• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELOLAAN DANA MODAL PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PEDESAAN (PUAP) DI DESA GEDEGAN KECAMATAN TLOGOMULYO KABUPATEN TEMANGGUNG MENURUT PERMENTAN NO.16 TAHUN 2008 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGELOLAAN DANA MODAL PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PEDESAAN (PUAP) DI DESA GEDEGAN KECAMATAN TLOGOMULYO KABUPATEN TEMANGGUNG MENURUT PERMENTAN NO.16 TAHUN 2008 - Test Repository"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGELOLAAN DANA MODAL PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PEDESAAN (PUAP)

DI DESA GEDEGAN KECAMATAN TLOGOMULYO KABUPATEN TEMANGGUNG

MENURUT PERMENTAN NO.16 TAHUN 2008

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

Oleh:

Pupung Denadaningrum NIM : 21414059

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI’AH FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

6 MOTTO

(7)

7

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk :

1. Allah SWT Yang telah memberikan nikmat dan karuninya di dunia ini. 2. Kedua orang tuaku Bapak Kabul dan Ibu Ning Sulastri tercinta, yang telah

mendoakan dan memberikan support dalam hal apapun

3. Adikku Isabella Puspitaningrum yang telah menjadi teman curhatku

4. Keluargabesar yang tidak hentinya memberikan dukungan dan doa kepadaku. 5. Rasan2_Squad ( Dianita, Wulan, Erza, Intan, Vivi, Esha, Ummah, Wilda )

terimakasih kalian adalah teman gila.

6. Teman-teman HES 2014 terimakasih untuk empat tahun ini, kalian memberikan semangat dan pengalaman yang tidak terlupakan.

(8)

8

KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat- Nya Skripsi ini dapat penulis selesaikan sesuai dengan yang diharapakan. Penulis juga beryukur atas rizki dan kesehatan yang telah diberikan oleh- Nya sehingga penulis dapat menyusun Skripsi ini.

Sholawat dan salam semoga tercurahkan untuk Nabi kita,Rasulullah Muhammad SAW yang telah membawa kita dari jaman jahiyah menuju era kemenangan, beserta segenap keluarga dan para sahabat- sahabatnya.

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Strata Satu Fakultas Syariah Jurusan Hukum Ekonomi Syariah, dengan Judul PENGELOLAAN DANA MODAL USAHA PUAP DIDESA GEDEGAN KECAMATAN TLOGOMULYO KABUPATEN TEMANGGUNG

MENURUT PERMENTAN NO 16 TAHUN 2008.

Penulis mengakui bahwa dalam menyusun Skripsi ini tidak dapat diselesaikan tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak. Karena itulah penulis mengucapkan penghargaan yang setinggi- tingginya, ungkapan terimakasih kadang tak bias mewakili kata- kata, namun perlu kiranya penulis mengucapkan terimakasih kepada:

(9)

9 IAIN Salatiga.

3. Ibu Heni Satar N, SH., MSI selaku Ketua Jurusan Hukum Ekonomi Syari’ah IAIN Salatiga.

4. Bapak Farkhani, SH., MH, selaku dosen Pembimbing Akademik yang selalu memberikan bimbingan dan pengarahan untuk selalu melakukan yang terbaik. 5. Ibu Dra Siti Muhtamiroh M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang selalu

memberikan saran, pengarahan, dan masukan sehingga skripsi dapat selesai dengan maksimal sesuai yang diharapkan.

6. Teman-teman Jurusan Hukum Ekonomi Syariah angkatan 2014 IAIN Salatiga, yang selalu mendukung penulis dalam menuntut ilmu.

Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan balasan yang lebih dari yang mereka berikan dan senantiasa mendapatkan maghfiroh, di lingkupi rahmat dan cinta- Nya. Amin.

Akhirnya, peneliti berharap semoga Skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

Salatiga, 17 September 2018 Penulis

Pupung Denadaningrum

(10)

10 ABSTRAK

Denadaningrum, Pupung. 2018. Pengelolaan Dana Modal Usaha PUAP Di Desa Gedegan Kecamatan Tlogomulyo Kabupaten Temanggung Menurut Permentan No 16 Tahun 2008 Skripsi. Fakultas Syariah. Jurusan. Hukum Ekonomi Syariah. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Dra. Siti Muhtamiroh M.Si.

Kata Kunci : PUAP, Gapoktan, Modal Usaha.

PUAP merupakan program kementerian pertanian bagi petani di perdesaan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup, kemandirian, dan kesejahteraan dengan memberikan fasilitasi bantuan modal usaha untuk para petani yang salah satu tujuannya yaitu memberikan kepastian akses pembiayaan kepada petani yang dikoordinasi oleh Gapoktan dan dikelola oleh LKM-A melalui pinjaman bergulir yang digunakan untuk modal pembiayaan usaha. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui praktik pengelolaan dana modal usaha PUAP apakah sudah sesuai dengan Permentan No 16 Tahun 2008.

Penelitian ini menggunakan metode field research dengan pendekatan yuridis. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Subyek penelitian adalah Gapoktan dan para petani anggota yang melalukan pinjamn terhadap dana modal usaha PUAP.

(11)

11

DAFTAR LAMPIRAN 1. Dokumentasi Wawancara

(12)

12 DAFTAR ISI

SAMPUL ... i

HALAMAN BERLOGO ... ii

NOTA PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN ... v

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

DAFTAR ISI ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Penelitian ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

(13)

13

A. Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan ( PUAP ) ... 15

B. Gapoktan ... 22

C. LKM-A ... 31

BAB III PENGELOLAAN DANA MODAL USAHA PUAP OLEH GAPOKTAN ... 38

A. Gambaran Umum Desa Gedegan ... 38

B. Profil Gapoktan ... 42

C. Pengelolaan Dana Modal Usaha PUAP oleh Gapoktan ... 45

D. Respon Petani Peminjam ... 49

BAB IV ANALISIS PENYALURAN DANA MODAL USAHA PUAP ... 53

A. Analisis penyaluran Dana Modal Usaha PUAP oleh Gapoktan di Desa Gedegan ... 53

BAB V PENUTUP ... 57

A. Kesimpulan ... 57

B. Saran ... 59

(14)

14 DAFTAR LAMPIRAN

(15)

15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Tidak perlu diragukan lagi bahwa Indonesia adalah negara dengan potensi agraris yang sempurna, memberikan ruang seluas-luasnya untuk memanfaatkan potensi pertanian tersebut. Ketergantungan kita pada pertanian sangat tinggi sebab hampir seluruh kegiatan perekonomian kita berpusat di sektor terbesar itu.

(16)

16

adalah sebagian besar petani mengalami kekurangan modal untuk berusaha dan memenuhi kebutuhan hidupnya.

Salah satu kendala peningkatan peranan kelompok tani dalam mengembangkan usaha anggotanya dalam bidang agribisnis menurut Pambudy (2006) adalah kurangnya akses petani dalam mendapatkan bantuan kredit dari bank, serta kurangnya kesadaran petani akan fungsi dan peran kelompok tani dalam peningkatan posisi tawar petani yang akan bermasalah pada pengembangan usaha petani.

