• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori - Iklan Produk Susu di Televisi dan Minat Beli (Studi Korelasional Tentang Iklan Produk Susu Dancow di Televisi terhadap Minat Beli pada Masyarakat di Lingkungan Perumnas Simalingkar Gang.Pinang Raya I,II,III,IV)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori - Iklan Produk Susu di Televisi dan Minat Beli (Studi Korelasional Tentang Iklan Produk Susu Dancow di Televisi terhadap Minat Beli pada Masyarakat di Lingkungan Perumnas Simalingkar Gang.Pinang Raya I,II,III,IV)"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori

Untuk memecahkan suatu masalah dengan jelas, sistematis dan terarah, diperlukan teori-teori yang mendukung sebagai landasan berpikir sehingga menghasilkan pembahasan yang jelas. Karena itu perlu disusun kerangka teori yang menunjukkan dari sudut mana masalah yang telah dipilih akan disoroti. Dengan adanya kerangka teori, maka peneliti akan mempunyai landasan untuk menentukan tujuan dan arah penelitian. Kerangka teori akan membantu penelitian dalam memilih konsep-konsep yang tepat guna membentuk hipotesa-hipotesa selanjutnya.

2.1.1 Komunikasi

2.1.1.1 Pengertian Komunikasi

Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa manusia untuk berkomunikasi.

(2)

Menurut Darwanto (2007:3), komunikasi adalah proses penyampaian lambang yang berarti antar manusia, seseorang menyampaikan lambang-lambang yang mengandung pengertian tertentu disebut ―pesan‖ atau message. Umumnya lambang yang dipergunakan dalam komunikasi adalah bahasa, baik lisan maupun tertulis. Menurut Harold D. Lasswell cara yang tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi ialah menjawab pertanyaan ―siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa, dan apa

pengaruhnya‖.

2.1.1.2 Unsur-unsur Komunikasi

Untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat dilaksanakan secara efektif, maka diperlukan pemahaman tentang unsur komunikasi.

Adapun unsur ataupun elemen yang mendukung terjadinya suatu komunikasi. (Cangara, 2006:23-26) sebagai berikut:

1. Sumber

Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Sumber sering disebut pengirim, komunikator. (source, sender).

2. Pesan

Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat, atau propaganda.

3. Media

Media yang dimaksud disini adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Dalam komunikasi massa, media adalah alat yang dapat menghubungkan antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, dimana setiap orang dapat melihat, membaca, dan mendengarnya.

4. Penerima

(3)

partai, atau negara. Penerima adalah elemen yang penting dalam proses komunikasi, karena dialah yang menjadi sasaran dari komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima, akan menimbulkan berbagai macam masalah yang seringkali menuntut perubahan, apakah pada sumber, pesan, atau saluran. 5. Pengaruh

Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap, dan tingkah laku seseorang. Karena itu, pengaruh bisa juga diartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan.

6. Tanggapan balik

Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah satu bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Tetapi, sebenarnya umpan balik bisa juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai pada penerima.

7. Lingkungan

Lingkungan atau situasi adalah faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi jalannya komunikasi.

2.1.1.3 Tujuan dan Fungsi Komunikasi Tujuan komunikasi:

a) Perubahan sikap (attitude change) b) Perubahan pendapat (opinion change) c) Perubahan perilaku (behaviour change) d) Perubahan sosial (social change) Fungsi komunikasi:

a) Menyampaikan informasi (to inform) b) Mendidik (to educate)

(4)

Sean MacBride dan kawan-kawan dalam buku Aneka Suara, Satu Dunia (Many Voices One World) menyatakan tentang fungsi komunikasi bila komunikasi dipandang dari arti yang lebih luas, tidak hanya diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan, tetapi sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar menukar data, fakta, dan ide, fungsi komunikasi dalam setiap system, yaitu sebagai berikut: (Effendy, 1995: 27-28)

a) Informasi

Pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta dan pesan, opini dan komentar yang dibutuhkan agar orang dapat mengerti dan bereaksi secara jelas terhadap kondisi internasional, lingkungan, dan orang lain, dan agar dapat mengambil keputusan yang tepat.

b) Sosialisasi (Pemasyarakatan)

Penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif yang menyebabkan ia sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktif di dalam masyarakat.

c) Motivasi

Menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihannya dan keinginannya, mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar.

