• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Portofolio Sosiologi Motivasi SMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Model Portofolio Sosiologi Motivasi SMA"

Copied!
182
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SOSIOLOGI KELAS X-A DI MAN MALANG I

SKRIPSI

Oleh: Khoirotul Inayah

06130031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

(2)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS

PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SOSIOLOGI KELAS X-A DI MAN MALANG I

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh

Gelar Strata Satu (S1) Sarjana Pendidikan (S. Pd)

Oleh: Khoirotul Inayah

06130031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

(3)

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI

JUDUL :

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SOSIOLOGI KELAS

X-A DI MAN MALANG I

Oleh :

Khoirotul Inayah

NIM: 06130031

Telah Disetujui Tanggal 20 Juli 2010

Oleh Dosen Pembimbing :

Samsul Susilawati, M. Pd NIP. 19760619 200501 2005

Mengetahui :

Dekan Fakultas Tarbiyah

(4)

HALAMAN PENGESAHAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SOSIOLOGI

KELAS X-A DI MAN MALANG I

SKRIPSI

Dipersiapkan dan disusun oleh Khoirotul Inayah (06130031)

Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 28 Juli 2010

dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Strata Satu (S1) Sarjana Pendidikan (S.Pd)

pada tanggal 28 Juli 2010

Panitia Ujian Tanda Tangan

Ketua Sidang

Dr. H. Abdul Bashith, S.Pd., M.Si NIP. 19761002 200312 1 003

:________________________

Sekretaris Sidang NIP. 19760619 200501 2 005

:________________________

Penguji Utama

Drs. H. Moh. Padil, M.Pd.I NIP. 19651205 199403 1 003

:________________________

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

(5)

Samsul Susilawati, M. Pd Dosen Fakultas Tarbiyah

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

NOTA DINAS PEMBIMBING

Hal : Skripsi Khoirotul Inayah Malang, 20 Juli 2010

Lamp : 4 (empat) Eksemplar

Kepada Yth.

Dekan Fakultas Tarbiyah UIN MMI Malang

di

Malang

Assalamualaikaum Wr. Wb.

Sesudah melakukan beberapa kali pembimbingan, baik dari segi isi,

bahasa maupun teknik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut

dibawah ini:

Nama : Khoirotul Inayah

Nim : 06130031

Jurusan : Pendidikan IPS

Judul Skripsi : Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Portofolio Untuk

Meningkatkan Motivasi Belajar Sosiologi Kelas X-A di

MAN Malang 1.

maka selaku pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak

diajukan untuk diujikan.

Demikian, mohon dimaklumi adanya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Pembimbing,

Samsul Susilawati, M. Pd

(6)

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan

tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis

diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar rujukan.

Malang, 20 Juli 2010

Khoirotul Inayah

(7)
(8)

MOTTO

Dan tidaklah kami mengutus para Rasul itu melainkan untuk memberikan kabar

gembira dan memberi peringatan. Barang siapa yang beriman dan mengadakan

perbaikan, Maka tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka

bersedih hati. (Al-An’am:48)

(9)

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

Penulisan transliterasi Arab-Latin dalam skripsi ini menggunakan

pedoman transliterasi berdasarkan keputusan bersama Menteri Agama RI dan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI no. 158 tahun 1987 dan no. 0543

b/U/1987 yang secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut:

A. Huruf

ا = a ز = z ق = q

ب = b س = s ك = k

ت = t ش = sy ل = l

ث = ts ص = sh م = m

ج = j ض = dl ن = n

ح = h ط = th و = w

خ = kh ظ = zh ? = h

د = d ع = َ◌ = ِ◌

ذ = dz غ = gh ي = y

ر = r ف = f

B. Vokal Panjang

Vokal (a) panjang = â

Vokal (i) panjang = î

Vokal (u) panjang = û

C. Vokal Diftong

أ = aw

أ ي = ay

أ = û

(10)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Ilahi Rabbi yang telah memberikan

Rahmat, Taufiq dan Hidayah serta Inayah-Nya, serta ibu dan ayahku,

sahabat-sahabat dekatku,sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Portofolio Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Sosiologi Kelas X-A Di MAN Malang I. Sebagai persyaratan

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Strata Satu

(S1) Sarjana Pendidikan (S. Pd)

Untaian sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan

kita, Nabi Muhammad SAW, berkat beliau kita dapat merasakan indahnya hidup

dibawah naungan agama yang damai, yaitu agama Islam.

Penyusunan Skripsi ini tidak lepas dari peran dan dukungan beberapa

pihak terkait yang telah banyak memberikan motivasi dan bantuan selama

penyusunan ini berlangsung. Oleh karena itu rangkaian ucapan terimah kasih

dengan setulus hati penulis ucapkan kepada:

1. Kedua orang tua penulis yang selalu memberikan dukungan moril dan materil

serta do’a yang tiada hentinya dan saudara-saudarku tersayang sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar.

2. Bapak Prof. Dr. Imam Suprayogo selaku rektor Universitas Islam Negeri

(UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

3. Bapak Dr. H. M. Zainuddin, MA selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Universitas

Islam Negri Maulana Malik Ibrahim Malang.

4. Bapak Drs. M. Yunus, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

5. Ibu Samsul Susilawati, M. Pd selaku dosen pembimbing skripsi.

6. Kepada kepala MAN Malang I bapak Drs. H. Zainal Mahmudi, M. Ag

dan bapak Drs. Arif Djunaidi selaku Waka Kurikulum atas izinnya untuk

(11)

7. Bapak Subhan, S.Pd selaku guru sosiologi di MAN Malang I yang telah

mendukung dalam berjalannya penelitian dan proses pembelajaran.

8. Bapak Drs. M. Shohib, M.Ag selaku HUMAS di MAN Malang I yang telah

membantu memberikan data-data yang diperlukan peneliti

9. Segenap Bapak/ibu dosen dan karyawan Universitas Islam Negeri (UIN)

Maulana Malik Ibrahim Malang.

10.Seluruh teman-teman seperjuangan dan teman-teman kos yang telah banyak

memberikan saran dan kritiknya yang membangun, dan semua kegiatan yang

telah diprogramkan, tak lupa untuk Agus Sufyan yang sangat berharga dan

berarti dalam hidupku yang selalu mendukung dan memotivasi.

Akhirnya, penyusunan skripsi ini jauh dari sempurna, maka dengan

kerendahan hati penulis harapkan saran dan kritik dari semua pihak. Dan semoga

laporan pengajaran ini dapat bermanfaat bagi penulis ataupun pembaca pada

umumnya. Amin.

Malang, 20 Juli 2010

Penulis

(12)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

3.1. Batas Minimal Motivasi Siswa ... 63

3.2. Rincian PTK ... 65

4.1. Pengambilan Suara Untuk Menentukan Permasalahan Kelas Pada

Siklus I ... 77

4.2. Pengambilan Suara Untuk Menentukan Permasalahan Kelas Pada

Siklus II ... 90

4.3. Penlaian Motivasi Siswa ... 101

4.4. Hasil penilaian model pembelajaran berbasis portofolio di MAN

Malang I siklus I ... 102

4.5. Hasil Observasi Perilaku Siswa Pada Siklus I ... 103

4.6. Hasil Penilaian Model Pembelajaran Berbasis Portofolio di MAN

Malang I siklus II ... 103

(13)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

2.1. Portofolio Tanyangan Bentuk Bujur Sangkar ... 13

2.2 Portofolio Tanyangan Bentuk Segi Tiga Sama Sisi ... 13

2.3. Portofolio Tanyangan Bentuk Lingkaran ... 13

2.4. Portofolio Tanyangan Bentuk Oval ... 13

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman

I. Silabus ... 123

II. RPP ... 127

III. Struktur Organisasi MAN Malang I Tahun 2009/2010 ... 151

IV. Data Personel Guru dan Pegawai MAN Malang I ... 153

V. Panduan Wawancara ... 154

VI. Hasil Observasi Prilaku Siswa ... 157

VII. Daftar Nilai Siswa Kelas X-A MAN Malang I ... 161

VIII. Soal Pre-Tes ... 162

IX. Soal Siklus I ... 163

X. Soal Siklus II ... 164

XI. Foto siswa ... 165

XII. Denah lokasi MAN Malang I ... 167

XIII. Salah Satu Contoh Pekerjaan Siswa ... 168

XIV. Bukti Konsultasi ... 178

XV. Surat Permohonan Penelitian dari Fakultas untuk DEPAG ... 179

XVI. Surat Rekomendasi Penelitian dari DEPAG ... 180

XVII. Surat Permohonan Penelitian untuk MAN Malang 1 ... 181

XVIII. Surat Keterangan dari MAN Malang 1 ... 182

(15)

