PERKEMBANGAN &
KEBIJAKAN
PENGEMBANGAN
PERBANKAN SYARIAH
Direktorat Perbankan Syariah
Jl. MH. Thamrin No. 2, Jakarta 10110
Setiawan Budi Utomo
Peneliti Bank di Direktorat Perbankan Syariah
BANK INDONESIA
Daftar Isi
• Latar Belakang
• Kebijakan Pengembangan
Perbankan Syariah
• Perkembangan Perbankan Syariah
Nasional
• Akselerasi, Peluang dan
Tantangan
Mengapa Perlu Pengembangan
Bank Syariah di Indonesia
• Sebagai negara muslim terbesar di dunia Indonesia sudah
sewajarnya turut menjadi pelopor bahkan panutan dalam
pengembangan Industri ini.
• Dari data demograf terdapat sekitar 1,3 miliar muslim di
dunia yang merepresentasikan 20% dari populasi dunia dan
memiliki total kontribusi mendekati 10% pada GNP Dunia.
Pengembangan bank syariah merupakan salah satu alat
bagi dunia Islam untuk mewujudkan kemandirian dalam
perekonomian mereka.
• Dan yang tak bisa dikesampingkan adalah potensi sumber
daya alam (SDA) Negara muslim yang mendominasi potensi
SDA dunia. Dengan kondisi seperti ini dapat dikatakan
pasar keuangan Islam memiliki prospek yang cukup baik
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat muslim dunia.
• Perbankan syariah bukan hanya menjadi kebutuhan
masyarakat Indonesia tapi juga telah menjadi
kecenderungan dunia internasional terutama
Latar Belakang
Inspirasi dan Desakan Masyarakat dan Ulama berupa Rekomendasi
Lokakarya Ulama di Cisarua tahun 1990 yang mendukung lahirnya
UU No.7/1992 yang diubah oleh UU No.10 Tahun 1998 tentang
Perbankan dan UU No.23 Tahun 1999 yang diubah oleh UU No.3/2004
tentang Bank Indonesia.
Krisis ekonomi sejak akhir 1997 menunjukkan bank dengan prinsip
syariah relatif bertahan di tengah gejolak nilai tukar dan tingkat suku
bunga yang tinggi.
Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah memiliki kinerja yang baik,
tercermin dari NPFs (
Non Performing Financings
) yang rendah, tidak
adanya
negative spread
, dan konsisten dalam menjalankan fungsi
intermediasi (LDR rata-rata diatas 100%) terutama pembiayaan
kepada UKM.
Tujuan Pengembangan Perbankan
Syariah
(1)Memenuhi kebutuhan
jasa perbankan bagi
masyarakat yang tidak dapat menerima
konsep bunga.
(2)Menyediakan
alternatif
investasi,
pembiayaan dan jasa keuangan lainnya.
(3)Mengurangi risiko sistemik
dari kegagalan
sistem keuangan di Indonesia.
(4)Mendorong peran perbankan
secara
Falsafah Ekonomi Syariah
sebagai Landasan Filosofs Perbankan Syariah
Akidah
Syariah Akhlak
Ukhuwwah
Keadilan Keseimbangan Kemaslahatan
FALAH
Masyarakat Sejahtera Material & spiritual
4
Kesuksesan yang hakikidalam berekonomi berupa tercapainya kesejahteraan yang mencakup kebahagiaan (spiritual) dan kemakmuran (material) pada tingkatan individu dan masyarakat (falah).
Tiga Pilar Ekonomi Syariah:
- aktifitas ekonomi yang berkeadilan dg menghindari eksploitasi berlebihan, excessive hoardings/ unproductive, spekulatif, dan kesewenang-wenangan.
- adanya keseimbangan aktivitas di sektor riil-finansial,
pengelolaan risk-return, aktivitas bisnis-sosial, aspek spiritual-material & azas manfaat-kelestarian linkungan
- Orientasi pada kemaslahatan yg berarti melindungi
keselamatan kehidupan beragama, proses regenarasi, serta perlindungan keselamatan jiwa, harta dan akal.
Fondasi Ekonomi Syariah:
Meletakkan tata hubungan bisnis dalam konteks kebersamaan universal (ukhuwah) untuk mencapai kesuksesan bersama. Kaidah2 hukum muamalah (syariah) di bidang ekonomi
yang membimbing aktivitas ekonomi shg selalu sesuai dgn syariah.