d) Perdebatan dan diskusi

Menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah publik, menyediakan bukti-bukti yang relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum dan agar masyarakat lebih melibatkan diri dalam masalah yang menyangkut kegiatan bersama di tingkat internasional, nasional, dan lokal.

e) Pendidikan

Pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual, pembentukan watak, dan pendidikan keterampilan serta kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan.

f) Memajukan Kebudayaan

(5)

g) Hiburan

Penyebarluasan simbol, suara, dan citra (image) dari drama, tari, kesenian, kesusastraan, musik, komedi, olahraga, permainan, dan sebagainya untuk rekreasi dan kesenangan kelompok, dan individu.

h) Integrasi

Menyediakan bagi bangsa, kelompok, dan individu kesempatan memperoleh berbagai pesan yang diperlukan mereka agar mereka dapat saling kenal dan mengerti dan menghargai kondisi, pandangan, dan keinginan orang lain.

2. 1.2. Komunikasi Massa

2.1.2.1. Pengertian Komunikasi Massa

Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner dalam Rakhmat, yakni: komunikasi masssa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people). Dari definisi tersebut, dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa.

Defenisi lain tentang komunikasi massa merujuk kepada pendapat Tan dan Wright dalam Liliweri 1991, merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen, dan menimbulkan efek tertentu.

(6)

tantangan- tantangan kreatif seperti menulis skrip atau program televisi, mengembangkan tata letak yang estetis untuk iklan majalah atau menampilkan teras berita yang memikat bagi sebuah kisah berita. Ia adalah ilmu dalam pengertian bahwa ia meliputi prinsip-prinsip tertentu tentang bagaimana berlangsungnya komunikasi yang dapat dikembangkan dan dipergunakan untuk membuat berbagai hal menjadi baik .

Definisi komunikasi massa yang lebih rinci dikemukakan oleh ahli komunikasi yang lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri.

Ada banyak definisi komunikasi massa yang dikemukakan, tetapi nampaknya tidak ada perbedaan yang mendasar atau prinsip. Rakhmat merangkum definisi-definisi komunikasi massa tersebut menjadi ―komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukkan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonym melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat (Ardianto, 2004: 7).

2.1.2.2. Karakteristik Komunikasi Massa

Komunikasi massa berbeda dengan komunikasi lainnya, seperti komunikasi antar pesona dan komunikasi kelompok. Untuk mengetahui komunikasi massa, maka perlu diketahui tentang ciri- ciri komunikasi massa, yang meliputi sifat- sifat unsur yang dicakupnya. Karakteristik dari komunikasi massa tersebut adalah sebagai berikut (Ardianto, 2004: 7-13)

1. Komunikator Terlembagakan

Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya. Kita sudah memahami bahwa komunikasi massa itu menggunakan media massa, baik media cetak maupun media elektronik. Berapa orang yang terlibat dalam proses komunikasi massa itu, berapa macam peralatan yang digunakan, dan berapa biaya yang diperlukan, sifatnya adalah relative. Namun yang pasti, komunikasi itu kompleks, tidak seperti komunikasi antarpesona yang sangat sederhana.

(7)

Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh karenanya, pesan komunikasi massa bersifat umum. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa, atau opini. Pesan komunikasi massa yang dikemas dalam bentuk apapun harus memenuhi kriteria penting atau menarik, atau penting sekaligus menarik, bagi sebagian besar komunikan. Dengan demikian, kriteria pesan yang penting dan menarik itu mempunyai ukuran tersendiri, yakni bagi sebagian besar komunikan.

3. Komunikannya Anonim dan Heterogen

Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonym dan heterogen. Dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonym), karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan faktor usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama, dan tingkat ekonomi. Keadaan ini harus disadari oleh komunikator komunikasi massa.

4. Media Massa Menimbulkan Keserempakan

Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya, adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relative banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula.

5. Komunikasi Lebih Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan

Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungan sekaligus. Tetapi, dalam komunikasi massa, yang penting adalah unsur isi. Dalam komunikasi massa, pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik media massa yang digunakan. 6. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah

(8)

keduanya tidak dapat melakukan dialog sebagaimana halnya terjadi dalam komunikasi antarpesona.

8. Stimulasi Alat Indra ―Terbatas‖

Ciri komunikasi massa lainnya yang dapat dianggap salah satu

kelemahannya adalah stimulasi alat indra yang ―terbatas‖. Dalam komunikasi

massa, stimulasi alat indera bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada radio siaran dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar, sedangkan pada media televisi dan film, kita menggunakan indra penglihatan dan pendengaran.

