• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN ORANGTUA DALAM PERKEMBANGAN BAKAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERAN ORANGTUA DALAM PERKEMBANGAN BAKAT"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Sejak lahir seorang anak sudah di anugerahi bakat yang istimewa oleh yang

maha kuasa, namun terkadang bakat ini tidak mampu untuk berkembang

sebagaimana mestinya karena ktidakpahaman orang tua atau bahkan fasilitas

pendukung yang tidak diberikan secara optimal untuk mendukung segala potensi

yang dimiliki seorang anak. Padahal banyak para ahli mengatakan bahwa masa

kanak-kanak adalah masa emas di mana segala potensi seorang anak bias terlihat

dan harus dikembangkan secara optimal.

Pada dasarnya setiap anak memiliki hak dan kesempatan untuk

mengembangkan potensinya. Sedangkan potensi itu sendiri ialah kemampuan

pada seorang individu yang belum nampak. Potensi sangat penting karena dengan

potensi seseorang dapat mengembangkan dirinya, tidak hanya mengandalkan

kemampuan yang sudah dimiliki saat ini. Selain itu potensi juga dapat menjadi

pembeda antara individu yang satu dengan individu yang lain. Oleh karena itu

perlu adanya pengembangan yang tepat pada setiap potensi yang dimiliki oleh

individu tersebut. Untuk dapat mengembangkan potensi tentu membutuhkan

stimulan-stimulan.

Pakar pendidikan mengatakan bahwa setiap anak dilahirkan jenius.

Demikian pula sebaliknya, bakat atau talenta itu akan tinggal diam, layaknya harta

karun yang tidak pernah ditemukan, bahkan mungkin tidak pernahdisadari jika

tidak dieksplorasi dengan sengaja dan kemudian dipupuk. Orang yang

bertanggung jawab untuk eksplorasi bakat anak dan pengembangannya adalah

Orang tua, karena orangtualah yang punya kesempatan dan posisi paling strategis

dalam penemuan bakat sedini mungkin, kemudian juga mengembangkannya

(2)

Pada akhirnya peran orang tua sangatlah besar terhadap kesuksesan seorang

anak, memahami karakter anak dan bakat nya akan menjadi kunci keberhasilan

anak dalam mencapai hal-hal yang menjadi kesenangannya. Untuk itulah orang

tua juga menjadi factor penentu keberhasilan anaknya.

1.2 Rumusan Masalah

 Apakah pengertian Bakat?

 Bagaimana cara mengenali bakat anak?  Apa Pentingnya mengembangkan bakat anak?

 Bagaimana peranan orangtua dalam mengembangkan bakat anak?

1.3 Tujuan

 Mengetahui apa pengertian Bakat

 Mengetahui bagaimana cara mengenali bakat anak  Mengetahui apa pentingnya mengembangkan bakat anak

 Mengetahui bagaimana peranan orangtua dalam mengembangkan bakat

(3)

BAB II

ISI

2.1 Pengertian Bakat

Bakat adalah suatu anugrah yang diberikan pada setiap anak, tidak

pandang apakah berkulit hitam,outih, sawo matang, kuning langsat. Kaya atau

miskin, dari keluarga berpendidikan atau bukan. Setiap anak adalah khusus dan

unik. Bakat adalah keajaiban yang tersimpan secara genetik, yang akan muncul

besinar dan mencapai potensinya yang maksimal bila dikembangkan dengan cara

yang tepat.

Bakat merupakan kemampuan terhadap sesuatu yang menunjukkan

kemampuan di atas rata-rata yang telah ada pada diri kita secara alamiah dan perlu

dilatih untuk mencapai hasil yang maksimal. Bakat bukanlah sifat tunggal,

melainkan merupakan sekelompok sifat yang secara bertingkat membentuk bakat.

Bakat baru muncul bila ada kesempatan untuk berkembang atau dikembangkan.

Sehingga mungkin saja seseorang tidak mengetahui dan mengembangkan

bakatnya sehingga akan menjadi kemampuan yang talent.

