Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies, Vol. 10 Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies, Vol. 10 Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies, Vol. 10
KOMUNIKASI DAKWAH MELALUI CHANNEL
YOUTUBE
(Studi Etnografi Virtual tentang Keberadaan Video Aa Gym “Hidup Jangan Dibawa Susah” di Channel YouTube Aa Gym Official)
Rachmaniar 11*, Retasari Dewi 21, Preciosa Alnashava Janitra 32
123Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran, Indonesia 1rachmaniar01@gmail.com
ABSTRACT
This research aim to analyze preaching and communication through Aa Gym’s Video on Aa Gym’s Official YouTube Channel based on netizen’s comments regarding that video content. Using qualitative approach and virtual ethnography as the method, this research tries to analyze the existence of Aa Gym’s video on YouTube entitled Hidup Jangan Dibawa Susah” (Don’t Make Your Life Difficult) on his official channel. Data collection technique is done by participatory observation and literature study. Result shows that netizen’s comments in context of preach communication through Aa Gym’s video “Hidup Jangan Dibawa Susah” on his official YouTube channel are: 1) there are so many positive comments regarding video content or other issues related with Aa Gym. 2) there are netizen’s critiques toward video content or other issues. 3) there are negative comments regarding video content and
Keywords: preaching and communication, Aa Gym, YouTube, virtual ethnography
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa komunikasi dakwah melalui video Aa Gym “Hidup Jangan Dibawa Susah” di channel YouTube Aa Gym Official dilihat dari komentar netizen terkait isi video tersebut.
Metode yang dipakai untuk riset ini, yaitu metode kualitatif melalui pendekatan etnografi virtual untuk menganalisa keberadaan video Aa Gym “Hidup Jangan Dibawa Susah” di channel YouTube Aa Gym Official. Objek utama dari penelitian ini yaitu video Aa Gym “Hidup Jangan Dibawa Susah” di channel YouTube Aa Gym Official. Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui observasi partisipatif dan studi literatur.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komentar netizen terkait komunikasi dakwah melalui video Aa Gym “Hidup Jangan Dibawa Susah” di channel YouTube Aa Gym Official adalah: 1) banyaknya komentar positif terkait hal-hal di dalam dan diluar video yang disampaikan oleh netizen; 2) adanya kritik netizen terhadap hal-hal di dalam dan diluar video; dan 3) adanya komentar negative terkait hal-hal diluar video yang disampaikan oleh netizen.
Kata kunci: komunikasi dakwah, Aa Gym, YouTube, etnografi virtual
PENDAHULUAN
Kehadiran internet saat ini telah mengubah hampir semua bentuk komunikasi. Seperti komunikasi antarpribadi yang semakin mudah dengan adanya aplikasi pengiriman pesan yang dapat diterima beberapa saat setelah
Prosiding Seminar Nasional Dakwah, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 27-29 Oktober
2017 1
PROSIDING SEMINAR NASIONAL DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 27-29 Oktober 2017
dikirimkan. Begitu juga dengan komunikasi massa, baik media cetak maupun media elektronik mau tidak mau harus menyesuaikan diri dengan kehadiran internet. Beberapa media cetak tanah air telah berinovasi dengan membuat versi online dari berita mereka. Beberapa saluran televisi dan radio nasional pun telah membuat website atau channel YouTube agar tidak kehilangan audience. Dengan konvergensi media ini audience tetap dapat menyaksikan tayangan mereka melalui komputer maupun telephone genggam yang terhubung dengan jaringan internet.
