PENGEMBANGAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI INDONESIA
Pendahuluan
• Negara multikultural merupakan sebutan
yang sangat cocok untuk Indonesia. Mengapa ?
• Karena Indonesia memiliki keragaman agama/kepercayaan, suku, sejumlah
banyak pulau dan persebarannya, bahasa,
dan sejumlah keragaman lain.
• Keragaman itu merupakan potensi dan keunikan yang dimiliki oleh bangsa
• Apakah keragaman itu sudah
dikembangkan dan dikelola dengan baik berdasarkan kearifan budaya dan kemauan untuk hidup
berdampingan secara damai?
• Pendidikan kita sangat sentralistik
• Perkelahian, kerusuhan,
permusuhan, yang berlatarbelakang etnis dan budaya terjadi silih
berganti terjadi di negara ini.
• Negara ini akan berada di ambang
disintegrasi bila tidak segera
Kajian kita di Unit ini:
Implikasi dari Makna Pendidikan Multikultural, Sejarah, dan
Karakteristik dari Problema Multikultural terhadap
Makna Pendidikan Multikultural dan Implikasinya terhadap
Pengembangan Pendidikan Multikultural
• Pemaknaan Pendidikan Multikultural
berbeda-beda, ada yang
menekankan:
karakteristik kelompok yang berbeda,
masalah sosial,
kekuasaan politik,
• Ada yang memfokuskan: keragaman,
kelompok dominan di masyarakat, karakteristik sekolah lokal,
memberi petunjuk tentang reformasi kepada semua sekolah tanpa
1. Pendidikan
Multikultural
• Pendidikan Multikultural adalah suatu
filsafat yang menekankan legitimasi, vitalitas dan pentingnya keragaman kelas sosial, etnis dan ras, jender,
• Pengembangan Pendidikan
Multikultural dilakukan dengan
memasukkan bahan ajar yang berisi ide dari berbagai kelompok budaya ke dalam kurikulum sekolah.
• Diperlukan adanya pendidikan yang
dapat mengeksplorasi perspektif
• Perlu adanya pelembagaan flsafat
pluralisme budaya dalam sistem pendidikan yang dilandasi prinsip kesamaan, saling menghormati,
penerimaan dan pemahaman, dan
komitmen moral demi keadilan sosial (Baptiste, 1979).
• Implikasinya, kurikulum perlu
2. Pendidikan Multikultural sebagai gerakan reformasi pendidikan.
• Pendidikan Multikultural merupakan
suatu gerakan reformasi yang
mengubah semua komponen kegiatan pendidikan, meliputi: a) nilai-nilai pluralisme dari semua
kelompok yang beragam;
b) kurikulum baru yang di dalamnya mencerminkan nilai-nilai
c) bahan ajar;
d) struktur organisasi dan personalia sekolah;
e) pola kebijakan.
• Hal itu semua perlu dirombak agar
• Bennett (1990): Pendidikan
Multikultural berkaitan dengan komitmen untuk:
(a) mencapai pendidikan yang berkualitas,
(b) mengembangkan kurikulum yang membangun pemahaman tentang
kelompok etnis,
3. Pendidikan Multikultural
sebagai proses.
• Pendidikan Multikultural merupakan
suatu proses yang berkelanjutan, membutuhkan waktu panjang,
kegiatan yang terencana, dan
• Komisi Pendidikan Multikultural
(dalam Grant, 1977b: 3) menegaskan bahwa Pendidikan Multikultural
berhubungan dengan konsep
humanistik yang didasarkan pada
• Lebih lanjut Grant (1977)
menekankan bahwa Pendidikan Multikultural terkait dengan
kebijakan dan praktek yang menunjukkan penghormatan
terhadap keragaman budaya melalui filsafat pendidikan, komposisi dan
• Nieto (1992) memandang Pendidikan
Multikultural terkait melalui:
a) reformasi sekolah dan pendidikan dasar yang komprehensif untuk semua siswa, b) penolakan terhadap semua bentuk
diskriminasi,
c) penyerapan pelajaran dan hubungan interpersonal di kelas, dan
Refeksi:
• Ketimpangan yang ada dalam
pendidikan selama ini harus dikurangi bahkan dihilangkan,
sehingga seluruh etnis dan budaya
yang ada bisa saling dipahami secara optimal.
• Kita perlu mengubah sudut pandang
• Pendidikan Multikultural merupakan
seperangkat materi khusus yang digunakan untuk pembelajaran.
• Pendidikan Multikultural berarti
mempelajari budaya yang berbeda,
Sejarah Pendidikan Multikultural dan Implikasinya terhadap
Pengembangan Pendidikan Multikultural
• Konsep pendidikan multikultural di
negara-negara seperti Amerika Serikat dan Kanada menganut konsep demokratis, karena
sejak kelahiran dan sejarahnya memang bercorak multikultural.
