• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PIJAT BAYI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PIJAT BAYI"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PIJAT BAYI

Anas Tamsuri, Heri Suroso

Bidang Keperawatan, Akademi Keperawatan Pamenang Pare – Kediri

ABSTRAK

Pijat bayi adalah sentuhan kepada bayi dan memberikan pijatan ringan yang memberikan rasa aman, nyaman. Pemijatan bayi dapat dilakukan oleh ibu, ayah atau anggota keluarga, merupakan pijatan terbaik, terbukti dapat menghasilkan perubahan fisiologis yang menguntungkan, bisa memenuhi kebutuhan kasih sayang yang diberikan keluarganya. Banyaknya ibu memijatkan bayinya ke dukun pijat bayi karena sakit demam, atau terjatuh. Tujuan penelitian ini adalah mencari gambaran pengetahuan dan sikap ibu tentang pijat bayi di Dusun Gedang Sewu Desa Gedang Sewu Kecamatan Pare Kabupaten Kediri.

Desaian penelitian dalam penelitian ini adalah diskriptif. Populasinya adalah ibu yang memiliki bayi usia 0-12 bulan di Dusun Gedanga Sewu Desa Sewu Kecamatan Pare Kabupaten Kediri sebanyak 35 orang. Sampelnya adalah ibu yang bersedia menjadi responden yang sesuai kriteria sebanyak 28 responden. Sampling menggunakan purposive sampling. Teknik dan pengumpulan data dengan kuisoner dengan jumlah 15 soal pertanyaan dan 15 soal pernyataan, kemudian diolah dengan analisa data serta disajikan dalam bentuk diagram pie.

Hasil penelitian didapatkan tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi kriteria baik 4 responden (14%), cukup 7 responden (25%), dan kurang 17 responden (61%). Dan dari hasil penelitian didapatkan tingkat sikap ibu tentang pijat bayi dengan kriteria positif 13 responden (46%), dan negatif 15 responden (54%).

Faktor penyebab pengetahuan adalah faktor pendidikan, usia, pekerjaan. Faktor penyebab pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi. Pengalaman dapat mempengaruhi tingkat perubahan sikap responden. Secara teknis peningkatan pengetahuan dan perubahan sikap dapat dilaksanakan oleh petugas puskesmas atau posyandu melalui program penyuluhan secara efektif menambah pengetahuan anggota keluarga di Dusun Gedang Sewu Desa Gedang Sewu Kecamatan Pare Kabupaten Kediri.

Kata Kunci : Pengetahuan, sikap, pijat bayi

ABSTRACT

Infant massage is a touch to a baby and give a light massages that provide feel of safe and comfortable. There are still many mothers who massaging their baby to traditional birth attendant because of fever, or dropped. The objective of this research was to find out description of mothers knowledge and attitudes about infant massage in sub village of Gedang Sewu, Village of Gedang Sewu district of Pare, regency of Kediri.

The research design used descriptive. The population was all mothers who have infants aged 0-12 months at sub-village of Gedang Sewu, village of Gedang Sewu, district of Pare, Kediri regency amount to 35 people, and most of the respondents were willing to be respondent that matched to the criteria and not reject amount to 28 respondents. Samples were taken through purposive sampling. Data were collected through questionnaire with questions amount to 15 question and 15 questions about statement, and then processed with the data analysis and in the form of pie charts.

(2)

criteria amount to 17 respondents (61%). Based on the research results, level of mother attitudes about infant massage with positive criteria is 13 respondents (46%), and negative criteria amount to 15 respondents (54%).