9. Umpan Balik Tertunda (Delayed)

Komponen umpan balik atau yang lebih popular dengan sebutan feedback merupakan faktor penting dalam bentuk komunikasi apapun. Efektifitas komunikasi seringkali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikan.

2.1.2.3 Fungsi Komunikasi Massa

Para pakar mengemukakan tentang sejumlah fungsi komunikasi massa. Jay Black dan Frederick C. Whitney (1988) mengemukakan bahwa fungsi komunikasi massa adalah to inform (menginformasikan), to entertain (memberi hiburan), to persuade, (membujuk), dan tramission of the culture (transmisi budaya).

Menurut John Vivian dalam bukunya The Media of Mass Communication (1991) menyebutkan bahwa fungsi komunikasi adalah providing information, providing entertaintment, helping to persuade, dan contributing to social cohesion (mendorong kohesi sosial)

Sedangkan mengenai fungsi komunikasi massa, Dominick mengemukakan fungsi komunikasi massa sebagai berikut (Effendi, 2000: 29-31):

a. Pengawasan (surveillance)

Fungsi pengawasan dapat dibagi menjadi dua jenis:

1. Pengawasan Peringatan (warning or beware surveillance)

(9)

mengalami depresi, meningkatnya inflasi, atau serangan militer. Peringatan ini dapat diinformasikan segera dan serempak, dapat pula diinformasikan ancaman dalam jangka waktu lama atau ancaman kronis.

2. Pengawasan Instrumental (instrumental surveillance)

Jenis ini berkaitan dengan penyebaran informasi yang berguna bagi kehidupan sehari-hari. Berita tentang film yang dipertunjukkan di bioskop setempat, harga barang kebutuhan di pasar, produk-produk baru, dan lain-lain adalah contoh-contoh pengawasan instrument.

b. Interpretasi (interpretation)

Yang erat sekali kaitannya dengan fungsi pengawasan adalah fungsi interpretasi media massa tidak hanya menyajikan fakta dan data, tetapi juga informasi beserta interpretasi mengenai suatu peristiwa tertentu. Contoh yang paling nyata dari fungsi ini adalah tajuk rencana surat kabar dan komentar radio atau televisi siaran. Pada kenyataanya, fungsi interpretasi ini tidak selalu berbentuk tulisan, ada kalanya juga berbentuk kartun atau gambar lucu yang bersifat sindiran.

c. Hubungan (linkage)

Media massa mampu menghubungkan unsur-unsur yang terdapat di dalam masyarakat yang tidak bisa dilakukan secara langsung oleh saluran perorangan. Banyak contoh mengenai hal ini, misalnya kegiatan periklanan yang menghubungkan kebutuhan dengan produk-produk penjual. Fungsi hubungan yang dimiliki media itu sedemikian berpengaruhnya kepada masyarakat sehingga dijuluki “public making” ability of the mass media atau kemampuan membuat sesuatu menjadi umum dari media massa. Hai ini erat kaitannya dengan perilaku seseorang, baik yang konstruktif maupun yang negative destruktif, yang apabila diberitakan oleh media massa, maka segera seluruh masyarakat mengetahuinya. d. Sosialisasi

(10)

masyarakat, dan dengan membaca, mendengarkan, dan menonton maka seseorang mempelajari bagaimana khalayak berperilaku dan nila-nilai apa yang penting. e. Hiburan (entertaintment)

Bagi Dominick, hiburan merupakan fungsi media masa. Mengenai hal ini memang jelas tampak pada televisi, film, dan rekaman suara. Media massa lainnya, seperti surat kabar dan majalah, meskipun fungsi utamanya adalah informasi dalam bentuk pemberitaan, rubrik-rubrik hiburan selalu ada, apakah itu cerita pendek, cerita panjang, atau cerita bergambar.