(17)

17

PUAP merupakan program kementerian pertanian bagi petani di perdesaan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup, kemandirian, dan kesejahteraan dengan memberikan fasilitasi bantuan modal usaha untuk petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani yang salah satu tujuannya yaitu memberikan kepastian akses pembiayaan kepada petani anggota Gapoktan. Struktur PUAP terdiri dari Gapoktan, penyuluh pendamping dan Penyelia Mitra Tani sehingga memberdayakan kelembagaan petani dan ekonomi perdesaan untuk pengembangan kegiatan usaha agribisnis. Tujuan dilaksanakannya PUAP ( Permentan No 06 tahun 2015 ) adalah :

1. Mengurangi kemiskinan dan pengangguran melalui penumbuhan dan pengembangan kegiatan usaha agribisnis di perdesaan sesuai dengan potensi wilayah

2. Meningkatkan kemampuan pelaku usaha agribisnis, Pengurus Gapoktan, Penyuluh dan Penyelia Mitra Tani, Memberdayakan kelembagaan petani dan ekonomi perdesaan untuk pengembangan kegiatan usaha agribisnis

3. Meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi jejaring atau mitra lembaga keuangan dalam rangka akses ke permodalan 4. Meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi jejaring

(18)

18

Dengan diluncurkannya dana PUAP, diharapkan para petani dapat dengan mudah melaksanakan kegiatan pertanian sebagaimana mestinya tanpa adanya hambatan modal selain itu dengan adanya dana PUAP, diharapkan kesejahteraan petani semakin meningkat, serta menjadikan dana bantuan dari pemerintah ini dikembangkan dan menjadi dampak yang positif bagi masyarakat dan usaha tani yang maju.

Pelaksanaan penyaluran dana bantuan langsung masyarakat Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (BLM-PUAP) dilakukan melalui Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Namun bukan berarti bahwa dana tersebut ditunjukkan untuk Gapoktan dan dimanfaatkan untuk keperluan organisasi Gapoktan. Dana tersebut harus disalurkan kepada rumah tangga miskin yang merupakan rumah tangga sasaran program PUAP. Gapoktan melalui LKM-A hanya berperan sebagai pengelola dana BLM-PUAP yaitu sebagai penyalur dana tersebut kepada rumah tangga miskin dan mengendalikan pemanfaatannya yaitu usaha agribisnis. Pendistribusian dana PUAP yaitu dengan cara kerja sama dalam bentuk pinjaman atau utang yang di berikan oleh Gapoktan kepada para petani, baik petani penggarap ataupun petani pemilik tanah.

(19)

19

bulan paling lambat adalah selama 12 ( dua belas ) bulan, dengan cara dikredit setiap bulannya. Penggunaan dana ini diprioritaskan untuk modal dalam pertanian. Sehingga sebelum masuk masa tanam para petani sudah memiliki modal dan rencana untuk kegiatan bertani tersebut.

Dari uraian tersebut, penulis mencoba menelusuri tentang pengelolaan dana modal usaha PUAP yang diberikan dalam bentuk pinjam meminjam di kelola oleh gapoktan melalui LKM-A apakah pengelolaan tersebut sudah sesuai dengan ketentuan dari peraturan mentri pertanian Dengan itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “PENGELOLAAN DANA MODAL USAHA PUAP DI DESA GEDEGAN KECAMATAN

TLOGOMULYO KABUPATEN TEMANGGUNG MENURUT

PERMENTAN NO 16 TAHUN 2008“ B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan uraian diatas, penulis mengemukakan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengelolaan dana modal usaha PUAP yang dikelola oleh gapoktan melalui LKM-A menurut Permentan No. 16 Tahun 2008. C. Tujuan Penelitian

(20)

20

1. Untuk mengetahui dana modal usaha PUAP yang dikelola oleh gapoktan melalui LKM-A menurut Permentan No. 16 Tahun 2008.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat teoritis, penelitian ini berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang mekanisme pendistribusian dana modal usaha yang dikelola oleh PUAP melalui LKM-A yang baik dan benar sesuai peratutan pemerintah yang berlaku, sehingga dapat dijadikan informasi bagi pembaca.

2. Manfaat praktis, Dengan adanya penelitian diharapkan bisa menjadi gambaran bagi para pembaca tentang adanya program pengembangan usaha agribisnis pedesaan yang di berikan oleh pemerintah kepada gapoktan dan dikelola oleh LKM-A yang bertujuan untuk memberikan bantuan modal kepada para petani.

E. Penegasan istilah

Untuk menghindari pembahasan yang meluas dan menghindari kesalahpahaman pembaca dalam memahami istilah yang di pakai dalam proposal ini , maka dibuat penjelasan istilah, yaitu :

(21)

21

pertanggungjawaban ( pelaporan ) terhadap siklus keluar masuknya dana pada sebuah organisasi dalam kurun waktu tertentu ( Wikipedia ).

2. Modal adalah uang yang dipakai sebagai pokok ( induk ) untuk berdagang, melepas uang, dan sebagainya. Harta benda ( uang, barang, dan sebagainya ) yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu yang menambah kekayaan ( KBBI ).

3. PUAP (Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan) adalah bagian dari pelaksanaan program PNPM-Mandiri melalui bantuan modal usaha Gabungan Kelompok Tani dalam menumbuh kembangkan usaha agribisnis sesuai dengan potensi pertanian desa sasaran (Permentan, 2008) F. Tinjauan Pustaka

Kajian pustaka ini bertujuan untuk mengetahui validitas penelitian. Penelitian terdahulu menjadi suatu pijakan awal, agar terhindar dari plagiarism. Adapun skripsi tersebut adalah :

(22)

22

peternakan. Dari penelitian ini di temukan bahwa adanya modal PUAP berjalan secara efektif, karena terdapat kenaikan pendapatan keluarga pada setiap tahunnya melalui bantuan modal tersebut, selain itu adanya modal PUAP dianggap mampu memberikan kesejahteraan bagi para petani peminjam.

2. Skripsi Gilbarto Frofika Zanzes, tahun 2015 yang berjudul Analisis Efektivitas Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan serta Dampak Terhadap Tingkat Pendapatan Kelompok Tani, mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan pendapatan pada masyarakat terutama para petani yang bergabung menjadi Gapoktan sebelum dan sesudah adanya bantuan modal usaha PUAP, sebelum adanya modal PUAP banyak petani yang belum melakukan usaha karena ketiadaan modal namun setelah adanya Program PUAP sudah hampir semua petani telah melakukan usaha, selain itu tingkat keberhasilan program PUAP dapat dipengaruhi oleh kinerja pengurus Gapoktan.

(23)

23

yang digunakan tepat sasaran, yaitu digunakan sebagai modal usaha, selain itu adanya pendamping lapangan juga dianggap penting terhadap keberhasilan para petani, sehingga program PUAP sangat berpengaruh terhadap pendapatan usaha tani di Gapoktan Tri Tunggal.

(24)

24

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan Yuridis artinya mendekati masalah yang diteliti dengan sifat hukum yang nyata atau fakta sosial sesuai dengan kenyataan hidup dalam masyarakat ( Utsman. 2014 : 3 ).

2. Sumber Data

Sumber data ialah tempat atau orang dimana data tersebut di peroleh. Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah ( Azwar. 1998 : 91 ) sebagai berikut :

a. Data primer

Sumber data primer adalah sumber yang dapat memberikan informasi secara langsung, serta sumber data tersebut memiliki hubungan dengan masalah pokok penelitian sebagai bahan informasi yang di cari. Dengan demikian, data primer dalam penelitian ini adalah data yang diambil dari sumber pertama berupa hasil wawancara langsung dengan pengurus Gapoktan dan para petani meminjam dana modal PUAP.

b. Data sekunder

(25)

25

sekunder pada penelitian ini adalah data yang berasal dari dokumen yang berkenaan dengan Program PUAP.

3. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :

a. Observasi ( pengamatan )

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian ( Sujarweni. 2014 : 75 ). Dalam observasi, peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap tempat yang dijadikan obyek penelitian yaitu di Desa Gedegan Kec. Tlogomulyo Kab. Temanggung.

b. Wawancara ( interview )

(26)

26 c. Dokumentasi ( pengumpulan data )

Merupakan metode pengumpulan data kualitatif sejumlah besar fakta data yang tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi ( Sujarweni. 2014 : 33 ). Metode ini digunakan sebagai salah satu pelengkap data.

