• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Regresi - Analisis Regresi Spasial dengan Menggunakan Program R Pada Kasus Gizi Buruk di Kota Medan Tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Regresi - Analisis Regresi Spasial dengan Menggunakan Program R Pada Kasus Gizi Buruk di Kota Medan Tahun 2013"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Sumatera Utara BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Regresi

Analisis regresi adalah analisis yang digunakan untuk mendapatkan

hubungan matematis antara satu variabel dependen (y) dan satu atau lebih variabel

independen (x). Menurut Draper dan Smith (1992) dikatakan bahwa hubungan

antara satu variabel dependen dengan satu atau lebih variabel independen dapat

dinyatakan dalam model regresi linier. Secara umum hubungan tersebut dapat

dinyatakan sebagai berikut :

(2.1)

dimana

y = variabel dependen

, , … = parameter yang tidak diketahui

X = variabel independen

= error regresi

Jika dilakukan pengamatan sebanyak n, maka model pengamatan ke-i

adalah:

(2.2)

i = 1,2,3,...,n

Jika disederhanakan (Ordinary Least Square (OLS)) menjadi

(2.3)

dimana

(2)

Universitas Sumatera Utara = vektor koefisien parameter regresi yang berukuran (k+1)x1

= error regresi

2.2 Regresi Spasial

Regresi spasial adalah suatu analisis yang digunakan untuk memodelkan

suatu data yang memiliki informasi ruang atau spasial. Beberapa model yang telah

berkembang adalah Geographically Weighted Regression (GWR), Spatial

Autoregressive Model (SAR), Spatial Error Model (SEM) dan Spatial

Autoregressive Moving Average (SARMA). Model umum regresi spasial

dinyatakan dalam persamaan Anselin (1988) :

(2.4)

(2.5)

~ 0, (2.6)

dimana

y = matriks variabel dependen yang berukuran (n x 1)

X = matriks variabel independen berukuran (n x (k+1))

= vektor koefisien parameter regresi yang berukuran (k+1)x1

! = koefisien autoregresi lag spasial

" = koefisien autoregresi lag pada error yang bernilai |"$|% 1$

' = vektor error yang diasumsikan ada autokorelasi berukuran n x 1

= vektor error yang berukuran n x 1, yang berdistribusi normal

dengan =-mean nol dan varians

W = matriks pembobot spasial yang berukuran n x n

(3)

Universitas Sumatera Utara k = jumlah variabel independen (k = 1, 2, ...dst)

I = matriks identitas dengan ukuran n x n

Terdapat empat model yang dapat dibentuk dari model umum regresi yaitu:

1. Geographically Weighted Regression (GWR)

(

)

(

)

2. Spatial Lag Model (SLM) atau Spasial Autogressive Model (SAR)

Jika ! ( 0, " 0 maka persamaan (2.4) menjadi:

(2.8)

3. Spatial Error Model (SEM)

Jika ! 0, " ( 0 maka persamaan (2.4) menjadi:

(2.9)

4. General Spatial Model atau Spatial Autoregressive Moving Average (SARMA)

Jika ! ( 0, " ( 0 maka persamaan (2.4) menjadi:

, (2.10)

2.2.1 Model Geographically Weighted Regression (GWR)

Model Geographically Weighted Regression (GWR) adalah model regresi

yang pertama kali diperkenalkan oleh Fotheringham pada tahun 1967 yang

merupakan salah satu pengembangan model regresi OLS dengan

mempertimbangkan spasial atau lokasi (Maulani, 2013). Model ini merupakan

model regresi linier yang menghasilkan dugaan parameter model regresi yang

bersifat lokal untuk setiap lokasi atau titik dimana data tersebut diperoleh atau

dikumpulkan. Model GWR dapat ditulis sebagai berikut :

(4)

Universitas Sumatera Utara

y

: Nilai observasi variabel respon untuk lokasi ke-i

(

u

i

,

v

i

)

: Menyatakan titik koordinat (longitude, latitude) lokasi i

(

,

)

k

u v

i i

β

: Koefisien regresi variabel prediktor ke- k untuk lokasi ke-i

Estimasi parameter di suatu titik (ui ,vi) akan lebih dipengaruhi oleh

titik-titik yang dekat dengan lokasi (ui ,vi) daripada titik-titik yang lebih jauh.

Pemilihan pembobot spasial digunakan untuk menentukan besarnya pembobot

masing-masing lokasi yang berbeda. Salah satu cara yang digunakan untuk

menentukan besarnya pembobot adalah dengan fungsi kernel. Pembobot yang

terbentuk dengan menggunakan fungsi kernel ini adalah fungsi jarak Gaussian

(Gaussian Distance Function), fungsi Exponential, fungsi Bisquare, dan fungsi

kernel Tricube. Fungsi pembobot yang digunakan pada penelitian ini adalah

fungsi jarak Gaussian.

(

)

(

)



disebut parameter penghalus (bandwidth).

