• Tidak ada hasil yang ditemukan

T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Peringkat Akreditasi (Studi pada Program Studi Seni Musik Fakultas Seni Pertunjukkan Universitas Kristen SatyaWacana) T2 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Peringkat Akreditasi (Studi pada Program Studi Seni Musik Fakultas Seni Pertunjukkan Universitas Kristen SatyaWacana) T2 BAB II"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Bab 2

Telaah Pustaka

2.1.

Penjaminan Mutu

Penjaminan mutu merupakan faktor penting sebagai indikator dalam menghadapi tingkat persaingan perguruan tinggi.Mengacu pada pemahaman tersebut, maka tidaklah mengherankan apabila pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005, tentang standar pendidikan Nasional.Dimana dalam peraturan pemerintah ini, salah satu amanat adalah melakukan supervisi penjaminan mutu perguruan tinggi.Penekanan pada penjaminan mutu perguruan tinggi dimaksudkan guna menjaga persaingan sumberdaya manusia baik pada level nasional maupun internasional.Hal inilah yang menjadi landasan pentingnya penjaminan mutu pada perguruan tinggi.

(2)

tujuan yang ingin dicapai adalah peningkatan kecerdasan kehidupan manusia, melalui kecerdasan pengetahuan dan perilaku. Selaras dengan tujuan yang ingin dicapai, maka diharapkan akan tercapai pendidikan bermutu. Dimana pendidikan bermutu merupakan salah satu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meraih kehidupan yang lebih baik, maju, dan berkeadilan di masa depan (Diklat pengembangan kapasitas SDM Penjaminan Mutu Pendidikan, 2012).

Guna mencapai hal tersebut, maka diperlukan peningkatan kualitas pendidikan. Ridwan Idris, menyatakan bahwa peningkatan kualitas pendidikan merupakan proses terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumberdaya manusia. Guna menjawab tantangan tersebut, maka lebih jauh, Ridwan Idris menyatakan bahwa usaha tersebut dapat dijawab melalui pengembangan dan perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi, perbaikan sarana pendidikan, pengembangan dan pengadaan materi ajar, serta pelatihan bagi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.

(3)

terlihat dari mutu pendidikan tersebut. Lain halnya dengan Crosby (1979) melihat bahwa mutu merupakanConformance to requirement. Hal ini dimaksudkan sebagai pemenuhan terhadap persyaratan dan standar yang telah ditetapkan. Disisi lain, Johnson (1993) lebih melihat bahwa mutu merupakan kemampuan suatu produk atau jasa dalam pemenuhan kebutuhan pelanggannya. Hampir senada, Render dan Heizer (2001) memberikan pemahaman mengenai mutu yang mengacu dari American Society for Quality Control, yang menyatakan bahwa mutu adalah totalitas bentuk dan karakteristik barang atau jasa yang menunjukkan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan yang tampak jelas maupun yang tersembunyi. Sedangkan Deming dalam Sallis (2002) lebih memandang pada terjadinya keselarasan antara kebutuhan pasar dan konsumen.Garvin dan Davis (1994) memberikan pemahaman bahwa mutu selalu berkenaan dengan kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, manusia/tenaga kerja, proses dan tugas, serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan yang diinginkan oleh konsumen atau pelanggan.

(4)

dapat menarik konsumen untuk menikmati produk-produk yang disediakan oleh lembaga pendidikan tersebut.Mengacu pada pemahaman diatas, maka dalam pendidikan perhatian terhadap mutu merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari penyelenggaraan pendidikan tersebut.Oleh karena itu, perhatian terhadap mutu pendidikan tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003. Dimana pada pasal 1 ayat 17 dikatakan bahwa : Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimaltentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Lebih lanjut dalam Pasal 35 ayat 1 Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, menyatakan tentang kriteria tentang standar nasional pendidikan.Dimana kriteria minimal standar nasional pendidikan ini terdiriatas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan,pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harusditingkatkan secara berencana.

(5)

2.2.

Peningkatan Mutu Berdasarkan

Akreditasi

Pada hakekatnya peningkatan mutu layanan perguruan tinggi merupakan suatu kebutuhan yang tidak terelakkan dan sangat mendesak.Melalui peningkatan mutu layanan, maka perguruan tinggi dapat mempertahankan eksistensinya di tengah persaingan dan kompetisi yang ada saat ini.

