• Tidak ada hasil yang ditemukan

374727181 LAPORAN Kelompok 5 Alpro

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "374727181 LAPORAN Kelompok 5 Alpro"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PERHITUNGAN JUMLAH LUBANG RESAPAN BIOPORI

Dosen Mata Kuliah: Husnul Khatimi, ST., MT.

Disusun Oleh:

Titis Sofi Hanifa H1E114229

Via Susetia Putri H1E114226

Darmawati H1E114227

M. Ramadan Noor H1E114

Dimas Naufal Sholahudi H1E114236

KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PERGURUAN TINGGI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI S – 1 TEKNIK LINGKUNGAN BANJARBARU

(2)

Praktikum : Algoritma dan Pemrograman (HLKK318) Kelompok : V ( Lima )

Nama : Titis Sofi Hanifa NIM : H1E114229

Via Susetia Putri NIM : H1E114226 Darmawati NIM : H1E114227 M. Ramadan Noor NIM : H1E114 Dimas Naufal Sholahudin NIM : H1E114236 Program Studi : S-1 Teknik Lingkungan

Telah menyelesaikan seluruh Laporan Praktikum Algoritma dan Pemrograman.

Banjarbaru, Desember 2015 Mengetahui,

Penulis Dosen Pembimbing,

(3)

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas kehendak-Nya kami dapat menyelesaikan laporan ini. Adapun judul dari laporan ini yaitu mengenai Laporan Algoritma dan Pemrograman. Laporan ini berisi pembahasan mengenai cara menghitung jumlah lubang biopori. Laporan ini kami susun berdasarkan praktikum dan dari berbagai sumber media.

Dalam membuat laporan yang ditugaskan ini, kami sangat merasakan manfaatnya untuk menambah ilmu kami mengenai cara pengoperasian program di matlab. Serta bermanfaat dalam memberi pemahaman dan keterampilan kami dalam menganalisis, mendiskusikan, menulis maupun menyusun berbagai informasi menjadi sebuah laporan.

Ucapan terimakasih kepada Dosen mata kuliah Algoritma dan Pemrograman, bapak Husnul Khatimi, ST., MT. dan asisten pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan kami dalam pembuatan laporan ini. Kami merasa dalam pembuatan laporan ini sangat jauh dari sempurna, sehingga diharapkan saran dan kritik yang membangun untuk Laporan ini. Semoga laporan ini dapat memberi manfaat bagi pembaca

Banjarbaru, Desember 2015 Hormat Kami,

(4)
(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...i

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...iii

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang...1

1.2 Rumusan Masalah...2

1.3 Tujuan...2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...3

2.1 Pengertian Biopori dan Kegunaannya...3

2.1.1 Pengertian Biopori...3

2.1.2 Fungsi dan Kegunaan Biopori...4

2.2 Perhitungan Lubang Resapan Biopori...6

2.3Konsep Program ...7

2.2.1 Pemrograman...7

2.2.2 Belajar Pemrograman dan Bahasa Pemrograman...7

2.2.3 Tahapan Pemrograman...9

2.4 MATLAB...13

BAB III ...14

3.1...14

3.2...15

3.3...16

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN PROGRAM...17

4.1...17

4.2...27

4.3...28

(6)
(7)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan kemajuan dan perkembangan zaman di era globalisasi ini, manusia dituntut mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. suatu pekerjaan. Tersedianya bahasa-bahasa pemograman komputer (Matlab, C+ +, Pascal, Basic, dan lain-lain) telah mendorong para ahli komputer untuk merancang sebuah program yang dapat dipergunakan sebagai alat bantu dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan dalam bidang Teknik khususnya, seperti perhitungan waktu pengosongan air kolam. Dimana dengan kecanggihan yang ada dapat mempermudah seorang Teknik dalam menghitung waktu untuk mengosongkan air dalam kolam.