Budi pekerti (akhlak) yang membimbing aktivitas ekonomi senantiasa mengedepankan kebaikan sbg cara mencapai tujuan.
Arah Pengembangan dan
Regulasi Perbankan Syariah
Memastikan kepatuhan terhadap prinsip syariah
dalam operasi bank syariah (
sharia compliance
): fatwa
DSN,
international sharia standards,
dan Pengawas
Publik Ulama
Menerapkan
prinsip
kehati-hatian
(
prudential
regulation
): CAR, BMPK,
risk management
dan GCG.
Meningkatkan
daya
saing
dan
efsiensi
:
pengembangan SDM, pemanfaatan IT,
service excellent
.
Mewujudkan stabilitas lembaga keuangan dan
memberikan kemanfaatan yang sebesar-besarnya bagi
masyarakat. Akibat karakteristik operasional yang tidak
bisa lepas dengan sektor riil:
Tidak ada tekanan terhadap infasi dan nilai tukar
Relatif tidak terpengaruh kenaikan tingkat bunga
KEBIJAKAN
PENGEMBANGAN
Mencapai & Memelihara
Kestabilan Nilai Rupiah
Tugas Bank Indonesia
Amanah dari UU No7/1992 yang diubah oleh UU No.10/1998 tentang
Perbankan dan UU No.23/1999 yang diubah UU No. 3/2004 tentang Bank
Indonesia.
Menetapkan &
Melaksanakan
Kebijakan Moneter
Mengatur & Menjaga
Kelancaran Sistem
Pembayaran
Mekanisme Pengawasan &
Operasional Perbankan
Syariah
PERBANKAN
SYARIAH
Investor
(pemilik kelebihan dana)
Entrepreneur
(pemilik skill &
kurang dana)
BANK INDONESIA
Mengatur & Mengawasi
Dana
Dana
Hasil
Hasil
Pengawasan Ketentuan Syariah Dalam
Perbankan Syariah Indonesia
Dewan Syariah
Nasional (MUI)
Dewan Pengawas
Syariah
Bank
Syariah
BANK
INDONESIA
Pengembangan Perbankan Syariah
INSTITUSI
SEKTOR RIIL
PERTUMBUHANEKONOMI
KESEJAHTERAAN
INSTITUSI:
1. Bank Indonesia (regulasi & Pengawasan)
2. Pemerintah 3. MUI (DSN)
JARINGAN KANTOR
Keteranga
n
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Mar’07 Jun’07Bank Umum
Syariah 2 2 2 2 3 3 3 3 3 Unit Usaha Syariah 3 3 6 8 15 19 20 21 23 BPR Syariah 79 81 83 84 88 92 105 105 108
Jaringan Kantor 146 182 229 337 443 550 636 657 675
Bank Umum
Syariah 57 86 115 197 266 304 349 365 376 Unit Usaha Syariah 10 15 31 56 89 154 182 187 189 BPR Syariah 79 81 83 84 88 92 105 105 108
Office
Channeling
ASET
Keterangan 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Mar-07 Jun-07
Total Aset 1,79 2,72 4,04 7,86 15,32 20,88 26,72 28,45 29,21
Growth (YoY) 51.87% 48.79% 94.28% 95.01% 36.24% 27.98% 38.46% 28.67%
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Mar-07 Jun-07
PYD
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Mar-07 Jun-07 0%
Keterangan 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Mar-07 Jun-07
DPK
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Mar-07 Jun-07 0%
Keterangan 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Mar-07 Jun-07
KONDISI KEUANGAN
Keterangan 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Mar’07 Jun’07
FDR 123.54% 113.48% 112.30% 96.60% 96.86% 97.75% 98.90% 95.14% 101.12%
FDR Perbankan 12.96% 33.01% 38.24% 43.52% 49.95% 59.66% 61.56% 61.98%
NPF(Gross) 12.96% 4.01% 4.12% 2.34% 2.35% 2.82% 4.75% 5.73% 6.20%
NPF (Net) 3.30% 3.84% 3.99%
NPL Perbankan 18.76% 12.10% 8.09% 8.20% 5.80% 7.60% 6.07% 6.04%
ROA (yearly) 3.7% 1.6% 0.7% 1.41% 1.35% 1.55% 1.75% 1.86%
BPRS
Keterangan 2003 2004 2005 2006 Mar-07 Jun-07
Total Asset BPRS*
Total Pembiayaan BPRS*