Bandwidth dapat dianggap sebagai radius dari suatu lingkaran, sehingga

sebuah titik yang berada dalam radius lingkaran dianggap masih memiliki

pengaruh. Di dalam pembentukan sebuah model GWR, bandwidth berperan

sangat penting karena akan berpengaruh pada ketepatan model terhadap data, (2.11)

(5)

Universitas Sumatera Utara yaitu mengatur varians dan bias dari model (Lestari, 2011). Ada beberapa metode

yang digunakan untuk memilih bandwidth optimum, salah satu diantaranya adalah

metode Cross Validation (CV) sebagai berikut :

( )

(

)

2

kesesuaian dari koefisien parameter secara serentak, yaitu dengan

mengkombinasikan uji regresi linier dengan model untuk data spasial. Hipotesis

yang digunakan sebagai berikut :

(

)

0

H :

β

k u vi, i =

β

k untuk setiap k=0,1, 2, , , dan p i=1, 2, ,n

(tidak ada perbedaan yang signifikan antara model regresi global dan GWR)

1

H :Paling sedikit ada satu βk

(

u vi, i

)

≠βk, k=0,1, 2, ,p

(ada perbedaan yang signifikan antara model regresi global dan GWR).

Statistik uji:

Jika hipotesis null () ) adalah benar berdasarkan data yang diberikan, maka

(6)

Universitas Sumatera Utara SSE() )/SSE() ) akan mendekati satu, sebaliknya jika ) tidak benar maka

nilainya cenderung mengecil (Leung et. al., 2000 dalam Lestari, 2011)

menghasilkan nilai yang relatif kecil, maka dapat dikatakan bahwa hipotesis

alternatif lebih cocok digunakan. Dengan kata lain model GWR mempunyai

goodness of fit yang lebih baik dari pada model regresi global.

Adapun pengujian signifikansi parameter model pada setiap lokasi

dilakukan dengan menguji parameter secara parsial. Hipotesisnya adalah sebagai

berikut :

Statistik uji yang digunakan :

ˆ ( , )

Spatial Autoregressive Model (SAR) disebut juga Spatial Lag Model (SLM)

adalah salah satu model spasial dengan pendekatan area dengan memperhitungkan

pengaruh spasial lag pada variabel dependen saja. Model ini dinamakan Mixed

Regressive – Autoregressive karena mengkombinasikan regresi biasa dengan

model regresi spasial lag pada variabel dependen (Anselin, 1988). Model spasial

(7)

Universitas Sumatera Utara mengasumsikan bahwa proses autoregressive hanya pada variabel respon. Model

umum SAR dapat dilihat pada Persamaan (2.8).

Model ini adalah pengembangan dari model autoregressive order pertama,

dimana variabel respon selain dipengaruhi oleh lag variabel respon itu sendiri juga

dipengaruhi oleh variabel prediktor. Proses autoregressive juga memiliki

kesamaan dengan analisis deret waktu seperti pada model spasial autoregressive

order pertama. Perkembangan dari model SAR itu sendiri adalah model SAC dan

SARMA (Anselin, 1998). Menurut Anselin (1988), untuk mengetahui model SAR

ini konsisten, maka dikembangkan model estimasi parameter dengan maximum

likelihood.

2.2.3 Model Structural Equation Model (SEM)

Spatial Error Model (SEM) merupakan model spasial error dimana pada

error terdapat korelasi spasial, model ini dikembangkan oleh Anselin (1988).

Model spasial error terbentuk apabila W= 0 dan ρ= 0, sehingga model ini

mengasumsikan bahwa proses autoregressive hanya pada error model. Model

umum SEM dapat dilihat pada Persamaan (2.9).

Structural Equation Model (SEM) merupakan salah satu analisis multivariat

yang dapat menganalisis hubungan variabel secara kompleks. Analisis ini pada

umumnya digunakan untuk penelitian-penelitian yang menggunakan banyak

variabel (Nawangsari, 2011). Menurut Ghozali (2008), SEM adalah sebuah

evolusi dari model persamaan berganda yang dikembangkan dari prinsip

(8)

Universitas Sumatera Utara sosiologi, SEM telah muncul sebagai bagian integral dari penelitian manajerial

akademik.

SEM terdiri dari 2 bagian yaitu model variabel laten dan model pengukuran

(Ghozali, 2008). Bagian pertama yaitu model variabel laten (latent variable

model) mengadaptasi model persamaan simultan pada ekonometri. Jika pada

ekonometri semua variabelnya merupakan beberapa variabel terukur/teramati

(measured/ observed variables), maka pada model ini beberapa variabel

merupakan variabel laten (latent variables) yang tidak terukur secara langsung).

Sedangkan bagian kedua yang dikenal dengan model pengukuran (measurement

model), menggambarkan beberapa indikator atau beberapa variabel terukur

sebagai efek atau refleksi dari variabel latennya. Kedua bagian model ini

merupakan jawaban terhadap 2 permasalahan dasar pembuatan kesimpulan ilmiah

dalam ilmu sosial dan perilaku. Untuk permasalahan pertama yang berkaitan

dengan masalah pengukuran dapat dijawab dengan model pengukuran, sedangkan

permasalahan kedua yang berkaitan dengan hubungan kausal dapat dijawab

menggunakan model variabel laten.

