• Tidak ada hasil yang ditemukan

UU No 12 Tahun 1985.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "UU No 12 Tahun 1985.pdf"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

UNDANG- UNDANG REPUBLI K I NDONESI A NOMOR 12 TAHUN 1985 TENTANG

PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESI DEN REPUBLI K I NDONESI A, Menim bang :

a. bahw a paj ak m erupakan salah sat u sum ber penerim aan negara yang sangat pent ing art inya bagi pelaksanaan dan peningkat an pem bangunan nasional sebagai pengam alan Pancasila yang bert uj uan unt uk m eningkat kan kem akm uran dan kesej aht eraan rakyat , dan oleh karena it u perlu dikelola dengan m eningkat kan peran- sert a m asyarakat sesuai dengan kem am puannya; b. bahw a bum i dan bangunan m em berikan keunt ungan dan/ at au kedudukan sosial ekonom i yang

lebih baik bagi orang at au badan yang m em punyai suat u hak at asnya at au m em peroleh m anfaat dari padanya, dan oleh karena it u w aj ar apabila m ereka diw aj ibkan m em berikan sebagian dari m anfaat at au kenikm at an yang diperolehnya kepada negara m elalui paj ak; c. bahw a sesuai dengan am anat yang t erkandung dalam Garis- garis Besar Haluan Negara

Tahun 1983 perlu diadakan pem baharuan sist em perpaj akan, sehingga dapat m ew uj udkan peran sert a dan kegot ongroyongan m asyarakat sebagai pot ensi yang sangat besar dalam pem bangunan nasional;

d. bahw a sist em perpaj akan yang berlaku selam a ini, khususnya paj ak kebendaan dan paj ak kekayaan, t elah m enim bulkan beban paj ak berganda bagi m asyarakat dan oleh karena it u perlu diakhiri m elalui pem baharuan sist em perpaj akan yang sederhana, m udah, adil, dan m em beri kepast ian hukum ;

e. bahw a unt uk m encapai m aksud t ersebut di at as perlu disusun Undang- undang t ent ang Paj ak Bum i dan Bangunan;

Mengingat :

1. Pasal 5 ayat ( 1) , Pasal 20 ayat ( 1) , dan Pasal 23 ayat ( 2) Undang- Undang Dasar 1945; 2. Undang- undang Nom or 5 Tahun 1974 t ent ang Pokok- pokok Pem erint ahan di Daerah

( Lem baran Negara Tahun 1974 Nom or 38, Tam bahan Lem baran Negara Nom or 3037) ; 3. Undang- undang Nom or 6 Tahun 1983 t ent ang Ket ent uan Um um dan Tat a Cara Perpaj akan

( Lem baran Negara Tahun 1983 Nom or 49, Tam bahan Lem baran Negara Nom or 3262) ; Dengan Perset uj uan

DEWAN PERWAKI LAN RAKYAT REPUBLI K I NDONESI A MEMUTUSKAN :

Dengan m encabut :

1. Ordonansi Paj ak Rum ah Tangga 1908 ( Personeele Belast ing Ordonant ie 1908, St aat sblad t ahun 1908 Nom or 13) sebagaim ana t elah beberapa kali diubah, t erakhir dengan Perat uran Pem erint ah Penggant i Undang- undang Nom or 19 Tahun 1959 ( Lem baran Negara Tahun 1959 Nom or 112, Tam bahan Lem baran Negara Nom or 1868) yang dengan Undang- undang Nom or 1 Tahun 1961 ( Lem baran Negara Tahun 1961 Nom or 3, Tam bahan Lem baran Negara Nom or 2124) t elah dit et apkan m enj adi Undang- undang;

2. Ordonansi Verponding I ndonesia 1923 ( I nlandsche Verpondings Ordonnant ie 1923, St aat sblad Tahun 1923 Nom or 425) sebagaim ana t elah beberapa kali diubah t erakhir dengan Algem eene Verordeningen Binnenlandsche Best uur Java en Madoera ( St aat sblad Tahun 1931 Nom or 168) ; 3. Ordonansi Verponding 1928 ( Verpondings Ordonnant ie 1928, St aat sblad Tahun 1928

Nom or 342) sebagaim ana t elah beberapa kali diubah, t erakhir dengan Undang- undang

Nom or 29 Tahun 1959 ( Lem baran Negara Tahun 1959 Nom or 74, Tam bahan Lem baran Negara Nom or 1882) ;

(2)

Undang-undang Nom or 8 Tahun 1967 ( Lem baran Negara Tahun 1967 Nom or 18, Tam bahan Lem baran Negara Nom or 2827) ;

5. Ordonansi Paj ak Jalan 1942 ( Weggeld Ordonnant ie 1942, St aat sblad Tahun 1941 Nom or 97) sebagaim ana t elah beberapa kali diubah, t erakhir dengan Algem eene Verordening

Oorlogsm isdrij ven ( St aat sblad Tahun 1946 Nom or 47) ;

6. Pasal 14 huruf j , k, dan l Undang- undang Nom or 11 Drt Tahun 1957 t ent ang Perat uran Um um Paj ak Daerah ( Lem baran Negara Tahun 1957 Nom or 56, Tam bahan Lem baran Negara

Nom or 1287) yang dengan Undang- undang Nom or 1 Tahun 1961 ( Lem baran Negara Tahun 1961 Nom or 3, Tam bahan Lem baran Negara Nom or 2124) t elah dit et apkan m enj adi Undang- undang.

7. Perat uran Pem erint ah Penggant i Undang- undang Nom or 11 Tahun 1959 t ent ang Paj ak Hasil Bum i ( Lem baran Negara Tahun 1956 Nom or 104, Tam bahan Lem baran Negara Nom or 1806) yang dengan Undang- undang Nom or 1 Tahun 1961 ( Lem baran Negara Tahun 1961 Nom or 3, Tam bahan Lem baran Negara Nom or 2124) t elah dit et apkan m enj adi Undang- undang;

Menet apkan : UNDANG- UNDANG TENTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN.

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1 Yang dim aksud dalam Undang- undang ini dengan :

1. Bum i adalah perm ukaan bum i dan t ubuh bum i yang ada dibaw ahnya;

2. Bangunan adalah konst ruksi t eknik yang dit anam at au dilekat kan secara t et ap pada t anah dan/ at au perairan;

3. Nilai Jual Obyek Paj ak adalah harga rat a- rat a yang diperoleh dari t ransaksi j ual beli yang t erj adi secara w aj ar, dan bilam ana t idak t erdapat t ransaksi j ual beli, Nilai Jual Obyek Paj ak dit ent ukan m elalui perbandingan harga dengan obyek lain yang sej enis, at au nilai perolehan baru, at au Nilai Jual Obyek Paj ak Penggant i;

4. Surat Pem berit ahuan Obyek Paj ak adalah surat yang digunakan oleh w aj ib paj ak unt uk m elaporkan dat a obyek paj ak m enurut ket ent uan undang- undang ini;

5. Surat Pem berit ahuan Paj ak Terhut ang adalah surat yang digunakan oleh Direkt orat Jenderal Paj ak unt uk m em berit ahukan besarnya paj ak t erhut ang kepada w aj ib paj ak;

BAB I I OBYEK PAJAK

Pasal 2

( 1) Yang m enj adi obyek paj ak adalah bum i dan/ at au bangunan.

( 2) Klasifikasi obyek paj ak sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) diat ur oleh Ment eri Keuangan.

Pasal 3

( 1) Obyek Paj ak yang t idak dikenakan Paj ak Bum i dan Bangunan adalah obyek paj ak yang : a. digunakan sem at a- m at a unt uk m elayani kepent ingan um um di bidang ibadah, sosial,

kesehat an, pendidikan dan kebudayaan nasional, yang t idak dim aksudkan unt uk m em peroleh keunt ungan;

b. digunakan unt uk kuburan, peninggalan purbakala, at au yang sej enis dengan it u; c. m erupakan hut an lindung, hut an suaka alam , hut an w isat a, t am an nasional, t anah

penggem balaan yang dikuasai oleh desa, dan t anah negara yang belum dibebani suat u hak;

d. digunakan oleh perw akilan diplom at ik, konsulat berdasarkan asas perlakuan t im bal balik;

e. digunakan oleh badan at au perw akilan organisasi int ernasional oleh yang dit ent ukan oleh Ment eri Keuangan.

(3)

pengenaan paj aknya diat ur lebih lanj ut dengan Perat uran Pem erint ah.

