TUGAS RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN “Materi Kelas X BAB Virus”
Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Pengelolaan Program Pengajaran Biologi yang Dibina Oleh Dr. Lud Waluyo, M.Kes
Disusun Oleh: Aulia Ofi Nilasari
201410070311034 Biologi VI E
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : SMA 1 Malang Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : X/1 Materi Pokok : Virus
Alokasi Waktu : 4 X 45 menit ( 2 X 2 jp)
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. B. Kompetensi Dasar dan Indikator
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang keanekaragaman hayati, ekosistem dan lingkungan hidup.
1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati bioproses.
1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya.
proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium.
2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar.
3.3 Menerapkan pemahaman tentang virus berkaitan tentang ciri, replikasi, dan peran virus dalam aspek kesehatan masyarakat.
3.3.1 Mengidentifikasi ciri ciri dan karakter virus.
3.3.2 Menjelaskan struktur tubuh atau bagian-bagian tubuh virus dengan menggunakan charta virus.
3.3.3 Menjelaskan replikasi/ reproduksi virus pada organisme hidup. 3.3.4 Menjelaskan penyakit yang disebabkan oleh virus.
3.3.5 Menjelaskan peran virus dalam aspek kesehatan masyarakat.
4.3 Menyajikan data tentang ciri, replikasi, dan peran virus dalam aspek kesehatan dalam bentuk model/charta.
4.3.1 Menyajikan data tentang ciri-ciri virus. 4.3.2 Menyajikan data tentang replikasi virus.
4.3.3 Mengidentifikasi gambar tentang jenis virus yang dapat menyebabkan penyakit pada tumbuhan , hewan dan manusia.
4.3.4 Menyajikan data sebagai partisipasi remaja dalam menanggulangi virus HIV dan lainnya dalam bentuk poster.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menunjukkan kekagumannya terhadap salah satu ciptaan Tuhan, yaitu virus yang ternyata sebagian dari jenisnya telah diketahui berperan penting dalam kehidupan manusia.
2. Siswa dapat menunjukkan kepekaan dan kepedulian sosial terhadap penanggulangan penyakit-penyakit tertentu yang disebabkan oleh virus.
3. Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri virus berdasarkan kajian pustaka atau teori. 4. Siswa dapat menjelaskan struktur tubuh virus.
5. Siswa dapat membandingkan siklus litik dengan siklus lisogenik pada reproduksi virus.
6. Siswa dapat menjelaskan peranan virus dalam kehidupan berdasarkan pengalamannya dan kajian teori.
7. Siswa dapat menjelaskan peranan virus dalam rekayasa genetika melalui diskusi kelas.
D. Materi Pembelajaran
Materi Pokok : Virus Sub-sub Materi :
Penelitian mengenai virus dimulai dengan penelitian mengenai penyakit mosaik yang menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan membuat daun tanaman tersebut memiliki bercak-bercak. Pada tahun 1883, Adolf Mayer, seorang ilmuwan Jerman, menemukan bahwa penyakit tersebut dapat menular ketika tanaman yang ia teliti menjadi sakit setelah disemprot dengan getah tanaman yang sakit. Karena tidak berhasil menemukan mikroba di getah tanaman tersebut, Mayer menyimpulkan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri yang lebih kecil dari biasanya dan tidak dapat dilihat dengan mikroskop.
Pada tahun 1892, Dimitri Ivanowsky dari Rusia menemukan bahwa getah daun tembakau yang sudah disaring dengan penyaring bakteri masih dapat menimbulkan penyakit mosaik. Ivanowsky lalu menyimpulkan dua kemungkinan, yaitu bahwa bakteri penyebab penyakit tersebut berbentuk sangat kecil sehingga masih dapat melewati saringan, atau bakteri tersebut mengeluarkan toksin yang dapat menembus saringan.
Pada tahun 1897 setelah Martinus Beijerinck dari Belanda menemukan bahwa agen infeksi di dalam getah yang sudah disaring tersebut dapat bereproduksi karena kemampuannya menimbulkan penyakit tidak berkurang setelah beberapa kali ditransfer antar tanaman. Patogen mosaik tembakau disimpulkan sebagai bukan bakteri, ia menyebutnya sebagai virus lolos saring (filterable virus).
Pendapat Beijerinck baru terbukti pada tahun 1935, setelah Wendell Stanley dari Amerika Serikat berhasil mengkristalkan partikel penyebab penyakit mosaik yang kini dikenal sebagai virus mosaik tembakau.Virus ini juga merupakan virus yang pertama kali divisualisasikan dengan mikroskop elektron pada tahun 1939 oleh ilmuwan Jerman G.A. Kausche, E. Pfankuch, dan H. Ruska.
