• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT TERHADAP KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT TERHADAP KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT TERHADAP

KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT

Sukatmi*, Alfiah Kurniasari **

*) Dosen Akper Pamenang Pare–Kediri **) Perawat Magang Puskesmas Puncu–Kediri

Dental and oral hygiene is very big influence to prevent the occurrence of oral and dental problems. Lack of dental and oral hygiene allows the accumulation of plaque and food residue. The purpose of this study to determine the effect of dental and oral health education on the SDN pseudo-V Class IV District Puncu Kediri regency in 2011.

The design of this study is the Pre Experiments with One Group Pre - Post Test Design. Entire population students grades 4 SDN Bogus V were 35 students with a sample of 32 students drawn by simple random sampling technique. Data collected by observation and oral dental hygiene criteria debris index and calculus index with analysis of Wilcoxon sign rank test.

From the result showed no effect of extension of the debris index (P value: 0.000 <0.05), no effect of extension of the calculus index (P value: 0.655> 0.05) and no effect of education on oral hygiene (p value : 0.000 <0.05). This is due to the extension and assisted with props then there is an increase in knowledge and changes the behavior of dental and oral hygiene.

Inferred extension and props can change the behavior so improve dental and oral hygiene. It is recommended that health workers continue to perform outreach using the aids that will greatly assist in conducting outreach to the message - the message of health can both be delivered more clearly, and the target communities can receive the message clearly and precisely as well. With the props people can better understand the health facts that are considered complicated, so they can appreciate how valuable it is health for life.

Key words: counseling, teaching aids, dental and oral health

Latar Belakang

Pembangunan kesehatan adalah diselenggarakan dengan memberikan prioritas kepada upaya peningkatan kesehatan,pencegahan penyakit dengan tidak mengabaikan upaya penyembuhan dan pemulihan kesehatan, termasuk pada anak usia sekolah dasr agar tercapai derajat kesehatan secara optimal. Adapun untuk menunjang upaya kesehatan yang optimal maka upaya dibidang kesehatan perlu ditingkatkan diantaranya adalah kesehatan gigi dan mulut (depkes RI, 2000). Salah satu untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut ,terutama pada anak-anak. Pendidikan kesehatan adalah suatu usaha terencana dan terarah untuk mencapai tujuan yaitu perubahan perilaku kesehatan gigi yang menunjang kesehatan gigi dan mulut yang lebih baik (Budiharto, 2009). Perilaku kesehatan gigi dan mulut merupakan hasil dari segala macam pengalaman interaksi dengan lingkungannya yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, tindakan, yang berkaitan dengan konsep sehat dan sakit gigi serta upaya pencegahan.

Dalam konsep ini yang dimaksudkan dengan kesehatan gigi dan semua jaringan yang ada didalam mulut, termasuk gusi.

(2)

dimana 11(55%)anak yang masih memiliki sikap negatif dalam memelihara kebersihan gigi dan mulut (Edi wiyanto : 2010). Hasil studi pendahuluan pada tanggal 12 Januari 2011 di SDN Gadungan V kecamatan Puncu Kabupaten kediri jumlah anak kelas 1–6 ada 159 anak, dimana 46 anak sering mengalami masalah gigi, 74 anak jarang mengalami masalah gigi, dan 30 anak tidak pernah mengalami masalah gigi. Dari jumlah anak yang sering dan jarang mengalami sakit gigi diambil 10 anak dari kelas 4 dan dilakukan studi pendahuluan berkaitan dengan kebiasaan merawat gigi dan masalah gigi yang dialami saat ini. Hasil yang didapatkan adalah 1 rutin merawat kesehatan gigi, masalah yang terjadi 2 gigi berlubang, 2 sariawan, 3 kelainan gusi, 2 kurang pengetahuan dalam merawat gigi.