2.2 Cara mengenali bakat anak

Seorang anak yang berbakat biasanya dapat diidentifikasi secara umum

melalui karakteristik sebagai berikut :

1. Anak akan dengan mudah melakukan/mempelajari hal yang menjadi bakatnya

tanpa ada campur tangan orang lain

2. Anak akan senang/tak merasa terbebani untuk berlatih atau mencoba berkreasi

dengan lebih challenging. Bila bermain piano maka ia akan menyukai

improvisasi. Senang melakukan eksperimen dengan menggabung-gabungkan

sendiri, misalnya untuk lagu-lagu klasik bila dimainkan menggunakan

(4)

3. Anak menyukai kreasi dan memiliki apresiasi (pemahaman dan penghargaan)

yang tinggi terhadap hal yang menjadi bakat dan minatnya. Apabila ia

menyukai aktivitas piano. maka menyukai aktivitas bermain piano. Maka ia

juga menyukai kegatan mendengarkan orang lain memainkan piano, ia dapat

pula melihat/menganalisa secara detail teknik bermain piano yang dilakukan

orang lain.

4. Anak tidak pernah merasa bosan dan selalu mencari kegiatan yang

berhubungan dengan keterbakatannya. Ia memiliki motivasi internal yang

sangat kuat.

5. Anak biasanya mempunyai kemampuan pada bidang tersebut yang amat

menonjol sekali dibanding dengan kemampuan lainnya.

6. Tanpa digali, kemampuannya sudah muncul sendiri.

Penggalian bakat dengan cara mengikuti minat sang anak secara terarah

dan jelas tujuannya akan mampu mengidentifikasi bakat yang anak miliki.

Ajarkan anak untuk mengenali dirinya sendiri, menggali kemampuan dan

batasan-batasan yang dimilikinya. Kalau kiranya yang diminta melenceng sekali dari

minat dan kemampuannya maka beri batasan dengan pemberian alasan yang tepat

dan masuk akal buat si anak , Jika masih nekat minta mencoba, silahkan dicoba

tetapi dengan perencanaan dan pertimbangan yang baik. Contohnya, seorang anak

memiliki minat banyak sekali,baim yang memang minat karena bakat maupun

minat peer pressure atau tren ingin coba-coba. Beberapa langkah yang perlu

dilakukan dalam tahap identifikasi bakat si anak adalah :

1. Ajak anak untuk menggali minatnya tersebut dengan berdiskusi/tanya jawab

seputar minat tersebut. Mengapa ia ingin sekali les gitar, piano, basket, dan

lain-lain. Tanyakan apakah yang ia ingin dapatkan dan yang ingin ia lakukan

setelah mampu bermain gitar, piano dan lain-lain. Terutama pada musik,

tanamkan bahwa belajar musik tidak cukup hanya sebulan dua bulan, tetapi

memerlukan waktu yang cukup lama

2. Gali lebih jauh dengan mengajak anak untuk mengkaji apa-apa saja yang

(5)

peralatan, baiaya,schedule, dan lain-lain. Pertimbangkan pro dan cons-nya

bersama sianak sebelum mengambil keputusan.

3. Apabila akan mengambil keputusan, buat perjanjian dengan si anak. Misalnya

si anak ingin mencoba terlebih dahulu, maka tentukan batas waktu mencoba.

Gunakan deadline semisal 2 minggu 1 bulan. Selama masa percobaan ini, si

anak boleh membatalkan keinginannya bila ternyata ia tidak menyukainya.

2.3 Pentingnya Mengembangkan bakat

Latihan dan proses belajar sangat menentukan bagi pengembangan bakat,

mengingat sifat khusus anak berbeda dari orang dewasa. Umpamanya :

1. Anak berada dalam keadaan selalu tumbuh dan berubah dan bentuk perubahan

sebagian besar dipengaruhi oleh lingkungan

2. Ciri khas seorang anak adalah mempunyai dorongan yang besar untuk belajar. Oleh karena itu, tugas utama orang tua pada saat ini adalah menunjang proses

itu dan menyediakan kesempatan agar proses belajar terjadi dengan

memberikan kelonggaran untuk belajar sendiri tanpa terlalu memaksa

3. Ada tahap-tahap khusus dalam perkembangan anak dimana anak paling mudah dapat menerima macam cara belajar tertentu. Pada tahap khusus ini bakat

psikis tertentu paling dimungkinkan berkembang, sedang pada tahap

berikutnya akan hilang, misalnya bakat musik. Oleh karena itu, sering kita lihat

adanya masa-masa tertentu dimana anak-anak sangat tertarik pada suatu hal

khusus.

Oleh karena itu adanya ciri-ciri khas pada anak yang sedang tumbuh,

hendaknya para orang tua menggunakan kesempatan tepat tersebut diatas didalam

mengembangkan anak.