2. Ciri-ciri Virus
Virus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
– Virus bersifat aseluler (tidak mempunyai sel)
– Virus berukuran amat kecil , jauh lebih kecil dari bakteri, yakni berkisar antara 20 mµ - 300mµ (1 mikron = 1000 milimikron). untuk mengamatinya diperlukan mikroskop elektron yang pembesarannya dapat mencapai 50.000 X.
– Virus hanya memiliki salah satu macam asam nukleat (RNA atau DNA)
kebanyakan berbentuk seperti kecebong dengan "kepala" oval dan "ekor" silindris.
– Tubuh virus terdiri atas: kepala , kulit (selubung atau kapsid), isi tubuh, dan serabut ekor.
– Virus memiliki lapisan protein yang disebut kapsid
– Virus hanya dapat berkembang biak di sel hidup lainnya. Seperti sel hidup pada bakteri, hewan, tumbuhan, dan sel hidup pada manusia.
– Virus tidak dapat diendapkan dengan sentrifugasi biasa, tetapi dapat dikristalkan.
3. Bentuk Virus
Bentuk tubuh virus bervariasi, antara lain bentuk batang, bulat, oval (peluru), filamen (benang), persegi banyak (polihedral) dan seperti huruf T. virus yang berbentuk batang, misalnya TMV (tobacca mosaic virus). Virus berbentuk bulat, misalnya HIV (human immunodeficiency virus) penyebab penyakit AIDS dan Orthomyxovirus penyebab influenza. Virus berbentuk huruf T, misalnya bakteriofag (sering disebut “fag”) yang menyerang bakteri Escherichia coli. Virus yang berbentuk polihedral, misalnya Adenovirus penyebab penyakit saluran pernafasan dan Papovavirus penyebab penyakit kutil. Virus berbentuk batang dengan ujung oval seperti peluru misalnya Rhabdovirus yang menyebabkan penyakit rabies. Virus berbentuk filamen, misalnya virus Ebola.
4. Struktur Tubuh Virus
Struktur tubuh virus berbeda dengan sel organisme hidup lainnya. Tubuh virus bukan merupakan suatu sel (disebut aseluler) karena tidak memiliki dinding sel, membran sel, sitoplasma, inti sel, dan oraganel sel lainnya. Selain ukukran tubuhnya sangat kecil, virus memiliki sifat benda mati karena terdiri atas partikel yang dapat dikristalkan. Partikel virus lengkap disebut virion.
Virus bakteriofag yang berbentuk huruf T (misalnya, fag T4) memiliki bagian-bagian tubuh, yaitu kepala, leher, dan ekor. Pada bagian-bagian ekor terdapat lempengan dasar dan serabut ekor yang berfungsi sebagai alat menempel dan tempat penginjeksian DNA ke dalam sel inang. Kepala fag berbentuk polihedral (segi banyak). Pada bagian kepala hingga ekor terdapat kapsid dan selubung ekor (bagian terluar) serta asam nukleat (bagian dalam).
a. Kapsid dan selubung ekor
Selubung protein (kaspid) adalah pembungkus asam nukleat. Kapsid tersusun dari subunit protein yang disebut kapsomer.. Kapsid dapat berbentuk batang yang merupakan susunan heliks (ulir) dari kapsomer, berbentuk polihendral (segi banyak), atau bentuk yang kompleks. Virus kompleks memiliki bagian yang disebut kepala dan ekor. Kepala virus kompleks memiliki bentuk polihendral, sedangkan bagian ekor terdiri dari tiga struktur yaitu selubung ekor, lempengan dasar, dan serabut ekor. Lempengan dasar dan serabut ekor berfungsi untuk melekat pada sel yang diinfeksi. Contoh virus kompleks adalah virus penyerang bakteri yang berbentuk T (bakteriofage).
b. Asam Nukleat
Asam nukleat adalah molekul pembawa informasi genetika. Virus hanya memiliki satu jenis asam nukleat, yaitu DNA saja atau RNA saja. Materi genetik tersebut dapat berbentuk rantai tunggal atau rantai ganda. Rantainya dapat berbentuk melingkar atau linier.