(8)

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penulisan ini adalah :

1. Bagaimana mengaplikasikan program MATLAB dalam bidang Teknik Lingkungan.

2. Bagaimana menghitung jumlah lubang resapan biopori dengan menggunakan perangkat lunak MATLAB.

1.3 Tujuan

Tujuan dalam penulisan ini adalah :

1 Untuk mengaplikasikan program MATLAB dalam bidang Teknik Lingkungan. 2 Untuk menghitung jumlah lubang resapan biopori dengan menggunakan

(9)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Biopori dan Kegunaannya 2.1.1 Pengertian Biopori

Biopori adalah lubang-lubang kecil atau pori-pori di dalam tanah yang terbentuk akibat berbagai akitifitas organisme di dalamnya, seperti cacing, , perakaran tanaman, rayap dan fauna tanah laiinya. Pori-pori yang ada dapat menigkatkan kemampuan tanah menahan air dengan cara menyirkulasikan air dan oksigen ke dalam tanah. Jadi, semakin banyak biopori di dalam tanah, semakin sehat tanah tersebut.

Lubang resapan biopori adalah teknologi tepat guna dan ramah lingkungan untuk mengatasi banjir dengan cara (1) meningkatkan daya resapan air, (2) mengubah sampah organik menjadi kompos dan mengurangi emisi gas rumah kaca (CO2 dan metan), dan (3) memanfaatkan peran aktivitas fauna tanah dan akar tanaman, dan mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh genangan air seperti penyakit demam berdarah dan malaria.

(10)

2.1.2 Fungsi dan Kegunaan Biopori a. Meningkatkan daya resapan air

Kehadiran lubang resapan biopori secara langsung akan menambah bidang resapan air, setidaknya sebesar luas kolom/dinding lubang. Sebagai contoh bila lubang dibuat dengan diameter 10 cm dan dalam 100 cm maka luas bidang resapan akan bertambah sebanyak 3140 cm 2 atau hampir 1/3 m 2. Dengan kata lain suatu permukaan tanah berbentuk lingkaran dengan diamater 10 cm, yang semula mempunyai bidang resapan 78.5 cm 2 setelah dibuat lubang resapan biopori dengan kedalaman 100 cm, luas bidang resapannya menjadi 3218 cm 2. Lubang dibuat di tanah kemudian diisi dengan sampah organik atau sampah yang biodegradable. Sampah yang ada di dalam lubang akan menjadi makanan organisme tanah. Hal ini akan meningkatkan aktivitas organisme-organisme tanah di sekitar lubang resapan biopori sehingga menambah jumlah bipori di sekitarnya. Dengan mengubah struktur tanah menjadi lebih berpori, kemampuan tanah meresap air menjadi menigkat dan mencegah terjadinya banjir & kekeringan.

Dengan demikian kombinasi antara luas bidang resapan dengan kehadiran biopori secara bersama-sama akan meningkatkan kemampuan dalam meresapkan air.

b. Mengubah sampah organik menjadi kompos

Lubang resapan biopori “diaktifkan” dengan memberikan sampah organik kedalamnya. Sampah ini akan dijadikan sebagai sumber energi bagi organisme tanah untuk melakukan kegiatannya melalui proses dekomposisi. Sampah yang telah didekompoisi ini dikenal sebagai kompos.. Dengan melalui proses seperti itu maka lubang resapan biopori selain berfungsi sebagai bidang peresap air juga sekaligus berfungsi sebagai “pabrik” pembuat kompos. Kompos dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik pada berbagai jenis tanaman, seperti tanaman hias, sayuran, dan jenis tanaman lainnya. Bagi mereka yang senang dengan budidaya tanaman/sayuran organik maka kompos dari LRB adalah alternatif yang dapat digunakan sebagai pupuk sayurannya.

(11)

stara dengan rata-rata jumlah sampah organik selama 2-3 hari dari satu rumah. Dalam selang waktu 56 – 84 hari, sampah di dalam lubang biopori sudah terdekomposisi menjadi kompos sehingga volumenya telah menyusut. Dengan demikian lubang-lubang ini sudah dapat diisi kembali dengan sampah organik baru dan begitu seterusnya.

