• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN EKSTRAKURIKULER DALAM MENGEMBANGKAN MINAT DAN BAKAT ANAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MANAJEMEN EKSTRAKURIKULER DALAM MENGEMBANGKAN MINAT DAN BAKAT ANAK"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

http://educreative.id/index.php/index

Educreative: Jurnal Pendidikan Kreativitas Anak 8 MANAJEMEN EKSTRAKURIKULER

DALAM MENGEMBANGKAN MINAT DAN BAKAT ANAK

Rada Najmah Sa’idah Fais Chanda

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta [email protected]

ABSTRACT

Researcher conducted this study with the aim to know the implementation of extracurricular management to develop children's interests and talents in TK ABA 1 Blimbingrejo Jepara. Researcher used descriptive qualitative research with research subjects were students, teachers and the headmaster of TK ABA 1 Blimbingrejo Jepara. The data collection method are documentation, interview and observation.

Then it is processed by interactive data analysis techniques, with four stages in analyzing, with data collection, data reduction, data presentation and drawing conclusions. According to the Minister of Education and Culture Regulation No.62 of 2014 stated that the schedule of extracurricular activities outside of study hours is under the supervision and guidance of the school. Extracurricular activities carried out at half past ten to half past eleven, the types of extracurricular activities include drum band, Iqro, coloring, dancing, playing traditional instruments, memorizing pancasila and short prayers. The results of this study show that the interests and talents of children can develop with the extracurricular management at TK ABA 1 Blimbingrejo Jepara. Keywords: management, early childhood education, extracurricular activities, and children's talent interest

ABSTRAK

Peneliti melakukan penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui implementasi manajemen ekstrakurikuler untuk mengembangkan minat dan bakat anak di TK ABA 1 Blimbingrejo Jepara. Peneliti menggunakan pelitian deskriptif kualitatif dengan subjek penelitian yaitu siswa, guru serta kepala sekolah TK ABA 1 Blimbingrejo Jepara . Metode dalam pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi,wawancara dan observasi dan di olah dengan teknik analisis data interaktif, dengan empat tahapan dalam menganalisis, yaitu dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data serta penarikan kesimpulan. Menurut Permendikbud No.62 Tahun 2014 menyatakan bahwa jadwal pelaksanaan ekstrakurikuler diluar jam belajar dibawah pengawasan dan bimbingan sekolah.

Kegiatan ekstrakurikuler dilakukan pada pukul 09.30 sampai jam 11.00 wib, jenis-

jenis kegiatan ekstrakurikuler diantaranya adalah drumband, Iqro, mewarnai,

menari, bermain alat tradisional, menghafal pancasila, dan doa pendek. Hasil dari

penelitian ini bahwa minat dan bakat anak bisa berkembang dengan adanya

manajemen ekstrakurikuler di TK ABA 1 Blimbingrejo Jepara. Kata kunci:

(2)

Volume 5 Nomor 1 Tahun 2020 9

manajemen, pendidikan anak usia dini, kegiatan ekstrakurikuler, dan minat bakat anak.

A. PENDAHULUAN

Menurut Undang-Undang Nomor. 2 Tahun 2003 menegaskan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan sebuah kegiatan yang bertujuan agar memberikan stimulus kepada anak mulai dari lahir sampai usia enam tahun yang gunanya untuk mengoptimalkan aspek perkembangan serta pertumbuhan anak serta memberikan rangsangan untuk persiapan pendidikan anak kejenjang selanjutnya (Novan Ardy Wiyani, 2012). Pendidikan lebih lanjut merupakan pendidikan pada tingkat satuan dasar secara normatif, serta anak usia dini ditafsirkan mulai dihitung anak usia baru lahir sampai usia enam tahun.

Implementasi pendidikan anak usia dini diselenggarakan pada lembaga non formal, formal dan informal Pendidikan Anak Usia Dini (Farih Ulfah, 2015).

Maka dari itu, sangat menentukan sekali perkembangan rohani dan jasmani untuk proses pendidikan lanjutan anak usia dini. Pendidikan anak usia dini yaitu dimana masa awal dari dasar perkembangan dan pertumbuhan anak. tingkat hidup juga bisa membentuk melalui proses kegiatan yang ada dalam pendidikan. Kegiatan yang berkembang dan intens yaitu kegiatan pendidikan. Majunya perkembangan zaman dalam kegiatan pendidikan harus selalu diikuti. Maka dari itu, tercapainya sebuah tujuan pendidikan maka kualitas dalam pendidikan harus selalu dilakukan serta ditingkatkan dengan sungguh-sungguh.

