam pengambilan keputusan untuk menguji hipotesis:

(48)

33

1) Apabila nilai P-Value (Nilai Significant) > 0.05 maka “ada pengaruh perlakuan terhadap pertumbuhan tanaman”.

2) Apabila nilai P-Value (Nilai Significant) < 0.05 maka “tidak ada pengaruh perlakuan terhadap pertumbuhan tanaman”.

Uji analisis varian (ANAVA) menggunakan rumus sebagai berikut:

ϓij = μ + βi + Tj + ∑ij

Keterangan:

ϓij = Varian yang diukur

μ= Rata-rata umum

βi= Efek ulangan ke i Tj = Efek ulangan ke j

∑ij= Efek eksprimen dalam ulangan ke i i = 1.2 ...B (banyak ulangan) j = 1.2 ...A (banyak perlakuan)

Selanjutnya akan diuji lanjut, apabila nilai KK (Koefisien Korelasi) yang diketahui sebagai berikut:

1) Jika KK (Koefisien Korelasi) besar, (minimal 10% pada kondisi homogeny atau minimal 20% pada kondisi heterogen) uji lanjutan yang sebaik-baiknya digunakan adalah uji Duncan, karena uji ini dapat dikatakan yang paling teliti.

2) Jika KK (Koefisien Korelasi) sedang, (antara 5-10% pada kondisi homogeny atau minimal 10-20% pada kondisi heterogen) uji lanjutan yang

(49)

sebaik-baiknya digunakan adalah uji BNT (Beda Nyata Terkecil), karena uji ini dapat dikatakan berketelitian sedang.

3) Jika KK (Koefisien Korelasi) kecil, (minimal 5% pada kondisi homogeny atau minimal 20% pada kondisi heterogen) uji lanjutan yang sebaik-baiknya digunakan adalah uji BNJ (Beda Nyata Jujur), karena uji ini dapat dikatakan kurang teliti.53

____________

53Kemas, Ali Hanafiah, Rancangan Percobaan: Teori dan Aplikasi, (Jakarta: Rajawali

(50)

35 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang pengaruh pemberian pupuk organik cair (POC) limbah sayuran kacang panjang dan pupuk organik cair (POC) limbah sayuran kangkung terhadap pertumbuhan tanaman mawar (Rosa saricea Lindl), maka hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik cair (POC) limbah sayuran kacang panjang dan pupuk organik cair (POC) limbah sayuran kangkung berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman mawar (Rosa saricea Lindl). Pupuk organik cair (POC) yang digunakan pada penelitian ini adalah pupuk organik cair (POC) limbah sayuran kacang panjang dan pupuk organik cair (POC) limbah sayuran kangkung, dengan perlakuan dan konsentaasi yang berbeda-beda yaitu pada pupuk organik cair (POC) limbah sayuran kacang panjang dengan perlakuan yaitu KP0 kontrol (tanpa perlakuan limbah), KP1 dengan konsentrasi (200 ml), KP2 dengan konsentrasi (400 ml), dan KP3 dengan konsentrasi (600 ml). Pada pupuk organik cair (POC) limbah sayuran kangkung dengan perlakuan yaitu K0 kontrol (tanpa perlakuan limbah), K1 dengan konsentrasi (200 ml), K2 dengan konsentrasi (400 ml), dan K3 dengan konsentrasi (600 ml). Pertumbuhan tanaman mawar yang diamati adalah tumbuhnya tunas, panjang tunas dan jumlah daun dalam jangka waktu 15, 30, 45, dan 60 hari setelah tanam. Hasilnya dapat diketahui dengan data yang ditampilkan dalam tabel, kemudian dianalisis sebagai berikut.

(51)

36

Panjang Terhadap Tumbuhnya Tunas Tanaman Mawar (Rosa saricea Lindl).

