KEARIFAN LOKAL PAPUA
Disusun Oleh :
•Lukman Syarifuddin •Hastari Agnestiananda T •Aqil Perdana
•Rama Syuhada
•I Wayan Deva Aryana •Vania Adita
•Rico Adrian
•Millennia Yessy Desviola
TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG
Papua adalah sebuah provinsi terluas Indonesia yang terletak di bagian
tengah Pulau Papua atau bagian paling timur West New Guinea (Irian Jaya) Belahan timurnya merupakan negara Papua Nugini atau East New Guinea. Provinsi Papua dulu mencakup seluruh wilayah Papua bagian barat, sehingga sering disebut sebagai Papua Barat terutama oleh Organisasi Papua
Merdeka (OPM), para nasionalis yang ingin memisahkan diri dari Indonesia dan membentuk negara sendiri. Pada masa pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, wilayah ini dikenal sebagai Nugini Belanda (Nederlands Nieuw-Guinea atau Dutch New Guinea). Setelah berada di bawah penguasaan
Indonesia, wilayah ini dikenal sebagai Provinsi Irian Barat sejak tahun 1969 hingga 1973. Namanya kemudian diganti menjadi Irian
Jaya oleh Soeharto pada saat meresmikan tambang tembaga dan
emas Freeport , nama yang tetap digunakan secara resmi hingga tahun 2002.
Kearifan lokal?
Kearifan lokal merupakan bagian dari budaya
suatu masyarakat yang tidak dapat dipisahkan dari
masyarakat itu sendiri
Suatu pengetahuan yang ditemukan oleh
Tradisi Papua
1. Tradisi Sagu
Masyarakat Papua mengenal budidaya sagu secara turun-temurun. Hal tersebut meliputi pemilihan bibit, teknik
penanaman, dan pengolahan hasil. Meski budidaya sagu masih bersifat konvensional yang mengandalkan kondisi alam,
termasuk pada pengolahan hasil yang masih mengutamakan tenaga manusia. Biasanya yang mencari sagu dan memasaknya adalah tugas kaum perempuan. Sebab dipandang tidak
2. Tradisi Tari- Tarian
Masyarakat pantai memilki berbagai macam tradisi tari-tarian yang biasa mereka sebut dengan istilah Yosim Pancar (YOSPAN), yang di dalamnya terdapat berbagai macam bentuk gerak seperti ; (tari
gale-gale, tari balada cendrawasih, tari pacul tiga, tari seka) dan tarian sajojo dan masih banyak lagi. Lain halnya dengan tarian yang biasa dibawakan oleh masyarakat pegunungan yaitu tarian panah dan tarian perang.
Tarian yang dibawakan oleh masyarakat pantai maupun masyarakat pegunungan pada intinya dimainkan atau diperankan dalam berbagai kesempatan yang sama seperti; dalam penyambutan tamu
3. Tradisi Perkawinan
Dalam pertukaran perkawinan yang ditetapkan orang tua dari pihak laki-laki berhak membayar mas kawin sebagai tanda
pembelian terhadap perempuan atau wanita terebut.
Kearifan Lokal Papua
1. Kerajinan Papua
Papua memiliki keragaman keunikan khas daerah, seperti noken, saly, honay, koteka, ukiran, dan sebagainya. Meski kemajuan
2. Ukiran Kayu Suku Asmat
Dari segi model, ukiran Suku Asmat sangat beragam, mulai dari patung
manusia, perahu, panel, perisai, tifa, telur kaswari, sampai ukiran tiang. Suku Asmat biasanya mengadopsi pengalaman dan lingkungan hidup sehari-hari
sebagai pola ukiran mereka, seperti pohon, perahu, binatang, orang berperahu, dan lain-lain.
Masyarakat Asmat terdiri dari 12 sub etnis, dan masing-masing memiliki ciri khas pada karya seninya. Begitu juga dengan kayu yang digunakan, ada juga perbedaannya. Ada sub etnis yang menonjol ukiran patungnya, ada yang
menonjol ukiran salawaku atau perisai, ada pula yang memiliki ukiran untuk hiasan dinding dan peralatan perang.
Yang paling istimewa dan unik adalah bahwa setiap karya ukir tidak memiliki kesamaan atau duplikatnya karena mereka tidak memproduksi ukiran berpola sama dalam skala besar. Jadi, kalau kita memiliki satu ukiran dari Asmat dengan pola tertentu, itu adalah satu-satunya yang ada karena orang Asmat tidak
3. Warna Alami Untuk Merias Di Suku Asmat
Suku Asmat memiliki cara yang sangat sederhana untuk merias diri mereka. Mereka hanya membutuhkan tanah merah untuk menghasilkan warna merah, untuk menghasilkan warna putih mereka membuatnya dari kulit kerang yang sudah