H. Analisa Data

Proses analisa data merupakan suatu proses penelaahan data secara mendalam. Menurut Lexy J. Moleong proses analisa data dapat dilakukan pada saat yang bersamaan dengan pelaksanaan pengumpulan data meskipun pada umumnya dilakukan setelah data terkumpul ( Moleong. 2005 : 103 ).

Untuk memperoleh gambaran yang jelas dalam memberikan, menyajikan, dan menyimpulkan data, maka dalam penelitian ini menggunakan metode analisa deskritif kualitatif, yaitu suatu penelitian yang mendeskripsikan suatu situasi tertentu yang bersifat faktual secara sistematis dan akurat ( Danim. 2002 : 21 ).

(27)

27

dengan sistem cicilan atau kredit setiap bulan. Sebagai langkah penutup adalah pengambilan kesimpulan, yang mana pengambilan kesimpulan itu merupakan akhir proses dari sebuah penelitian, dari pengambilan kesimpulan ini akhirnya akan terjawab pertanyaan ada dalam rumusan masalah didalam latar belakang masalah.

I. Tahap Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif, yaitu : 1. Tahap sebelum lapangan, yaitu hal-hal yang dilakukan sebelum

melakukan penelitian seperti pembuatan proposal penelitian, mengajukan surat ijin penelitian, menetapkan fokus penelitian dan sebagainya yang harus dipenuhi sebelum melakukan penelitian.

2. Tahap pekerjaan lapangan, yaitu mengumpulkan data melalui pengamatan dan wawancara terhadap nasabah mengenai faktor yang mempengaruhi sistem utang piutang dana modal usaha pada PUAP.

3. Tahap analisa data, apabila semua data telah terkumpul dan dirasa cukup maka tahap selanjutnya adalah menganalisis data-data tersebut dan mengambarkan hasil penelitian sehingga bisa memberi arti pada objek yang diteliti.

(28)

28

dilakukan peneliti selanjutnya adalah menulis hasil penelitian tersebut sesuai dengan pedoman penulisan yang telah ditentukan.

J. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan penelitian, yaitu :

BAB I Pendahuluan, yang merupakan garis-garis besar pembahasan isi pokok penelitian yang terdiri dari : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah.

BAB II Tinjauan Pustaka, yang bertujuan untuk mengetahui validitas penelitian terdahulu menjadi suatu pijakan awal suatu penelitian yang berhubungan dengan bahasan tentang latar belakang PUAP, sasaran PUAP, tujuan PUAP, penyaluran PUAP, gapoktan dan LKM-A.

BAB III Metode Penelitian, yang berkaitan dengan pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, pengumpulan sumber data, metode pengumpulan data, metode analisis data, pengecekan keabsahan data, tahap-tahap penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB IV Bab ini merupakan inti dari penulisan penelitian, dimana peneliti mengemukakan hasil penelitian dan pembahasan, analisis tentang pinjaman dana modal usaha pada PUAP di Desa Gedegan Kecamatan Tlogomulyo Kabupaten Temanggung.

(29)

29 BAB II

PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PEDESAAN A. PUAP

1. Pengertian

Menurut Departemen Pertanian PUAP merupakan bentuk fasilitasi bantuan modal usaha untuk petani anggota, baik petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani. Tahun 2002 pemerintah melalui Departemen Pertanian RI mengeluarkan kebijakan baru dalam upaya untuk memberdayakan masyarakat dalam berusaha. Kebijakan tersebut dituangkan dalam bentuk program fasilitasi Bantuan Langsung Masyarakat (BLM).

(30)

30

Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) merupakan program Departemen Pertanian yang bertujuan untuk mengurangi kemiskinan,pengangguran, dan kesenjangan antar wilayah dan sektor. Untuk mendukung pelaksanaan PUAP diawali dengan peningkatan kapasitas sumberdaya manusia sebagai pelaksana kegiatan PUAP di lapangan. PUAP merupakan program pemberdayaan yang dilaksanakan oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di perdesaan dengan memberikan fasilitasi bantuan modal usaha untuk petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani yang salah satu tujuannya yaitu memberikan kepastian akses pembiayaan kepada petani anggota gapoktan. Struktur PUAP terdiri dari Gapoktan, penyuluh pendamping dan Penyelia Mitra Tani (PMT) sehingga dapat lebih memberdayakan kelembagaan petani dan ekonomi perdesaan untuk pengembangan kegiatan usaha agribisnis.

2. Tujuan PUAP

Tujuan dilaksanakannya PUAP ( Permentan No.16 Tahun 2008 ) adalah :

(31)

31

b. Meningkatkan kemampuan pelaku usaha agribisnis, Pengurus Gapoktan, Penyuluh dan Penyelia Mitra Tani, Memberdayakan kelembagaan petani dan ekonomi perdesaan untuk pengembangan kegiatan usaha agribisnis. c. Meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi jejaring atau

mitra lembaga keuangan dalam rangka akses ke permodalan.

d. Meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi jejaring atau mitra lembaga keuangan dalam rangka akses ke permodalan

Dengan diluncurkannya dana PUAP, diharapkan para petani dapat dengan mudah melaksanakan kegiatan pertanian sebagaimana mestinya tanpa adanya hambatan modal selain itu dengan adanya dana PUAP, diharapkan kesejahteraan petani semakin meningkat, serta menjadikan dana bantuan dari pemerintah ini dikembangkan dan menjadi dampak yang positif bagi masyarakat dan usaha tani yang maju.

3. Sasaran PUAP

Adapun sasaran yang diharapkan dari program PUAP ( Permentan No.16 Tahun 2008 ) adalah :

a. Berkembangnya usaha agribisnis di desa miskin atau tertinggal sesuai dengan potensi pertanian desa

(32)

32

c. Meningkatnya kesejahteraan rumah tangga tani miskin, petani atau peternak (pemilik dan atau penggarap) skala kecil, buruh tani.

d. Berkembangnya usaha pelaku agribisnis yang mempunyai usaha harian, mingguan maupun musiman.

4. Prosedur pendistribusian dana modal PUAP

Dana modal PUAP adalah bantuan modal yang diberikan oleh kementrian pertanian kepada Desa miskin, proses penyaluran dana modal PUAP tersebut melalui beberapa tahap (Permentan No.16 Tahun 2008) yaitu :

Tabel 1.1

(33)

33

b. Tim PUAP Tingkat Provinsi, Untuk mengendalikan pelaksanaan PUAP di tingkat provinsi, Gubernur diharapkan dapat membentuk operation room yang dikelola oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP). BPTP sebagai sekretariat Tim Pembina PUAP Propinsi dapat memanfaatkan data base PUAP yang dikembangkan Departemen Pertanian sebagai bahan dalam penyusunan laporan Tim Pembina Provinsi kepada Gubernur dan Menteri Pertanian. Tim Pembina PUAP Provinsi melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan PUAP melalui pertemuan regular dan kunjungan lapangan ke kabupaten/kota dan kecamatan untuk menjamin pelaksanaan PUAP sesuai dengan kebijakan teknis Gubernur serta menyelesaikan permasalahan yang terjadi di lapangan.

(34)

34

dengan memanfaatkan perangkat keras dan lunak komputer yang disiapkan oleh Departemen Pertanian.

d. Tim PUAP tingkat Kecamatan, melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan PUAP melalui pertemuan regular dan kunjungan lapangan ke desa dan GAPOKTAN untuk menjamin pelaksanaan PUAP sesuai dengan kebijakan teknis Bupati/Walikota.

Sebelum penyaluran dana modal PUAP dilaksanakan maka gapoktan calon penerima modal harus menyiapkan dokumen administrasi sebagai berikut :

1) Usulan menjadi pelaksana PUAP (Formulir 1);

2) Data dasar Gapoktan PUAP (Formulir 2) dan data dasar Anggota Gapoktan (Formulir 2A).

3) Rekening bank yang masih aktif atas nama Gapoktan yang ditandatangani Ketua dan Bendahara.