Tumbuhnya tunas pada tanaman mawar dengan pemberian pupuk organik cair (POC) limbah sayuran kacang panjang menunjukkan bahawa adanya pengaruh terhadap perlakuan yang diberikan. Jumlah hari tumbuh tunas tanaman mawar karena pemberian pupuk organik cair (POC) limbah sayuran kacang panjang dilihat pada Tabel 4.1 dan Gambar 4.1.

Tabel 4.1 Tumbuhnya Tunas Tanaman Mawar pada Pupuk Organik Cair (POC) Limbah Sayuran Kacang Panjang

Perlakuan

Tumbuhnya Tunas (hari) Ulangan

1 2 3 4 5

KP0 Hari ke- 20 Hari ke- 21 Hari ke- 21 Hari ke-21

Hari ke-20 KP1 Hari ke- 15 Hari

ke-16 Hari ke-16 Hari ke-15 Hari ke-15 KP2 Hari ke- 12 Hari

ke-13 Hari ke-12 Hari ke-12 Hari ke-12 KP3 Hari ke- 18 Hari

ke-18 Hari ke-19 Hari ke-18 Hari ke-19

Note: Tumbuhnya tunas tanaman mawar kurang dari 30 hari.

Berdasarkan Tabel 4.1 diatas diketahui bahwa jumlah hari yang paling cepat tumbuhnya tunas tanaman mawar pada perlakuan yang diberikan dengan pupuk organik cair (POC) limbah sayuran kacang panjang yaitu pada KP2 dengan konsentrasi (400 ml) yaitu pada hari ke 12 setelah di tanam. Sedangkan jumlah hari yang paling lambat tumbuhnya tunas tanaman mawar yaitu terdapat pada

(52)

37

perlakuan KP0 kontrol (tanpa perlakuan limbah) yaitu pada hari ke 20 setelah tanam. Jumlah hari tumbuhnya tunas tanaman mawar pada pupuk organik cair (POC) limbah sayuran kacang panjang dilihat pada Gambar 4.1

Gambar 4.1 Tumbuhnya Tunas Tanaman Mawar pada Pupuk Organik Cair (POC) Limbah Sayuran Kacang Panjang

b. Pengaruh Pupuk Organik Cair (POC) Limbah Sayuran Kangkung Terhadap Tumbuhnya Tunas Tanaman Mawar (Rosa saricea Lindl). Tumbuhnya tunas pada tanaman mawar dengan pemberian pupuk organik cair (POC) limbah sayuran kangkung menunjukkan bahawa adanya pengaruh terhadap perlakuan yang diberikan. Jumlah hari tumbuh tunas tanaman mawar karena pemberian pupuk organik cair (POC) limbah sayuran kangkung dilihat pada Tabel 4.2 dan Gambar 4.2

Tabel 4.2 Tumbuhnya Tunas Tanaman Mawar pada Pupuk Organik Cair (POC) Limbah Sayuran Kangkung

Perlakuan

Tumbuhnya Tunas (hari) Ulangan 0 5 10 15 20 25 1 2 3 4 5 Ju m la h Ha ri T u m b u h n y a T u n as T an am an M aw ar

Tumbunya Tunas Tanaman Mawar (Hari)

KP0 KP1 KP2 KP3

(53)

38

K2 Hari ke-14 Hari

ke-14 Hari ke-14 Hari ke-13 Hari ke-13

K3 Hari ke-18 Hari

ke-18

Hari ke- 19 Hari ke- 19 Hari ke-18

Note: Tumbuhnya tunas tanaman mawar kurang dari 30 hari.