Implementasi dalam pendidikan memerlukan manajemen pengelolaan yang bagus. Dikarenakan manajemen mempunyai andil yang bersifat strategis. Penelitian ini fokus pada manajemen kegiatan yang ada di pendidikan anak usia dini (PAUD).

Jikalau manajemen berjalan dengan lancar, maka lembaga akan menjadi bagus serta tujuan didalam pendidikan akan tercapai. Oleh karena itu, pembenahan manajemen pendidikan anak usia dini (PAUD) memerlukan peningkatan sebuah layanan kepada anak didik di sebuah lembaga. Layanan pendidikan anak usia dini selalu berkaitan dengan enam aspek perkembangan. Keberhasilan pendidikan anak usia dini bisa diukur serta dilihat dari tercapainya enam aspek perkembangan yang ada (Mulyasa, 2012).

Berhasilnya sebuah pendidikan anak usia dini (PAUD) ditentukan dengan

keberhasilan didalam pembelajaran yang sudah berjalan. Pembelajaran berhubungn

erat dengan kurikulum. Kurikulum merupakan seperangkat kerja berisi tentang

bahan ajar, strategi, isi, dan tujuan sebagai acuan pelaksanaan pembelajaran agar

tercapainya tujuan sebuah pendidikan (Suyadi, 2011). Seperti implementasi

pendidikan anak usia dini (PAUD) erat kaitannya dengan sebuah pedoman

kurikulum paud. Digarisbawahi, bahwa pemerintahan Indonesia dalam pengelolaan

(3)

Volume 5 Nomor 1 Tahun 2020 10

pendidikan anak usia dini (PAUD) menggunakan kurikulum 2013 yang berisi kulikuler, pendidikan nasional, institusional, dan mata pelajaran (Bahrudin, 2014).

Dalam kurikulum disusun lingkungan daerah, kondisi anak, kebutuhan dan karakter satuan pendidikan, serta budaya. Maka dari itu, sebuah pendidikan mempunyai andil penting bagi kehidupan seseorang. Sebuah pendidikan bisa dikatakan berhasil apabila didukung berbagai aspek. Diantaranya yaitu kurikulum, kurikulum disesuaikan dengan kompetensi, kebutuhan, potensi, bakat, dan minat anak didik karena potensi setiap anak sifatnya beda. Diperlukan tempat pada pendidikan anak usia dini (PAUD) supaya mengembangkan potensi yang ada pada saat tahap ekstrakurikuler atau pembelajaran. Manajemen Pendidikan anak usia dini (PAUD) ialah tahapan kegiatan perencanaan, memimpin, pengendalian SDM agar tercapai sasaran sebuah organisasi pendidikan. Lalu dilakukannya aktivitas manajemen untuk mempermudah sebuah kegiatan. Maka diperkuat yang menyatakan penting belajar tentang manajemen secara umum, orang akan lebih terarah dan sistematis dalam mewujudkan ide atau konsep (Meisono, 2017).

Keanekaragaman kegiatan yang dilakukan di PAUD, yaitu adanya ekstrakurikuler.

Program tidak tertulis didalam kurikulum adalah ekstrakurikuler (Ebta Setiawan, 2016). Ektrakulikuler juga diartikan sebagai kegiatan pendidikan yang ada diluar jam sebuah pembelajaran dan dilakukan diluar atau didalam sekolah. Tujuan ekstrakurikuler adalah untuk memperluas dan mengembangkan ilmu pengetahuan anak, untuk menyalurkan bakat, minat, dan mengetahui hubungan antar pelajaran sebagai pembinaan anak (Eka Prihatin, 2011).

Permendikbud No. 62 Tahun 2014 menyatakan bahwa jadwal pelaksanaan ekstrakurikuler diluar jam belajar di bawah pengawasan dan bimbingan sekolah.