Dalam hubungan mengembangkan bakat anak, maka yang dapat dilakukan

(6)

1. Memperkaya anak dengan bermacam-macam pengalaman dan memperdalam

pengalamannya. Oleh karena makin banyak dan makin bervariasi hal-hal baru

yang dilihat dan didengar anak, maka makin tertarik pula anak untuk

mengalami bermacam-macam hal. Makin besar variasi rangsang lingkungan

yang dapat dipecahkan atau ditanggulangi maka besar kemampuannya untuk

menanggulangi berbagai-bagai masalah. Hal ini sangat membantu motivasi

belajar anak.

2. Dorong atau rangsanglah anak untuk meluaskan kemampuan dari satu bakat ke

bakat lainnya. Misalnya, setelah ia mengarang cerita, anjurkan untuk membuat

pula ilustrasi (menggambar). Hal ini memberikan kesempatan pada anak untuk

mencoba berbagai bakatntya.

3. Bersama-sama melakukan suatu kegiatan yang memungkinkan berkembangnya

bakat dan minat anak, sebab tanpa pernah mencoba bermacam-macam bidang,

bakat tersebut tidak akan tampil. Proses belajar hanya timbul dan mungkin

terjadi dalam suasana lingkungan dimana minat ada dan anak tidak merasa

dipaksa

4. Berilah penghargaan dan pujian untuk usaha anak, walau sekecil apapun usaha

tersebut, karena hal ini merupakan langkah awal menuju berkembangnya bakat

secara maksimal nanti.

5. Sediakanlah sarana yang cukup bagi pengutaraan bakat tersebut, sebab tanpa

adanya sarana atau medium sebagai alat realisasi, bakat tidak akan

berkembangdan tidak akan tampil. Misalnya seorang anak yang bakatnya main

biola, tidak akan berkembang bakatnya bila tidak ada sarananya, yaitu biola.

6. Pilihkan mula-mula bidang yang umum, lalu setingkat demi setingkat

mengkhususkannnya. Hal ini mengingat bahwa kelompok-kelompok sifat yang

umum tidak telalu memerlukan kemampuan yang sangat khusus dibandingkan

dengan kelompok bidang yang khusus, sehingga anak belajar secara bertahap

dan hambatan yang dialami tidak akan mengejutkan. Ini penting untuk

(7)

Akhirnya, oleh karena pengembangan bakat merupakan interaksi antara sifat

yang diturunkan dan proses belajar yang terjadi di sepanjang hidupnya, maka

sangatlah penting hubungan akrab ibu sebagai orang tua dengan anak. Suasana

emosional yang baik merupakan prasyarat yang tidak dapat diperkecil artinya.

Peranan ibu dalam pengembangan bakat lebih penting dari siapapun, oleh

karena ibu yang dapat mempunyai kesan yang lebih benar tentang anaknya. Ibu

dapat mengenal anak secara individual, lebih mengenal akan minat anaknya, tahu

hal-hal yang menjadi motivasinya dan saat-saat anak menyukai sesuatu lebih dari

lainnya. Ibu mengetahui seberapa besar daya juang anak terhadap

rintangan-rintangan, sehingga dengan demikian hanya ibulah yang dapat mengatur suasana

yang sangat khusus dan unik bagi anaknya agar dapat tetap dipertahankan proses

belajar yang bergairah. Karenanya tugas ibu dalam mengembangkan bakat

anaknya tidak dapat diwakilkan kepada siapapun

Dalam mewujudkan bakat-bakat dan kreativitas anak hendaknya orangtua

dapat mengusahakan suatu lingkungan yang kaya akan rangsangan mental dan

suatu suasana dimana anak merasa tertarik dan tertantang untuk mengembangkan

segala potensi yang ada didalam dirinya. Kondisi ini dapat tercipta antara lain

apabila :

1. Orangtua sendiri menunjukkan minat terhadap hobi tertentu, untuk membaca

dan menyediakan cukup bahan bacaan yang bervariasi

2. Orangtua menyempatkan diri mendiskusikan dengan anak bacaan tertentu atau

masalah-masalah yang terjadi dalam lingkungan mereka

3. Orangtua mengusahakan alat-alat permainan yang mendidik dan merangsang

kreativitas anak. Permainan-permainan konstriktif yang memungkinkan anak

membuat sesuatu (berkreasi) tidak perlu mahal.

4. Orangtua menciptakan lingkungan rumah dimana orangtua berperan serta

dalam kegiatan intelektual atau dalam permainan yang meningkatkan daya

(8)

5. Orangtua menciptakan lingkungan dimana orangtua mengajak anak utuk

menyanyi, menggambar, melukis, memainkan alat musik, jadi bukan kegiatan

intelektual semata-mata

6. Tanpa perlu makan banyak biaya, orantua dapat menjadikan rumah sebagai

semacam pusat kreativitas bagi anak, dimana anak sendiri atau bersama teman

lainnya dapat bersibuk sendiri secara kreatif.

