Pengaruh Hormon Pregnan Mare Serum (PMSG) Murni dan
Kombinasi terhadap Gonadosomatik Indeks, Hepatosomatik
Indeks Ikan Bawal Bintang (
Trachinotus blochii
)
Effect of Pure and Combine Hormone of Pregnant Mare Serum
(PMSG) on Gonadosmatic Index, Hepatosomatic Index of Silver
Pompano Fish (
Trachinotus blochii
)
Wiwin Kusuma Atmaja Putra1, Tengku Said Razai1
Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Maritim Raja Ali Haji
Jl. Politeknik, Senggarang, Kota Tanjung pinang, Kepulauan Riau *wiwin.bdp@umrah.ac.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan perlakuan hormon yang terbaik untuk meningkatkan Gonadosomatik Indeks dan Hepatosomatik Indeks. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan ikan. Perlakuan yang berikan di antaranya perlakuan Kontrol (dosis NaCl 0.5 ml), PMSG (dosis 20 IU/Kg bobot tubuh ikan) dan PG600 (20 IU/Kg bobot tubuh ikan). Parameter yang dihitung di antaranya Gonadosomatik Indeks (GSI), Hepatosomatik Indeks (HSI) dan Pertumbuhan Mutlak. Hasil terbaik adalah perlakuan PG600 dengan Gonadosomatik Indeks sebesar (0.12±0.06 %), Hepatosomatik Indeks sebesar 2.29±0.15 %) dan Pertumbuhan Mutlak sebesar (85±31.32g) selama 4 minggu. Kesimpulan penelitian ini adalah pemberian PMSG murni dan kombinasi dengan dosis 20 IU/Kg bobot tubuh dapat meningkatkan gonadosomatik indek, hepatosomatik indeks dan pertumbuhan mutlak ikan bawal bintang.
Kata kunci : Ikan Bawal Bintang, PMSG, PG600, Gonadosomatik Indeks
Abstract
The research was title The Effect of Pregnant Mare Serum Gonadotropin (PMSG) Pure and Combinations against Gonadosomatik Index, Hepatosomatic Index Silver Pompano (Trachinotus blochii). The purpose of this research was to obtain the best hormone treatment to increase the gonadosomatic index and Hepatosomatic Index. This research used a Completely Randomized Design with 3 treatments and 3 replicates of fish. The treatments include Control (0.5 ml NaCl), PMSG (20 IU kg-1 fish body weight) and PG600 (20 IU. Kg-1 fish body weight). Parameters
calculated include Gonadosomatic Index (GSI), Hepatosomatic Index (HSI) and Absolute Growth. The best results were PG600 treatment with Gonadosomatic Index (0.12±0.06), Hepatosomatic Index (2.29±0.15 %) and Absolute Growth (85±31.32 g) for 4 weeks. The conclusion of this study is the provision of pure PMSG and combination with a dose of 20 IU. Kg-1 body weight can
increase gonadosomatik index, hepatosomatic index and absolute growth of Silver Pompano fish.
PENDAHULUAN
Hormon Gonadotropin
merupakan hormone yang berperan
aktif dalam proses maturasi
(perkembangan kematangan) gonad
ikan. Hormon gonadotropin dibagi
menjadi dua yaitu Folicle Stimulating
Hormone (FSH) dan Lutienizing
Hormone (LH) (Balasch et al., 2006).
Tingkat kematangan gonad ikan dapat
dipercepat dengan menginduksi ikan
dengan hormon FSH maupun LH.
Hormon FSH dan LH dapat diperoleh
dari produk komersial diantaranya
Pg600 dan PMSG. Di mana hormon
PMSG mengandung hormone FSH +
LH tetapi konsentrasi FSH lebih tinggi,
sedangkan hCG juga mengandung FSH
+ LH tetapi konsentrasi LH lebih tinggi
dibandingkan LH. Hormon
gonadotropin memiliki fungsi untuk
merangsang proses perkembangan telur
pada tahap maturasi, ovulasi dan
spawning, dimana hormon
gonadotropin akan masuk ke sel teka
dan merangsang produksi testosterone,
kemudian mengubahnya menjadi
hormon estradiol dengan bantuan
enzim aromatase. Kemudian estradiol
akan merangsang hati menghasilkan
vitelogenin (bakal kuning telur) yang
selanjutnya akan di bawa aliran darah
menuju sel granulosa dan diserap
terjadi proses perkembangan telur
hingga mencapai diameter maksimal
(maturasi) serta berlanjut proses
ovulasi dan spawning. Perkembangan
gonad tersebut akan meningkatkan
Gonadosomatik Indeks, Hepatosomatik
Indeks dan Pertumbuhan Mutlak bobot
tubuh ikan (Nagahama 2011).