2.1.2.4 Efek Komunikasi Massa

Efek dari pesan yang disebarkan oleh komunikator melalui media massa timbul pada sasaran komunikasi. Menurut Steven M. Chaffe (pada Betty-Soemirat, dalam Karlinah, dkk. 1999) efek media massa dapat dilihat dari tiga pendekatan. Pendekatan pertama adalah efek dari media massa yang berkaitan dengan pesan ataupun media itu sendiri. Pendekatan kedua adalah dengan melihat jenis perubahan yang terjadi pada diri kahalayak komunikasi massa yang berupa perubahan sikap, perasan, dan perilaku atau dengan istilah lain dikenal sebagai perubahan kognitif, afektif, dan behavioral. Pendekatan ketiga yaitu observasi terhadap khalayak (individu, kelompok, organisasi, masyarakat, atua bangsa) yang dikenai efek komunikasi massa.

a) Efek Kognitif

Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informative bagi dirinya.

b) Efek Afektif

Efek ini kadarnya lebih tinggi daripada efek kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan sekadar memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah, dan sebagainya.

c) Efek Behavioral

(11)

2.1.3 Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa 2.1.3.1 Pengertian Televisi

Televisi berasal dari dua kata yang berbeda asalnya, yaitu tele (bahasa Yunani) yang berarti jauh, dan visi (videre-bahasa Latin) berarti penglihatan. Dengan demikian televisi yang dalam bahasa Inggrisnya television diartikan dengan melihat jauh. Melihat jauh disini diartikan dengan gambar dan suara yang

diproduksi di suatu tempat ―lain‖ melalui sebuah perangkat penerima(televisi set).

Pada hakekatnya, media televisi lahir karena perkembangan teknologi. Berawal dari ditemukannya electrische teleskop sebagai perwujudan dari gagasan seorang mahasiswa dari Berlin (Jerman Timur) yang bernama Paul Nipkov, untuk mengirim gambar melalui udara dari suatu tempat ke tempat yang lain. Atas

perwujudan dari gagasan Nipkov, maka ia diakui sebagai ―Bapak‖ televisi sampai

sekarang (Kuswandi, 1996: 6).

Televisi adalah produk dari teknologi canggih dan kemajuannya sendiri sangat tergantung dari kemajuan-kemajuan yang dicapai di bidang teknologi, khususnya teknologi elektronika (Wahyudi, 1986: 49). Dengan teknologi televisi yang ada sekarang ini, batas-batas Negara pun tidak lagi merupakan hal yang sulit untuk diterjang, melainkan begitu mudah untuk diterobos.

Posisi dan peran media televisi dalam operasionalisasinya di masyarakat, tidak berbeda dengan media cetak dan radio. Robert K. Avery dalam bukunya “Communication and The Media” dan Stanford B. Weinberg dalam “Message A Reader in Human Communication” Random House, New York 1980, mengungkapkan 3 (tiga) fungsi media, yaitu:

a) The surveillance of the environment yaitu mengamati lingkungan.

(12)

c) The transmission of the social heritage from one generation to the next, maksudnya ialah menyalurkan nilai-nilai budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya (Kuswandi, 1996: 25).

2.1.3.2 Perkembangan Televisi

Kehadiran televisi di dunia merupakan perkembangan teknologi khususnya teknologi elektronika sejak abad 19 dan akan terus menerus berlanjut pada abad-abad berikutnya, sehingga televisi siaran juga akan ditentukan oleh perkembangan elektronika itu sendiri.

Kehadiran televisi menjadi bagian yang sangat penting sebagai sarana untuk berinteraksi satu dengan yang lainnya dalam berbagai hal yang menyangkut perbedaan dan persepsi tentang suatu isu yang terjadi di belahan dunia. Daya tarik televisi sedemikian besar, sehingga pola-pola kehidupan rutinitas sebelum muncul televisi berubah total sama sekali. Media televisi menjadi panutan baru (new religius) bagi kehidupan manusia. Tidak menonton televisi, sama saja dengan makhluk buta yang hidup dalam tempurung (Kuswandi, 1996: 23). Kekuatan media televisi adalah menguasai jarak dan ruang karena teknologi televisi telah menggunakan elektromagnetik, kabel dan fiber yang dipancarkan (transmisi) melalui satelit.

(13)

Transformasi Televisi (Trans TV), TV 7 yang kini menjadi Trans 7, Lativi yang berubah menjadi Lativi, serta Global TV.

Stasiun televisi lokalpun tidak mau ketinggalan. Sekitar tahun 2000 an banyak bermunculan stasiun televisi lokal, seperti Bali TV di Bali, JakTv di Jakarta, JTV di Surabaya, cahaya TV di Banten. Televisi berlangganan atau televisi berbayar (pay per view) juga turut mewarnai perkembangan pertelevisian Indonesia. Yang relative dikenal oleh masyarakat Indonesia seperti Indovision, Aora TV, First Media, dan Telkomvision. Bahkan sampai tahun 2008, paling tidak terdapat 13 stasiun televisi berlangganan yang beroperasi di Indonesia (Usman, 2009: 1).