2.4 Peranan Orangtua Terhadap Perkembangan Bakat Anak

anak yang kreatif tidak semudah membalik telapak tangan. Butuh upaya

keras, berkesinambungan Memiliki anak yang kreatif adalah dambaan setiap

orang tua. Masalahnya, kreativitas bukan anugerah yang diberikan Tuhan dalam

bentuk jadi, melainkan butuh proses untuk mendapatkannya. Proses ini tentu

butuh campur tangan orang tua sebagai konseptor, yang berperan penting dalam

menentukan hitam-putihnya masa depan anak.

Sebagai konseptor yang ingin membangun suatu kepribadian, orangtua

perlu menyadari bahwa, pribadi yang kreatif adalah pribadi yang mendekati

kesempurnaan. Dengan kata lain, pribadi yang kompleks, yang memahami

keberadaan diri sendiri serta lingkungannya.

Karena itu, menciptakan, serta kesabaran esktra untuk melalui tahap demi tahap,

sesuai perkembangan kemampuan berfikir anak.

2.4.1 Langkah untuk Membangun Bakat Khusus Anak

1. Membangun Kepribadian

Dengan cinta, orangtua dapat membangun kepribadian pada anak yang

tercermin dari pola pikir. Orangtua yang paham akan senantiasa menstimulasi /

merangsang aktivitas berpikir dan bersikap anak sesuai dengan ajaran agama.

Menstimulasi aktivitas berpikir dilakukan dengan cara menstimulasi

unsur-unsur/komponen berfikir (indera, fakta, informasi dan otak). Aktivitas bersikap

adalah aktivitas dalam rangka pemenuhan kebutuhan jasmani dan naluri

(beragama, mempertahankan diri dan melestarikan jenis). Orangtua dapat

(9)

mungkin. Ajak anak mengamati, mendengarkan berbagai suara, meraba berbagai

tekstur benda, mencium berbagai bau dan mengecap berbagai rasa. Menstimulasi

otak dilakukan dengan cara memberi nutrisi yang halal dan bergizi yang

diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak sejak dalam kandungan serta banyak

menghadirkan fakta dan informasi yang dapat di cerap oleh anak. Menstimulasi

informasi diarahkan untuk meyakini adanya Pencipta melalui fakta-fakta

penciptaan alam. Orangtua juga bisa membacakan cerita, mengajari anak untuk

selalu mengaitkan fakta baru dengan informasi yang sudah diberikan, serta

menghindarkan anak dari fakta dan informasi yang merusak dengan cara

menseleksi tayangan TV, buku dan majalah. Perlu dipahami oleh orangtua, bahwa

anak memahami standar secara bertahap seiring dengan kesempurnaan akalnya.

Anak usia dini belum sempurna akalnya. Namun, orangtua tetap perlu

mengenalkan standar-standar kepada anak secara berulang-ulang tanpa memaksa

anak untuk melakukannya.

2. Memilihkan Sarana Bermain yang Sesuai

Pada dasarnya, anak memiliki energi yang berlebih. Bermain merupakan

penyaluran terbaik untuk membuang surplus energi mereka itu. Dengan bermain,

selain memperoleh kegembiraan, kenikmatan, dan kepuasan, anak juga akan

mendapatkan manfaatnya, seperti bertumbuhnya segi fisik-motorik,

mental-intelektual/kognitif, sosial, moral, emosional, dan tentunya kreativitas. Dengan

bermain, anak sekaligus belajar tentang konsep bentuk, ukuran, warna, jumlah,

dan kegunaan objek.

Begitu pentingnya arti bermain bagi anak, sehingga dalam buku-buku

psikologi perkembangan, bermain dipandang sebagai unsur penting dalam

perkembangan seluruh unsur kepribadian anak. Karena itu, orangtua sedapat

mungkin menyediakan sarana dan alat bermain (toys) yang dapat merangsang

kreativitas anak. Tentu saja, sarana dan alat bermain ini harus sesuai dengan

(10)

3. Kenalkan dengan Lingkungan Sosial

Pengenalan terhadap lingkungan sosial akan memberikan bekal empiris

kepada anak yang kelak bermasyarakat dalam alam pergaulan dewasa. Anak

dilatih mengerti fungsi berbagi diri, pada saat yang sama seorang anak, selain

menjadi dirinya sendiri, juga merupakan bagian yang organis dari sebuah

kelompok, komunitas. Dalam hal ini, anak berkembang menjadi dirinya sendiri,

sekaligus berkenalan dengan aturan main, dengan norma, sehingga dia dapat

bergaul dengan wajar.