Penelitian tentang pematangan
gonad ikan bawal bintang
menggunakan hormone PMSG dan
Pg600 masih sangat jarang dilakukan,
khususnya di Indonesia. Penelitian
terbaru adalah induksi hormone PG600
dan PMSG pada ikan bawal bintang
(Hadrianto, 2017) dengan tingkat
kematangan yang dicapai adalah TKG
III selama 4 minggu (4 kali
penyuntikkan). Penelitian induksi
maturasi ikan menggunakan PMSG dan
hCG telah banyak dilakukan pada ikan
belut, ikan patin, ikan sidat, dan udang,
diantaranya Induksi Maturasi Belut
Sawah (Monopterus albus) Secara
Hormonal (Putra 2013), pengaruh
photoperiode terhadap pematangan
et al., 2012), penggunaan hCG dalam
pemijahan bawal bintang (Gopakumar
et al., 2012), Manipulasi Hormonal
Pada Pematangan Gonad Ikan Patin
Siam (Pangasianodon hypopthalmus)
(Boedi Rachman 2013), dan Induksi
Maturasi Ikan Sidat (Anguilla Bicolor)
dengan Menggunakan Kombinasi
Hormon Berbeda (Sugati 2013).
Tujuan penelitian ini adalah
mendapatkan perlakuan hormon yang
terbaik untuk meningkatkan Indeks
Gonad Somatik (GSI) dan Indeks
Hepato somatik (HSI).
METODOLOGI PENELITIAN
Bahan dan Metode
Bahan penelitian adalah ikan
bawal bintang ukuran 500 gr sebanyak
12 ekor dan hormon PMSG dan PG600
(PMSG + hCG) Penelitian ini
menggunakan 3 perlakuan (3 calon
induk ikan bawal bintang setiap
perlakuan). Penelitian ini menggunakan
metode eksperimental dengan wadah
Keramba Jaring Apung. Perlakuan
hormon yang diberikan :
P(K): Larutan NaCl (dosis 1 ml/Kg)
P(P): Hormon PMSG (dosis 20 IU/Kg)
P(PH): Hormon PG600 (PMSG + hCG
dosis 20 IU + 10 IU/Kg)
Prosedur Penelitian
A. Seleksi Induk
Seleksi induk ikan bawal
bintang dilakukan dengan cara memilih
calon induk yang berbobot 450±50 g
per ekor. Calon induk ikan yang akan di
gunakan sebanyak 9 ekor dan 3 sampel
awal sebagai standar data calon induk.
Ikan diambil dari Balai Benih Ikan
Desa Pengujan.
B. Persiapan wadah
Wadah penelitian yang
digunakan adalah Keramba Jaring
Apung. Keramba Jaring Apung yang
digunakan sebanyak 3 buah.
C. Pemeliharaan ikan bawal bintang
Tahap pemeliharaan ikan bawal
bintang meliputi beberapa tahap
kegiatan, diantaranya pencegahan
penyakit, pemberian pakan dan kontrol
kondisi ikan. Pemberian pakan
dilakukan dengan memberikan pakan
pellet komersial sebanyak 3-5% dari
bobot tubuh ikan per hari. Waktu
(07.00) dan sore hari (17.00). Tahap
pengontrolan kondisi ikan dilakukan
dengan tujuan melihat perkembangan
ikan selama penelitian.