Terkait dengan perkembangan teknologi, diperkirakan pada tahun 2018, televisi di Indonesia akan memasuki era televisi digital. Teknologi digital akan meningkatkan kualitas gambar televisi. Masih terkait dengan perkembangan teknologi, kini terjadi konvergensi media, misalnya antara media televisi dengan media online. Konvergensi ini tentu memperluas jangkauan siaran televisi (Usman, 2009: 2).

2.1.3.3 Karakteristik Televisi

Adapun karakteristik televisi adalah sebagai berikut: (Usman, 2009: 23) a) Media Pandang dengar (audio-visual)

Televisi adalah media pandang sekaligus media dengar. Televisi berbeda dengan media cetak, yang lebih merupakan media pandang. Televisi juga berbeda dengan media radio, yang merupakan media dengar. Orang memandang gambar yang ditayangkan televisi, sekaligus mendengar atau mencerna narasi atau naskah dari gambar tersebut.

b) Mengutamakan Gambar

Kekuatan televisi terletak lebih pada gambar. Gambar-gambar dalam hal ini adalah gambar hidup- membuat televisi lebih menarik dibanding media cetak. Narasi atau naskah bersifat mendukung gambar.

(14)

Jika deadline media cetak 1 x 24 jam, deadline atau tenggat televisi bisa disebut setiap detik. Televisi mengutamakan kecepatan. Kecepatan bahkan menjadi salah satu unsur yang menjadikan berita televisi bernilai.

d) Bersifat Sekilas

Jika media cetak mengutamakan dimensi ruang, televisi mengutamakn dimensi wakut atau durasi.

e) Bersifat Satu Arah

Televisi bersifat satu arah, dalam arti pemirsa tidak bisa pada saat itu juga memberi respons balik terhadap siaran televisi yang ditayangkan.

f) Daya Jangkau Luas

Televisi memiliki daya jangkau luas. Ini berarti televisi menjangkau segala lapisan masyarakat, dengan berbagai latar belakang sosial ekonomi. Siaran atau berita televisi harus dapat menjangkau rata-rata status sosial ekonomi khalayak, masuk keberbagai strata sosial.

2.1.3.4 Faktor-faktor yang perlu diperhatikan

Pesan yang akan disampaikan melalui media televisi memerlukan pertimbangan-pertimbangan lain agar pesan tersebut dapat diterima oleh khalayak sasaran.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah: a) Pemirsa

Sesungguhnya dalam setiap bentuk komunikasi dengan menggunakan media apapun, komunikator akan menyesuaikan pesan dengan latar belakang komunikannya. Namun untuk komunikasi melalui media elektronik, khususnya televisi, faktor pemirsa perlu mendapat perhatian lebih. Dalam hal ini komunikator harus memahami kebiasaan dan minat pemirsa baik yang termasuk kategori anak-anak, remaja, dewasa, maupun orang-orang. Hal ini perlu karena berkaitan dengan materi pesan dan jam penayangan.

b) Waktu

(15)

ditayangkan secara proporsional dan dapat diterima oleh khalayak sasaran atau khalayak yang dituju.

c) Durasi

Durasi berkaitan denga waktu, yakni jumlah menit dalam setiap penayangan acara. Durasi masing-masing acra disesuaikan dengan jenis acara dan tuntutan skrip atau naskah, yang paling penting bahwa dengan durasi tertentu, tujuan acara tercapai. Suatu acara tidak akan mencapai sasaran karena durasi terlalu singkat atau terlalu lama.

d) Metode Penyajian

Fungsi utama televisi menurut khalayak pada umumnya adalah untuk menghibur, selanjutnya adalah informasi. Tetapi tidak berarti fungsi mendidik dan membujuk dapat diabaikan. Fungsi nonhiburan dan noninformasi harus tetap ada karena sama pentingnya bagi keperluan komunikator dan komunikan. Agar fungsi mendidik dan membujuk tetap ada, namun tetap diminati pemirsa, caranya adalah dengan mengemas pesan sedemikian rupa, yakni menggunakan metode penyajian tertentu dimana pesan nonhiburan dapat mengadung unsur hiburan.