Dalam praktiknya, SEM merupakan gabungan dari dua metode statistika

yang terpisah yang melibatkan analisis faktor (factor analysis) yang

dikembangkan dipsikologi dan psikometri dan model persamaan simultan

(simultaneous equation modelling) yang dikembangkan di ekonometrika.

Hair, Babin, Anderson, dan Tatham cit Ghozali (2008) menunjukkan

perbedaan antara teknik SEM dengan teknik regresi dan multivariate lainnya,

(9)

Universitas Sumatera Utara 1. Estimasi terhadap multiple interrelated dependence relationships yang istilah

sederhananya adalah susunan beberapa persamaan regresi berganda yang

terpisahkan tetapi saling berkaitan. Susunan persamaan ini dispesifikasikan

dalam bentuk model structural dan diestimasi oleh SEM secara simultan.

2. Kemampuan untuk menunjukkan beberapa konsep tidak teramati (unobserved

concepts) serta beberapa hubungan yang ada di dalamnya, dan perhitungan

terhadap beberapa kesalahan pengukuran dalam proses estimasi. SEM

menyajikan konsep tidak teramati melalui penggunaan beberapa variabel laten.

Pendekatan beberapa variabel teramati terhadap suatu konsep jarang dapat

dilakukan dengan sempurna dan hampir selalu ada kesalahannya. Beberapa

kesalahan pendekatan ini sering dikenal sebagai kesalahan pengukuran

(measurement errors) dan dapat diestimasi menggunakan beberapa fasilitas

yang ada pada SEM.

2.2.4 Model General Spatial Model atau Spatial Autoregressive Moving

Average (SARMA)

Spatial Autoregressive Moving Average (SARMA) merupakan salah satu

model spasial dengan pendekatan area dengan memperhitungkan pengaruh spasial

lag pada variabel dependen dan independen (Anselin 1988). Model terbentuk

apabila ! ( 0, " ( 0. Model umum SARMA dapat dilihat pada Persamaan (2.10).

Model Spatial Autoregressive Moving Average (SARMA) analog dengan

analisis spasial yang dikenal dengan ARMA (Autoregressive Moving Average)

yang dikembangkan untuk model time-series. Sedangkan ARMA berhubungan

(10)

Universitas Sumatera Utara Keuntungan dari SARMA adalah bahwa skala spasial dapat dimodelkan secara

jelas.

2.2.5 Pemilihan Model

Anselin (1998) membedakan efek spasial menjadi dua bagian yaitu

dependensi spasial dan heterogenitas spasial. Dependensi spasial ditunjukkan

dengan kemiripan sifat untuk lokasi yang saling berdekatan, sedangkan

heterogenitas spasial ditunjukkan oleh perbedaan sifat antara satu lokasi dengan

lokasi lainnya. Dependensi spasial terjadi pada daerah yang memiliki kedekatan

lokasi sehingga terjadi interaksi spasial pada daerah tersebut. Sedangkan

heterogenitas spasial terjadi pada lokasi-lokasi yang berbeda-beda.

Salah satu dampak yang ditimbulkan karena munculnya heterogenitas

spasial adalah parameter regresi bervariasi secara spasial. Pada regresi global

diasumsikan bahwa nilai duga parameter regresi akan konstan, artinya parameter

regresi sama untuk setiap titik di dalam wilayah penelitian. Bila terjadi

heterogenitas spasial pada parameter regresi, maka regresi global menjadi kurang

mampu dalam menjelaskan fenomena data yang sebenarnya (Anselin, 1988).

Brundson, Fotheringham dan Charlton (1998) mengembangkan sebuah

metode untuk menganalisis data apabila terjadi heterogenitas spasial yang

kemudian diberi nama Geographically Weighted Regression (GWR). Pada GWR,

parameter regresi diasumsikan bervariasi secara spasial. Melalui GWR akan dapat

diketahui variasi spasial dalam nilai duga parameter, sehingga akan dihasilkan

(11)

Universitas Sumatera Utara Dalam penelitian kasus gizi buruk ini, kondisi lokasi yang satu tidak selalu

sama dengan kondisi yang lain, mungkin karena faktor geografis (spatial

variation), keadaan sosial budaya maupun hal-hal lain yang melatarbelakangi

kondisi lokasi yang diamati, sehingga model penentuan kasus gizi buruk yang

bersifat global tidaklah cocok digunakan karena munculnya heterogenitas spasial.

Karena adanya perbedaan sifat antara satu lokasi dengan lokasi yang lain maka

model yang digunakan adalah Geographically Weighted Regression (GWR) yang

akan menghasilkan dugaan parameter model regresi yang berbeda di tiap lokasi

(per kecamatan).

2.3 Program R

Secara umum ada dua macam kelompok paket software statistik untuk

keperluan analisis data, yaitu kelompok software komersil dan kelompok software

statistik open source. Beberapa contoh sofware statistik komersil yang popular di

Indonesia adalah SPSS, MINITAB, Eviews, SAS, dan S-plus. Sedangkan contoh

dari freeware statistik antara lain adalah R, Open Stats, SalStat, Vista, Supermix,

dan lain-lain (Suhartono, 2008).