Pengolahan sampah organik dengan pembuatan kompos mengurangi terbentuknya gas metan yang merupakan salah satu gas rumah kaca. Gas metan terbentuk saat sampah organik dibuang secara ditimbun/landfill. Jadi secara tidak langsung pembuatan lubang biopori dapat mengurangi efek rumah kaca.

c. Memanfaatkan fauna tanah dan atau akar tanaman

Seperti disebutkan di atas, lubang resapan biopori diaktikan oleh organisme tanah, khususnya fauna tanah dan perakaran tanaman. Aktivitas merekalah yang selanjutnya akan menciptakan rongga-rongga atau liang-liang di dalam tanah yang akan dijadikan “saluran” air untuk meresap ke dalam tubuh tanah. Dengan memanfaatkan aktivitas mereka maka rongga-rongga atau liang-liang tersebut akan senantiasa terpelihara dan terjaga keberadaannya sehingga kemampuan peresapannya akan tetap terjaga tanpa campur tangan langsung dari manusia untuk pemeliharaannya. Hal ini tentunya akan sangat menghemat tenaga dan biaya. Kewajiban faktor manusia dalam hal ini adalah memberikan pakan kepada mereka berupa sampah organik pada periode tertentu. Sampah organik yang dimasukkan ke dalam lubang akan menjadi humus dan tubuh biota dalam tanah, tidak cepat diemisikan ke atmosfir sebagai gas rumah kaca; berarti mengurangi pemanasan global dan memelihara biodiversitas dalam tanah.

(12)

2.2 perhitungan Lubang Resapan Biopori

LRB : Lubang Resapan Biopori I : Intensitas Hujan (mm/jam)

A : Luas Bidang kedap (m2 ¿ R : Laju Peresapan Air per Lubang (liter/jam)

Sebagai contoh, untuk daerah dengan intensitas hujan (I) 50 mm/jam (hujan lebat), dengan laju peresapan air perlubang (R) 3 liter/menit (180 liter/jam) pada 100 m2 bidang kedap (A) perlu dibuat sebanyak: (50 x 100) / 180 = 28 lubang resapan biopori.

Biasanya ukuran biopori lubang sillindris di tanah dengan diameter 10-30 cm serta jarak antar lubang 50-100 cm . BIla lubang yang akan dibuat berdiameter 10 cm dengen kedalaman 100 cm, maka dapat menghitung dengan rumus volume tabung :

volume tabung=Luas alas x Tinggi ¿1

4π d 2

x t

(13)

2.3 Konsep Program (ide dasar) 2.3.1 Pemrograman

Pemrograman adalah proses pengkodean suatu algoritma sedemikian hingga komputer dapat mengikuti langkah langkahnya. Program adalah kumpulan pernyataan komputer, sedangkan metode dan tahapan sistematis dalam program adalah algoritma. Program ditulis dengan menggunakan bahasa pemrograman. Jadi bisa disebut bahwa program adalah suatu implementasi dari bahasa pemrograman.

Beberapa pakar memberi formula bahwa: Program = Algoritma + Bahasa (Struktur Data)

Bagaimanapun juga struktur data dan algoritma berhubungan sangat erat pada sebuah program. Algoritma yang baik tanpa pemilihan struktur data yang tepat akan membuat program menjadi kurang baik, demikian juga.

2.3.2 Belajar Pemrograman dan Bahas Pemrograman

Belajar memprogram tidak sama dengan belajar bahasa pemrograman. Belajar memprogram adalah belajar tentang metodologi pemecahan masalah, kemudian menuangkannya dalam suatu notasi tertentu yang mudah dibaca dan dipahami. Sedangkan belajar bahasa pemrograman berarti belajar memakai suatu bahasa aturan-aturan tata bahasanya, pernyataan-pernyataannya, tata cara pengoperasian compiler-nya, dan memanfaatkan pernyataan-pernyataan tersebut untuk membuat program yang ditulis hanya dalam bahasa itu saja. Sampai saat ini terdapat puluhan bahasa pemrogram, antara lain bahasa rakitan (assembly), Fortran, Cobol, Ada, PL/I, Algol, Pascal, C, C++, Basic, Prolog, LISP, PRG, bahasa- bahasa simulasi seperti CSMP, Simscript, GPSS, Dinamo. Berdasarkan terapannya, bahasa pemrograman dapat digolongkan atas dua kelompok besar:

1. Bahasa pemrograman bertujuan khusus

(14)

2. Bahasa perograman bertujuan umum

Yang dapat digunakan untuk berbagai aplikasi. Yang termasuk kelompok ini adalah bahasa Pascal, Basic dan C. Tentu saja pembagian ini tidak kaku. Bahasa- bahasa bertujuan khusus tidak berarti tidak bisa digunakan untuk aplikasi lain. Cobol misalnya, dapat juga digunakan untuk terapan ilmiah, hanya saja kemampuannya terbatas. Yang jelas, bahasa-bahasa pemrograman yang berbeda dikembangkan untuk bermacam-macam terapan yang berbeda pula.

