• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTANYAAN DAN JAWABAN FILSAFAT KETUHANA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERTANYAAN DAN JAWABAN FILSAFAT KETUHANA"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

PERTANYAAN DAN JAWABAN FILSAFAT KETUHANAN (UTS)

Jelaskan pengertian tentang:

Panentiesme, Panteisme, Okasionalisme, Henoteisme, Aseitas

Panenteisme: suatu faham yang tanpa mencampuradukkan dunia dengan Allah (seperti dalam panteisme), tidak mau memisahkan pula dari dhat ilahi. Dalam konsepsi itu ada-nya Allah memang tidak disempitkan menjadi adanya dunia. Dunia merupakan ungkapan empiris Allah yang berada di dalam segala hal secara imanen dan sekaligus transenden.

Panteisme: dari kata yunani pan: semua dan theos: Allah, adalah salah satu dari bentuk-bentuk yang mungkin dari monisme. Panteisme mengakui hanya ada satu kenyataan yaitu Allah, sedang segala hal yang lain hanyalah merupakan berbagai cara beradanya Allah. Panteisme adalah sebuah faham imanensi total.

Okasionalisme: faham yang mengatakan bahwa satu-satunya sebab sejati segala kejadian dalam dunia material dan dunia rohani adalah Allah; sebab-sebab langsung dan terbatas tidak lebih dari kesempatan-kesempatan bagi campur tangan ilahi.

Henoteisme: faham yang mengakui banyak dewa, tetapi dalam doa dan kultus berseru kepada seorang dewa saja, seakan-akan tidak ada dewa yang lain.

Aseitas: dari kata latin a se “ dari dirinya sendiri” ialah kekhasan sesuatu yang memiliki alasan dan tujuan eksistensinya dalam dirinya sendiri. Istilah ini diciptakan pada abad pertengahan untuk menunjuk pada salah satu sifat dasar Allah, yaitu bahwa ia tidak mempunyai penyebab lain selain diriNya sendiri. Kemudian dipakai oleh Schopenhauer dan menerapkannya pada hakekat, sebagi kenyataan yang benar, yang satu-satunya yang bereksistensi atas dasar dirinya sendiri.

Persoalan religius tentang Tuhan sudah dijawab oleh agama. Mengapa diperlukan filsafat untuk

mendekati persoalan yang sama itu?

Untuk menguji apakah jawaban agama-agama itu benar atau dapat dipertanggungjawabkan secara rasional, maka filsafat perlu melihat dasar-dasar yang agama kemukakan. Ada jawaban agama yang mendasarkan diri pada keyakinan bahwa ada Allah atau ada para dewa. Mereka mengiakan eksistensi Allah dan para dewa. Filsafat dari dirinya sendiri menyibukkan diri dengan pengujian terhadap jawaban-jawaban yang telah diberikan agama. Filsafat akhirnya mau tidak mau harus tiba juga pada pertanyaan tentang Allah, sebab hal tersebut termasuk dalam tugas filsafat sendiri yang paling khas, yaitu mempersoalkan Allah sebagai dasar yang paling akhir dari semua realitas itu.

Problem tentang dasar terakhir atau tentang realitas mutlak tidak muncul di sana, ketika problem itu hanya menyentuh usaha bagaimana manusia memecahkan problem itu. Ternyata di balik problem itu manusia pada dasarnya secara diam-diam menerima bahwa pasti ada satu dasar terakhir dari semua keanekaragaman sebagai suatu persyaratan tentang apa semua yang ada. Kita menyebutnya ABSOLUT (REALITAS ABSOLUT atau REALITAS MUTLAK).

Jelaskan ajaran “Ketritunggalan” dalam aliran Pangestu seperti yang diutarakan Dr. Sumantri dan

daam kaitannya dengan filsafat Ketuhanan.

