• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAPORAN KEUANGAN ETAP DAN NIRLABA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PELAPORAN KEUANGAN ETAP DAN NIRLABA"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PELAPORAN KEUANGAN

ETAP DAN NIRLABA

MAKALAH ANALISIS KASUS

MATA KULIAH

PELAPORAN KORPORAT

Disusun Oleh Kelompok 2:

(2)

UNIVERSITAS INDONESIA

PELAPORAN KORPORAT

TUGAS KELOMPOK

MAKALAH ANALISIS KASUS

PERTEMUAN 3: PELAPORAN KEUANGAN ETAP DAN NIRLABA

NIRWANA PURI (1406524732)

RATNA SARI (1406590583)

SAGITA FAJARAHAYU (1406524745)

PROGRAM PROFESI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS INDONESIA

(3)

STATEMENT OF AUTHORSHIP

“Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah terlampir adalah murni hasil pekerjaan saya sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang saya gunakan tanpa menyebutkan

sumbernya.

Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah pada mata ajaran lain kecuali saya menyatakan dengan jelas bahwa saya menggunakannya.

Saya memahami bahwa tugas yang saya kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.”

_________________________________________________________________________________

Nama : Nirwana Puri

NPM : 1406524732

Tandatangan :

Nama : Ratna Sari

NPM : 1406590583

Tandatangan :

Nama : Sagita Fajarahayu

NPM : 1406524745

Tandatangan :

Mata Ajaran : Pelaporan Korporat

Judul Makalah : Pertemuan 3: Pelaporan Keuangan ETAP Dan Nirlaba

Tanggal : 10 Maret 2015

(4)

DAFTAR ISI

Statement of Authorship ... i

Daftar Isi ...ii

Pelaporan Keuangan ETAP dan Nirlaba...1

Perbedaan Standar Akuntansi Untuk ETAP Dengan IFRS...7

Penerapan Standar Akuntansi Untuk ETAP...10

LAMPIRAN

Lampiran A. Contoh Laporan Keuangan Berdasarkan ETAP Beserta Opini Audit

(5)

1

I. PELAPORAN KEUANGAN ETAP DAN NIRLABA

1.1 Latar Belakang Pelaporan Keuangan ETAP

Standar Akuntansi untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan IAI dan diterbitkan pada bulan Juli 2009. SAK ETAP ini berlaku secara efektif untuk penyusunan laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011 dan penerapan dini diperkenankan.

Standar Akuntansi yang berbasis IFRS (SAK Umum) ditujukan bagi entitas yang mempunyai tanggung jawab publik signifikan dan entitas yang banyak melakukan kegiatan lintas negara. SAK umum tersebut rumit untuk dipahami serta diterapkan oleh sebagian besar entitas usaha di Indonesia yang berskala kecil dan menengah. Dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk suatu entitas dibandingkan dengan SAK Umum yang ketentuan pelaporannya lebih kompleks.

Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP, maka standar ini dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan dan menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelola usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit.

Namun, entitas yang mempunyai tanggung jawab publik signifikan dapat juga menggunakan SAK ETAP apabila diizinkan oleh regulator. Contohnya adalah Bank Perkreditan Rakyat yang telah diizinkan oleh Bank Indonesia menggunakan SAK ETAP mulai 1 Januari 2010 sesuai dengan SE No. 11/37/DKBU tanggal 31 Desember 2009.

SAK ETAP diterbitkan sebagai solusi dari beberapa masalah berikut:

• PSAK-IFRS based sulit diterapkan bagi perusahaan menengah dan kecil mengingat ketentuan fair value memerlukan biaya yang tidak murah

• PSAK-IFRS rumit dalam implementasinya misal seperti PSAK 50 dan PSAK 55 meskipun sudah disahkan tahun 2006 namun tertunda dalam implementasinya bahkan sampai tahun 2010 telah keluar lagi revisi dari PSAK 50 ini

• PSAK-IFRS menggunakan principle based sehingga membutuhkan banyak professional judgement

• PSAK-IFRS memerlukan dokumentasi dan IT yang kuat

Dengan diterbitkannya SAK ETAP diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut

• SAK ETAP membuat perusahaan kecil, menengah, mampu untuk menyusun laporan keuangannya sendiri, dapat diaudit dan mendapatkan opini audit sehingga dapat menggunakan laporan keuangannya untuk mendapatkan dana (misalnya dari Bank) untuk pengembangan usaha.