Factors causing such knowledge are education, age, occupation. Factor that cause the formation of atittude is a personal experience. Experience can influence the rate of change in the atittude of the respondent. Technically the increased knowledge and formation of atittude here can be implemented by public health center or clinic staff through counseling programs that can effectively increase the knowledge of family members in the sub-village of Gedang Sewu, Village Gedang Sewu, District of Pare, Kediri regency

Keywords : knowledge, attitude, infant massage

PENDAHULUAN

Sentuhan alamiah pada bayi sesungguhanya sama artinya dengan tindakan mengurut atau memijat (Dewi, 2012). Pijat bayi disebut juga sebagai stimulus touch atau terapi sentuh (Riksani, 2012). Pijat bayi adalah sentuhan kepada bayi dan memberikan pijatan – pijatan ringan yang memberikan rasa aman dan nyaman (Riksani, 2012). Banyak penelitian menunjukkan, penerapan dari penelitian terapi sentuhan yang diwujudkan dalam bentuk pemijatan bayi

memberikan manfaat sangat besar pada

perkembangan bayi baik fisik maupun emosional (Riksani, 2012). Pemijatan bayi dapat dilakukan oleh ibu, ayah atau anggota keluarga lainnya merupakan pijatan terbaik karena terbukti dapat

menghasilkan perubahan fisiologis yang

menguntungkan terutama bisa memenuhi

kebutuhan kasih sayang yang diberikan

keluarganya (Riksani, 2012). Dari hasil survei peneliti ditempat penelitian sampai saat ini masih ditemukan orang tua bayi yang belum memijat bayinya secara mandiri dan masih banyak orang tua memijatkan bayinya ke dukun pijat bayi.

Berdasarkan survei peneliti pada bulan November 2013 yang dilakukan di Dusun Gedang Sewu Desa Gedang Sewu Kecamatan Pare Kabupaten Kediri jumlah ibu yang memiliki bayi usia 0-9 bulan sebanyak 35 orang dan 99% ibu yang masih memijatkan bayinya ke dukun

pijat bayi dikarenakan bayinya sakit demam atau terjatuh

Pijat bayi adalah sentuhan kepada bayi dan memberikan pijatan – pijatan ringan yang memberikan rasa aman dan nyaman (Riksani, 2012). Tujuan pijat bayi bagi orang tua bila dilakukan secara mandiri yaitu meningkatkan produksi ASI, membuat orang tua lebih responsif terhadap kebutuhan bayi, dan dapat melibatkan ayah. Pijat bayi dapat dilakukan orang tua jika sudah mengetahui teknik memijat yang benar. Pengetahuan ibu tentang pijat bayi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu umur, pendidikan, dan

pengalaman (Notoatmodjo, 2003). Apabila

pengetahuan ibu tentang pijat bayi kurang maka menjadi terapi untuk mendapatkan banyak manfaat untuk si bayi, maka tidak perlu mengundang dukun pijat bayi sebab pemijatan bisa dilakukan secara mandiri (Dewi, 2012)

Menurut bidan desa Gedang Sewu upaya

untuk meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan ibu tentang teknik pijat bayi dengan cara penyuluhan rutin diposyandu belum pernah

(3)

pengetahuan dan keterampilan ibu tentang teknik pijat bayi serta agar informasi dapat dipahami dan dapat memberikan dampak perubahan sikap pada masyarakat khususnya pada ibu yaitu dengan memberi pengetahuan dan memberi penyuluhan

untuk menyampaikan informasi. Karena

penyuluhan merupakan salah satu cara

pendekatan pada masyarakat yang baik dan efekfif dalam rangka menyampaikan pesan atau

informasi kesehatan dengan tujuan untuk

mengubah perilaku dengan meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan masyarakat yang

menjadi target atau sasaran penyuluhan

(Notoatmojo, 2003).