Software statistik yang komersil mensyaratkan lisensi dengan harga yang

cukup mahal untuk ukuran sebagian besar pengguna di Indonesia. Dengan

demikian, salah satu alternatif penyelesaian dari mahalnya lisensi tersebut adalah

melalui penggunaan freeware statistik, khususnya R.

2.3.1 Sejarah

R dalam versi terakhirnya yaitu R 3.1.2 for Windows (52 megabytes, 32/64

(12)

Universitas Sumatera Utara data statistik yang komplet sebagai hasil dari kolaborasi penelitian berbagai ahli

statistik di seluruh dunia. Versi awal dari R dibuat pada tahun 1992 di Universitas

Auckland, New Zealand oleh Ross Ihaka dan Robert Gentleman. Paket statistik R

bersifat multiplatforms, dengan file instalasi binary/file tar tersedia untuk sistem

operasi Windows, Mac OS, Mac OS X, Linux, Free BSD, NetBSD, irix, Solaris,

AIX, dan HPUX.

2.3.2 Kelebihan dan Kekurangan Program R 2.3.2.1 Kelebihan Program R

Beberapa kelebihan Program R (Didi, 2012) adalah sebagai berikut:

1. Free, user dapat meng-copy dan meng-install program ini secara bebas tanpa

perlu membayar lisensinya.

2. Multiplatform, yaitu dapat di-install dan digunakan baik pada sistem operasi

Windows, UNIX/LINUX maupun Macintosh. Untuk sistem operasi

UNIX/LINUX dan Macintosh diperlukan sedikit penyesuaian.

3. Programmable, user dapat memprogramkan metode baru atau

mengembangkan modifikasi dari fungsi-fungsi analisa statistika yang sudah

ada dalam R. Dan juga dikarenakan berbasis analisa statistika pemrograman

dalam membuat paket ini jauh lebih mudah karena sudah ditunjang beberapa

program dasar statistik yang telah ada.

4. Lengkap dan terdiri dari koleksi tools statistik yang terintegrasi untuk analisis

data, diantaranya mulai statistik deskriptif, fungsi probabilitas, berbagai macam

(13)

Universitas Sumatera Utara 5. Mempunyai kemampuan menampilkan grafis yang sangat baik dan lengkap

sehingga sangat memudahkan bagi kita untuk menampilkan bentuk-bentuk

grafiks sesuai yang diinginkan dan mudah dibaca.

2.3.2.2 Kekurangan Program R

Selain memiliki kelebihan, Program R juga memiliki beberapa kekurangan

(Didi, 2012) yaitu:

1. R dibangun dalam versi CLI (Command Line Interface) yang banyak

menggunakan syntax-syntax dalam pemrograman sehingga user tidak begitu

akrab bagi user yang biasa menggunakan software dengan Point Click & GUI.

Namun saat ini hal tersebut sudah mulai dapat teratasi dengan versi R-GUI

yakni R-Commander walaupun masih belum memiliki tools yang lengkap

namun sudah cukup powerfull untuk pengguna pemula.

2. Missing Statistical Function, walaupun analisa statistik dalam R sudah cukup

lengkap, belum semua metode statistika telah diimplementasikan di dalam R.

3. Bahasa berbasis analisa matriks. Bahasa R sangat baik untuk melakukan

programming berbasis matriks. Sehingga sangat cocok dan powerfull untuk

pemrograman dibidang multivariat namun cukup rumit digunakan bagi pemula.

2.3.3 Cara Memperoleh Program R

R dapat diperoleh di situs http://www.r-project.org/ atau

http://cran.r-project. org/. Pada server CRAN ini dapat didownload file instalasi binary dan

source code dari R-base system dalam sistem operasi Windows (semua versi),

beberapa jenis distro linux dan Macintosh. R versi terakhir adalah R 3.1.2 for

(14)

Universitas Sumatera Utara didownload, lakukan peng-install-an. Langkah-langkah instalasi dapat dilakukan

sebagai berikut :

Double click file R-3.1.2-win yang telah didownload, maka akan muncul

jendela dialog seperti pada Gambar 2.1

Gambar 2.1 Jendela dialog awal instalasi R dalam sistem operasi Windows

Setelah itu lanjutkan instalasi dengan mengikuti wizard dan menggunakan

pilihan default instalasi.

• Klik finish jika instalasi telah selesai. Jika proses instalasi berjalan dengan

sukses, maka akan muncul icon R pada desktop dan start menu seperti pada

(15)

Universitas Sumatera Utara Gambar 2.2 Icon R pada desktop

• Setelah instalasi berhasil, lakukan pengecekan apakah program R dapat

berjalan dengan baik. Double click pada icon R, maka tampilan R yang muncul

adalah :

Gambar 2.3 Tampilan awal Program R

2.3.4 Analisis Regresi Spasial dalam Program R

Selain membutuhkan R, paket yang dibutuhkan untuk pelaksanaan analisis

regresi spasial adalah spdep package. Spdep dikembangkan oleh Roger Bivand

dan teman-temannya (Anselin, 2003). Versi terakhir dari spdep adalah spdep

(16)

Universitas Sumatera Utara Untuk instalasi paket spdep, dapat dilakukan manual dari spdep.zip file

yang telah didownload, atau dapat juga meng-install paket spdep langsung dari

program R (Anselin, 2003) yaitu dengan cara sebagai berikut:

1. Buka program R yang telah di-install

2. Pada menu Package, pilih Install package

Jika spdep.zip file telah didownload sebelumnya, maka lebih mudah

meng-install dengan cara :

Pilih menu Package, kemudian pilih Install Package from local zip file.