• Lebih sederhana dibandingkan dengan PSAK-IFRS sehingga lebih mudah dalam implementasinya

(6)

Universitas Indonesia

2

1.2 Latar Belakang Pelaporan Keuangan Nirlaba 1.2.1 Pendahuluan

Karakterisitik entitas nirlaba berbeda dengan entitas bisnis. Perbedaan utama yang mendasar terletak pada cara entitas nirlaba memperoleh sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas operasinya. Entitas nirlaba memperoleh sumber daya atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan. Sebagai akibat dari karakteristik tersebut, dalam entitas nirlaba timbul transaksi tertentu yang jarang atau bahkan tidak pernah terjadi dalam entitas bisnis, misalnya penerimaan sumbangan. Namun demikian, dalam praktik entitas nirlaba sering tampil dalam berbagai bentuk, sehingga sering kali sulit dibedakan dengan entitas bisnis pada umumnya. Pada beberapa bentuk entitas nirlaba, meskipun tidak ada kepemilikan, entitas nirlaba tersebut mendanai kebutuhan modalnya dari utang dan kebutuhan operasinya dari pendapatan atas jasa yang diberikan kepada publik. Akibatnya, pengukuran jumlah, saat, dan kepastian arus kas masuk menjadi ukuran kinerja penting bagI pengguna laporan keuangan, seperti kreditur dan pemasok dana lain. Entitas tersebut memiliki karakteristik yang tidak jauh berbeda dengan entitas bisnis pada umumnya.

Pengguna laporan keuangan memiliki kepentingan bersama yang tidak berbeda dengan entitas bisnis, yaitu untuk menilai:

1. Jasa yang diberikan oleh entitas nirlaba dan kemampuannya untuk terus memberikan jasa tersebut;

2. Cara manajer melaksanakan tanggung jawab dan aspek kinerjanya.

Kemampuan entitas nirlaba untuk memberikan jasa dikomunikasikan melalui laporan posisi keuangan yang menyediakan informasi mengenai aset, liabilitas, aset neto, dan informasi mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut. Laporan ini menyajikan secara terpisah asset neto baik yang terikat maupun yang tidak terikat penggunaannya. Pertanggungjawaban manajer mengenai kemampuannya mengelola sumber daya entitas nirlaba yang diterima dari para pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali disajikan melalui laporan aktivitas dan laporan arus kas. Laporan aktivitas menyajikan informasi mengenai perubahanyang terjadi dalam kelompok aset neto.

1.2.2 Tujuan

PSAK 45 bertujuan untuk mengatur pelaporan keuangan entitas nirlaba. Dengan adanya pedoman pelaporan, diharapkan laporan keuangan entitas nirlaba dapat lebih mudah dipahami, memiliki relevansi, dan memiliki daya banding yang tinggi.

1.2.3 Ruang Lingkup

PSAK 45 berlaku bagi laporan keuangan yang disajikan oleh entitas nirlaba yang memenuhi karakteristik sebagai berikut:

a. Sumber daya entitas nirlaba berasal dari pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan.

b. Menghasilkan barang dan/atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan jika entitas nirlaba menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak dibagikan kepada pendiri atau pemilik entitas nirlaba tersebut.

(7)

Universitas Indonesia

3

PSAK 45 dapat diterapkan oleh lembaga pemerintah dan unit sejenis lain sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Laporan keuangan untuk entitas nirlaba terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan aktiitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut berbeda dengan laporan keuangan untuk entitas bisnis pada umumnya

PSAK 45 menetapkan informasi dasar tertentu yang disajikan dalam laporan keuangan entitas nirlaba. Pengaturan yang tidak diatur dalam Pernyataan ini mengacu pada SAK atau SAK ETAP untuk entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan.

