• Tidak ada hasil yang ditemukan

KTI mini antioksidan ekstrak daun pepaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KTI mini antioksidan ekstrak daun pepaya"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

KTI MINI

PRAKTIKUM KOSMETOLOGI

FORMULA MASKER GEL EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) SEBAGAI ANTI ACNE

OLEH :

MONIKA AQMARINA A.H. F.16.043

MUH. ICHSAN RAMADHAN F.16.045

RISKI OLIPIYA F.16.064

RISYE OCTAVINA ROKOT F.16.065

NADHA ULKHASANAH F.16.078

KELAS 5 B

LABORATORIUM KOSMETOLOGI PROGRAM STUDI D-III FARMASI

POLITEKNIK BINA HUSADA KENDARI

(2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Gel merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari

partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi

oleh suatu cairan. gel kadang – kadang disebut jeli. (FI IV, hal 7)· Gel

adalah sediaan bermassa lembek, berupa suspensi yang dibuat dari zarah

kecil senyawaan organik atau makromolekul senyawa organik,

masing-masing terbungkus dan saling terserap oleh cairan (Formularium Nasional,

hal 315).

erupsi komedo, papul, pustul, nodus dan kista pada tempat predileksinya

(muka, leher, lengan atas, dada dan punggung) (Wasitaatmadja, 1997).

Salah satu kosmetik yang dapat mengatasi kulit kering dan kusam

adalah sediaan masker. Karena masker memiliki bahan dasar yang mampu

melembabkan kulit wajah sehingga stratum korneum pada kulit juga

mengalami kelembaban sehingga pada saat sediaan masker dicuci maka

stratum korneum yang paling atas (yang kering dan kusam) akan ikut

(3)

selain melembutkan kulit, fungsi masker adalah membuka pori-pori yang

tersumbat karena kotoran, debu, maupun sisa kosmetik yang tidak bisa

hilang karena pembersih biasa, serta membantu mengikis sel kulit mati.

Masker juga dapat mengembalikan kelembaban dan kehalusan kulit serta

mengencangkan kulit (S.M.Balsam,S.D.Gershon, M.M.Rieger, 1972:438).

Tanaman pepaya atau yang bahasa latinnya Carica pepaya L.

termasuk familia caricacea, yang banyak digunakan sebagai makanan atau

lalap. Banyak sekali manfaat pepaya ini, mulai dari buah pepayanya dan

daunnya. Pepaya disebut sebagai tanaman multiguna, karena hampir semua

bagian tanamannya dapat dimanfaatkan.Tanaman ini dapat digunakan

sebagai makanan, minuman, obat sampai pakan ternak (Agoes, 2010).

Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik membuat penelitian

tentang Formulasi masker alami gel ekstrak daun pepaya (Carica papaya

L.) untuk mengurangi kerutan pada kulit.

B. Rumusan Masalah

Apakah ekstrak dari daun pepaya (Carica papaya L.) dapat

diformulasikan sebagai masker gel yang memenuhi uji evaluasi sediaan?

C. Tujuan

Untuk memformulasikan sediaan masker gel ekstrak daun pepaya

(4)

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber

informasi tentang efektivitas daun pepaya (Carica papaya L.) sebagai

serbuk masker wajah, dan menambah khasanah ilmu pengetahuan dan

sebagai bahan perbandingan bagi penelitian yang lebih luas dan dalam.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah diharapkan dapat

memberikan sumbangan informasi dalam rangka memanfaatkan daun

(5)

BAB II

6 Oleum Rosae qs qs Pengharum

7 Aquadest Ad 50 mL - Pelarut

(6)

TINJAUAN PUSTAKA A. Rujukan Penelitian

1. Menurut Rufi Andaryekti (2015), dalam penelitiannya “Pengaruh Basis

Gel Sediaan Masker Ekstrak Daun Teh Hijau (Camellia Sinensis L.)