Bertujuan untuk membantu pengembangan ketrampilan anak yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan anak, bakat dan minat anak. Biasanya pelaksanaan ekstrakurikuler di bimbing oleh pendidik khusus sesuai dengan bidang ekstrakurikuler yang ada. Sebuah tujuan ekstrakurikuler akan tercapai apabila manajemen dikelola dengan baik. Bukan sekedar tulis menulis sebuah manajemen tetapi dapat diartikan sebagai lingkup pengertian yang sangat luas (Suharsimi Arikunto, 2012).

Dalam sebuah pendidikan manajemen perlu dilakukan, apabila tidak dapat

diatur dan dikelola dengan baik maka hasil yang telah dicapai akan tidak berarti dan

tujuan tak akan tercapai (Ihsan El-Khuluqo, 2015). Semua ini dikuatkan bahwa

manajemen pendidikan dapat dipahami sebagai pengabdian dan pelayanan dalam

tugas penyelenggaraan sebuah pendidikan (Siti Farikhah, 2015). Sebuah kegiatan

manajemen pendidikan diantaranya yaitu keuangan, anak didik, pemasaran,

ekstrakurikuler, dan kurikulum. Pada PAUD kegiatan ekstrakurikuler seharusnya

dilakukan sesuai tahapan yang ada di manajemen. Dengan itu kegiatan

ekstrakurikuler akan berjalan dengan baik. Manajemen dengan berbasis fungsi

(4)

Volume 5 Nomor 1 Tahun 2020 11

secara umum. G.R Terry dalam Machali mengatakan bahwa tahapan manajemen diantaranya adalah 1) Planning/perencanaan, 2) Organizing/pengorganisasian, 3) Actuating/pelaksanaan, dan controlling/pengelolaan (Imam Machali & Ara hidayat, 2016). Kegiatan ekstrakurikuler ialah suatu tempat untuk mengembangkan minat serta bakat yang pelaksanaannya berada diluar jam mata pelajaran (Ria Yini Lestari, 2016).

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor. 39 tahun 2008 berisi tentang kegiatan ekstrakurikuler dalam pengarahan anak yaitu salah satu jalur pengarahan dalam anak, yang dilakukan serta diikuti oleh anak di sekolah ataupun diluar lembaga, yang tujuannya untuk anak memperluas dan memperkaya diri (Fitri Helena Pulungan, 2018). Ekstrakurikuler pada kalangan anak biasanya dijuluki sebagai "Progam ekskul" ialah kegiatan pembantu intrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler ialah kegiatan pendidikan yang berada di luar mata pelajaran dan di dalam pelayanan BK agar membantu pengembangan para anak didik. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan "pendidikan atau pembelajaran tambahan yang dilakukan di luar rencana pelajaran atau kurikulum" (Dahlan al Barry, 2001).

Menurut Bahasa Indonesia, ekstrakurikuler merupakan "program yang berada diluar, bukan termasuk pada progam tambahan, atau program khusus". Kemudian (Sulistyorini, 2006) mengatakan kegiatan ekstrakurikuler merupakan “kegiatan yang dilakukan di sekolah Islam, tetapi dalam implementasinya berada di jam luar pembelajaran resmi yang dilakukan di kelas”. Yang berarti berada di jam luar pembelajaran sudah tertera dalam jadwal pembelajaran. "Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar anak dapat memperluas serta memperkaya wawasan pengetahuan yang dimiliki, mendorong pembinaan sikap dan nilai demi untuk mengembangkan bakat dan minat anak didik".

Pelaksanaan/implementasi kegiatan ekstrakurikuler PAUD diantaranya yaitu evaluasi, pengorganisasian, perencanaan, dan pelaksanaan. Yang pertama adalah rencana yang direncanakan oleh guru, kepala sekolah, yayasan, orangtua atau wali secara matang. Adapun langkah-langkah kegiatan perencanaan ekstrakurikuler adalah: (a) melakukan analisis kebutuhan, (b) menentukan jenis, (c) mempertimbangkan latar belakang, (d) menentukan tujuan, (e) menentukan anggaran biaya, (f) menentukan materi, (g) menentukan alat penilaian dan evaluasi, (h) menentukan jadwal, (i) menentukan sarana prasarana yang diperlukan/

mengatur tempat/lingkungan, (j) menentukan output, dan (k) menentukan kriteria guru/pelatih/instruktur kegiatan ekstrakurikuler.