4) Perjanjian Kerjasama (PK) antara Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian dengan Gapoktan yang ditandatangani oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Satuan Kerja Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian dengan Ketua Gapoktan diatas materai Rp.6.000,-. 5) Surat Perintah Kerja (SPK) dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)

(35)

35

Gapoktan penerima dana BLM-PUAP di atas materai Rp. 6.000,-. SPK ditandatangani PPK dan Ketua Gapoktan.

6) Berita Acara Serah Terima Uang dana BLM-PUAP yang ditandatangani oleh PPK Direktorat Pembiayaan Pertanian Satuan Kerja Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian dan ketua Gapoktan.

7) Pakta Integritas (PI) yang ditandatangani antara PPK Direktorat Pembiayaan Pertanian, Satuan Kerja Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian selaku pengguna barang/jasa dengan ketua Gapoktan. 8) Kuitansi/Bukti Pembayaran yang ditandatangani oleh ketua Gapoktan di

atas materai’

9) Rp. 6.000,- sebesar dana BLM-PUAP yang diterima dan diketahui oleh Tim Teknis Kabupaten/Kota serta disetujui oleh PPK Direktorat Pembiayaan Pertanian, Satuan Kerja Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.

10)Surat Pernyataan Tanggungjawab Pelaksanaan (SPTPK) Kegiatan PUAP yang ditandatangani oleh Ketua Gapoktan di atas materai Rp. 6.000,. 11)Foto copy KTP Pengurus Gapoktan (Ketua, Sekretaris dan Bendahara)

yang masih berlaku, tidak dibenarkan surat keterangan domisili dan atau surat keterangan sejenis.

(36)

36

13)Surat konfirmasi validasi rekening Bank dari Bank setempat untuk menyatakan bahwa rekening Gapoktan tersebut.

Setelah semua data terverifikasi maka Gapoktan akan menerima dana modal PUAP, pengurus Gapoktan akan melakukan pengelolaan terhadap dana bantuan tersebut melalui LKM-A yang dimiliki oleh gapoktan dan membagikannya kepada para anggota Gapoktan dalam bentuk pinjaman berupa uang tunai.

B. GAPOKTAN 1. Pengertian

Menurut Mulyana (2000 : 11) Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.273/Kpts/OT.160/4/2007 kelompok tani adalah kumpulan petani/peternak/ pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi, lingkungan (sosial, ekonomi, sumber daya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota.

(37)

37

secara informal dalam suatu wilayah kelompok atas dasar keserasian dan kebutuhan bersama, kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumber daya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa kelompok tani dapat dikembangkan melalui kerjasama antar kelompok dalam membentuk Gapoktan. Pengembangan Gapoktan saat ini dilatarbelakangi oleh kenyataan kelemahan aksesbilitas petani terhadap berbagai kelembagaan layanan usaha, misalnya lemah terhadap lembaga keuangan, terhadap lembaga pemasaran, lembaga penyedia sarana produksi pertanian serta terhadap sumber informasi. Gapoktan diarahkan sebagai sebuah kelembagaan ekonomi selain itu diharapkan juga mampu dalam menjalankan fungsi-fungsi lainnya.

Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) sebagai kumpulan beberapa kelompok tani yang bergabung dan bekerjasama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha. Gapoktan terdiri atas kelompok tani yang ada dalam wilayah suatu wilayah administrasi desa atau yang berada dalam satu wilayah aliran irigasi petak pengairan tersier.

(38)

38

keserasian dan kebutuhan bersama serta berada di lingkungan pengaruh dan pimpinan seorang kontak tani (Setiana. 2005: 19).

Menurut Syahyuti (2007: 36), Gapoktan adalah gabungan dari beberapa kelompok tani yang melakukan usaha agribisnis di atas prinsip kebersamaan dan kemitraan sehingga mencapai peningkatan produksi dan pendapatan usahatani bagi anggotanya dan petani lainnya. Pengembangan Gapoktan dilatarbelakangi oleh kenyataan kelemahan aksesibilitas petani terhadap berbagai kelembagaan layanan usaha, misalnya lemah terhadap lembaga keuangan, terhadap lembaga pemasaran, terhadap lembaga penyedia sarana produksi pertanian serta terhadap sumber informasi. Pada prinsipnya, lembaga Gapoktan diarahkan sebagai sebuah kelembagaan ekonomi, namun diharapkan juga mampu menjalankan fungsi- fungsi lainnya serta memiliki peran penting terhadap pertanian.

2. Dasar pembentukan gapoktan

a. Kepentingan yang sama di antara para anggotanya.

b. Berada pada kawasan usaha tani yang menjadi tanggung jawab bersama di antara para anggotanya.

c. Mempunyai kader pengelola yang berdedikasi untuk menggerakkan para petani

(39)

39

e. Mempunyai kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh sebagian besar anggotanya.

f. Adanya dorongan atau motivasi dari tokoh masyarakat setempat.

3. Fungsi gapoktan

Gabungan Kelompok Tani atau gapoktan adalah gabungan dari beberapa kelompok tani yang melakukan usaha agribisnis di atas prinsip kebersamaan dan kemitraan sehingga mencapai peningkatan produksi dan pendapatan usaha tani bagi anggotanya dan petani lainnya. Gapoktan memiliki struktur organisasi yang pada tiap bagiannya memiliki fungsi yang berbeda, berikut adalah struktur organisasi gapoktan dalam bentuk tabel.

(40)

40

Gapoktan mempunyai 5 (lima) fungsi, ( Kementrian Pertanian. 2014 )

yaitu sebagai berikut :

a. Gapoktan Berfungsi sebagai Unit Usaha tani

Guna mencapai Gapoktan dapat berfungsi sebagai unit usaha tani, peran penyuluh pertanian mengarahkan Gapoktan mempunyai kemampuan sebagai berikut:

1) Mengambil keputusan dalam menentukan pengembangan produksi usaha tani yang menguntungkan berdasarkan informasi yang tersedia (dalam bidang teknologi, sosial, permodalan, sarana produksi dan sumber daya alam lainnya).

2) Menyusun rencana definitive Gapoktan dan melaksanakan kegiatan atas dasar pertimbangan efisiensi.

3) Memfasilitasi penerapan teknologi (bahan, alat, cara) usaha tani anggota sesuai dengan rencana kegiatan Gapoktan.

4) Menjalin kerjasama/kemitraan dengan pihak lain yang terkait dalam pelaksanaan usaha tani.

5) Mentaati dan melaksanakan kesepakatan yang dihasilkan bersama dalam Gapoktan maupun dengan pihak lain.

(41)

41

7) Meningkatkan kesinambungan produktivitas dan kelestarian sumber daya alam dan lingkungan.

8) Mengelola administrasi secara baik.

9) Merumuskan kesepakatan bersama, baik dalam memecahkan masalah maupun untuk kegiatan Gapoktan.

10) Merencanakan dan melaksanakan pertemuan berkala baik di Gapoktan maupun dengan pihak lain.

b. Gapoktan Berfungsi sebagai Unit Usaha Pengolahan

Agar Gapoktan dapat berfungsi sebagai unit usaha pengolahan, peran penyuluh pertanian mengarahkan Gapoktan mempunyai kemampuan sebagai berikut:

1) Menyusun perencanaan kebutuhan peralatan pengolahan hasil usaha tani anggotanya.

2) Menjalin kerjasama/kemitraan usaha dengan pengusaha pengolahan hasil-hasil pertanian dan dengan pihak penyedia peralatan-peralatan pertanian.

3) Mengembangkan kemampuan petani anggota Gapoktan dalam pengolahan produk pertanian.