Kesehatan yang perlu diperhatikan selain kesehatan tubuh secara umum, juga kesehatan gigi dan mulut, karena kesehatan gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan tubuh menyeluruh. Dengan kata lain bahwa kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari kesehatan tubuh secara keseluruhan yang tidak dapat dipisahkan dari kesehatan tubuh secara umum (FKG UPB, 2008). Notoatmojo cit fankari(2004), menjelaskan bahwa penyebab timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat salah satunya adala factor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut. Masalah gigi yang sering terjadi pada anak –

anak adalah karang gigi, gigi berlubang, gusi meradang/berdarah, plak, dan sakit gigi (Ardini, 2005)dikutip oleh Ediwiyanto (2010). Permasalahan gigi pada anak apabila tidak segera ditangani dapat mengganggu sistem pencernaan, mengurangi nafsu makan pada anak (Maulani, 2005). Apabila gangguan sistem pencernaan dan kurangnya nafsu makan pada anak tidak ditangani segera, maka hal ini dapat mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut terganggu. Hal tersebut dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan gigi dan mulut, Selama ini masyarakat beranggapan bahwa dengan memiliki pengetahuan yang baik, maka sikap atau perilakunya juga baik. Oleh karena itu peneliti berupaya untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan mencari solusi lain selain dengan metode pendidikan kesehatan yang lebih ditingkatkan juga dengan metode demonstrasi,agar anak – anak lebih memahami, mengerti dan dapat melaksanakan cara pemeliharaan

dan perawatan gigi dan mulut dengan baik (Budiharto, 2009). Berger, A dkk (2000) menyatakan, permainan dapat melintasi berbagai usia permainan mempengaruhi penampilan anak-anak dimuka umum menjadi lebih nyaman, sebagai penolong dalam penyuluhan kesehatan gigi dan mulut. Peningkatan kebersihan gigi dan mulut khususnya tentang kesehatan gigi dan mulut pada anak dilakukan dengan suatu program. Menurut Laporan Riset Kesehatan Dasar 2007, ditemukan bahwa karies gigi menyerang atau diderita oleh kurang lebih 72,1% penduduk Indonesia. Selanjutnya ditemukan bahwa dalam 12 bulan terakhir sebesar 23,4% penduduk Indonesia mengeluhkan adanya masalah pada gigi dan mulutnya. Dari jumlah tersebut, hanya sebanyak 29,6% yang mencari pertolongan dan mendapatkan perawatan dari tenaga kesehatan. Hal ini mengindikasikan masih rendahnya tingkat kesadaran dan tingkat utilisasi masyarakat terhadap pelayanan tenaga medis kesehatan gigi. Menurut Laporan Riset Kesehatan Dasar 2007 Provinsi Jawa Timur, ditemukan permasalahan gigi dan mulut terbanyak di kabupaten Pasuruan 35,9% dan terendah di Kabupaten Kediri 9,1%. Perawatan pengobatan terbanyak diterima oleh penduduk di kabupaten pamekasan 57,1%, penambalan atau pencabutan terbanyak di kabupaten pamekasan 87,8%, pemasangan protesa atau bidge terbanyak di kabupaten kediri 13,2%. Lebih lanjut, menurut Riset Internal yang dilakukan oleh Unilever tahun 2007, hanya terdapat 5,5% masyarakat Indonesia yang memeriksakan kesehatan gigi secara teratur ke dokter gigi. Masih menurut Laporan Riset Kesehatan Dasar 2007, 91,1% masyarakat Indonesia yang berumur diatas 10 tahun, meskipun sudah menggosok gigi setiap hari, namun hanya sebesar 7,3% yang telah menggosok gigi secara benar, yaitu pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Pepsodent bersama dengan PDGI dan AFDOKGI memiliki komitmen kuat untuk terus membantu meningkatkan kualitas kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia melalui program edukasi yang berkesinambungan.

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik

melakukan penelitian tentang “Pengaruh Penyuluhan

(3)

Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, dirumuskan pertanyaan

masalah penelitian ” Adakah Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap Kebersihan gigi dan mulut pada siswa di Kelas IV SDN Gadungan V Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri Tahun 2011?”

Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mengetahui Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut Terhadap Kebersihan gigi dan mulut pada siswa di Kelas IV SDN Gadungan V Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri Tahun 2011. 2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi kebersihan gigi dan mulut sebelum penyuluhan kesehatan gigi dan mulut di Kelas IV SDN Gadungan V Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri Tahun 2011.

b. Mengidentifikasi kebersihan gigi dan mulut sesudah penyuluhan kesehatan gigi dan mulut di Kelas IV SDN Gadungan V Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri Tahun 2011.

c. Menganalisa kebersihan gigi dan mulut sesudah penyuluhan kesehatan gigi dan mulut di Kelas IV SDN Gadungan V Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri Tahun 2011.

Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pra Eksperimental yaitu one group pre post test design dimana peneliti melakukan observasi terhadap satu kelompok sampel pada waktu sebelum dan sesudah perlakuan.

Penelitian dilaksanakan selama 2 minggu mulai tanggal 23 April 2011 penelitian di Kelas IV SDN Gadungan V Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri Tahun 2011. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa – siswi di SDN Gadungan V kelas 4 sejumlah 35 siswa. Pada penelitian ini sampel yang diambil adalah kelas 4 sejumlah 32 responden SDN Gadungan V yang ditemui saat penelitian. Pada penelitian ini sample diambil dengan cara simple random sampling adalah teknik pemilihan sampel secara sederhana dimana nama setiap anggota populasi diundi untuk kemudian diambil secara acak dan ditentukan sebagai sampel hingga jumlah sampel terpenuhi.

Dalam penelitian ini pengumpulan data dilaksanakan dengan cara : Meminta persetujuan dari

kepala sekolah SDN Gadungan V bahwa diizinkan untuk melakukan penelitian. Peneliti mulai melakukan study awal dengan mencatat jumlah siswa SDN Gadungan V dan melakukan observasi pada siswa kelas 4. Peneliti mengumpulkan siswa yang menjadi responden dalam satu kelas untuk sosialisasi tentang nomor responden yang harus dimiliki oleh masing –

masing siswa. Meminta persetujuan / informed consent. Siswa yang menjadi responden duduk satu kelas. Peneliti memanggil satu persatu responden untuk dilakukan pemeriksaan gigi dan mulut. Peneliti memeriksa kebersihan gigi dan mulut sesuai dengan indek debris dan indek calculus. Peneliti memasukkan hasil pemeriksaan gigi dan mulut ke lembar observasi. Hasil pemeriksaan gigi dicatat pada lembar observasi. Peneliti mengolah data hasil pemeriksaan gigi dan mulut. Pada penelitian ini peneliti menggunakan alat ukur penelitian lembar observasi status kesehatan gigi dan mulut dengan kriteria debris indeks dan calculus indeks.

Setelah Data terkumpul dari hasil pengumpulan data, langkah selanjutnya yang dilakukan oleh penelitian yaitu analisa data. Berikut ini merupakan langkah–langkah analisa data yang meliputi, Editing, Coding, Scoring, Tabulating, Analisa data.

Setelah dilakukan langkah – langkah diatas kemudian dilakukan analisa data berdasarkan kajian teori. Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan gigi dan mulut terhadap kebersihan gigi dan mulut, dengan menggunakan uji statistik wilcoxon signed rank test.

Uji statistik wilcoxon signed rank test ini merupakan suatu uji untuk membandingkan pengamatan sebelum dan sesudah perlakuan.

Hasil Penelitian Data Khusus

a. Kebersihan Gigi Dan Mulut Sebelum Penyuluhan. 1. Kriteria debris

No.

Kriteria Debris Sebelum

Penyuluhan Frekuensi %

1 Buruk 2 6,3

2 Sedang 25 78,1

3 Baik 5 15,6

(4)

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui dari 32 responden paling banyak memiliki kriteria debris sebelum penyuluhan dengan tingkat sedang sebanyak 25 responden (78,1%) dan paling sedikit responden dengan tingkat buruk yaitu 2 responden (6,3%).

2. Kriteria Calculus

No.

Kriteria Calculus

Sebelum Penyuluhan Frekuensi %

1 Buruk 7 21,9

2 Sedang 20 62,5

3 Baik 5 15,6

Total 32 100

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui dari 32 responden paling banyak memiliki kriteria calculus sebelum penyuluhan dengan tingkat sedang yaitu sebanyak 20 responden (62,5%) dan paling sedikit dengan tingkat baik yaitu 5 responden (15,6%).

3. Kebersihan Gigi dan Mulut Sebelum Penyuluhan

No.