( 3) Bat as nilai j ual Bangunan Tidak Kena Paj ak dit et apkan sebesar Rp. 2.000.000,- ( dua j ut a rupiah) unt uk set iap sat uan bangunan.

( 4) Bat as nilai j ual Bangunan Tidak Kena Paj ak sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 3) akan disesuaikan dengan suat u fakt or penyesuaian yang dit et apkan oleh Ment eri Keuangan.

BAB I I I SUBYEK PAJAK

Pasal 4

( 1) Yang m enj adi subyek paj ak adalah orang at au badan yang secara nyat a m em punyai suat u hak at as bum i, dan/ at au m em peroleh m anfaat at as bum i, dan/ at au m em iliki, m enguasai, dan/ at au m em peroleh m anfaat at as bangunan.

( 2) Subyek paj ak sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) yang dikenakan kew aj iban m em bayar paj ak m enj adi w aj ib paj ak m enurut Undang- undang ini.

( 3) Dalam hal at as suat u obyek paj ak belum j elas diket ahui w aj ib paj aknya, Direkt ur Jenderal Paj ak dapat m enet apkan subyek paj ak sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) sebagai w aj ib paj ak. ( 4) Subyek paj ak yang dit et apkan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 3) dapat m em berikan

ket erangan secara t ert ulis kepada Direkt ur Jenderal Paj ak bahw a ia bukan w aj ib paj ak t erhadap obyek paj ak dim aksud.

( 5) Bila ket erangan yang diaj ukan oleh w aj ib paj ak sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 4) diset uj ui, m aka Direkt ur Jenderal Paj ak m em bat alkan penet apan sebagai w aj ib paj ak sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 3) dalam j angka w akt u sat u bulan sej ak dit erim anya surat ket erangan dim aksud.

( 6) Bila ket erangan yang diaj ukan it u t idak diset uj ui, m aka Direkt ur Jenderal Paj ak m engeluarkan surat keput usan penolakan dengan disert ai alasan- alasannya.

( 7) Apabila set elah j angka w akt u sat u bulan sej ak t anggal dit erim anya ket erangan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 4) , Direkt ur Jenderal Paj ak t idak m em berikan keput usan, m aka ket erangan yang diaj ukan it u dianggap diset uj ui.

BAB I V TARI F PAJAK

Pasal 5

Tarif paj ak yang dikenakan at as obyek paj ak adalah sebesar 0,5% ( lim a persepuluh persen) .

BAB V

DASAR PENGENAAN DAN CARA MENGHI TUNG PAJAK Pasal 6

( 1) Dasar pengenaan paj ak adalah Nilai Jual Obyek Paj ak.

( 2) Besarnya Nilai Jual Obyek Paj ak sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) dit et apkan set iap t iga t ahun oleh Ment eri Keuangan, kecuali unt uk daerah t ert ent u dit et apkan set iap t ahun sesuai dengan perkem bangan daerahnya.

( 3) Dasar penghit ungan paj ak adalah Nilai Jual Kena Paj ak yang dit et apkan serendah- rendahnya 20% ( dua puluh persen) dan set inggi- t ingginya 100% ( serat us persen) dari nilai j ual obyek paj ak. ( 4) Besarnya persent ase Nilai Jual Kena Paj ak sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 3) dit et apkan

dengan Perat uran Pem erint ah dengan m em perhat ikan kondisi ekonom i nasional.

Pasal 7

(4)

BAB VI

TAHUN PAJAK, SAAT, DAN TEMPAT YANG MENENTUKAN PAJAK TERHUTANG

Pasal 8 ( 1) Tahun paj ak adalah j angka w akt u sat u t ahun t akw im .

( 2) Saat yang m enent ukan paj ak yang t erhut ang adalah m enurut keadaan obyek paj ak pada t anggal 1 Januari.

( 3) Tem pat paj ak yang t erhut ang :

a. unt uk daerah Jakart a, di w ilayah Daerah Khusus I bukot a Jakart a;

b. unt uk daerah lainnya, di w ilayah Kabupat en Daerah Tingkat I I at au Kot am adya Daerah Tingkat I I ;

yang m eliput i let ak obyek paj ak.

BAB VI I

PENDAFTARAN, SURAT PEMBERI TAHUAN OBYEK PAJAK, SURAT PEMBERI TAHUAN PAJAK TERHUTANG,

DAN SURAT KETETAPAN PAJAK Pasal 9

( 1) Dalam rangka pendat aan, subyek paj ak w aj ib m endaft arkan obyek paj aknya dengan m engisi Surat Pem berit ahuan Obyek Paj ak.

( 2) Surat Pem berit ahuan Obyek Paj ak sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) harus diisi dengan j elas, benar, dan lengkap sert a dit andat angani dan disam paikan kepada Direkt orat Jenderal Paj ak yang w ilayah kerj anya m eliput i let ak obyek paj ak, selam bat - lam bat nya 30 ( t iga puluh) hari set elah t anggal dit erim anya Surat Pem berit ahuan Obyek Paj ak oleh subyek paj ak. ( 3) Pelaksanaan dan t at a cara pendaft aran obyek paj ak sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1)

dan ayat ( 2) diat ur lebih lanj ut oleh Ment eri Keuangan.

Pasal 10

( 1) Berdasarkan Surat Pem berit ahuan Obyek Paj ak sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 9 ayat ( 1) , Direkt ur Jenderal Paj ak m enerbit kan Surat Pem berit ahuan Paj ak Terhut ang. ( 2) Direkt ur Jenderal Paj ak dapat m engeluarkan Surat Ket et apan Paj ak dalam hal- hal sebagai

berikut :

a. apabila Surat Pem berit ahuan Obyek Paj ak t idak disam paikan sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 9 ayat ( 2) dan set elah dit egor secara t ert ulis t idak disam paikan

sebagaim ana dit ent ukan dalam Surat Tegoran;

b. apabila berdasarkan hasil pem eriksaan at au ket erangan lain t ernyat a j um lah yang t erhut ang lebih besar dari j um lah paj ak yang dihit ung berdasarkan Surat Pem berit ahuan Obyek Paj ak yang disam paikan oleh w aj ib paj ak.

( 3) Jum lah paj ak yang t erhut ang dalam Surat Ket et apan Paj ak sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 2) huruf a, adalah pokok paj ak dit am bah dengan denda adm inist rasi sebesar 25% ( dua puluh lim a persen) dihit ung dari pokok paj ak.

( 4) Jum lah paj ak yang t erhut ang dalam Surat Ket et apan Paj ak sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 2) huruf b adalah selisih paj ak yang t erhut ang berdasarkan hasil pem eriksaan at au ket erangan lain dengan paj ak yang t erhut ang yang dihit ung berdasarkan Surat Pem berit ahuan Obyek Paj ak dit am bah denda adm inist rasi sebesar 25% ( dua puluh lim a persen) dari selisih paj ak yang t erhut ang.

BAB VI I I

TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENAGI HAN Pasal 11

(5)

dim aksud dalam Pasal 10 ayat ( 1) harus dilunasi selam bat - lam bat nya enam bulan sej ak t anggal dit erim anya Surat Pem berit ahuan Paj ak Terhut ang oleh w aj ib paj ak.

( 2) Paj ak yang t erhut ang berdasarkan Surat Ket et apan Paj ak sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 10 ayat ( 3) dan ayat ( 4) harus dilunasi selam bat - lam bat nya 1 ( sat u) bulan sej ak t anggal dit erim anya Surat Ket et apan Paj ak oleh w aj ib paj ak.

( 3) Paj ak yang t erhut ang yang pada saat j at uh t em po pem bayaran t idak dibayar at au kurang dibayar, dikenakan denda adm inist rasi sebesar 2% ( dua persen) sebulan, yang dihit ung dari saat j at uh t em po sam pai dengan hari pem bayaran unt uk j angka w akt u paling lam a 24 ( dua puluh em pat ) bulan.

( 4) Denda adm inist rasi sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 3) dit am bah dengan hut ang paj ak yang belum at au kurang dibayar dit agih dengan Surat Tagihan Paj ak yang harus dilunasi selam bat - lam bat nya 1 ( sat u) bulan sej ak t anggal dit erim anya Surat Tagihan Paj ak oleh w aj ib paj ak.

( 5) Paj ak yang t erhut ang dibayar di Bank, Kant or Pos dan Giro, dan t em pat lain yang dit unj uk oleh Ment eri Keuangan.