Berdasarkan Tabel 4.2 diatas diketahui bahwa jumlah hari yang paling cepat tumbuhnya tunas tanaman mawar pada perlakuan yang diberikan dengan pupuk organik cair (POC) limbah sayuran kangkung yaitu pada perlakuan KP2 dengan konsentrasi (400 ml) yaitu pada hari ke 14 setelah di tanam. Sedangkan jumlah hari yang paling lambat tumbuhnya tunas tanaman mawar yaitu terdapat pada perlakuan KP0 kontrol (tanpa perlakuan limbah) yaitu pada hari ke 23 setelah tanam. Jumlah hari tumbuhnya tunas tanaman mawar pada pupuk organik cair (POC) limbah sayuran kacang panjang dilihat pada Gambar 4.1

Gambar 4.2 Tumbuhnya Tunas Tanaman Mawar pada Pupuk Organik Cair (POC) Limbah Sayuran Kangkung

0 5 10 15 20 25 1 2 3 4 5 Ju m la h Ha ri T u m b u h n y a T u n as T an am an M aw ar

Tumbuhnya Tunas Tanaman Mawar (Hari)

KP0 KP1 KP2 KP3

(54)

39

2. Pengaruh Pupuk Organik Cair Limbah Sayuran Kacang Panjang dan Limbah Sauran Kangkung Terhadap Pertumbuhan Tanaman Mawar (Rosa saricea Lindl).

a. Pengaruh Pupuk Organik Cair Limbah Sayuran Kacang Panjang Terhadap Panjang Tunas Tanaman Mawar (Rosa saricea Lindl).

Data nilai rata-rata panjang tunas tanaman mawar pada pengukuran hari ke-15, 30, 45, dan 60 hari setelah tanam karena pemberian pupuk organik cair limbah sayuran kacang panjang dapat dilihat sebagai berikut:

1. Panjang tunas tanaman mawar umur 15 hari setelah tanam

Pengukuran pertama panjang tunas tanaman mawar dengan pemberian pupuk organik cair limbah sayuran kacang panjang dilakukan pada umur ke-15 hari setelah tanam. Data nilai rata-rata panjang tunas tanaman mawar umur 15 hari setelah tanam dengan pemberikan perlakuan pupuk organik cair (POC) limbah sayuran kacang panjang dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Nilai Rata-rata Panjang Tunas Umur 15 HST pada Pupuk Organik Cair (POC) Limbah Sayuran Kacang Panjang

Keterangan: KP: Perlakuan

Berdasarkan Tabel 4.3 diatas diketahui bahwa jumlah rata-rata pada konsentrasi KP0 (tanpa perlakuan limbah) yaitu 1,12 cm, KP1 (200 ml) jumlah rata-ratanya 1,46 cm, KP2 (400 ml) jumlah rata-ratanya 1,48 cm dan KP3 (600

Perlakuan Panjang Tunas (cm) Jumlah (cm) Rata-Rata (cm) Hasil Uji Duncan Ulangan 1 2 3 4 5 KP0 1 1,2 1,1 1,1 1,2 5,6 1,12 a KP1 1,5 1,5 1,4 1,5 1,4 7,3 1,46 c KP2 1,6 1,5 1,4 1,3 1,6 7,4 1,48 d KP3 1,3 1,2 1,2 1,3 1,3 6,3 1,26 b

(55)

40

Hal ini disebabkan karena kandungan unsur hara yang terkandung didalam masing-masing pupuk organik cair (POC) limbah sayuran kacang panjang yang diberikan dengan perlakuan yang berbeda-beda mempengaruhi pertumbuhan tanaman mawar. Perbedaan nilai rata-rata panjang tunas tanaman mawar masing-masing perlakuan yang diberikan jauh berbeda antara perlakuan KP2 dengan konsentrasi (400 ml), KP1 dengan konsentrasi (200 ml), dan KP3 dengan konsentrasi (600 ml) dibandingkan dengan perlakuan KP0 kontrol (tanpa perlakuan limbah). Perlakuan dengan nilai terendah adalah pada KP0 (tanpa perlakuan limbah) yaitu 1,12 cm, sedangkan perlakuan dengan nilai yang tertinggi yaitu pada perlakuan KP2 (400 ml) yaitu 1,48 cm.