Untuk memastikan bahwa paket spdep telah berhasil di-install dan telah

dapat digunakan, pada menu Package pilih Load Package, maka akan muncul :

Gambar 2.4 Tampilan dari Load Package-spdep package

Setelah memilih spdep, klik OK. Maka tampilan yang akan muncul dapat

(17)

Universitas Sumatera Utara Gambar 2.5 Tampilan dari R-Console untuk spdep package

Dalam menjalankan beberapa fungsi dalam analisis ini dibantu dengan

Rcmdr package. Rcmdr memiliki sistem Grapical User Interface (GUI) seperti

dalam SPSS. Namun perintah dalam Rcmdr sangat terbatas, Rcmdr belum

memiliki tools yang lengkap untuk melakukan analisis.

Rcmdr package versi terakhir adalah versi 2.1-1 yang dirilis pada 4

September 2014. Rcmdr package dapat didownload di

http://cran.r-project.org/web/packages/ Rcmdr/index.html. Setelah selesai men-download

Rcmdr package, download juga package suggest yang tersedia agar function yang

diperlukan dapat berjalan dengan baik dan tidak terjadi error. Kemudian lakukan

instalasi Rcmdr package dengan cara yang sama saat melakukan instalasi spdep

package. Untuk memastikan bahwa paket Rcmdrtelah berhasil di-install dan telah

(18)

Universitas Sumatera Utara Gambar 2.6 Tampilan dari Load Package-Rcmdr package

Setelah memilih Rcmdr, klik OK. Maka tampilan yang akan muncul dapat

dilihat pada Gambar 2.7 sebagai berikut:

(19)

Universitas Sumatera Utara 2.3.5 Geographically Weighted Regression (GWR) dalam Program R

Fungsi untuk menjalankan GWR dalam R didasarkan atas ketentuan oleh

Chris Brunsdon, Martin Charlton dan Stewart Fortheringham

(http://gwr.nuim.ie/). Paket untuk GWR berbeda dengan paket untuk analisis

spasial pada umumnya. Untuk menjalankan GWR dalam R, perlu melakukan

peng-install-an pada Package spgwr. Versi terbaru Package spgwr adalah versi

0.6-24 per 16 September 2013. Langkah-langkah untuk men-download paket

adalah sebagai berikut :

1. Buka link berikut untuk men-download Package spgwr,

http://cran.r-project.org/web/packages/spgwr/index.html. Download paket sesuai

Operating System laptop atau komputer yang digunakan (Windows, OS)

2. Dalam link tersebut terdapat Package Suggests yang harus didownload

untuk melengkapi perintah syntax yang akan digunakan dalam proses

analisis. Package Suggests yang tertera adalah spdep, parallel, snow dan

maptools. Download seluruh paket, lakukan seperti langkah 1. Dalam

masing-masing paket, terdapat Package Suggests. Download seluruhnya

seperti langkah 1.

3. Apabila seluruh paket sudah didownload, lakukan peng-install-an dengan

cara pilih menu Package, kemudian pilih Install Package from local zip file.

Install seluruh paket yang sudah didonwload.

Untuk memastikan bahwa paket spgwr telah berhasil di-install dan telah

dapat digunakan, pada menu Package pilih Load Package, maka akan

(20)

Universitas Sumatera Utara Gambar 2.8 Tampilan dari Load Package

Setelah memilih spgwr, klik OK. Maka tampilan yang akan muncul dapat

dilihat pada Gambar 2.9 sebagai berikut:

(21)

Universitas Sumatera Utara 2.4 Gizi

Gizi berasal dari bahasa Arab Al Gizzai yang artinya makanan dan

manfaatnya untuk kesehatan, sari makanan yang bermanfaat untuk kesehatan.

Kata ‘Gizi’ dikenal di Indonesia sejak tahun 1950-an sebagai terjemahan dari kata

Nutrition, suatu istilah bahasa Inggris yang berarti hubungan antara makanan dan

kesehatan. Oleh Lembaga Bahasa Indonesia Fakultas Sastra Universitas

Indonesia, pada tahun 1950-an ditawarkan terjemahan nutrition dengan

menggunakan akar bahasa Arab Al Gizzai.

Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang

dikonsumsi secara normal melalui pencernaan, absorbsi, transportasi,

penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk

mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ

serta menghasilkan energi (Supariasa, dkk. 2002).

