• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Asuransi - Makalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Makalah Asuransi - Makalah"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PEMBAHASAN ASURANSI JIWA SECARA UMUM

A. Pengertian Asuransi Jiwa

Dalam KUHDagang yang mengatur tentang asuransi jiwa, pengaturannya

sangat singkat sekali dan hanya terdiri dari tujuh (7) pasal yaitu Pasal 302 sampai

dengan Pasal 308.

Pasal 302 KUHDagang sebagai dasar asuransi jiwa, yang menyatakan

bahwa :

“Jika seseorang dapat guna keperluan seseorang yang berkepentingan,

dipertanggungkan, baik untuk selama hidupnya jiwa itu, baik untuk suatu

waktu yang ditetapkan dalam perjanjian.”

Pengertian asuransi jiwa yang terdapat pada ketentuan di atas lebih

menekankan kepada suatu waktu yang ditentukan dalam asuransi jiwa. Sedangkan

untuk waktu selama hidupnya tidak ditetapkan dalam perjanjian, ini berarti

undang-undang tidak tegas memberi kemungkinan untuk mengadakan asuransi

jiwa itu selama hidupnya bagi yang berkepentingan.

Selain dari definisi/ pengertian formil yang terdapat dalam

undang-undang, ada juga pendapat ahli hukum juga memberikan definisi asuransi jiwa

dimaksud. Menurut Djoko Prakoso dan I Ketut Murtika yang dikutip dari

pendapat Molenggraf berpendapat bahwa,

“Asuransi jiwa dalam pengertian luas memuat semua perjanjian mengenai

(2)

kemungkinan hidup atau mati, dan daripada itu pembayaran premi atau

dua-duanya dengan cara digantungkan pada masa hidupnya atau

meninggalnya seseorang atau lebih.8

”Perjanjian asuransi jiwa ialah perjanjian tentang pembayaran uang

dengan nikmat dari premi dan yang berhubungan dengan hidup atau

matinya seseorang termasuk juga perjanjian asuransi kembali/uang dengan

pengertian/catatan bahwa perjanjian dimaksud tidak termasuk perjanjian

asuransi kecelakaan.

Kemudian menurut Wirjono Prodjodikoro, pada Pasal 1a Bab I Staatsblad

1941-101, pengertian asuransi jiwa sebagai berikut :

9

“Asuransi jiwa dapat diartikan sebagai pertanggungan jiwa adalah

perjanjian timbal balik antara penutup (pengambil) asuransi dengan

penanggung dengan mana penutup asuransi mengikatkan diri selama

jalannya pertanggungan membayar uang premi kepada penanggung,

sedangkan penanggung sebagai akibat langsung dari meninggalnya orang

yang jiwanya dipertanggungkan atau telah lampaunya suatu jangka waktu

yang diperjanjikan mengikat diri untuk membayar sejumlah uang tertentu

kepada orang yang ditunjuk untuk penutup asuransi sebagai

penikmatnya.

Sedangkan menurut H.M.N Purwosutjipto,

10 ”

8

Djoko Prakoso dan I Ketut Murtika, SH, Hukum Asuransi Indonesia, Bina Aksara, Jakarta, 1989, hal 265

9

Prof. Dr. wirjono Prodjodikoro, SH, Locc.cit 10

(3)

Kemudian menurut Volmar, menyebutkan pertanggungan jiwa itu dengan

istilah sommen verzekering, berpendapat bahwa :

“Secara luas sommen verzekering itu dapat diartikan sebagai suatu

perjanjian dimana suatu pihak mengikatkan dirinya untuk membayar

sejumlah uang secara sekaligus atau periodik, sedangkan pihak

mengikatkan dirinya untuk membayar premi dan pembayaran itu adalah

tergantung kepada hidup atau matinya seseorang tertentu atau lebih.11

“Asuransi pada umumnya adalah suatu perjanjian timbal balik dalam

mana pihak penanggung dengan menerima premi mengikatkan diri untuk

memberikan pembayaran kepada pengambil asuransi atau orang yang

ditunjuk, karena terjadinya peristiwa yang belum pasti. Yang disebutkan di

dalam perjanjian, baik karena pengambil asuransi atau tertunjuk menderita

kerugian yang disebabkan oleh peristiwa lain, maupun karena peristiwa

tadi mengenai hidup dan kesehatan.