( 6) Tat a Cara pem bayaran dan penagihan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) , ayat ( 2) , ayat ( 3) , ayat ( 4) , dan ayat ( 5) diat ur oleh Ment eri Keuangan.

Pasal 12

Surat Pem berit ahuan Paj ak Terhut ang, Surat Ket et apan Paj ak, dan Surat Tagihan Paj ak m erupakan dasar penagihan paj ak.

Pasal 13

Jum lah paj ak yang t erhut ang berdasarkan Surat Tagihan Paj ak yang t idak dibayar pada w akt unya dapat dit agih dengan Surat Paksa.

Pasal 14

Ment eri Keuangan dapat m elim pahkan kew enangan penagihan paj ak kepada Gubernur Kepala Daerah Tingkat I dan/ at au Bupat i/ Walikot am adya Kepala Daerah Tingkat I I .

BAB I X

KEBERATAN DAN BANDI NG Pasal 15

( 1) Waj ib Paj ak dapat m engaj ukan keberat an pada Direkt ur Jenderal Paj ak at as : a. Surat Pem berit ahuan Paj ak Terhut ang;

b. Surat Ket et apan Paj ak.

( 2) Keberat an diaj ukan secara t ert ulis dalam bahasa I ndonesia dengan m enyat akan alasan secara j elas.

( 3) Keberat an harus diaj ukan dalam j angka w akt u 3 ( t iga) bulan sej ak t anggal dit erim anya surat sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) oleh w aj ib paj ak, kecuali apabila w aj ib paj ak dapat m enunj ukkan bahw a j angka w akt u it u t idak dapat dipenuhi karena keadaan diluar kekuasaannya. ( 4) Tanda penerim aan Surat keberat an yang diberikan oleh pej abat Direkt orat Jenderal Paj ak yang

dit unj uk unt uk it u dan at au t anda pengirim an Surat Keberat an m elalui pos t ercat at m enj adi t anda bukt i penerim aan Surat Keberat an t ersebut bagi kepent ingan w aj ib paj ak.

( 5) Apabila dim int a oleh w aj ib paj ak unt uk keperluan pengaj uan keberat an, Direkt ur Jenderal Paj ak w aj ib m em berikan secara t ert ulis hal- hal yang m enj adi dasar pengenaan paj ak.

( 6) Pengaj uan keberat an t idak m enunda kew aj iban m em bayar paj ak.

Pasal 16

(6)

Surat Keberat an dit erim a, m em berikan keput usan at as keberat an yang diaj ukan.

( 2) Sebelum surat keput usan dit erbit kan, w aj ib paj ak dapat m enyam paikan alasan t am bahan at au penj elasan t ert ulis.

( 3) Keput usan Direkt ur Jenderal Paj ak at as keberat an dapat berupa m enerim a seluruhnya at au sebagian, m enolak at au m enam bah besarnya j um lah paj ak yang t erhut ang.

( 4) Dalam hal w aj ib paj ak m engaj ukan keberat an at as ket et apan sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 10 ayat ( 2) huruf a, w aj ib paj ak yang bersangkut an harus dapat m em bukt ikan ket idakbenaran ket et apan paj ak t ersebut .

( 5) Apabila j angka w akt u sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) t elah lew at dan Direkt ur Jenderal Paj ak t idak m em beri suat u keput usan, m aka keberat an yang diaj ukan t ersebut dianggap dit erim a.

Pasal 17

( 1) Waj ib paj ak dapat m engaj ukan banding kepada badan peradilan paj ak t erhadap keput usan yang dit et apkan oleh Direkt ur Jenderal Paj ak sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 4 ayat ( 6) dan Pasal 16 ayat ( 3) dalam j angka w akt u 3 ( t iga) bulan sej ak t anggal dit erim anya surat keput usan oleh w aj ib paj ak dengan dilam piri salinan surat keput usan t ersebut .

( 2) Perm ohonan banding diaj ukan secara t ert ulis dalam bahasa I ndonesia. ( 3) Pengaj uan perm ohonan banding t idak m enunda kew aj iban m em bayar paj ak.

BAB X

PEMBAGI AN HASI L PENERI MAAN PAJAK Pasal 18

( 1) Hasil penerim aan paj ak m erupakan penerim aan negara yang dibagi ant ara Pem erint ah Pusat dan Pem erint ah Daerah dengan im bangan pem bagian sekurang- kurangnya 90% ( sem bilan puluh persen) unt uk Pem erint ah Daerah Tingkat I I dan Pem erint ah Daerah Tingkat I sebagai pendapat an daerah yang bersangkut an.

( 2) Bagian penerim aan Pem erint ah Daerah sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) , sebagian besar diberikan kepada Pem erint ah Daerah Tingkat I I .

( 3) I m bangan pem bagian hasil penerim aan paj ak sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) dan ayat ( 2) diat ur dengan Perat uran Pem erint ah.

BAB XI

KETENTUAN LAI N- LAI N Pasal 19

( 1) Ment eri Keuangan dapat m em berikan pengurangan paj ak yang t erhut ang :

a. karena kondisi t ert ent u obyek paj ak yang ada hubungannya dengan subyek paj ak dan/ at au karena sebab- sebab t ert ent u lainnya;

b. dalam hal obyek paj ak t erkena bencana alam at au sebab lain yang diluar biasa. ( 2) Ket ent uan m engenai pem berian pengurangan paj ak sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1)

diat ur oleh Ment eri Keuangan.

Pasal 20

At as perm int aan w aj ib paj ak Direkt ur Jenderal Paj ak dapat m engurangkan denda adm inist rasi karena hal- hal t ert ent u.

Pasal 21

( 1) Paj ak yang dalam j abat annya at au t ugas pekerj aannya berkait an langsung dengan obyek paj ak, w aj ib :

(7)

obyek paj ak secara t ert ulis kepada Direkt orat Jenderal Paj ak yang w ilayah kerj anya m eliput i let ak obyek paj ak;

b. m em berikan ket erangan yang diperlukan at as perm int aan Direkt orat Jenderal Paj ak. ( 2) Kew aj iban m em berikan ket erangan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) huruf b, berlaku

pula bagi pej abat lain yang ada hubungannya dengan obyek paj ak.

( 3) Dalam hal pej abat sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) dan ayat ( 2) t erikat oleh kew aj iban unt uk m em egang rahasia j abat an, kew aj iban unt uk m erahasiakan it u dit iadakan sepanj ang m enyangkut pelaksanaan Undang- undang ini.

( 4) Tat a cara penyam paian laporan dan perm int aan ket erangan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) dan ayat ( 2) diat ur oleh Ment eri Keuangan.

Pasal 22

Pej abat yang t idak m em enuhi kew aj iban sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 21, dikenakan sanksi m enurut perat uran perundang- undangan yang berlaku.

Pasal 23

Terhadap hal- hal yang t idak diat ur secara khusus dalam Undang- undang ini, berlaku ket ent uan dalam Undang- undang Nom or 6 Tahun 1983 t ent ang Ket ent uan Um um dan Tat a Cara Perpaj akan sert a perat uran perundang- undang lainnya.

BAB XI I KETENTUAN PI DANA

Pasal 24 Barang siapa karena kealpaannya :

a. t idak m engem balikan/ m enyam paikan Surat Pem berit ahuan Obyek Paj ak kepada Direkt orat Jenderal Paj ak;

b. m enyam paikan Surat Pem berit ahuan Obyek Paj ak, t et api isinya t idak benar at au t idak lengkap dan/ at au m elam pirkan ket erangan yang t idak benar;

sehingga m enim bulkan kerugian Negara, dipidana dengan pidana kurungan selam a- lam anya 6 ( enam ) bulan at au denda set inggi- t ingginya sebesar 2 ( dua) kali paj ak yang t erut ang.

Pasal 25 ( 1) Barang siapa dengan sengaj a :

a. t idak m engem balikan/ m enyam paikan Surat Pem berit ahuan Obyek Paj ak kepada Direkt orat Jenderal Paj ak;

b. m enyam paikan Surat Pem berit ahuan Obyek Paj ak, t et api isinya t idak benar at au t idak lengkap dan/ at au m elam pirkan ket erangan yang t idak benar;

c. m em perlihat kan surat palsu at au dipalsukan at au dokum en lain yang palsu at au dipalsukan seolah- olah benar;

d. t idak m em perlihat kan at au t idak m em inj am kan surat at au dokum en lainnya; e. t idak m enunj ukkan dat a at au t idak m enyam paikan ket erangan yang diperlukan;

sehingga m enim bulkan kerugian pada Negara, dipidana dengan pidana penj ara selam a- lam anya 2 ( dua) t ahun at au denda set inggi- t ingginya sebesar 5 ( lim a) kali paj ak yang t erhut ang.