DAFTAR ISI

HALAMAN TRANSLITERASI ... viii

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

DAFTAR ISI ... xiv

F. Sistematika Penulisan Skripsi ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Portofolio ... 10

1. Pengertian Portofolio ... 10

2. Portofolio Sebagai Model Pembelajaran ... 12

3. Landasan Pemikiran Metode Pembelajaran Portofolio ... 14

4. Prinsip Dasar Metode Pembelajaran Portofolio ... 17

(16)

6. Bahan-bahan Portofolio ... 24

7. Sumber Belajar Portofolio... 25

8. Kekurangan dan Kelebihan Portofolio ... 25

B. Motivasi Belajar ... 26

1. Pengertian Motivasi Belajar ... 26

2. Fungsi Motivasi Dalam Belajar ... 29

3. Jenis-jenis Motivasi ... 30

4. Cara Menggerakkan Motivasi Siswa ... 32

5. Teori Motivasi ... 33

6. Indikator Siswa Termotivasi ... 36

7. Pentingnya Motivasi Dalam Belajar ... 38

8. Konsep Islam Tentang Motivasi ... 39

C. Belajar ... 45

1. Pengertian Belajar ... 45

2. Tujuan Belajar ... 46

3. Faktor Yang Mempengaruhi Belajar ... 47

D. Sosiologi ... 52

1. Pengertian Sosiologi ... 52

2. Objek Kajian Sosiologi ... 54

E. Kajian Penelitian Terdahulu ... 55

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 58

(17)

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum MAN Malang I ... 68

1. Sejarah Berdirinya MAN Malang I ... 68

2. Visi, Misi dan Tujuan MAN Malang I ... 70

3. Profil MAN Malang I ... 72

4. Fasilitas MAN Malang I ... 72

5. Kesiswaan MAN Malang I... 73

6. Struktur Organisasi MAN Malang I ... 74

B. Hasil Penelitian ... 75

1. Pelaksanaan Siklus I ... 75

2. Pelaksanaan Siklus II ... 89

C. Evaluasi Model Pembelajaran Berbasis Portofolio ... 100

D. Temuan Penelitian ... 105

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Perencanaan Model Pembelajaran Berbasis Portofolio Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Sosiologi di MAN Malang I ... 108

B. Pelaksanaan Model Pembelajaran Berbasis Portofolio Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Sosiologi di MAN Malang I ... 111

C. Proses dan Hasil Penilaian Model Pembelajaran Berbasis Portofolio Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Sosiologi di MAN Malang I. ... 116

D. Hambatan-Hambatan dalam Model Pembelajaran Porotofolio ... 118

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ... 119

B. Saran ... 120

DAFTAR PUSTAKA

(18)

ABSTRAK

Inayah, Koirotul. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Portofolio

Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Sosiologi di MAN Malang I. Skripsi, Jurusan: Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas: Tarbiyah

Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. Dosen Pembimbing: Samsul Susilawati, M. Pd.

Sebagaimana diketahui bahwa metode mengajar merupakan sarana interaksi guru dengan siswa di dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian, yang perlu diperhatikan adalah ketepatan metode mengajar yang dipilih dengan tujuan, jenis, dan sifat materi pelajaran dengan kemampuan guru dalam memahami dan melaksanakan metode tersebut. Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: Bagaimana penerapan Penerapan model pembelajaran berbasis portofolio untuk meningkatkan motivasi belajar sosiologi di MAN Malang I. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dengan menngunakan metode berbasis portofolio bisa meningkatkan motivasi belajar sosiologi di MAN Malang I.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif jenis penelitiannya adalah PTK dengan tehnik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis portofolio untuk meningkatkan motivasi belajar sosiologi di MAN Malang I sudah berjalan dengan baik, walaupun ada kekurangan-kekurangan. Hal tersebut terlihat pada saat proses belajar mengajar yang dilakukan di dalam kelas, antara lain siswa aktif dan bersemangat bertanya tentang pelajaran yang belum dimengerti, rasa ingin tahunya meningkat, rajin mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, dan lebih aktif dalam mencari informasi yang diberikan oleh guru.

Adapun yang menjadi faktor pendukung dari penerapan model pembelajaran berbasis portofolio untuk meningkatkan motivasi belajar sosiologi di MAN Malang I adalah adanya minat belajar siswa yang tinggi, adanya profesionalisme dan semangat yang tinggi dari guru sosiologi dalam mengajar dan membimbing anak didiknya, adanya fasilitas dan sumber belajar yang memadai untuk belajar. Sedangkan yang menjadi faktor penghambat dalam penerapan tersebut adalah adanya sebagian siswa yang enggan untuk menyampaikan pendapatnya, masih malu-malu.

Dari kesimpulan tersebut untuk mengantisipasi faktor-faktor penghambat tersebut, maka berbagai upaya, agar dalam penerapan model pembelajaran berbasis portofolio untuk meningkatkan motivasi belajar sosiologi dapat sepenuhnya diterapkan dengan menggunakan metode yang bervariasi, menciptakan interaksi dengan cara bekerjasama, dan meningkatkan motivasi dan dorongan pada siswa dalam proses belajar mengajar, sehingga dapat menumbuhkan dan mengembangkan keaktifan siswa.

(19)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan

perkembangan peningkatan kemampuan siswa, situasi dan kondisi lingkungan

yang ada, pengaruh informasi dan kebudayaan, serta berkembangnya ilmu

pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu untuk meningkatkan mutu

pendidikan di Indonesia, pemerintah selalu merevisi kurikulum yang sudah

ada selaras dengan perkembangan zaman, demikian pula dengan model

pembelajaran yang diterapkan selalu mengalami perkembangan.1

Seiring dengan berkembangnya zaman dengan adanya teknologi yang

canggih kemungkinan besar siswa tidak hanya belajar didalam kelas akan

tetapi juga belajar diluar kelas supaya siswa itu tidak merasa bosan, misalnya

saja siswa di beri tugas untuk mencari data atau jurnal di internet atau di

media masa sesuai dengan pelajarannya.

Suasana atau iklim belajar mengajar harus diciptakan dalam proses

pembelajaran sehingga dapat memotivasi siswa untuk senantiasa belajar

dengan baik dan bersemangat. Sebagaimana diketahui bahwa metode

mengajar merupakan sarana interaksi guru dengan siswa di dalam kegiatan

belajar mengajar. Dengan demikian, yang perlu diperhatikan adalah ketepatan

metode mengajar yang dipilih dengan tujuan, jenis, dan sifat materi pelajaran

1

(20)

dengan kemampuan guru dalam memahami dan melaksanakan metode

tersebut.2

Dalam proses kegiatan pembelajaran sosiologi seringkali mengalami

hambatan seperti adanya rasa jenuh, timbulnya rasa bosan pada diri siswa,

kurangnya minat siswa terhadap materi pembahasan, dan salah satu faktor

penyebabnya adalah penggunaan metode pembelajaran yang kurang

bervariasi, sehingga menyebabkan jalannya proses pembelajaran kurang

kondusif dan efektif, kemudian hasil yang dicapai menjadi tidak maksimal

atau belum memenuhi target (kompetensi dasar) sebagaimana yang

diharapkan.