• Mereka telah berupaya melenyapkan
• Pendidikan Multikultural sebagai konsep
senantiasa berkembang dan beragam.
• Penting untuk meninjau kembali
dasar-dasar historis sebagai bentuk awal Pendidikan Multikultural dan
perubahannya serta kondisi sosial yang memunculkan.
• Pendidikan Multikultural timbul dari
gerakan hak-hak sipil di Amerika tahun 1960-an yang menuntut hak yang
• Tujuan utamanya menghilangkan
diskriminasi dalam akomodasi
umum, perumahan, tenaga kerja, dan pendidikan.
• Gerakan hak-hak sipil ini berimplikasi
terhadap:
a. berdirinya lembaga pendidikan bagi kelompok etnis (awalnya hanya pada sekolah untuk orang Amerika
b. reformasi kurikulum.
c. kenaikan upah bagi guru dan
administrator sekolah kulit hitam dan berwarna lain.
d. adanya kontrol masyarakat terhadap sekolah.
• Karakteristik dominan dari reformasi
sekolah yang berkaitan dengan keberagaman etnis dan budaya :
a) adanya program Hari Libur dan hari khusus lain,
b) perayaan etnis,
• Pada akhir abad 20 gerakan hak
perempuan muncul menuntut
lembaga politik, sosial, ekonomi, dan pendidikan melakukan tindakan
untuk menghilangkan diskriminasi jender serta memberi kesempatan bagi perempuan untuk
• Tujuan utama dari gerakan hak
perempuan adalah:
a. upah yang sama atas kerja yang sama, b. penghapusan aturan hukum yang
mendiskriminasikan wanita dan pria, c. penghapusan terhadap hal-hal yang
membuatnya menjadi warga negara kelas dua,
d. menuntut adanya partisipasi yang lebih besar dari kaum pria untuk terlibat dalam pekerjaan rumah tangga dan
• Gerakan hak perempuan ini sekarang
berpengaruh kuat di Indonesia akhir-akhir ini:
1) Muncul berbagai seminar, kajian ilmiah, penelitian, dan organisasi
perempuan yang menuntut hak yang lebih baik bagi kaum perempuan.
2) Secara politik, Amandemen UUD yang menuntut agar anggota DPR harus
memasukkan kaum perempuan
3) Kaum Feminis mendesak untuk merevisi buku teks dengan memasukkan sejarah
tentang peranan penting dari perempuan
dalam perkembangan negara dan dunia.
Pendukung bagi warga negara cacat
mencapai kemenangan pada 1970-an (The Education for All Handicapped
Children Act 1975, yang mengharuskan siswa yang cacat dididik dalam
Karakteristik Problema
Multikultural Indonesia dan
Implikasinya
• Berbagai kekerasan antar kelompok
secara sporadis seputar persoalan Suku, Agama, Ras, dan Antar
• Bangsa Indonesia yang dulunya
dikenal berbudaya ramah, ternyata mulai dikenal sebagai bangsa yang primitif dengan kebuasan
kulturalnya.
• Faktor-faktor yang melatarbelakangi
1. kuatnya prasangka, etnosentrisme, stereotip dan diskriminatif antara kelompok.
2. merosotnya rasa kebersamaan dan persatuan serta saling pengertian. 3. aktivitas politis identitas
kelompok/daerah di dalam era reformasi.
• Ada tiga kelompok pemikiran yang
berkembang di Indonesia dalam menyikapi konfik yang sering
muncul tsb.
1. pandangan primordialis, perbedaan-perbedaan yang asli merupakan
2. pandangan kaum instrumentalis, digunakan individu atau kelompok
tertentu untuk mengejar tujuan yang lebih besar, baik dalam bentuk materiil maupun non-materiil.
3. pandangan kaum konstruktivis,
identitas kelompok tidak bersifat kaku, dapat diolah hingga membentuk
Prinsip Pengembangan Pendidikan Multikultural di Indonesia
a. Bentuk
• Penambahan materi multikultural
tentang berbagai budaya yang ada di tanah air dan budaya berbagai
belahan dunia.
• Pengadaan bidang studi atau mata
• Program persamaan pendidikan bagi perempuan, kelompok etnis, minoritas
bahasa, kelompok berpenghasilan rendah, dan orang-orang yang tidak mampu.
b. Asas
• Wawasan nasional/kebangsaan (persatuan
dalam perbedaan)
• Bhineka Tunggal Ika (perbedaan dalam persatuan---Unity in Diversity).
• Kesederajatan.
c. Prinsip Penyusunan Program • Equity pedagogy: pendidikan
berdasarkan kesetaraan manusia.
• Terwujudnya manusia yang
berbudaya.