Dari hasil informasi yang diperoleh, maka

peneliti termotivasi untuk mengetahui

pengetahuan dan sikap ibu tentang pijat bayi di Dusun Gedang Sewu Desa Gedang Sewu Kecamatan Pare Kabupaten Kediri.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif. Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap ibu tentang pijat bayi. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 minggu dimulai pada bulan April sampai dengan Mei 2014 dan tempat penelitian adalah Desa Gedang Sewu Kecamatan Pare Kabupaten Kediri

Populasi adalah setiap subjek (misalnya : manusia, pasien) yang memenuhi kriteria yang ditetapkan (Nursalam, 2003 ). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu – ibu bayi dengan usia 0

– 12 bulan di Dusun Gedang Sewu Desa Gedang

Sewu Kecamatan Pare Kabupaten Kediri. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan jumlah sampel 28 orang responden.

Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner. Pengolahan data dengan teknik coding, scoring dan tabulating; sedangkan analisis data dilakukan secara deskriptif.

HASIL

a. Gambaran pengetahuan ibu tentang Pijat bayi Gambaran pengetahuan ibu tentang pijat bayi di Dusun Gedang Sewu berdasarkan digram pie dapat dilihat digambar 4.5

Diagram 1. pengetahuan ibu tentang pijat bayi

Dari diagram diatas memberikan

gambaran bahwa mayoritas 28 responden mempunyai pengetahuan tentang pijat bayi termasuk kategori pengetahuan baik 4

responden (14%), pengetahuan cukup

sebanyak 7 responden (25%), dan kurang sebanyak 17 responden (61%).

b. Gambaran sikap ibu tentang pijat bayi

Gambaran sikap ibu tentang pijat bayi di Dusun Gedang Sewu digambarkan sebagai berikut :

Diagram 2. sikap ibu tentang pijat bayi

(4)

positif sebanyak 13 responden (46%), sikap negatif sebanyak 15 responden (54%).

c. Gambaran pengetahuan terhadap sikap

positif ibu tentang pijat bayi

Gambaran pengetahuan terhadap sikap positif ibu tentang pijat bayi di Dusun Gedang Sewu berdasarkan diagram pie dapat dilihat digambar berikut

Diagram 3. pengetahuan terhadap sikap positif ibu tentang pijat bayi

Dari diagram 3 memberikan gambaran bahwa mayoritas 28 responden mempunyai pengetahuan terhadap sikap positif ibu tentang pijat bayi termasuk kategori baik sebanyak 4 responden (31%), kategori cukup sebanyak 2 responden (15%), dan kategori kurang 7 responden (54%).

d. Gambaran pengetahuan terhadap sikap

negatif ibu tentang pijay bayi

Gambaran pengetahuan terhadap sikap negatif ibu tentang pijat bayi di Dusun Gedang Sewu berdasarkan diagram pie dapat dilihat digambar berikut:

Diagram 4. pengetahuan terhadap sikap negatif ibu tentang pijat bayi

Dari diagram diatas memberikan

gambaran bahwa mayoritas 28 responden mempunyai pengetahuan terhadap sikap negatif ibu tentang pijat bayi termasuk kategori baik sebanyak 0 responden, kategori cukup sebanyak 5 responden (33%), dan kategori kurang 10 responden (67%).

PEMBAHASAN

1.Pengetahuan ibu tentang pijat bayi di Dusun Gedang Sewu Desa Gedang Sewu Kecamatan Pare Kabupaten Kediri Tahun 2014.

Berdasarkan gambar 1 diagram Pie

menunjukan bahwa dari 28 responden

sebagian besar memilki pengetahuan tentang pijat bayi termasuk kategori baik sebanyak 4 responden (14%), pengetahuan cukup sebanyak 7 responden (25%), dan mempunyai pengetahuan kurang 17 responden (61%).

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setalah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu (Notoatmojo, 2003). Hal tersebut dapat

dipengaruhi oleh faktor yaitu umur,

pendidikan, pengalaman. Faktor umur adalah variabeL yang dominan dimana semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Pendidikan, pada umumnya semakin tinggi pendidikan maka semakin baik

pula tingkat pengetahuannya

(Notoatmojo,2003). Selain itu dari faktor

pengalaman mempunyai pengaruh bagi

seseorang dalam membuat keputusan dan membentuk sikap untuk menjadi lebih baik.