Dalam pembelajaran disekolah dituntut keaktifan siswa dalam

menggali potensi, peran guru tidak kalah pentingnya dalam mencapai tujuan

pendidikan. Dalam kaitannya belajar aktif guru harus dapat menciptakan suatu

kondisi dimana siswa atau peserta didik tidak merasakan kebosanan,

kejenuhan, dan mata pelajaran yang diterima terkesan monoton dan tidak

menarik selama proses belajar mengajar berlangsung. Untuk mencapai tujuan

tersebut maka guru perlu memahami sedalam-dalamnya tentang pengetahuan

yang akan menjadi tanggung jawabnya dan menguasai dengan baik metode

dan teknik mengajar. Metode dan teknik mengajar disini tidak berarti berdiri

sendiri satu sama lain, melainkan saling berkaitan. Justru proses belajar

2

(21)

mengajar yang baik adalah mempergunakan berbagai jenis metode secara

bergantian atau saling bahu membahu satu sama lain.3

Hasil observasi dikelas X-A MAN Malang I peneliti dapat

menyimpulkan bahwa guru yang mengajar mata pelajaran sosiologi hanya

menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, serta mengerjakan LKS.

Maka banyak siswa yang masih pasif dikelas dan malu untuk mengemukakan

pendapatnya didepan kelas.

Salah satu model pembelajaran yang dapat mewujudkan tujuan

tersebut adalah model pembelajaran berbasis portofolio. Dalam model

pembelajaran ini siswa dituntut untuk berpikir cerdas, aktif, kreatif,

partisipatif, prospektif dan bertanggung jawab.

Menurut Arnie Fajar menyebutkan pengertian portofolio sebagai

berikut.

Portofolio merupakan suatu kumpulan pekerjaan peserta didik dengan maksud tertentu dan terpadu yang diseleksi menurut panduan-panduan yang ditentukan. Panduan-panduan itu beragam tergantung pada mata pelajaran dan tujuan penilaian portofolio. Biasanya portofolio merupakan karya terpilih dari seorang siswa, tetapi dalam model pembelajaran ini setiap portofolio berisi karya terpilih dari satu kelas siswa secara keseluruhan yang bekerja secara kooperatif memilih, membahas, mencari data, mengolah, menganalisa dan mencari pemecahan terhadap suatu masalah yang dikaji.4

Model pembelajaran berbasis portofolio merupakan suatu bentuk dari

praktik belajar, yaitu suatu inovasi pembelajaran yang dirancang untuk

membantu peserta didik memahami teori secara mendalam melalui

pengalaman belajar praktik-empirik. Praktik belajar ini dapat menjadi program

3

Nana Sudjana. 2002. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

4

(22)

pendidikan yang mendorong kompetensi, tanggung jawab, dan partisipasi

siswa, belajar menilai dan mempengaruhi kebijakan umum, memberanikan

diri untuk berperan serta dalam kegiatan antar siswa, antar sekolah, dan antar

anggota masyarakat.

Dengan model berbasis portofolio diharapkan bisa meningkatkan

motivasi belajar siswa. Hal ini diperkuat dengan penelitian terdahulu oleh

Andhar Tri Adhy (01160005) lulusan tahun 2005 di UIN Malang, yang

berjudul “ Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Portofolio Untuk

Meningkatkan Kualitas Hasil Belajar Pasar Abstrak Siswa Kelas X-2

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) II Batu”, bahwa dengan menerapkan model

pembelajaran berbasis portofolio dalam pembelajaran abstrak di kelas X-2

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) II Batu dapat menigkatkan kualitas hasil

belajar siswa, disamping itu juga dapat menunjukkan peningkatan yang

bermakna baik pada aktivitasnya, maupun hasil belajar, dan dapat memotivasi

serta mengarahkan siswa agar mampu melakukan pembelajaran pasar abstrak

dengan baik.

Dan metode ini juga diperkuat dari penelitian Ni’matul Khoiriyah yang

berjudul “ Penggunaan Portofolio dalam Belajar Mandiri Untuk Meningkatkan

Motivasi dan Prestasi Belajar Konsep Ciri-ciri Mahkluk Hidup Siswa Kelas I

C SMPN 2 Beji Pasuruan”, bahwa dengan menerapkan metode Portofolio ini

bisa meningkatkan motivasi dan prestasi belajar konsep Ciri-ciri Mahkluk

Hidup Siswa Kelas I C SMPN 2 Beji Pasuruan”. Dalam siklus I siswa yang

(23)

34 orang siswa (73,91%) yang tuntas belajar. Dari sini bisa dilihat bahwa pada

siklus I ke siklus II mengalami peningkatan. Begitu juga motivasi belajar

siswa, pada siklus I keaktifan siswa mencapai 60% sedangkan siklus II 68%,

aspek keantusiasan mencapai 70% dan siklus II 80%, aspek keaktifan dan

keantusiasan pada siklus I mencapai 64 % sedangkan pada siklus II mencapai

73,3%. dari sini juga mengalami peningkatan. Jadi metode berbasis portofolio

ini bisa meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa Kelas I C SMPN 2

Beji Pasuruan.

Dari uraian diatas peneliti tertarik untuk meneliti di MAN Malang I

yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Portofolio Untuk

Meningkatkan Motivasi Belajar Sosiologi Kelas X-A di MAN Malang I.

Peneliti bermaksud supaya menerapkan metode pembelajaran

portofolio sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa-siswi di

sekolahan tersebut.

B. Rumusan Masalah

Dengan mengacu pada latar belakang masalah diatas, maka dapat

dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah proses perencanaan pembelajaran dengan menggunakan

metode pembelajaran berbasis portofolio untuk meningkatkan motivasi

(24)

2. Bagaimankah proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan

metode pembelajaran berbasis portofolio untuk meningkatkan motivasi

belajar sosiologi kelas X-A di MAN Malang I?

3. Bagaimanakah proses dan hasil penilaian pembelajaran dengan

menggunakan metode pembelajaran berbasis portofolio untuk

meningkatkan motivasi belajar sosiologi kelas X-A di MAN Malang I?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah

mendeskripsikan:

1. Proses perencanaan pembelajaran dengan menggunakan metode

pembelajaran berbasis portofolio untuk meningkatkan motivasi belajar

sosiologi kelas X-A di MAN Malang I.

2. Proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode

pembelajaran berbasis portofolio untuk meningkatkan motivasi belajar

sosiologi kelas X-A di MAN Malang I.

3. Proses dan hasil penilaian pembelajaran dengan menggunakan metode

pembelajaran berbasis portofolio untuk meningkatkan motivasi belajar

(25)

D. Manfaat Penelitian

a. Bagi Siswa

Dengan penerapan model pembelajaran dengan menggunakan

metode portofolio diharapkan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran

sosiologi bisa meningkat.

b. Bagi Guru

Model pembelajaran berbasis portofolio dapat dijadikan salah satu

alternatif mengajar oleh guru dalam proses pembelajaran sosiologi serta

dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan

motivasi belajar sosiologi.

c. Bagi peneliti

Peneliti diharapkan dapat menambah wawasan intelektual sehingga

penelitian ini bisa digunakan sebagai wahana untuk mengkaji secara

ilmiah tentang bagaimana mengupayakan penggunaan metode portofolio

supaya motivasi belajar siswa mata pelajaran sosiologi bisa meningkat.

d. Bagi sekolah

Dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk mengadakan variasi

metode pembelajaran guna meningkatkan motivasi belajar siswa.

E. Batasan Masalah

Agar dalam pembahasan penelitian ini tidak menyimpang dari tujuan

maka perlu adanya batasan masalah:

(26)

2. Penelitian ini difokuskan pada mata pelajaran sosiologi.

3. Penelitian ini difokuskan pada siswa kelas X-A semester genap tahun

ajaran 2009-2010 di MAN Malang I Jl. Baiduri Bulan No. 40 Malang.

4. Penelitian ini difokuskan SK: Menerapkan nilai dan norma dalam proses

Pengembangan kepribadian KD siklus I: Mendeskripsikan terjadinya

perilaku menyimpang dan sikap anti sosial, dan KD siklus II: Aturan sosial

dalam kehidupan bermasyarakat.

F. Sistematika Penulisan Skripsi

Secara garis besar skripsi akan dibagi menjadi tiga bagian dengan

sistematika sebagai berikut:

1. Bagian awal skripsi

Bagian awala skripsi berisi halaman judul, halaman persetujuan,

halaman pengesahan, motto dan persembahan, abstrak, kata pengantar,

daftar isi, daftar lampiran.