Hasil uji Duncan menunjukkan notasi huruf yang berbeda-beda, dan ini menyatakan pada setiap perlakuan mengalami perubahan pertumbuhan yang signifikan. Notasi huruf a menyatakan bahwa tidak ada pengaruh terhadap pertumbuhan. Notasi huruf b menyatakan bahwa pada perlakuan pupuk organik cair (POC) yang diberikan berpengaruh dibandingkan dengan notasi huruf a. Notasi huruf c menyatakan bahwa pada perlakuan tersebut pupuk organik cair (POC) yang diberikan lebih berpengaruh dibandingkan dari pupuk organik cair (POC) dengan notasi huruf b. Sedangkan notasi huruf d menyatakan bahwa pada perlakuan tersebut kadar pupuk organik cair (POC) yang diberikan paling berpengaruh diantara perlakuan lainnya.

(56)

41

Hasil uji duncan ini dilakukan untuk empat kelompok pengamatan, dan hasil yang tertera pada tabel merupakan hasil akhir dari ke-4 kelompok pengamatan dari hari ke-15, 30, 45, dan 60 hari setelah tanam. Data dari setiap ulangan dapat dilihat di Lampiran 5. Diagram nilai rata-rata panjang tunas tanaman mawar umur 15 hari setelah tanam dan diberikan perlakuan dengan pupuk organik cair (POC) limbah sayuran kacang panjang dapat dilihat pada Gambar 4.4.

Gambar 4.4 Diagram Nilai Rata-rata Panjang Tunas Umur 15 HST pada Pupuk Organik Cair (POC) Limbah Sayuran Kacang Panjang

2. Panjang tunas tanaman mawar umur 30 hari setelah tanam

Pengukuran panjang tunas tanaman mawar pada umur ke-30 hari setelah tanam dan diberikan perlakuan dengan pupuk organik cair (POC) limbah sayuran kacang panjang. Nilai rata-rata panjang tunas umur 30 hari setelah tanam dan diberikan perlakuan dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Nilai Rata-rata Panjang Tunas Umur 30 HST pada Pupuk Organik Cair (POC) Limbah Sayuran Kacang Panjang

Perlakuan Panjang Tunas (cm) Jumlah

(cm) Rata-rata (cm) Hasil Uji Duncan Ulangan 1,12 1,46 1,48 1,26 0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6 Nila i R ata -r ata P an ja n g T u n as ( C m ) KP0 KP1 KP2 KP3

(57)

42 2 2 3 2 2,3 11,3 2,26 KP2 2,5 2,8 3 2,8 3 14,1 2,82 d KP3 2 2,5 2,4 2,5 2,2 11,6 2,32 b Keterangan: KP: Perlakuan

Berdasarkan Tabel 4.5 diatas diketahui bahwa nilai rata-rata pada perlakuan KP0 (tanpa perlakuan limbah) yaitu 1,72 cm, KP1 dengan konsentrasi (200 ml) jumlah rata-ratanya 2,26 cm, KP2 dengan konsentrasi (00 ml) jumlah rata-ratanya 2,82 cm, dan KP3 dengan konsentrasi (600 ml) jumlah rata-ratanya 2,32. Perlakuan dengan nilai terendah yaitu pada KP0 (tanpa perlakuan limbah) yaitu 1,72cm, sedangkan perlakuan dengan nilai yang tertingi adalah pada KP2 dengan konsentrasi (400 ml) yaitu 2,82 cm, Data dari setiap ulangan dapat dilihat di Lampiran 5.

Hasil uji Duncan menunjukkan notasi huruf yang berbeda-beda, dan ini menyatakan pada setiap perlakuan mengalami perubahan pertumbuhan yang signifikan. Notasi huruf a menyatakan bahwa tidak ada prngaruh terhadap pertumbuhan. Notasi huruf b menyatakan bahwa adanya pengaruh pada perlakuan tersebut pupuk organik cair (POC) dibandingkan dengan notasi huruf a. Notasi huruf c menyatakan bahwa pada perlakuan tersebut pupuk organik cair (POC) yang diberikan lebih berpengaruh dibandingkan dari pupuk organik cair (POC) dengan notasi huruf b. Sedangkan notasi huruf d menyatakan bahwa pada

(58)

43

perlakuan tersebut kadar pupuk organik cair (POC) yang diberikan paling berpengaruh diantara perlakuan lainnya.