Kedua, pengorganisasian adalah kegiatan pembagian tugas, tanggung

jawab, dan wewenang. Masing-masing memiliki uraian tugas yang jelas. Tujuan

pengorganisasian agar semua kegiatan berjalan secara efektif, efisien serta tercapai

target. Dengan demikian pengorganisasian ekstrakurikuler pada lembaga PAUD

adalah berupa pemberian tugas setiap pendidik pada kegiatan ekstrakurikuler.

(5)

Volume 5 Nomor 1 Tahun 2020 12

Adapun pembagian tugas diantaranya adalah wewenang dan tanggungjawab yang dibebankan kepada masing-masing personil. Uraian tugas dan prosedur kerja masing-masing personil ditetapkan dan diinformasikan kepada seluruh personil yang terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler. Tujuannya seluruh petugas memahami wewenang, tugas dan tanggungjawabnya. Struktur organisasi kegiatan ekstrakurikuler terdiri: pembina, koordinator, ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara dan seksi sesuai jenis kegiatan ekstrakurikuler. Masing-masing memiliki uraian tugas yang jelas. Adapun pembagian tugas meliputi wewenang dan tanggungjawab yang dibebankan kepada masing-masing personil. Uraian tugas dan prosedur kerja masing-masing personil ditetapkan dan diinformasikan kepada seluruh personil yang terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler. Tujuannya seluruh personil memahami wewenang, tugas dan tanggungjawab masing-masing.

Ketiga, implementasi/pelaksanaan ialah menggerakkan atau mengarahkan sumber daya manusia serta mendayagunakan fasilitas yang ada. Dengan itu, kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan menurut perencanaan yang ada dan yang telah ditetapkan. Keempat ialah evaluasi, yaitu proses pengukuran dan hasil pencapaiannya sudah memenuhi standar yang ada perencanaan yang telah dibuat untuk menentukan indikatornya. Evaluasi dalam kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik/guru pendamping yang bertugas memberikan evaluasi, mengamati, mengukur, kegiatan ekstrakurikuler yang telah dilaksanankan. Lingkup evaluasi adalah kesesuaian dengan tujuan yang diharapkan.

Dengan demikian manajemen ekstrakurikuler PAUD adalah pengelolaan kegiatan di luar jam belajar yang dilaksanakan oleh pendidik/guru, instruktur yang ditujukan kepada anak usia dini untuk mengembangkan potensi, minat dan bakat serta kegiatan khusus untuk kebutuhan anak yang terencana dan terprogram untuk meningkatkan kualitas pendidikan di lembaga PAUD.

Adapun tahapan-tahapan dalam implementasi kegiatan ekstrakurikuler PAUD meliputi: pertama, melakukan analisa kebutuhan ekstrakurikuler.

Merencanakan kebutuhan ekstrakurikuler dilakukan dengan cara menganalisis hasil observasi, wawancara, kuesioner, dan dokumentasi. Fungsi analisis kebutuhan yaitu mengidentifikasi kebutuhan, bakat minat anak, memetakan sarana dan prasarana serta SDM pengajar. Tahapan ini sangat penting dilakukan untuk mengetahui daya dukung lembaga PAUD dalam melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler.

Kedua, jenis ekstrakurikuler. Setelah jenis kegiatan ekstrakurikuler

ditetapkan pengelola lembaga PAUD menindaklanjuti penerbitan surat kontrak

perjanjian kerja antara dua belah pihak (yayasan dengan penanggungjawab

kegiatan ekstrakurikuler. Dalam hal penentuan jenis kegiatan ekstrakurikuler yang

dipilih anak, disarankan berkomunikasi dengan orangtua atau wali. Penelusuran

dapat dilakukan melalui wawancara dan kuesioner. Setelah informasi jenis kegiatan

(6)

Volume 5 Nomor 1 Tahun 2020 13

diperoleh, lembaga PAUD mengelompokkan anak didik dan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan.

Ketiga, latar belakang ekstrakurikuler. Latar belakang ekstrakurikuler didasari dari hasil evaluasi. Hasil evaluasi tersebut memetakan kelebihan dan kekurangan kegiatan ekstrkurikuler. Keempat, penentuan tujuan diadakan ekstrakurikuler.