(6)

Mengacu pada hakekat kehadiran dan fungsi perguruan tinggi, maka peran perguruan tinggi perlu diletakkan dalam membangun karakter bangsa melalui pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian dan pengabdian terhadap masyarakat.Oleh karena itu, perguruan tinggi perlu mempersiapkan diri dalam menghadapi tantangan-tantangan yang ada dan hidup dalam dinamika masyarakat.Guna menjawab tantangan tersebut, maka perguruan tinggi perlu mempersiapkan strategi peningkatan kualitas mutu yang melibatkan mahasiswa yang didik, dosen, maupun sarana prasaran yang ada.Adanya fakta yang terjadi di pasar, dimana perguruan tinggi dituntut untuk menyediakan produk-produk yang berbasis pada mutu.Asmawi (2005), melihat bahwa dewasa ini menunjukkan bahwa mutu lulusan perguruan tinggi tidaklah seperti yangdiharapkan dunia kerja.Terdapat banyak perguruan tinggi yang mengalami penurunan mutu lulusan.Dimana hal ini berdampak pada penurunan jumlah penerimaan mahasiswa pada perguruan tinggi tersebut.Mengacu pada pemahaman tersebut, maka dibutuhkan strategi dalam menjaga dan mempertahankan eksistensi perguruan tinggi tersebut.Hal ini dapat terjadi apabila perhatian dan prioritas mutu layanan menjadi faktor yang diperhatikan oleh perguruan tinggi tersebut.

(7)

BAN-PT adalah melakukan akreditas terhadap perguruan tinggi, dengan mengacu pada indikator atau standar yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, perguruan tinggi akan diakui keberadaannya dan dapat

mengeluarkan ijasah/sertifikatapabila telah terakreditasi. Pada saat ini BAN-PT merupakan

satu-satunya lembaga yang ditunjukan oleh pemerintah dalam melakukan evaluasi mutu dan kualitas layanan perguruan tinggi. Akreditasi institusi perguruan tinggi dipandang sebagai proses penilaian terhadap institusi secara keseluruhan untuk mengetahui komitmen institusi terhadap kapasitas institusi dan efektivitas pendidikan, yang didasarkan pada standar akreditasi yang telah ditetapkan. Akreditasi dilakukan oleh BAN-PT terhadap semua perguruan tinggi di Indonesia (BAN-PT, 2011). Akreditasi merupakan proses evaluasi terhadap mutu kinerja perguruan tinggi dalam mengelola dan mengembangkan mutu dan kualitas layanannya.

(8)

pemahaman tersebut, maka indikator/standar-standar inilah yang menjadi landasan penilaian dan menjadi tolok ukur dalam melakukan evaluasi terhadap perguruan tinggi tersebut.

Mengacu pada standar penilaian borang (Borang AIPT, 2011), maka berikut ini akan dijelaskan peran standar-standar dalam menilai mutu perguruan tinggi. Pada dasarnya setiap standar memiliki peran dan kedudukan yang penting dan sebagai satu kesatuan yang tidak dapat berdiri sendiri.

Standar 1: Visi,misi, tujuan dan sasaran, serta strategi pencapaian. Merupakan standar yang mengatur tentang Visi, Misi, tujuan dan sasaran serta strategi yang dicapai oleh perguruan tinggi.Oleh karena itu dalam standar ini memuat dasar penyusunan dan mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran institusi perguruan tinggi, serta pihak-pihak yang dilibatkan dalam penyusunannya. Berdasarkan pemahaman tersebut, maka bagaimana peran penetapan visi, misi, tujuan dan sasaran serta strategi pencapaian yang akan dilakukan oleh perguruan tinggi/program studi. Disamping itu, pemahaman akanvisi, misi, tujuan dan sasaran serta strategi pencapaian menjadi perhatian yang tidak dapat dipisahkan dalam memahami hal ini.