1.2.4 Definisi

Berikut ini adalah pengertian istilah yang digunakan dalam PSAK 45:

a. Pembatasan permanen adalah pembatasan penggunaan sumber daya yang ditetapkan oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali agar sumber daya tersebut dipertahankan secara permanen, tetapi entitas nirlaba diizinkan untuk menggunakan sebagian atau semua penghasilan atau manfaat ekonomi lain yang berasal dari sumber daya tersebut.

b. Pembatasan temporer adalah pembatasan penggunaan sumber daya oleh pemberi sumber daya tidak mengharapkan pembayaran kembali yang menetapkan agar sumber daya tersebut dipertahankan sampai dengan periode tertentu atau sampai dengan terpenuhinya keadaan tertentu.

c. Sumber daya terikat adalah sumber daya yang penggunaannya dibatasi untuk tujuan tertentu oleh pemberi sumber daya yang tidak mengaharapkan pembayara kembali. Pembatasan tersebut dapat bersifat permanen atau temporer.

d. Sumber daya tidak terikat adalah sumber daya yang penggunaannya tidak dibatasi untuk tujuan tertentu oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali.

1.2.5 Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan utama laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang relevan untuk memenuhi kepentingan pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, anggota, kreditur, dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi entitas nirlaba.

Pihak pengguna laporan keuangan memiliki kepentingan bersama dalam rangka menilai:

a. Jasa yang diberikan oleh entitas nirlaba dan kemampuannya untuk terus memberikan jasa tersebut;

b. Cara manajer melaksanakan tanggung jawab dan aspek lain dari kinerjanya. Secara rinci, tujuan laporan keuangan, termasuk catatan atas laporan keuangan, adalah untuk menyajikan informasi mengenai:

• Jumlah dan sifat aset, liabilitas, dan aset neto entitas nirlaba;

• Pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah nilai dan sifat aset neto; • Jenis dan jumlah arus masuk dan arus keluar sumber daya dalam satu periode dan

hubungan antar keduanya;

• Cara entitas nirlaba mendapatkan dan membelanjakan kas, memperoleh pinjaman dan melunasi pinjaman, dan faktor lain yang berpengaruh terhadap likuiditasnya; • Usaha jasa entitas nirlaba. Setiap laporan keuangan menyediakan informasi yang

(8)

Universitas Indonesia

4

1.2.6 Laporan Keuangan Entitas Nirlaba

Laporan keuangan entitas nirlaba meliputi laporan posisi keuangan pada akhir periode laporan, laporan aktivitas dan laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan, dan catatan atas laporan keuangan.

a. Laporan Posisi Keuangan

1) Tujuan Laporan Posisi Keuangan

Tujuan laporan posisi keuangan adalah untuk menyediakan informasi mengenai aset, liabilitas, dan aset neto serta informasi mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu. Informasi dalam laporan posisi keuangan yang digunakan bersama pengungkapan, dan informasi dalam laporan keuangan lain dapat membantu pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, anggota, kreditur, dan pihak lain untuk menilai:

a) Kemampuan entitas nirlaba untuk memberikan jasa secara berkelanjutan; dan

b) Likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi kewajibannya, dan kebutuhan pendanaan eksternal. Laporan posisi keuangan mencakup entitas nirlaba secara keseluruhan dan menyajikan totalaset, liabilitas, dan aset neto.

2) Klasifikasi Aset dan Liabilitas

Laporan posisi keuangan, termasuk catatan atas laporan keuangan, menyediakan informasi yang relevan mengenai likuiditas, fleksibilitas keuangan, dan hubungan antara aset dan liabilitas. Informasi tersebut umumnya disajikan dengan pengumpulan aset dan liabilitas yang memiliki karakteristik serupa dalam suatu kelompok yang relatif homogen. Sebagai contoh, entitas nirlaba biasanya melaporkan masing-masing unsur aset dalam kelompok yang homogen, seperti:

a) Kas dan setara kas;

b) Piutang pasien, pelajar, anggota, dan penerima jasa yang lain; c) Persediaan;

d) Sewa, asuransi, dan jasa lain yang dibayar di muka; e) Instrumen keuangan dan investasi jangka panjang;

f) Tanah, gedung, peralatan, serta aset tetap lain yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa.