Apakah ada titik temu antara ajaran ini dengan

Tritunggal Kristen menurut pandangan kritis rasional. (pandangan pribadi)

Allah itu hanya satu yang wajib disembah. Ia kekal dan tak terikat oleh ruang dan waktu. ia tidak berawal dan tidak berakhir, bukanlah laki-laki dan bukanlah juga perempuan. Dia tidak berbentuk, berwarna, tidak bersifat dan tidak tampak. Ia adalah yang Mutlak dan bebas dari konsep. Pengetahuan manusia dan akal budi manusia tidak sanggup mengkonsepkannya. Pangestu mengakuinya sebagai yang berfaset tiga yaitu Tri purusa: sukma kawekas, sukma sejati dan Roh Suci.

® Sukhma kawekas : faset atau sifat pertama dan yang tertinggi dari hidup: hidup dalam keadaan tenang, statis secara mutlak, tidak bergerak, tak terbatas dan menjadi sumber kesadaran hidup. Gambarannya adalah air laut yang tenang tanpa gelombang.

▸ Baca selengkapnya: pertanyaan dan jawaban mengenai pengelolaan kelas

(2)

® Suhkma sejati: panutan sejati atau pemberi hidup sejati. Disebut cahaya Allah: merupakan satu cara hidup yang dinamis dan aktif. Gambarannya adalah air laut yang bergelombang dan berombak.

® Roh suci adalah jiwa manusia atau manusia sejati yang sehakikat dengan Allah. Ia adalah cahaya Allah juga, tetapi berbeda dgn sukma sejati karena sukma sejati Cuma pletikan dari api agung. Roh suci adalah cahaya atau sinar dari bunga api itu dan menjadi satu dengan sukma sejati.

Pertanyaan kritis dari filsafat ketuhanan adalah: apakah konsep kebatinan tentang Allah seperti disebut diatas dapat kita konfrontasikan dengan gagasan kristiani tentang tritunggal dan bagaimana kita menjelaskan hubungan itu secara rasional.

Jelaskan pendapat Imanuel Kant tentang eksistensi Allah sebagai suatu postulat (Kritik Budi Praktis)

Kant berusaha mencari dasar moral untuk setiap perbuatan manusia. Apakah ada dasar moral yang berlaku untuk semua orang dan apakah dasar itu harus ada?

Kant merumuskan hukumdasar budi praktis:”berbuatlah sedemikian rupa sehingga prinsip kehendakmu setiap saat

dapat berlaku sebagai prinsip penetapan undang-undang yang berlaku umum”.

Dua unsure yg menentukan adalah kehendak subjektif dan prinsip hukum umum yg berlaku. Kehendak subjektif berarti berlaku untuk subjek saja dan dapat ditemukan dalam diri setiap orang, sedang hukumumum adalah satu

hukumobjektif yang berlaku untuk semua orang.

Lalu prinsip apa yang dapat berlaku baik bagi kehendak subjektif maupun kehendak objektif?

Syarat untuk itu ditemukan dalam budi, yaitu dalam fungsi praktis dari budi. Fungsi praksis dari budi adalah menemukan kehendak yang menuntun manusia untuk bertindak.

Fungsi praksis dari budi inilah yang menjadi prinsip tertinggi yang menjadi hukummoral bagi perbuatan dan mewajibkan manusia untuk bertindak secara moral.

Hukum moral tertinggi dalam budi manusia bersifat imperative kategoris “lakukanlah saja menurut prinsip yang engkau kehendaki bahwa prinsip itu menjadi satu hukumumum. Prinsip ini tidak kondisional, tidak tergantung pada

pengalaman empiris dan kategoris (tanpa jika…atau kalau…; tetapi ‘lakukan saja…’!

Kata kunci untuk menghayati hukummoral adalah kebebasan. Penghayan kebebasan Kant mensyaratkan pentingnya pertanyaan “untuk apa saya bertindak secara moral di dunia ini?” atau ‘untuk apa saya berbuat baik”.