(9)

yangdiberikan lebih pada pengelolaan perguruan tinggi/program studi. Perhatian terhadap proses kepemimpinan dalam mengelola perguruan tinggi/program studi. Oleh karena itu, hal ini diletakkan pada sistem tata pamong (input, proses,

output dan outcome serta lingkungan eksternal yang menjamin terlaksananya tata pamong yang baik) harus diformulasikan, disosialisasikan, dilaksanakan, dipantau dan dievaluasi dengan peraturan dan prosedur yang jelas. Di sisi lain penekanan juga terjadi pada penjaminan mutu yang ada, seperti kebijakan mutu, perangkat penjaminan mutu (organisasi, pernyataan mutu, manual mutu, standar mutu), pelaksanaan penjaminan mutu, serta monitoring dan evaluasi.

Standar 3 menekankan pada mahasiswa dan lulusan.Dimana pada standar ini, proses perekrutan mahasiswa baru dan pengembangan kualitas lulusan merupakan perhatian utama.Berdasarkan pemahaman tersebut, maka standar ini memberikan perhatian pada strategi dan kebijakan penerimaan mahasiswa baru.Standar ini juga ingin melihat mengenai kualitas layanan pada mahasiswa dan prestasi. Disisi lain, alumni menjadi perhatian yang dilihat, melalui ketersediaan himpunan alumni dan kontribusi alumni dalam pengembangan institusi.

(10)

maka dalam standar 4 menekankan pada pengelolaan sumber daya yang ada. Berdasarkan hal tersebut, maka standar 4 berisikan mengenai: sistem pengelolaan sumber daya manusia, sistem monitoring dan evaluasi, dosen, tenaga kependidikan, serta pengukuran tingkat layanan yang diberikan baik oleh dosen maupun oleh tenaga kependidikan.

(11)

Standar 6 lebih merujuk pada pengukuran ketersediaan pembiayaan, sarana prasarana dan pemanfaatan teknologi informasi melalui sistem informasi (BorangAIPT, 2011). Hal ini terkait pada peranan program studi dalam melakukan perencanaan, penerimaan, pengalokasian, pelaporan, audit, monitoring dan evaluasi, dan pertanggungjawaban penggunaan dana pada pemangku kepentingan. Oleh karena itu, hal ini juga ditekankan pada perencanaan program studi dalam mengembangkan sumber pendanaan untuk program studi tersebut.Terkait sarana prasarana, maka hal ini berkenaan dengan kebijakan pengembangan dan pencatatan, serta penetapan pengunaan dan pemeliharaan sarana prasarana.Lebih dari pada itu, terkait sistem informasi, maka hal ini berkenaan dengan layanan teknologi yang tersedia guna memenuhi kebutuhan para stakeholder yang ada.

Adapun standar 7 merupakan standar yang menekankan pada penelitian, pelayanan/pengabdian pada masyarakat dan kerjasama (Borang AIPT, 2011).Standar ini merupakan bagian terkahir dalam borang Akreditasi. Standar 7, merupakan salah satu standar yang penting dalam mengukur sejauhmana program studi dapat mengembangkan dan mengimplementasikan ilmu pengetahuan yang dimiliki melalui kerjasama dengan pihak lain.

(12)

tolak ukur yang penting dalam menjaga dan menjamin pengembangkan kualitas mutu yang ada pada perguruan tinggi.Oleh karena itu, tidaklah mengherankan apabila setiap perguruan tinggi/program studi berlomba-lomba dan berupaya untuk meng-ikut-kan program studinya supaya di akreditasi. Pencapaian akan nilai akreditasi akan menjadi pedoman guna melakukan perbaikan terhadap layanan yang terdapat pada perguruan tinggi tersebut.

2.3.

Strategi Peningkatan Peringkat

Akreditasi

Peringkat akreditasi merupakan indikator pengukuran kualitas mutu dan layanan terhadap program studi dalamsebuah perguruan tinggi.Berdasarkan pemahaman tersebut, maka sampai saat ini secara kelembagaan BAN-PT masih merupakan satu-satunya lembaga yang memiliki kewenangan dalam mengukur kualitas mutu program studi.Amir (2010) melihat bahwa semenjak akreditasi program studi diberlakukan tahun 2007, maka masyarakat telah menempatkan nilai akreditasi sebuah program studi sebagai tolok ukur terkait mutu dan kualitas program studi dalam perguruan tinggi tersebut. Mengacu pada pemahaman tersebut, maka akreditasi program studi mendapatkan perhatian utama dalam pengembangan perguruan tinggi.