Lembaga riset pasar E-Marketer mengungkap bahwa populasi pengguna internet di Indonesia mencapai 83,7 juta orang pada 2014. Angka tersebut memiliki arti setidaknya setiap sebulan sekali setiap orang Indonesia mengakses internet.(Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, 2014). Hal ini dapat dilihat juga dari tren jumlah pelanggan mobile selular yang terus meningkat. Pada tahun 2014 jumlah pelanggan selular ada 325 juta, jumlah ini telah melampaui jumlah penduduk Indonesia. Hal ini karena mobile selular atau gawai saat ini bukan lagi barang yang mewah, dari data Buku Saku Trend TIK 2014 diketahui bahwa90,9% rumah tangga di daerah perkotaan dan 78,8% rumah tangga di pedesaan telah memiliki handphone, itu artinya hanya sekitar 9,1% rumah tangga di perkotaan dan 21,2% rumah tangga di pedesaaan yang tidak memiliki handphone (Puslitbang PPI Kemkominfo , 2015).
Berdasarkan usia, pengguna internet di Indonesia tersebar dari usia anak-anak hingga lansia. Mayoritas pengguna merupakan mereka yang ada di usia muda yaitu 16-25 tahun sebanyak 49,4% dan anak-anak 9-15 tahun sebanyak 38,2% (Puslitbang PPI Kemkominfo , 2015). Aktivitas mereka pun beragam, yang terbanyak adalah membuka situs jejaring sosial; mengirim Mildward Brown, sebuah konsultan komunikasi dunia yang telah membuka cabang di Indonesia, tentang perilaku menonton video diketahui bahwa 54 persen penduduk Indonesia menyaksikan video melalui ponsel pintar mereka (Kantar Millwardbrown, 2016). Menonton video melalui internet memiliki berbagai keunggulan dibandingkan menonton tayangan televisi. Melalui YouTube, situs berbagi video di internet, kita bisa berbagi video atau menonton video yang dibagikan oleh semua pengguna YouTube diseluruh dunia, hanya dengan menggunakan kuota internet. Itu sebabnya dalam Buku Saku Tren TIK 2015, bahwa situs yang paling banyak diakses selain situs mesin pencariGoogle, situs jejaring sosial Facebook, adalah situs berbagi video YouTube (Puslitbang PPI Kemkominfo , 2015, p. 16).Fakta-fakta tersebut menyuratkan eksistensi YouTubesebagai media yang dipilih oleh khalayak.
negara. Selain itu tidak seperti televisi yang tayangannya serentak dan sekilas, video dalam tayangan YouTube bisa disaksikan berulang kali, kapanpun dan dimanapun.
Tren ini juga yang kemudian dimanfaatkan oleh beberapa pemuka agama atau ulama untuk berbagi video materi ceramahnya. Beberapa ulama nasional Indonesia diketahui telah memiliki channel YouTube. Salah satu yang banyak ditonton oleh netizen adalah channel YouTubeAa Gym Official. Kyai Haji Abdullah Gymnastiar yang akrab dipanggil Aa Gym, adalah seorang ustadz yang popular dikalangan masyarakat Indonesia. Beliau kerap tampil di berbagai majlis taklim, di acara-acara keagamaan, siaran radio maupun di televisi.
Gambar Akun YouTube AaGym Official
Sejak video pertama diunggah 29 Februari 2016, sudah ada 528 video yang dibagikan dalam akun tersebut. Hingga saat ini ada 17.577 subscribers (pelanggan) dari channel Aa Gym Official. Setiap video yang diunggah rata-rata penontonnya mencapai 10.000 penonton. Dalam channel tersebut Aa Gym membagi video nya kedalam beberapa kategori diantaranya Kajian MQ Pagi, Kajian Ma’rifatullah, Kajian Kitab Al Hikam, Khotbah Jumat, Tausiyah Aa Gym, Kajian Singkat, dan Aa Gym’s Daily Video yang paling banyak ditonton oleh netizen adalah video yang berjudul “Kajian Al Hikam, Hidup Jangan Dibawa Susah” yang diunggah 16 Maret 2017. Video ini telah ditonton oleh 127.675 penonton, jumlah penonton yang banyak untuk sebuah akun YouTube.