( 2) Terhadap bukan w aj ib paj ak yang bersangkut an yang m elakukan t indakan sebagaim ana

dim aksud dalam ayat ( 1) huruf d dan huruf e, dipidana dengan pidana kurungan selam a- lam anya 1 ( sat u) t ahun at au denda set inggi- t ingginya Rp. 2.000.000,- ( dua j ut a rupiah) .

( 3) Ancam an pidana sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) dilipat kan dua apabila seseorang m elakukan lagi t indak pidana di bidang perpaj akan sebelum lew at 1 ( sat u) t ahun, t erhit ung sej ak selesainya m enj alani sebagian at au seluruh pidana penj ara yang dij at uhkan at au sej ak dibayarnya denda.

Pasal 26

(8)

w akt u 10 ( sepuluh) t ahun sej ak berakhirnya t ahun paj ak yang bersangkut an.

Pasal 27

( 1) Tindak pidana sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 24 dan Pasal 25 ayat ( 2) adalah pelanggaran. ( 2) Tindak pidana sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 25 ayat ( 1) adalah kej ahat an.

BAB XI I I KETENTUAN PERALI HAN

Pasal 28

Terhadap I uran Pem bangunan Daerah ( I peda) , Paj ak Kekayaan ( PKk) , Paj ak Jalan dan Paj ak Rum ah Tangga ( PRT) yang t erhut ang unt uk t ahun paj ak 1985 dan sebelum nya berlaku ket ent uan perat uran perundang- undangan perpaj akan yang lam a sam pai dengan t anggal 31 Desem ber 1990.

Pasal 29

Dengan berlakunya Undang- undang ini, perat uran pelaksanaan yang t elah ada di bidang I uran Pem bangunan Daerah ( I peda) berdasarkan Undang- undang Nom or 11 Prp Tahun 1959 t ent ang Paj ak Hasil Bum i, t et ap berlaku sam pai dengan t anggal 31 Desem ber 1990 sepanj ang t idak bert ent angan dan belum diat ur dengan perat uran pelaksanaan yang baru berdasarkan Undang- undang ini.

Pasal 30

Terhadap obyek paj ak dalam bidang penam bangan m inyak dan gas bum i sert a dalam bidang

penam bangan lainnya, sehubungan dengan Kont rak Karya dan Kont rak Bagi Hasil yang m asih berlaku pada saat ini berlakunya Undang- undang ini, t et ap dikenakan I uran Pem bangunan Daerah ( I peda) berdasarkan ket ent uan- ket ent uan dalam perj anj ian Kont rak Karya dan Kont rak Bagi Hasil yang m asih berlaku.

BAB XI V KETENTUAN PENUTUP

Pasal 31 Undang- undang ini m ulai berlaku pada t anggal 1 Januari 1986.

Agar set iap orang m enget ahuinya, m em erint ahkan pengundangan Undang- undang ini dengan Penem pat annya dalam Lem baran Negara Republik I ndonesia.

Disahkan di Jakart a

pada t anggal 27 Desem ber 1985 PRESI DEN REPUBLI K I NDONESI A t t d

SOEHARTO Diundangkan di Jakart a

pada t anggal 27 Desem ber 1985 MENTERI / SEKRETARI S NEGARA REPUBLI K I NDONESI A

t t d

SUDHARMONO, S.H.

(9)

PENJELASAN ATAS

UNDANG- UNDANG REPUBLI K I NDONESI A NOMOR 12 TAHUN 1985

TENTANG

PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

I . UMUM

Dalam Negara Republik I ndonesia yang kehidupan rakyat dan perekonom iannya sebagian besar bercorak agraris, bum i t erm asuk perairan dan kekayaan alam yang t erkandung di dalam nya m em punyai fungsi pent ing dalam m em bangun m asyarakat adil dan m akm ur berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945.

Oleh karena it u bagi m ereka yang m em peroleh m anfaat dari bum i dan kekayaan alam yang t erkandung didalam nya, karena m endapat sesuat u hak dari kekuasaan negara, w aj ar

m enyerahkan sebagian dari kenikm at an yang diperolehnya kepada Negara m elalui pem bayaran paj ak.

Sebelum berlakunya Undang- undang ini, t erhadap t anah yang t unduk pada hukum adat t elah dipungut paj ak berdasarkan Undang- undang Nom or 11 Prp Tahun 1959 dan t erhadap t anah yang t unduk pada hukum barat dipungut paj ak berdasarkan Ordonansi Verponding I ndonesia 1923, dan Ordonansi Verponding 1928. Disam ping it u t erdapat pula pungut an paj ak at as t anah dan bangunan yang didasarkan pada Ordonansi Paj ak Rum ah Tangga 1908 sert a lain- lain pungut an daerah at as t anah dan bangunan.

Sist em perpaj akan yang berlaku selam a ini, khususnya paj ak kebendaan dan kekayaan yang t elah m enim bulkan t um pang t indih ant ara sat u paj ak dengan paj ak lainnya sehingga

m engakibat kan beban paj ak berganda bagi m asyarakat .

Sesuai dengan am anat yang t erkandung dalam Garis- garis Besar Haluan Negara perlu diadakan pem baharuan sist em perpaj akan yang berlaku dengan sist em yang m em berikan kepercayaan kepada w aj ib paj ak dalam m elaksanakan kew aj iban sert a m em enuhi haknya di bidang perpaj akan sehingga dapat m ew uj udkan dan peningkat an kesadaran kew aj iban perpaj akan sert a m erat akan pendapat an m asyarakat .

Oleh karena it u Ordonansi Paj ak Rum ah Tangga 1908, Ordonansi Verponding I ndonesia 1923, Ordonansi Verponding 1928, Ordonansi Paj ak Kekayaan 1932, Ordonansi Paj ak Jalan 1942, Pasal 14 huruf j , huruf k, dan huruf l Undang- undang Darurat Nom or 11 Tahun 1957 t ent ang Perat uran Um um Paj ak Daerah, I uran Pem bangunan Daerah ( I peda) , dan lain- lain perat uran perundang- undang t ent ang pungut an daerah sepanj ang m engenai t anah dan bangunan perlu dicabut .

Perat uran perundang- undang lainnya t erut am a yang selam a ini m enj adi dasar bagi penyelenggaraan pungut an oleh Daerah, khususnya sepert i pem ungut an Paj ak Kendaraan Berm ot or m asih berlaku.

Dengan m engadakan pem baharuan sist em perpaj akan m elalui penyederhanaan yang m eliput i m acam - m acam pungut an at as t anah dan/ at au bangunan, t arif paj ak dan cara pem bayarannya, diharapkan kesadaran perpaj akan dari m asyarakat akan m eningkat sehingga penerim aan paj ak akan m eningkat pula.

Obyek paj ak dalam Undang- undang ini adalah bum i dan/ at au bangunan yang berada diw ilayah Republik I ndonesia.

Dalam m encerm inkan keikut sert aan dan kegot ongroyongan m asyarakat di bidang pem biayaan pem bangunan, m aka sem ua obyek paj ak paj ak dikenakan paj ak

Dalam Undang- undang ini, bum i dan/ at au bangunan yang dim iliki oleh Pem erint ah Pusat dan Pem erint ah Daerah dikenakan Paj ak. Penent uan pengenaan Paj ak Bum i dan Bangunan at as obyek paj ak yang digunakan oleh Negara unt uk penyelenggaraan pem erint ah, diat ur lebih lanj ut dengan Perat uran Pem erint ah.

(10)

yang bersangkut an, m aka sebagian hasil penerim aan paj ak ini diserahkan kepada Pem erint ah Daerah.

Penggunaan paj ak yang dem ikian oleh daerah akan m erangsang m asyarakat unt uk m em enuhi kew aj ibannya m em bayar paj ak m ereka yang sekaligus m encerm inkan sifat kegot ongroyongan rakyat dalam pem biayaan pem bangunan.