(13)

mendapatkan hasil akreditasi yang memuaskan. Strategi-strategi yang dilakukan didasarkan pada bentuk dan mekanisme penilaian yang ada dalam borang akreditasi. Oleh karena itu, Chairy (2011) menyatakan bahwa dalam meningkatkan akreditasi program studi, maka perlu dipertimbangkan beberapa hal sebagai berikut: 1) biasakan diri untuk melakukan evaluasi diri program studi; 2) berikan perhatian pada butir-butir akreditasi yang memiliki nilai tinggi, seperti Sumber Daya Manusia dan Penelitian serta pengabdian masyarakat; 3) kembangkan sistem penjaminan mutu. Mengacu pada pemahaman tersebut, maka peranan evaluasi diri dilakukan guna mendapatkan gambaran kondisi kekinian dalam program studi tersebut. Disisi lain perhatian terhadap penelitian dan pengabdian masyarakat merupakan faktor penting dan memiliki bobot penilaian yang besar dalam standar penilaian.

(14)

Guna mencapai hal ini, maka Amir (2010), mengusulkan agar program studi perlu memiliki perencanaan dalam jangka panjang.Pengajuan akreditasi mestinya tidak hanya sekedar mengisi borang-borang tetapi menyiapkan dan mengimplementasikan program sistem kualitas di program studi.Mengacu pada Borang AIPT (2011), maka peran utama yang menjadi perhatian adalah ketersediaan data dan dokumen.Hal ini juga dilihat oleh Amir (2010), yang menyatakan bahwa diperlukan ketersediaan data dan dokumen.Lebih jauh Amir (2010) melihat bahwa Borang akreditasi pada sistem evaluasi sebenarnya adalah instrumen untuk mengumpulkan data dan informasi tentang program studi yang diajukan program studinya. Sesuai dengan kaidah evaluasi, butir-butir yang tercantum dalam borang pada hakilkatnya adalah indikator utama tentang kinerja program studi yang kadar kualitasnya akan dinilai.

(15)

data-data yang disajikan dalam borang harus dapat menyakinkan lembaga BAN-PT. Oleh karena itu, data dan informasi yang disampaikan dalam bentuk tulisan harus dapat menjelaskan akan kondisi dan realitas program studi. Data dan informasi yang diberikan jangan sampai menimbulkan keraguan pada pihak aksesor yang berdampak pada kecurigaan pihak BAN-PT.

Mengacu pada paparan diatas, maka strategi peningkatan peringkat akreditasi merupakan langkah yang perlu diperhatikan dalam mencapai kualitas dan mutu program studi. Oleh karena itu, dalam mempersiapkan program studi untuk diakreditasi, maka diperlukan persiapan-persiapan yang tidak dilakukan secara tergesa-gesa.Diperlukan persiapan dan perancangan yang matang serta didukung dengan kesiapan data dan dokumen guna mendapatkan hasil yang maksimal.

2.4.

Total Quality Management

(16)

pelanggan (Akpobire & Salami, 2013). Hal yang sama juga diungkapkan oleh Widyastuti et al bahwa TQM adalah sebuah pendekatan manajemen yang berfokus pada kepuasan pelanggan. Mereka menambahkan bahwa TQM juga berfokus padacontinuous improvement,

kerja tim dan kepemimpinan (Widyastuti, et al., 2009). Hal yang senada juga diungkapkan oleh Deming and Juran bahwa kualitas dalam organisasi akan lebih baik jika tercipta kerja sama tim yang solid. Dalam hal ini ada komunikasi yang baik antara pemimpin dan pekerja (Deming, 1986; Juran 1988).Drennan (1999) berpendapat bahwa TQM adalah suatu pendekatan filosofis terhadap manajemen organisasi, khususnya manajemen perubahan dalam organisasi. Sallis (2005) berpendapat sama bahwa:

“ TQM is not about working to someone else’s agenda, unless your customers and clients have specified the agenda. It is not something that only senior managers do and then pass their directions down the line. The total in TQM dictates that everything and everybody in the organization is involved in the enterprise of continuous improvement. The management in TQM likewise means everyone, because everyone in the institution, whatever their status, position or role, is the manager of their own responsibilities”.