Hal yang menarik dan berbeda dari tayangan YouTube dan televisi adalah fitur komen yang membuat pengunggah video bisa langsung mendapatkan feedback dari akun yang diunggahnya. Selain tokoh agama, sosok Aa Gym juga cukup kontroversial terutama setelah pernikahan keduanya diketahui oleh masyarakat. AaGym juga diisukan akan menjadi kandidat Gubernur Jawa Barat pada Pemilihan Kepala Daerah tahun 2018. Atas hal tersebut, penulis menjadi tertarik untuk menganalisa komentar netizen terkait isi video Aa Gym “Hidup Jangan Dibawa Susah” di channel YouTube Aa Gym Official yang mendapat banyak komentar dari penontonnya. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penulis memakai riset kualitatif melalui pendekatan etnografi virtual.
menggunakan konsep kealamiahan (kecermatan, kelengkapan, atau orisinalitas) data dan apa yang sebenarnya terjadi di lapangan.
Pendekatan kualitatif terutama layak untuk menelaah sikap atau perilaku dalam lingkungan yang agak artifisial, seperti dalam survei atau eksperimen. Peneliti kualitatif lebih menekankan proses dan makna ketimbang kuantitas, frekuensi atau intensitas (yang secara matematis dapat diukur), meskipun peneliti tidak mengharamkan statistik deskriptif dalam bentuk distribusi frekuensi atau presentase untuk melengkapi analisis datanya (Mulyana & Solatun, 2007, p. 11)
Sementara tradisi penelitian etnografi virtual adalah metode etnografi yang dilakukan untuk melihat fenomena sosial dan kultur pengguna di ruang siber(Nasrullah, 2014, p. 171). Etnografi virtual mempertanyakan asumsi yang sudah berlaku secara umum tentang internet, menginterpretasikan sekaligus reinterpretasi internet sebagai sebuah cara sekaligus medium yang digunakan untuk berkomunikasi, merupakan “ethnography in, of and trough the virtual” – interaksi tatap muka atau face to face tidak diperlukan(Hine, 2001).
KAJIAN LITERATURE
Video
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, video berarti:
Bagian yang memancarkan gambar pada pesawat televisi;
Rekaman gambar hidup atau program televisi untuk ditayangkan lewat pesawat televise
Sementara menurut Azhar Arsyad dalam Media Pembelajaran, video merupakan gambar-gambar dalam frame, di mana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar hidup.
YouTube
YouTube adalah sebuah situs berbagi video popular yang didirikan pada Februari 2005 oleh tiga orang bekas karyawan PayPal: Chad penggunanya untuk bisa meng-upload video dan bisa mengakses video yang dibuat pengguna lain dari seluruh dunia secara gratis. YouTube merupakan database video yang paling populer di duniamaya, dan paling lengkap sertavariatif, dengan pangsa pasar sebesar 43 persen. Para pengguna dapat memuat, menonton dan berbagi klipvideo secara gratis. Umumnya video-video di YouTube adalah klip music (video klip), film, TV, serta video buatan para penggunanya sendiri. Format yang digunakan video-video di YouTube adalah flv yang dapat diputar di penjelajah web yang memiliki plugin Flash Player.
Teori Uses and Gratifications
sumber media yang paling baik dalam usaha memenuhi kebutuhannya. Dengan demikian, dalam teori uses and gratifications ini diasumsikan bahwa pengguna mempunyai pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhannya (Effendy, 2002: 289-290).
Teori uses and gratifications menekankan bahwa audience itu aktif dalam memilih media mana yang harus dipilih untuk memenuhi kebutuhannya. Teori ini lebih menekankan pada pendekatan manusiawi di dalam melihat media. Manusia dianggap memiliki otonomi atau wewenang untuk memperlakukan media. Blumer dan Katz percaya bahwa tidak hanya satu jalan bagi khalayak untuk menggunakan media dan sebaliknya keduanya percaya bahwa ada banyak alasan khlayak untuk menggunakan media.
Masalah utama dalam teori uses and gratifications bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak, namun bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial dari khalayaknya. Jadi bobotnya pada penonton aktif, yang sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus (Effendy, 2002: 289-290).