Jumlah Rekening
47,62
7 74,698 85,793 82,942
Total DPK BPRS*
Jumlah Rekening
LDR BPRS * 104.35% 122.86% 123.29%
120.02 LDR total BPR 89.32% 94.80% 96.12% 107.87% 109.89%
NPF BPRS (Gross) 10.64% 8.29% 8.75% 9.12%
OFFICE
Mei-06 J un-06 J ul-06 Aug-06 Sept-06
Oct-06Nov-06 Des-06 J an-07 Feb-07Mar-07 Apr-07 May-07 DPK Office Channeling
Share dari Total DPK
Keterangan Jun-06 Sept-06 Des-06 Jan-07 Feb-07 Mar-07 Apr-07 May-07 Jun-07
DPK Ofce
Channeling 4,251 32,300 101,851 134,789 149,763 193,030 358,361 445,790 446,597 Share dari Total
Peta Potensi Pengembangan Bank
Syariah
Potensial Cukup Potensial Sangat Potensial
Visi
Pengembangan Perbankan Syariah
Nasional
Terwujudnya sistem perbankan syariah yang
sehat, kuat dan istiqamah terhadap prinsip syariah
dalam kerangka keadilan, kemaslahatan dan
keseimbangan, guna mencapai masyarakat yang
sejahtera secara material dan spiritual (
falah
)
Mewujudkan iklim yang kondusif untuk pengembangan
perbankan syariah yang kompetitif, efisien dan memenuhi
prinsip syariah dan prinsip kehati-hatian, yang mampu
mendukung sektor riil melalui kegiatan berbasis bagi hasil
dan transaksi riil, dalam rangka mendorong pertumbuhan
ekonomi nasional
Menuju integrasi dg lembaga
keuangan syariah lainnya
Sasaran
Pengembangan
Perbankan
Syariah Nasional
1. Terpenuhinya prinsip syariah dalam operasional perbankan syariah
2. Diterapkannya prinsip kehati-hatian dalam operasional perbankan syariah
3. Terciptanya sistem perbankan syariah yang kompetitif dan efsien
4. Terciptanya stabilitas sistemik serta terealisasinya kemanfaatan bagi masyarakat luas
5. Meningkatnya kualitas SDM dan tersedianya SDM secara memadai untuk mendukung pertumbuhan 6. Optimalnya fungsi sosial BS melalui perannya
dalam memfasilitasi keterkaitan antara voluntary sector dengan pemberdayaan ekonomi rakyat (dhua’fa, usaha mikro dan kecil)
Mememenuhi standar keuangan dan mutu pelayanan
Internasional Memperkuat
Tujuan Program Akselerasi
Tujuan Program Akselerasi
Pengembangan Perbankan Syariah
Pengembangan Perbankan Syariah
(PAPBS)
(PAPBS)
Mencapai share perbankan syariah
sebesar 5% pada akhir tahun 2008
Baseline:
T
ingkat pertumbuhan awal industri
(fast growth)
rata-rata sebesar 38,8% dan implmentasi
office channeling
Akselerasi:
Program akselerasi mampu mendorong pertumbuhan
volume usaha lebih cepat, mencapai 52,8% di atas
skenario baseline.
Proyeksi Aset, Pembiayaan Yg Diberikan
Proyeksi Aset, Pembiayaan Yg Diberikan
& DanaPihak III 2007 – 2008
& DanaPihak III 2007 – 2008
Indikato
r Des-05 Des-06 Des-07 Des-07* Des-08 Des-08*
Aset 20,88 27,14 34.8 47,94 48.4 91,57
PYD 15,23 19,79 27.7 38,39 38.2 68,95
DPK 15,58 20,25 27.4 36,10 39.6 73,33
Share 1.42% 1.68% 1.97%
2,84
2.515,25
*) akselerasiRp Triliun
Outlook
Perbanka
n Syariah
2007
• Kebijakan dan inisatif strategis untuk pengembangan jangka panjang industri
perbankan syariah secara sistematis telah dijabarkan dalam ‘Cetak Biru
Pengembangan Perbankan Syariah Indonesia’
• Kebijakan dan Program Akselerasi 2007-2008 lebih difokuskan pada
pencapaian target kuantitatif melalui terobosan paket kebijakan dan program
inisiatif yang dapat memberikan perubahan pertumbuhan aset secara
signifikan (lompatan besar) dalam jangka pendek.