2.1.4 Iklan

Menurut Astrid Susanto (1989:316) iklan adalah segala sesuatu bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan lewat pesan suara media massa, dan dibiayai oleh pemrakarsa yang dikenal, serta ditujukan kepada sebahagian atau seluruh masyarakat.

Sedangkan menurut Howard Stephenson, iklan adalah penyebaran informasi yang dibayar untuk menjual atau membantu menjual barang atau jasa untuk memperoleh penerimaan ide-ide yang menyebabkan masyrakat menanggapi atau berbuat sesuai dengan yang diinginkan (Djayakusumah, 1982:7).

Definisi lain yang diberikan oleh Dendi Sudiana (1986:1), iklan sebagai salah satu bentuk komunikasi yang terdiri atas informasi dan gagasan tentang suatu produk yang ditujukan kepada khalayak secara serempak agar memperoleh sambutan yang baik.

(16)

produk susu melalui media tertentu yang tujuannya agar khalayak terpengaruh dan mau mengkonsumsi produk yang ditawarkan.

2.1.5 Minat Beli

Minat adalah kelanjutan perhatian yang merupakan titik tolak timbulnya hasrat untuk melakukan kegiatan yang diharapakan.

Minat adalah perhatian, kesukaan, (kecenderungan hati) kepada sesuatu (Poerdaminto, 1986 : 650).

Minat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sejauh mana iklan susu Dancow dapat menimbulkan rasa ketertarikan kepada khalayak sehingga ada kelanjutan berupa minat untuk membeli tersebut. Efek yang hendak diteliti hanya sampai sebatas minat saja, bukan sampai pada tindakan membeli.

2.1.6 AIDDA a) Attention :

Menarik perhatian masyarakat, ditujukan dengan memilih posisi yang tepat, warna, headline, ilustrasi bersama dengan layout keseluruhan, dan pilihan jenis huruf.

b) Interest :

Meningkatkan minat sehingga timbul rasa ingin tahu secara lebih rinci didalam diri calon pembeli. Dengan memilih pewarnaan, gambar, atau copy iklan yang menarik.

c) Desire :

Menggerakkan keinginan pelanggan memiliki atau menikmati produk susu. Misalnya: keuntungan apakah yang ditawarkan oleh produk, apa yang mereka peroleh dengan mengeluarkan sejumlah uang untuk suatu produk.

d) Decision :

(17)

memang layak untuk dibeli dan hal itu akan memberikan kepuasan sebagaimana yang mereka inginkan.

e) Action :

Tahap ini adalah tahapan terakhir yang dilakukan khlayak setelah melalui tahapan perhatian, kepentingan, keinginan, dan keputusan.

2.2. Kerangka Konsep

Kerangka adalah hasil pemikiran rasional yang merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan dapat menghantarkan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan dapat menghantarkan penelitian pada perumusan hipotesa.

Konsep adalah istilah yang mengekspresikan sebuah ide abstrak yang dibentuk dengan mengenaralisasikan objek atau hubungan fakta-fakta yang diperoleh dari pengamatan. Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan menghantarkan penelitian pada rumusan hipotesis (Nawawi, 1995 : 40).

Kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan rumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang akan diuji kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasinalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel. Variabel yang digunakan penelitian ini adalah sebagai berikut :

a) Variabel Bebas (Independent Variabel) (X)

Variabel bebas atau independent variabel adalah segala gejala, faktor, atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi munculnya variabel yang disebut dengan variabel terikat (Nawawi, 1995 : 57). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah iklan susu di televisi Swasta

b) Variabel Terikat (Dependent Variabel) (Y)

(18)

adalah keputusan membeli masyarakat di lingkungan Perumnas Simalingkar Gang. Pinang Raya II.

Berdasarkan keseluruhan variabel yang telah disusun dan dikelompokkan maka dapat dibentuk suatu model teoritis sebagai berikut :

Gambar 1 Model Teoritis

2.3. Variabel Penelitian

Variabel penelitian berfungsi untuk memudahkan kerangka konsep dalam penelitian. Maka berdasarkan kerangka konsep dibuatlah operasionalisasi variabel-variabel untuk membentuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian.

Tabel 1

Variabel Penelitian

Variabel Teoritis Variabel Operasional

1. Variabel Bebas (X)

– Iklan susu di televisi swasta RCTI

- Karakteristik Responden

Minat membeli susu masyarakat di lingkungan

Perumnas Simalingkar Gang. Pinang Raya I, II,

III, IV.