Teori uses and gratification digambarkan sebagai a dramatic break with tradition of the past, suatu loncatan dramatis dari model jarum hipodermik, teori ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media pada diri orang, tetapi tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media. Anggota khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Karena penggunaan media hanyalah salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan psikologis, efek media dianggap sebagai situasi ketika kebutuhan itu terpenuhi (Rakhmat, 2005: 65).
METODE PENELITIAN
Paradigma Penelitian Konstruktivis
Konstruktivisme merupakan paradigma yang bertolak belakang dengan positivisme. Positivisme memandangsubjek (manusia) dan objek komunikasi sebagai dua hal terpisah, konstruktivisme memandang manusia dan objek penelitian sebagai satu kesatuan – menganggap manusia merupakan bentuk objek penelitian.
Elvinaro Ardianto dan Bambang Q-Anees dalam buku Filsafat Ilmu Komunikasi tahun 2007 menyebut subjek memiliki kemampuan control terhadap maksud-maksud tertentu pada setiap wacana.Komunikasi dipahami, diatur, dan dihidupkan oleh pernyataan-pernyataan yang bertujuan – setiap pernyataan adalah tindakan penciptaan makna – tindakan pembentukan diri serta pengungkapan jati diri sang pembicara(Ardianto & Q-Anees, 2007).
Semesta merupakan proses konstruksi sosial – keterkaitan antara pikiran manusia dengan semesta dibentuk melalui wacana-wacana yang berkembang dalam pikiran manusia, menghasilkan makna jamak (multiple reality) dalam memahami satu fenomena – menghasilkan beragam makna yang terbentuk dalam pikiran manusia.
sekedar lebih atau kurang dan atau canggih. Konstruksi dapat diubah sebagaimana “realitas” ikutannya demikian. Landasan yang kedua Epistemologi: Transaksional dan subjektivis. Penulis dan objek penelitian dianggap terhubung – timbale balik sehingga “hasil-hasil penelitian” tercipta secara literal seiring dengan berjalannya proses penelitian. Perbedaan konvensional antara ontology dengan epistemology lenyap, sebagaimana yang terjadi dalam teori kritis. Dan landasan yang ketiga Metodologi: Hermeneutis dan Dialektis. Sifat variable dan personal dari konstruksi sosial menunjukkan bahwa konstruksi individu hanya dapat diciptakan dan disempurnakan melalui interaksi antara dan di antara penulis dengan para responden. Beragam konstruksi diinterpretasikan menggunakan teknik-teknik hermeneutic konvensional dan dikomparasikan serta diperbandingkan melalui pertukaran dialektis dengan tujuan akhir mendapatkan sebuah konstruksi consensus yang lebih matang dan canggih daripada semua konstruksi sebelumnya.(Denzim & Lincoln, 1994)
Pendekatan Kualitatif
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat empiris (dapat diamati dengan pancaindera sesuai dengan kenyataan), dengan pengamatan atas data tidak didasarkan pada ukuran-ukuran matematis yang terlebih dulu ditetapkan peneliti dan harus disepakati (direplikasi) oleh pengamatan lain, tetapi berdasarkan ungkapan subjek penelitian, sebagaimana yang dikehendaki dan dimaknai oleh subjek penelitian. Pendekatan kualitatif menggunakan konsep kealamiahan (kecermatan, kelengkapan, atau orisinalitas) data dan apa yang sebenarnya terjadi di lapangan.
Pendekatan kualitatif terutama layak untuk menelaah sikap atau perilaku dalam lingkungan yang agak artifisial, seperti dalam survei atau eksperimen. Peneliti kualitatif lebih menekankan proses dan makna ketimbang kuantitas, frekuensi atau intensitas (yang secara matematis dapat diukur), meskipun peneliti tidak mengharamkan statistik deskriptif dalam bentuk distribusi frekuensi atau presentase untuk melengkapi analisis datanya(Mulyana & Solatun, 2007, p. 11).