Kas atau aset lain yang dibatasi penggunaannya oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali disajikan terpisah dari kas atau aset lain yang tidak terikat penggunaannya. Informasi likuditas diberikan dengan cara sebagai berikut:

a) Menyajikan aset berdasarkan urutan likuiditas, dan liabilitas berdasarkan tanggal jatuh tempo;

b) Mengelompokkan aset ke dalam kelompok lancar dan tidak lancar, dan liabilitas ke dalam kelompok jangka pendek dan jangka panjang;

c) Mengungkapkan informasi mengenai likuiditas aset atau saat jatuh tempo liabilitas, termasuk pembatasan penggunaan aset, dalam catatan atas laporan keuangan.

3)Klasifikasi Aset Neto Terikat atau Tidak Terikat

Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah masing-masing kelompok aset neto berdasarkan pada ada atau tidaknya pembatasan oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, yaitu: terikat secara permanen, terikat secara temporer, dan tidak terikat. Informasi mengenai sifat dan jumlah dari pembatasan permanen atau temporer diungkapkan dengan cara menyajikan jumlah tersebut dalam laporan keuangan atau dalam catatan atas laporan keuangan.

(9)

Universitas Indonesia

5

atas laporan keuangan. Pembatasan permanen kelompok kedua tersebut berasal dari hibah atau wakaf dan warisan yang menjadi dana abadi.

Pembatasan temporer terhadap sumber daya berupa aktivitas operasi tertentu; investasi untuk jangka waktu tertentu; penggunaan selama periode tertentu dimasa depan; atau pemerolehan asset tetap; dapat disajikan sebagai unsur terpisah dalam kelompok aset neto yang penggunaannyadibatasi secara temporer atau disajikan dalam catatan atas laporan keuangan. Pembatasan temporer oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali dapatberbentuk pembatasan waktu atau pembatasan penggunaan, atau keduanya.

Aset neto tidak terikat umumnya meliputi pendapatan dari jasa, penjualan barang,

sumbangan, dan dividen atau hasil investasi, dikurangi beban untuk memperoleh pendapatan tersebut. Batasan terhadap penggunaan aset neto tidak terikat dapat berasal sifat entitas nirlaba. Informasi mengenai batasan tersebut umumnya disajikan dalam catatan atas laporan keuangan.

B. Laporan Aktivitas 1)Tujuan Laporan Aktivitas

Tujuan utamanya adalah menyediakan informasi mengenai:

a) pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aset neto, b) hubungan antar transaksi dan peristiwa lain,dan

c) bagaimana penggunaan sumber daya dalam berbagai pelaksanaan berbagai program atau jasa.

Informasi pada laporan aktivitas yang digunakan bersama dengan pengungkapan informasi pada laporan keuangan lainnnya, dapat membantu pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, anggota, kreditur, dan pihak lain untuk:

a) mengevaluasi kinerja dalam suatu periode;

b) menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan entitas nirlaba dalam memberikan jasa; c) dan menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajer.

Laporan aktivitas mencakup entitas nirlaba secara keseluruhan dan menyajikan perubahan jumlah aset neto selama suatu periode. Perubahan aset neto dalam laporan aktivitas tercermin pada aset neto atau ekuitas dalam posisi keuangan.

2)Perubahan Kelompok Aset Neto

Laporan aktivitas menyajikan jumlah perubahan aset neto terikat permanen, terikat temporer, dan tidak terikat dalam satu periode.

3)Klasifikasi pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian

Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambah aset neto tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, dan menyajikan beban sebagai pengurang aset neto tidak terikat.

Sumber daya disajikan sebagai penambah aset neto tidak terikat, terikat permanen, atau terikat temporer, bergantung pada ada tidaknya pembatasan. Dalam hal sumber daya terikat yang pembatasannya tidak berlaku lagi dalam periode yang sama, dapat disajikan sebagai sumber dayatidak terikat sepanjang disajikan secara konsisten dan diungkapkan sebagai kebijakan akuntansi.

Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi dan aset lain (atau liabilitas) sebagai penambah atau pengurang aset neto tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi.

(10)

Universitas Indonesia

6

dibelanjakan atau tidak dapat dibelanjakan, telah direalisasi atau belum direalisasi, berulang atau tidak berulang, atau dengan cara lain.

Laporan aktivitas menyajikan jumlah pendapatan dan beban secara bruto, kecuali diatur berbeda oleh SAKlain atau SAK ETAP.