2. Bagian utama skripsi

Bagian ini tersusun atas enam bab, yaitu:

a. Bab I Pendahuluan. Terdiri atas latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah.

b. Bab II Kajian Pustaka. Terdiri atas portofolio, motivasi, belajar,

sosiologi, kajian penelitian terdahulu.

c. Bab III Metodologi Penelitian. Terdiri dari pendekatan dan jenis

(27)

Penelitian, teknik pengumpulan data, subyek dan objek penelitian,

teknik analisis data, perencanaan tindakan, indikator kinerja.

d. Bab IV Hasil Penelitian. Terdiri atas hasil penelitian tindakan kelas

melalui tahapan perencanaan, tindakan, observasi, refleksi.

e. Bab V Pembahasan Hasil Penelitian. Terdiri atas pembahasan

terhadap temuan-temuan penelitian yang telah dikemukakan dalam

bab IV mempunyai arti penting bagi keseluruhan kegiatan penelitian.

f. Bab VI Penutup. Pada bab terakhir dari skripsi ini dimuat dua hal

pokok, yaitu kesimpulan dan saran.

3. Bagian akhir

Hal-hal yang perlu dimuat pada bagian ini adalah daftar rujukan,

(28)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Portofolio

1. Pengertian Portofolio

Menurut Dasim portofolio diartikan sebagai kumpulan pekerjaan

peserta didik dengan maksud tertentu dan terpadu yang diseleksi menurut

panduan-panduan yang ditentukan.Portofolio biasanya merupakan karya

terpilih dari seorang siswa. Tetapi dapat juga berupa karya terpilih dari satu

kelas secara keseluruhan yang bekerja secara kooperatif membuat

kebijakan untuk memecahkan masalah.5

Pengertian portofolio menurut Arnie Fajar di sini adalah sebagai

berikut:

Suatu kumpulan pekerjaan siswa dengan maksud tertentu dan terpadu yang diseleksi menurut panduan-panduan yang ditentukan tergantung mata pelajaran dan tujuan penilaian portofolio. Biasanya portofolio merupakan karya terpilih dari seorang siswa. Tetapi, dalam model pembelajaran ini setiap portofolio berisi karya terpilih dari satu kelas siswa secara keseluruhan yang bekerja secara kooperatif memilih, membahas, mencari data, mengolah, menganalisa, dan mencari pemecahan terhadap suatu masalah yang dikaji.6

Menurut Sumarna dan Hatta portofolio tidak hanya merupakan

tempat penyimpanan hasil pekerjaan peserta didik, tetapi merupakan

sumber informasi untuk guru dan peserta didik. Portofolio berfungsi untuk

mengetahui perkembangan pengetahuan peserta didik dan kemampuan

5

Dasim Budimansyah. 2009. Tugas Kurikulum dan Pembelajaran. (Online), (http:// www.google.com.htm, diakses tanggal 10 Juni 2010)

6

Arnie Fajar. 2004. Portofolio dalam Pembelajaran IPS. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hal 47

(29)

dalam mata pelajaran tertentu, serta pertumbuhan dan kemampuan peserta

didik. Portofolio dapat memberikan bahan tindak lanjut dari suatu

pekerjaan yang telah dilakukan peserta didik sehingga guru dan peserta

didik berkesempatan untuk mengembangkan kemampuannya.7

Selain itu pendapat Kolb yang dikutip oleh Djajadisasatra (1992)

menegaskan bahwa portofolio adalah:

Belajar dengan mengalami secara langsung. Dimana seseorang langsung berhubungan dengan kenyataan yang sebenarnya. Berbeda dengan belajar dimana seseorang peserta didik hanya membaca, mendengar dan berbicara atau menulis tentang realita tetapi tidak pernah berhubungan langsung dengan apa yang dibicaraka dalam proses belajarnya. Pada belajar dengan mengalami “lerning by

experience”, Belajar bukan hanya melakukan observasi tentang gejala

atau fenomena, tetapi juga berbuat sesuatu tentang apa yang diamatinya tersebut ataupun menerapkan teori yang dipelajari untuk memperoleh hasil yang benar.8

Paulson dan Meyer dalam winter menyebutkan bahwa portofolio

adalah suatau koleksi pekerjaan siswa atau peserta didik yang menunjukkan

segala usaha peserta didik, kemajuan dan pencapaian belajar dalam satu

bidang tertentu atau lebih.9

Portofolio ini bisa diartikan sebagai wujud benda fisik, yakni

kumpulan atau dokumentasi hasil karya atau hasil pekerjaan siswa yang

disimpan dalam satu bendel. Misalnya, hasil tugas yang diberikan guru

mencari kliping beserta analisisnya, hasil tes.

7

Sumarna Supranata dan Muhammad Hatta. 2006. Penilaian portofolio implementasi kurikulum

2004. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal 73

8

Yuliani Nurani Sujiono. 2010. Mengajar dengan Portofolio. Jakarta: PT Indeks.hal 3

9

(30)

2. Portofolio Sebagai Model Pembelajaran

Pada dasarnya portofolio sebagai model pembelajaran merupakan

usaha yang dilakukan guru agar siswa memiliki kemampuan untuk

mengungkapkan dan mengekspresikan dirinya sebagai individu maupun

kelompok. Kemampuan tersebut diperoleh siswa melalui pengalaman

belajar sehingga memiliki kemampuan mengorganisir informasi yang

ditemukan, membuat laporan dan menuliskan apa yang ada dalam

pikirannya, dan selanjutnya dituangkan secara penuh dalam tugas-tugasnya.

Portofolio sebagai model pembelajaran juga dapat diartikan sebagai

suatu kumpulan pekerjaan peserta didik dengan maksud tertentu dan

terpadu yang diseleksi menurut panduan-panduan yang ditentukan.

Panduan-panduan ini beragam tergantung pada mata pelajaran dan tujuan

penilaian portofolio itu sendiri. Portofolio biasanya merupakan karya

terpilih dari seorang siswa, tetapi dapat juga berupa karya terpilih dari suatu

kelas secara keseluruhan yang bekerja secara kooperatif membuat

kebijakan untuk mengatasi masalah.

Portofolio sebagai model pembelajaran terbagi dalam dua bagian

yakni:10

1) Portofolio Tanyangan (tampilan)

Portofolio tanyangan pada umumnya berbentuk segi empat sama

sisi (bujur sangkar) berjajar dan dapat berdiri tanpa penyangga. Namun

tidak menutup kemungkinan berbentuk lain, seperti tiga sama sisi,

10

(31)

lingkaran, oval dan sebagainya, sesuai dengan daya kreativitas siswa

dengan syarat komunikatif. Portofolio tanyangan berukuran kurang

lebih 100 Cm untuk bentuk bujur sangkar, dan bentuk lainnya

menyesuaikan.

Gambar 2.1. Portofolio tanyangan bentuk bujur sangkar

Gambar 2.2. Portofolio tanyangan bentuk segi tiga sama sisi

Gambar 2.3. Portofolio tanyangan bentuk lingkaran

Gambar 2.4. Portofolio tanyangan bentuk oval

Keterangan:

Isi portofolio tanyangan adalah:

Papan 1 berisi : Rangkuman permasalahan yang dikaji

Papan 2 berisi : Berbagai alternatif untuk mengatasi masalah

1 2 3 4

1 2 3 4

1 2 3 4

(32)

Papan 3 berisi : Usulan kebijakan untuk mengatasi masalah

Papan 4 bersisi : Membuat rencana tindakan

2) Portofolio Dokumentasi

Portofolio dokumentasi berisi kumpulan bahan-bahan terpilih

yang dapat diperoleh siswa dari literature/buku, kliping dari

koran/majalah, hasil wawancara dengan berbagai sumber, radio/TV,

foto, gambar, grafik, petikan dari sejumlah publikasi

pemerintah/swasta, kebijakan dari pemerintah, observasi lapangan dan

lain-lain. Pada prinsipnya portofolio dokumentasi merupakan bukti

bahwa telah dilaksanakan penelitian.

Manfaat dari portofolio dokumentasi selain sebagai bukti telah

melaksanakan penelitian, juga dimaksudkan untuk mendukung dan

melengkapi portofolio tanyangan, karena tidak semua bahan dapat

dituangkan pada portofolio tanyangan.