Pertanyaan ini dijawab dengan uraian tentang pentingnya penetapan”kebaikan tertinggi” sebagai objek atau tujuan dari perbuatan praktis. Penetapan ‘kebaikan tertinggi’ memberi sumbangan untuk menjamin arah dan perbuatan manusia. Kebaikan tertinggi adalah objek bayangan yang secara praktis dan perlu untuk memenangkan satu perbuatan yang berarti.

Dua elemen yang khas dari kebaikan tertinggi adalah kebajikan dan kebahagiaan..

Eksistensi Allah diandaikan sebagai satu kebaikan tertinggi yang otonom dan satu hakekat moral yang suci dan sempurna. Allah dibayangkan sebagai penghubung antara kebajikan dan kebahagiaan. Kebajikan merupakan satu kebaikan tertinggi tetapi kebaikan yang belum terealisir secara penuh di bumi, sedangkan “kebahagiaan” adalah kebaikan tertinggi yang lengkap dan sempurna.

Eksistensi Allah sebagai penghubung diandaikan sempurna, suci, lengkap tanpa cacat moral.

Jelaskan hubungan antara ajaran Platon tentang pengetahuan dan konsep Kristen tentang rahmat!

Pengetahuan menurut Platon adalah penglihatan rohaniah atau cara pandang rohaniah. Yang mau dikenal adalah hakekat atau wujud yang dilambangkan dengan ‘X’. Hakekat/wujud itu tidak sama dengan ‘ide’ tetapi melalui ‘ide’ sebagai salah satu pengenalan teoritis, hakekat itu dapat dikenal. Hakekat itu adalah sesuatu di dalam dirinya sendiri.

Bagaimana mengenal hakekat itu?

1. Dengan metode ‘dialektik’ yaitu seni yang tepat dalam dialog atau pembicaraan, seni pembicaraan yang membuat orang perlahan-lahan sampai kepada ide.

2. Platon melukiskan cara pengenalan yang bersifat intuitif dengan bertolak dari objek yang kelihatan. Misalnya memandang satu tubuh yang indah akan mendapat arti lebih intensif ketika diperluas lagi secara horizontal dengan kegiatan memandang tubuh-tubuh indah yang lain. Dari kegiatan memandang ini orang sampai pada satu taraf yang lebih tinggi yaitu pengertian tentang keindahan yang dari dirinya sendiri, yaitu keindahan yang menjelma dalam satu figure. Cara memandang yang membawa pengertian seperti ini bergerak secara vertical, yaitu ketika keindahan itu tidak lagi bersifat ‘jasmaniah’ tetapi ‘rohaniah’ dalam bentuk satu figur. Ini dapat tercapai ketika orang mengalami atau menemukan seorang manusia yang dicintainya yang di dalamnya terdapat ‘figur keindahan’. Dari taraf ini manusia

(3)

beranjak kepada pengertian dan pengenalan akan satu ‘bentuk absolut’ dari keindahan. Bentuk absolute ini dikenal bukan karena hasil usaha manusia tetapi diterima secara sekejap sebagai “satu pengenalan intuitif”. Dalam taraf ini manusia mengalami semacam pencerahan. Bentuk absolute ini adalah satu tujuan akhir yang menunjukkan satu kualitas. Kualitas ini merupakan puncak yang tidak bisa dilampaui lagi, puncak dari dialektika. Tujuan terakhir itu adalah mengenal ide yang menunjukkan kepada kebaikan tertinggi di dalam dirinya ide tentang pengetahuan tertinggi ini adalah sebab awal dari pengetahuan, dari kebenaran dan dari realitas “Ada” di dalam dirinya sendiri. Kebaikan tertinggi berdiri melampaui hakekat ide.