Santoso Poejosoebroto memberikan pengertian asuransi itu sebagai

berikut,

12

Dari segi jaminan, asuransi jiwa merupakan asuransi dengan manusia

sebagai kepentingan interest yang diasuransikan berbeda dengan asuransi

kerugian, dengan harta benda sebagai kepentingan yang diasuransikan. Dan ”

Kemudian dapat dilihat makna asuransi jiwa yang dilihat dari beberapa

segi yaitu segi jaminan, segi sosial, segi ekonomi, segi finansial.

11

Prof. Emmy Pangaribuan Simanjuntak, SH, 1990, Hukum Pertanggungan, Hukum Dagang Fakultas Hukum UGM, Yogyakarta, 1975, hal 91.

12

(4)

pengertian ini di atas dengan membayar premi setiap tahun atau selama suatu

jangka waktu terbatas, seseorang tertanggung sebagai imbalan dari premi yang

dibayarkan kepada penanggung menerima jaminan yaitu :

1. Pada hari tua tertanggung akan diberikan sejumlah uang sebagai santunan

biaya hidup.

2. Bila tertanggung meninggal dunia, akan diberikan sejumlah uang kepada

ahli waris tertanggung sebagai santunan biaya hidup.

3. Bila tertanggung mengalami kecelakaan fisik, akan diberikan sejumlah

uang santunan biaya hidup bila tertanggung menjadi cacat tetap/ biaya

pengobatan.

Kemudian dari segi sosial, asuransi dapat diartikan sebagai suatu rencana

sosial yang bertujuan memberikan santunan kepada orang yang menderita karena

ditimpa musibah, yang santunannya diambil dari kontribusi yang dikumpulkan

dari semua pihak yang berpartisipasi dalam rencana sosial itu.13

Sedangkan dari segi ekonomi, adalah suatu disiplin ilmu tentang usaha

manusia mencari kepuasan guna memenuhi kebutuhan kesejahteraan hidup,

dengan cara berusaha mencapai hasil maksimal dengan pengorbanan minimal,

namun upaya manusia untuk mencari dan memenuhi kebutuhan hidup tidak selalu

berhasil karena setiap upaya maupun perbuatan mengandung resiko. Jadi pada

hakekatnya asuransi jiwa merupakan pelimpahan resiko oleh tertanggung kepada

13

(5)

penanggung agar kerugian yang diderita oleh tertanggung dijamin oleh

penanggung.14

Kemudian dari segi finansial, perusahaan asuransi menghimpun dana dari

para tertanggung dalam bentuk premi. Dari dana yang terkumpul itu, sebagian

untuk dana klaim, dan bagian yang lainnya diinvestasikan dalam bentuk deposito,

dalam surat-surat berharga (saham, obligasi) dalam aktiva tetap seperti kantor, dan

rumah untuk disewakan sehingga memperoleh penghasilan.15

Sasaran asuransi jiwa menunjukan kelas dan jenis asuransi jiwa yang

ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan asuransi jiwa, yaitu :

Dari beberapa pengertian tentang asuransi jiwa yang dikemukakan oleh

para pakar hukum di atas ada beberapa hal yang sebenarnya harus ada dalam suatu

asuransi jiwa. Dimana asuransi jiwa tersebut merupakan perjanjian timbal balik

antara penanggung dengan tertanggung yang bertujuan untuk mengatasi resiko

atau peristiwa yang dapat merugikannya.

