PERILAKU POLITIK GURU
(Studi Kasus : Perilaku Politik Ermalina Purba SebagaiGuru PNS di Kelurahan Batang Beruh, Kecamatan Sidikalang dalam Pemilihan Bupati
Dairi Tahun 2013)
SKRIPSI
JUWITA THEODORA 100906082
Dosen Pembimbing : Dr. Muryanto Amin. S.Sos, M.Si
DEPARTEMEN ILMU POLITIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU POLITIK
JUWITA THEODORA (100906082) PERILAKU POLITIK GURU
(Studi Kasus: Perilaku Politik Ermalina Purba Sebagai Guru PNS di Kelurahan Batang Beruh, Kecamatan Sidikalang dalam Pemilihan Bupati Dairi Tahun 2013) Rincian isi Skripsi, 80 halaman, 1 surat kabar, 8 buku, 2 Perundang-undangan, 1 Skripsi dan 5 situs internet serta 3 wawancara .
ABSTRAK
Penelitian ini menguraikan tentangperilaku politik guru. Perilaku politik pada dasarnya adalah mengambil, membuat dan menerima keputusan ataupun melaksanakan keputusan dari peraturan pemerintahan daerah merupakan bagian dari perilaku politik yang baik. Tingkah laku maupun kebiasan sehari-hari masyarakat di dalam bermasyarakat seperti turut serta di dalam proses bernegara, turut serta di dalam organisasi maupun perkumpulan di masyarakat yang terjadi secara alami, berperan serta dalam pemilihan umum (pemilu) atau pemilihan kepala daerah (pilkada), melaksanakan kewajiban sebagai warga negara yang baik dan sebagainya, merupakan sebagai bentuk perilaku politik dari masyarakat.
Perilaku politik yang diartikan sebagai suatu kegiatan yang berkenaan dengan proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik. Perilaku politik juga merupakan salah satu aspek dari perilaku secara umum karena disamping perilaku politik masih ada perilaku yang lain seperti perilaku ekonomi, perilaku budaya, perilaku keagamaan dan sebagainya. Dikeluarkannya perintah oleh satu pihak atau instansi dan perintah itu ditaati oleh pihak lain, merupakan suatu kondisi dimana terdapatnya penerimaan, keberatan dan penolakan perintah atau keputusan tersebut. Kondisi tersebut menggambarkan berbagai perilaku yang berhubungan satu sama lain.
Turut berpartisipasi seperti memberikan suara dalam Pilkada yang merupakan pesta demokrasi masyarakat, memperlihatkan bentuk perilaku politik masyarakat secara langsung. Berpartisipasi dalam Pilkada hanyalah sebatas turut memberikan suara dalam Pilkada bukan terlibat atau turut serta menjadi bagian dalam Pilkada tersebut seperti menjadi Tim Sukses atau tidak turut serta di dalam politik maupun partai politik. Terutama kepada PNS yang pada dasarnya adalah suatu lembaga pemerintahan yang dituntut untuk bersikap netral, tidak memihak kepada salah satu lembaga atau perorangan.
Pilkada. Permasalahan dan pelanggaran tersebut diantaranya adalah DPT yang bermasalah sehingga menimbulkan kerusuhan dikalangan masyarakat, dugaan adanya penggelembungan suara. Permasalahan dan pelanggaran yang terjadi pada menjelang Pilkada Dairi yang paling menonjol dan menyita perhatian masyarakat Dairi dan media lokal tersebut, yaitu pada setiap momen Pilkada Dairi adalah peran serta PNS, yaitu dengan melibatkan PNS di dalam kampanye dan pemutasian terhadap pejabat struktural dan pejabat fungsional menjelang 6 (enam) bulan Pilkada.