Tujuan tersebut untuk menumbuhkembangkan aspek perkembangan anak berikut:

kognitif, NAM (nilai agama dan moral), Sosem (sosial emosional), fisik motorik, bahasa dan seni.

Kelima, anggaran biaya. Penentuan anggaran biaya diperlukan sebagai sarana memprediksi dana yang diperlukan untuk melaksanakan ekstrakurikuler.

Anggaran kegiatan ditetapkan sesuai kebutuhan dan disusun setelah perencanaan kegiatan ekstrakurikuler ditetapkan. Tahapan penyusunan anggaran, dapat dilakukan sebagai berikut, yaitu mengidentifikasi kegiatan satu periode, mengidentifikasi sumber-sumber keuangan, memformulasikan anggaran, menyusun usulan anggaran, dan mengesahkan anggaran.

Keenam, materi kegiatan. Materi tersebut disiapkan sesuai jenis kegiatan dan ditentukan oleh guru/instruktur. Sebelum dilaksanakan, materi harus mendapat persetujuan yayasan dan kepala sekolah. Materi dituangkan dalam bentuk modul dengan sistematika yang berisikan identitas program, alat dan bahan, materi, kegiatan pembukaan, kegiatan inti, kegiatan penutup, penilaian.

Ketujuh, penilaian dan evaluasi. Instrumen penilaian disesuaikan dengan tujuan sesuai bentuk kegiatan. Penilaian dapat dilakukan setelah kegiatan berlangsung. Hasil penilaian digunakan sebgai bahan laporan kepada orangtua atau wali secara berkala. Tujuannya orangtua atau wali mengetahui pertumbuhan serta perkembangan anak dalam kegiatan ekstrakurikuler.

Kedelapan, menentukan jadwal. Kegiatan ekstrakurikuler dijadwal sesuai kesepakatan antara yayasan/kepala sekolah dengan guru/pelatih/instruktur ekstrakurikuler. Jadwal tersebut disusun di luar jam belajar. Jadwal kegiatan ekstrakurikuler disusun berdasarkan jumlah kegiatan, tujuan kegiatan, waktu yang sesuai kebutuhan, instruktur kegiatan, jenis/bentuk kegiatan, output dan tempat.

Kesembilan, penentuan sarana prasarana yang diperlukan dalam kegiatan ekstrakurikuler. Sarana prasarana disesuaikan jenis kegiatan ekstrakurikuler.

Kesepuluh, menentukan output. Output tersebut dapat dipergunakan sebagai bentuk laporan kepada orangtua atau wali setiap semester, dan Kesebelas, menetapkan kriteria guru/pelatih/instruktur kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler dapat berhasil apabila dilandasi prinsip PAUD. Dengan demikian, kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan seharusnya berbasis prinsip berikut:

bermain sambil belajar, stimulasi terpadu, lingkungan kondusif, menggunakan

pendekatan tematik, menggunakan media, aktif, kreatif, inovatif, mengembangkan

(7)

Volume 5 Nomor 1 Tahun 2020 14

kecakapan hidup, dan pemanfaatan teknologi informasi berorientasi perkembangan anak dan berorientasi kebutuhan anak (Erni Munastiwi, 2018).

Prinsip PAUD tercermin dalam kegiatan ekstrakurikuler anak usia dini. Hal ini diawali mulai evaluasi, perencanaan, pengorganisasian, dan pelaksanaan. Di samping itu, enam aspek perkembangan yang terdiri aspek nilai agama dan moral, fisik motorik, sosial emosional, kognitif, bahasa, dan seni adalah hal pokok yang dievaluasi. Pertumbuhan dan perkembangan enam aspek merupakan hal penting dalam PAUD. Berbagai contoh kegiatan ekstrakurikuler yang ditetapkan berorientasi perkembangan anak dan kebutuhan anak. Kegiatan dikemas dalam permainan yang menarik bakat serta minat anak.