Karena Paj ak Bum i dan Bangunan sebagian besar akan diserahkan kepada Pem erint ah Daerah m aka dirasa perlu unt uk m enet apkan t em pat - t em pat pem bayaran yang lebih m udah dan dekat sehingga Pem erint ah Daerah yang bersangkut an dapat segera m em anfaat kan hasil penerim aan paj ak guna m em biayai pem bangunan dim asing- m asing w ilayahnya.

Tem pat yang lebih dekat t ersebut adalah sepert i Bank, Kant or Pos dan Giro sert a t em pat -t em pa-t lain yang di-t unj uk oleh Men-t eri Keuangan.

Bagi w aj ib paj ak dim ungkinkan m em peroleh pengurangan at as pem bayaran paj aknya, karena sebab- sebab lain yang luar biasa, sehingga w aj ib paj ak t idak m am pu m em bayar paj aknya.

I I . PASAL DEMI PASAL Pasal 1

Angka 1

Perm ukaan bum i m eliput i t anah dan perairan perdalam an sert a laut w ilayah I ndonesia.

Angka 2

Term asuk dalam pengert ian bangunan adalah :

- j alan lingkungan yang t erlet ak dalam suat u kom pleks bangunan sepert i hot el, pabrik, dan em plasem ennya dan lain- lain yang m erupakan sat u kesat uan dengan kom pleks bangunan t ersebut ;

- j alan TOL; - kolam renang; - pagar m ew ah - t em pat olah raga;

- galangan kapal, derm aga; - t am an m ew ah;

- t em pat penam pungan/ kilang m inyak, air dan gas, pipa m inyak; - fasilit as lain yang m em berikan m anfaat ;

Angka 3

Yang dim aksud dengan :

- Perbandingan harga dengan obyek lain yang sej enis, adalah suat u pendekat an/ m et ode penent uan nilai j ual suat u obyek paj ak dengan cara m em bandingkannya dengan obyek paj ak lain yang sej enis yang let aknya berdekat an dan fungsinya sam a dan t elah diket ahui harga j ualnya.

- Nilai perolehan baru, adalah suat u pendekat an/ m et ode penent uan nilai j ual suat u obyek paj ak dengan cara m enghit ung seluruh biaya yang dikeluarkan unt uk m em peroleh obyek t ersebut pada saat penilaian dilakukan, yang dikurangi dengan penyusut an berdasarkan kondisi pisik obyek t ersebut .

- Nilai j ual penggant i, adalah suat u pendekat an/ m et ode penent uan nilai j ual suat u obyek paj ak yang berdasarkan pada hasil produksi obyek paj ak t ersebut .

Angka 4

Cukup j elas Angka 5

Cukup j elas Pasal 2

Ayat ( 1)

(11)

Yang dim aksud dengan klasifikasi bum i dan bangunan adalah pengelom pokan bum i dan bangunan m enurut nilai j ualnya dan digunakan sebagai pedom an sert a unt uk m em udahkan penghit ungan paj ak yang t erhut ang.

Dalam m enent ukan klasifikasi bum i/ t anah diperhat ikan fakt or- fakt or sebagai berikut :

1. let ak; 2. perunt ukan; 3. pem anfaat an

4. kondisi lingkungan dan lain- lain.

Dalam m enent ukan klasifikasi bangunan diperhat ikan fakt or- fakt or sebagai berikut :

1. bahan yang digunakan; 2. rekayasa;

3. let ak;

4. kondisi lingkungan dan lain- lain. Pasal 3

Ayat ( 1)

Yang dim aksud dengan t idak dim aksudkan unt uk m em peroleh keunt ungan adalah bahw a obyek paj ak it u diusahakan unt uk m elayani kepent ingan um um , dan nyat a- nyat a t idak dit uj ukan unt uk m encari keunt ungan.

Hal ini dapat diket ahui ant ara lain dari anggaran dasar dan anggaran rum ah t angga dari yayasan/ badan yang bergerak dalam bidang ibadah, sosial, kesehat an, pendidikan, dan kebudayaan nasional t ersebut . Term asuk pengert ian ini adalah hut an w isat a m ilik Negara sesuai Pasal 2 Nom or 5 Tahun 1967 t ent ang Ket ent uan- ket ent uan Pokok Kehut anan.

Negara sesuai Pasal 2 Undang- undang Nom or 5 Tahun 1967 t ent ang Pokok Kehut anan.

Cont oh : - pesant ren at au sej enis dengan it u;

- m adrasah;

- t anah w akaf; - rum ah sakit um um . Ayat ( 2)

Yang dim aksud dengan obyek paj ak dalam ayat ini adalah obyek paj ak yang dim iliki/ dikuasai/ digunakan oleh Pem erint ah Pusat dan Pem erint ah Daerah dalam m enyelenggarakan pem erint ahan.

Paj ak Bum i dan Bangunan adalah paj ak negara yang sebagian besar

penerim aannya m erupakan pendapat an daerah yang ant ara lain dipergunakan unt uk penyediaan fasilit as yang j uga dinikm at i oleh Pem erint ah Pusat dan Pem erint ah Daerah.

Oleh sebab it u w aj ar Pem erint ah Pusat j uga ikut m em biayai penyediaan fasilit as t ersebut m elalui pem bayaran Paj ak Bum i dan Bangunan.

Mengenai bum i dan/ at au bangunan m ilik perorangan dan/ at au badan yang digunakan oleh negara, kew aj iban perpaj akannya t ergant ung pada perj anj ian yang diadakan.

Ayat ( 3)

Obyek paj ak berupa bangunan diberi bat as nilai Bangunan Tidak Kena Paj ak sebesar Rp. 2.000.000,- ( dua j ut a rupiah) unt uk t iap sat uan bangunan. Cont oh :

1. Nilai j ual bangunan...Rp. 1.800.000,-Bat as nilai Bangunan

Tidak Kena Paj ak... Rp.

2.000.000, 2.000.000, 2.000.000, 2.000.000, 2.000.000, 2.000.000, 2.000.000, 2.000.000, 2.000.000, 2.000.000, 2.000.000, 2.000.000, 2.000.000, 2.000.000, 2.000.000, 2.000.000, 2.000.000, 2.000.000, 2.000.000, 2.000.000, -Nilai j ual bangunan kena

paj ak... Rp. N i h i L 2. Nilai j ual bangunan...Rp.

10.000.000,-Bat as nilai j ual bangunan

Tidak Kena Paj ak... Rp. 2.000

(12)

-Nilai j ual bangunan

kena paj ak... Rp. 8.000.000,-3. Nilai j ual bangunan... Rp.

500.000.000,-Bat as nilai j ual bangunan

Tidak Kena Paj ak... Rp.

2.000.000, 2.000.000, 2.000.000, 2.000.000, 2.000.000, 2.000.000, 2.000.000, 2.000.000, 2.000.000, 2.000.000, 2.000.000, 2.000.000, 2.000.000, 2.000.000, 2.000.000, 2.000.000, 2.000.000, 2.000.000, 2.000.000, 2.000.000, 2.000.000, 2.000.000, -Nilai j ual bangunan

kena paj ak... Rp. 498.000.000,-Ayat ( 4)

Cukup j elas Pasal 4

Ayat ( 1)

Tanda pem bayaran/ pelunasan paj ak bukan m erupakan bukt i pem ilikan hak. Ayat ( 2)

Cukup j elas. Ayat ( 3)

Ket ent uan ini m em berikan kepada Direkt ur Jenderal Paj ak unt uk m enent ukan subj ek paj ak sebagai w aj ib paj ak, apabila obj ek paj ak belum j elas paj aknya. Cont oh :

1 Subj ek paj ak bernam a A yang m em anfaat kan at au m enggunakan bum i dan/ at au bangunan m ilik orang lain bernam a B bukan karena sesuat u hak berdasarkan undang- undang at au bukan karena perj anj ian m aka dalam hal dem ikian A yang m em anfaat kan at au m enggunakan bum i dan/ at au bangunan t ersebut dit et apkan sebagai w aj ib paj ak . 2 Suat u obj ek paj ak yang m asih dalam sengket a pem ilikan di

pengadilan, m aka orang at au badan yang m em anfaat kan at au m enggunakan obj ek paj ak t ersebut dit et apkan sebagai w aj ib paj ak. 3 Subj ek paj ak dalam w akt u yang lam a berada diluar w ilayah let ak obj ek

paj ak, sedang unt uk m eraw at obj ek paj ak t ersebut dikuasakan kepada orang at au badan, m aka orang at au badan yang diberi kuasa dapat dit unj uk sebagai w aj ib paj ak.