(42)

42

c. Gapoktan Berfungsi sebagai Unit Usaha Sarana dan Prasarana Produksi Agar Gapoktan dapat berfungsi sebagai unit usaha sarana dan prasarana, peran penyuluh pertanian mengarahkan Gapoktan mempunyai kemampuan sebagai berikut:

1) Menyusun rencana kebutuhan sarana dan prasarana setiap anggotanya. 2) Menjalin kerjasama/kemitraan usaha dengan pihak penyedia sarana

dan prasarana produksi pertanian (pabrik, kios saprotan, dan lain-lain). 3) Mengorganisasikan kegiatan penyedia sarana dan prasarana produksi

pertanian dengan dinas terkait dan lembaga usaha sarana dan prasarana produksi pertanian.

d. Gapoktan Berfungsi sebagai Unit Usaha Pemasaran

Untuk mencapai Gapoktan dapat berfungsi sebagai unit usaha pemasaran, peran penyuluh pertanian mengarahkan Gapoktan mempunyai kemampuan sebagai berikut:

1) Mengidentifikasi serta menganalisis potensi dan peluang pasar berdasarkan sumber daya yang dimiliki untuk mengembangkan komoditi yang lebih menguntungkan.

2) Merencanakan kebutuhan pasar dengan memperhatikan segmentasi pasar (tingkat kemampuan calon pembeli.

(43)

43

4) Mengembangkan penyediaan komoditi yang dibutuhkan pasar; Merencanakan kebutuhan pasar dengan memperhatikan segmentasi pasar (tingkat kemampuan calon pembeli).

e. Gapoktan Berfungsi sebagai Unit Usaha Keuangan Mikro

Untuk Gapoktan dapat berfungsi sebagai unit usaha keuangan mikro, peran penyuluh pertanian mengarahkan Gapoktan mempunyai kemampuan sebagai berikut:

1) Menumbuh kembangkan kreativitas dan prakarsa anggota untuk memanfaatkan informasi dan akses permodalan yang tersedia.

2) Meningkatkan kemampuan anggota untuk dapat mengelola keuangan mikro secara komersial dan menggali sumber-sumber usaha yang mampu meningkatkan permodalan.

3) Mendorong dan mengadvokasi anggota agar mau dan mampu melaksanakan kegiatan simpan-pinjam guna memfasilitasi pengembangan modal usaha.

4. Ciri ciri gapoktan

a. Adanya pertemuan/rapat anggota/rapat pengurus yang diselenggarakan secara berkala dan berkesinambungan

(44)

44

c. Memiliki aturan/norma tertulis yang disepakati dan ditaati bersama

d. Memiliki pencatatan/pengadministrasian setiap anggota organisasi yang rapih.

e. Menfasilitasi kegiatan-kegiatan usaha bersama di sektor hulu dan hilir; f. Menfasilitasi usaha tani secara komersial dan berorientasi pasar

g. Sebagai sumber serta pelayanan informasi dan teknologi untuk usaha para petani umumnya dan anggota kelompok tani khususnya;

h. Adanya jalinan kerjasama antara Gapoktan dengan pihak lain;

i. Adanya pemupukan modal usaha baik iuran dari anggota atau penyisihan hasil usaha/kegiatan Gapoktan.

5. Kriteria Gapoktan penerima bantuan modal usaha PUAP adalah antara lain: a. Memiliki SDM untuk mengelola usaha agribisnis

b. Mempunyai kepengurusan yang aktif dan dikelola oleh petani c. Pengurus Gapoktan adalah petani dan bukan aparat Desa/kelurahan d. Dikukuhkan dan ditetapkan oleh Bupati/Walikota

(45)

45 C. LKM-A

1. Pengertian

Lembaga Keuangan Mikro (LKM) adalah Lembaga Keuangan yang khusus didirikan untuk memberikan jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat, baik melalui pinjaman atau pembiayaan dalam usaha skala mikro kepada anggota dan masyarakat, pengelolaan simpanan,maupun pemberian jasa konsultasi pengembangan usaha yang tidak semata-mata mencari keuntungan.

Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) adalah salah satu unit usaha otonom yang didirikan dan dimiliki oleh Gapoktan penerima dana BLM-PUAP dalam bentuk LKM guna memecahkan masalah/kendala akses untuk mendapatkan pelayanan keuangan. LKM-A akan melaksanakan fungsi pelayanan kredit/pembiayaan dan simpanan di lingkungan petani dan pelaku usaha agribisnis sesuai dengan prinsip-prinsip LKM ( Kementrian Pertanian . 2014 )

(46)

46

diberikan kepada petani tanpa disertai dengan kewajiban untuk mengembalikannya. Dengan demikian, petani pemanfaat dana PUAP memiliki kewajiban untuk mengembalikan dana tersebut kepada LKMA untuk digulirkan kembali kepada petani lain di dalam Gapoktan yang bersangkutan.

Fungsi LKM-A antara lain menggalang dana anggota dan calon anggota melalui simpanan dan menyalurkan kepada anggota dan calon anggota dalam bentuk modal kerja maupun investasi di lingkungannya melalui fasilitasi pembiayaan (Kementerian Pertanian.2014).

Tujuan pembentukan LKM-A adalah untuk menyelesaikan persoalan pembiayaan petani skala mikro dan buruh tani yang jumlahnya cukup besar di perdesaan. Karena selama ini bank konvensional kurang akomodatif terhadap pembiayaan pertanian. Idealnya, keberadaan LKM-A harus menjadi solusi bagi petani anggota Gapoktan penerima dana PUAP dalam memperoleh permodalan untuk menjalankan usahataninya.Pada sisi inilah efektivitas LKM-A dalam pengembangan program PUAP akan terlihat setelah dikajikinerja LKM-A dalam pengembangan program PUAP.

(47)

47

permodalan usaha kelompok tani atau petani anggota. Berikut adalah struktur organisasi Gapoktan yang telah memiliki LKM-A dalam bentuk tabel.

Tabel 1.3

2. Tujuan LKM-A

Menurut Subagyono (2011 : 43), beberapa tujuan khusus dibentuknya LKMA adalah untuk:

a. Memfasilitasi petani/kelompok tani/Gapoktan mengakses modal. b. Memperluas skala usaha petani.

c. Meningkatkan produksi, produktivitas usahatani, nilai tambah dan daya saing produk.

(48)

48 e. Mendorong perekonomian pedesaan.

Peran LKMA sejalan dengan tujuan didirikannya lembaga tersebut, yaitu menyediakan modal bagi petani, meningkatkan akses modal bagi petani, meningkatkan akses modal petani, meningkatkan produksi, produktivita, nilai tambah dan daya saing produk usaha agribisnis, mendorong perkembangan usaha agribisnis dan mendorong perekonomian pedesaan (Kementrian Pertanian. 2014)

3. Sasaran LKM-A

Sasaran kelembagaan keuangan mikro agribisnis Gapoktan PUAP adalah :

a. Tersusunnya petunjuk pelaksanaan atau petunjuk teknis operasional pemberdayaan Gapoktan sebagai kelembagaan ekonomi petani sesuai dengan kultur atau budaya masyarakat setempat;

b. Terlaksananya fasilitasi penumbuhan fungsi pelayanan keuangan dalam bentuk simpan-pinjam pada Gapoktan;

c. Terbentuknya unit usaha kelembagaan keuangan mikro agribisnis (LKM-A) pada Gapoktan penerima dana BLM PUAP, dalam upaya melayani pembiayaan petani/kelompok tani secara berkelanjutan.

4. Modal LKM-A

(49)

49 a. Modal sendiri

Pada dasarnya modal awal LKM-A berasal dari pendiri dan anggota Gapoktan PUAP, melalui pola penghimpunan dana dari simpanan pokok pendiri. Modal milik sendiri berupa :

1) Simpanan pokok dijadikan acuan dalam penumbuhan LKM-A, yaitu sebagai berikut :

a. Prinsip kebutuhan, artinya LKM-A hanya ditumbuhkembangkan di lokasi potensial yang petaninya memerlukan dukungan fasilitasi permodalan, dan belum ada lembaga jasa pelayanan keuangan di lokasi itu. Dengan demikian LKM-A akan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat setempat.