Kriteria Perilaku

Sebelum Penyuluhan Frekuensi %

1 Buruk 14 43,8

2 Sedang 13 40,6

3 Baik 5 15,6

Total 32 100

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui dari 32 responden paling banyak memiliki perilaku buruk dalam kebersihan gigi dan mulut yaitu sebanyak 14 responden (43,8%) dan paling sedikit dengan tingkat baik yaitu 5 responden (15,6%).

b. Kebersihan Gigi dan Mulut Setelah Penyuluhan 1. Kriteria Debris

No.

Kriteria Debris

Setelah Penyuluhan Frekuensi %

1 Buruk 0 0,0

2 Sedang 14 43,8

3 Baik 18 56,3

Total 32 100

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui dari 32 responden paling banyak memiliki kriteria debris setelah penyuluhan dengan tingkat baik yaitu sebanyak 18 responden (56,3%) dan paling sedikit tingkat sedang yaitu 14 responden (43,8%).

2. Kriteria calculus

No.

Kriteria Calculus

Setelah Penyuluhan Frekuensi %

1 Buruk 7 21,9

2 Sedang 19 59,4

3 Baik 6 18,8

Total 32 100

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui dari 32 responden paling banyak memiliki kriteria calculus setelah penyuluhan dengan tingkat sedang yaitu sebanyak 19 responden (59,4%) dan paling sedikit dengan tingkat baik yaitu 6 responden (18,8%).

3. Kebersihan Gigi dan Mulut Setelah Penyuluhan

No.

Kriteria Perilaku

Setelah Penyuluhan Frekuensi %

1 Buruk 4 12,5

2 Sedang 11 34,4

3 Baik 17 53,1

Total 32 100

(5)

17 responden (53,1%) dan paling sedikit dengan tingkat buruk yaitu 4 responden (12,5%).

c. Pengaruh Penyuluhan terhadap Debris Indeks

No. Penyuluh

Pvalue: 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak

Berdasarkan tabel diketahui sebelum penyuluhan kriteria debris indeks paling banyak adalah kategori sedang yaitu ada 25 responden (78,1%), sebaliknya sesudah penyuluhan didapatkan debris indeks paling banyak adalah kriteria baik yaitu 18 responden (56,3%). Terlihat ada pengaruh debris indeks antara sebelum dan sesudah penyuluhan.

Hasil analisis Wicoxon Sign Rank Test didapatkan ada pengaruh debris indeks antara sebelum dan sesudah penyuluhan di SDN Gadungan V Desa Gadungan Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri Tahun 2011 (P value : 0,000 < 0,05).

d. Pengaruh Penyuluhan terhadap Calculus Indeks

No. Penyul

Pvalue: 0,655 > 0,05 maka Ho diterima

Berdasarkan tabel diketahui sebelum penyuluhan kriteria calculus indeks paling banyak adalah kategori sedang yaitu ada 20 responden (62,5%), dan sesudah penyuluhan didapatkan calculus indeks paling banyak adalah kriteria sedang yaitu 19 responden (59,4%). Terlihat tidak ada pengaruh calculus indeks antara sebelum dan sesudah penyuluhan.

Hasil analisis Wicoxon Sign Rank Test didapatkan tidak ada pengaruh calculus indeks antara sebelum

dan sesudah penyuluhan di SDN Gadungan V Desa Gadungan Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri Tahun 2011 (P value : 0,655 > 0,05).

e. Pengaruh Penyuluhan terhadap Kebersihan Gigi dan Mulut

Pvalue: 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak

Berdasarkan tabel diketahui sebelum penyuluhan kriteria kebersihan gigi dan mulut paling banyak adalah kategori buruk yaitu ada 14 responden (43,8%), sebaliknya sesudah penyuluhan didapatkan kebersihan gigi dan mulut paling banyak adalah kriteria baik yaitu 17 responden (53,1%). Terlihat ada pengaruh kebersihan gigi dan mulut antara sebelum dan sesudah penyuluhan.

Hasil analisis Wicoxon Sign Rank Test didapatkan ada pengaruh kebersihan gigi dan mulut antara sebelum dan sesudah penyuluhan di SDN Gadungan V Desa Gadungan Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri Tahun 2011 (P value : 0,000 < 0,05).