Penunj ukan sebagai w aj ib paj ak oleh Direkt ur Jenderal Paj ak bukan m erupakan bukt i pem ilikan hak.

Ayat ( 4)

Cukup j elas. Ayat ( 5)

Cukup j elas. Ayat ( 6)

Cukup j elas. Ayat ( 7)

Berdasarkan ket ent uan dalam ayat ini, apabila Direkt ur Jenderal Paj ak t idak m em berikan keput usan dalam w akt u 1 ( sat u) bulan sej ak t anggal dit erim anya ket erangan dari w aj ib paj ak, m aka ket et apan sebagai w aj ib paj ak gugur dengan sendirinya dan berhak m endapat kan keput usan pencabut an penet apan sebagai w aj ib paj ak.

Pasal 5

Cukup j elas. Pasal 6

Ayat ( 1)

Cukup j elas. Ayat ( 2)

Pada dasarnya penet apan nilai j ual obyek paj ak adalah 3 ( t iga) t ahun sekali. Nam un dem ikian unt uk daerah t ert ent u yang karena perkem bangan

pem bangunan m engakibat kan kenaikan nilai j ual obyek paj ak cukup besar, m aka penet apan nilai j ual dit et apkan set ahun sekali.

(13)

Gubernur sert a m em perhat ikan asas self assessm ent . Ayat ( 3)

Yang dim aksud Nilai Jual Kena Paj ak ( assessm ent value) adalah nilai j ual yang dipergunakan sebagai dasar penghit ungan paj ak, yait u suat u persent ase t ert ent u dari nilai j ual sebenarnya.

Cont oh :

1. Nilai Jual suat u obyek paj ak sebesar Rp. 1.000.000,00 Persent ase Nilai Jual Kena Paj ak m isalnya 20% m aka besarnya nilai j ual kena paj ak 20% x Rp. 1.000.000,00 = Rp. 200.000,00

2. Nilai j ual suat u obyek paj ak sebesar Rp. 1.000.000,00 Persent ase Nilai Jual Kena Paj ak m isalnya 50% m aka besarnya nilai j ual kena paj ak 50% x Rp. 1.000.000,00 = Rp. 500.000,00.

Ayat ( 4)

Cukup j elas. Pasal 7

Nilai j ual unt uk bangunan sebelum dit erapkan t arif paj ak dikurangi t erlebih dahulu dengan bat as nilai j ual bangunan t idak kena paj ak sebesar Rp. 2.000.000,00 ( dua j ut a rupiah) .

Cont oh :

Waj ib paj ak A m em punyai obyek paj ak berupa :

- Tanah seluas 800 m 2 dengan harga j ual Rp. 300.000/ m 2; - Bangunan seluas 400m 2 dengan nilai j ual Rp. 350.000/ m 2; - Tam an m ew ah seluas 200 m 2 dengan nilai j ual Rp. 50.000/ m 2;

- Pagar m ew ah sepanj ang 120 m dan t inggi rat a- rat a pagar 1,5 m dengan nilai j ual Rp. 1.750.000/ m 2;

Persent ase nilai j ual kena paj ak m isalnya 20% .

Besarnya paj ak yang t erhut ang adalah sebagai berikut :

1. Nilai j ual t anah : 800 x Rp. 300.000,00 = Rp. 240.000.000,00 nilai j ual bangunan

a. Rum ah dan garasi

400 x Rp. 350.000,00 = Rp.140.000.000,00

b. Tam an Mew ah

200 x Rp. 50.000,00 = Rp. 10.000.000,00

c. Pagar m ew ah

( 120x1,5) xRp. 175.000,00 = Rp. 31.500.000,00 -= Rp.181.500.000,00 Bat as nilai j ual bangunan

t idak kena paj ak = Rp. 2.000.000,00

Nilai j ual bangunan = Rp.179.500.000,00

Nilai j ual t anah dan bangunan = Rp.419.500.000,00 2. Besarnya Paj ak Bum i dan Bangunan yang t erhut ang :

a. At as t anah = 0,5% x 20% x Rp. 240.000.000,00 Rp. 240.000,00

b. At as bangunan = 0,5% x 20% x Rp. 179.500.000,00

Rp. 179.500,00

Jum lah paj ak yang t erhut ang = Rp. 419.500,00 Pasal 8

Ayat ( 1)

Jangka w akt u 1 ( sat u) t ahun t akw im adalah dari 1 Januari sam pai dengan 31 Desem ber.

Ayat ( 2)

(14)

Cont oh :

a. Obyek paj ak pada t anggal 1 Januari 1986 berupa t anah dan bangunan. Pada t anggal 10 Januari 1986 bangunannya t erbakar, m aka paj ak yang t erhut ang t et ap berdasarkan keadaan obyek paj ak pada t anggal 1 Januari 1986, yait u keadaan sebelum bangunan t ersebut t erbakar; b. Obyek paj ak pada t anggal 1 Januari 1986 berupa sebidang t anah t anpa

bangunan di at asnya.

Pada t anggal 10 Agust us 1986 dilakukan pendat aan, t ernyat a di at as t anah t ersebut t elah berdiri suat u bangunan, m aka paj ak yang t erhut ang unt uk t ahun 1986 t et ap dikenakan paj ak berdasarkan keadaan pada t anggal 1 Januari 1986.

Sedangkan bangunannya baru akan dikenakan pada t ahun 1987. Ayat ( 3)

Tem pat paj ak yang t erhut ang unt uk Kot am adya Bat am , di w ilayah propinsi daerah t ingkat I yang bersangkut an.

Pasal 9

Ayat ( 1)

Dalam rangka pendat aan, w aj ib paj ak akan diberikan surat Pem berit ahuan Obyek Paj ak unt uk diisi dan dikem balikan kepada Direkt orat Jenderal Paj ak, Waj ib Paj ak yang pernah dikenakan I PEDA t idak w aj ib m endaft arkan obyek paj aknya kecuali kalau ia m enerim a SPOP, m aka dia w aj ib m engisinya dan m engem balikannya kepada Direkt orat Jenderal Paj ak.

Ayat ( 2)

Yang dim aksud dengan j elas, benar dan lengkap adalah :

Jelas dim aksudkan agar penulisan dat a yang dim int a dalam Surat

Pem berit ahuan Obyek Paj ak ( SPOP) dibuat sedem ikian rupa sehingga t idak m enim bulkan salah t afsir yang dapat m erugikan negara m aupun w aj ib paj ak sendiri.

Benar, berart i dat a yang dilaporkan harus sesuai dengan keadaan yang

sebenarnya, sepert i luas t anah dan/ at au bangunan, t ahun dan harga perolehan dan set erusnya sesuai dengan kolom - kolom / pert anyaan yang ada pada Surat Pem berit ahuan Obyek Paj ak ( SPOP) .

Ayat ( 3)

Cukup j elas. Pasal 10

Ayat ( 1)

Surat Pem berit ahuan Paj ak Terhut ang ( SPPT) dit erbit kan at as dasar Surat Pem berit ahuan Obyek Paj ak ( SPOP) , nam un unt uk m em bant u w aj ib paj ak, Surat Pem berit ahuan Paj ak Terhut ang dapat dit erbit kan berdasarkan dat a obyek paj ak yang t elah ada pada Direkt orat Jenderal Paj ak.

Ayat ( 2)

Ket ent uan ayat ini m em beri w ew enang kepada Direkt orat Jenderal Paj ak unt uk dapat m engeluarkan Surat Ket et apan Paj ak ( SKP) t erhadap w aj ib paj ak yang t idak m em enuhi kew aj iban perpaj akan sebagaim ana m est inya.

Menurut ket ent uan ayat ( 2) huruf a, w aj ib paj ak yang t idak m enyam paikan Surat Pem berit ahuan Obyek Paj ak pada w akt unya, w alaupun sudah dit egor secara t ert ulis j uga t idak m enyam paikan dalam j angka w akt u yang dit ent ukan dalam Surat Tegoran it u, Direkt ur Jenderal Paj ak dapat m enerbit kan Surat Paj ak secara j abat an. Terhadap ket et apan ini dikenakan sanksi adm inist rasi sebagaim ana diat ur dalam ayat ( 3) .

(15)

Ket et apan Paj ak secara j abat an. Terhadap ket et apan ini dikenakan sanksi adm inist rasi sebagaim ana diat ur dalam ayat ( 3) .