Di dalam Pasal 61, memang melarang adanya keterlibatan PNS dalam Pilkada. Akan tetapi, bila dilihat pada ayat (2), yaitu larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku apabila pejabat tersebut menjadi calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Sebab pejabat yang dimaksud disini yaitu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah kembali mencalonkan diri kembali atau yang disebut dengan pasangan petahana (incumbent) pada Pilkada Kabupaten Dairi. Sehingga peran serta PNS dalam kampanye di Kabupaten Dairi adalah karena adanya suatu perintah dari atasan dan karena suatu bentuk keloyalitasan anatar seorang bawahan terhadap atasan, bukan karena suatu tindakan yang sengaja dilanggar akan tetapi hal tersebut merupakan suatu perintah.
Terkait dengan permasalahan lainnya di dalam Pilkada Kabupaten Dairi yaitu permutasian yang terjadi dinilai merupakan suatu bentuk pelanggaran. Hal tersebut dikatakan sebagai sebuah pelanggaran karena pemutasian tersebut terjadi pada menjelang 6 (enam) Pilkada. Pemutasian yang tersebut terkesan dan rentan akan adanya unsur politisasi didalamnya. Sebab di Pasal 28 huruf a UU Nomor 32 Tahun 2004, kepala dan wakil kepala daerah dilarang membuat keputusan yang secara khusus memberikan keuntungan bagi diri, anggota keluarga, kroni, golongan tertentu atau kelompok politiknya yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. Terutama merugikan kepentingan umum, meresahkan sekelompok masyarakat, atau mendiskriminasikan warga negara dan golongan lain. Sehingga para kepala daerah tidak boleh melakukan mutasi jabatan struktural menjelang 6 (enam) bulan sebelum pelaksanaan Pilkada karena akan rentan dan terkesan akan adanya unsur politisasi.
Demikianlah hal tersebut menimpa Ermalina Purba selaku pejabat fungsional yang dimutasi menjelang 6 (enam) bulan pelaksanaan Pilkada Kabupaten Dairi. Pemutasiannya terjadi pada bulan Agustus dengan disertai adanya SK (Surat Keputusan) nomor 820/326/VIII/2013 dari BKD Dairi dengan atas perintah dari kepala kepegawaian daerah yaitu kepala daerah (bupati). Bentuk pemutasian tersebut selain rentan akan adanya unsur politisasi, pemutasian yang dialami Ermalina Purba tersebut adalah karena suaminya merupakan TS dari calon/kandidat nomor urut 4 yaitu Luhut Matondang dan Maradu Gading Lingga. Sehingga pemutasian menurut Ermalina Purba tersebut dirasakan sebagai sebuah bentuk pemutasian yang tidak wajar dan tidak biasa.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FACULTY OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCE DEPARTEMENT OF POLITICAL SCIENCE
JUWITA THEODORA (100906082) POLITICAL BEHAVIOR OF TEACHER
(Case study: Ermalina Purba Political Behavior as a teacher of CIVIL
SERVANTS in Kelurahan, Kecamatan Sidikalang Beruh Stems in the selection of Regents Dairi 2013)
Details of the contents of the thesis, 80 pages, 1 newspaper, 8 book, 2 legislation, 1 Theses and 5 internet sites as well as 3 of the interview.
ABCTRACT
This research outlines the political behavior of the teacher. Political behavior is basically the take, make and receive decisions or implement decisions of the Government regulation is part of a good political behavior. Behaviour and customs of everyday people in the community such as participating in the process of State, participate in the Organization as well as a bevy of prominence that occurs naturally, participate in elections (the election) or regional head election (elections), carry out the duties as good citizens and so forth, is as a form of political behavior from the community.
Political behavior that is defined as an activity relating to the manufacturing process and the implementation of political decisions. Political behavior is also one of the aspects of behaviour in general because there are still political behavior as the behavior of others such as behavioral economics, cultural behavior, religious behavior and so on. The promulgation of orders by one party or agency and the order was obeyed by other parties, is a condition where there is acceptance, objections and rejection order or the decision. These conditions describe the various behaviors that relate to each other.