B. Jenis-Jenis Asuransi Jiwa

16

1. Sasaran terhadap perorangan (asuransi biasa/perorangan)

2. Sasaran terhadap masyarakat (asuransi rakyat)

3. Sasaran terhadap kumpulan orang/ karyawan (asuransi kumpulan

kolektif)

4. Sasaran terhadap dunia usaha (asuransi dunia usaha)

(6)

6. Sasaran terhadap keluarga (asuransi keluarga)

ad. 1. Asuransi jiwa biasa

Asuransi jiwa biasa (ordinary life) diperuntukan bagi perorangan adalah

asuransi jiwa yang umumnya dipasarkan oleh perusahaan-perusahaan asuransi

jiwa. Pada umumnya asuransi ini diperuntukan bagi golongan masyarakat

menengah ke atas. Pada dasarnya premi dibayarkan oleh pembeli polis setiap

tahun atau setiap semester atau setiap triwulan dan boleh juga setiap bulan, atau

dibayar sekaligus sebagai premi tunggal bagi mereka yang mempunyai cukup

uang.

ad. 2. Asuransi rakyat

Asuransi rakyat diperuntukan bagi anggota masyarakat yang

berpenghasilan kecil seperti buruh, karyawan rendah, pedagang kecil, pelayan,

petani, nelayan, dan sebagainya.

Asuransi ini dibayar preminya dengan frekuensi tinggi (setiap minggu) dan

besarnya premi disesuaikan dengan kesanggupan calon tertanggung membayar

setiap minggu. Besarnya uang pertanggungan dengan berpedoman kepada

besarnya premi setiap minggu dan lamanya pertanggungan apakah seumur hidup

atau hingga calon tertanggung mencapai usia tertentu.

ad. 3. Asuransi kumpulan

Asuransi kumpulan (Group Insurance) disebut juga asuransi kolektif

(7)

1. Satu polis untuk sekelompok tertanggung, misalnya para karyawan suatu

perusahaan diasuransikan dengan menggunakan satu polis yang disebut

polis induk (master policy).

2. Pemegang polis adalah perusahaan kepada masing-masing karyawan yang

diberikan sertifikat tanda bukti peserta asuransi kumpulan.

3. Pada umumnya para peserta tidak perlu melalui pemeriksaan medis.

4. Pembayaran premi asuransi kumpulan biasanya terdiri dari tiga macam

yaitu :

a. Dibayar sendiri oleh masing-masing peserta berupa kontribusi yang

dipungut secara berkala dari setiap peserta.

b. Semua premi ditanggung oleh perusahaan.

c. Sebagian dibayar oleh perusahaan dan sebagian lagi dibayar oleh

para peserta misalnya 50%-50% atau 60%-40%.

ad. 4. Asuransi dunia usaha

Pada umumnya ada 4 macam sasaran pokok dari asuransi jiwa dunia

usaha, yaitu :

a. Asuransi orang penting, tenaga yang memegang peranan penting, seperti

direktur utama, para manajer. Apabila meninggal dunia dapat

menimbulkan kerugian ekonomis bagi perusahaan berupa pemberian

santunan besar kepada keluarga almarhum.

b. Rencana kesejahteraan karyawan. Dengan menutup asuransi kumpulan,

(8)

bagi karyawan maka semakin sempurnalah peranan dan bantuan

perusahaan dalan memberi kesejahteraan bagi karyawan.

c. Meningkatkan kepercayaan. Asuransi jiwa dapat berperan untuk

meningkatkan kepercayaan kepada relasi terhadap perusahaan karena

asuransi dapat memberikan jaminan stabilitas posisi finansial perusahaan,

yang sekaligus menjadi gambaran yang baik kreditur.

d. Kelangsungan usaha. Bagi perusahaan yang dimilikinya bersifat

partnership seperti kongsi, Firma, CV, apabila salah seorang pemiliknya

meninggal, maka akan timbul masalah yaitu membayar terus-menerus

hak-hak almarhum kepada jandanya, tanpa mengikutsertakannya dalam

pimpinan perusahaan. Polis asuransi jiwa dapat menghindarkan keadaan

tersebut yaitu dengan memberi santunan kepada janda almarhum sehingga

hak-hak dari almarhum tidak perlu terus-menerus dibayar oleh perusahaan.