Etnografi Virtual
Etnografi virtual adalah metode etnografi yang dilakukan untuk melihat fenomena sosial dan kultur pengguna di ruang siber(Nasrullah, 2014, p. 171). Etnografi virtual mempertanyakan asumsi yang sudah berlaku secara umum tentang internet, menginterpretasikan sekaligus reinterpretasi internet sebagai sebuah cara sekaligus medium yang digunakan untuk berkomunikasi, merupakan “ethnography in, of and trough the virtual” – interaksi tatap muka atau face to face tidak diperlukan (Hine, 2001).
Tom Boellstorff, professor di bidang antropologi University of California, US menyatakan bahwa penelitian etnografi virtual, pada dasarnya memiliki prinsip-prinsip yang sama dengan penelitian etnografi, dimana proses melakukan dan membangun etnografi menggunakan lingkungan virtual online sebagai lokasi penelitian.
Dalam etnografi virtual, wawancara dan survei dapat digantikan oleh koleksi/arsip yang sudah ada yang berasal dari informasi yang melimpah di lingkungan online seperti situs jejaring sosial dan forum internet. Informasi dapat ditemukan dan diarsipkan dari internet tanpa harus dicatat dan ditulis seperti etnografer tradisional (Evans, 2010:2).
Teknik Pemilihan Sumber Data
Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah semua netizen yang memberikan komentarnya di kolom komentar video Aa Gym “Hidup Jangan Dibawa Susah” di channel YouTube Aa Gym Official.Lalu untuk objek penelitiannya adalah komentar-komentar netizen dalam kolom komentar video Aa Gym “Hidup Jangan Dibawa Susah” di channel YouTube Aa Gym Official. Pada video tersebut terdapat 70 komentar.
Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini penulis menggunakan manusia sebagai instrumen utama. Penulis melakukan observasi partisipatif pasif ditambah dengan menggunakan studi literatur.
a. Observasi Partisipatif Pasif
Penulis melakukan observasi partisipatif pasif dengan berusaha melihat seluruh komentar netizen di kolom komentar video Aa Gym “Hidup Jangan Dibawa Susah” di channel YouTube Aa Gym Official.
Observasi partisipatif pasif adalah suatu bentuk observasi khusus dimana peneliti tidak terlibat dalam kegiatan tersebut. Peneliti hanya menjadi pengamat dan tidak mengambil peran dalam situasi tertentu, atau tidak berpartisipasi dalam peristiwa-peristiwa yang sudah terjadi tersebut.
b. Studi Literatur
Penulis melakukan studi literatur dengan maksud mendapatkan gambaran yang menyeluruh tentang apa yang sudah dikerjakan orang lain dan bagaimana orang mengerjakannya, kemudian melihat perbedaan penelitian yang akan dilakukan. Studi literatur yang dilakukan penulis antara lain berdasarkan buku, jurnal, serta artikel blog dari para akademisi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
YouTube Channel Aa Gym Official Sebagai Media Komunikasi Dakwah Aa Gym melalui channel YouTube yang dimilikinya telah menunjukkan pemanfaatan platform media sosial ini sebagai media untuk melakukan komunikasi dakwah kepada khalayak yang merupakan pengguna internet. Hal ini dapat diamati dari keterangan di bawah label “About” yang berisi deskripsi mengenai saluran YouTube yang dimiliki Aa Gym. Di sana terdapat penjelasan singkat bahwa saluran tersebut merupakan channel resmi kumpulan video Aa Gym. Sebagian besar isi video merupakan dakwah Aa Gym yang bertema ketauhidan/keyakinan terhadap Allah SWT yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Milad 26 DT, dan Aksi 4 November. Terkait penelitian ini, focus penelitian ini adalah video di bawah kategori Kajian Al Hikam yang berjudul “Hidup Jangan Dibawa Susah”
Komentar atas Komunikasi Dakwah Aa Gym “Hidup Jangan Dibawa Susah” di Channel YouTube Resmi Aa Gym
Berdasarkan komentar netizen terkait video Aa Gym “Hidup Jangan Dibawa Susah” di channel YouTube Aa Gym Official, terdapat berbagai komentar netizen, dalam hal ini pengguna YouTube, yang berdasarkan isinya dapat dikategorisasikan menjadi komentar positif, komentar kritik dan komentar negarif.