4. Ajak Berhubungan dengan Alam

Mengajak anak berhubungan dengan alam tidak sebatas mengenalkan

mereka dengan nama-nama benda yang ada di sekitarnya, melainkan juga

merangsang imajinasi anak untuk dapat memanfaatkan benda-benda tersebut,

walaupun pemanfaatannya untuk hal-hal yang sederhana. Misalnya,

memanfaatkan benda yang ada di sekitarnya untuk dibuat mainan. Pemanfaatan

bahan mentah sehingga menjadi bentuk jadi ini akan membuka kesadaran anak

akan perlunya berkreasi dengan alam.

Selain itu, beri kesempatan pada anak untuk berinteraksi dengan alam.

Sekali waktu, biarkan anak berjalan telanjang kaki di atas tanah, dan jangan

terlalu memaksa mereka untuk selalu mengenakan sandal atau sepatu. Agar

mereka dapat merasakan sakitnya menginjak kerikil, atau merasakan lembutnya

rerumputan yang menggesek kulit kaki. Ini akan membuat anak dapat merasakan

berbagai hal, serta menjadikan mereka tidak manja dan mudah mengeluh.

5. Jangan Asal Melarang

Seringkali, cara pandang terhadap suatu masalah antara orang dewasa

dengan anak-anak berbeda. Sesuatu yang menurut anak-anak baik untuk

dikerjakan, bisa jadi sebaliknya di mata orang dewasa. Untuk itu, selami pikiran

(11)

Bila kita terpaksa melarang apa yang sedang dikerjakan anak-anak, seperti

mencoret-coret dinding, atau merusakkan barang-barang, usahakan tidak melarang

secara tegas. Beri dia pengertian dengan kalimat yang mendidik dan dapat

dipahami oleh anak. Usahakan untuk memberi pengertian kepada anak bahwa

Anda sebenarnya cukup menghargai proses kreatif yang dia kerjakan. Selama ini

yang sering terjadi, anak dilarang mengerjakan segala sesuatu tanpa penjelasan

yang memadai, padahal penjelasan sangat perlu untuk tidak memastikan

kreativitas anak.

6. Memfasilitasi Anak untuk Menilai Dunia Sebagai Hal yang Penting

Orang yang kreatif adalah orang yang menilai dunia sebagai hal yang

berharga. Kreativitasnya digugah oleh daya tarik lingkungannya, punya

kepedulian terhadap orang lain, dan menilai hidup sebagai sesuatu yang penting.

Pendeknya, orang kreatif menilai hidupnya sangat berharga.Oleh karena itu, untuk

membangkitkan kreativitas anak pertama-pertama orang tua perlu menunjukkan

kepadanya betapa hidup ini berharga dan penting. Anak perlu memiliki

kepecayaan bahwa dunia adalah tempat yang baik dan hidupnya berharga.

Penumbuhan kepercayaan itu dimulai dari pembinaan hubungan antara anak dan

orang tua sedini mungkin. Kehidupan mulai dikenal anak pertama kali dari orang

tua. Anak membangun pemahamannya tentang orang lain melalui interaksi

dengan orang tuanya. Pemahaman tentang hal-hal apa yang penting pun diperoleh

dari orang tua, dari apa yang dianggap penting oleh orang tua. Orang tua

merupakan model pertama bagi anak. Lewat interaksi dengan orang tuanya,

seorang anak memasuki lingkungan yang lebih luas.

Jika orang tua dapat membina hubungan yang hangat dan nyaman, maka

anak punya bekal untuk menampilkan sikat hangat terhadap lingkungannya dan

merasa nyaman untuk menampilkan dirinya di sana. Dengan bekal itu, anak akan

merasa leluasa untuk mengenali dunia dan beraktivitas di dalamnya. Lalu, dengan

dukungan dari orang tua, anak belajar mengekplorasi lingkungan dan memberi

makna kepada obyek-obyek yang ditemuinya. Kepedulian anak terhadap

(12)

lingkungannya semakin mengenali lingkungannya dan mengharga apa yang ada di

sana.