Portofolio tanyangan dan dokumentasi ini selanjutnya disajikan

dalam simulasi atau dengar pendapat dalam acara “Show Case” (gelar

kemampuan atau gelar kasus).

3. Landasan Pemikiran Metode Pembelajaran Portofolio

Sebagai suatu pembaharuan dalam pembelajaran, model

pembelajaran berbasis Portofolio dilandasi oleh beberapa landasan

pemikiran sebagai berikut.11

11

(33)

a. Empat Pilar Pendidikan

Empat pilar pendidikan sebagai landasan model pembelajaran

berbasis portofolio adalah learning to do, learning to know, learning to

be, and learning to live together, yang dicalonkan UNESCO. Peserta

didik harus diberdayakan agar mau dan mampu berbuat untuk

memperkaya pengalaman belajarnya dengan meningkatkan interaksi

dengan lingkungannya baik lingkungan fisik, sosial, maupun budaya,

sehingga mampu membangun pemahaman dan pengetahuannya

terhadap dunia di sekitarnya. Diharapkan hasil interaksi dengan

lingkungannya itu dapat membangun pengetahuan dan kepercayaan

dirinya.

Kesempatan berinteraksi dengan berbagai individu atau

kelompok yang bervariasi akan membentuk kepribadiannya untuk

memahami kemajemukan dan melahirkan sikap–sikap positif dan

toleran terhadap keanekaragaman dan perbedaan hidup. Model

pembelajaran berbasis portofolio dilandasi oleh empat pilar pendidikan

tersebut.

b.Pandangan Konstruktivisme

Pandangan konstruktivisme sebagai filosofi pendidikan mutahir

menganggap semua peserta didik mulai dari usia taman kanak-kanak

sampai perguruan tinggi memiliki gagasan atau pengetahuan tentang

lingkungan dan peristiwa atau gejala lingkungan di sekitarnya,

(34)

karena gagasan atau pengetahuaan ini terkait dengan

gagasan/pengetahuaan awal lainnya yang sudah dibangun dalam wujud

”schemata” (struktur kognitif).

Beberapa bentuk kondisi belajar yang sesuai dengan filosofi

konstruktivisme antara lain: diskusi yang menyediakan kesempatan agar

semua peserta didik mau mengungkapkan gagasan, pengujian dan hasil

penelitian sederhana, demonstrasi dan peragaan prosedur ilmiah, dan

kegiatan praktis lain yang memberi peluang peserta didik untuk

mempertajam gagasannya.

c. Pembelajaran Demokratis

Pembelajaran demokratis adalah suatu bentuk upaya menjadikan

sekolah sebagai pusat kehidupan demokrasi melalui proses pembelajaran

yang demokratis. Secara singkat pembelajaran demokratis adalah proses

pembelajaran yang dilandasi oleh nilai-nilai demokrsi, yaitu

penghargaan terhadap kemampuan, menjunjung keadilan, menerapkan

persamaan kesempatan, dan memperhatikan keragaman peserta didik.

Dalam praktiknya, para pendidik hendaknya memposisikan

peserta didik sebagai insan yang harus dihargai kemampuannya dan

(35)

4. Prinsip Dasar Metode Pembelajaran Portofolio

Ada lima prinsip dasar yang dibawakan model pembelajaran ini,

yaitu:12

1. Prinsip belajar siswa aktif

Adalah proses pembelajaran dengan menggunakan Model

Pembelajaran Berbasis Portofolio, dimana siswa itu dituntut aktif dalam

proses pembelajaran. Aktif mulai tahap mengumpulkan informasi sampai

penyajian portofolio.

Pada tahap mengumpulkan informasi siswa pun secara aktif

mendatangi berbagai nara sumber yang telah disepakati bersama untuk

dijadikan acuan dalam perumusan kebijakan dan solusinya. Ketika proses

pengumpulan data selesai, di bawah bimbingan guru siswa aktif

melaporkaan hasil-hasil temuannya.

2. Kelompok belajar kooperatif

Adalah proses pembelajaran dengan model ini juga menerapkan

prinsip belajar kooperatif maksudnya proses pembelajaran yang berbasis

kerjasama.

3. Pembelajaran partisipatorik

Adalah model pembelajaran siswa yang belajar sambil melakoni

salah satu bentuk pelakonan itu adalah siswa belajar hidup demokrasi,

Mengapa terdapat pelakonan hidup berdemokrasi? sebab dalam tiap

langkah metode ini memiliki makna yang hubungannya dengan praktik

hidup berdemokrasi. Sebagai contoh pada saat memilih masalah untuk

12

(36)

kajian kelas memiliki makna bahwa siswa dapat menghargai dan

menerima pendapat yang didukung suara terbanyak. Mengajarkan

demokrasi itu harus dalam suasana yang demokratis dan untuk

mendukung kehidupan yang demokratis. Tujuan ini hanya dapat dicapai

dengan belajar sambil melakoni atau dengan kata lain harus

menggunakan prinsip belajar partisipatorik.

4. Mengajar yang reaktif

Adalah menerapkan Model Pembelajaran Berbasis Portofolio guru

yang kreatif perlu menciptakan strategi yang tepat agar siswa mempunyai

motivasi belajar tinggi.

5. Prinsip dasar belajar yang menyenangkan

Adalah salah satu teori belajar menegaskan bahwa sesulit apapun

materi pelajaran apabila dipelajari dalam suasana yang menyenangkan

pelajaran tersebut akan mudah dipahami. Refleksi Model Portofolio

adalah:

a. Kita memperoleh pemahaman yang lebih besar tentang kebijakan

publik;

b. Kita banyak belajar tentang masalah-masalah masyarakat;

c. Kita belajar bagaimana cara lebih kooperatif dengan orang lain untuk

memecahkan masalah;

d. Keterampilan meneliti mahasiswa atau pelajar meningkat;

e. Kita menyadari bahwa diri kita sendiri memiliki pengaruh pada

(37)

f. Kita memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana

pemerintah bekerja;

g. Kita belajar bagaimana warga negara berpartisipasi dalam membuat

kebijakan publik;

h. Kita menjadi lebih menyadari kelompok-kelompok masyarakat yang

menaruh perhatian terhadap persoalan-persoalan publik;

i. Mulai tumbuh sikap positif para mahasiswa atau pelajar pada

pemerintah;

j. Pemahaman kita terhadap penggunaan portofolio sebagai cara

komunikasi dan persuasi telah berkembang.

5. Langkah-langkah metode pembelajaran portofolio

Langkah-langkah metode pembelajaran portofolio, menurut Arnie

Fajar, yaitu sebagai berikut:13

a. Mengidentifikasi Masalah yang ada dalam Masyarakat

Pada kegiatan langkah ini terdapat beberapa kegiatan yang

dilakukan guru bersama siswa, yaitu: mendiskusikan tujuan, mencari

masalah apa saja yang diketahui tentang masalah-masalah di masyarakat

dan memberi tugas pekerjaan rumah tentang masalah-masalah yang ada

di lingkungan masyarakat yang mereka anggap penting.

13

(38)

b. Memilih Masalah untuk Kajian Kelas

Para siswa (kelas) mengkaji terlebih dahulu pengetahuan yang

telah mereka miliki tentang masalah-masalah yang ada di masyarakat,

dengan langkah sebagai berikut:

1) Mengkaji informasi yang telah dikumpulkan, selanjutnya

menuliskannya dipapan tulis atau kertas lebar yang dijepit tentang

masalah yang akan mereka kaji (beberapa siswa menuliskan).

2) Mengadakan pemilihan secara demokratis tentang masalah yang

akan mereka kaji dengan cara memilih salah satu masalah yang telah

ditulis dipapan tulis atau kertas lebar yang dijepit. Pemilihan dapat

dilakukan secara musyawarah atau pengambilan suara (voting).

3) Melakukan penelitian lanjutan tentang masalah yang terpilih untuk

dikaji dengan mengumpulkan informasi.

c. Mengumpulkan Informasi tentang masalah yang akan dikaji oleh kelas

Guru hendaknya membimbing siswa dalam mendiskusikan

sumber-sumber informasi berkenaan dengan masalah yang dikaji,

misalnya mencari sumber informasi melalui perpustakaan, kantor

penerbitan surat kabar, pakar dan masih banyak lagi.

d. Membuat Portofolio Kelas

Pada tahap ini siswa hendaknya telah menyelesaikan penelitian

yang memadai untuk memulai membuat portofolio kelas.