D. Penyuntikkan Hormon
Penyuntikkan dilakukan secara
intramuscular (di bagian punggung)
ikan. Sebelum dilakukan penyuntikkan
dibius menggunakan minyak cengkeh
(dosis 1 ml/ 250L). Ikan yang telah
dibius dan mengalami pingsan akan
dilakukan penimbangan bobot tubuh
dengan timbangan digital (ketelitian 1
g) sebagai dasar penentuan dosis
penyuntikkan hormon perlakuan. Dosis
penyuntikkan hormon sesuai
perlakukan yang akan diterapkan.
Penyuntikkan dilakukan 1 minggu 1
kali sebanyak 4 kali penyuntikkan
dalam 1 bulan (M0, M1, M2, M3).
Parameter penelitian
Parameter yang diamati antara
lain bobot tubuh (g), Gonadosomatik
indeks (GSI), Hepatosomatik indeks
(HSI) dan Pertumbuhan Mutlak (g).
Analisis data
Analisis data hasil penelitian
adalah dilakukan secara Deskripsi
(parameter Gonadosomatik Indeks,
Hepatosomatik Indeks, Pertumbuhan
Mutlak)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Indeks Gonad Somatik (GSI)
Hasil Indeks Gonad Somatik
ikan bawal bintang pada penelitian ini
dapat dilihat pada Gambar dibawah ini;
Gambar 2. Indeks Gonad somatik Ikan bawal bintang pada akhir penelitian
Gambar 2 menggabarkan
dimana nilai gonadosomatik indeks
ikan bawal bintang pada perlakuan
Kontrol (NaCl), PMSG, hCG dan
PG600 adalah sebesar 0.078%, 0.119%,
0.96%, 0.12 % dari bobot tubuh. Hasil
terbaik pada penelitian ini adalah
perlakuan PG600 sebesar 0.12%
perkembangan gonadnya diakhir
penelitian dibandingkan dengan bobot
tubuh ikan. Nilai GSI merupakan nilai
yang mengambarkan secara kuantitatif
perubahan gonad pada saat terjadi
NaCl PMSG hCG PG600
perkembangan gonad dalam proses
reproduksi dan akan mencapai nilai
maksimum pada saat akan terjadi
pemijahan (Effendie, 1997).
Peningkatan GSI
mengindikasikan terjadinya proses
vitellogenesis dan perkembangan
gonad selama penelitian. Aktivitas
vitellogenesis ini menyebabkan nilai
Indeks Hepato somatik (HSI) dan
Indeks Gonad Somatik (GSI) ikan
meningkat (Cerda et al. 1996).
Aktivitas metabolisme sebagian besar
tertuju pada proses perkembangan
gonad (Yulfiperius, 2001). Peningkatan
perkembangan gonad serta peningkatan
vitelogenin dapat diduga dipengaruhi
oleh kandungan FSH dan LH yang
terdapat pada hormone PMSG dan hCG
yang menjadi komponen utama
hormone PG600 dibandingkan dengan
kandungan FSH dan LH yang terdapat
pada hormone hCG maupun PMSG.
Amano et al.(2006), pada ikan
salmon sockeye, GnRH salmon
(sGnRH) terdistribusi dari syaraf
olfactory melalui hypothalamus
bersamaan dengan pelepasan hormon
gonadotopin (GTH) dan hormon
pertumbuhan (GH) pada salmon
sockeye. Hormon PMSG banyak
mengandung unsur daya kerja Folikel
Stimulating Hormone (FSH) dan sedikit
Luteinizing Hormone (LH) (M.
Techakumphu," C. Lohachit, I W.
Tantasuparak 1999) sehingga baik
digunakan untuk menginduksi proses
vitelogenesis (pematangan gonad)
hingga mencapai diameter maksimal.
Hormon yang mempengaruhi
proses vitelogenesis sangat dipengaruhi
oleh FSH atau Gonadotropin I (Rastogi
1969) (Voronina and Wessel 2003)
(Zairin, 2003). Nilai GSI pada
penelitian ini lebih rendah
dibandingkan dengan penelitian
Hadrianto (2017) yaitu sebesar 0.6%
(GSI) dengan induksi Hormon PMSG
pada ikan bawal bintang. Penelitian
tentang penggunaan hormone PMSG
juga terdapat pada Putra (Wiwin
Kusuma Atmaja Putra, Agus Oman
Sudrajat 2013) induksi hormone PMSG
dapat meningkatkan nilai GSI belut
sampai 0.3% dari bobot tubuh selama 4
minggu pemeliharaan dan 4 kali
penyuntikkan.