7. Memfasilitasi Anak untuk Tetap Memiliki Penilaian dan Pemahaman yang

Unik

Kepedulian dan penghargaan terhadap lingkungan serta dunia pada

umumnya menjadi motif anak untuk ikut berpartisipasi dalam kehidupan bersama

orang lain. Anak jadi memiliki kehendak untuk ikut memberikan sumbangan dan

pengaruh kepada lingkungannya. Cara pandang terhadap dunia yang unik pada

anak merupakan dasar dari kontribusi kreatifnya. Untuk menjaga keunikan guna

memperoleh sumbangan kreatif anak, orang tua perlu meleluasakan anak untuk

memiliki penilaian yang berbeda dari orang lain, mempertanyakan obyek-obyek

yang ditemui anak, dan menampilkan tindakan-tindakan yang tidak biasa. Protes,

bantahan, inisiatif, kemauan, dan tindakan yang tak umum anak perlu difasilitasi.

Orang tua perlu menanggapi secara bijak apa yang ditampilkan anak. Mereka

harus menghindari tanggapan yang sekedar melarang atau membolehkan.

Caranya, bisa dengan mengajak anak berdialog, bertanya mengapa anak mengapa

anak melakukan apa yang dia lakukan, memberikan contoh-contoh yang

menggugah rasa ingin tahu anak, mengarahkan dengan cara yang dimengerti oleh

anak. Pendeknya, orang tua perlu menjaga agar kepedulian dan rasa ingin tahu

anak tidak hilang. Orang tua perlu terus memupuk kedua hal itu pada diri anak.

Kepedulian dan rasa ingin tahu merupakan modal untuk kreatif. Modal

berikutnya adalah meleluasakan anak untuk menguji coba dugaan dan

keyakinannya tentang lingkungannya. Fasilitasi perlu diberikan di sini. Orang

perlu menunjukan empati dalam arti memahami anak dari sudut pandang anak,

mencoba masuk ke dalam pikiran anak untuk dapat membantunya

mengembangkan penilaian dan pemahaman yang lebih memadai. Di sisi lain,

orang tua perlu menjaga agar anak tetap mempertahankan penilaian dan

pemahaman yang unik pada anak sambil memfasilitasinya untuk tidak

(13)

8. Menggugah Anak Dengan Rangsangan yang Beragam

Untuk memperkaya penilaian dan pemahaman anak terhadap

lingkungannya, orang tua perlu menggugah anak dengan rangsangan-rangsangan

yang beragam. Orang tua perlu memperkenalkan anak dengan berbagai ranah

kehidupan, seperti kehidupan sosial dan ekonomi, seni, olah raga, ilmu

pengetahuan, dan kehidupan religius. Rangsangan yang beragam ini memberikan

perspektif yang beragam pada anak dan memperkaya wawasan anak. Ketertarikan

anak kepada beragam ranah kehidupan meningkatkan ketertarikannya terhadap

kehidupan dan dunia yang lebih luas. Orang yang kreatif punya imajinasi yang

sangat kaya karena ia juga punya pengalaman berhubungan dengan beragam hal

dalam beragam ranah kehidupan.

Anak perlu dilibatkan secara aktif anak dalam ranah-ranah kehidupan. Selain

imajinasinya diperkaya, ia juga perlu menjalani secara kongkret aktivitas-aktivitas

dalam ranah kehidupan itu.

9. Melakukan Aktivitas-aktivitas Kreatif

Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk melibatkan anak dalam

beragam ranah kehidupan sejak dini. Berikut ini contoh-contohnya.

1. Membayangkan apa yang akan dilakukan ketika dewasa

Anak di sini diajak untuk bermain dengan cara menggambarkan apa yang akan

dilakukannya pada saat ia sudah dewasa. Apa pekerjaan mereka? Apa saja

aktivitas yang dilakukan? Kalau mereka punya rumah, seperti apa rumah

mereka? Ini adalah contoh pertanyaan yang dapat diajukan dalam permainan

ini.

2. Membuat cerita sebelum tidur yang bersambung dan menggugah rasa

penasaran anak

Di sini orang tua membuat cerita yang menarik untuk anak. Cerita itu dibuat

bersambung dari malam ke malam. Setiap malam, cerita dihentikan pada

adegan yang menggugah rasa ingin tahu dan diteruskan pada malam

(14)

3. Mengajak anak untuk bermain peran yang ia ciptakan sendiri.

Ajak anak untuk memilih peran tertentu yang ia tentukan sendiri. Minta ia

tampilkan peran itu selengkap mungkin. Ornag tua juga ikut terlibat sebagai

peserta permainan dan ikut memilih peran yang juga mereka mainkan. Buat

seolah-olah ada panggung tempat mementaskan peran itu. Bisa juga

peran-peran itu dimainkan bersama oleh orang tua dan anak sehingga ada dialoh di

situ.