Pembahasan

a. Kebersihan Gigi dan Mulut Sebelum Penyuluhan Berdasarkan tabel dapat diketahui dari 32 responden paling banyak memiliki perilaku buruk dalam kebersihan gigi dan mulut yaitu sebanyak 14 responden (43,8%) dan paling sedikit dengan tingkat baik yaitu 5 responden (15,6%).

(6)

tetapi juga mau bisa melakukan perilaku yang ada hubungannya dengan kesehatan. Tujuan penyuluhan adalah untuk mengubah perilaku anak dalam memelihara kebersihan gigi dan mulut menjadi baik. Perilaku buruk tersebut bukan suatu penyakit, tetapi suatu perilaku yang karena kebiasan atau adat atau karena masalah budaya yang lain (Machfoedz, 2005). Termasuk dalam hal ini tujuan penyuluhan juga untuk merubah perilaku anak dalam memelihara keberihan gigi dan mulut dari perilaku yang buruk menjadi baik.

Didapatkannya pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut tidak memenuhi syarat dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satunya terkait dengan faktor umur responden. Sesuai dengan hasil penelitian diketahui umur responden yang terbanyak dari 32 reponden sebagian besar berumur 11 tahun yaitu sebanyak 15 responden (46,9%) dan sebagian kecil 4 responden (12,5%) berumur 12 tahun. Sesuai teori dijelaskan semakin bertambah umur seseorang, maka pengalaman orang tersebut juga makin bertambah. Mengingat umur anak masih 11 tahun maka dari aspek pengalaman juga masih kurang sehingga dalam pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut juga buruk sebelum penyuluhan. Untuk meningkatkan kebersihan gigi dan mulut perlu penyuluhan akan manfaat memelihara kebersihan gigi dan mulut. Selain diperlukan Alat bantu pendidikan adalah alat – alat yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan bahan pendidikan / pengajaran. Alat bantu ini disebut alat peraga karena berfungsi untuk membantu dan memperagakan sesuatu di dalam proses pendidikan / pengajaran. Alat peraga ini disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap manusia diterima atau ditangkap melalui panca indra. Semakin banyak indra yang digunakan untuk menerima sesuatu maka semakin banyak dan semakin jelas pula pengertian / pengetahuan yang diperoleh.

Peningkatan pengetahuan diharapkan akan meningkatkan sikap positif yang pada akhirnya juga akan merubah perilaku anak dalam memelihara kebersihan gigi dan mulut.

b. Kebersihan Gigi dan Mulut Setelah Penyuluhan. Berdasarkan tabel dapat diketahui dari 32 responden paling banyak memiliki kriteria baik

dalam kebersihan gigi dan mulut yaitu sebanyak 17 responden (53,1%) dan paling sedikit dengan tingkat buruk yaitu 4 responden (12,5%).

Ditinjau dari segi biologis perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2003). Perilaku menurut Skinner (1938) yang dikutip (Suliha, dkk, 2002) adalah hasil hubungan antara rangsangan (stimulus) dan tanggapan (respons). Ensiklopedi Amerika yang dikutip Notoatmodjo (2003) perilaku sebagai suatu aksi dan reaksi organisme terhadap lingkungannya. Perilaku dipengaruhi banyak faktor. Menurut Lawrence Green meliputi faktor predisposisi (predisposing factors), faktor pemungkin (enabling factors), dan faktor pendorong (reinforcing factors). Faktor predisposisi merupakan faktor internal yang ada pada diri individu, keluarga, kelompok atau masyarakat yang mempermudah individu untuk berperilaku seperti pengetahuan, sikap, nilai, persepsi, dan keyakinan. Faktor pemungkin merupakan faktor yang memungkinkan individu berperilaku, karena tersedianya sumberdaya, keterjangkauan, rujukan, dan keterampilan. Faktor penguat merupakan faktor yang menguatkan perilaku, seperti sikap dan keterampilan petugas kesehatan, teman sebaya, orang tua, dan majikan (Suliha, 2002).