pada Karakteristik Fisik Dan Aktivitas Bakteri Staphylococcus Aureus

Atcc 25923”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

perbedaan kombinasi PVA dan HPMC 60SH dalam sediaan gel masker

yang mengandung ekstrak daun teh hjau serta untuk mengetahui

karakteristik fisik dan aktivitasnya sebagai antibakteri Staphylococcus

aureus.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi PVA dan HPMC

dalam sediaan gel masker ekstrak daun teh hijau mempengaruhi

karakteristik fisik meliputi organoleptis, homogenitas, viskositas, daya

lekat, daya sebar, dan pH. Ekstrak daun teh hijau (Camellia sinensis

Linn.) dengan konsentrasi 10% mempunyai aktivitas antibakteri

terhadap bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923. Perbedaan

konsentrasi PVA dan HPMC 60SH mempengaruhi daya hambat bakteri

Staphylococcus aureus ATCC 25923. Formula I mempunyai daya

hambat paling besar.

2. Menurut Maya Wulandari (2015), dalam penelitiannya “Perbedaan

Hasil Pengurangan Jerawat Dengan Menggunakan Masker Daun

(7)

menganalisis mana yang lebih baik hasil pengurangan jerawat antara

yang menggunakan masker daun pepaya dan masker daun jambu biji.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengurangan jerawat pada kulit

wajah yang menggunakan masker daun pepaya sangat baik. Dalam

masker pepaya lebih besar 47 S.I(standar internasional) dibandingkan

dengan masker daun jambu biji yang memiliki 25 S.I (standar

internasional).

B. Landasan Teori

a. Uraian Tentang Masker

Pemakaian kosmetika merupakan hal yang sangat diperlukan

oleh seseorang sejak usia bayi sampai usia lanjut, tidak terkecuali pria

maupun wanita dengan tujuan untuk mendapatkan kulit yang sehat,

wajah yang cantik, penampilan pribadi yang baik dan kepercayaan pada

diri sendiri. Kosmetik dikenal oleh manusia sejak berabad-abad yang

lalu, sehingga seiring berkembangnya ilmu tentang kosmetologi banyak

ilmuan yang menggembangkan tentang ilmu dermatologi agar dapat

mengetahui efek dari suatu bahan terhadap kulit, karena saat ini

banyak kasus penyakit baru yang muncul karena pemilihan bahan

kosmetik yang ternyata dapat mengiritasi kulit seperti bercak merah,

rasa panas dan terbakar jika terkena paparan sinar matahari langsung

( Tranggono Retno Iswari, 2007).

Masker wajah adalah masker kecantikan yang berwujud sediaan

(8)

mengencangkan kulit, terutama kulit wajah. Secara sistematik, masker

wajah bertindak merangsang sirkulasi aliran darah maupun limpa,

merangsang dan memperbaiki kulit melalui percepatan proses

regenerasi dan memberikan nutrisi pada jaringan kulit. Masker wajah

juga berfungsi sebagai pembawa bahan-bahan aktif yang berguna bagi

kesehatan kulit, seperti ekstrak tumbuhan, minyak esensial, atau

rumput laut yang dapat diserap oleh permukaan kulit untuk dibawa ke

dalam sirkulasi darah (Novita Widya, 2009).

Kosmetika wajah tersedia dalam berbagai bentuk sediaan, salah

satunya dalam bentuk masker. Sediaan masker bentuk gel masih jarang

dijumpai, padahal masker bentuk gel mempunyai beberapa keuntungan

di antaranya penggunaan yang mudah serta mudah untuk dibilas,

dibersihkan, dan dapat diangkat atau dilepaskan seperti membran

elastik (Wilkinson dan Moore, 1982 : 276).