Gizi menurut Harry Oxorn dan William R.Forte adalah memiliki

pemahaman yang luas. Gizi bukan hanya sekedar membahas mengenai jenis

makanan serta manfaat yang bisa diakibatkan pada tubuh manusia. Namun, gizi

juga membahas tentang proses mendapatkan dan pengolahan serta pertimbangan

yang perlu dilakukan dalam upaya menciptakan kestabilan kesehatan.

Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk

variabel tertentu atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu.

Almatsier (2004) menyatakan bahwa status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai

(22)

Universitas Sumatera Utara Gizi baik adalah keadaan gizi seseorang terjadi karena seimbangnya jumlah

asupan (intake) zat gizi dan jumlah yang dibutuhkan (required) oleh tubuh yang

ditandai dengan berat badan menurut umur (BB/U) yang berada pada ≥ -2 SD

sampai 2 SD tabel baku WHO-NCHS (Depkes RI, 2006).

Apabila asupan gizi berlebih dari jumlah yang dibutuhkan maka akan

menyebabkan gizi lebih (over nutrition). Apabila asupan gizi kurang dari jumlah

yang dibutuhkan maka akan menyebabkan gizi kurang (under nutrition).

Indonesia kini sedang dihadapi kedua masalah yang disebut dengan masalah gizi

ganda, yaitu gizi lebih dan gizi kurang.

2.5 Gizi Buruk

Gizi buruk (severe malnutrition) menurut daftar istilah dan pengertian

Kemenkes RI 2010 adalah status gizi yang didasarkan pada indeks Berat Badan

menurut Umur (BB/U) yang merupakan padanan istilah underweight (gizi kurang)

dan severely underweight (gizi buruk). Keterangan kategori dan ambang batas

status gizi anak berdasarkan indeks terlampir pada Kemenkes RI Nomor:

1995/MENKES/SK/XII/2010 yaitu sebagai berikut :

Tabel 2.1 Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak berdasarkan Indeks

No Indeks Kategori

(23)

Universitas Sumatera Utara 3 Berat Badan menurut Panjang

Badan (BB/PB) atau

Sumber : Kemenkes RI, 2011

2.5.1 Penyebab Gizi Buruk

Penyebab gizi buruk dapat dilihat dari berbagai faktor yang dapat

mengakibatkan terjadinya kasus gizi buruk. Menurut UNICEF (1998) ada dua

penyebab langsung yang memengaruhi status gizi yaitu:

1. Kurangnya asupan gizi dari makanan. Hal ini disebabkan terbatasnya jumlah

makanan yang dikonsumsi atau makanan yang tidak memenuhi unsur gizi yang

dibutuhkan karena alasan sosial dan ekonomi yaitu kemiskinan.

2. Akibat terjadinya penyakit yang mengakibatkan infeksi. Hal ini disebabkan

oleh rusaknya beberapa fungsi organ tubuh sehingga tidak bisa menyerap

zat-zat makanan secara baik.

Timbulnya KEP tidak hanya karena makanan yang kurang tetapi juga

karena penyakit. Anak yang mendapat makanan yang cukup baik tetapi sering

(24)

Universitas Sumatera Utara Begitu pula pada anak yang makanannya tidak cukup baik kuantitas dan

kualitasnya yang akan menyebabkan daya tahan tubuh melemah.

Faktor-faktor yang memengaruhi status gizi menurut UNICEF dirangkum

dalam Gambar 2.10 sebagai berikut:

Faktor Memengaruhi Status Gizi Status Gizi

Asupan zat gizi Penyakit Infeksi

Kemiskinan, Tingkat Pendidikan Rendah, Ketersediaan Pangan Menurun, Kesempatan Kerja Rendah

Krisis Ekonomi dan Politik

Sumber: UNICEF (1988) dengan penyesuaian

Gambar 2.10 Faktor yang memengaruhi status gizi

Faktor tidak langsung yang memengaruhi status gizi menurut UNICEF

yaitu:

1. Faktor ketidaktersediaan pangan yang bergizi dan terjangkau oleh masyarakat;

2. Perilaku dan budaya dalam pengolahan pangan dan pengasuhan anak;

3. Pengelolaan yang buruk dan perawatan kesehatan yang tidak memadai.

(25)

Universitas Sumatera Utara Penjelasan Gambar 2.10 dapat dilihat sebagai berikut:

a. Asupan zat gizi balita

Pemberian makanan bergizi dalam jumlah yang cukup pada masa balita

mendapat perhatian serius agar anak tidak mengalami kurang gizi. Menurut

Sulaeman (2003), masa penyapihan (peralihan antara penyusuan dan makanan

dewasa) menyebabkan konsumsi ASI berkurang sehingga diperlukan makanan

tambahan untuk memenuhi kebutuhan gizi anak khususnya energi dan protein.