Laporan aktivitas menyajikan jumlah neto keuntungan dan kerugian yang berasal dari transaksi insidential atau peristiwa lain yang berada di luar pengendalian entitas nirlaba dan manajemen. Misalnya, keuntungan atau kerugian penjualan tanah dan gedung yang tidak digunakan lagi.

4)Informasi pemberian jasa

Laporan aktivitas atau catatan atas laporan keuangan menyajikan informasi mengenai beban menurut klasifikais fungsional, seperti menurut kelompok program jasa utama dan aktivitas pendukung.

Klasifikasi secara fungsional bermanfaat untuk membantu pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, anggota, kreditur, dan pihak lain dalam menilai pemberian jasa dan penggunaan sumber daya. Di samping penyajian klasifikasi beban secara fungsional, entitas nirlaba dianjurkan untuk menyajikan informasi tambahan mengenai beban menurut sifatnya. misalnya gaji, sewa listrik, bunga dan penyusutan.

Program pemberian jasa merupakan aktivitas untuk menyediakan barang dan jasa kepada penerima manfaat, pelanggan atau anggota dalam rangka mencapai tujuan atau misi entitas nirlaba. Pemberian jasa tersebut merupakan tujuan dan hasil utama yang dilaksanakan melalui berbagai program utama.

Aktivitas pendukung meliputi semua aktivitas selain program pemberian jasa. Pada umumnya aktivitas pendukung meliputi aktivitas manajemen dan umum, pencarian dana danpengembangan anggota. Aktivitas manajemen dan umum meliputi pengawasan, manajemen bisnis, pembukuan, penganggaran, pendanaan dan aktivitas administrasi lain serta semua aktivitas manajemen dan adminstrasi kecuali program pemberian jasa atau pencarian dana.

Aktivitas pencarian dana meliputi publikasi dan dan kampanye pencarian dana, pengadaan daftar alamat pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, pelaksanaan acara khusus pencarian dana, pembuatan dan penyebaran manual, petunjuk dan bahan lain dan pelaksanaan aktivitas lain dalam rangka pencarian dana dari individu, yayasan, pemerintah dan lain-lain. Aktivitas pengembangan anggota meliputi pencarian anggota baru dan pengumpulan iuran anggota, hubungan dan aktivitas sejenis.

3.Laporan Arus Kas 1) Tujuan

Tujuan utama laporan arus kas adalah menyediakan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode.

2)Klasifikasi Penerimaan dan Pengeluaran Kas

Laporan arus kas disajikan sesuai PSAK 2: Laporan Arus Kas atau SAK ETAP Bab 7 dengan tambahan sebagai berikut:

a) aktivitas pendanaan

(1) penerimaan kas dari pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali yang penggunaanya dibatasi dalam jangka panjang

(2) penerimaan kas dari peberi sumber daya dan penghasilan onvestasi yang penggunaannya dibatasi untuk pemerolehan, pembangunan dan pemeliharaan aset tetap atau peningkatan dana abadi

(3) bunga dan dividen yang dibatasi penggunaannya dalam jangka panjang

(11)

Universitas Indonesia

7

II. PERBEDAAN STANDAR AKUNTANSI UNTUK ETAP DENGAN IFRS

No Elemen SAK berbasis IFRS SAK ETAP

1. Unsur-unsur Laporan Keuangan

• Laporan posisi keuangan • Laporan laba rugi komprehensif • Laporan perubahan ekuitas • Laporan arus kas

• Catatan atas laporan keuangan

• Neraca

• Laporan laba rugi

• Laporan perubahan ekuitas • Laporan arus kas

• Catatan atas laporan keuangan

(terdapat perbedaan nama unsur-unsur laporan keuangan)

2. Neraca • Pos minimal yang disajikan banyak

3. Laporan laba rugi • Laba rugi dan pendapatan komprehensif lain

• Pos minimal banyak

• Laba rugi

• Pos minimal lebih sedikit

4. Laporan

perubahan ekuitas

• Pos minimal banyak

• Pengungkapan distribusi dividen dan dividen per saham

• Tidak diperkenankan penyajian alternatif

• Pos minimal lebih sedikit • Tidak ada pengungkapan

distribusi dividen

• Laporan perubahan ekuitas dan saldo laba dapat menggantikan laporan laba rugi dan laporan perubahan ekuitas