C. Daun Pepaya

Menurut Yuniarti, 2008, tanaman pepaya dapat diklasifikasikan

sebagai berikut :

(9)

Divisi : Spermatophyta

Class : Dicotyledoneae

Ordo : Cistales

terdapat pada daun pepaya merupakan jenis alkaloid karpain yang memiliki

aktivitas sebagai antibakteri (Kalie, 2000). Mekanisme senyawa alkaloid

sebagai antibakteri yaitu penghambat penyusunan peptidoglikan pada sel

bakteri, sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan

menyebabkan kematian sel pada bakteri (Juliantina. 2009)

Secara empiris telah terbukti bahwa daun pepaya dapat digunakan

untuk mengobati jerawat. Di dalam ekstrak daun pepaya terkandung

alkaloid karpain yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri dan

membuat daun papaya memiliki rasa yang cukup pahit. Salah satu

penelitian Ardina (2007), membuktikan bahwa ekstrak daun papaya

memiliki aktivitas daya hambat terhadap bakteri P. acnes penyebab

jerawat. Penelitian lain dari Dimas (2014), bahwa senyawa flavonoid yang

terkandung dalam ekstrak daun pepaya memiliki aktivitas antiinflamasi

(10)

periodentitis. Efek antiinflamasi dari ekstrak daun pepaya ini dapat

mendukung efek antibakteri pada pengobatan jerawat.

D. Uraian bahan 1. Gliserin

Gliserin merupakan Cairan; jernih seperti sirup; tidak berwarna;

rasa manis; hanya boleh boleh berbau khas lemah (tajam atau tidak

enak). Higroskopik; netral terhadap lakmus (FI Ed IV hal. 275).

Berfungsi sebagai Pengawet antimikroba; cosolvent; yg melunakkan;

humektan; plasticizer; pelarut; agen pemanis; agen tonisitas (Rowe,

2009, hal. 295)

2. Triethanolamine

Triethanolamine adalah cairan kental berwarna kuning pucat

yang memiliki sedikit bau amoniak dan Larut dalam Aseton, Benzena,

Karbon tetraklorida, Etil eter, Methanol Miscible, air berfungsi sebagai

Agen Alkalin atau agen pengemulsi (Rowee dkk, 2009 hal 754).

3. Hidroksipropil Metilselulosa

Hypromellose adalah bubuk berserat atau butiran yang tidak

berbau dan tidak berasa, putih atau krem-puti dan Larut dalam air

dingin, membentuk larutan koloid yang kental; praktis tidak larut dalam

air panas, kloroform, etanol (95%), dan eter, tetapi larut dalam

campuran etanol dan diklorometana, campuran metanol dan

(11)

dari hypromellose larut dalam larutan-larutan aseton encer, campuran

dari diklorometana dan propan-2-ol, dan pelarut organik lainnya

mempunyai kegunaan sebagai Bahan bioadhesive; zat pelapis; agen

pelepas terkontrol; pendispersi; penambah disolusi; agen pengemulsi;

stabilisator emulsi; agen extended-release; agen pembentuk film;

foaming agent; bantuan granulasi; agen pelepas termodifikasi;

mukoadhesif; agen rilis-memodifikasi; zat pelarutan; agen stabilisasi;

menangguhkan agen; agen lepas lambat; pengikat tablet; agen

pengental; agen yang meningkatkan viskositas (Rowee dkk, 2009 hal

326).

4. POLYVINYL ALCOHOL

Polivinil alkohol berbentuk bubuk granular yang tidak berbau,

berwarna putih hingga krem dan Larut dalam air; sedikit larut dalam

etanol (95%); tidak larut dalam pelarut organik mempunyai kegunaan

sebagai agen pelapis; pelumas; agen stabilisasi; agen yang

meningkatkan viskositas.

5. Aquadest

Aquadest merupakan cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau.

(12)
(13)

BAB IV METODE KERJA

A. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah batang pegaduk,

Cawan porselin, gelas kimia, gelas ukur, oven, rotavapor, gegep kayu,

Hot plate, lumpang, alu, pemanas air, termometer, sudip, timbagan

digital dan wadah.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak daun

pepaya, PVA, HPMC, TEA,Gliserin dan aquadest.