Ad. 5. Asuransi orang muda

Seseorang yang masih muda dan mempunyai penghasilan dapat membeli

polis asuransi jiwa atas dirinya dan menunjuk orangtuanya atau adik-adiknya

sebagai penerima manfaat.

Ad. 6. Asuransi keluarga

Dengan memiliki polis asuransi jiwa dapat memberikan rasa tenteram

terhadap kehidupan ekonomi keluarga, juga menjamin kelangsungan pendidikan

anak-anak.

Asuransi keluarga mempunyai tiga macam jaminan yaitu jaminan

(9)

Kemudian apabila ditinjau dari sudut ada atau tidaknya pemeriksaan kesehatan

tertanggung ada 2 jenis asuransi jiwa, yaitu :

1. Asuransi Jiwa Medical (dengan pemeriksaan dokter). Asuransi jiwa

medical berarti si tertanggung sebelum menutup perjanjian asuransinya

terlebih dahulu harus memeriksakan kesehatannya kepada dokter yang

sudah disediakan untuk itu. Disamping itu juga harus dilengkapi dengan

surat keterangan kesehatan dan Laporan Kesehatan Lengkap (LAKES). Isi

laporan ini dapat bermacam-macam tergantung dari besarnya jumlah uang

asuransi yang diminta. Hal lainnya diwajibkan juga mengisi dan

menandatangani surat permintaan dan formulir-formulir lainnya yang

khusus disediakan untuk keperluan itu dan disampaikan kepada pihak

penanggung.

Adapun formulir-formulir atau surat-surat yang diperlukan untuk

penutupan asuransi dengan pemeriksaan dokter (medical) ini adalah :

1. Surat Permintaan (SP)

2. Laporan Kesehatan Lengkap (LAKES)

2. Asuransi Jiwa Non Medical (tanpa pemeriksaan dokter). Jenis asuransi ini

tidak memerlukan pemeriksaan dokter terhadap diri tertanggung sewaktu

diadakan penutupan perjanjian asuransi. Untuk asuransi jenis ini

keterangan kesehatan calon tertanggung akan dianggap cukup dan

sehubungan dengan resiko yang kemungkinan lebih besar dalam asuransi

jiwa non medical maka biasanya premi dikenakan suatu tambahan sampai

(10)

Adanya pemisahan jenis asuransi jiwa diatas yaitu asuransi jiwa medical

dan asuransi jiwa non medical ditentukan oleh faktor-faktor umur calon

tertanggung dan besarnya jumlah uang asuransi yang diminta.

Pada prakteknya di PT. Asuransi Jiwasraya untuk asuransi jiwa non

medical batas umur tertanggung maksimal 59 tahun dengan jumlah uang

pertanggungan maksimal Rp. 30.000.000 ( tiga puluh juta rupiah).

Sedangkan untuk tertanggung usia 60 tahun ke atas digolongkan ke dalam

asuransi jiwa medical dengan uang pertanggungan di atas Rp. 30.000.000 (tiga

puluh juta rupiah)

C. Polis Asuransi Jiwa

Dalam pasal 255 KUHD disebutkan bahwa :

“Suatu pertanggungan harus dibuat secara tertulis dalam suatu akte yang

dinamakan polis”.

Ketentuan tersebut di atas memberikan kesan seolah-seolah perjanjian

asuransi jiwa harus dibuat secara tertulis sebagai syarat mutlak. Padahal polis

bukanlah syarat mutlak adanya perjanjian asuransi jiwa, tetapi hanyalah

merupakan alat bukti adanya perjanjian.