Menurut Supariasa, dkk (2002) diperlukan suatu standar kecukupan untuk

menilai tingkat konsumsi makanan anak yaitu Angka Kecukupan Gizi (AKG) atau

Recommended Dietary Allowance (RDA). Berdasarkan Widyakarya Nasional

Pangan dan Gizi (2004), klasifikasi tingkat konsumsi dibagi menjadi 5 yaitu

sebagai berikut:

1. Kelebihan apabila > 120% AKG

2. Normal apabila 90-119% AKG

3. Defisit tingkat ringan apabila 80-89% AKG

4. Defisit tingkat sedang apabila 70-79% AKG

5. Defisit tingkat berat apabila < 70% AKG

b. Penyakit infeksi

Penyakit infeksi yang menyerang anak dapat menyebabkan gizi anak mejadi

buruk. Memburuknya keadaan gizi anak akibat penyakit infeksi dapat

menyebabkan nafsu makan anak menurun, sehingga pasokan zat gizi berkurang,

(26)

Universitas Sumatera Utara Diare merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian pada anak di

negara-negara berkembang (Sumantri, 1994). Penyebab utama kematian yang

disebabkan oleh diare adalah dehidrasi sebagai akibat kehilangan cairan dan

elektrolit dalam tubuh. Selain penyakit diare, penyakit infeksi lainnya pada balita

yang cukup tinggi adalah ISPA.

c. Pengetahuan

Faktor pendidikan dan pengetahuan yang rendah dari seorang ibu akan

pentingnya pemberian makanan bergizi dan seimbang kepada anaknya dapat

dikaitkan dengan permasalahan KEP. Hal ini juga tidak dapat dipisahkan dengan

faktor perilaku, seperti yang ditemukan di Sulawesi Selatan tentang anggapan

bahwa banyak makan ikan dapat menyebabkan kecacingan. Menurut Hadju

(1999), pandangan yang salah terhadap jenis makanan tertentu dapat

menyebabkan ibu tidak mau mengkonsumsi dan juga tidak memberikannya pada

anaknya.

d. Ketahanan pangan

Ketahanan pangan adalah kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan

pangan seluruh anggota keluarganya dalam jumlah yang cukup baik kualitas

maupun kuantitas gizinya (Ayu, 2008). Ketahanan pangan terkait dengan

ketersediaan pangan baik dari hasil pasar, produksi sendiri, maupun sumber lain,

harga pangan dan daya beli keluarga, serta pengetahuan akan gizi dan kesehatan.

e. Pola asuh

Menurut Hamzah (2000), pola pengasuhan anak adalah pengasuhan anak

(27)

Universitas Sumatera Utara pengasuhan bermain. Menurut Hurlock (1993) peran pengasuh serta interaksi

yang terjadi antara pengasuh dan anak menjadi sangat penting, karena

perkembangan anak secara umum termasuk dominasi dan perkembangan kognitif

banyak ditentukan oleh pola pengasuhan dan peran pengasuh. Hal yang termasuk

dalam pola pengasuhan anak (Ayu, 2008) adalah:

1. Pengasuhan makanan anak

Ibu menyiapkan kebutuhan pangan/gizi sejak prenatal, neo-natal berupa

pemberian ASI, menyiapkan MP-ASI dan dukungan emosional pada anak.

2. Pengasuhan perawatan dasar anak

Pengawasan perawatan dasar anak adalah pemenuhan kebutuhan anak yang

dilakukan oleh ibu untuk mengatasi kejadian diare, ISPA, pemberian imunisasi,

pemberian vitamin A, membuat oralit, serta memberikan pelega tenggorokan

dan mengatasi demam pada anak.

3. Pengasuhan higiene perorangan anak dan kesehatan lingkungan

Difokuskan kepada kemampuan ibu dalam menjaga kebersihan anak,

kebersihan tempat anak banyak menghabiskan waktu, dan mencegah anak

mengalami luka.

f. Pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan

Adalah tersedianya pelayanan kesehatan dasar dan air bersih yang dapat

dijangkau oleh setiap keluarga yang membutuhkan. Diharapkan dapat melakukan

tindakan pencegahan penyakit serta pemeliharaan kesehatan seperti pemeriksaan

(28)

Universitas Sumatera Utara posyandu, puskesmas, rumah sakit, praktek bidan maupun dokter serta persediaan

air bersih.

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dalam Ayu (2008), ada

3 faktor penyebab gizi buruk pada anak dan balita, yaitu:

1. Keluarga miskin;

2. Ketidaktahuan orang tua atas pemberian gizi yang baik bagi anak;

3. Faktor penyakit bawaan pada anak, seperti: jantung, TBC, HIV/AIDS, saluran

pernapasan dan diare (IDAI, 2007).

2.5.2 Gejala Klinis KEP Berat atau Gizi Buruk

Gejala klinis pada KEP ringan dan sedang adalah tubuh anak terlihat kurus.

Sedangkan gejala klinis untuk KEP berat atau gizi buruk adalah dibagi menjadi

marasmus, kwashiorkor, dan marasmus-kwashiorkor.

1. Marasmus

Kata “marasmus” berasal dari bahasa Yunani yang berarti kurus kering.

Tubuh penderita marasmus hanya terlihat “tulang dan kulit”. The Wellcome Trust

Working Patty pada tahun 1970 mendefinisikan marasmus dengan kriteria berat

badan menurut usia yang berada di bawah 70% dari standar internasional.