B. Perhitungan Bahan

Ekstrak kental dan daun teh hijau 10%

PVA 7%

7% = 1007 x 50 ml

= 3,5 gram

HPMC 6 SH 2%

2% = 1002 x 50 ml

= 1 gram

Gliserin 6%

6% = 1006

x 50 ml

(14)

TEA 2%

2% = 1002

x 50

= 1 gram

Aquadest ad 50 mL

50 mL – ( 3,5+ 1 + 3 + 1 )

= 50 mL– 8,5

(15)

C. Prosedur Kerja ( Pengambilan sampel, ekstraksi, pembuatan sediaan,

evaluasi)

1. Pengambilan sampel

Sampel di ambil di jl.Dr.samratulangi lorong mitra pada pukul

09:00 wita.

2. Maserasi dan Ekstraksi

Pembuatan Maserasi dan Ekstrak Kental Daun pepaya

Daun pepaya dikeringkan kemudian di masukkan ke dalam toples

( wadah ) yang telah ditutupi lakban kemudian di berikan etanol

3.750 mL setelah itu di simpan di tempat gelap dan sesekali di aduk.

Kemudian di saring menggunakan kain flanel dan di masukkan

kedalam rotavapor setelah selesai diuapkan menggunakan hairdryer

sampai kental

3. Pembuatan Sediaan masker

Pembuatan Gel Masker Ekstrak Daun pepaya

PVA dikembangkan dalam aquadest panas pada suhu 80°C hingga

mengembang sempurna. HPMC 60SH dikembangkan dalam

aquadest hingga mengembang. HPMC 60SH ditambah gliserin,

PVA, ekstrak ditambahkan setelah dilarutkan dengan aquadest, TEA

dan aquadest ditambahkan sampai 150 g diaduk sampai homogen

(16)

4. Evaluasi

a. Organoleptis

Uji Organoleptik dengan parameter pengujian

berdasarkan perubahan warna, bentuk dan bau.

b. Uji daya sebar

Bertujuan untuk melihat kecepatan penyebaran sediaan

masker wajah peel off pada kulit saat dioleskan pada kulit. Uji

daya sebar dilakukan dengan cara mengukur diameter sebar

sediaan yang diletakkan di atas lempeng kaca yang diberi beban

100 g. Sediaan masker wajah peel off yang baik dan memiliki

nilai daya sebar berkisar antara 5-7 cm

c. Uji waktu kering

Merupakan parameter masker Peel-Off yang memenuhi

(17)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian ini digunakan zat aktif Ekstrak Daun Pepaya 10 %. Adapun bahan tambahan yang digunakan adalah Aquadest, gliserin, HPMC, PVA, dan TEA.

Tujuan pemilihan Ekstrak Daun Pepaya sebagai zat aktif adalah Daun Pepaya tersebut mengandung enzim papain, alkaloid, pseudokapain, glikosid, karposid dan saponin. Senyawa alkaloid yang terdapat pada daun pepaya merupakan jenis alkaloid karpain yang memiliki aktivitas sebagai antibakteri (Kalie, 2000). Mekanisme senyawa alkaloid sebagai antibakteri yaitu penghambatan penyusunan peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian sel pada bakteri (Juliantina, 2009).

P. acne merupakan salah satu bakteri penyebab jerawat, bakteri ini bersifat anaerob- gram positif. Pada proses patogenesis jerawat, P. Acnes menghasilkan lipid dengan memecah asam lemak bebas dari lipid kulit. Asam lemak yang dihasilkan menimbulkan radang jaringan dan menyebabkan jerawat (Jawetz, dkk., 2005).

(18)

A. Hasil dan Evaluasi

1. Hasil pengujian organoleptik

Tabel 1. Data hasil uji organoleptik

Replikasi Bau Warna Bentuk

I Aroma

Keterangan : A = formula maskker geldengan konsentrasi 10%

B = formula masker geldengan konsentrasi 10%

Uji organoleptik masker melitputi uji warna, bau dan bentuk. Pemeriksaan organoleptik dilakukan dengan mendeskripsikan warna, bau dan bentuk serta sediaan yang dihasilkan sebaiknya memiliki warna yang menarik bau yang menyenangkan dan kekentalan yang cukup agar nyaman dalam penggunaan (Gromophone, 1983).