Hal tersebut dijelaskan dalam Pasal 257 KUHDagang yang menyatakan

bahwa :

“Perjanjian pertanggungan diterbitkan seketika setelah ia ditutup, hak-hak

(11)

tertanggung mulai berlaku semenjak saat itu, bahkan sebelum polisnya

ditandatangani”.

Dalam hal ini berarti bahwa walaupun tidak ada polis (polis sebelum

terbit), perjanjian asuransi jiwa tetap berlaku apabila telah ditutup (telah ada

persesuaian kehendak) dan dapat dibuktikan dengan bukti-bukti lain, misalnya

dengan kwintansi pembayaran premi.

Meskipun untuk sahnya suatu perjanjian asuransi jiwa menurut

undang-undang tidak ada keharusan adanya formalitas tertentu (seperti akte tertulis yang

disebut polis), namun sangatlah penting adanya akte yang demikian itu. Hal ini

dengan mengingat bahwa perjanjian asuransi jiwa adalah berhubungan dengan

kepentingan finansial dan perjanjian tersebut bersifat perjanjian kemungkinan.

Oleh karena itu undang-undang sendiri hendaknya melindungi penanggung

(perusahaan asuransi jiwa), dengan cara bahwa adanya perjanjian asuransi jiwa itu

harus dibuktikan secara tertulis. Sehingga ditetapkan adanya akte yang

ditandatangani penanggung yang disebut polis, sebagai bukti adanya perjanjian

asuransi jiwa tersebut.

Polis menurut pengertian umum adalah suatu perjanjian yang perlu dibuat

bukti tertulis atau suatu perjanjian antara pihak-pihak yang mengadakan

perjanjian-perjanjian bukti tertulis untuk perjanjian asuransi.

Surat perjanjian ini dibuat dengan itikad baik dari kedua belah pihak yang

mengadakan perjanjian. Di dalam surat perjanjian itu disebutkan dengan tegas dan

jelas mengenai hal-hal yang diperjanjikan kedua belah pihak, hak-hak

(12)

Kemudian polis dapat juga diartikan surat perjanjian asuransi jiwa yang

menguraikan hal-hal yang menjadi dasar dan syarat-syarat asuransi,

ditandatangani oleh penanggung dan pemegang polis. Dari pengertian di atas

bahwa polis asuransi merupakan salah satu dari alat bukti telah terjadi perjanjian

asuransi. Pada dasarnya pengertian polis asuransi jiwa sama dengan pengertian

polis pada umumnya.

Perbedaan polis asuransi jiwa dengan polis asuransi pada umumnya hanya

dari isi polis, dimana isi polis asuransi jiwa diatur dalam Pasal 304 KUHDagang

dan isi polis pada umumnya diatur dalam Pasal 256 KUHDagang.

Menurut Pasal 304 KUHDagang, polis asuransi jiwa harus memuat hal-hal

sebagai berikut :

1. Hari ditutupnya pertanggungan

2. Nama si tertanggung

3. Nama orang yang jiwanya dipertanggungkan

4. Saat mulai dan berakhirnya bahaya bagi si penanggung

5. Jumlah uang untuk mana diadakan pertanggungan

6. Premi pertanggungan tersebut

Sedangkan menurut polis dari pertanggungan perorangan PT. Asuransi

Jiwasraya, yaitu :

1. Dasar permintaan asuransi dari calon pemegang polis atas penawaran yang

dilakukan PT. Asuransi Jiwasraya (melalui brosur-iklan atau agen

perusahaan), dengan adanya kalimat “Berdasarkan Surat Permintaan

(13)