Marasmus merupakan adaptasi fisiologis terhadap keterbatasan energi dari

makanan. Pada keadaan ini terjadi pengurangan secara nyata jumlah jaringan

lemak dan subkutan disamping terdapat pula atrofi jaringan viseral. Penderita

marasmus akan membatasi aktivitas fisiknya dan memiliki laju metabolisme serta

pergantian protein yang menurun dalam upaya untuk menghemat nutrien. Jika

(29)

Universitas Sumatera Utara infeksi dan memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk meninggal atau

mengalami disabilitas karena infeksi. Adapun tanda-tanda klinis yang ditimbulkan

adalah:

a. keterlambatan pertumbuhan yang parah

b. kurus kering hampir tidak ada lemak di bawah kulit

c. perut cekung

d. rambut jarang dan tipis

e. kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada (terlihat

seperti memakai celana longgar/baggy)

f. wajah seperti orang tua

g. cengeng dan rewel

h. sering disertai penyakit infeksi (kronis berulang, diare)

2. Kwashiorkor

Kata “kwashiorkor” berasal dari bahasa Ghana yang berarti penyakit yang

terjadi ketika bayi berikutnya lahir. Kwashiorkor pertama kali dikenal di Afrika

Barat pada tahun 1930-an di antara anak-anak yang disapih (penghentian

pemberian ASI) dan pada mulanya dianggap sebagai keadaan defisiensi air susu.

Kemudian, para pakar mengemukakan bahwa kwashiorkor merupakan keadaan

defisiensi protein dari makanan, akan tetapi bukti yang ada menunjukkan bahwa

hipotesis ini masih kurang kuat. Sejumlah data yang terbaru menunjukkan bahwa

kwashiorkor dapat terjadi karena kehilangan antioksidan yang menyertai

defisiensi energi dari makanan. The Wellcome Trust Working Patty pada tahun

(30)

Universitas Sumatera Utara kriteria berat badan menurut usia yang berada di bawah 80% dari standar

internasional. Adapun tanda-tanda klinis yang ditimbulkan adalah:

a. edema seluruh tubuh, terutama pada kedua punggung kaki

b. wajah membulat dan sembab

c. pandangan mata sayu

d. rambut tipis kemerahan seperti rambut jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit,

rontok

e. perubahan status mental, apatis dan rewel

f. otot mengecil terlihat nyata jika diperiksa pada posisi berdiri atau duduk

g. kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna

menjadi coklat kehitaman dan terkelupas (dermatosis)

h. sering disertai penyakit infeksi, anemia dan diare

3. Marasmus-Kwashiorkor

Gejala klinis yang terjadi dari penggabungan marasmus dan kwashiorkor,

(31)

Universitas Sumatera Utara 2.6 Kerangka Konsep Penelitian

Adapun kerangka konsep penelitian yang akan dilakukan adalah :

Gambar 2.11 Kerangka Konsep

2.7 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian yang dapat disusun adalah :

Ada pengaruh ASI eksklusif, imunisasi lengkap, vitamin A, ISPA, diare dan

fasilitas pelayanan kesehatan terhadap kejadian gizi buruk pada balita di

Kota Medan

GIZI BURUK ASI Eksklusif

Imunisasi Lengkap

Vitamin A

ISPA

Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Gambar

Gambar 2.1 Jendela dialog awal instalasi R dalam sistem operasi Windows
Gambar 2.2 Icon R pada desktop
Gambar 2.4 Tampilan dari Load Package-spdep package
Gambar 2.5 Tampilan dari R-Console untuk spdep package
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kemampuan berkomunikasi yang efektif tentang faktor risiko insiden terkait patient safety dari kondisi sangat kurang menjadi baik. Kemampuan mengidentifikasi akar penyebab

Menurut pengalaman Bank Dunia 10-14 tahun terakhir ini, sejumlah faktor utama yang memberikan sumbangan terhadap keberhasilan pemukiman kembali antara lain adalah (i) komitmen

Setelah mendengar penjelasan dari guru, bermain scramble dan melakukan tanya jawab, siswa dapat menulis kalimat sederhana yang didiktekan dengan benar.. Materi Pembelajaran

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan dalam kambing Kacang yang digembalakan dengan perlakuan pemberian pakan tambahan hijauan lamtoro yang berbeda

Disamping digunakan sebagai pedoman oleh manajemen dan pegawai untuk pelaksanaan kegiatan operasional harian, Manual Mutu ini juga bisa dijadikan bahan informasi

Setelah berdiskusi dalam kelompok, siswa diminta membuat daftar kegiatan yang bisa dilakukan dalan kondisi cuaca tertentu dan pakaian yang harus dikenakan saat kondisi

Özellikle Avrupa’da ve Amerika’da son zamanlarda çok sıkça kullanılmaya başlanan Türkçe’de “içrek” sözcüğü ile karşılanan ezoterik sözcüğü içinde saklı

Jika pada metoda pemisahan minyak astiri ( distilasi uap ), tidak dapat digunakan dengan baik karena persentase senyawa yang akan digunakan atau yang akan diisolasi cukup kecil