Participate as voting in Elections is a democratic society party, showing the shape of the political behavior of society directly. Participating in the elections is limited to voting in Elections is not involved or participated in these Elections became a part of such a Successful Team or did not participate in politics or political parties. Mainly to CIVIL SERVANTS which is essentially an agency of Government which claimed to be neutral, impartial to any institution or individual.
the public, the alleged existence of inflating votes. Problems and violations that occurred on the eve of Elections of the most prominent and Dairi seized public attention of the local media and Dairi, in every moment of the elections is the role of CIVIL SERVANTS as well as the Dairi, namely by involving CIVIL SERVANTS in the campaign and pemutasian of the structural and functional officials ahead of the 6 (six) months of the elections.
In Chapter 61, it banned the involvement of CIVIL SERVANTS in the elections. However, when viewed on a subsection (2), the prohibition referred to in subsection (1) does not apply if the officer was candidate for the head of the region and Deputy Head of the region. Because the officials in question here, namely the head region and Deputy Head of the Region back to run again or the so-called place of death with a partner (incumbent) in the election District of the Dairi. So the role of CIVIL SERVANTS in the campaign in the Dairi was due to an order from superiors and as a form of keloyalitasan to obtain a subordinate against superior, not because an action that intentionally violated would be but that is a command.
Associated with other problems in the Electoral District of permutasian Dairi happened is rated is a form of trespass. It is said to be a violation because the pemutasian occurred on the eve of 6 (six) of the elections. The Pemutasian were impressed and vulnerable elements of politicking inside. For in Article 28 a of the ACT No. 32 of 2004, head and Deputy Head of the region are prohibited from making a decision that specifically provide an advantage for yourself, a family member, or a particular group of cronies, political groups in opposition to the legislation. Especially detrimental to the public interest, a group of community, or troubling discriminate citizens and other groups. So that the heads of the regions should not do structural position by mutation of 6 (six) months prior to the implementation of the elections because it would be vulnerable and impress any element of politicking.
Thus it befell Ancient Ermalina as functional demoted officials ahead of the 6 (six) months of the implementation of the election District of the Dairi. Pemutasiannya took place in August with commensurate DECREE (Decree) No. 820/326/VIII/2013 of BKD, Dairi and on the orders of the head of the head of the regional staffing (Regent). Form of the pemutasian in addition to any vulnerable elements of politicking, the Ancient Ermalina pemutasian was because her husband was a TS of the candidate/candidates number sort 4 i.e. Luhut Matondang Maradu and Ivory Lingam. According to the ancient Ermalina pemutasian so that it is perceived as a form of pemutasian that are unnatural and unusual.
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh : Halaman Persetujuan
Nama : Juwita Theodora NIM : 100906082 Departemen : Ilmu Politik
Judul : Perilaku Politik Guru(Studi Kasus: Perilaku Politik Ermalina Purba Sebagai Guru PNS di Kelurahan Batang Beruh, Kecamatan Sidikalang dalam Pemilihan Bupati Dairi Tahun 2013)
Menyetujui :
Ketua Departemen Ilmu Politik Dosen Pembimbing
(Dra. T. Irmayani, M.Si)
NIP. 196806301994032001 NIP. 197409302005011002
(Dr. Muryanto Amin. S. Sos, M. Si)
Mengetahui : Dekan FISIP USU
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Bapa di Surga untuk setiap penyertaan, kekuatan dan kemampuan yang dianugerahkan-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan penelitian dan skripsi ini. Ada begitu banyak tantangan yang peneliti alami dalam penelitian dan penulisan skripsi ini. Akan tetapi, Tuhan tetap sertai, berkati dan mampukan penulis untuk bisa menyelesaikan skripsi ini yang merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Strata satu (S1) di Departemen Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara. Skripsi ini berjudul “PERILAKU POLITIK GURU(Studi Kasus: Perilaku Politik Ermalina Purba Sebagai Guru PNS di Kelurahan Batang Beruh, Kecamatan Sidikalang dalam Pemilihan Bupati Dairi Tahun 2013)”
Proses penyelesaian skripsi ini berlangsung ketika penulis berada pada semester kedelapan di Departemen Ilmu Politik, FISIP, USU. Hal ini terlaksana karena banyak pihak yang turut mendukung penyelesaian skripsi ini. Oleh karenanya peneliti ingin berterimakasih kepada Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M. Si, sebagai Dekan FISIP USU. Kepada Ibu Dra. T. Irmayani, M.Si sebagai Ketua Jurusan Departemen Ilmu Politik, Bapak Drs. P. Anthonius Sitepu, M.Si, sebagai Sekretaris Departemen Ilmu Politik FISIP USU dan Dosen Pembimbing Akademik yang sudah mendukung peneliti selama perkuliahan dan memberikan banyak bimbingan.