(50)

50

c. Prinsip partisipatif. Penumbuhan LKM-A harus melibatkan para petani di lingkungan setempat, sehingga selain dapat mengakomodasi aspirasi petani, pengembangan yang dibangun secara partisipatif akan mampu membangun rasa kepedulian dan kepemilikan serta proses melalui bekerja bersama.

d. Prinsip akomodatif. Dalam hal ini penumbuhan LKM-A harus mengedepankan pemenuhan kebutuhan nasabah. Persyaratan untuk akses ke LKM-A disusun sedemikian rupa sehingga bisa membuka peluang seluas-luasnya untuk menjangkau kebutuhan petani dengan kelengkapan persyaratan minimal yang dimiliki petani.

e. Prinsip kemandirian. Artinya, meskipun penumbuhan dan pembentukan LKM-A bertujuan menyediakan permodalan usahatani, namun jangan sampai menciptakan ketergantungan, tetapi harus mampu mendorong terjadinya penguatan kapasitas kelembagaan kelompok tani.

f. Prinsip kemitraan. Dalam hal ini penumbuhan dan pembentukan LKM-A dilakukan dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan (stakeholders), seperti penyedia sarana produksi, tokoh-tokoh masyarakat

tani, dunia usaha, perguruan tinggi, dan instansi sektoral terkait dalam setiap kegiatan.

(51)

51

adacampur tangan lembaga atau aparat pemerintah dan swasta yang mendukungnya.

6. Mekanisme pemberian pinjaman

Mekanisme pemberian pinjaman yang dilakukan oleh LKM-A (Pasaribu . 2015 : 44 ) yaitu sebagai berikut :

a. Penyusunan rencana usaha (RU) oleh anggota yang hendak meminjam.

b. Pengajuan pinjaman dengan RU disampaikan kepada ketua kelompok.

c. Ketua kelompok mempelajari RU dan memberikan memo untuk mengajukan

pinjaman ke pengurus LKM-A.

d. Berdasarkan RU dan memo ketua kelompok yang dianggap lebih mengenal

usaha tani dan karakter peminjam, pengurus LKM-A mengeluarkan

pinjaman sejumlah yang dibutuhkan. Pinjaman dikenakan bunga sebesar 2

(52)

52 BAB III

PENGELOLAAN DANA MODAL USAHA PUAP OLEH GAPOKTAN A. Gambaran Umum Desa Gedegan

1. Profil Desa Gedegan

Desa Gedegan merupakan salah satu Desa di wilayah Kecamatan Tlogomulyo, Kabupaten Temanggung denga batasan wilayah yaitu :

a. Sebelah Utara : Desa Drono Kecamatan Tembarak b. Sebelah Timur : Desa Gandu Kecamatan Tembarak c. Sebelah Selatan : Desa Kemloko Kecamatan Tembarak d. Sebelah Barat : Desa Legoksari Kecamatan Tlogomulyo

Desa Gedegan berada pada krtinggian 900 meter dari permukaan air laut dan memuliki luas wilayah 66,430 Ha dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 2.1

No Penggunaan Luas ( Ha )

1 Permukiman 5,207

2 Tegalan 57,380

3 Bengkok 1,420

(53)

53

Secara Administrasi Desa Gedegan Terbagi menjadi 1 ( satu ) Dusun yang terdiri dari 2 ( dua ) Rukun Warga ( RW ) dan 10 ( sepuluh rukun Tangga ( RT ). Jumlah penduduk Desa Gedegan pada akhir 2017 sebanyak 1.044 jiwa, yang terdiri dari :

a. Penduduk laki-laki sebanyak 538 jiwa b. Penduduk perempuan sebanyak 506 jiwa 2. Kondisi Sosial

Kondisi masyarakat Desa Gedegan ditunjukan masih rendahnya kualitas dari sebagian besar SDM masyarakat serta cenderung masih kuatnya budaya paternalistik ( hubungan antara pemimpin dan yang dipimpin ). Meskipun demikian pola budaya seperti ini dapat dikembangkan sebagai kekuatan dalam pembangunan yang bersifat mobilitas masa. Di samping itu masyarakat Desa Gedegan yang cenderung memiliki sifat ekspresif, agamis dan terbuka dapat dimanfaatkan sebagai pendorong budaya transparansi dalam setiap penyelenggaran pemerintahan dan pembangunan.

(54)

54

Sedangkan Sarana pendidikan formal cukup memadai dalam rangka meningkatkan kualitas peserta didik, Pemerintah Desa beserta warga masyarakat sedang melakukan peningkatan sarana pendidikan berupa rehabilitasi sarana pendidikan , seperti teerlihat dalam tabel berikut :

Tabel 2.2

No Tingkat Pendidikan Jumlah ( jiwa )

1 Belum/tidak tamat SD 218

2 Tamat SD 582

3 Tamat SLTP 187

4 Tamat SLTA 42

5 Tamat D1-D2 9

6 Tamat S1 6

JUMLAH 1044

Disamping itu, Pemerintah Desa Gedagan berupaya menyediakan sarana kesehatan agar kesejahteraan masyarakat terjamin, dengan di bangunnya Poliklinik Desa ( Polindes ) dan tersedia juga tenaga kesehatan terlatih yaitu bidan Desa.

3. Kondisi Ekonomi

(55)

55

lahan , pola tanam maupun pemilihan produk pertaniannya ). Cara bertanam masih sangat monoton pada unggulan tanaman tembakau, dan sedikit tanaman jagung, cabai, sayuran, serta kacang-kacangan. Disamping ityu, warga masyarakat ada yang menekuni pada sektor peternakan antara lain ternak kambing, kelinci serta budidaya lele. Di Desa Gedegan juga terdapat lembaga perekonomian yang membantu permodalan petani antara lain :

Tabel 2.3

No Jenis Jumlah ( unit )

1 Simpan Pinjam 5

2 Kelompok Tani 2

3 Gapoktan 1

4 Industri Makanan Ringan 1

5 Kelompok Menjahit 1

Dari potensi tersebut masih banyak keterbatasan, maka perlu perhatian

(56)

56 4. Agama

Mayoritas penduduk Desa Gedegan menganut agama Islam, sehingga keadaan sosial keagamaan dalam kehidupan sehari-hari sangat berpegang teguh pada ajaran agama Islam atau syari’at Islam sebagai agama yang dianutnya. Penerapan terhadap ajaran agama di Desa Gedegan pada umumnya secara tradisi diajarkan oleh orang tua kepada anaknya dengan dibantu guru agama, sehingga aktivitas yang ada dalam masyarakat setempat sangat mencerminkan nilai-nilai Islami.

Walaupun mayoritas penduduk di Desa Gedegan tersebut beragama Islam, namun pemahaman keagamaannya masih relatif kurang, khususnya dalam bidang muamalah. Hal ini terbukti karena masih banyaknya masyarakat Desa Gedegan yang melakukan praktik muamalah yang belum sesuai dengan ajaran syariat Islam.

B. Profil Gapoktan Waluyo 1. Sejarah Gapoktan Waluyo

(57)

57

berdaya guna dalam penyediaan sarana produksi pertanian, permodalan, peningkatan atau perluasan usaha tani, pemasaran serta kerja sama kelompok tani di Desa Gedegan.

Gabungan kelompok tani (Gapoktan) waluyo dibentuk pada tanggal 11 Juni 2011 Dibentuknya Gapoktan ini merupakan titik awal untuk meningkatkan kemampuan setiap kelompok tani dalam melaksanakan fungsinya, meningkatkan kemampuan para anggota dalam mengembangkan agribisnis serta menguatkan kelompok tani menjadi menjadi organisasi kuat dan mandiri.