Virus hanya mengandung satu jenis asam nukleat; DNA atau RNA. Virus yang mengandung DNA, antara lain Parvovirus, Papovavirus, Adenovirus dan Herpesvirus. Sementara virus yang mengandung RNA, antara lain Picornavirus, Togavirus, Rhabdovirus, Calicivirus (RNA positif), Coronavirus, Paramyxovirus, Rhabdovirus, Filovirus, Orthomyxovirus, Bunyavirus, Arenairus, Reovirus, dan Retrovirus.
digunakan sebagai dasar dalam mengklasifikasikan virus. Virus terkecil memiliki genom yang terdiri atas empat gen, sedangkan terbesar memiliki genom yang mengandung ratusan gen. selain asam nukleat, beberepa virus mempunyai sejumlah kecil enzim di dalam virionnya. Misalnya, Poxvirus memiliki 15 jenis enzim yang berfungsi pada siklus reflikasi virus di dala sel inang.
5. Cara hidup
Virus hanya dapat hidup dalam sel hidup organisme tertentu yang cocok sehingga virus sering disebut sebagai parasit intraseluler obligat bila sel hidup yang ditumpanginya itu mati, maka virus pun akan mati. Sel hidup yang menjadi tempat tinggalnya disebut dengan sel inang. Sel inang dapat berupa organisme monoseluler maupun multiseluler; mulai dari bakteri, protozoa, jamur, tumbuhan, hewan hingga manusia.
Virus yang terisolasi dari sel inang tidak akan mampu hidup lama dan bereproduksi. Hal ini disebabkan karena virus tidak memiliki enzim untuk melakukan metabolisme sendiri dan tidak memiliki ribosom untuk menyintesis protein. Virus yang terisolasi hanya merupakan paket-paket yang berisi genom yang berpindah dari satu sel inang ke sel inang lainnya yang cocok.
Virus mengidentifikasi sel inang dengan menggunakan kesesuaian (lock dan key). Jenis sel inang yang dapat ditumpangi virus disebut kisaran inang, virus memiliki kisaran inang yang cukup luas, misalnya virus flu burung yang dapat menginfeksi golongan Aves, babi dan manusia. Virus rabies dapat menginfeksi sejumlah species mamalia. Namun demikian, beberapa virus memiliki kisaran inang yang sempit, misalnya bakteriofag yang hanya mampu menginfeksi bakteri Escherichia coli.
Virus yang menyerang sel eukariota (sel yang memiliki membran inti) biasanya hanya menyerang jaringan tertentu. Contohnya, virus HIV hanya menyerang sel darah putih tertentu yang disebut limfosit T CD4. Virus influeza hanya menyerang sel-sel pada permukaan saluran pernafasan, sedangkan jaringan lain tidak diserang.
penyebab penyakit ensefalitis (peradangan otak) juga ditularkan oleh nyamuk. Beberapa virus yang menyebabkan penyakit pada tanaman biasanya menular melalui vektor serangga.
6. Reproduksi
Cara reproduksi virus terdiri dari lima tahap, yaitu tahap adsorpsi , penetrasi, sintesis, pematangan, dan lisis.
– Tahap adsorpsi. Tahap adsorpsi adalah saat partikel virus (virion) melekat pada sel yang diserangnya. Tempat pelekatan virus pada sel inang terjadi pada reseptor (protein khusus pada membran plasma sel inang yang mengenali virus).
– Tahap penetrasi. Tahap penetrasi adalah tahap virus atau materi genetik virus saja masuk ke dalam sitoplasma sel inang.
– Tahap sintesis. Tahap sintesis adalah tahap terjadinya perbanyakan partikel virus di dalam sel yang diinfeksi. Sel inang akan dikendalikan oleh materi genetik dari virus sehingga sel dapat membuat komponen virus, yaitu asam nukleat dan protein untuk kapsid.
– Tahap pematangan. Tahap pematangan adalah tahap penyusunan asam nukleat dan protein virus menjadi partikel virus yang utuh.
– Tahap lisis. Tahap lisis adalah tahap partikel virus keluar dari sel inang dengan memecahkan sel tersebut.
(Sumber: Artikelsiana, 2015)
a. Siklus litik
Siklus litik terjadi bila pertahanan sel inang lebih lemah dibandingkan daya infeksi virus sehingga tahap adsorpsi, penetrasi, sintesis, pematangan, dan lisis dapat berlangsung secara cepat. Virus yang mampu bereproduksi dengan siklus litik disebut virus virulen. Pada siklus litik sel inang akan pecah dan mati serta terbentuk virion- virion baru.