5. Laporan arus kas • Arus kas operasi disajikan dengan metode langsung atau tidak langsung

• Arus kas valas, bunga dan dividen, pajak penghasilan, investasi pada entitas anak, ventura bersama & entitas asosiasi, perubahan kepemilikan, dan transaksi nonkas

• Kas yang dibatasi

• Arus kas operasi disajikan dengan metode tidak langsung • Arus kas bunga & dividen,

pajak penghasilan, dan transaksi nonkas

• Pengaturan dalam PSAK 4 • Tidak menyusun laporan keuangan konsolidasian

 Other pronouncements, literatur

 Pemilihan kebijakan akuntansi

 Bagian SAK serupa

 Conceptual framework

(12)

Universitas Indonesia

8

No Elemen SAK berbasis IFRS SAK ETAP

dan praktik

• Terdapat pengaturannya dalam PSAK 50/55

o Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi o Tersedia untuk dijual o Dimiliki hingga jatuh

tempo

o Pinjaman yang diberikan dan piutang

• Maksud dan kemampuan

• Efek yang diperdagangkan (marketable securities

o Diperdagangkan o Tersedia untuk dijual o Dimiliki hingga jatuh

tempo • Maksud

10. Persediaan • Biaya perolehan atau nilai realisasi neto (mana lebih rendah) • FIFO dan rata-rata tertimbang • Persediaan pialang-pedagang

• Metode ekuitas • Metode biaya

12. Investasi pada joint venture

• Pengendalian bersama operasi • Pengendalian bersama aset • Pengendalian bersama entitas

o Metode ekuitas atau proporsional konsolidasi

• Pengendalian, termasuk entitas bertujuan khusus

• Metode ekuitas dan harus dikonsolidasikan

• Pengendalian, tidak mengatur entitas bertujuan khusus

o Model biaya (revaluasi harus mendapat ijin pemerintah)

• Model biaya dan model revaluasi

• Berasal dari eksternal • Umur manfaat terbatas • Tidak ada goodwill • Model biaya

16. Sewa • Perjanjian sewa dan perjanjian mengandung sewa

• Klasifikasi sewa: indikator dan

• Perjanjian sewa

(13)

Universitas Indonesia

9

No Elemen SAK berbasis IFRS SAK ETAP

situasi yang memerlukan judgment.

Sewa modal jika terjadi perpindahan risiko dan manfaat

• Jual dan sewa-balik (sale and leaseback)

• Sewa dan sewa lanjut (lease and sublease)

o pengalihan aset o opsi beli

o min 75% umur ekonomis

o min 90% nilai wajar o aset bersifat khusus

• Tidak ada sale and leaseback • Tidak ada lease and sublease

17. Kewajiban

PSAK 57 Hanya penggunaan istilah yang

berbeda, SAK ETAP masih menggunakan istilah kewajiban diestimasi bukan provisi

18. Biaya pinjaman Dikapitalisasi Dibebankan

19. Penurunan nilai • Instrumen keuangan: incurred loss

• Goodwill dan aset tidak berwujud dengan umur manfaat tidak terbatas

• Persediaan • Aset lain

• Pinjaman yang diberikan dan piutang: expected loss (aging schedule)

• Diamortisasi

• Selisih nilai buku dan nilai realisasi bersih

• Selisih nilai buku dan nilai jual dikurangi dengan biaya menjual

20. Imbalan kerja • Imbalan kerja jangka pendek • Imbalan pasca kerja

• Imbalan kerja jangka panjang lainnya

• Pesangon pemutusan kerja • Imbalan berbasis saham

• Imbalan kerja jangka pendek • Imbalan pasca kerja,

perhitungan lebih sederhana • Imbalan kerja jangka panjang

lainnya

• Pesangon pemutusan kerja • Tidak ada imbalan berbasis

saham

21. Pajak penghasilan • Konsep pajak tangguhan (deferred tax concept)

• Laba fiskal dan laba akuntansi • Aset dan liabilitas pajak

Rupiah atau mata uang asing Rupiah atau mata uang asing

(14)

Universitas Indonesia

10

III. PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI UNTUK ETAP

Isi dari SAK ETAP dapat dilihat pada tabel berikut.