2. Nama Pemegang Polis

3. Nama Tertanggung

4. Macam Asuransi

5. Besarnya Uang Asuransi

6. Berlakunya Asuransi

7. Premi (besarnya, periode pembayaran dan cara pembayaran)

8. Penerima faedah yang ditunjuk (menurut urutannya)

Sekarang kita perbandingkan isi polis menurut undang-undang (KUHD)

dengan isi polis yang berlaku dalam praktek pada PT. Asuransi Jiwasraya. Jika

kita perhatikan isi polis seperti polis PT. Asuransi Jiwasraya, maka dapat

diberikan catatan sebagai berikut :

1. Hari ditutupnya pertanggungan (butir 1 Pasal 304 KUHD) tidak

disebutkan di dalam polis (Surat Permintaan tanggal ……..), tidak dapat

dianggap sebagai hari ditutupnya pertanggungan. Karena seperti telah

dikatakan, bahwa Surat Permintaan itu baru merupakan penawaran dari

pihak pemegang polis. Penerimaan penawarannya adalah pada tanggal

yang dinyatakan dalam Non-Penutupan.

2. Nama si Tertanggung (butir 2 Pasal 304 KUHDagang), seharusnya

disebutkan : nama pemegang polis (titik 2 polis PT. Asuransi Jiwasraya).

Sebab pemegang polis yang menjadi kontrakan, walaupun mungkin saja ia

juga sekaligus menjadi tertanggung (dalam hal pemegang polis

(14)

3. Nama orang yang jiwanya dipertangungkan (butir 3 Pasal 304

KUHDagang), maksudnya adalah nama tertanggung (titik polis PT.

Asuransi Jiwasraya).

4. Macam asuransi (butir 4 polis PT. Asuransi Jiwasraya), tidak ada

disebutkan dalam Pasal 304 KUHDagang, hal ini merupakan

perkembangan di dalam praktek, yang memerlukan pencantumannya di

dalam polis.

5. Saat mulai dan berakhirnya bahaya bagi si Penanggung (butir 4 Pasal 304

KUHDagang) adalah sama dengan berlakunya asuransi (butir 6 polis PT.

Asuransi Jiwasraya)

6. Yang ditunjuk untuk menerima faedah asuransi (butir 8 Pasal 304

KUHDagang) tidak disebutkan di dalam Pasal 304 KUHDagang. Padahal

pihak yang ditunjuk untuk menerima faedah (uang) asuransi ini atau

tertunjuk adalah sangat penting, karena untuk kepentingan tertunjuk inilah

perjanjian asuransi jiwa itu sebenarnya diadakan. Oleh karena itu

pencantumannya di dalam polis mutlak harus ada.

Pada halaman belakang polis PT. Asuransi Jiwasraya terdapat ruang

catatan, dengan keterangan :

1. Semua catatan yang tercantum di dalam ruang ini maupun yang terdapat

dalam lampiran-lampiran polis ini adalah bagian mutlak dari perjanjian

ini.

2. Perjanjian ini dibuat berdasarkan surat permintaan pemegang polis dan

(15)

yang dicantumkan di dalam polis ini, maka berlakulah syarat-syarat umum

asuransi jiwa terlampir yang merupakan bagian mutlak yang tidak dapat

dipisahkan dari perjanjian ini.

Ruang catatan yang dimaksud untuk mencantumkan hal-hal atau

keterangan-keterangan yang penting yang menyangkut ketentuan-ketentuan

(tambahan) atau perubahan-perubahan terhadap kontrak asuransi. Selain itu

tentang polis diatur di dalam Pasal 305 KUHDagang yang menyatakan tentang

perkiraan jumlah uang mana diadakan pertanggungan tersebut dan penentuan

tentang syarat-syarat pertanggungan itu diserahkan sama sekali kepada

persetujuan kedua belah pihak.

Dari uraian di atas dapat kita lihat polis asuransi jiwa diatur sendiri dalam

Pasal 304 KUHDagang, namun dapat kita lihat Pasal 304 KUHDagang mengenai

isi polis asuransi jiwa tidak baku, karena masing-masing perusahaan asuransi jiwa

mempunyai isi polis tersendiri yang sebenarnya tidak bertentangan dengan bentuk

baku Pasal 304 KUHDagang.