• Sasaran Kebijakan dan Program Akselerasi 2007-2008
adalah:
1. mendorong pertumbuhan dari sisi supply dan demand secara seimbang 2. Memperkuat permodalan, manajemen dan SDM bank syariah
3. Mengoptimalkan peranan pemerintah (otoritas fiskal) dan BI (otoritas perbankan&moneter) sebagai penggerak pertumbuhan.
4. Melibatkan seluruh stakeholder perbankan syariah untuk berpartisipasi aktif dalam program akselerasi sesuai dengan kompetensinya masing-masing.
Kebijakan & Program Akselerasi
6 Pilar Program Akselerasi
6 Pilar Program Akselerasi
Pengembangan Perbankan
Pengembangan Perbankan
Syariah
Tantangan
• Kondisi permodalan – industri perbankan syariah memiliki
keterbatasan modal dalam menghadapi periode pertumbuhan.
• Kualitas sumber daya manusia – perbankan syariah didukung oleh sumber daya yang memiliki keterbatasan baik pada aspek
pengetahuan terhadap syariah dan bidang keahlian lain yang secara umum dibutuhkan antara lain seperti kemampuan dalam penilaian risiko pembiayaan, service excellence.
• Cakupan pelayanan – sebagai industri yang baru muncul, industri perbankan syariah masih memiliki cakupan operasi yang sangat
terbatas apabila dibandingkan dengan perbankan konvensional baik dalam bentuk cakupan ruang pelayanan maupun variasi produk
untuk memfasilitasi kebutuhan transaksi nasabah.
• Tingkat pemahaman masyarakat yang rendah – pada saat ini, pengetahuan masyarakat terhadap nature operasi perbankan
syariah masih sangat terbatas sehingga keinginan masyarakat yang tertarik terhadap perbankan syariah masih sebatas tingkat
Prospek
• Gambaran ekonomi makro Indonesia menunjukkan harapan yang cukup baik dalam bentuk menurunnya tingkat suku bunga, menurunnya tingkat inflasi serta harapan kestabilan pada nilai tukar. Hal tersebut memberikan harapan membaiknya kinerja sektor riil, yang selanjutnya akan meningkatkan demand bagi pembiayaan.
• Selain itu, dengan semakin baiknya kondisi makro, produktivitas dan tingkat profitabilitas sektor usaha juga akan meningkat yang akan berimplikasi pada menurunnya tingkat pembiayaan bermasalah.
• Harapan akan terus tumbuhnya perbankan syariah ini juga ditunjang oleh adanya ekspektasi meningkatnya daya beli masyarakat yang didorong oleh rencana kebijakan fiskal seperti peningkatan gaji pegawai negeri dan
penyesuaian UMR pada semester satu 2007, serta belanja pemerintah. Membaiknya daya beli masyarakat tersebut selanjutnya akan mendorong produsen untuk melakukan ekspansi usaha.
• Arah pergerakan suku bunga yang diperkirakan semakin kondusif sebagai respon terhadap perkembangan yang positif pada sisi makro, juga akan berimplikasi pada meningkatnya competitiveness produk syariah
Towards A Sound Islamic Banking System
Islamic
Banking
Bank
Indonesia
Policy &
Regulation
Control &
Supervision
National Sharia Board
Islamic Bank Association
STRATEGI PERCEPATAN
Penguatan Sisi Permintaan
ARAH SINERGI
Kesejahteraan
Umum
(Al-Falah)
Publik
Ekonomi
Syariah
Bank
Syariah
Ahli Ekonomi &
Keuangan
Perbanas/
Asbisindo
BI
Asosiasi
Ekonom
ISEI-IAEI
KONTRIBUSI ASOSIASI GURU EKONOMI
UNTUK PROGRAM AKSELERASI PERBANKAN
SYARIAH
1. PENGUATAN KELEMBAGAAN BS
2. PENGEMBANGAN PRODUK BS
3. INTENSIFIKASI EDUKASI PUBLIK & ALIANSI MITRA STRATEGIS
4. PENINGKATAN PERANAN PEMERINTAH & PENGUATAN KERANGKA HUKUM BS
5. PENGUATAN SDM BS