 Teolog Kristen Justinus dari Nablus menafsirkan bahwa ide absolute yang coba dikenali oleh Platon adalah Allah sendiri sehingga pengenalan akan ide yang menunjuk kepada Kebaikan Tertinggi merupakan pengenalan akan Allah sebagai Kebaikan tertinggi. Tetapi konsep Kristen ini dijamin oleh roh kudus dalam kesempurnaan hidup dikemudian hari karena penghayatan etis “homoiosis theo”.

 Kemampuan ini tidak semata-mata dihasilkan oleh manusia tetapi karena rahmat semata-mata yang dianugerahkan Roh kudus. Pengenalan intuitif yang tampak sebagai pengalaman pencerahan sekejap akan ide kekal dalam konteks Platon tidak berasal dari kodrat nous manusia. Pengalaman ini dihadiahkan secara tiba-tiba kepada manusia, sehingga manusia memperoleh “satu cara pandang atau cara melihat” yang secara intuitif menangkap Realitas Allah.

 Konsep Justinus ini kemudian tampil juga dalam pandangan Agustinus mengenai Rahmat. Rahmat merupakan daya penerangan rohani yang melampaui pengertian manusia. Pengenalan akan Allah dimampukan oleh cahaya roh ilahi itu, dan cahaya itu terpusat dalam Logos sebagai roh Allah dan kebenaran. Allah dan Logos ini menampung semua ide dan meletakkannya ke dalam jiwa manusia.

Apa beda antara filsafat ketuhanan dengan teologi!

Teologi: merupakan suatu ilmu pengetahuan yang berbicara tentang Allah dengan bertitik tolak dari iman terhadap apa yang diwahyukan melalui nabi2 dan KS. Kebenaran ditunju di sana adalah kebenaran iman. Kebenaran iman tetap berada di atas kebenaran manusia. Sumber pengetahuan dari teologi ialah wahyu Allah, Kitab Suci, tradisi keagamaan dan refleksi kritis tentang wahyu Allah itu serta magisterium Gereja.

Filsafat: Allah tidak pernah menjadi obyek renungan langsung. Obyek filsafat adalah hidup manusia yang direnungkan arti dan dasarnya. Allah menjadi obyek filsafat dalam arti bahwa Ia menjadi gelutan kritis filsafat, sejauh ia masuk dalam hidup manusia sekaligus menentukan arti hidup manusia. Sumber pengetahuan filosofis ttg Allah adalah budi manusia yang mempersoalkan eksistensi Allah secara kritis yang mengakui eksistensiNya, meragukan eksistensiNya dan menolak eksistensiNya.

Referensi

Dokumen terkait

Selama ini proses pemesanan pada DoR Futsal yaitu calon penyewa dapat mengirim SMS (short mesages services), telepon atau datang langsung ke tempat dan

Dari hasil analisis diharapkan bisa diketahui nilai paparan radiasi pada saat iradiator tidak beroperasi, sehingga operator yang berada di atas kolam tersebut aman dari

 Kawasan rekreasi di kawasan pinggiran sungai ini perlulah disediakan dengan elemen-elemen landskap kejur seperti papan tanda, tempat duduk, siar kaki, jeti

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka perlu dilakukan kajian lebih lanjut tentang Penggantian Biaya Kepada Saksi Atau Ahli Dalam

Dengan jumlah hujan yang tinggi tersebut, daya rusaknya akan lebih tinggi dari daerah dengan pola hujan monsun, apalagi ditambah dengan konversi lahan dari hutan

Terdapat semacam kesepakatan bahwa kerangka dari sebuah Balanced Scorecard paling tidak terdiri dari empat perspektif yang umum, yaitu: finansial, pelanggan,

Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu untuk mengetahui kadar timbal (Pb) pada sayuran selada dan kol berdasarkan jarak lokasi berdagang dengan jalan raya di Pasar

Beberapa penelitian mengenai dimensi metrik antara lain dimensi metrik graf dengan [4], dimensi metrik dan dimensi partisi dari famili graf tangga [9], dimensi