Penggunaan hormone PG600
pada belut dapat meningkatkan nilai
bobot tubuh. ((Putra 2017)).
Peningkatan nilai GSI diduga
dipengaruhi juga oleh seberapa berat
bobot tubuh ikan itu sendiri.
Peningkatan nilai GSI akan selalu
dibarengi oleh peningkatan nilai HSI
dari ikan itu sendiri. Penggunaan
hormone hCG dan PMSG yang nilai
GSI nya masih di bawah perlakuan
PG600 diperkirakan dikarenakan lebih
sedikitnya kandungan FSH yang ada di
dalamnya yang berfungsi dalam
menginduksi proses perkembangan
gonad sehingga mengakibatkan masih
rendahnya nilai GSI yang diperoleh.
Indeks Hepato somatik (HSI)
Hasil penelitian tentang nilai
Indeks Hepato somatik dapat dilihat
pada gambar dibawah ini;
Gambar 3. Indeks Hepato somatik Ikan Bawal Bintang pada Akhir Penelitian setiap Perlakuan
Nilai Indeks Hepato somatik
(HSI) merupakan nilai kuantitatif yang
dapat menggambarkan pertambahan
bobot hati seiring dengan
perkembangan gonad dan peningkatan
GSI (Effendie 1997). Hasil penelitan
menunjukkan bahwa nilai HSI pada
setiap perlakuan adalah Kontrol (NaCl)
(1.9%), PMSG (2.08%), hCG (1.91%)
dan PG600 (2.29%). Hasil terbaik
adalah pada perlakuan PG600 yaitu
sebesar 2.29% perkembangan bobot
hati dibandingkan dengan bobot tubuh
yang menandakan bahwa terjadi
peningkatan bobot hasil disebabkan
oleh proses maturasi gonad. Hormon
PMSG banyak mengandung unsur daya
kerja Folikel Stimulating Hormone
(FSH) dan sedikit Luteinizing Hormone
(LH) (Basuki, 1990). Aktivitas
hormone hCG menyerupai LH dan
sedikit menyerupai FSH. Rantai α sama
untuk hormon FSH dan LH, sedangkan
rantai β bersifat spesifik untuk setiap
hewan tetapi kekuatan biologisnya akan
semakin menurun bila kedua subunit
digabungkan (Groodsky 1984).
Hormon hCG merangsang peningkatan
konsentrasi gonadotropin yang
berfungsi pada proses vitellogenesis
1,9 2,08 1,91
NaCl PMSG hCG PG600
dan kematangan akhir (Aida et al.
1991). Sedangkan hormone PG600
merupakan gabungan antara PMSG dan
hCG sehingga komposisi dan
konsentrasi hormone FSH dan LH yang
bekerja lebih banyak dibandingkan
PMSG dan hCG sehingga berdampak
pada lebih cepatnya proses
perkembangan gonad dan nilai GSI
maupun HSI.
Meningkatnya konsentrasi FSH
(GTH-I) akan menyebabkan enzim
aromatase mensistesis testosteron
menjadi estradiol-17β sehingga
merangsang sintesis vitelogenin di
dalam hati (Mylonas et al 2010). Hal ini
sesuai pernyataan Bijaksana (2006),
hati mempunyai peran dalam sintesis
material yang akan diakumulasikan
pada ovarium pada masa reproduksi.
Rasio bobot hati terhadap tubuh pada
ikan matang gonad akan meningkat
menjelang vitelogenesis dan rasio akan
menurun saat ovulasi.
Pertumbuhan Mutlak
Hasil pertumbuhan mutlak
dapat dilihat pada Gambar dibawah ini;
Gambar 4. Pertumbuhan Mutlak ikan bawal bintang setiap perlakuan pada akhir penelitian
Gambar 4 menggambarkan
adanya pertambahan bobot tubuh ikan
bawal binta selama penelitian (1 bulan).