Nama Waluyo sendiri dipilih karena diharapkan dengan nama tersebut Gapoktan mampu menjadi sebab keberuntungan bagi masyarakat Desa. Sejak dibentuknya Gapoktan, maka segala bentuk kegiatan, kemitraan serta program dari pemerintah menjadi tanggungjawab dan mendapat pendampingan dari Gapoktan.

2. Tujuan Gapoktan Waluyo

a. Menumbuhkembangkan usaha Agribisnis untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran di pedesaan khususnya di Desa Gedegan Kecamatan Tlogomulyo Kabupaten Temanggung.

(58)

58 3. Visi dan Misi Gapoktan Waluyo

1) Visi

“Gapoktan yang Mandiri, Handal, dab Berdaya Saing menuju Masyarakat yang Sejahtera”

2) Misi

a) Menyelenggarakan program kerja Gapoktan secara efisien, efektif dengan mengutakan pelayanan kepada petani.

b) Memberdayakan petani agar dapat meningkatkan kesejahteraannya. c) Menyediakan akses informasi dan teknologi pertanian kepada petani

dan masyarakat Desa Gedegan. 4. Struktur Organisasi Gapoktan Waluyo

Dalam pelaksanaan Program PUAP yang didalamnya terdapat organisasi Gapoktan dimana struktur kepengurusan organisasi. Struktur ini dibentuk agar pelaksanaan program PUAP berjalan dengan lancar dan tidak adanya tumpang tindih dalam melakukan kegiatan usaha sehingga semua terstruktur dengan baik.

(59)

59 Tabel 2.4

C. Penyaluran Dana Modal PUAP oleh Gapoktan di Desa Gedegan Kecamatan Tlogomulyo Kabupaten Temanggung

Dalam pelaksanaan Program PUAP oleh pemerintah yang ada di Desa Gedegan maka para petani membentuk suatu kelompok tani bernama Gapoktan Waluyo. Pembentukan Gapoktan Waluyo untuk menyatukan kepentingan yang sama ke arah usaha Agribisnis terpadu terutama dalam mengakses pasar dan permodalan, petani-petani lainnya yang tergabung dalam kelompok tani.

(60)

60

langsung diterima melalui rekening Gapoktan yaitu sebesar 100 juta rupiah dengan pengawasan oleh dinas pertanian.

Penyaluran BLM-PUAP bagi para petani harus mengutamakan pelayanan yang baik. Pelayanan yang dimaksud adalah begaimana bantuan tersebut dapat menjangkau para petani yang membutuhkan dana tersebut. Oleh karena itu, diperlukan suatu pola pelayanan penyaluran BLM-PUAP yang diinginkan oleh kelompok sasaran tersebut sehingga penyaluran BLM-PUAP efektif menurut petani pengguna. Efektivitas penyaluran BLM-PUAP dari sisi pengguna (petani) dapat dilihat dari faktor-faktor sebagai berikut yaitu persyaratan awal, prosedur realisasi pinjaman, dan tingkat bunga.

1. Persyaratan Awal

(61)

61 a. Fotocopy KTP

b. Fotocopy kartu keluarga

c. Tidak memiliki utang kepada pihak lain

d. Membayar biaya administrasi sebesar Rp 10.000.,- 2. Prosedur Realisasi Pinjaman

Gapoktan yang akan diusulkan sebagai calon penerima dana BLM PUAP diketahui oleh Kepala Desa dan Kepala Penyuluhan Kecamatan (BKP). Dalam penyaluran di lapangan Gapoktan langsung memberikan dana tersebut kepada petani dengan persyaratan petani tersebut membuat Rencana Usaha Anggota (RUA). Dalam RUA tersebut dimana petani merencanakan jumlah dana yang akan diajukan. Setelah membuat RUA kemudian RUA tersebut diajukan kepada ketua kelompok tani yang nantinya dilakukan Rencana Usaha Kelompok (RUK).

(62)

62 3. Tingkat Bunga

Pada pengembalian pinjaman, para petani peminjam di kenakan adanya bunga. Tingkat bunga yang dibebankan kepada petani merupakan hasil dari Anggaran Dasar dan Rumah Tangga. Besarnya tingkat bunga yang diberikan di Desa Gedegan adalah 2% per bulan dengan jangka waktu peminjaman selama 10 bulan atau paling lambat sapai 12 bulan, yaitu sama dengan petani dikenakan bunga sebesar 20 % pada setiap pinjaman, namun jika peminjaman lebih dari 10 bulan prosentase bunganya tetap 20 %.

Bila dibandingkan dengan bunga pinjaman di lembaga keuangan formal maupun non formal lainnya, besarnya tingkat bunga pengguna dana PUAP termasuk relatif ringan. Selain itu pemberian pinjaman kepada petani dianggap sangat mudah dalam hal administrasi dan pinjaman diberikan tanpa harus meninggalkan barang yang digunakan sebagai jaminan.

(63)

63

D. Respon Para Petani terhadap Dana Modal Usaha PUAP Berikut adalah hasil wawancara dengan narasumber :

1. Wawancara dengan Bapak Kabul ( Pengurus Gapoktan )

Dari hasil wawancara tercatat bahwa pada tahun 2018 anggota Gapoktan kurang lebih berjumlah 100 orang dan kebanyakan dari mereka saat melakukan usaha dibantu dengan modal PUAP. Kebanyakan petani meminjam dana modal pada saat memulai masa tanam ( tembakau, jagung, cabai, dll ), jumlah dana yang dipinjamkan memang tidak begitu besar, yaitu rata-rata Rp 500.000 sampai Rp 1000.000, namun dengan adanya modal pinjaman tersebut sudah cukup membantu, karena ladang yang di garap tidak begitu luas. Ia juga mengatakan bahwa tidak semua peminjam menggunakan dana modal tersebut untuk usaha, namun ada yang menggunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

(64)

64

Pengurus Gapoktan mengatakan bahwa tidak sedikit petani yang telat dalam pembayaran pinjaman yang diakibatkan oleh gagal panen, namun pengurus Gapoktan memberikan toleransi dengan menunda penagihan pembayaran sampai pada masa panen berikutnya. Apabila sampai pada panen berikutnya petani tidak melunasi, maka pada tahun yang akan datang petani tidak bisa mengajukan pinjaman modal PUAP.

2. Wawancara dengan Bapak Bangun ( peminjam )

Bapak Bangun adalah seorang peternak kelinci, ia sudah beberapa kali meminjam dana PUAP, dana yang ia pinjam sejumlah Rp 1000.000 yang ia gunakan untuk mengembangkan usaha ternak kelinci, dana tersebut digunakan untuk memperbanyak kandang kelinci milikinya, sebelum meminjam dana PUAP ia hanya memiliki sekitar 20 kandang, namun setelah mendapat pinjaman ia memperbanyak kandang kelinci menjadi sekitar 45 kandang.

(65)

65

dana modal PUAP tersebut telah membantu peningkatkan pendapatan keluarga, selain itu ia berpendapat bahwa dana modal PUAP dapat dipinjam kapan saja asla tidak sedang dalam peminjaman dan dapat dilakukan tanpa harus meninggalkan jaminan.

3. Wawancara dengan Bapak Ranto ( peminjam dana )

(66)

66

4. Wawancara dengan Ibu Dahwami ( peminjam dana )

(67)

67 BAB IV

ANALISIS PENYALURAN DANA MODAL USAHA PUAP

A. Analisis Penyaluran Dana Modal Usaha PUAP oleh Gapoktan di Desa Gedegan Kecamatan Tlogomulyo Kabupaten Temanggung

Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) merupakan program Departemen Pertanian yang bertujuan untuk mengurangi kemiskinan, pengangguran, dan kesenjangan antar wilayah dan sektor. Untuk mendukung pelaksanaan PUAP diawali dengan peningkatan kapasitas sumber daya manusia sebagai pelaksana kegiatan PUAP di lapangan. PUAP merupakan program pemberdayaan yang dilaksanakan oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di perdesaan dengan memberikan fasilitasi bantuan modal usaha untuk petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani yang salah satu tujuannya yaitu memberikan kepastian akses pembiayaan kepada petani anggota gapoktan. Struktur PUAP terdiri dari Gapoktan, penyuluh pendamping dan Penyelia Mitra Tani (PMT) sehingga dapat lebih memberdayakan kelembagaan petani dan ekonomi perdesaan untuk pengembangan kegiatan usaha agribisnis.