Komentar Positif
Komentar positif yang disampaikan netizen dalam kolom komentar video Aa Gym “Hidup Jangan Dibawa Susah” di channel YouTube Aa Gym Official terbagi menjadi dua kategori:
a. Komentar positif terkait isi dalam video
b. Komentar positif tidak terkait isi dalam video
Gambar 2 Komentar Positif terhadap Video “Hidup Jangan Dibawa Susah”
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=c3dgYXtu9ko
Selanjutnya untuk komentar positif yang tidak terkait langsung dengan isi video, ipenulis membaginya dalam dua kelompok:
a. Terkait Aa Gym b. Terkait komentar netizen
Untuk komentar terkait Aa Gym, disini netizen banyak yang mengucapkan terimakasih atas video yang diunggah Aa Gym di channel YouTube Aa Gym Official. Netizen juga merasa memerlukan sosok ulama seperti Aa Gym di masa sekarang ini, sehingga netizen berharap agar Aa Gym selalu sehat dan selalu ada dalam lindungan Allah SWT.
Sementara untuk komentar netizen lain, penulis melihat bahwa efek dakwah dari Aa Gym membuat para netizen tersebut terus menyampaikan doa-doa dan nasihat yang penuh manfaat. Hal ini menjadikan kolom komentar di video Aa Gym “Hidup Jangan Dibawa Susah” di channel YouTube Aa Gym Official dipenuhi kalimat-kalimat bernada positif dan inspiratif.
Komentar Kritik
Komentar kritik yang disampaikan netizen dalam kolom komentar video Aa Gym “Hidup Jangan Dibawa Susah” di channel YouTube Aa Gym Official terbagi menjadi dua kategori:
a. Komentar kritik terkait isi dalam video
a. Komentar kritik tidak terkait isi dalam video
Gambar 3 Komentar Kritik Kualitas Suara Video “Hidup Jangan Dibawa Susah”
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=c3dgYXtu9ko
Komentar Negatif
Komentar negatif yang disampaikan netizen dalam kolom komentar video Aa Gym “Hidup Jangan Dibawa Susah” di channel YouTube Aa Gym Official hanya berfokus pada hal-hal yang tidak terkait isi video, dengan kata lain hanya berfokus pada penyampai pesan (pendakwah), yaitu Aa Gym. Komentar negative yang muncul mayoritas terkait dengan kehidupan personal Aa Gym. Adapun komentar negatif yang dapat diidentifikasi yaitu poligami, isu Pilgub Jawa Barat, dan orientasi uang.
Gambar 4 Komentar Negatif terkait Kehidupan Personal Aa Gym Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=c3dgYXtu9ko
Untuk komentar terkait poligami, netizen memberikan respon negatif mengenai Aa Gym yang memiliki istri lebih dari satu. Hal ini terkai sebelumnya Aa Gym merupakan seorang suami dari Teh Ninih, kemudian Aa Gym menikah dengan Teh Rini, dan bercerai dengan Teh Ninih. Selanjutnya Aa Gym menikah kembali dengan Teh Ninih. Netizen hafal dan kerap menghubungkan Aa Gym dengan kasus tersebut – pendakwah yang memiliki istri lebih dari satu. Hal Ini menjadi sesuatu yang tidak dapat dihindari oleh Aa Gym hingga sekarang.
Terkait isu Pilgub Jabar, netizen mengaitkan Aa Gym dengan pemilihan gubernur Jawa Barat yang akan berlagsung 2018. Netizen melihat bahwa Aa Gym sama saja dengan tokoh lain yang juga mengincar tampuk kekuasaan. Aa Gym tidak lebih dari seorang public figure yang tertarik untuk terjun ke dunia politik. Sehingga ketika video ini muncul, komentar yang muncul bukan terkait isi video, melainkan isu Aa Gym yang tampak tergiur masuk ke kancah perpolitikan Indonesia.