Berdasarkan pada apakah notasi bahasa pemrograman lebih “dekat” ke mesin atau ke bahasa manusia, maka bahasa pemrograman dikelompokkan atas dua macam:

1. Bahasa tingkat rendah

Bahasa jenis ini dirancang agar setiap instruksinya langsung dikerjakan oleh komputer, tanpa harus melalui penerjemah (translator). Contohnya adalah bahasa mesin. CPU mengambil instruksi dari memori, langsung mengerti dan langsung mengerjakan operasinya. Bahasa tingkat rendah bersifat primitif, sangat sederhana, orientasinya lebih dekat ke mesin, dan sulit dipahami manusia. Sedangkan bahasa rakitan dimasukkan ke dalam kelompok ini karena alasan notasi yang dipakai dalam bahasa ini lebih dekat ke mesin, meskipun untuk melaksanakan instruksinya masih perlu penerjemahan ke dalam bahasa mesin. 2. Bahasa tingkat tinggi

Yang membuat pemrograman lebih mudah dipahami, lebih “manusiawi”, dan berorientasi ke bahasa manusia (bahasa Inggris). Hanya saja, program dalam bahasa tingkat tinggi tidak dapat langsung dilaksanakan oleh komputer. Ia perlu diterjemahkan terlebih dahulu oleh sebuah translator bahasa (yang disebut kompilator atau compiler) ke dalam bahasa mesin sebelum akhirnya dieksekusi oleh CPU. Contoh bahasa tingkat tinggi adalah Pascal, PL/I, Ada, Cobol, Basic, Fortran, C, C++, dan sebagainya.

Secara sistematis berikut diberikan kiat-kiat untuk belajar memprogram dan belajar bahasa pemrograman serta produk yang dapat dihasilkan:

1. Belajar Memprogram

a) Belajar memprogram: belajar bahasa pemrograman.

b) Belajar memprogram: belajar tentang strategi pemecahan masalah, metodologi dan sistematika pemecahan masalah, kemudian menuliskannya dalam notasi yang disepakati bersama.

(15)

sintesis.

d) Belajar memprogram, titik berat: designer program. 2. Belajar Bahasa Pemrograman

a) Belajar bahasa pemrograman: belajar memakai suatu bahasa pemrograman, aturan sintaks, tatacara untuk memanfaatkan pernyataan yang spesifik untuk setiap bahasa.

b) Belajar bahasa pemrograman, titik berat: coder. 3. Produk yang Dihasilkan Pemrogram

a) Program dengan rancangan yang baik (metodologis, sistematis). b) Dapat dieksekusi oleh mesin.

c) Berfungsi dengan benar.

d) Sanggup melayani segala kemungkinan masukan. e) Disertai dokumentasi.

f) Belajar memprogram, titik berat: designer program.

2.3.3 Tahapan Pemrograman

Langkah-langkah yang dilakukan dalam menyelesaikan masalah dalam pemrograman dengan komputer adalah:

1. Definisikan Masalah

Berikut adalah hal-hal yang harus diketahui dalam analisis masalah supaya kita mengetahui bagaimana permasalahan tersebut:

a. Kondisi awal, yaitu input yang tersedia b. Kondisi akhir, yaitu output yang diinginkan c. Data lain yang tersedia

d. Operator yang tersedia

e. Syarat atau kendala yang harus dipenuhi. Contoh kasus:

Menghitung biaya percakapan telepon di wartel. Proses yang perlu diperhatikan adalah:

a. Input yang tersedia adalah jam mulai bicara dan jam selesai bicara b. Output yang diinginkan adalah biaya percakapan.

c. Data lain yang tersedia adalah besarnya pulsa yang digunakan dan biaya per pulsa.

d. Operator yang tersedia adalah pengurangan (-), penambahan (+), dan perkalian (*).

e. Syarat kendala yang harus dipenuhi adalah aturan jarak dan aturan waktu. 2. Buat Algoritma dan Struktur Cara Penyelesaian

(16)

atau detail. Cara pendekatan ini sangat bermanfaat dalam pembuatan algoritma untuk masalah yang kompleks. Penghalusan langkah dengan cara memecah langkah menjadi beberapa langkah. Setiap langkah diuraikan lagi menjadi beberapa langkah yang lebih sederhana. Penghalusan langkah ini akan terus berlanjut sampai setiap langkah sudah cukup rinci dan tepat untuk dilaksanakan oleh pemroses.