Siklus lisogenik terjadi bila sel inang memiliki pertahanan yang lebih baik dibandingkan daya infeksi virus sehingga sel inang tidak segera pecah, bahkan dapat bereproduksi secara normal (membelah diri). Pada siklus lisogenik, terjadi replikasi genom virus, tetapi tidak menghancurkan sel inang. DNA fag berinteraksi kedalam kromosom sel inang membentuk profag. Bila sel inang yang mengandung profag membelah diri untuk bereproduksi, maka profag dapat diwariskan kepada kedua sel anaknya.
Profag di dalam sel anak inang dapat menjadi aktif dan keluar dari kromosom sel inang untuk memasuki tahap-tahap dalam siklus litik. Virus yang dapat bereproduksi dengan siklus lisogenik dan litik disebut virus temperat, misalnya fag λ. Fag λ mirip dengan fag T4, tetapi ekornya hanya memiliki satu serabut ekor yang lebih pendek.
Pada siklus lisogenik terjadi peristiwa berikut.
– Tidak membentuk virion baru.
– Sel inang mengandung profag (gabungan DNA virus dengan kromosom sel inang).
– Sel inang tidak rusak atau tidak mati, bahkan dapat membelah diri.
(Sumber: Halimachsan, 2014) 7. Klasifikasi
Pengelompokan virus biasanya dilakukan untuk suatu kepentingan tertentu. Sejumlah informasi mengenai sifat-sifat virus dapat digunakan sebagi dasar klasifikasi, namun tidak semua virus memiliki informasi yang cukup untuk setiap kategori. Dasar yang digunakan untuk klasifikasi virus, antara lain sebagai berikut.
1. Jenis asam nukleat.
2. Ukuran, morfologi, jenis simetri, jumlah kapsomer, dan ada atau tidaknya membran.
6. Jenis sel inang (kesesuaian reseptor). 7. Cara penularan secara alamiah.
8. Simtomatologi (penyakit yang ditimbulkan)
Menurut sistem ICTV (International Committee on Taxonomy of Viruses), terdapat tiga tingkatan takson dalam klasifikasi virus, yaitu famili, genus, dan species. Pemberian nama pada famili menggunakan akhiran –viridae, nama genus dengan akhiran –virus, dan nama spesies menggunakan bahasa inggris dan diakhiri dengan – virus. Nama genus dan spesies dicetak miring.
Contoh klasifikasi virus. 1. Famili : Poxviridae
Genus : Orthopoxvirus
Spesies : Variola virus (penyebab cacar) 2. Famili : Picornaviridae
Genus : Enterovirus
Spesies : Poliovirus (penyebab polio)
Klasifikasi Virus Berdasarkan Asam Nukleatnya Virus DNA
Contoh: Poxvirus, Hepesviruses, Adenoviruses, Papovaviruses, Parvoviruses.
Virus RNA
Contoh: Orthomyxoviruses, Paramyxoviruses, Rhabdoviruses, Picornaviruses, Togaviruses, Reoviruses, Retroviruses.
Klasifikasi Virus Berdasarkan Bentuk Dasarnya Virus bentuk Ikosahedral, bentuk tata ruang yang dibatasi oleh 20 segitiga sama sisi, dengan sumbu rotasi ganda.
Contoh : virus polio dan adenovirus.
Virus bentuk Heliks, menyerupai batang panjang, nukleokapsid merupakan suatu struktur yang tidak kaku dalam selaput pembungkus lipoprotein yang berumbai dan berbentuk heliks, memiliki satu sumbu rotasi. Pada bagian atas terlihat RNA virus dengan kapsomer.
Contoh : virus influenza dan TMV.
Contoh : virus pox (virus cacar) yang mempunyai selubung yang menyelubungi asam nukelat.
Klasifikasi Virus Berdasarkan ada-tidaknya selubung yang melapisi nukleokapsid Virus berselubung, mempunyai selubung yang tersusun atas lipoprotein atau glikoprotein.
Contoh : Poxvirus, Herpesviruses, Orthomyxoviruses, Paramyxoviruses, Rhabdoviruses, Togaviruses, Retroviruses.
Virus telanjang, Nukleokapsid tidak diselubungi oleh lapisan yang lain hanya memiliki kapsid (protein) dan asam nukleat (naked virus).
Contoh: Adenoviruses, Papovaviruses, Parvoviruses, Picornaviruses, Reoviruses.