Macam kegiatan ekstrakurikuler dapat dikembangkan sesuai bakat dan minat anak serta kebutuhan sekolah. Penetapannya melibatkan kepala lembaga PAUD, pendidik/guru, tenaga kependidikan, komite/orang tua, yayasan dan pemangku kepentingan. Tujuannya agar kegiatan ekstrakurikuler mendapat dukungan dari berbagai pihak, maka didalam implementasinya dapat berjalan secara efisien serta efektif. Lembaga PAUD juga perlu melaksanakan pengawasan dan evaluasi kegiatan ekstrakurikuler, dalam pencapaian program menganalisis berbagai aspek yang berkaitan berhasil atau gagal harus dianalisis, serta memberikan rekomendasi hasil pengawasan dan evaluasi kegiatan ekstrakurikuler.

Hambatan demi hambatan dalam implementasi kegiatan ekstrakurikuler pada pendidikan anak usia dini (PAUD) lebih membosankan. Akibatnya anak minatnya berkurang dalam mengikuti ekstrakurikuler. Terkesan hanya sebagai pelengkap pada kegiatan ekstrakurikuler, karena tidak dikelola sesuai dengan tahap- tahap manajemen. Lebih ke sekedar diadakan. Dan kurangnya pendukung dari yayasan, sekolah dan orang tua. Dengan adanya kondisi yang seperti ini sebab kurangnya alat dalam kegiatan ekstrakurikuler dan SDM yang tidak cukup maka manajemen ekstrakurikuler harus di kelola secara baik, terstruktur dan serius.

Ditingkatkan mutunya. Dengan tahapan manajemen ekstrakurikuler yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan terakhir evaluasi.

B. METODE

Peneliti memakai metode penelitian dengan pendekatan kualitatif. Bog dan Taylor

berpendapat bahwa sebagaimana dipaparkan oleh Lexy J. Moleong bahwa

penelitian kualitatif ialah sebagai aturan penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata, lisan atau tulisan dari hasil wawancara (2004). Karena itu

penelitian ini berupaya menggali data deskriptif berupa kata-kata dari wawancara

kepala sekolah, guru, dan observasi kegiatan anak yang dianggap relevan dalam

menjawab “Manajemen Ekstrakurikuler di TK ABA 1 Blimbingrejo Jepara”. Kemudian

jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah penelitian deskripsi.

(8)

Volume 5 Nomor 1 Tahun 2020 15

Penelitian deskriptif menurut Moleong ialah laporan penelitian yang berisi kutipan- kutipan data untuk memberikan gambaran penyajian laporan (2002).

Penelitian deskripsi adalah penelitian yang didalamnya berisi usaha mendeskripsikan atau memaparkan data yang ada di lemabaga, di samping itu penelitian deskripsi sifatnya terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah atau dalam keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya, maka bersifat sekedar mengungkapkan fakta (fact finding) (2005). Dengan ini peneliti akan mendeskripsikan tentang manajemen ekstrakurikuler dalam mengembangkan minat bakat anak di TK ABA 1 Blimbingrejo Jepara. Pada metode penelitian ada beberapa hal yang bersifat penting, diantaranya jenis penelitian dan pendekatan, lokasi serta waktu penelitian, teknik analisis data, subjek penelitian, serta pengecekan keabsahan data. Di sini peneliti melakukan penelitian dengan observasi ke lapangan, memaparkan dan mengkonstruksi fakta yang ada dan melakukan pendekatan terhadap informan agar yang didapatkan maksimal.

Sesuai dengan jenis penelitiannya ialah penelitian kualitatif, maka kehadiran peneliti di tempat penelitian sangat diperlukan. Di dalam penelitian ini, peneliti sebagai instrumen sekaligus pengumpul data yang dilakukan oleh peneliti sendiri.

Peneliti akan melakukan wawancara terhadap sumber informan dan dokumentasi berbagai informasi yang didapatkan dari lapangan. Menurut dengan jenis penelitian dan pendekatan, data yang dikumpulkan dalam bentuk narasi maupun tulisan.

Pengamat penuh adalah peneliti, yang berarti peneliti melihat kenyataan-kenyataan yang ada di lapangan yang terkait dengan objek penelitian. Dengan itu, informan dengan peneliti juga ikut berbaur, sehingga dapat terbentuk kerja sama yang erat yang dilandasi keterbukaan demi kemudahan dalam mengumpulkan data informasi di lapangan. Kehadiran peneliti bertujuan sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya pelapor hasil penelitian tentang data yang aktual dan dapat dipercayai keabsahannya di TK ABA 1 Blimbingrejo Jepara.