(17)

Konsep TQM tidak hanya diimplementasikan pada bisnis dan industri, tetapi juga dapat diterapkan ke dalam dunia pendidikan untuk tercapainya standar kualitas yang lebih tinggi. Filosofi Deming diperlengkapi dengan kerangka kerja yang dapat mendukung terciptanya perkembangan kearah positif dalam pendidikan seperti team teaching,site-based, cooperative learning, dan outcome based education (Akpobire & Salami, 2013). Studi kasus implementasi TQM dalam pendidikan menemukan hasil-hasil yang positif.Pada tahun 1990 Oregon State University menerapkan TQM dalam filosofi manajemennya dan menuai sukses dalam meningkatkan standard operasionalnya (Winn & Green, 1998).Menurut Winn & Green (1998) TQM merupakan alat yang sangat ampuh dalam sektor pendidikan meskipun pada awalnya diperuntukkan untuk sektor bisnis dan industri. Implementasi yang sukses akan dicapai jika semua orang memberi dukungan dan institusi tersebut mengenal kebutuhan pelanggannya dan berfokus pada proses. Hasilnya adalah terciptanya standard operasional yang efisien dan kerja sama tim yang solid yaitu siswa dan pihak fakultas.

2.5.Penelitian Yang Relevan

(18)

Skotlandia berhasil ketika ada komitmen dari semua pihak institusi.Hal diatas didukung dengan temuan Darmadji (2008) pada implementasi TQM di MAN Yogyakarta. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa implementasi TQM akan terhambat jika tidak ada komitmen dari segenap pihak. Primiani dan Ariani menambahkan bahwa TQM menuntut perubahan budaya yang bertujuan memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan, baik pelanggan internal yang meliputi staf edukatif dan non edukatif maupun pelanggan eksternal primer yang meliputi para peserta didik atau siswa, pelanggan eksternal sekunder yang meliputi orang tua, pemberi beasiswa, dan pemilik perusahaan, serta pelanggan eksternal tersier yang meliputi pasar tenaga kerja, pemerintah, dan masyarakat luas(Primiani & Ariani, 2005).Dalam rangka memberi kepuasan terhadap pelanggan maka sebuah insitusi pendidikan tinggi haruslah terus meningkatkan kualitas diri (continuous

improvement)sesuai dengan prinsip dalam penerapan

(19)

2.5.

2.6.

Kerangka Berpikir

(20)

Terjadi Penurunan Peringkat Akreditasi dari B menjadi C, pada akreditasi 2011 Prodi Seni Musik, Fakultas Seni

Pertunjukkan

FGD tahap 1 dilakukan untuk indentifikasi akar permasalahan

Hasil FGD 1 dimasukkan dalam diagram fishbone

Hasil FGD 1 dalam diagram fishbone dibandingkan dengan matriks penilaian akreditasi untuk menemukan permasalahan

dengan bobot paling besar

Referensi

Dokumen terkait

Administrasi Perkantoran RSUD Bangkinang APBD T.A 2014 yang telah diadakan di Portal LPSE Kabupaten Kampar, maka sesuai dengan ketentuan yang berlaku bersama ini

Berdasarkan hasil Pelelangan Upah Kerja Petugas Keamanan Program Pelayanan Administrasi Perkantoran RS/RSJ/RS Paru-Paru/RS Mata RSUD Bangkinang APBD T.A 2014 yang telah

Catatan : Klarifikasi dihadiri oleh Direktur/Kuasa Direktur dengan membawa kelengkapan dokumen perusahaan serta referensi

In terms of feature extraction methods, the best assay results obtained from the Background subtraction method followed by the vertical projection, which uses ANN classifier,

Posterior distributions in limited information analysis of the simultaneous equations model using the Jeffreys prior.. Understanding the

18 tahun 2017 tanggal 15 Juni 2017 mengenai Cuti Bersama Tahun 2017 dimana tanggal 23 Juni 2017 ditetapkan oleh Bursa Efek Indonesia sebagai hari libur, maka

[r]

Hasil survey awal dilapangan bulan Januari - Juli 2010 di Puskesmas Kampung Baru Medan menunjukkan bahwa dari seluruh jumlah pasangan usia subur yaitu 980 pasangan, 700