3. Menulis Program

Algoritma yang telah dibuat, diterjemahkan dalam bahasa komputer menjadi sebuah program. Perlu diperhatikan bahwa pemilihan algoritma yang salah akan menyebabkan program memiliki untuk kerja yang kurang baik. Program yang baik memiliki standar penilaian:

a. Standar teknik pemecahan masalah - Teknik Top-Down

Teknik pemecahan masalah yang paling umum digunakan. Prinsipnya adalah suatu masalah yang kompleks dibagi-bagi ke dalam beberapa kelompok masalah yang lebih kecil. Dari masalah yang kecil tersebut dilakukan analisis. Jika dimungkinkan maka masalah tersebut akan dipilah lagi menjadi subbagian-subbagian dan setelah itu mulai disusun langkah-langkah penyelesaian yang lebih detail.

- Teknik Bottom-Up

Prinsip teknik bottom up adalah pemecahan masalah yang kompleks dilakukan dengan menggabungkan prosedur-prosedur yang ada menjadi satu kesatuan program sebagai penyelesaian masalah tersebut.

b. Standar penyusunan program

1) Kebenaran logika dan penulisan

2) Waktu minimum untuk penulisan program 3) Kecepatan maksimum eksekusi program 4) Ekspresi penggunaan memori

5) Kemudahan merawat dan mengembangkan program 6) User Friendly

7) Portability

8) Pemrograman modular.

4. Mencari Kesalahan

a. Kesalahan sintaks (penulisan program)

(17)

5. Uji dan Verifikasi Program

Pertama kali harus diuji apakah program dapat dijalankan. Apabila program tidak dapat dijalankan maka perlu diperbaiki penulisan sintaksisnya tetapi bila program dapat dijalankan, maka harus diuji dengan menggunakan data-data yang biasa yaitu data yang diharapkan oleh sistem. Contoh data ekstrem, misalnya, program menghendaki masukan jumlah data tetapi user mengisikan bilangan negatif. Program sebaiknya diuji menggunakan data yang relatif banyak.

6. Dokumentasi Program

Dokumentasi program ada dua macam yaitu dokumentasi internal dan dokumentasi eksternal. Dokumentasi internal adalah dokumentasi yang dibuat di dalam program yaitu setiap kita menuliskan baris program sebaiknya diberi komentar atau keterangan supaya mempermudah kita untuk mengingat logika yang terdapat di dalam instruksi tersebut, hal ini sangat bermanfaat ketika suatu saat program tersebut akan dikembangkan. Dokumentasi eksternal adalah dokumentasi yang dilakukan dari luar program yaitu membuat user guide atau buku petunjuk aturan atau cara menjalankan program tersebut.

7. Pemeliharaan Program

a. Memperbaiki kekurangan yang ditemukan kemudian. b. Memodifikasi, karena perubahan spesifikasi.

(18)

1. Menghitung luas dan keliling lingkaran Proses kerjanya sebagai berikut:

a. Baca jari-jari lingkaran

b. Tentukan konstanta phi = 3.14 c. Hitung luas dan keliling L = phi*r*r

K = 2*phi*r

d. Cetak luas dan keliling

2. Menghitung rata-rata tiga buah data

a. Algoritma dengan struktur bahasa Indonesia - Baca bilangan a, b, dan c

- Jumlahkan ketiga bilangan tersebut - Bagi jumlah tersebut dengan 3 - Tulis hasilnya

b. Algoritma dengan pseudocode input (a, b, c) Jml = a+b+c

Rerata = Jml/3 Output (Rerata)

3. Algoritma konversi suhu dalam derajat Celcius ke derajat Kelvin Penyelesaian menggunakan pseudocode: komputasi teknis. Ia menggabungkan komputasi, visualisasi, dan pemrograman dalam satu kesatuan yang mudah digunakan di mana masalah dan penyelesaiannya diekspresikan dalam notasi matematik yang sudah dikenal. Pemakaian MATLAB meliputi :