(7)

Bertambahnya pengetahuan pada akhirnya meningkatkan sikap menjadi positif dalam memelihara kebersihan gigi dan mulut. Dampak dari sikap ini maka berpengaruh terhadap perilakunya sehingga berubah dari perilaku baik. Perubahan perilaku anak dalam memelihara kebersihan mulut dan gigi yang menjadi lebih baik dengan penyuluhan dapat berubah sewaktu-waktu. Untuk itu perlu monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh petugas kesehatan agar perilaku yang sudah memenuhi syarat tidak kembali kepada perilaku yang buruk.

c. Pengaruh Sebelum dan Sesudah Penyuluhan 1. Pengaruh Penyuluhan terhadap Debris Indeks

Berdasarkan tabel ada pengaruh debris indeks antara sebelum dan sesudah penyuluhan di SDN Gadungan V Desa Gadungan Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri Tahun 2011 (P value : 0,000 < 0,05).

Penyuluhan merupakan upaya memasarkan,

menyebarluaskan, mengenalkan, atau ”menjual”

kesehatan. Penyuluhan ditujukan untuk mengubah perilaku yang kurang sehat menjadi sehat. Perilaku kurang tersebut bukan suatu penyakit, tetapi suatu perilaku yang karena kebiasan atau karena masalah budaya lain (Machfoedz, 2005). Termasuk ditujukan agar tercipta perilaku sehat dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut seperti adanya sisa makanan dalam mulut, karies gigi dan lainnya. Untuk menyatakan kebersihan gigi dan mulut diperiksa dengan menggunakan OHI – S (Oral higiene indek simplified). OHI – S adalah skor atau nilai pemeriksaan gigi dan mulut dengan menjumlahkannya yang dinyatakan dalam bentuk Debris Index (DI). Debris Index adalah skor dari endapan lunak yang terjadi karena adanya sisa makanan yang melekat pada gigi penentu. Kesehatan gigi dan mulut ini dipengaruhi banyak faktor seperti gizi makanan, macam makanan, kebersihan gigi, kepekatan air ludah dan gigi yang tidak teratur/rapi.

Didapatkannya ada pengaruh debris indeks sebelum dan sesudah penyuluhan disebabkan dengan adanya penyuluhan maka responden telah mendapatkan informasi sebagai sumber pengetahuannya. Perubahan pengetahuan akan merubah sikap yang negatif menjadi sikap positif terhadap upaya menjaga kebersihan gigi dan

mulut. Kondisi ini pada akhirnya akan menjadikan anak lebih rutin dalam memlihara kebersihan gigi dan mulut. Dampaknya adalah adanya peningkatan kebersihan gigi dan mulut pada anak yang dapat dilihat dari debris indeks. Terdapat pengaruh yang bermakna karena debris pada dasarnya merupakan endapan lunak yang terjadi karena adanya sisa makanan yang melekat pada gigi. Oleh karena itu sebenarnya dengan mudah dapat dibersihkan dengan cara menggosok gigi dengan benar.

2. Pengaruh Penyuluhan terhadap Calculus Indeks

Berdasarkan tabel diketahui tidak ada pengaruh calculus indeks antara sebelum dan sesudah penyuluhan di SDN Gadungan V Desa Gadungan Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri Tahun 2011 (P value : 0,655 > 0,05).

Penyuluhan merupakan upaya memasarkan,

menyebarluaskan, mengenalkan, atau ”menjual”

kesehatan. Selanjutnya juga dijelaskan bahwa penyuluhan ditujukan untuk mengubah perilaku yang kurang sehat menjadi sehat. Perilaku kurang tersebut bukan suatu penyakit, tetapi suatu perilaku yang karena kebiasan atau adat atau karena masalah budaya yang lain (Machfoedz, 2005). Termasuk dalam hal ini ditujukan agar tercipta perilaku sehat dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut seperti ada atau tidak adanya endapan keras (karang gigi) yang terjadi karena debris mengalami pengapuran yang melekat pada gigi penentu yang disebut dengan calculus. Untuk menyatakan kebersihan gigi dan mulut diperiksa dengan menggunakan OHI – S (Oral higiene indek simplified). OHI– S adalah skor atau nilai pemeriksaan gigi dan mulut dengan menjumlahkannya yang dinyatakan dalam bentuk Calculus Index (CI). Calculus Index adalah skor dari endapan keras (karang gigi) terjadi karena debris mengalami pengapuran yang melekat pada gigi penentu.. Kesehatan gigi dan mulut ini dipengaruhi banyak faktor seperti gizi makanan, macam makanan, kebersihan gigi, kepekatan air ludah dan gigi yang tidak teratur/rapi.