Hasil terbaik pada penelitian ini adalah
perlakuan homon PG600 dengan
pertambahan bobot mutlak sebesar 85
g. Pertambahan bobot tubuh ini dapat
disebabkan oleh pengaruh pakan,
perkembangan gonad dan juga
timbunan lemak (Putra 2017a) yang ada
di dalam pencernaan ikan bawal
bintang. Vitellogenesis adalah proses
induksi dan sintesis vitelogenin di hati
oleh hormon estradiol-17β, serta
penyerapan vitelogenin yang terbawa
aliran darah ke dalam oosit (Tyler et al.
1991). Pada vitellogenesis sinyal
lingkungan seperti hujan, temperatur,
media diterima oleh sistem syaraf pusat
dan diteruskan ke hipotalamus.
40
NaCl PMSG hCG PG600
Hipotalamus merespon dengan
melepaskan hormon GnRH untuk
bekerja pada kelenjar hipofisa.
Selanjutnya hipofisa akan melepas
hormon FSH yang bekerja pada lapisan
teka pada oosit sehingga terjadi sintesis
testosteron pada lapisan teka. Setelah
itu testosteron masuk kedalam lapisan
granulosa dan terjadi proses
pengubahan testosteron menjadi
estradiol-17β oleh enzim aromatase.
Selanjutnya estradiol-17β akan
merangsang hati untuk mensintesis
vitelogenin yang merupakan bakal
kuning telur.
Vitelogenin akan dibawa oleh
aliran darah menuju gonad dan secara
selektif terjadi penyerapan oleh lapisan
folikel oosit (Nagahama 1983; Yaron
1995; Blazquet et al. 1998). Akibat dari
proses penyerapan vitelogenin adalah
oosit akan tumbuh membesar sampai
kemudian berhenti bila telah mencapai
ukuran yang maksimum. Keadaan ini
disebut fase dorman, dimana telur
hanya menunggu sinyal lingkungan
untuk memijah. Aktifitas vitellogenesis
ini menyebabkan nilai GSI dan HSI
ikan meningkat (Cerda et al. 1996).
Sintesis vitelogenin dipengaruhi oleh
estradiol-17β yang merupakan
stimulator dalam biosintesis
vitelogenin. Selain itu dipengaruhi juga
oleh androgen yang ada dalam tubuh
ikan, karena androgen ini akan diubah
menjadi estrogen oleh aeromatase hati
(Peyon et al. dalam Yaron 1995) dan
diduga kandungan fitoestrogen pada
pakan ikan seperti kedelai dan alfa
memberi pengaruh positif pada
vitellogenesis ikan (Pelisero dan
Sumter dalam Yaron 1995). Menurut
Yaron (1995), ketika proses
vitellogenesis tersebut berlangsung
granula atau globul kuning telur
bertambah dalam jumlah dan
ukurannya, sehingga volume oosit
membesar.
KESIMPULAN
Kesimpulan dari hasil
penelitian ini adalah penggunaan
hormone PMSG dan PG600 dapat
meningkatkan Gonadosomatik Indeks,
Hepatosomatik Indeks. Pertumbuhan
Mutlak bobot tubuh ikan bawal bintang
dan perlakuan terbaik adalah hormon
PG600. Saran untuk penelitian
selanjutnya adalah melakukan
hormon untuk mempercepat maturasi
ikan bawal bintang.
DAFTAR PUSTAKA
Aida K, M Kobayashi, T Kaneko. 1991.
Endokrinologi (dalam Bahasa
Jepang) Halaman: 167 – 241
Pregnant Mare’s Serum
Gonadotropin on Follicular
Population and Ovulasi Rates in Prepubertal Gilts With Two
Morphologically Different
Ovarium Types. J. Anim. Sci. 70
: 1916 – 1992.
Cerda J, Calman BG, Lefleur GJJr, Limesand S. 1996. Patten of
Vitellogenesis and Ovarian
Folicular Cycle of Fundulus
heteroclitus. Gen. Comp. Endo.
103:24-35
Crim LW, Shenwood NM, Wilson CE.
1988. Sustained Hormon
Release II, Effectiveness of
LHRH analog (LHRHa)
Administration by Either Single Time Injection or Cholesterol Pellet Implantation on Plasma Gonadotropin Levels in a Bioassay Model Fish The
Juvenile Rainbow Trout.