Bab Bab

1 Ruang Lingkup 16 Aset Tidak Berwujud

2 Konsep dan Prinsip Pervasif 17 Sewa

3 Penyajian Laporan Keuangan 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontijensi

4 Neraca 19 Ekuitas

5 Laporan Laba Rugi 20 Pendapatan

6 Laporan Perubahan Ekuitas 21 Biaya Pinjaman

7 Laporan Arus Kas 22 Penurunan Nilai Aset

8 Catatan atas Laporan Keuangan 23 Imbalan Kerja

9 Kebijakan Akuntansi, Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Koreksi Kesalahan

24 Pajak Penghasilan

10 Investasi pada Efek Tertentu 25 Mata Uang Pelaporam

11 Persediaan 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing

12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak

27 Peristiwa setalah Akhir Periode Pelaporan

13 Investasi pada Joint Venture 28 Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

14 Propoerti Investasi 29 Ketentuan Transisi

15 Aset Tetap 30 Tanggal Efektif

Ruang Lingkup SAK ETAP

• SAK ETAP dimaksudkan untuk digunakan oleh Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP), yaitu entitas yang:

 Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan

 Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur dan lembaga pemeringkat kredit

• Entitas memiliki akuntabilitas publik signifikan apabila:

(15)

Universitas Indonesia

11

 Menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar masyarakat, seperti bank, entitas asuransi,pialang dan atau pedagang efek, dana pensiun, reksa dana dan bank investasi.

• Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan SAK ETAP. Contoh: Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Laporan Keuangan Lengkap suatu entitas meliputi:

a) Neraca;

b) Laporan Laba Rugi;

c) Laporan Perubahan Ekuitas yang juga menunjukkan: i. Seluruh perubahan dalam ekuitas

ii. Perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik;

d) Laporan Arus Kas; dan

e) Catatan Atas Laporan Keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi yang siginifikan dan informasi penjelasan lainnya

NERACA

Neraca menyajikan aset, kewajiban dan ekuitas entitas pada suatu tanggal tertentu-akhir periode pelaporan. Neraca minimal mencakup pos-pos berikut:

a) kas dan setara kas,

b) piutang usaha dan piutang lain-lain,

c) persediaan,

d) properti investasi,

e) aset tetap,

f) aset tidak berwujud,

g) utang usaha dan utang lainnya,

h) aset dan kewajiban pajak,

i) kewajiban diestimasi

j) ekuitas.

SAK ETAP tidak menentukan format atau urutan terhadap pos-pos yang disajikan.

Klasifikasi Aset dan Kewajiban

(16)

Universitas Indonesia

12

Aset Lancar

• Entitas mengklasifikasikan aset sebagai aset lancar jika:

– diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan, dalam jangka waktu siklus operasi normal entitas;

– dimiliki untuk diperdagangkan;

– diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan setelah akhir periode pelaporan; atau

– berupa kas atau setara kas, kecuali jika dibatasi penggunaannya dari pertukaran atau digunakan untuk menyelesaikan kewajiban setidaknya 12 bulan setelah akhir periode pelaporan.

• Aset lainnya diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar

Kewajiban Jangka Pendek

• Entitas mengklasifikasikan kewajiban sebagai kewajiban jangka pendek jika:

– diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi entitas;

– dimiliki untuk diperdagangkan;

– kewajiban akan diselesaikan dalamjangka waktu 12 bulan setelah akhir periode pelaporan; atau

– entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian kewajiban setidaknya 12 bulan setelah akhir periode pelaporan.

• Entitas mengklasifikasikan semua kewajiban lainnya sebagai kewajiban jangka panjang.