Ayat ( 3)

Ayat ini m engat ur sanksi adm inist rasi yang dikenakan t erhadap w aj ib paj ak yang t idak m enyam paikan Surat Pem berit ahuan Obyek Paj ak sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 2) huruf a, sanksi t ersebut dikenakan sebagai t am bahan t erhadap pokok paj ak yait u sebesar 25% ( dua puluh lim a persen) dari pokok paj ak.

Surat Ket et apan Paj ak ini, berdasarkan dat a yang ada pada Direkt orat Jenderal Paj ak m em uat penet apan obyek paj ak dan besarnya paj ak yang t erhut ang besert a denda adm inist rasi yang dikenakan kepada w aj ib paj ak.

Cont oh :

Waj ib Paj ak A t idak m enyam paikan SPOP.

Berdasarkan dat a yang ada, Direkt ur Jenderal Paj ak m engeluarkan SKP yang berisi :

- obyek paj ak dengan luas dan nilai j ual. - luas obyek paj ak m enurut SPOP.

- pokok paj ak = Rp. 1.000.000,00

- Sanksi adm inist rasi

25% x Rp. 1.000.000,00 = Rp. 250.000,00 -Jum lah paj ak yang t erhut ang

dalam SKP = Rp. 1.250.000,00

-Ayat ( 4)

Ayat ini m engat ur sanksi adm inist rasi yang dikenakan t erhadap w aj ib paj ak yang m engisi Surat Pem berit ahuan Obyek Paj ak t idak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 2) huruf b yait u sebesar 25% ( dua puluh lim a persen) dari selisih paj ak t erhut ang berdasarkan hasil pem eriksaan at au ket erangan lain dengan paj ak t erhut ang dalam Surat Pem berit ahuan Paj ak Terhut ang yang dihit ung berdasarkan Surat Pem berit ahuan Obyek Paj ak yang disam paikan oleh w aj ib paj ak. Berdasarkan SPOP dit erbit kan SPPT = Rp. 1.000.000,00 Berdasarkan pem eriksaan yang

seharusnya t erhut ang dalam

SKP = Rp.

1.500.000, 1.500.000, 1.500.000, 1.500.000, 1.500.000, 1.500.000, 1.500.000, 1.500.000, 1.500.000, 1.500.000, 1.500.000, 1.500.000, 1.500.000, 1.500.000, 1.500.000, 1.500.000, 1.500.000, 1.500.000, 1.500.000, 1.500.000, 1.500.000,

-Selisih = Rp. 500.000,00

Denda adm inist rasi

25% x Rp. 500.000,00 = Rp. 125.000,00 -Jum lah paj ak t erhut ang

dalam SKP = Rp. 625.000,00

Adapun j um lah paj ak yang

t erhut ang sebesar = Rp. 1.000.000,00

Jum lah t ercant um dalam Surat Pem berit ahuan Paj ak Terhut ang, apabila belum dilunasi w aj ib paj ak, penagihannya dilakukan berdasarkan Surat Pem berit ahuan Paj ak Terhut ang t ersebut .

Pasal 11

Ayat ( 1)

Cont oh :

Apabila SPPT dit erim a oleh w aj ib paj ak t anggal 1 Maret 1986, m aka j at uh t em po pem bayarannya adalah t anggal 31 Agust us 1986.

Ayat ( 2)

Cont oh :

Apabila SKP dit erim a oleh w aj ib paj ak t anggal 1 Maret 1986, m aka j at uh t em po pem bayarannya adalah t anggal 31 Maret 1986.

Ayat ( 3)

(16)

t idak at au kurang dibayar, dikenakan denda adm inist rasi 2% ( dua persen) set iap bulan dari j um lah yang t idak at au kurang dibayar t ersebut unt uk j angka w akt u paling lam a 24 ( dua puluh em pat ) bulan, dan bagian dari bulan dihit ung penuh 1 ( sat u) bulan.

Cont oh :

SPPT t ahun paj ak 1986 dit erim a oleh w aj ib paj ak pada t anggal 1 Maret 1986 dengan paj ak yang t erhut ang sebesar Rp. 100.000,00 ( serat us ribu rupiah) . Oleh w aj ib paj ak baru dibayar pada t anggal 1 Sept em ber 1986. Maka t erhadap w aj ib paj ak t ersebut dikenakan denda adm inist rasi sebesar 2% ( dua persen) yakni : 2% x Rp. 100.000,00 = Rp. 2.000,00.

Paj ak yang t erhut ang yang harus dibayar pada t anggal 1 Sept em ber 1986 adalah :

Pokok paj ak + denda adm inist rasi =

Rp. 100.000,00 + Rp. 2.000,00 = Rp. 102.000,00

Bila w aj ib paj ak t ersebut baru m em bayar hut ang paj aknya pada t anggal 10 Okt ober 1986, m aka t erhadap w aj ib paj ak t ersebut dikenakan denda 2 x 2% dari pokok paj ak, yakni : 4% x Rp. 100.000,00 = Rp. 4.000,00. Paj ak yang t erhut ang yang harus dibayar pada t anggal 10 Okt ober 1986 adalah :

Pokok paj ak + denda adm inist rasi =

Rp. 100.000,00 + Rp 4.000,00 = Rp. 104.000,00. -Ayat ( 4)

Menurut ket ent uan ini denda adm inist rasi dan pokok paj ak sepert i t ersebut pada cont oh penj elasan ayat ( 3) dit agih dengan m enggunakan Surat Tagihan Paj ak ( STP) yang harus dilunasi dalam sat u bulan sej ak t anggal dit erim anya STP t ersebut .

Ayat ( 5)

Cukup j elas Ayat ( 6)

Cukup j elas Pasal 12

Cukup j elas Pasal 13

Dalam hal t agihan paj ak yang t erhut ang dibayar set elah j at uh t em po yang t elah dit ent ukan, penagihannya dilakukan dengan surat paksa yang saat ini berdasarkan Undang- undang Nom or 19 Tahun 1959 t ent ang Penagihan Paj ak Negara dengan Surat Paksa.

Pasal 14

Pelim pahan w ew enang penagihan kepada Gubernur Kepala Daerah Tingkat I dan/ at au Bupat i/ Walikot am adya Kepala Daerah Tingkat I I , bukanlah pelim pahan urusan penagihan, t et api hanya sebagai pem ungut paj ak, sedangkan pendat aan obyek paj ak dan penem pat an paj ak yang t erhut ang t et ap m enj adi w ew enang Ment eri Keuangan. Dalam hal j um lah paj ak yang t erhut ang sebagaim ana t ercant um dalam Surat Pem berit ahuan Paj ak Terhut ang t idak sesuai dengan obyek paj ak dilapangan, m aka pem ungut paj ak t idak dibenarkan m engubah j um lah paj ak yang t erhut ang, t et api harus m elaporkan hal t ersebut kepada Ment eri Keuangan dalam hal ini Direkt ur Jenderal Paj ak.

Pasal 15

Ayat ( 1)

Keberat an t erhadap Surat Pem berit ahuan Paj ak Terhut ang dan Surat Ket et apan Paj ak harus diaj ukan m asing- m asing dalam sat u surat keberat an t ersendiri unt uk set iap t ahun paj ak.

Ayat ( 2)

(17)

Ayat ( 3)

Ket ent uan ini dim aksudkan unt uk m em beri w akt u yang cukup kepada w aj ib paj ak unt uk m em persiapkan surat keberat an besert a alasan- alasannya. Apabila t ernyat a bat as w akt u 3 ( t iga) bulan t ersebut t idak dapat dipenuhi oleh w aj ib paj ak karena keadaan di luar kekuasaannya ( " force m ayour" ) m aka t enggang w akt u t ersebut m asih dapat dipert im bangkan unt uk diperpanj ang oleh Direkt ur Jenderal Paj ak,

Ayat ( 4)

Cukup j elas Ayat ( 5)

Cukup j elas Ayat ( 6)

Cukup j elas Pasal 16

Ayat ( 1)

Cukup j elas Ayat ( 2)

Cukup j elas Ayat ( 3)

Cukup j elas Ayat ( 4)

Ket ent uan ini m engharuskan w aj ib paj ak m em bukt ikan ket idakbenaran ket et apan paj ak, dalam hal w aj ib paj ak m engaj ukan keberat an t erhadap ket et apan secara j abat an.