Aquaculture 74:87-95
Boedi Rachman. 2013. Manipulasi Hormonal Pada Pematangan
Gonad Ikan Patin Siam
Pangasianodon hypopthalmus.
IPB, Bogor
Boyd CE. 1990. Water Quality
Management in Pond Fish.
Research and Development Series No. 22. International for
Aquaculture. Agriculture
Experiment Station, Auburn Alabama.
Busacker GP, Adelman IR, Goolish EM. 1990. Growth. in: Schreck
C.B, Moyle PB. (Eds.),
Methods for Fish Biology.
American Fisheries Society,
Bethesda (MD), pp. 363 – 387.
Dikrurahman. 2010. Pemeliharaan
Larva Bawal Bintang
(Trachinotus Blochii) Metode
Intensif. Balai Budidaya Laut, Batam
Effendie MI. 1997. Biologi Perikanan.
Yayasan Pustaka Nusantara, Yogyakarta. Halaman: 5. Hayati Nur Mutia. 2010. Produksi
benih hibrida hasil persilangan bawal Bintang sirip panjang
(trachinotus blochii lacepede)
Dengan bawal bintang sirip
pendek (trachinotus carolinus).
Balai Budidaya Laut, Batam Mylonas CC, Y Magnus, A Gissis, Y
Klebano, Y Zohar. 1996.
Application of
Controlled-release GnRH-deliveried
System in Commercial
Production of White Bass X
Stripped Bass Hybrid (Sunshine
bass) Using Captive
Broodstocks. Aquaculture,
40:265-280.
M. Techakumphu," C. Lohachit, I W.
Tantasuparak, I. C.
lntaramongkol. . and S. I. (1999). Ovarian Responses And Oocyte Recovery Inprepubertal
Swamp Buffalo (Bubalus
bubalis) Calves After Fsh or
Pmsg Treatment M.
Theriogenology, 305–312. https://doi.org/10.1016/S0093-691X(00)00350-2
Nagahama Y. 1994. Endocrine
Regulation of Gametogenesis in
Fish.International Journal of
Developmental Biology. 38:
217-229.
Putra, W. K. A. (2017). Growth Increase of Silver Pompano (Trachinotus blochii) Stimulated by Recombinant Growth Hormone
(rGH) Addition on Their
Commercial Feed. Omni Akuatika,
13(2), 1–5.
———. 2017b. “Performa Maturasi
Belut Sawah ( Monopterus Albus )
Yang Diinduksi Hormon
Gonadotropin Berbeda Performa
Maturasi Belut Sawah (
Monopterus Albus ) Yang
Diinduksi Hormon Gonadotropin Berbeda Wiwin Kusuma Atmaja
Putra 1 Induksi Maturasi
Merupakan Salah Satu S.” Intek
Akuakultur 1(1): 77–86.
Rastogi, R. K. (1969). Studies on the fish oogenesis. 3. Vitellogenesis in
some freshwater teleosts.
Anatomischer Anzeiger, 125(1),
24–36.
Sugati Anthares. 2013. Induksi
Maturasi Ikan Sidat (Anguilla
Bicolor) Dengan Menggunakan
Kombinasi Hormon Berbeda. IPB, Bogor
Suwarso B. Sadhotomo. 1995.
Perkembangan Kematangan
Gonad Ikan Bentong, Selar
crumenophthalmus
(Carangidae) di Laut Jawa.
Jurnal Balai Penelitian
Perikanan Laut Jakarta hal:
77-87Retnani (2012);
Swanson P. 2008. Endocrine
Regulation of Reproduction. http://www. north west fishery
sciense center. noaa.
gov/research/divisions/reutd/ph
ys_endo/ endocrine. cfm
[diakses tanggal 8 Juni 2012] Tyler CR, JP Sumpter, PM Cambell.
1991. Uptake Of Vitellogenesis Into Oocyte During Early Vitellogenic In The Rainbouw
Trout, Oncorincus mykiss. W. J.
Fish. Biol., 38 : 681 – 689.
Voronina, E., & Wessel, G. M. (2003). The Regulation of Oocyte