Selanjutnya terkait orientasi uang, ada netizen yang beranggapan bahwa kehadiran Aa Gym dalam dunia dakwah Indonesia, motivasinya tidak lebih dan tidak kurang adalah untuk mencari uang – mendapatkan keuntungan. Hal ini muncul karena netizen melihat geliat bisnis Aa Gym yang semakin berkembang pesat.
TEMUAN
a. Meski video Aa Gym “Hidup Jangan Dibawa Susah” di channel YouTube Aa Gym Official merupakan video dakwah yang sejatinya mengajak khalayak untuk lebih memahami agama dan dekat dengan Tuhan, komentar netizen tidak seluruhnya bernada positif, tetap saja ditemukan komentar kritik dan negatif terkait video yang diunggah, baik itu yang terkait dengan isi video maupun yang tidak terkait langsung dengan isi video
Fokus netizen tidak selamanya bertumpu pada isi dakwah, tetapi juga berfokus pada pendakwah. Isi dakwah dan pendakwah menjadi hal penting dalam video dakwah
PENUTUP
Komentar netizen terkait keberadaan video Aa Gym “Hidup Jangan Dibawa Susah” di channel YouTube Aa Gym Official, mencakup:
a. Komentar positif yang terbagi menjadi dua kategori: 1) komentar positif terkait isi dalam video; 2) komentar positif tidak terkait isi dalam video b. Komentar kritik yang terbagi menjadi dua kategori: 1) komentar kritik
terkait isi dalam video; 2) komentar kritik tidak terkait isi dalam video
c. Komentar negatif hanya bertumpu pada hal-hal yang tidak terkait isi video – hanya bertumpu pada penyampai pesan (pendakwah), yaitu Aa Gym, dan ini mencakup: 1) poligami; 2) isi Pilgub Jabar; dan 3) orientasi uang
d. Video dakwah tetap mendapat komentar kritik dan negative dari netizen, baik itu yang terkait dengan isi video maupun yang tidak terkait dengan isi video
e. Fokus netizen tidak selamanya bertumpu pada isi dakwah, tetapi juga berfokus pada pendakwah. Isi dakwah dan pendakwah menjadi hal penting dalam video dakwah
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, Elvinaro., Q-Anees, Bambang. 2007. Filsafat Ilmu Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. 2009. Jakarta : PT Grafindo Persada Denzim, N. K., & Lincoln, Y. S. (1994). Handbook of Qualitative Research. California:
Sage Publication, Inc.
Effendy, Onong Uchjana. (2002). Ilmu, Teori & Filsafat Komunikasi. Bandung :PT. Citra Aditya Bakti
Fajrie, Mahfudlah. (2015). Analisis Uses and Gratification dalam Menentukan Strategi Dakwah. Journal Islamic Review, Vol 4, No 1
Hine, Christine. 2001. Virtual Ethnography. London: Sage Publication Ltd. Mulyana, Deddy. & Solatun. (2007). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Nasrullah, Rulli. 2014. Teori dan Riset Media Siber (Cybermedia). Jakarta: Kencana.
Nanuru, Ricardo F. (2013). Youtube: Seni Berwawasan Teknologi Modern. Journal Uniera, Vol 2, No 1
Rakhmat, Jalaluddin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Laporan
Puslitbang PPI Kemkominfo . (2015). Buku Saku dan Tren TIK Indonesia 2015. Jakarta: Kementerian Komunikasi dan Informasi .
Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.(2014). Pengguna Internet Indonesia Nomor Enam Dunia. Diakses pada 23 Agustus 2016, dari https://kominfo.go.id/content/detail/4286/pengguna-internet-indonesia-nomor-enam-dunia/0/sorotan_media
Kantar Millwardbrown. (2016). Add Reaction. Retrieved from Kantar Millward Brown website: http://www.millwardbrown.com/adreaction/video/#slide-3