Keputusan membeli masyarakat di lingkungan Perumnas Simalingkar Gang. Pinang Raya II.

Variabel bebas (X) Iklan susu Dancow di televisi

(19)

Definisi operasional memberikan makna pada konstruk atau variabel dengan cara menetapkan aktivitas-aktivitas operasi yang diperlukan untuk mengukurnya ( Bulaeng, 2004:60 ). Dengan kata lain, definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama. Maka variabel-variabel dalam operasionalisasi penelitian ini didefinisikan sebagai berikut:

1. Variabel Bebas (X) tentang iklan produk susu, terdiri dari:

a. Frekuensi Penayangan : tingkat kekerapan pemutaran iklan susu Dancow yang ditayangkan di televisi swasta RCTI.

b. Figur Iklan : artis atau tokoh terkenal yang digunakan untuk membintangi iklan susu

c. Slogan: Frase yang memberikan deskripsi atau informasi dari suatu merek. d. Bahasa/Kata-Kata : pemilihan kata yang digunakan dalam iklan tersebut.

e. Tata gambar : suatu bentuk penataan gambar dalam iklan susu yang dapat menarik minat khalayaknya.

Karakteristik Responden: Umur : Usia responden

Jenis kelamin : Jenis kelamin responden Pekerjaan : Pekerjaan responden

2. Variabel Terikat ( Minat membeli susu masyarakat di lingkungan Perumnas Simalingkar Gang. Pinang Raya I,II,III,IV).

a) Attention :

Menarik perhatian masyarakat, ditujukan dengan memilih posisi yang tepat, warna, headline, ilustrasi bersama dengan layout keseluruhan, dan pilihan jenis huruf.

b) Interest :

Meningkatkan minat sehingga timbul rasa ingin tahu secara lebih rinci didalam diri calon pembeli. Dengan memilih pewarnaan, gambar, atau copy iklan yang menarik.

(20)

Menggerakkan keinginan pelanggan memiliki atau menikmati produk susu. Misalnya: keuntungan apakah yang ditawarkan oleh produk, apa yang mereka peroleh dengan mengeluarkan sejumlah uang untuk suatu produk.

d) Decision :

Suatu produk sudah sangat bagus bila mampu menciptakan keinginan konsumen untuk membeli, memiliki, atau menikmati produk susu. Namun perlu juga menciptakan kesadaran yang mampu memunculkan keyakinan bahwa produk susu memang layak untuk dibeli dan hal itu akan memberikan kepuasan sebagaimana yang mereka inginkan.

e) Action :

Membujuk calon pembeli agar segera mungkin dilakukan suatu tindakan pembelian.

2.5 Hipotesa

Hipotesa adalah pernyataan yang merupakan dugaan atau terkaan tentang apa saja yang diamati dalam usaha untuk memahaminya yang mungkin benar, mungkin juga salah. Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang masih diuji kebenarannya secara empirik. Hipotesis merupakan jawaban sementara atas pernyataan penelitian yang kebenarannya akan diuji berdasarkan data yang dikumpulkan.

Hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ho : Tidak terdapat Hubungan antara penayangan iklan susu di televisi dengan keputusan membeli masyarakat di lingkungan Perumnas Simalingkar Gang. Pinang Raya I, II, III, IV.

Gambar

Tabel 1

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dalam hal penerima faedah atau pihak yang ditunjuk lebih dari satu orang maka. pihak perusahaan tidak bertanggung jawab terhadap bagian

Timestamp

pemberian kromium dalam pakan akan meningkatkan kadar kromium tubuh ikan. Tabel 4 Kadar glikogen hati dan daging, kadar lemak hati, konsentrasi RNA, DNA dan rasio RNA/DNA di

Dalam tahap eksplorasi ini, p>eneliti mengadakan observasi selama setengah semester (lihat Bab III.A.3). Setelah satu bulan berjalan, peneliti mengadakan wawancara baik

Perbedaan yang sangat mendasar anatara analisis institusional dengan analisis rezim adalah jika dalam analisis institusional yang dikaji adalah proses apa yang terjadi

Latar belakang : UKM futsal STIE Yogyakarta yang mengalami penurunan kelincahan dikarenakan kurangnya menguasai teknik dasar permainan futsal, sehingga pemain

Hampir semua department store memberikan tawaran yang menarik kepada pelanggan dengan mengadakan promosi besar-besaran seperti discount dan hadiah langsung, sebab