(19)

pengujian evaluasi fisik dengan melakukan pengamatan terhadap bau, bentuk dan warna pada sediaan.

2. Hasil pengujian waktu kering Tabel 2. Data hasil uji waktu kering

Replikasi Hasil

I ±30 menit

II ±30 menit

Keterangan : A = formula masker gel dengan konsentrasi 10%

B = formula masker gel dengan konsentrasi 10%

Pemeriksaan uji waktu mengering dari sediaan masker peel off, pada formulasi 10% A menunjukkan (±30 menit) memiliki waktu mengering yang sama dengan formulasi 10% B (±30 menit). Hal ini disebabkan karena ekstrak daun pepaya yang digunakan sedikit dan cairan yang digunakan banyak

3. Hasil pengujian daya sebar Tabel 5. Data hasil uji daya sebar

Replikasi Hasil

I 8 cm

II 8 cm

Keterangan : A = formula masker geldengan konsentrasi 10%

(20)

Pemeriksaan daya sebar bertujuan untuk melihat kecepatan penyebaran sediaan masker wajah ekstrak daun pepaya pada kulit saat dioleskan pada kulit. Sediaan masker ekstrak daun pepaya wajah ekstrak daun pepaya yang baik dan memiliki daya sebar berkisar antar 5-7 cm (Garg etal.,2002).

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1978, Formularium Nasional, Edisi kedua, Dapartemen Kesehatan Republik Indonesia

Wasitaatmadja, 1997, Penuntun Kosmetik Medik, Universitas Indonesia, Jakarta.

Morgan, G., 1992, Beauty Mask, in Balsam, M.S., S. D. Gershon, Riegerm M. M., E. Sagarin and Strianse S.J., Cosmetic, Science, and Technology 2nd edition, Krieger Publishing Company, Florida.

Agoes, A. 2010. Tanaman Obat Indonesia. Jakarta: Salemba Medika

Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Anonim, 2014, Farmakope Indonesia, Edisi V, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

(22)

LAMPIRAN GAMBAR SAAT PRAKTIKUM

GAMBAR SEDIAAN PROSES PEMBUATAN HMPC

MASERASI

PENGENTALAN EKSTRAK

PROSES PENCAMPURAN BAHAN

PEMBUATAN PVA

Gambar

Tabel 1. Data hasil uji organoleptik
Tabel 2. Data hasil uji waktu kering
GAMBAR SEDIAAN

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian dilanjutkan dengan pembuatan sediaan masker gel peel-off yang mengandung ekstrak daun pepaya dengan konsentrasi optimum berdasarkan hasil pengujian

Hasil penelitian menunjukan bahwa aplikasi ekstrak daun pepaya dan daun babadotan pada kisaran konsentrasi 30% - 70% terhadap serangga uji Riptortus linearis, sampai

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun pepaya sebagai imunostimulan dapat meningkatkan respon imun udang vaname.. Konsentrasi terbaik yaitu

Ekstrak daun pepaya dibuat dalam bentuk krim kemudian dilakukan evaluasi sediaan krim meliputi evaluasi organoleptic, pH, daya sebar, daya lekat, tipe emulsi,

Hasil yang di dapatkan pada uji daya sebar pada sediaan masker gel peel-off ekstrak daun kelor dan madu yaitu blanko memiliki daya sebar 5,5 cm, untuk konsentrasi 10% didapat daya

Formulasi spray gel ekstrak daun pepaya (Carica papaya L.) dengan konsentrasi 15% (F2a) menghasilkan diameter hambat sebesar 15,75 mm dan dan konsentrasi 20%

Kesimpulan Berdasarkan penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun Walay Meistera chinensis pada konsentrasi 1%, 3% dan 5% dapat dibuat dalam bentuk sediaan masker gel

Setelah didapatkan ekstrak daun mangga bacang dan daun salam langkah berikutnya dilakukan pembuatan formulasi sediaan masker gel peel off serta melakukan evaluasi pada sediaan masker