Klasifikasi Virus Berdasarkan jumlah kapsomernya Virus dengan 252 kapsomer. Contohnya adenovirus
Virus dengan 162 kapsomer. Contohnya herpesvirus
Virus dengan 72 kapsomer. Contohnya papovavirus
Virus dengan 60 kapsomer. Contohnya picornavirus
Virus dengan 32 kapsomer. Contohnya parvovirus
Klasifikasi Virus Berdasarkan sel Inangnya Virus yang menyerang manusia. Contohnya HIV
Virus yang menyerang hewan. Contohnya rabies
Virus yang menyerang tumbuhan. Contohnya TMV
Virus yang menyerang bakteri. Contohnya T
Klasifikasi Virus Berdasarkan Tempat Hidupnya Virus bakteri (bakteriofage), Virus bakteriofage mula-mula ditemukan oleh ilmuwan Prancis, D’Herelle. Bentuk luar terdiri atas kepala yang berbentuk heksagonal, leher, dan ekor. Bagian dalam kepala mengandung dua pilinan DNA. Bagian leher berfungsi menghubungkan bagian kepala dan ekor. Bagian ekor berfungsi untuk memasukkan DNA virus ke dalam sel inangnya.
Virus tumbuhan. Virus yang parasit pada sel tumbuhan.
Virus hewan, Virus yang parasit pada sel hewan.
Contoh : virus Poliomylitis, virus Vaccina, dan virus Influenza. 8. Peranan
Peranan Virus yang Menguntungkan
Sebagian besar virus merugikan karena cara hidupnya bersifat parasit intraseluler obligat pada sel hidup. Namun demikian, beberapa jenis virus dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Berikut ini beberapa manfaat virus bagi manusia.
Dalam teknologi rekayasa genetika (manipulasi informasi genetik), misalnya untuk terapi gen. terapi gen merupakan upaya perbaikan informasi genetik dengan memperbaiki susunan basa nitrogen pada untaian DNA di dalam gen. salah satu keberhasilan teknik ini adalah memperbaiki kelainan genetik ADD (adenosine deaminase deficiecy) yang meyebabkan seseorang tidak memliki daya tahan tubuh karana tidak terdapatnya enzim AD (adenosine deaminase). Dalam teknik terapi gen, Retrovirus digunakan sebagai vektor untuk memasukan gen pengkode enzim AD ke dalam sel limfosit T yang abnormal.
Pembuatan vaksin protein. Selubung virus dapat digunakan sebagai protein khusus yang akan memacu terbentuknya respons kekebalan tubuh melawan suatu penyakit.
Untuk pengobatan secara biologis, yaitu dengan melemahkan atau membunuh bakteri, jamur atau protozoa yang bersifat patogen. Bakteriofag, misalnya dapat digunakan untuk membunuh bakteri patogen.
Pemberantasan serangga hama. Beberapa virus hidup parasit pada serangga. Virus tersebut dibiakan dan digunakan untuk menyemprot serangga atau tanaman, misalnya Baculovirus. Sejak tahun 1950, Baculovirus digunakan sebagai bioinsektisida yang tidak mencemari lingkungan.
Untuk membuat perangkat elektronik. Tim ilmuwan dari John Innes Center (pusat riset mikrobiologi di Inggris) berhasil menginokulasi partikel virus, kemdian mencampurnya dengan senyawa besi (Fe) untu membuat kapasitor (alat penyimpan energi listrik).
Peranan Virus yang Merugikan
Beberapa penyakit pada manusia yang disebabkan oleh virus antara lain gondongan, herpes, cacar, cacar airvarisela-zoster, hepatitis, influenza, parainfluenza, campak (morbili), AIDS, poliomielitis, tumor, kanker, karsinoma, kutil, demam berdarah, chikungunya, ebola, flu burung, dan SARS.
2. Penyakit pada hewan yang disebabkan oleh Virus:
Beberapa penyakit pada manusia yang disebabkan oleh virus antara lain: rabies, penyakit mulut dan kaki, tetelo, dan tumor.
3. Penyakit pada tumbuhan yang disebabkan oleh Virus:
Beberapa penyakit pada manusia yang disebabkan oleh virus antara lain: tungro, mosaik, TYLCV (Tomato Yellow Leaf Curl Virus), dan degenerasi floem.
9. Pencegahan dan pengobatan infeksi virus
Usaha pencegahan terhadap infeksi virus dapat dilakukan dengan cara pemberian vaksin, sedangkan pengobatnya dengan cara pemberian interferon dan kemoterapi antivirus.
10. Pembiakan virus
Virus dikembangbiakkan untuk berbagai tujuan dalam penelitian dan percobaan, antara lain sebagai berikut:
a. Mempelajari perilaku dan cara virus menginfeksi tubuh inang (etologi). b. Mengetahui masa inkubasi dan siklus reproduksinya.
c. Mengetahui kemungkinan penyebarannya. d. Untuk pembuat vaksin.