Dalam polis dijelaskan apa yang menjadi hak dan kewajiban pemegang polis serta

hak dan kewajiban dari perusahaan asuransi jiwa.

Hak dan Kewajiban Pemegang Polis

Pemegang polis ialah pihak yang kedudukannya sangat penting disamping

penanggung. Sebab ia dapat menentukan kehendak secara bebas, apakah akan

melanjutkan perjanjian pertanggungan atau akan menghentikannya.

Hak-hak dari pemegang polis meliputi :

(16)

2. Penggadaian polis (Pasal 8 syarat-syarat umum polis)

3. Menerima pembayaran faedah asuransi (Pasal 9)

4. Merubah pihak yang ditunjuk (Pasal 11)

Ad. 1. Penebusan Polis

Menurut Pasal 7 syarat-syarat umum polis pemegang polis berhak untuk

meminta agar perusahaan bersedia menebus polisnya, dengan syarat asalkan

perjanjian masih berlaku dan mempunyai nilai tebus. Dengan berlakunya transaksi

penebusan polis dan polis diserahkan kepada perusahaan maka perjanjian menjadi

hapus.

Cara seperti ini adalah merupakan penyelesaian perjanjian asuransi yang

tidak sesuai dengan tujuan berasuransi, karena dalam berasuransi kita berharap

untuk memperoleh perlindungan dari resiko terhadap diri kita sepanjang masa

kontrak asuransi.

Ad. 2. Penggadaian Polis

Pasal 8 syarat-syarat umum polis memuat ketentuan tentang hak

pemegang polis untuk menggadaikan polis (meminjam uang kepada perusahaan

dengan polis sebagai jaminan).

Menurut ketentuan perusahaan dan dengan syarat polis harus sudah

mempunyai nilai tebus. Besarnya pinjaman yang diberikan maksimal adalah sama

dengan nilai tebus dan dikenakan bunga yang besarnya ditentukan perusahaan,

pengembalian pinjaman itu secara angsuran/ sekaligus dalam waktu yang

(17)

Ad. 3. Menerima Pembayaran Faedah Asuransi

Pemegang polis atau pihak yang ditunjuk berhak menerima pembayaran

faedah asuransi dari penanggung di dalam masa kontrak apabila terjadi resiko.

Bukti-bukti yang diperlukan untuk menerima uang pembayaran faedah asuransi

ialah :

Jika tertanggung masih hidup :

1. Polis

2. Tanda bukti diri dari pemegang polis

3. Kwitansi pembayaran premi terakhir yang sah

Jika tertanggung meninggal dunia :

1. Polis yang bersangkutan

2. Surat keterangan meninggal dunia yang dikeluarkan instansi yang

berwenang

3. Surat keterangan sebab meninggal dunia yang dikeluarkan oleh dokter

yang memeriksa jenazah atau yang merawat

4. Tanda bukti diri dari penerima faedah

5. Kwitansi pembayaran premi terakhir yang sah

Disamping bukti-bukti di atas perusahaan asuransi jiwa sebagai

penanggung berhak untuk meminta keterangan-keterangan lain yang di anggap

perlu dalam hubungannya dengan pembayaran uang asuransi.

Dalam hal penerima faedah atau pihak yang ditunjuk lebih dari satu orang maka

(18)

pihak. Pihak perusahaan asuransi akan memberikan uang asuransi kepada orang

yang dikuasakan untuk menerimanya.