Pada saat peneliti di lokasi penelitian juga sangat berperan sebagai pengamat penuh, di samping itu kehadiran peneliti diketahui statusnya sebagai peneliti oleh kepala sekolah dan guru-guru yang bersangkutan.

Lokasi penelitian merupakan tempat yang di ambil penelitian dalam meneliti.

Objek penulisan penelitian ini mengambil sasaran di TK ABA 1 Blimbingrejo Jepara.

Peneliti mengambil lokasi ini agar mengerti tentang Manajeme Ekstrakurikuler

dalam mengembangkan minat bakat anak di TK ABA 1 Blimbingrejo Jepara. peneliti

juga tertarik dengan TK ABA 1 Blimbingrejo Jepara karena lokasi tidak jauh dari

rumah peneliti , sekolah tersebut telah menerapkan Manajemen Ekstrakurikuler di

lembaga ini. Lembaga ini juga memiliki alat ekstrakurikuler sangat memadai dalam

pengembangan anak untuk mengembangkan minat dan bakat anak serta sangat

berbaik hati dan sangat ramah membuka pintu lebar-lebarbagi mahasiswa yang

ingin melakukan penelitian sebagai pemenuhan tugas kuliah kelompok ataupun

(9)

Volume 5 Nomor 1 Tahun 2020 16

individu. Maka dari itu peneliti tertarik serta berminat untuk melakukan penelitian ke lembaga ini.

C. HASIL

TK ABA 1 Blimbingrejo adalah salah satu sekolah formal yang didirikan oleh Yayasan Muhammadiyah Blimbingrejo Jepara berlokasi di JL. Komplek Perguruan Muhammadiyah RT/RW O2/03 Blimbingrejo Jepara. Menurut manajemen ekstrakurikuler dalam mengembangkan minat bakat anak di sekolah tersebut sudah cukup bagus dan sesuai dengan kebutuhan untuk mengembangkan bakat dan minat anak.

Berdasarkan informasi yang peneliti peroleh dari hasil wawancara dan hasil kunjungan peneliti, di TK ABA Blimbingrejo ini memiliki. Banyak alat dan jenis kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan oleh TK ABA 1 Blimbingrejo Jepara.

Diantaranya adalah ekstrakurikuler wajib yaitu terdiri dari Drumband dan Iqro,.

Drumband dilaksanakan pada hari Jum’at pelaksanaannya seminggu sekali, pada jam setengah sepuluh sampai setengah sebelas dengan dipandu/dilatih oleh 1 pelatih drumband dan 3 guru dari pendidik, dan untuk kegiatan ekstrakurikuler Iqro, dilakukan setiap hari untuk pelaksanaannya kondisional.

Kegiatan ekstrakurikuler yang lain yaitu mewarnai, menari, bermain permainan tradisional, dan menghafal doa, untuk pelaksanaannya sendiri bersifat kondisional biasanya anak melakukan kegiatan atau pendidik melatih pada saat sebelum ada pementasan atau lomba yang akan diikuti. Biasanya dilakukan sesudah pembelajaran berlangsung menggunakan alat-alat yang dibutuhkan dan pendidik melatih anak untuk persiapan yang akan ditampilkan.

Setelah saya observasi pada subjek penelitian pada anak dan melakukan wawancara pada guru dan kepala sekolah, menggambarkan bahwa manajemen ekstrakurikuler bisa mengembangkan minat dan bakat anak dengan melihat anak pada pelaksanaan kegiatan drumband anak sangat antusias sekali untuk berlatih dan mendengarkan instruksi yang diberikan pelatih dengan dibantu pendidik. Ketika saya melakukan wawancara dengan pendidik dan kepala sekolah menyatakan bahwa banyak prestasi yang diraih dari kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti anak mulai menjuarai kegiatan ekstrakurikuler drumband, mewarnai, menari, menghafal pancasila hingga doa’ pendek.

D. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian di atas maka dapat disimpulkan bahwa manajemen

ekstrakurikuler dalam mengembangkan bakat dan minat anak di TK ABA

Blimbingrejo Jepara cukup bagus dan sesuai untuk mengembangkan minat dan

(10)

Volume 5 Nomor 1 Tahun 2020 17

bakat anak. Jenis kegiatan ekstrakurikuler diantaranya yaitu drumband,Iqro, mewarnai, menari, bermain permainan tradisional, menghafal pancasila dan doa- doa pendek. Dua kegiatan ekstrakurikuler diantaranya adalah drumband dan iqro untuk yang lain bersifat kondisional. Dengan alat yang lengkap dan memadai anak sangat antusias untuk kegiatan ini bahkan hal yang sangat ditunggu oleh anak.

Dengan itu banyak sekali prestasi yang sudah diraih oleh anak.

DAFTAR PUSTAKA

Badrudin. 2014. Manajemen Peserta Didik. Jakarta: Indeks.

Dahlan al Barry. 2001. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arkola.

Ebta Setiawan. 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring, (Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbud Pusat Bahasa).

https://kbbi.web.id/ekstrakurikuler.html

Eka Prihatin. 2011. Manajemen Peserta Didik. Bandung: Alfabeta.

Erni Munastiwi. Jurnal Manajemen Pendidikan Islam vol 3 No 2 2018/1440 manageria Fari Ulfah. 2015. Manajemen PAUD Pengembangan Jejaring Kemitraan Belajar.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Fitri Helena Pulungan,dkk. 2018. Pelaksanaan Pengembangan Bakat Siswa Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler (KKG) Di MAN 1 Medan.Edu Religia, Vol 2 No (1), 24.

Ihsana El-Khuluqo. 2015. Manajemen PAUD. Pendidikan Taman kehidupan Anak.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Imam Machali & Ara Hidayat. 2016. The Handbook of Education Management, Teori dan Praktik Pengelolaan Sekolah/Madrasah di Indonesia. Jakarta:

Prenamedia.

Mesiono. 2017. Manajemen Raudhatul Athfal (RA): Pengantar Teori dan Praktik.

Jakarta: Prenada Media Group.

Mulyasa. 2012. Manajemen PAUD. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Novan Ardy Wiyani. 2012. Manajemen PAUD Bermutu. Konsep dan Praktik MMT di

KB, TK/RA. Bandung: Remaja Rosdakarya.

(11)

Volume 5 Nomor 1 Tahun 2020 18

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler untuk Pendidikan Dasar dan Menengah

Ria Yini Lestari. 2016. Peran Kegiatan Ekstrakurikuler Dalam Mengembangkan Watak Kewarganegaraan Peserta Didik.UCEI,Vol.1,No.(2).

Siti Farikhah. 2015. Manajemen Lembaga Pendidikan. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana. 2012. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta:

Aditya Media.

Sulistyorini. 2006. Manajemen Pendidikan Islam. Surabaya: Elkaf.

Suyadi. 2011. Manajemen PAUD, TPA-KB-TK/RA. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional. Pasal 1, Butir 14.

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan Ekstrakurikuler adalah merupakan bentuk kegiatan yang dilaksanakan di luar jam pelajaran yang berguna untuk memperluas wawasan.. serta peningkatan dan penerapan

Sedangkan yang menjadi subjek penelitian adalah siswa, guru dan yang berhubungan dengan ekstrakurikuler Tapak suci.Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan

Sedangkan yang menjadi subjek penelitian adalah siswa, guru dan yang berhubungan dengan ekstrakurikuler Tapak suci.Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan

Berdasarkan pengertian tersebut dapat dipahami bahwa ekstrakurikuler keagamaan dilaksanakan di luar jam kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan tujuan untuk

Kegiatan pembinaan karakter kesiswaan merupakan kegiatan pendidikan yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka. Kegiatan tersebut dilaksanakan di dalam dan di luar

Dari uraian tersebut dapat dipahami bahwa kegiatan ekstrakurikuler rohani Islam merupakan kegiatan tambahan yang dilaksanakan di luar jam pelajaran di sekolah sebagai penunjang

Kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan di luar kelas yang dilakukan untuk mengembangkan minat dan bakat siswa justru membekali siswa dengan kepercayaan diri dalam menatap prestasi yang

“Manajemen Kegiatan Ekstrakurikuler Dalam Meningkatkan Prestasi Non Akademik Siswa.” Munaddhomah: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 2, no.. “Menakar Bakat Minat Melalui Three Type