(8)

dilaksanakan. Sebelum penyuluhan responden tidak membersihkan gigi dan mulut secara baik dan benar. Dalam jangka lama debris yang sifatnya lunak akan mengeras menjadi calculus. Jika sudah mengeras maka membutuhkan waktu yang lama untuk menghilangkannya bahkan membutuhkan pertolongan dokter gigi untuk membersihkannya. Oleh karena itu dengan perubahan perilaku sesaat tidak mungkin terjadi perubahan calculus indeks.

3. Pengaruh Penyuluhan terhadap Kebersihan Gigi dan Mulut

Berdasarkan tabel diketahui ada pengaruh kebersihan gigi dan mulut antara sebelum dan sesudah penyuluhan di SDN Gadungan V Desa Gadungan Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri Tahun 2011 (P value : 0,000 < 0,05).

Penyuluhan merupakan upaya memasarkan,

menyebarluaskan, mengenalkan, atau ”menjual”

kesehatan. Selanjutnya juga dijelaskan bahwa penyuluhan ditujukan untuk mengubah perilaku yang kurang sehat menjadi sehat. Perilaku kurang tersebut bukan suatu penyakit, tetapi suatu perilaku yang karena kebiasan atau adat atau karena masalah budaya yang lain (Machfoedz, 2005).

Didapatkannya ada pengaruh kebersihan gigi dan mulut disebabkan dengan adanya penyuluhan maka responden telah mendapatkan informasi sebagai sumber pengetahuannya. Dan selain dengan penyuluhan anak juga dikenalkan dengan alat peraga. Alat peraga akan sangat membantu di dalam melakukan penyuluhan agar pesan–pesan kesehatan dapan disampaikan lebih jelas, dan sasaran dapat menerima pesan tersebut dengan jelas dan tepat pula. Dengan alat peraga orang dapat lebih mengerti fakta kesehatan yang dianggap rumit, sehingga mereka dapat menghargai betapa bernilainya kesehatan itu bagi kehidupan.

Alat peraga ini disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap manusia diterima atau ditangkap melalui panca indra. Semakin banyak indra yang digunakan untuk menerima sesuatu maka semakin banyak dan semakin jelas pula pengertian / pengetahuan yang diperoleh. Perubahan pengetahuan akan merubah sikap yang negatif menjadi sikap positif terhadap

upaya menjaga kebersihan gigi dan mulut. Kondisi ini pada akhirnya akan menjadikan anak lebih rutin dalam memlihara kebersihan gigi dan mulut. Dampaknya adalah adanya peningkatan kebersihan gigi dan mulut pada anak.

Kesimpulan

1. Sebagian besar memiliki kriteria buruk dalam kebersihan gigi dan mulut sebanyak 14 responden (43,8%) dan sebagian kecil 5 responden (15,6%) dengan tingkat baik.

2. Sebagian besar memiliki kriteria baik dalam kebersihan gigi dan mulut sebanyak 17 responden (53,1%) dan sebagian kecil 4 responden (12,5%) dengan tingkat buruk.

3. Pengaruh :

a. Ada pengaruh debris indeks antara sebelum dan sesudah penyuluhan di SDN Gadungan V Desa Gadungan Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri Tahun 2011 (P value : 0,000 < 0,05). b. Tidak ada pengaruh calculus indeks antara

sebelum dan sesudah penyuluhan di SDN Gadungan V Desa Gadungan Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri Tahun 2011 (P value : 0,655 > 0,05).

c. Ada pengaruh kebersihan gigi dan mulut antara sebelum dan sesudah penyuluhan di SDN Gadungan V Desa Gadungan Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri Tahun 2011 (p value : 0,000 < 0,05)

Saran

1. Bagi institusi pendidikan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam pembelajaran tentang kesehatan gigi dan mulut serta sebagai bahan pengembangan ilmu pengetahuan.

2. Bagi pihak sekolah

Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai informasi dan memotivasi pihak sekolah dalam meningkatkan pengetahuan dan kompetensi peserta didik dalam hal melakukan proses pembelajaran tentang kesehatan gigi dan mulut dan juga memperhatikan perilaku peserta didik dalam kebersihan gigi dan mulut.