Virus perlu diisolasi dari sel inang sebelum dikembangkanbiakkan. Virus hanya dapat dikembangkanbiakkan di dalam sel hidup, misalnya di dalam telur yang fertil atau biakan sel suatu organisme secara in vitro (di luar tubuh, di dalam tabung kultur). Tersedianya biakan sel secara in vitro akan memudahkan penanaman virus yang baru diisolasi dari sel inang dan pengenalan karakteristik virus.
11. Viroid dan Prion Viroid
tahun 1927, sekitar 10 juta tanaman kelapa mati karena terinfeksi viroid di Fhilipina.
Prion
Pada tahun 1997, ilmuan amerika , Stanly Prusiner, mendapatkan Hadiah Nobel atas penelitiannya terhadap proteinpenginfeksi yang lebih sederhana dari viroid, yaitu prion. Berbeda dengan viroid, prion merupakan protein yang tidak dapat bereplikasi, tetapi mampu mengubah protein inang menjadi protein versi prion.
Sebuah hipotesis menjelaskan bahka prion merupakan versi “salah lipat” dari suatu protein yang biasanya terdapat di sel otak. Jika suatu prion melakukan kontak dengan “kembarannya” (protein yang normal), prion dapat menginduksi proteun normal tersebut menjadi benntuk abnormal. Reaksi berantai dan berlanjut terus hingga prion terakumulasi dalam jumlah yang membahayakan, menyebabkan malfungsi seluler, dan pada akhirya menyebabkan terjadinya degenerasi otak.
Penyakit degenerasi sistem saraf pusat (otak) yang disebabkan oleh prion, anatara lain, csrapie pada domaba, mad cow disease (penyakit sapi gila), BSE (bovino spongiform encephalopathy) pada sapi, penyakit CJD (Creuzfeld-jakob disease) pada manusia, penyakit kuru di Papua New Guenia, GSSD (Gerstemann-Straussler-Scheinker disease), serta penyakit FFI (fatal familial insomnia) atau penyakit susah tidur yang mematikan pada manusia.
Penyakit BSE pada sapi diduga akibat pemberian pakan ternak MBM (meat born meal) yang terbiat dari jeroan hewan untuk mamacu produksi susu dan daging. Orag yang mengonsumsi jeroan sapi yang terinfeksi dikhawatirkan dapat tertular penyakit ini. Sementara itu, penyakit kuru di Papua New Guinae, sekitar tahun 1950, disebabkan olewh praktik kanibalisme, dengann memakan otak dari musuh yang terbunuh. Namun, sejak ritual kanibalisme tersebut dilarang, penyakit kuru tidak muncul lagi.
12. Strategi Pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran : Saintifik
Model Pembelajaran : Discovery learning Metode Pembelajaran : Diskusi dan Persentasi 13. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan 1
Langkah Kegiatan Alokasi Waktu
Pendahuluan Guru memberikan salam dan berdoa Guru mengabsen kehadiran peserta didik
Guru memberikan stimulasi awal tentang materi yang akan dipelajari berupa pertanyaan; “Apakah ada yang pernah menderita influenza?” Guru memberikan
pertanyaan pancingan tentang penyebab influenza. Guru menyampaikan tujuan dari pembelajaran Kegiatan
Inti
Mengamati
Guru menayangkan video tentang penyebab influenza Guru menjelaska sejarah penemuan virus
Guru meminta siswa untuk mencermati video yang ditampilkan.
Menanya
Guru mempersilahkan siswa untuk bertanya mengenai video yang sudah ditayangkan.
Guru menilai keterampilan siswa dalam mengajukan pertanyaan.
Mengumpulkan Data
Guru membentuk siswa dalam beberapa kelompok. Guru meminta siswa untuk mencari literatur mengenai
ciri-ciri virus, struktur dan reproduksi virus. Mengasosiasikan
Guru meminta siswa untuk mendiskusikan materi yang sudah didapat
Guru membantu siswa dengan menguatkan materi
60 menit
Penutup Guru dan siswa membuat kesimpulan mengenai hasil diskusi.
Guru memberikan refleksi mengenai materi yang sudah dipelajari.
Guru memberikan tugas kelompok pada siswa untuk membuat poster mengenain bebas HIV, flu burung, dan demam berdarah.
Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan terima kasih dan salam.