4. Biarkan anak menjadi penunjuk jalan.

Ketika sedang berjalan-jalan, seringkali anak berjalan terlalu cepat, berlari, dan

tak sabar. Ini dapat dimanfaatkan untuk memberi kesempatan dan

memfasilitasi anak menjadi pelopor. Minta anak menjadi penunjuk jalan.

Gugah ia untuk membayangkan bahwa ia adalah pemimpin atau pemandu

perjalanan yang bertugas membawa rombongannya sampai ke tujuan.

5. Menari bersama.

Menari mengikuti musik tertentu adalah kegiatan yang menggugah ungkapan

kreatif anak. Ajak anak untuk menari, menampilkan gerakan yang sesuai

dengan irama musik. Orang tua ikut menari dengan anak.

6. Menumbuhkembangkan Motivasi

Kreativitas dimulai dari suatu gagasan yang interaktif. Bagi anak-anak,

dorongan dari luar diperlukan untuk memunculkan suatu gagasan. Dalam hal

ini, para orangtua banyak berperan. Dengan penghargaan diri, komunikasi

dialogis dan kemampuan mendengar aktif maka anak akan merasa dipercaya,

dihargai, diperhatikan, dikasihi, didengarkan, dimengerti, didukung, dilibatkan

dan diterima segala kelemahan dan keterbatasannya. Dengan demikian, anak

akan memiliki dorongan yang kuat untuk secara berani dan lancar

mengemukakan gagasan-gagasannya. Selain itu, untuk memotivasi anak agar

lebih kreatif, sudah seharusnya kita memberikan perhatian serius pada aktivitas

yang tengah dilakukan oleh anak kita, misalnya dengan melakukan aktivitas

bersama-sama mereka.

(15)

Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh orangtua dalam pembentukan anak

kreatif adalah:

 Persiapan waktu, tempat, fasilitas dan bahan yang memadai. Waktu dapat

berkisar antara 10-30 menit setiap hari; bergantung pada bentuk kreativitas

apa yang hendak dikembangkan. Begitu pula dengan tempat; ada yang

memerlukan tempat yang khusus dan ada pula yang dapat dilakukan di

mana saja. Fasilitas tidak harus selalu canggih; bergantung pada sasaran

apa yang hendak dicapai. Bahan pun tidak harus selalu baru; lebih sering

justru menggunakan bahan-bahan sisa atau bekas.

 Mengatur kegiatan. Kegiatan diatur sedemikian rupa agar anak-anak dapat

melakukan aktivitasnya secara individual maupun berkelompok.

Kadang-kadang anak-anak melakukan aktivitas secara kompetitif; Kadang-kadang-Kadang-kadang

juga secara kooperatif.

 Menyediakan satu sudut khusus untuk anak dalam melakukan aktivitas.

 Memelihara iklim kreatif agar tetap terpelihara. Caranya dengan

mengoptimal-kan poin-poin tersebut di atas.

8. Mengevaluasi Hasil Kreativitas

Selama ini kita sering menilai kreativitas melalui hasil atau produk

kreativitas. Padahal sesungguhnya proses itu pada masa kanak-kanak lebih

penting ketimbang hasilnya. Pentingnya penilaian kita terhadap proses

kreativitas bukan berarti kita tidak boleh menilai hasil kreativitas itu sendiri.

Penilaian tetap dilakukan. Hanya saja, ada satu hal yang harus kita perhatikan

dalam menilai. Hendaknya kita menilai hasil kreativitas tersebut dengan

menggunakan perspektif anak, bukan perspektif kita sebagai orangtua

2.4.2 Peran orangtua terhadap keberbakatan anak

a. Orangtua sebagai pendidik (educator), artinya orangtualah dalam proses

pendidikan anakdapat memiankan peran dalam pembentukan pribadi dan moral,

bahkan meletakkan dasar-dasar dalam kecakapan hidup.

b. Orangtua sebagai guru, artinya bahwa orangtua dalam kehidupan sehari-hari

(16)

membaca, menulis, maupun berhitung, sehingga anak-anak memiliki kesiapan

untuk melakukan aktivitas belajar sebagaimana yang dikehendaki di sekolah.

