• Tidak ada hasil yang ditemukan

Unit 5 PENGEMBANGAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Unit 5 PENGEMBANGAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI INDONESIA"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI INDONESIA

(2)

Pendahuluan

Negara multikultural merupakan sebutan

yang sangat cocok untuk Indonesia. Mengapa ?

Karena Indonesia memiliki keragaman agama/kepercayaan, suku, sejumlah

banyak pulau dan persebarannya, bahasa,

dan sejumlah keragaman lain.

Keragaman itu merupakan potensi dan keunikan yang dimiliki oleh bangsa

(3)

Apakah keragaman itu sudah

dikembangkan dan dikelola dengan baik berdasarkan kearifan budaya dan kemauan untuk hidup

berdampingan secara damai?

Pendidikan kita sangat sentralistik

(4)

Perkelahian, kerusuhan,

permusuhan, yang berlatarbelakang etnis dan budaya terjadi silih

berganti terjadi di negara ini.

Negara ini akan berada di ambang

disintegrasi bila tidak segera

(5)

Kajian kita di Unit ini:

Implikasi dari Makna Pendidikan Multikultural, Sejarah, dan

Karakteristik dari Problema Multikultural terhadap

(6)

Makna Pendidikan Multikultural dan Implikasinya terhadap

Pengembangan Pendidikan Multikultural

Pemaknaan Pendidikan Multikultural

berbeda-beda, ada yang

menekankan:

karakteristik kelompok yang berbeda,

masalah sosial,

kekuasaan politik,

(7)

Ada yang memfokuskan:keragaman,

kelompok dominan di masyarakat, karakteristik sekolah lokal,

memberi petunjuk tentang reformasi kepada semua sekolah tanpa

(8)

1. Pendidikan

Multikultural

Pendidikan Multikultural adalah suatu

filsafat yang menekankan legitimasi, vitalitas dan pentingnya keragaman kelas sosial, etnis dan ras, jender,

(9)

Pengembangan Pendidikan

Multikultural dilakukan dengan

memasukkan bahan ajar yang berisi ide dari berbagai kelompok budaya ke dalam kurikulum sekolah.

Diperlukan adanya pendidikan yang

dapat mengeksplorasi perspektif

(10)

Perlu adanya pelembagaan flsafat

pluralisme budaya dalam sistem pendidikan yang dilandasi prinsip kesamaan, saling menghormati,

penerimaan dan pemahaman, dan

komitmen moral demi keadilan sosial (Baptiste, 1979).

Implikasinya, kurikulum perlu

(11)

2. Pendidikan Multikultural sebagai gerakan reformasi pendidikan.

Pendidikan Multikultural merupakan

suatu gerakan reformasi yang

mengubah semua komponen kegiatan pendidikan, meliputi: a) nilai-nilai pluralisme dari semua

kelompok yang beragam;

b) kurikulum baru yang di dalamnya mencerminkan nilai-nilai

(12)

c) bahan ajar;

d) struktur organisasi dan personalia sekolah;

e) pola kebijakan.

Hal itu semua perlu dirombak agar

(13)

Bennett (1990): Pendidikan

Multikultural berkaitan dengan komitmen untuk:

(a) mencapai pendidikan yang berkualitas,

(b) mengembangkan kurikulum yang membangun pemahaman tentang

kelompok etnis,

(14)

3. Pendidikan Multikultural

sebagai proses.

Pendidikan Multikultural merupakan

suatu proses yang berkelanjutan, membutuhkan waktu panjang,

kegiatan yang terencana, dan

(15)

Komisi Pendidikan Multikultural

(dalam Grant, 1977b: 3) menegaskan bahwa Pendidikan Multikultural

berhubungan dengan konsep

humanistik yang didasarkan pada

(16)

Lebih lanjut Grant (1977)

menekankan bahwa Pendidikan Multikultural terkait dengan

kebijakan dan praktek yang menunjukkan penghormatan

terhadap keragaman budaya melalui filsafat pendidikan, komposisi dan

(17)

Nieto (1992) memandang Pendidikan

Multikultural terkait melalui:

a) reformasi sekolah dan pendidikan dasar yang komprehensif untuk semua siswa, b) penolakan terhadap semua bentuk

diskriminasi,

c) penyerapan pelajaran dan hubungan interpersonal di kelas, dan

(18)

Refeksi:

Ketimpangan yang ada dalam

pendidikan selama ini harus dikurangi bahkan dihilangkan,

sehingga seluruh etnis dan budaya

yang ada bisa saling dipahami secara optimal.

Kita perlu mengubah sudut pandang

(19)

Pendidikan Multikultural merupakan

seperangkat materi khusus yang digunakan untuk pembelajaran.

Pendidikan Multikultural berarti

mempelajari budaya yang berbeda,

(20)

Sejarah Pendidikan Multikultural dan Implikasinya terhadap

Pengembangan Pendidikan Multikultural

Konsep pendidikan multikultural di

negara-negara seperti Amerika Serikat dan Kanada menganut konsep demokratis, karena

sejak kelahiran dan sejarahnya memang bercorak multikultural.

Mereka telah berupaya melenyapkan

(21)

Pendidikan Multikultural sebagai konsep

senantiasa berkembang dan beragam.

Penting untuk meninjau kembali

dasar-dasar historis sebagai bentuk awal Pendidikan Multikultural dan

perubahannya serta kondisi sosial yang memunculkan.

Pendidikan Multikultural timbul dari

gerakan hak-hak sipil di Amerika tahun 1960-an yang menuntut hak yang

(22)

Tujuan utamanya menghilangkan

diskriminasi dalam akomodasi

umum, perumahan, tenaga kerja, dan pendidikan.