Hasil uji duncan ini dilakukan untuk empat kelompok pengamatan, dan hasil yang tertera pada tabel merupakan hasil akhir dari ke-4 kelompok pengamatan dari umur ke-15, 30, 45, dan 60 hari setelah tanam dan diberikan perlakuan dengan pupuk organik cair (POC) limbah sayuran kacang panjang. Diagram nilai rata-rata panjang tunas umur 30 hari setelah tanam dan diberikan perlakuan dengan pupuk organik cair (POC) limbah sayuran kacang panjang dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2 Diagram Nilai Rata-rata Panjang Tunas Umur 30 HST pada Pupuk Organik Cair (POC) Limbah Sayuran Kacang Panjang

3. Panjang tunas tanaman mawar umur 45 hari setelah tanam

Pengukuran ketiga panjang tunas tanaman mawar pada umur ke-45 hari setelah tanam. Nilai rata-rata panjang tunas umur 45 hari setelah tanam dan diberikan perlakuan dengan pupuk organik cair (POC) limbah sayuran kacang panajng dapat dilihat pada Tabel 4.3.

2,72 2,26 2,82 2,32 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 N i la i R ata -r ata P an ja n g T u n as (C m ) KP0 KP1 KP2 KP3

Gambar

Gambar 4.1 Tumbuhnya Tunas Tanaman Mawar pada Pupuk Organik Cair (POC) Limbah Sayuran Kacang Panjang
Gambar 4.2 Tumbuhnya Tunas Tanaman Mawar pada Pupuk Organik Cair (POC) Limbah Sayuran Kangkung
Gambar  4.4 Diagram  Nilai  Rata-rata Panjang Tunas  Umur 15 HST pada Pupuk Organik Cair (POC) Limbah Sayuran Kacang Panjang
Gambar 4.2 Diagram Nilai Rata-rata Panjang Tunas Umur 30 HST pada Pupuk Organik Cair (POC) Limbah Sayuran Kacang Panjang
+7

Referensi

Dokumen terkait

The Doctor had struggled for a brief moment, wanting to join the girl in chasing down Monro, but McAllister wouldn't allow it: the Doctor was perhaps the only one who knew exactly

Politik luar negeri ini merupakan bagian dari kebijaksanaan nasional negara tersebut dan semata-mata dimaksudkan untuk mengabdi kepada tujuan-tujuan yang telah

 Desk Check: jenis validasi sederhana yang melibatkan distribusi salinan dari rencana yang tepat untuk semua individu yang akan diberikan kepada peran dalam suatu insiden

Dalam pelaksanaan konstruksi, faktor biaya merupakan bahan pertimbangan utama, akan tetapi enggunakan metode konstruksi yang tepat, tidak hanya biaya saja yang

Dengan memperhatikan hasil dari penelitian, maka diharapkan perusahaan lebih dapat memahami analisis dari prediksi delisting pada perusahaan, sehingga nantinya akan membantu

Aturan yang mengatur tentang tindak pidana korupsi kaitannya dengan gratifikasi, dapat disimpulkan bahwa tidak benar dalam atuan tersebut melarang memberikan hadiah

Universitas Sumatera Utara Dalam penelitian kasus gizi buruk ini, kondisi lokasi yang satu tidak selalu.. sama dengan kondisi yang lain, mungkin karena faktor geografis

Berdasarkan hasil dari penelitian tersebut, maka mendapatkan beberapa saran yang dapat di jadikan tolak ukur atau pertimbangan untuk memperbaiki konsep diri dalam