(39)

1) Kelas dibagi dalam 4 kelompok dan setiap kelompok akan

bertanggung jawab untuk membuat satu bagian portofolio.

Keempat kelompok tersebut adalah:

Kelompok 1 bertugas : menjelaskan masalah yang dikaji

Kelompok 2 bertugas : menjelaskan berbagai kebijakan alternatif

untuk mengatasi masalah

Kelompok 3 bertugas : mengusulkan kebijakan untuk mengatasi

masalah

kelompok 4 bertugas : membuat rencana tindakan yang dilakukan

untuk pemecahan masalah.

2) Guru mengulas tugas-tugas rinciannya untuk portofolio. Pastikan

bahwa siswa pada setiap kelompok mengerti hasil pekerjaan apa

yang diharapkan dari mereka.

3) Guru menjelaskan bahwa informasi yang dikumpulkan oleh tim-tim

peneliti seringkali akan bermanfaat bagi lebih dari satu kelompok

portofolio. Jika satu atau dua kelompok tidak memiliki seluruh

informasi yang diperlukan untuk mengerjakan tugas-tugasnya, maka

guru atau siswa lain hendaknya membantu kelompok bagaimana

cara mendapatkan informasi.

4) Guru menjelaskan spesifikasi portofolio yakni terdapat bagian

penayangan dan bagian dokumentasi pada setiap kelompok. Bagian

penayangan bertugas mengkoordinir penanyangan yang ditempatkan

(40)

sejenis dengan ukuran kurang lebih satu meter persegi atau bentuk

lainnya sesuai dengan kreatifitas siswa. Tanyangan ini hendaknya

dibuat sedemikian rupa sehingga dapat diletakkan diatas meja, bahan

yang ditayangkan dapat berupa pertanyaan tertulis, daftar sumber,

peta, grafik dan lain-lain. Sedangkan bagian dokumentasi

mengkoordinir bahan-bahan yang paling baik untuk

didokumentasikan atau memberi bukti penelitiannya.

e. Penyajian Portofolio (show case)

Penyajian Portofolio (show case) dilaksanakan setelah kelas

meyelesaikan portofolio tampilan (tayangan) maupun portofolio

dokumentasinya. Pelaksanaannya tergantung situasi dan kondisi kelas.

Show case ini dapat dilakukan dengan cara:

1) show case satu kelas, diikuti oleh kelas yang bersangkutan, terdiri

dari empat kelompok. Dipimpin oleh guru pembimbing dan beberapa

guru lain sebagai dewan juri. Tempat dikelas masing-masing.

2) show case antar kelas dalam satu sekolah, diikuti oleh beberapa kelas

yang masing-masing kelas terdiri dari empat kelompok. Dipimpin

oleh guru pembimbing dengan penasehat dan pelindung kepala

sekolah. Pihak sekolah dapat mengundang sekolah lain (guru dan

siswa), pejabat yang terkait dengan masalah yang dikaji, pejabat dari

Dinas Pendidikan dan orang tua siswa. Dalam pelaksanaan show

case antar kelas dibutuhkan tempat yang agak luas seperti aula yang

(41)

3) show case antar sekolah dalam lingkup wilayah, kota atau

kabupaten, propinsi dan nasional. Diikuti oleh sekolah-sekolah yang

berada dalam wilayah, kota, kabupaten. Pelaksanaan show case

tingkat ini sangat memerlukan persiapan yang matang. Tempat

pelaksanaan hendaknya dipilih sekolah yang mempunyai aula yang

besar atau pada kantor Dinas Pendidikan setempat. Apabila peserta

show case berjumlah banyak maka dapat dilakukan seleksi dua

tahap. Dipilih kelas terbaik untuk mewakili show case, kemudian

dipilih kembali untuk menentukan juara tingkat sekolah, dan

mewakili sekolah tingkat kecamatan.

f. Merefleksi pada Pengalaman Belajar

Dalam melakukan refleksi pengalaman belajar siswa, guru

melakukan upaya evaluasi untuk mengetahui seberapa jauh siswa telah

mempelajari berbagai hal yang berkenaan dengan topik yang dipelajari

sebagai upaya belajar kelas secara kooperatif. Penyajian portofolio kelas

kepada audien yang telah dilakukan, sangat bermanfaat dalam

pelaksanaan refleksi ini, sebab pertanyaan-pertanyaan dan reaksi-reaksi

dari audien memberikan umpan balik yang penting bagi kelas.

Hal ini dapat dilakukan dengan cara:

1) Guru menyusun atau membuat pertanyaan yang berkaitan dengan

topik.

2) Guru bertanya kepada siswa secara klasikal tentang topik yang

(42)

6. Bahan-bahan portofolio adalah sebagai berikut:

a. Penghargaan tertulis (sertifikat mengikuti lomba)

b. Penghargaan lisan yang diberikan oleh guru

c. Hasil kerja biasa dan hasil pelaksanaan tugas-tugas oleh pesrta didik

misalnya buku tugas, buku PR, clipping, foto, dsb.

d. Daftar ringkasan hasil pekerjaan berupa buku catatan

e. Catatan sebagai peserta kerja kelompok

f. Contoh terbaik hasil pekerjaan siswa menurut pendapat guru

g. Hasil rekapitulasi daftar kehadiran

h. Hasil ulangan harian atau semester

i. Catatan pribadi

j. Daftar kehadiran

k. Persentase tugas yang selesai dikerjakan

l. Audio visual

m. Video

n. Flesdisk dll.14

Dari bahan-bahan diatas siswa bisa membuat portofolio dengan baik

dan di masukkan kedalam portofolio dokumentasi sebagai karya siswa atau

peserta didik.

14

Sumarna Surapranata dan Muhammad Hatta. 2006. Penilaian Portofolio Implementasi kurikulum

(43)

7. Sumber belajar atau informasi dapat diperoleh dari:

a. Manusia (pakar, tokoh agama, tokoh masyarakat dll)

b. Kantor penerbit surat kabar, bahan tertulis

c. Bahan terekam

d. Bahan tersiar (TV, radio)15

Dari bahan diatas siswa bisa mengembangkan kreativitas dan

ketrampilannya dalam membaca, mendengar, mengkaji masalah,

membagi tugas, kerjasama dengan kelompok.

8. Kekurangan dan Kelebihan Metode Portofolio

Kekurangan dan kelebihan metode portofolio adalah sebagai

berikut:16

a. Kelemahan

1) Menggunakan waktu yang relatif lama.

2) Memerlukan ketekunan, kesabaran

3) Memerlukan biaya

b. Kelebihan

1) Mendorong adanya kolaborasi antara siswa dan antara siswa dan

guru.

2) Memungkinkan pendidik mengakses kemampuan peserta didik untuk

membuat, menyususn laporan dan menghasilkan berbagai tugas

akademik.

15

Arnie Fajar. 2004. Portofolio dalam Pembelajaran IPS. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hal 48 16

(44)

3) Meningkatkan dan mengembangkan wawasan siswa mengenai

masalah di masyarakat atau lingkungannya.

4) Menididik siswa memiliki kemampuan merefleksi pengalaman

belajarnya sehingga siswa termotivasi untuk belajar lebih baik.

5) Pengalaman belajar yang tersimpan dalam memorinya akan lebih

tahan lama karena telah melakukan serangkaian proses belajar dari

mengetahui, memahami diri sendiri, melakukan aktifitas dan belajar

bekerjasaman dengan kebersamaan hidup di masyarakat.

B. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi

Motivasi merupakan salah satu aspek psikis yang memiliki pengaruh

terhadap pembelajaran. Dalam psikologi istilah motiv sering dibedakan

dengan istilah motivasi. Untuk lebih jelasnya apa yang dimaksud dengan

motif dan motivasi, berikut ini penulis akan memberikan pengertian dari

kedua istilah tersebut. Kata “motif” diartikan sebagai daya upaya yang

mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat diartikan

sebagai daya penggerak dari dalam dan didalam subyek untuk melakukan

aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.17

Dengan demikian motif adalah dorongan atau kekuatan dalam diri

seseorang yang dapat menggerakkan dirinya untuk melakukan sesuatu.