Ad. 4. Merubah Pihak Yang Ditunjuk

Penerima faedah asuransi yang sudah tercantum di dalam polis masih

dimungkinkan untuk dirubah. Pemegang polis masih berhak mengadakan

perubahan terhadap pihak tertunjuk dan harus dilakukan secara tertulis, dengan

pembatasan bahwa jika pemegang polis meninggal dunia tetapi pembayaran premi

berlangsung terus, maka pengubahan itu hanya berlaku untuk bagian asuransi

yang diperoleh atas dasar premi-premi yang telah dibayar hingga saat

meninggalnya pemegang polis. Terhadap penunjukan itu pihak tertunjuk

mempunyai hak untuk minta secara tertulis agar penunjukan atas dirinya bersifat

mutlak, sehingga penunjukan selanjutnya oleh pemegang polis hanya dapat

dilakukan dengan persetujuan tertulis dari tertunjuk mutlak tersebut.

Kedudukan pihak tertunjuk yang sudah meninggal dunia dapat digantikan

oleh ahli warisnya apabila tidak ada lagi pihak yang ditunjuk, perubahan pihak

yang ditunjuk oleh pemegang polis tersebut selamanya harus dengan persetujuan

perusahaan dan harus dinyatakan dalam catatan polis atau keterangan lain dari

perusahaan.

Ad.5. Kewajiban Tertanggung/ Pemegang Polis

Perjanjian asuransi jiwa adalah suatu persetujuan dua pihak dimana pihak

tertanggung membayar premi sebagai prestasi, yang sebagai gantinya menerima

(19)

selama kontrak berjalan merupakan kewajiban dari pihak tertanggung/ pemegang

polis.

Untuk menetapkan besarnya premi yang harus dibayar pemegang polis

perlu diperhatikan beberapa prinsip :

a. Besarnya uang pertanggungan

Premi atas uang pertanggungan yang besar akan lebih besar dibandingkan

dengan premi atas uang pertanggungan yang lebih kecil.

b. Umur Tertanggung

Premi atas tertanggung berusia tua akan lebih besar dibandingkan dengan

premi atas tertanggung berumur muda.

c. Cara pembayaran premi

Premi yang dibayar secara bulanan lebih besar dibandingkan dengan premi

tahunan.

d. Masa asuransi

Jumlah premi dengan masa asuransi yang lama akan lebih kecil dibandingkan

dengan masa asuransi yang singkat, kecuali untuk asuransi Jangka Warsa.

e. Jenis asuransi

Premi atas asuransi yang mempunyai manfaat yang banyak akan lebih besar

dibandingkan yang mempunyai manfaat sedikit.

f. Standart dan Substandart

Referensi

Dokumen terkait

201.. dikan anak usia dini, akan mudah tergelincir pada praktek-praktek bernuansa “Akademik” sebagaimana terjadi di sebagian TK dewasa ini. Orangtua sangat berperan dalam

Pengelolaan lahan dengan kearifan lokal spesifik lokasi berdasarkan karakteristik dan kemampuan lahan, status hara tanah, kemasaman dan kandungan C-organik serta tanaman yang

Log audit lengkap tersedia di DBS IDEAL™, dan dapat menangkap informasi yang terkait dengan setiap transaksi seperti tanggal, tindakan yang dilakukan dan nama pengguna.

Cl 2 mempunyai keelektronegatifan yang sama sehingga memasangkan elektron valensinya, sedangkan Na 2 mempunyai energi ionisasi yang kecil sehingga mudah melepas elektron, dan

Nilai sig variabel kompleksitas operasi perusahaan (KOMPLEKS) < 0,05 dan arah koefisien pada variabel ini berlawanan dengan penurunan hipotesis yang menyatakan

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah untuk menambah informasi ilmiah khususnya dalam bidang entomotoxicology serta menambah wawasan mengenai akumulasi

Karena dengan tak pernah absenya Mischief Denim dalam event tahunan tersebut di tambah dengan merupakan salah satu produk jeans lokal yang memiliki followers Instagram terbanyak

Menurut Boer Mauna Penduduk adalah sekumpulan individuindividu yang terdiri dari dua kelamin tanpa memandang suku, bangsa, agama, dan kebudayaan, yang hidup dalam suatu