Apabila w aj ib paj ak t idak dapat m em bukt ikan ket idakbenaran Surat Ket et apan Paj ak secara j abat an it u, keberat annya dit olak.

Ayat ( 5)

Ket ent uan ini dim aksudkan unt uk m em berikan kepast ian hukum bagi w aj ib paj ak, yait u apabila dalam j angka w akt u 12 ( dua belas) bulan sej ak t anggal dit erim anya surat keberat an, Direkt ur Jenderal Paj ak t idak m em berikan keput usan at as keberat an yang diaj ukan berart i keberat an t ersebut dit erim a. Pasal 17

Ayat ( 1)

Ket ent uan ini m em berikan kesem pat an kepada w aj ib paj ak yang kurang puas t erhadap keput usan Direkt ur Jenderal Paj ak at as keberat an yang diaj ukan unt uk m engaj ukan banding ke badan peradilan paj ak, dalam hal ini sepert i yang ada sekarang yait u Maj elis Pert im bangan Paj ak.

Ayat ( 2)

Cukup j elas. Ayat ( 3)

Cukup j elas. Pasal 18

Ayat ( 1)

Cukup j elas. Ayat ( 2)

Karena penerim aan paj ak ini diarahkan unt uk kepent ingan m asyarakat di Daerah Tingkat I I yang bersangkut an, m aka sebagian besar penerim aan paj ak ini diberikan kepada Daerah Tingkat I I .

Ayat ( 3)

Cukup j elas. Pasal 19

(18)

Kondisi t ert ent u obyek paj ak yang ada hubungannya dengan subyek paj ak dan sebab- sebab t ert ent u lainnya, berupa lahan pert anian yang sangat t erbat as, bangunan yang dit em pat i sendiri yang dikuasai at au dim iliki oleh golongan w aj ib paj ak t ert ent u, lahan yang nilai j ualnya m eningkat sebagai akibat perubahan lingkungan dan dam pak posit if pem bangunan sert a pem anfaat annya belum sesuai dengan perunt ukan lingkungan.

Huruf b

- Yang dim aksud dengan bencana alam adalah gem pa bum i, banj ir, t anah longsor.

- Yang dim aksud dengan sebab lain yang luar biasa adalah sepert i :

- kebakaran;

- kekeringan;

- w abah penyakit t anam an; - ham a t anam an.

Ayat ( 2)

Cukup j elas. Pasal 20

Ket ent uan ini m em beri kesem pat an kepada w aj ib paj ak unt uk m em int a pengurangan denda adm inist rasi sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 10 ayat ( 3) , Pasal 11 ayat ( 3) , dan ayat ( 4) , kepada Direkt ur Jenderal Paj ak.

Direkt ur Jenderal Paj ak dapat m engurangkan sebagian at au seluruh dana adm inist rasi dim aksud.

Pasal 21

Ayat ( 1)

- Pej abat yang t ugas pekerj aannya berkait an langsung dengan obyek paj ak adalah : Cam at sebagai Pej abat Pem buat Akt a Tanah, Not aris Pej abat Pem buat Akt a Tanah, dan Pej abat Pem buat Akt a Tanah. - Laporan t ert ulis t ent ang m ut asi obyek paj ak m isalnya ant ara lain j ual

beli, hibah, w arisan, harus disam paikan kepada Direkt orat Jenderal Paj ak yang w ilayah kerj anya m eliput i let ak obyek paj ak.

Ayat ( 2)

Pej abat yang dim aksud dalam ayat ( 1) m isalnya ant ara lain :

Kepala Kelurahan at au Kepala Desa, Pej abat Dinas Tat a Kot a, Pej abat Dinas Pengaw asan Bangunan, Pej abat Agraria, Pej abat Balai Hart a Peninggalan. Ayat ( 3)

Cukup j elas. Ayat ( 4)

Cukup j elas. Pasal 22

Perat uran perundang- undangan yang berlaku bagi pej abat dalam pasal ini ialah ant ara lain :

Perat uran Pem erint ah Nom or 30 Tahun 1980 t ent ang Perat uran Disiplin Pegaw ai Negeri Sipil, St aat sblad 1860 Nom or 3 t ent ang Perat uran Jabat an Not aris.

Pasal 23

Yang dim aksud dengan perat uran perundang- undangan lainnya adalah ant ara lain Undang- undang Nom or 19 Tahun 1959 t ent ang Penagihan Paj ak Negara dengan Surat Paksa.

Pasal 24

Kealpaan sebagaim ana dim aksud dalam pasal ini berart i t idak sengaj a, lalai, dan kurang hat i- hat i sehingga perbuat an t ersebut m engakibat kan kerugian bagi negara. Surat Pem berit ahuan Obyek Paj ak harus dikem balikan/ disam paikan kepada Direkt orat Jenderal Paj ak selam bat - lam bat nya dalam w akt u 30 hari sej ak t anggal dit erim anya Surat Pem berit ahuan Obyek Paj ak sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 9 ayat ( 2) . Pasal 25

Ayat ( 1)

(19)

dengan sengaj a m erupakan t indakan pidana kej ahat an, karena it u diancam dengan pidana yang lebih berat .

Ayat ( 2)

Yang dim aksud dengan bukan w aj ib paj ak dalam ayat ini yait u pej abat yang t ugas pekerj aannya berkait an langsung at au ada hubungannya dengan obyek paj ak at aupun pihak lainnya.

Ayat ( 3)

Unt uk m encegah t erj adinya pengulangan t indak pidana perpaj akan m aka bagi m ereka yang m elakukan lagi t indak pidana sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) sebelum lew at 1 ( sat u) t ahun sej ak selesai m enj alani sebagian at au seluruh pidana penj ara yang dij at uhkan at au sej ak dibayarnya denda, dikenakan pidana lebih berat ialah 2 ( dua) kali lipat dari ancam an pidana sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) .

Pasal 26

Penyim pangan t erhadap ket ent uan Pasal 78 Kit ab Undang- undang Hukum Pidana dim aksudkan unt uk m enyesuaikan dengan kew aj iban m enyim pan dokum en perpaj akan yang lam anya 10 ( sepuluh) t ahun.

Pasal 27

Cukup j elas. Pasal 28

Cukup j elas. Pasal 29

Cukup j elas. Pasal 30

Ket ent uan Undang- undang ini baru berlaku t erhadap obyek paj ak yang digunakan dalam rangka Kont rak Karya dan Kont rak Bagi Hasil dalam bidang penam bangan m inyak dan gas bum i sert a dalam bidang penam bangan lainnya yang perj anj iannya dit andat angani sej ak berlakunya Undang- undang ini yait u t anggal 1 Januari 1986, sedangkan unt uk Kont rak Karya dan Kont rak Bagi Hasil yang t elah ada t et ap berlaku ket ent uan- ket ent uan yang t ercant um dalam Kont rak Karya dan Kont rak Bagi Hasil t ersebut .

Pasal 31

Cukup j elas.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini diberitahukan bahwa setelah diadakan penelitian oleh Kelompok Kerja Jasa Konsultan I (Satu) ULP Kabupaten Lampung Tengah menurut ketentuan – ketentuan yang berlaku,

Informasi baru yang dibutuhkan adalah jumlah cakupan imunisasi dasar lengkap, cakupan imunisasi booster , jumlah kasus PD3I per kelurahan, UCI kelurahan, kelurahan

Definisi lain yang diberikan oleh Dendi Sudiana (1986:1), iklan sebagai salah satu bentuk komunikasi yang terdiri atas informasi dan gagasan tentang suatu

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah peneliti kemukakan maka dapat disimpulkan bahwa strategi komunikasi yang dilaksanakan oleh perwakilan BKKBN

Analisa yang diperoleh dari hasil drive test adalah pada pengukuran tanggal 12-14 Desember 2013 menunjukan bahwa kualitas panggilan GSM PT.. Indosat, Tbk sudah pada standar

Bilangan penting adalah bilangan yang diperoleh dari hasil pengukuran yang terdiri angka – angka penting yang sudah pasti (terbaca pada alat ukur) dan satu angka terakhir yang

Ronny Hanitijo Soemitro, 1994, “Metodologi Penelitian Hukum Dan Jurimetri” , Ghalia Indonesia, Jakarta... Soedharyo Soimin, 2010, “Hukum Orang dan Keluarga” , Sinar

Proceedings of the Seventh International Conference on Machine Learning and Cybernetics , Kunming, 2008, pp.. Real Time Monitoring System for Water Pollution in Lake