Adapun pengertian motivasi Menurut Mc. Donald,

17

(45)

Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai

dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap

adanya tujuan. Pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ini mengandung

tiga elemen penting.18

a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri

setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa

beberapa perubahan energi di dalam sistem yang ada pada organisme

manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia (walaupun

motivasi itu muncul dari dalam diri manusia), penampakannya akan

menyangkut kegiatan fisik manusia.

b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa atau feeling, afeksi seseorang.

Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan,

afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.

c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal

ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi

memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena

terangsang atau terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah

tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan.

Dalam kegiatan belajar mengajar apabila seorang siswa,

misalnya tidak berbuat sesuatu yang seharusnya dikerjakan, maka perlu

diselidiki sebab-sebabnya.

18

(46)

Menurut Winkel (1989;94) mengibaratkan motivasi dengan

kekuatan mesin kendaraan. Mesin yang berkekuatan tinggi menjamin

lajunya kendaraan biar jalan itu mendaki dan kendaraan membawa

muatan yang berat. Namun motivasi belajar tidak hanya memberikan

kekuatan pada daya-daya belajar, tetapi juga memberi arah yang jelas.19

Motivasi menurut sumadi suryabrata adalah keadaan yang

terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan

aktivitas tertentu guna pencapaian tujuan.20

Sedangkan menurut rumusan direktorat Jendral Pembinaan

Kelembagaan Agama; bahwa "motivasi" adalah usaha yang didasari oleh

pihak guru, untuk menimbulkan motiv-motiv pada murid, yang

menunjang kegiatan kearah tujuan belajar.21

Dari pemaparan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi

adalah dorongan dari dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu yang

diharapkan dan diinginkan untuk memenuhi kebutuhan. Dan guru

disamping sebagai fasilitator juga sebagai motivator untuk mendorong

siswa dan merangsang minat belajar siswa menuju kearah yang lebih

baik lagi.

Jadi memberi motivasi kepada siswa itu sangat penting, karena

kalau seorang anak tidak diberi motivasi maka anak tersebut akan malas,

dan prestasi belajarnya pun akan menurun meskipun siswa tersebut itu

19

Martins Yamin. 2006. Strategi Pembelajaran Bebasis Kompetensi. Jakarta: Gaung Persada Press. Hal 83

20

Djalali. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Hal 101 21

(47)

pintar akan tetapi terlihat bodoh apabila siswa tersebut tidak termotivasi.

Dan anak itu perlu dorongan dari dalam dan dari luar untuk

menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan atau

kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga bisa memperoleh apa

yang mereka ingingkan.

2. Fungsi Motivasi Dalam Belajar

Serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing pihak itu

sebenarnya dilatar belakangi oleh sesuatu atau yang secara umum

dinamakan motivasi. Motivasi inilah yang mendorong mereka untuk

melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan.

Begitu juga belajar sangat diperlukan adanya motivasi. Hasil belajar

akan menjadi optimal kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang

diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu.

Sehubungan dengan hal tersebut ada tiga fungsi motivasi:

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor

yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor

penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

b. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.

Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang

harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa

(48)

menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan

tersebut. Seseorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan

dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan

menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau baca komik, sebab

tidak serasi dengan tujuan.22

Seperti yang dikatakan Winkel mengibaratkan motivasi dengan

kekuatan mesin kendaraan. Mesin yang berkekuatan tinggi menjamin

lajunya kendaraan biar jalan itu mendaki da kendaraan membawa muatan

yang berat. Namun motivasi belajar tidak hanya memberikan kekuatan pada

daya-daya belajar, tetapi juga memberi arah yang jelas. Kendaraan dengan

mesin yang kuat akan mampu mengatasi rintangan yang ditemukan akan

tetapi belum pasti kendaraan tersebut itu sampai pada tujuan. Keputusan ada

pada sopir. Begitu juga motivasi belajar siswa berperan aktif dalam belajar

guru hanya memotivasi siswa agar semangat belajar melalui metode yang

digunakan oleh guru, akan tetapi siswa tersebut yang menentukan tujuan

kemana dia akan melangkah.

3. Jenis-jenis Motivasi

Berdasarkan pengertian diatas tentang motivasi yang telah dibahas

diatas maka pada pokoknya motivasi dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu:

a. Motivasi intrinsik, adalah motivasi yang tercakup didalam situasi

belajar dan menemui kebutuhan dan tujuan-tujuan murid. Motivasi ini

22

(49)

sering disebut motivasi murni. Motivasi yang sebenarnya timbul dalam

diri siswa sendiri, misalnya keinginan untuk mendapatkan keterampilan

tertentu, memperoleh informasi dan pengertian, mengembangkan sifat

untuk berhasil dan sebagainya.

b. Motivasi ekstrinsik, adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor

dari luar situasi belajar, seperti angka kredit, ijazah, tingkatan hadiah.

Motivasi ekstrinsik ini tetap diperlukan di sekolah, sebab pengajaran

disekolah tidak semuanya menarik minat siswa atau sesuai dengan

kebutuhan siswa. Lagi pula sering kali para siswa belum memahami

untuk apa ia belajar hal-hal yang diberikan oleh sekolah. Karena itu

motivasi terhadap pelajaran itu perlu dibangkitkan oleh guru sehingga

para siswa mau dan ingin belajar. Usaha yang dapat dikerjakan oleh

guru memang banyak, dan karena itu didalam memotivasi siswa kita

tidak akan menentukan suatu formula tertentu yang dapat digunakan

setiap saat oleh guru.23

Berangkat dari uraian diatas bahwa motivasi intrinsik dan ekstrinsik

saling berhubungan, ntuk merangsang timbulnya motivasi pada siswa

dengan menggunakan metode yang bervariasi agar siswa dapat belajar

dengan baik.

Dalam proses belajar mengajar guru melakukan tindakan mendidik

seperti mengasah pikirannya, siswa bebas mengemukakan pendapatnya,

menegur, menasehati. Tindakan guru tersebut berarti menguatkan motivasi

23

(50)

intrinsik, tindakan guru tersebut juga berarti mendorong siswa untuk lebih

giat lagi belajar, sedangkan suatu penguatan motivasi ekstrinsi, siswa

tertarik belajar karena ingin memperoleh hadiah atau menghindrai hukuman.

4. Cara Menggerakkan Motivasi Siswa

Guru dapat menggunakan berbagai cara untuk menggerakkan atau

membangkitkan motivasi belajar siswanya, ialah sebagai berikut:

a. Memberi angka

Umunya setiap siswa ingin mengetahui hasil pekerjaannya,

yakni berupa angka yang diberikan oleh guru. Murid yang mendapat

angka baik, akan mendorong motivasi belajarnya menjadi lebih besar,

sebaliknya murid mendapat angka kurang, mungkin menimbulkan

frustasi atau mendapat juga pendorong agar belajar lebih baik.

b. Memberi pujian

Pemberian pujian kepada murid atas hal-hal yang telah

dilakukan dengan berhasil besar manfaatnya sebagai pendorong belajar.

Pujian menimbulkan rasa puas dan senang.

c. Memberi hadiah

Cara ini dapat juga dilakukan oleh guru dalam batas-batas

tertentu, misalnya pemberian hadiah pada akhir tahun kepada para

(51)

d. Kerja kelompok

Dalam kerja kelompok dimana melakukan kerja sama dalam

belajar, setiap anggota kelompok turutnya, kadang-kadang perasaan

untuk mempertahankan nama baik kelompok menjadi pendorong yang

kuat dalam perbuatan belajar dan lain-lain.24

Disamping cara menggerakkan motivasi yang telah diuraikan diatas,

sudah barang tentu masih banyak cara lain untuk membangkitkan motivasi

pada siswa. Hanya yang terpenting bagi guru adanya bermacam-macam

motivasi itu dapat dikembangkan dan diarahkan untuk dapat melahirkan

hasil yang baik.