c. Orangtua sebagai motivator, artinya bahwa orangtua dapat memotivasi anak

dan mendorongnya baik langsung maupun tidak langsung, sehingga membuat

anak-anak itu menyukai kegiatan belajar dan bekerja.

d. Orangtua sebagai supporter, artinya bahwa orangtua seharusnya mampu

memberikan dukungan baik moril maupun materiil yang sangat diperlukan anak

untuk melakukan kegiatan belajar baik di rumah maupun kepentingannya di

sekolah. Dukungan yang deberikan hendaknya didasarkan pada prinsip-prinsip

pedagogis, sehingga benar-benar dukungannnya lebih bermakna bagi

pertumbuhan dna perkembangan anak.

e. Orangtua sebagai fasilitator, artinya bahwa orangtua seharusnya mampu

menyisihkan waktu, tenaga, dan kemampuannya untuk menfasilitasi segala

kegiatan anak dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya. Orangtua dapat

menciptkan lingkungan yang kondusif bagi terciptanya kegiatan belajar dan

bermain bagi anak di rumah, sehingga memungkinkan semua kebutuhan anak

untuk tumbuh dan berkembang dapat dicapai dengan mudah.

f. Orangtua sebagai model, artinya bahwa orangtua seharusnya menjadi contoh

dan teladan di rumah dalam berbagai aspek kecakapan dan perilaku hidupnya,

sehingga anak-anak dapat mengikuti yang baik-baik di rumah, sebelum anak-anak

(17)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

 Bakat merupakan kemampuan terhadap sesuatu yang menunjukkan

kemampuan di atas rata-rata yang telah ada pada diri kita secara alamiah

dan perlu dilatih untuk mencapai hasil yang maksimal

 Cara mengenali bakat anak sangat penting Penggalian bakat dengan cara

mengikuti minat sang anak secara terarah dan jelas tujuannya akan mampu

mengidentifikasi bakat yang anak miliki.

 Pentingnya mengembangkan bakat pada anak dikhususkan terhadap orangtua terutama ibu, karena seorang ibulah yang paling mengerti dalam

hal tersebut.

 Proses perkembangan bakat anak tentu butuh campur tangan orang tua

sebagai konseptor, yang berperan penting dalam menentukan

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Harjaningrum, et al. (2007). Peranan orangtua dan praktisi dalam membantu

tumbuh kembang anak berbakat melalui pemahaman teori dan tren

pendidikan. Jakarta : Prenada.

https://www.academia.edu/4541703/Peran_Orang_Tua_dalam_Mengembangkan

_Kreativitas. diakses pada tanggal 10 Oktober pukul 13.00 WIB .

Meliala, A. (2004). Anak Ajaib. Yogyakarta : ANDI Yogyakarta.

Suarni, E. (2008), Peranan Orangtua Dalam Membimbing Bakat Anak Usia 6-12

tahun. Jurnal UIN. 1 (1).

Wahab, R . (2005) . Peranan Orangtua dan Pendidik dalam Mengoptimalkan

Referensi

Dokumen terkait

dan dengan degree of numerator (dfn / df 1 ) = 2 (k-1 = 3-1) maka diperoleh F-tabel sebesar 2.99, sedangkan dari hasil regresi diperoleh F statistik sebesar 7.911

Dengan demikian manajemen ekstrakurikuler PAUD adalah pengelolaan kegiatan di luar jam belajar yang dilaksanakan oleh pendidik/guru, instruktur yang ditujukan kepada anak

Bahwa yang menjadi obyek gugatan dalam Gugatan Tata Usaha Negara ini adalah Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Riau

mengkombinasikan variabel persepsi kualitas dengan variabel lain di luar variabel dalam penelitian ini, karena variabel persepsi kualitas adalah variabel dominan

Banyak user akan mengakses sebuah access point, atau kapasitas WLAN akan dikembangkan lebih besar.. Anda menginginkan WLAN yang dapat menjangkau/melakukan penetrasi

Ledakan populasi hama Promecotheca cumingii Baly (= nucifera Maul.) (Coleoptera : Chrysomelidae) di Sulawesi Utara, pertama kali terjadi pada tahun 2015 di Kecamatan

Non Aplicable Berdasarkan hasil verifikasi dokumen ekspor periode audit, diketahui bahwa produk yang diperdagangkan PT Sinar Abadi Utama (barecore dengan jenis kayu sengon –

1. Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima dan pemberi amanah untuk meningkatkan integritas, akuntabilitas, transparansi, dan kinerja Aparatur. Menciptakan tolok