(19)

3 Akuisisi data

4 Pemodelan, simulasi dan prototype 5 Grafik saintifik dan engineering

6 Perluasan pemakaian, seperti graphical user interface (GUI) (Ayumita, 2009). MATLAB adalah system interaktif yang mempunyai basis data array yang tidak membutuhkan dimensi. Ini memungkinkan kita dapat menyelesaikan banyak masalah komputasi teknis, khususnya yang berkaitan dengan formulasi matrik dan vector. Nama MATLAB merupakan singakatn dari matrix labolatory . MATLAB awalnya dibuat untuk memudahkan dalam mengakses software matriks yang telah dikembangkan oleh LINPACK dan EISPACK. Dalam perkembangannya, MATLAB mampu mengintegrasikan beberapa software matriks sebelumnya dalam satu software untuk komputasi matriks. Tidak hanya itu, MATLAB juga mampu melakukan komputasi simbolik yang biasa dilakukan oleh MAPLE .

Sistem MATLAB terdiri atas lima bagian utama : 1. Development Environment

Ini adalah kumpulan semua alat-alat dan fasiltas untuk membantu kita dalam menggunakan fungsi dan file MATLAB. Bagian ini memuat desktop, Command window, command history, editor and debugger, dan browser untuk melihat help, workspace, files.

2. The MATLAB Mathematical Function Library

Bagian ini adalah koleksi semua algoritma komputasi, mulai dari fungsi sederhana seperti sum, sine, cosine sampai fungsi lebih rumit seperti, invers matriks, nilai eigen, fungsi Bessel dan fast Fourier transform.

3. The MATLAB language

Ini adalah bahasa matriks/array level tinggi dengan control flow, fungsi, struktur data, input/output, dan fitur objek programming lainnya.

4. Graphics

(20)

5. The MATLAB Application Program Interface (API)

(21)

BAB III

ANALISA DAN PERANCANGAN PROGRAM

3.1 Deskripsi Program

Program ini dibuat dengan memperhatikan hal-hal berikut.

a. Menentukan tema program yang bermanfaat bagi masyarakat khususnya bidang Teknik Lingkungan.

b. Menentukan variabel input dan output.

c. Mendesain tampilan program agar efisien dan mudah untuk digunakan.

d. Merancang algoritma dengan langkah-langkah masalah, pengimplementasian, serta pembuatan algoritma sehingga program yang dibuat menjadi terstruktur. e. Melakukan uji coba terhadap program dengan cara menjalankan program yang

dibuat dengan beberapa input yang berbeda.

Gambar

Gambar 2.1 Proses Yang Terjadi di Dalam Lubang Biopori
Gambar 2.1 contoh lubang biopori

Referensi

Dokumen terkait

Secara operasional persoalannya dapat diungkapkan ke dalam pertanyaan sebagai berikut: (1) Adakah rumusan kriteria standar pencapaian tujuan untuk setiap jenjang

analisis yang telah dilakukan dilihat dari hasil perbandingan tujuannya didapatkan bahwa hasil perbandingan antara tujuan dibuatnya kampus konservasi oleh UNNES

Sejalan dengan tuntutan tersebut, karyawan sebagai sumber daya manusia menghadapi konsekuensi, yaitu mengalami stres dan mempengaruhi tingkah laku individu.. Stres tersebut akan

secara kumulatif (ketiga bahan induk tanah) menunjukkan adanya perbedaan yang nyata signifikan (P<0,01) antara kandungan hara daun tanaman karet pada pemupukan

Bagi saudara-saudari yang ingin menjadi anggota jemaat GPIB ‘GIBEON ’, dimohon dapat menghubungi Majelis Jemaat yang bertugas saat ini, seusai jam ibadah, atau pada

IOI Loders Croklaan Wormerveer M0489 PALMERAS DE PUERTO WILCHES S.A... IOI Loders Croklaan Wormerveer

Jika terjadi penjualan atau reklasifikasi atas investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan, maka sisa investasi dimiliki hingga

Sebaliknya, pertanyaan terbuka memberikan informasi lebih dari pertanyaan tertutup, dan tidak memerlukan model ekonometrik untuk menganalisis, karena rata-rata nilai