5. Teori Motivasi

Beberapa teori tentang motivasi oleh para ahli sebagai berikut:

a. Teori Hedonisme

Hedone adalah bahasa yunani yang berarti kesukaan,

kesenangan, atau kenikmatan. Hedonisme adalah suatu aliran didalam

filsafat yang memandang bahwa tujuan hidup yang utama manusia

adalah mencari kesenangan yang bersifat duniawi. Oleh karena itu,

setiap menghadapi persoalan yang perlu pemecahan, manusia cenderung

memilih alternatif yang dapat mendatangkan kesenangan.

Implikasi dari teori ini adalah adanya anggapan bahwa semua

orang akan cenderung menghindari hal-hal yang sulit dan menyusahkan

24

(52)

atau yang mengandung resiko. Contohnya siswa disuatu kelas merasa

gembira dan bertepuk tangan mendengar pengumuman dari kepala

sekolah bahwa guru matematika mereka tidak masuk karena sakit. Dari

contoh diatas bahwa motivasi itu sangat diperlukan dan harus diberi

motivasi secara tepat sehingga tidak malas sekolah.

b. Teori Naluri

Pada dasarnya manusia memiliki tiga dorongan nafsu pokok

yang dalam hal ini disebut juga naluri yaitu:

1) Naluri mempertahankan diri

2) Naluri mengembangkan diri

3) Naluri mempertahankan jenis

Dengan dimilikinya ketiga naluri pokok itu, maka

kebiasaan-kebiasaan ataupun tindakan-tindakan dan tingkah laku manusia yang

diperbuatnya sehari-hari mendapat dorongan atau digerakkan oleh

ketiga naluri tersebut. Oleh karena itu, menurut teori ini, untuk

memotivasi seseorang harus berdasarkan naluri mana yang akan dituju

dan dikembangkan.

Misalkan seorang pelajar terdorong untuk berkelahi karena sering

merasa dihina dan diejek teman-temannya karena ia dianggap bodoh

dikelasnya. Agar pelajar tersebut tidak menjadi anak yang nakal yang

suka berkelahi, perlu diberi motivasi, misalnya dengan menyediakan

situasi yang dapat mendorong anak itu menjadi rajin belajar sehingga

(53)

c. Teori reaksi yang dipelajari

Teori ini berpandangan bahwa tindakan atau prilaku manusia

tidak berdasarkan naluri, tetapi berdasarkan pola tingkah laku yang

dipelajari dari kebudayaan ditempat orang itu hidup. Orang belajar

paling banyak dilingkungan kebudayaan ditempat ia hidup dan

dibesarkan. Oleh karena itu, teori ini disebut juga teori lingkungan

kebudayaan. Menurut teori ini, apabila seorang pemimpin ataupun

seorang pendidik akan memotivasi anak buahnya atau anak didiknya,

pemimpin ataupun pendidik hendaknya mengetahui benar-benar latar

belakang kehidupan dan kebudayaan orang-orang yang dipimpinnya.

d. Teori Daya Pendorong

Teori ini merupakan perpaduan antara "teori naluri" dengan

“teori reaksi yang dipelajari”. Daya pendorong adalah semacam naluri,

tetapi hanya suatu dorongan kekuatan yang luas terhadap suatu arah

yang umum. Misalnya, suatu daya pendorong pada jenis kelamin yang

lain. Semua orang dalam semua kebudayaan mempunyai daya

pendorong pada jenis kelamin lain. Namun, cara-cara yang digunakan

dalam mengejar kepuasan terhadap daya pendorong tersebut berlainan

bagi tiap individu menurut latar belakang kebudayaan masing-masing.

Oleh karena itu menurut teori ini, bila sesorang pemimpin ataupun

pendidik ingin memotivasi anak buahnya, ia harus mendasarkannya atas

daya pendorong, yaitu atas naluri dan juga reaksi yang dipelajari dari

(54)

e. Teori Kebutuhan

Teori motivasi yang sekarang banyak dianut orang adalah teori

kebutuhan. Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh

manusia pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya,

menurut teori ini apabila seorang pendidik bermaksud memberikan

motivasi kepada seseorang, ia harus berusaha mengetahui kebutuhan

orang yang akan termotivasi.25

Dari beberapa teori motivasi yang telah diuraikan diatas, dapat

diketahui jika dihubungkan dengan manusia sebagai pribadi dalam

kehidupan sehari-hari, teori-teori motivasi yang telah dikemukakan

ternyata memiliki hubungan erat yang berarti saling melengkapi satu

sama lain. Oleh karena itu, didalam penerapannya tidak boleh terpaku

dalam satu teori saja. Kita dapat mengambil manfaat dari beberapa teori

sesuai dengan situasi dan kondisi seseorang pada saat kita melakukan

tindakan motivasi.

6. Indikator Motivasi Belajar

Adapun indikator motivasi belajar menurut Hamzah dapat

diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil

b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan

25

(55)

d. Adanya penghargaan dalam belajar

e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan

seseorang siswa dapat belajar dengan baik.26

Menurut sardiman motivasi yang ada pada diri setiap orang itu

memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu

yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).

b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak pernah putus asa). Tidak memerlukan

dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas

terhadap prestasi yang telah dicapainya).

c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk orang

dewasa (misalnya masalah pembangunan agama, politik, ekonomi,

keadilan, pembwerantasan korupsi, penentangan terhadap setiap

tibndakan kriminal, amoral, dan sebagainya ).

d. Lebih senang bekerja mandiri.

e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin

f. Dapat mempertahankan pendapatnya.

g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.

h. Senang mencari dan memecahkan masalah sosial.

Apabila seseorang memiliki ciri-ciri diatas, berarti orang itu selalu

memiliki motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri motivasi seperti itu akan

26

(56)

sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan

belajar-mengajar akan berhasil baik, kalau siswa tekun mengerjakan tugas, ulet

dalam memecahkan masalah dan hambatan secara mandiri.27

Dari indikator motivasi diatas siswa yang termotivasi untuk belajar itu

mempunyai keinginan dan hasrat untuk berhasil dalam belajar, adanya

dorongan, adanya kegiatan yang membuat siswa tertarik, maka siswa

tersebut mewujudkannya dengan rajin belajar dengan giat, siswa yang pintar

apabila tidak ada yang mendorong atau memotivasi maka siswa yang pintar

tersebut nilainya akan jelek karena meskipun pintar tapi kalau malas masuk

maka tidak bagus.

7. Pentingnya Motivasi dalam Belajar

Motivasi belajar tidak hanya penting bagi siswa tetapi juga guru.28

a. Pentingnya motivasi belajar bagi siswa sebagai berikut:

1) Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil

akhir. Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, bila

dibandingkan dengan teman sebaya.

2) Mengarahkan kegiatan belajar

3) Membesarkan semangat belajar

4) Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar.

b. Pentingnya motivasi belajar bagi guru sebagai berikut:

27

Sardiman A. M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hal 83

Gambar

Gambar 2.1. Portofolio tanyangan bentuk bujur sangkar
Tabel 3.1 Batas Minimal Motivasi Siswa
Tabel 3.2. Rincian PTK
Tabel 4.1. Pengambilan Suara Untuk Menentukan Permasalahan Kelas Pada Siklus I
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan dan tindakan sesorang dalam melakukan sesuatu hal. Adanya pengalaman melahirkan dan menjalani masa nifas maka ibu akan mempunyai perilaku

The writer used comparative experimental research. Research methodology plays an important role in the research. The writer used an experimental research, as we

[r]

Kalau disini juga ada dulu SMA jadi kan artinya ga pengen jadi guru, lha terus dari pada nganggur ada lowongan guru kosong disini lalu diambil lalu dia kan harus

Thermophysical properties of

Penulisan melihat dengan munculnya banyak software pendukung pembuatan gambar dan animasi, program exe dalam bentuk multimedia bisa dikreatifitaskan lebih interaktif lagi. Salah

Dari uji coba angket akan diperoleh sebuah angket yang memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai pengumpul data dalam penelitian ini.Uji coba instrumen tersebut

Consumer Response to Price: An attitudinal, Information Processing Perspective in Moving Ahead with Attitude Research.. England: Open