3. Bagi tenaga kesehatan

(9)

penyuluhan kesehatan baik, pada anak – anak maupun masyarakat luas tentang kesehatan gigi dan mulut, baik dilingkungan masyarakat umum maupun institusi pendidikan.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan sabagai referensi bagi penelitian berikutnya dalam membahas permasalahan yang berkaitan dengan kesehatan gigi dan mulut pada anak.

DAFTAR PUSTAKA

Ibnu fajar,dkk (2009). Statistika Untuk Praktisi Kesehatan,Edisi Pertama, graha ilmu, Yogyakarta.

Notoatmodjo, (2007). Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Cetakan pertama. PT Rineka Cipta. Jakarta

A.Wawan dan Dewi M, (2010). Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Cetakan I. Nuha Medika.Yogyakarta

Ahmad, Aziz dr. (2004). Panduan Singkat Kesehatan Gigi dan Mulut . Cetakan Pertama. Prestasi Pustaka, Jakarta.

Jubile enterprise, drg. Chaerita Maulani, (2005). Kiat Merawat Gigi Anak Panduan Orangtua dalam Merawat dan Menjaga Kesehatan Gigi Bagi Anak

–Anaknya.PT Elex Media Komputindo. Jakarta

Tamsuri, Anas. (2004). Riset Keperawatan. Cetakan ke tiga. Pamenang press. Pare

Maulani, chaerita. (2005). Kiat Merawat Gigi Anak, Jakarta : Elex Media Komputindo

Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Metodologi Penelitian Kesehatan,Ed. Revisi. Jakarta : Rineka Cipta.

Budiharto, Dr. Drg. Prof, (2009). Pengantar Ilmu Perilaku Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta. EGC

Hermawan, Rudi. (2010). Menyehatkan Daerah Mulut. Cetakan Pertama. BUKU BIRU. Jogjakarta

Widyanti Sriyono, Niken. (2009). Pengantar Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan. Medika. FK UGM. Yogyakarta

Supartini, Yupi (2004). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak, Jakarta : EGC

Menurut Depkes RI (1992) dikutip Edi Wiyanto 2010. Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Anak Tentang Menggosok Gigi. Pamenang. Pare

http://www.solopos.com/2010/lifestyle/kesehatan/dela pan-penyebab-sakit-gigi-dan-mulut-47104

http://abidinblog.blogspot.com/2008/12/kesehatan-gigi-dan-mulut.html

http://cumamutiara.blogspot.com/2009/06/karang-gigi-calculus.html

http://majalahkesehatan.com/pembersihan-plak-dan-karang-gigi

Gambar

tabel diketahui

Referensi

Dokumen terkait

Peneliti berharap dapat memotivasi pasien untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut sehingga berpengaruh pada peningkatan pengetahuan mengenai kesehatan gigi dan

Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Kesehatan Gigi dan Mulut dengan media audio taktil berpengaruh dalam berpengaruh terhadap meningkatkan status

Tujuan : mengetahui keberhasilan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan modifikasi metode makaton dalam meningkatkan kemampuan menggosok gigi secara mandiri

Berdasarkan hasil dan analisa data tentang hubungan tingkat pengetahuan frekuensi menyikat gigi terhadap kesehatan gigi dan mulut pada siswa kelas IV SDN 28 Mataram,

Volume 1 No 2, Juli 2020 ISSN: 2721-2033 PENGARUH MENYIKAT GIGI TEKNIK HORIZONTAL TERHADAP KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK TUNANETRA Aan Kusmana1 1Jurusan Kesehatan Gigi

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan masalah sebagai berikut “Bagaimana gambaran penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan

iv Pengaruh Penyuluhan Menggunakan Media Instagram Terhadap Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Murid Kelas VII SMP Negeri 16 Tasikmalaya Maelani Bariyyah1, Hadiyat Miko2,

ii HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN KARIES GIGI PADA MURID KELAS 3 SDN 1 PURWAWINANGUN KECAMATAN SURANENGGALA KABUPATEN CIREBON Sarah Tsamrotul Fuadah1, Emma