Dalam penulisan skripsi ini, secara khusus peneliti menyampaikan rasa terima kasih kepada orangtua tercinta, Ayahanda John Aritonang dan Ibunda Marsintauli Purba yang telah membesarkan, mendidik, menyayangi, mendukung dan mendoakan peneliti sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Kepada kakak tersayang Joanne Manuella Aritonang dan abang tercinta Josua David Ringbeng Aritonang yang telah memberi dukungan, semangat, nasehat dan doadan juga kepada seluruh keluarga besar peneliti yang tidak dapat di sebutkan satu persatu.
Peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada atas dukungan dari sahabat-sahabat terkasih, Chen Lorida Saragih, Weny Deviana Ginting, Meva Mariati, Elizabeth Girsang, Ira Purnamasari Tambunan, Maria Olivia Sembiring,Cindy Tobing, Sally Frelin Meliala, Christyn Nainggolan, Fitri Rumahorbo, Gloria Natalina, Rinaldi Sitio dan teman-teman Ilmu Politik stambuk 2010 yang tidak dapat di sebutkan satu persatu namanya dan sukses buat kita semua.
Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak terlepas dari kesalahan dan kekurangan. Oleh sebab itu, peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya peneliti mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan studi Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
Medan, Juli 2014
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iv
LEMBAR PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 10
1.3 Tujuan Penelitian ... 11
1.4 Manfaat Penelitian ... 11
1.5 Kerangka Teori ... 12
1.5.1 Teori Perilaku Politik... 12
1.5.2 Teori Pilkada... 18
1.6 Metode Penelitian ... 26
1.6.1 Jenis Penellitian ... 26
1.6.2 Lokasi Penelitian ... 26
1.6.3 Teknik Pengumpulan Data ... 27
1.6.4 Teknik Analisis Data ... 28
BAB II DESKRIPSI SINGKAT OBJEK PENELITIAN
2.1Deskripsi Lokasi Penelitian ... 30
2.1.1 Kabupaten Dairi ... 30
2.1.2 Kecamatan Sidikalang ... 35
2.1.3 Kelurahan Batang Beruh ... 40
2.2Profil Ermalina Purba sebagai Guru PNs ... 46
BAB III PERILAKU POLITIK GURU PNS DI DALAM PEMILIHAN BUPATI DAIRI 2013 3.1 Perilaku Politik Guru PNS ... 49
3.2 Perilaku Politik Ermalina Purba sebagai Guru PNS dalam Pilkada Dairi ... 58
3.3 Analisis Perilaku Politik Ermalina Purba sebagai Guru PNS dalam Pilkada Dairi ... 65
3.4 Evaluasi Perilaku Politik Ermalina Purba sebagai Guru PNS dalam Pilkada ... 68
BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan ... 71
4.2 Saran ... 74
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1.1Jumlah Sekolah, Jumlah Murid dan Jumlah Guru ... 34
Tabel 2.1.2 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Jumlah Dusun Menurut Desa/Kelurahan Tahun 2012 ... 39
Tabel 2.1.3 Jumlah penduduk berdasarkan Jenis Kelamin ... 43
Tabel 2.1.4 Jumlah penduduk berdasarkan Pekerjaan ... 43
Tabel 2.1.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 44
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peta Kabupaten Dairi ... 35 Gambar 3.2 Baliho yang Terpampang di Depan Rumah Ermalina Purba