Fakta menunjukkan bahwa pengetahuan

responden sebagian besar memiliki

pengetahuan tentang pijat bayi termasuk kategori kurang. Hal ini dapat dipengaruhi oleh faktor pengalaman dari responden, karena sebagian besar umur responden dibawah 30

(5)

mempunyai anak pertama.Sehingga kurangnya pengalaman responden mengakibatkan tidak mengerti pijat bayi bila dilakukan ibu secara mandiri. Maka diharapkan bagi responden lebih sadar dan lebih aktif dalam mencari pengetahuan dan informasi yang didapat akan menambah pengetahuan tentang pijat bayi 2.Sikap ibu tentang pijat bayi di Dusun Gedang

Sewu Desa Gedang Sewu Kecamatan Pare Kabupaten Kediri Tahun 2014.

Berdasarkan gambar 2 diagram Pie

menunjukan bahwa dari 28 responden

mempunyai sikap tentang pijat bayi termasuk kategori positif sebanyak 13 responden (46%), sikap negatif sebanyak 15 responden (54%).

Berdasarkan diagram 3 diagram pie menunjukkan bahwa dari 28 responden mempunyai pengetahuan terhadap sikap positif ibu tentang pijat bayi termasuk kategori baik sebanyak 4 responden (31%), kategori cukup sebanyak 2 responden (15%), dan kategori kurang 7 responden (54%).

Berdasarkan diagram 4 diagram pie menunjukkan bahwa dari 28 responden

mempunyai pengetahuan terhadap sikap

negatif ibu tentang pijat bayi termasuk kategori baik sebanyak 0 responden, kategori cukup sebanyak 5 responden (33%), dan kategori kurang 10 responden (67%).

Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan (Azwar, 2013). Seperti yang telah diuraikan diatas hal tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pengalaman pribadi, pengaruh orang lain, kebudayaan, media masa, lembaga pendidikan dan agama, serta faktor emosional. Faktor pengalaman pribadi adalah Pengalaman yang terjadi secara tiba-tiba atau mengejutkan yang meninggalkan kesan paling mendalam pada jiwa seseorang(Azwar, 2013). Selain itu pengaruh dari orang lain yang dianggap penting dalam pembentukan sikap pengaruh orang lain sangatlah berperan (Azwar, 2013). Faktor kebudayaan dimana seseorang hidup

mempunyai pengaruh yang besar terhadap pembentukan sikap (Azwar, 2013). Media masa elektronik maupun media masa cetak

sangat besar berpengaruh terhadap

pembentukan opini dan kepercayaan seseorang (Azwar, 2013). Faktor lembaga pendidikan dan agama sangatlah berpengaruh dalam pembentukan sikap, hal ini dikarenakan keduanya meletakkan dasar konsep moral dalam diri individu seseorang (Azwar, 2013). Dan faktor emosional yaitu sikap yang didasari oleh emosi yang fungsinya hanya sebagai penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian merupakan sikap sementara dan segera berlalu setelah frustasinya hilang, namun bisa juga menjadi sikap yang lebih persisten dan bertahan lama (Azwar, 2013).

Berdasarkan teori dan fakta sikap, dalam

pembentukan sikap seseorang dapat

dipengaruhi oleh faktor pengalaman pribadi. Hal ini disebabkan oleh sebagian besar responden masih berumur dibawah 30 tahun dan rata – rata responden baru mempunyai anak pertama. Dan sikap negatif juga dapat dipengaruhi oleh pengetahuan yang kurang. Karena hal tersebut responden mempunyai sikap negatif, tentang pijat bayi bila dilakukan ibu secara mandiri. Responden jarang pergi kepuskesmas dan posyandu untuk mencari pengetahuan tentang pijat bayi, sehingga responden tidak tahu manfaat tentang pijat bayi bila dilakukan secara mandiri, baik manfaat untuk ibu maupun si bayi. Dengan demikian maka diharapkan bagi responden lebih sadar akan pentingnya mengetahui manfaat pijat bayi bila dilakukan secara mandiri dengan cara mengikuti penyuluhan

dipuskesmas, dan posyandu untuk

mendapatkan informasi tentang pijat bayi.

SIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah

(6)

Dusun Gedang Sewu Desa Gedang Sewu Kecamatan Pare Kabupaten Kediri Tahun 2014 dapat diambil kesimpulan:

1. Sebagian besar responden, gambaran

pengetahuan tentang pijat bayi termasuk kategori baik sebanyak 4 responden (14%), kategori cukup 7 responden (25%), dan kategori kurang 17 responden (61%)

2. Sebagian besar responden sikap tentang pijat bayi kategori positif sebanyak 13 responden (46%), dan kategori negatif 15 responden (54%)

3. Sebagian besar mempunyai pengetahuan

terhadap sikap positif tentang pijat bayi kategori baik sebanyak 4 responden (31%), kategori cukup 2 responden (15%), dan kategori kurang 7 responden (54%).

4. Sebagian besar mempunyai pengetahuan

terhadap sikap positif tentang pijat bayi kategori baik sebanyak 0 responden, kategori cukup 5 responden (33%), dan kategori kurang 10 responden (67%).

KEPUSTAKAAN

Dewi, Siska (2012). Pijat dan Asupan Gizi Tepat. Yogyakarta : Pustaka Baru Press

Riksani, Ria (2012). Cara Mudah dan Aman Pijat Bayi. Jakarta : Dunia Sehat

Arikunto, Suharsimi (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Renika Cipta

Azwar, Saifuddin (2012). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Departemen Kesehatan RI (2006). Pelayanan Medis Dasar. Jakarta: Departemen Kesehatan RI

Nursalam (2003). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Notoatmodjo,Soekidjo (2007). Promosi

kesehatan & ilmu perilaku. Jakarta : Rineka Cipta

Notoatmodjo, Soekidjo (2010).Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Tamsuri , Anas (2006). Buku Ajar Riset Keperawatan Edisi Revisi1. Pare:Pamenang

Press

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan: Mengetahui efektifitas pendidikan kesehatan pijat bayi dengan metode demonstrasi terhadap tingkat pengetahuan dan sikap ibu di Kelurahan Panggung Kota

Pada tabel 2 dapat diketahui bahwa sikap ibu tentang pencegahan penularan ISPA pada bayi usia 0-12 bulan, hampir setengahnya (46,67%) responden sebanyak 14 orang

Hasil penelitian menunjukkan mean rank pada kelompok pengetahuan ibu tentang stimulasi pijat bayi sebelum diberikan penyuluhan adalah 8,50 dan mean rank pada

menunjukkan adanya perubahan pengetahuan pada ibu yang diberi penyuluhan pijat bayi saat awal yaitu 6,17 dengan standar deviasi 2,72 dan setelah minggu kedua menjadi 16,89 dengan

Hasil jawaban responden terhadap cheklist keterampilan ibu melakukan pijat bayi sebelum diberikan pelatihan yaitu 20 responden yang menjadi sampel, yang mempunyai

menunjukkan adanya perubahan pengetahuan pada ibu yang diberi penyuluhan pijat bayi saat awal yaitu 6,17 dengan standar deviasi 2,72 dan setelah minggu kedua menjadi 16,89 dengan

Dari latar belakang tersebut, maka peneliti ingin mengetahui " Hubungan pengetahuan dengan sikap ibu terhadap pijat bayi di Kelurahan Sidanegara Wilayah

Hasil penelitian menunjukkan mean rank pada kelompok pengetahuan ibu tentang stimulasi pijat bayi sebelum diberikan penyuluhan adalah 8,50 dan mean rank pada