15 menit
Pertemuan 2
Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Guru mengecek kehadiran siswa.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Kegiatan
Guru mempersilahkan siswa untuk bertanya mengenai gambar peranan virus,
Mengumpulkan Data
Guru membentuk siswa dalam beberapa kelompok. Guru memberikan masing-masing kelompok satu jenis
kasus peranan merugikan dari virus. Mengasosiasikan
Guru meminta siswa untuk mendiskusikan mengenai cara virus tersebut menginfeksi inangnya, cara penanggulangan dan antisipasi dari kasus peranan virus yang merugikan tersebut.
Mengkomunikasikan
Guru meminta setiap kelompok untuk mempersentasikan hasil diskusinya.
Guru membantu dan memberi penguatan materi.
Guru menilai hasil dan keterampilan persentasi tiap kelompok
60 menit
Penutup Guru dan siswa membuat kesimpulan mengenai hasil diskusi.
Guru memberikan refleksi mengenai materi yang sudah dipelajari.
Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan terima kasih dan salam.
15 menit
14. Penilaian
1. Teknik Penilaian :
No Aspek Teknik Bentuk Instrumen 1 Sikap Observasi kegiatan
diskusi
Lembar observasi
2 Pengetahuan Tes tertulis Soal Pilihan Ganda dan uraian
Observasi kegiatan diskusi
Lembar observasi
3 Keterampilan Penilaian presentasi & Laporan
Format penilaian
2. Instrument Penilaian 1) Penilaian sikap;
a. Lembar observasi kegiatan diskusi No Nama Berani Santun Rasa Ingin
tahu
Komunikatif Modus sikap
Predikat
1 A
2 B
3 C
4 D
5 E
Cara pengisian lembar penilaian sikap adalah dengan memberikan skor pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan terhadap peserta didik selama kegiatan yaitu:.
Kolom Aspek perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut. 4 = sangat baik, 3 = baik, 2 = cukup, 1 = kurang
b. Format penilaian antar peserta didik
Daftar Penilaian Antar Peserta Didik Topik/Sub. Topik : ………
Tanggal Penilaian : ……… Nama peserta didik yang dinilai : ………...
Petunjuk;
-Amati perilaku temanmu dengan cermat selama mengikuti pembelajaran Biologi!
-Berilah tanda (v) pada kolom yang tersedia berdasarkan hasil pengamatanmu! -Serahkan hasil pengamatanmu kepada gurumu!
Catatan
a) Perilaku/sikap pada instrumen di atas ada yang positif (No.1, 3, 4, 6, 7, dan 8) dan ada yang negatif (No 2 dan 5). Pemberian skor untuk perilaku/sikap yang positif: Ya = 2, Tidak = 1. Untuk perilaku/sikap yang negatif adalah sebaliknya yaitu Tidak = 2, dan Ya = 1.
b) Selanjutnya guru dapat membuat rekapitulasi hasil penilaian mengenai 1 Memberi kesempatan teman untuk menyampaikan
pendapat
2 Memotong pembicaraan teman lain 3 Menyampaikan pendapat dengan jelas 4 Mau menerima pendapat teman
1. Jumlah skor maksimal = 16
2. Skor sikap = (Jumlah skor perolehan x2)/8. Skor sikap ditulis dengan dua desimal.
Rentang skor sikap: 2.00 – 4.00. 3. Kode nilai:
Aspek yang diamati : Sikap positif atau sikap negatif, selama dan atau di luar pembelajaran biologi
No Hari/Tanggal Kejadian Tindak lanjut
2)Penilaian pengetahuan ; Tes tulis
NO SOAL KUNCI JAWABAN SKOR
Beljerink); Penemuan vaksin virus cacar oleh Dr Edward Jenner
3 Perhatikan gb di bawah ini
4 Tuliskanlah tiga ciri virus
Ciri-ciri virus
1. Tubuh terdiri atas kapsid dan bahan inti
2. Hanya dapat hidup di dalam tubuh mahluk hidup yang lain
3. Ukurannya ultramikroskopis
4. Hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron
3
5 Jelaskan perbedaan antara siklus litik dan siklus lisogenik pada diperbanyak melalui reproduksi sel inang
3
awalnya adalah penyakit yang diderita oleh hewan,yaitu burung ,namun pada sekarang ini flu burung juga menyebabkan sakit
bila virus tersebut mengalami mutasi dan bersifat pandemik.
Pandemik adalah suatu wabah penyakit yang menyerang secara global.