(68)

68

Dalam penyaluran di lapangan Gapoktan langsung memberikan dana tersebut kepada petani dengan persyaratan dan melalui mekanisme yang tepat, sehingga dana modal PUAP bisa tersalur tepat pada sasaran, yang menjadi syarat dan mekanisme untuk memperoleh dana bantuan PUAP adalah sebagai berikut : 1. Memenuhi persyaratan

Dalam penyalurannya Gapoktan tidak membedakan antara laki-laki dan perempuan, yang menjadi syarat untuk memperoleh pinjaman adalah calon peminjam benar-benar merupakan petani, petani penggarap atau rumah tangga tani yang tergabung dalam kelompok tani dan Gapoktan aktif di desa Gedegan. Selain itu petani yang akan meminjam harus memenuhi syarat administrasi seperti :

a. Fotocopy KTP

b. Fotocopy kartu keluarga

c. Tidak memiliki utang kepada pihak lain

d. Membayar biaya administrasi sebesar Rp 10.000.,- 2. Mekanisme penyaluran

Dalam penyaluran dana modal PUAP, calon petani peminjam harus memenuhi mekanisme yaiu sebagai berikut :

(69)

69

diajukan. Setelah membuat RUA kemudian RUA tersebut diajukan kepada ketua kelompok tani yang nantinya dilakukan Rencana Usaha Kelompok (RUK).

b. Rencana Usaha Kelompok ini merupakan jumlah dana yang diajukan oleh anggota dalam kelompok tani dimana RUK ini diajukan ke Gapoktan yang nantinya akan diproses dalam penyusunan Rencana Usaha Bersama (RUB).

c. Rencana Usaha Bersama ini merupakan perencanaan usaha yang akan dijalankan oleh Gapoktan Desa Gedegan dengan jumlah dana 100 juta rupiah. Pada desa Gedegan dana tersebut habis tersalur kepada petani yang digunakan untuk modal usaha tani sebelum mulai masa tanam. Dalam hal ini, calon petani peminjam mengakui mengalami kendala dalam hal pembuatan RUA, sehingga perlu adanya pendampingan bukan hanya dalam hal pengelolaan dana, namun juga dalam hal persyaratan dan mekanisme, sehingga petani peminjam dapat lebih mudah dalam mendapatkan dana modal usaha PUAP.

(70)

70

prinsip kehati-hatian yang dilakukan oleh gapoktan. Namun perbedaan ini tidak menjadi masalah karena semua anggota tetap mendapatkan pinjaman yang digunakan untuk modal usaha.

(71)

71 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengelolaan dana modal PUAP di Desa Gedegan Kecamatan Tlogomulyo Kabupaten Temanggung, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

(72)

72

(73)

73 B. Saran

Adapun saran yang dapat penulis sampaikan pengurus Gapoktan maupun masyarakat yaitu :

1. Kepada pengurus Gapoktan, dalam pengelolaan dan penyaluran dana modal usaha PUAP sebaiknya dilakukan perbaikan sistem dan administrasi agar lebih terstruktur dan terorganisir sehingga dalam penyalurannya tidak terjadi kesalahan, selain itu pengurus gapoktan sebaiknya memberikan sosialisasi dan pendampingan untuk pembuatan RUA bagi anggota gapoktan, sehingga para petani tidak merasa kesulitan.

(74)

74

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zainuddin. 2016. Motodologi Penelitian Hukum. Jakarta : Sinar Grafika

Direktorat Jendral. 2015. Petunjuk Teknis ( Verifikasi Dokumen Administrasi dan Penyaluran Dana BLM PUAP )

Hendayana. 2010. Membangun Lembaga Keuangan Mikro Berbasis Komunitas Petani. Bogor : BBP2TP

Kementrian Pertanian. 2013. Modul Pengembangan Unit Usaha LKM-A Pada Gapoktan PUAP

... 2014. Pedoman Pengembangan LKM-A Pada Gapoktan PUAP

Moleong, J Lexy. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya

Mulyana. 2000. Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar . Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Pambudy, R. 2006. Ketahanan Pangan Dalam Sistem dan Usaha Agribisnis: Pemberdayaan Petani dan Organisasi Petani. Jakarta : Prosding SeminarHasil Pangan Sedunia XXVI

Pasaribu, S,M dan Taringan, H. 2015. Transformasi Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis ( LKM-A) Menjadi Lembaga Keuangan Mandiri Pedesaan. Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Kementrian Pertanian.

Peraturan mentri pertanian No.16 Tahun 2008 Tentang Pedoman Umum Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan

Peraturan mentri pertanian No.273/kpts/01.160/4/2007

Setiana, Lucie. 2005. Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat. Bogor : Ghalia Indonesia

Subagyono, Kasdi. 2011. Membangun Permodalan Petani di Pedesaan. Jakarta : Departemen Pertanian Press

(75)

75

Sujarweni, V Wiratna. 2014. Metodologi Penelitian. Yogyakarta : PT. Pustaka Baru Syahyuti. 2007. Kebijakan Pengembanagan Gapoktan Sebagai Kelembagaan

Ekonomi di Pedesaan. Jurnal Analisis Kebijakan Pertanian.

(76)

76 LAMPIRAN

Wawancara Pengurus Gapoktan

(77)

77

Wawancara Peminjam Dana Modal Usaha PUAP

(78)

78

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

Nama : Pupung Denadaningrum

Tempat, tanggal lahir : Temanggung, 13 September 1996

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Gedegan RT 05 RW 01, Tlogomulyo Temanggung Riwayat Pendidikan :

1. RA Masyithoh Desa Gedegan 2. MI Nuurul Huda Gedegan 3. MTs N Kedu

4. MAN 1 Kota Magelang

Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Salatiga, 13 September 2018 Penulis

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2
Tabel 1.3
Tabel 2.2
+2

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu tahapan kegiatan dalam rangka penyempurnaan pelaksanaan Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK) adalah mendorong kementerian/lembaga untuk menyusun standar biaya,

 Churchill, Complex variabels, new york, mc graw hill book company inc 1960  John D paliouras, complex variebles for scientist and engginers new york,

Subjek dalam penelitian ini adalah guru kimia dan siswa kelas XI IPA 1 di SMA Negeri 1 Makassar Penelitian ini terdiri dari satu variabel yaitu pengembangan

Berdasarkan hasil temuan penelitian, legitimasi Punguan Parna sebagai mayoritas mendominasi masyarakat di Kabupaten Simalungun.Dampak politik dari legitimasi tersebut

Berdasarkan uraian di atas konvensi Chicago tahun 1944 lahir untuk memberikan suatu batasan yang jelas yang mana konvensi ini mengatur aspek- aspek ekonomi

Kerja sama antar karyawan dalam perusahaan terjalin dengan solid dan teratur sehingga mampu mengerjakan pekerjaan sesuai dengan job description .Budaya organisasi yang

Bagi peneliti dapat menambah wawasan dalam melakukan penelitian khususnya Faktor-faktor pengetahuan, pendidikan, lingkungan dan informasi terhadap penyakit ISPA pada

Dalam konteks ini j isu-isu penting yang relevan akan turut dibincangkan termasuklah persoalan tentang faktor yang telah mempengaruhi kemunculan tradisi pensejarahan