Gerakan hak-hak sipil ini berimplikasi

terhadap:

a. berdirinya lembaga pendidikan bagi kelompok etnis (awalnya hanya pada sekolah untuk orang Amerika

(23)

b. reformasi kurikulum.

c. kenaikan upah bagi guru dan

administrator sekolah kulit hitam dan berwarna lain.

d. adanya kontrol masyarakat terhadap sekolah.

(24)

Karakteristik dominan dari reformasi

sekolah yang berkaitan dengan keberagaman etnis dan budaya :

a) adanya program Hari Libur dan hari khusus lain,

b) perayaan etnis,

(25)

Pada akhir abad 20 gerakan hak

perempuan muncul menuntut

lembaga politik, sosial, ekonomi, dan pendidikan melakukan tindakan

untuk menghilangkan diskriminasi jender serta memberi kesempatan bagi perempuan untuk

(26)

Tujuan utama dari gerakan hak

perempuan adalah:

a. upah yang sama atas kerja yang sama, b. penghapusan aturan hukum yang

mendiskriminasikan wanita dan pria, c. penghapusan terhadap hal-hal yang

membuatnya menjadi warga negara kelas dua,

d. menuntut adanya partisipasi yang lebih besar dari kaum pria untuk terlibat dalam pekerjaan rumah tangga dan

(27)

Gerakan hak perempuan ini sekarang

berpengaruh kuat di Indonesia akhir-akhir ini:

1) Muncul berbagai seminar, kajian ilmiah, penelitian, dan organisasi

perempuan yang menuntut hak yang lebih baik bagi kaum perempuan.

2) Secara politik, Amandemen UUD yang menuntut agar anggota DPR harus

memasukkan kaum perempuan

(28)

3) Kaum Feminis mendesak untuk merevisi buku teks dengan memasukkan sejarah

tentang peranan penting dari perempuan

dalam perkembangan negara dan dunia.

Pendukung bagi warga negara cacat

mencapai kemenangan pada 1970-an (The Education for All Handicapped

Children Act 1975, yang mengharuskan siswa yang cacat dididik dalam

(29)

Karakteristik Problema

Multikultural Indonesia dan

Implikasinya

Berbagai kekerasan antar kelompok

secara sporadis seputar persoalan Suku, Agama, Ras, dan Antar

(30)

Bangsa Indonesia yang dulunya

dikenal berbudaya ramah, ternyata mulai dikenal sebagai bangsa yang primitif dengan kebuasan

kulturalnya.

Faktor-faktor yang melatarbelakangi

(31)

1. kuatnya prasangka, etnosentrisme, stereotip dan diskriminatif antara kelompok.

2. merosotnya rasa kebersamaan dan persatuan serta saling pengertian. 3. aktivitas politis identitas

kelompok/daerah di dalam era reformasi.

(32)

Ada tiga kelompok pemikiran yang

berkembang di Indonesia dalam menyikapi konfik yang sering

muncul tsb.

1. pandangan primordialis, perbedaan-perbedaan yang asli merupakan

(33)

2. pandangan kaum instrumentalis, digunakan individu atau kelompok

tertentu untuk mengejar tujuan yang lebih besar, baik dalam bentuk materiil maupun non-materiil.

3. pandangan kaum konstruktivis,

identitas kelompok tidak bersifat kaku, dapat diolah hingga membentuk

(34)

Prinsip Pengembangan Pendidikan Multikultural di Indonesia

a. Bentuk

Penambahan materi multikultural

tentang berbagai budaya yang ada di tanah air dan budaya berbagai

belahan dunia.

Pengadaan bidang studi atau mata

(35)

Program persamaan pendidikan bagi perempuan, kelompok etnis, minoritas

bahasa, kelompok berpenghasilan rendah, dan orang-orang yang tidak mampu.

b. Asas

Wawasan nasional/kebangsaan (persatuan

dalam perbedaan)

Bhineka Tunggal Ika (perbedaan dalam persatuan---Unity in Diversity).

Kesederajatan.

(36)

c. Prinsip Penyusunan Program Equity pedagogy: pendidikan

berdasarkan kesetaraan manusia.

Terwujudnya manusia yang

berbudaya.

(37)

Referensi

Dokumen terkait

Pada hari yang pendek, dengan munculnya malam sebelum munculmya CONSTANS mRNA, tidak cukup protein CONSTANS yang disintesisikan untuk menginduksi pembungaan. Jadi

Teknisi yang sudah melakukan pekerjaan dilapangan dapat langsung mengisi berita acara yang isinya adalah melaporkan gangguan dan penanganan dilapangan sehingga seorang manager

transaksi sudah ter-update. b) Jika ada yang belum ter-update maka praktikan akan mengecek remark transfer pada Electronic Banking, biasannya remark transfer menyertakan: nama

memperhatikan situasi tersebut maka tim pengabdian masyarakat sepakat dengan unit mitra yaitu SMA kecamatan Ubud, salah satunya dalam hal ini adalah melalui Kepala Sekolah

 Pilihlah kata kunci yang paling baik yang dapat mewakili topik yang dibahas dalam artikel tersebut..  Kata kunci penting dalam pengindeksan artikel dan dapat membantu

[r]

Sedangkan fungsi komite sekolah dalam PBM adalah menyediakan sumber daya pendidikan agar dalam pengelolaan pendidikan dapat memberikan fasilitas bagi guru-guru dan murid

Tujuan utama dari penelitian skrining ini adalah membandingkan antara gold standard dengan gejala dan tanda yang dirasakan responden, seperti mata berair, mata