SKOR TOTAL 18
3) Penilaian keterampilan; format penilaian a. Format penilaian presentasi
Rubrik penilaian;
20 Kelompok Nama
Siswa
Aspek yang dinilai Jumlah skor
Materi presentasi Materi sangat lengkap = 4 Materi cukup lengkap = 3 Materi kurang lengkap = 2 Materi tidak lengkap = 1
Penggunaan Media Penggunaan media sangat beragam = 4 Penggunaan media beragam = 3 Penggunaan media kurang beragam = 2 Penggunaan media tidak beragam = 1 Keterampilandalam
mengemukakan pendapat
Pedoman penilaian;
Nilai= (skor yang dicapai/12)X3+1
a. Format Penilaian Laporan/Tugas
Rubrik penilaian;
Aspek yang dinilai Rubrik Ketepatan Waktu
pengumpulan tugas
Pengumpulan tugas tepat waktu = 4
Pengumpulan terlambat 1 hari = 3
Pengumpulan terlambat 2 hari = 2
Pengumpulan terlambat lebih dari 2 hari =1 Ketepatan materi Materi yang disusun sangat tepat = 4
Materi yang disusun tepat = 3
Materi yang disusun kurang tepat = 2
Materi yang disusun tidak tepat = 1
Ketepatan sistematika Format laporan sangat tepat = 4 No Nama Ketepatan
Waktu
pengumpulan tugas
Ketepatan materi
Ketepatan sistematika
Skor yg dicapai
Format laporan tepat = 3 Format laporan kurang tepat = 2 Format laporan tidak tepat = 1 Pedoman penilaian;
Nilai= (skor yang dicapai/12)X3+1
4) Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
a. Peserta didik yang nilai ulangan harian kurang dari 2,67 segera tutorial sebaya (dengan siswa yang nilainya lebih dari 2,67), kemudian setiap hari Rabu, jam 14.00 remedial pembelajaran dan remedial tes di ruang Laboratorium Biologi. b. Peserta didik yang nilai ulangan harianlebih dari 2,67 segera memberi tutorial
(kepada siswa yang nilainya kurang dari 2,67), kemudian setiap hari Rabu, 14.00 mengambil tugas pengayaan di ruang laboratorium Biologi.
15. Media/alat, bahan dan sumber belajar
1. Media/alat : Gambar-gambar dan video mengenai virus, komputer/laptop, LCD 2. Bahan : LKS
3. Sumber Belajar: Bacaan yang relevan dari internet seperti jurnal dan ebook,
Campbell,N.A.,J.B.Reece, dan L.G.Mitchell. (2008) .Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Alih Bahasa: Rahayu Lestari. Jakarta.
Irnaningtyas, (2014). Biologi untuk SMA/MA Kelas X Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Alam. Jakarta: Erlangga.
Pelczar, M.J dan Chan, E.C.S. (1986). Dasar-Dasar Mikrobiologi 1. Jakarta: UI Press Schaum. 1983. Genetika, Edisi Kedua.Jakarta: Erlangga
Volk, W.A dan Wheeler, M.F. (1988). Mikrobiologi Dasar, Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Malang, 10 April 2017
Mengetahui,
Dr. Lud Waluyo, M.Kes Aulia Ofi Nilasari
LEMBAR KERJA SISWA
KELOMPOK :
ANGGOTA KELOMPOK:
1. ………..…………. 2. ………..… 3. ……….. 4. ……….. 5. ……….………….. 6. ……….….. 7. ……… 8. ……… 9. ………
A. TUJUAN PEMBELAJARAN Mendeskripsikan ciri-ciri dan struktur virus Menjelaskan tahapan reproduksi virus
B. ALAT DAN BAHAN:
Alat: model gambar virus dan gambar tahapan reproduksi virus.
C. CARA KERJA
1. Amati dengan seksama model gambar virus dan tahapan reproduksi virus.
2. Diskusikan dengan teman sekelompok ciri-ciri, struktur dan reproduksi virus berdasarkan pengamatan
3. Tulis dan jelaskan hasil diskusi pada lembar yang sudah disediakan.
D. HASIL PENGAMATAN/DISKUSI
1. Ciri-Ciri Virus:
3. Reproduksi Virus
a. Dibawah ini merupakan siklus …... dan jelaskan proses replikasi virus berdasarkan nomor pada gambar
a) Daur ……….
1. Tahap: ………..
2. Tahap: ………..
3. Tahap: ……….
4. Tahap: …….………
1
2 3
4 6
5. Tahap: ……….
6. Tahap: ………
b. Dibawah ini merupakan siklus …... dan jelaskan proses replikasi virus berdasarkan nomor pada gambar
b) Daur……….
2. Tahap: ……….
3. Tahap: …..………..………
4. Tahap ……….
5. Tahap: …..………..………
4. KESIMPULAN