Informasi yang disajikan di neraca atau Catatan atas Laporan Keuangan

• Kelompok aset tetap;

• Jumlah piutang usaha, piutang dari pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa, pelunasan dipercepat dan jumlah lainnya;

• Rincian persediaan

• Kewajiban imbalan kerja dan kewajiban diestimasi lainnya • Kelompok ekuitas seperti:

o Modal disetor

o Tambahan modal disetor

o Saldo laba

o Pendapatan dan beban yang langsung diakui ke ekuitas

• Entitas yang berbentuk Perseroan Terbatas, juga mengungkapkan:

o jumlah modal dasar

o jumlah saham yang diterbitkan dan disetor penuh o nilai nominal saham

o ikhtisar perubahan jumlah saham beredar

(17)

Universitas Indonesia

13

LAPORAN LABA RUGI

• Menyajikan laporan laba rugi suatu periode tertentu yang menunjukan kinerja keuangan selama periode tersebut

• Minimal mencakup pos-pos sebagai berikut: – pendapatan

– beban keuangan

– bagian laba atau rugi investasi yang menggunakan metode ekuitas – beban pajak

– laba atau rugi neto

• Entitas tidak boleh menyajikan atau mengungkapkan pos pendapatan dan beban sebagai “pos luar biasa”, baik dalam laporan laba rugi maupun dalam catatan atas laporan keuangan

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

• Menyajikan laba atau rugi entitas untuk suatu periode, pos pendapatan dan beban yang diakui secara langsung dalam ekuitas untuk periode tersebut, pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan yang diakui dalam periode tersebut dan jumlah investasi oleh dan dividen dan distribusi lain ke, pemilik ekuitas selama periode tersebut

• Menyajikan laporan perubahan ekuitas yang menunjukkan: – Laba rugi tahun berjalan

– Pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas – Pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan

– Rekonsiliasi jumlah tercatat awal dan akhir periode dari komponen ekuitas

LAPORAN ARUS KAS

• Menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara kas yang menunjukkan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu periode dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.

• Klasifikasi

– Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.

– Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aset jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas

– Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan

• Aktivitas operasi hanya dapat disajikan secara tidak langsung.

• Bunga dan dividen harus diungkap secara terpisah secara konsisten sebagai aktivitas operasi, investasi atau pendanaan.

• Pajak penghasilan diungkapkan terpisah sebagai aktivitas operasi kecuali dapat secara spesifik diidentifikasi sebagai aktivitas investasi atau pendanaan.

(18)

Universitas Indonesia

14

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

• Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi tertentu, mengungkapkan informasi yang disyaratkan dalam SAK ETAP tetapi tidak disajikan dalam laporan keuangan, memberikan informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi relevan untuk memahami laporan keuangan

• Urutan penyajian catatan atas laporan keuangan adalah sebagai berikut. – Pernyataan kepatuhan sesuai SAK ETAP

– Ringkasan kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan

– Informasi yang mendukung pos-pos yang disajikan dalam laporan keuangan, sesuai dengan urutan penyajian dalam laporan keuangan

Referensi

Dokumen terkait

Dari penelitian ini, perjalanan perkembangan kota Pontianak dalam tiga periode memperlihatkan terjadinya perubahan nilai-nilai sosial budaya masyarakat tepian sungai

Kako se radi o dalekim i teško dostupnim dijelovima jame, upotreba modela za prognoziranje ni- voa vode može biti od velikog znača- ja za planiranje i uspješnost budućih

pihak bank. Sedangkan kerugian menggunakan sistim bunga tetap ini bagi PD.BPR-LKP Lb Lombok, Lombok timur apabila pihak debitur yang diberikan fasilitas kredit

Pada generasi MV2, perlakuan iradiasi dengan dosis 20+20 Gy sampai 25+25 Gy tidak menyebabkan perbedaan yang nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun dan

a) Intensitas mengikuti kegiatan keagamaan adalah seberapa sering peserta didik mengikuti kegiatan keagamaan yang ada di SMP Hasanuddin 6 Tugu Semarang. Peneliti

Sesuai dengan ukuran dan intensitas kegiatannya, monitoring hutan tanaman harus mencakup penilaian rutin terhadap dampak-dampak ekologis dan sosial di dalam dan di luar

(2) Adanya relasi antara Guru BK dengan orang tua atau wali siswa dengan dibentuknya group media sosial whatsapp yang beranggotakan seluruh orang tua atau wali siswa untuk

Pendidikan di Indonesia masih berkutat pada berbagai permasalahan intern yang perlu untuk diuraikan dalam upaya mencari jawaban atas tantangan masa depan. Begitu banyaknya